Analisa Mengenai Hukum Administrasi
Negara dalam Privatisasi dan Deregulasi
Latar Belakang
Privatisasi Indosat: Mengalami dua kali peralihan dan adanya isu politik
Privatisasi Indosat: Mengalami dua kali peralihan dan adanya isu politik
Dalam praktiknya privatisasi BUMN di Indonesia telah dilakukan sejak rezim Orde Baru sampai saat ini.
Dalam praktiknya privatisasi BUMN di Indonesia telah dilakukan sejak rezim Orde Baru sampai saat ini.
BUMN banyak mengalami pengaruh dari dinamika dari perkembangan perekonomian yang ada, salah satunya
privatisasi
BUMN banyak mengalami pengaruh dari dinamika dari perkembangan perekonomian yang ada, salah satunya
privatisasi
Salah satu peran pemerintah dalam pembangunan ekonomi nasional adalah BUMN
Salah satu peran pemerintah dalam pembangunan ekonomi nasional adalah BUMN
Indonesia butuh akselerasi pembangunan maka butuh akselerasi ekonomi
Dalam kompleksitas yang membarengi privatisasi PT Indosat ini mulai dari dinamisnya proses privatisasi hingga isu-isu
politik yang beredar bersama privatisasi ini, maka perlu dilihat lebih dalam bagaimana sebenarnya hukum administrasi
negara sebagai berperan dalam proses privatisasi dan deregulasi itu sendiri.
Bagaimana peran hukum administrasi
negara dalam proses privatisasi PT
Indosat?
1. Privatisasi
“Privatization is the act of reducing the role of government, or
increasing the role of private sector, in activity or in the ownership of assets.” (Savas, 1987). [Privatisasi adalah pengurangan peran pemerintah atau peningkatan peran sektor privat (swasta), baik dalam suatu aktivitas maupun dalam pemilikan sejumlah asset.]
2. Deregulasi
Wiliam G. Shepherd menyatakan bahwa “Deregulation is the replacement of government control with effective competition” (Prasojo,dkk, 2007, hal.93). Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa deregulasi adalah upaya mengganti kontrol pemerintah terhadap para pelaku ekonomi yang pada awalnya dikontrol dengan menggunakan regulasi ke mekanisme kompetisi yang efektif
Tujuan Privatisasi
Kay Bishop dan Mayer (1995) memberikan penjelasan bahwa tujuan privatisasi meliputi 3 (tiga) dimensi yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
• (1) Keuangan (finance); alasan dilakukannya privatisasi adalah alasan keuangan. Privatisasi BUMN sebagai salah satu profit center bagi
pemerintah diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perekonomian nasional.
• (2) Informasi (information); melalui privatisasi diharapkan arus
informasi antara manajemen perusahaan dan pemangku kepentingan
(stake holder) menjadi semakin transparan.
• (3) Pengendalian (control ); privatisasi dapat mengurangi campur tangan pemerintah dalam pengelolaan BUMN dan berdampak pada tingginya biaya komisi (agency cost). Tingginya biaya komisi ini timbul karena dalam perusahaan publik, selain memberikan
Deregulasi
Deregulasi berawal dari adanya
Regulasi:
• Hal ini karena regulasi dapat menimbulkan beberapa dampak sehingga tindakan para pelaku ekonomi dapat dipengaruhi. Dampak dari adanya regulasi menurut
Rosenbloom bersifat negatif yang diantaranya adalah: 1. Mahal. “Regulation affects cost, productivity, and
innovation”;
2. Dapat mengurangi kinerja ekonomi;
3. Menimbulkan kelambanan dan pita merah; 4. Sulit terkendali;
5. Kecenderungan menambah peraturan bukan
menghapusnya (Prasojo,dkk, 2007, hal.93). Untuk itu
Sejarah Indosat
1967
• Indosat didirikan sebagai perusahaan penanaman modal
asing pertama di Indonesia yang menyediakan layanan telekomunikasi internasional melalui satelit internasional.
1980
• Indosat berkembang menjadi perusahaan telekomunikasi
internasional pertama yang dibeli dan dimiliki 100% oleh Pemerintah Indonesia.
1994
• Menjadi perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan New York Stock Exchange. Pemerintah
Indonesia dan publik masing-masing memiliki 65% saham dan 35% saham
2001
• Mengambil alih saham mayoritas Satelindo, operator
selular dan SLI di Indonesia. Mendirikan PT Indosat
2002
• Pemerintah Indonesia menjual 8,10% saham di Indosat kepada publik dan selanjutnya menjual 41,94% kepada Singapore
Technologies Telemedia Pte. Ltd. (STT). Selanjutnya pemerintah Indonesia memiliki 15% saham, STT memiliki 41,94% saham dan publik memiliki 43,06% saham Indosat
2003
• Bergabung dengan ketiga anak perusahaan yaitu, Satelindo, IM3, dan Bimagraha, untuk menjadi operator selular terkemuka di
Indonesia
2006
• Meraih lisensi jaringan 3G dan memperkenalkan layanan 3,5G di Jakarta dan Surabaya
2008
• Saham Indosat secara tidak langsung diakuisisi oleh Qatar
Telecom (Qtel) Q.S.C. (Qtel) melalui Indonesia Communications Limited (ICLM) dan Indonesia Communication Pte. Ltd. (ICLS)
2009
• Qtel membeli saham seri B sebanyak 24,19% dari publik
sehingga menjadi pemegang saham mayoritas Indosat dengan kepemilikan sebesar 65%.
2010
• Memulai transformasi menyeluruh untuk menjadi perusahaan
yang lebih fokus dan efisien melalui restrukturisasi organisasi, modernisasi dan ekspansi jaringan selular, dan inisiatif-inisiatif mencapai keunggulan operasional.
2012
• Momentum untuk maju sebagai organisasi berfokus pada
pelanggan yang mencapai 58,5 juta pelanggan didukung oleh peningkatan jaringan serta innovasi produk yang
berkelanjutan.
2013
• Komersialisasi jaringan 3G Indosat di frekuensi 900MHz2014
• Peluncuran dan komersialisasi layanan 4G di 900 Mhz dengan
Alasan Privatisasi Indosat
Perusahaan Indosat di privatisasi oleh
pihak swasta
dikarenakan keadaan Indonesia yang
sedang krisis.
Hal ini menyebabkan pemerintah menjual
kepemilikan saham beberapa BUMN
dengan
harapan dapat menutupi kekurangan
APBN pada
saat itu. Selain itu, privatisasi Indosat
dilakukan
Privatisasi Tahap Pertama
•
Privatisasi dilaksanakan pada 19 Oktober 1994
•
Jumlah saham yang dijual 35% melalui penawaran
umum.
- Penawaran di luar negeri: Bursa Efek New York (NYSE)
- Penawaran di dalam negeri: Bursa Efek Jakarta (BEJ)
dan Bursa Efek Surabaya (BES).
•
Metode privatisasi: IPO
•
Keuntungan: sebesar US $ 1,16 miliar atau sebesar
Rp2,53 triliyun
•
Pengelolaan: sebesar Rp1,8 triliyun untuk membayar
Privatisasi Tahap Kedua
•
Privatisasi dilaksanakan pada Mei 2002
•
Jumlah saham yang dijual 11,32%
•
Metode privatisasi: IPO
•
Privatisasi gagal: saham yang terjual hanya mencapai
8,1% atau sekitar 85,3 juta saham dengan perolehan
Rp1,1 triliyun
•
Penyebab kegagalan:
- dilakukannya right issue menjelang placement
pemerintah
Privatisasi Tahap Ketiga
•
Privatisasi dilaksanakan pada 2002
•
Jumlah saham yang dijual kepada
Singapore Technologies Telemedia
(STT) Pte. Ltd. Sebesar 41,94%
dengan harga Rp12.950,- per saham
•
Metode privatisasi: Strategic Sales
•
Perolehan dana dari privatisasi tahap
Permasalahan pada Privatisasi
PT Indosat
1. Adanya pihak-pihak yang memiliki
kepentingan pragmatis.
Dampak Privatisasi
1. Dampak Negatif
•
Adanya monopoli
pasar yang dilakukan
oleh perusahaan STT
Singapore
•
Adanya intervensi
swasta dalam
menentukan
kebijakan, strategi
dan keuntungan yang
didapat oleh PT
Indosat
2. Dampak Positif
•
Negara mendapat
tambahan devisa dari
hasil penjualan saham
•
Perbaikan manajemen
dan teknologi pada PT
Indosat
•
Menyediakan jasa
telekomunikasi
Privatisasi dan HAN
•
UUD 1945
“
Cabang produksi penting dan menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara”
•
Perkembangannya negara tidak bisa terus
mengurus badan usaha terkait keterbatasan
•
Pemerintah membuat dasar hukum untuk
memungkinkan Privatisasi BUMN
•
Undang-Undang No 19 Tahun 2003 Tentang BUMN
PP No 33 tahun 2005 Pasal 24 ayat
1
•
Menteri dapat membatalkan atau
menunda penjualan saham Persero
apabila situasi dan kondisi ekonomi,
politik, keamanan dan/atau pasar
modal tidak menguntungkan
•
Namun, pada penerapannya tidaklah
•
Dalam proses privatisasi BUMN ada maksud dan
tujuan dari pemerintah dalam melakukan tindakan
tersebut. Tindakan tersebut dilakukan pemerintah
sesuai dengan aturan yang telah diatur di dalam
Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003. Tindakan
yang dilakukan pemerintah berdasarkan
undang-undang ini tentu telah sesuai dengan asas legalitas.
•
UU tersebut hanya membahas urusan-urusan
mendasar dari privatisasi seperti definisi dan tata
cara pelaksanaannya. Belum ada penjelasan
bagaimana jika timbul masalah dari privatisasi yang
dilakukan oleh pemerintah sehingga pemerintah
dapat mengambil diskresi untuk menjual BUMN.
1.
Sebaiknya UU tentang privatisasi tidak hanya
mencakup definisi dan tata cara pelaksanaan
privatisasi, namun mengatur juga bagaimana
hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak
yang terlibat dalam privatisasi.
2.
Dibuat suatu peraturan umum yang mampu
melindungi diskresi dalam rangka menjual
BUMN.
3.
Perlu dilakukan evaluasi berkala terhadap
dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan
privatisasi BUMN.
Daftar Pustaka
• E.S, Savas. 1987. “Privatization, The Key to Better Governance”. New Jersey: New Jersey Chattan House Publishers
• Habibullah. 2009. Privatisasi BUMN.Gumuk Karang: Averroes press.
• Prasojo, Eko et.al .2007. Deregulasi & Debirokratisasi Perizinan di Indonesia. Depok: Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI.
• Ridwan, HR. 2014. Hukum Administrasi Negara: Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Press.
• Fainsod, dkk. 1963. Developmental Change.
• Laporan Perkembangan Kinerja BUMN – Dirjen Pembinaan BUMN, 2001
• Bumn.go.id. 2015. Dasar Hukum Privatisasi. http://bumn.go.id/data/uploads /filemanager /source/1/April%202015/Privatisasi/PrivatisasiBUMN.pdf (Diunduh 15 November 2015).
• Heru. 2006. Kasus Privatisasi Indosat Berpotensi Dibawa ke Lembaga Arbitrase.
http://www.antaranews.com/berita/35891/kasus-privatisasi-indosat-berpotensi-dibawa-ke-lembag a-arbitrase
(Diakses 17 November 2015)
• Harmen, Rahmawaty. 2011. Analisis Peran IMF dalam Privatisasi BUMN Di Indonesia.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24189/1/Rahmawaty%20Harmen.pdf
(Diunduh pada 15 November 2015)
• Indosat.___. Sejarah Indosat. http://indosat.com/id/about-indosat/company-profile/history. (Diakses tanggal 16 November 2015).
• Undang Undang Dasar Republik Indonesia 1995