SMK
NEGERI
1
CIANJUR
MODUL
PEMROGRAMAN DASAR
Program
Keahlian
RPL
dan
TKJ
2014
Pemrogramman
C++
Bab 1 : Pengenalan
Bahasa C++
1.1. Sekilas Perkembangan Bahasa C
Penjelasan Bahasa C merupakan pengembangan dari bahasa B yang ditulis oleh Ken Thompson pada tahun 1970. Bahasa C untuk pertama kali ditulis oleh Brian W. Kernighan dan Denies M. Ricthie pada tahun 1972. Bahasa C, pada awalnya dioperasikan diatas sistem operasi UNIX.
Bahasa C adalah merupakan bahasa pemrograman tingkat menengah yaitu diantara bahasa tinggat rendah dan tingkat tinggi yang biasa disebut dengan Bahasa Tingkat Tinggi dengan Perintah Assambly. Bahasa C mempunyai banyak kemampuan yang sering digunakan diantaranya kemampuan untuk membuat perangkat lunak, misalnya dBASE, Word Star dan lain-lain. Pada tahun 1980 seorang ahli yang bernama Bjarne
Stroustrup mengembangkan beberapa hal dari bahasa C yang dinamakan “C with Classes” yang berganti nama pada tahun 1983 menjadi C++. Penambahan yang terdapat pada C++ ini adalah Object Oriented
Programming (OOP), yang mempunyai tujuan utamanya adalah
membantu membuat dan mengelola program yang besar dan kompleks.
1.2. Pengenalan IDE Borland C++
Penjelasan IDE merupakan singkatan dari Integrated Development Environment, merupakan Lembar kerja terpadu untuk pengembangan program. IDE dari Borland C++, dapat digunakan untuk :
• • • • •
Menulis Naskah Program.
Mengkompilasi Program ( Compile )
Melakukan Pengujian Program ( Debugging )
Mengaitkan Object dan Library ke Program ( Linking ) Menjalankan Program ( Running )
Untuk mengaktifkan aplikasi Borland C++ ver 5.02, anda bisa menggunakan banyak cara, diantaranya :
Bab 1 : Pengenalan Bahasa C++
a. Klik kanan pada Desktop Klik New Klik Shorcut
b. Ketikan pada command line :\\BC5\BIN\bcw.exe, klik tombol next, kemudian ketikan nama shortcut, misalkan Borland C++, klik tombol Finish untuk selesai.
c. Atau anda dapat klik tombol Browse untuk mencari alamat dan folder yang menyediakan aplikasi Borland C++.
• Jika anda menggunakan Stand Alone Computer, anda bisa membuat shortcut seperti diatas. Biasanya jika sudah terinstall pada komputer anda, sudah dibuatkan shortcut yang anda bisa membukanya dengan cara :
- Klik tombol Start pilih All Programs Borland C++ 5.02 klik Boland C++
- Berikut lDE dari Borland C++, seperti gambar dibawah ini;
Gambar 1.1. Layar Pembuka Borland C++
Gambar 1.2. IDE Borland C++ 5.02
a. Menu Utama ( Menubar )
Menu utama terdiri dari ; File, Edit, Search Run Compile Debug Project, Options, Window dan Help
b. Jendela Text Edit
Tempat untuk mengetikan program dan membuat program. Jika pertama kali anda membuat program, nama file jendela editor adalah
NONAME00.CPP
c. Jendela Message
Tempat untuk menampilkan pesan-pesan pada proses kompilasi dan link program.
d. Baris Status
Baris dimana menampilkan keterangan-keterangan pada saat anda mengaktifkan menu bar dan sub menu.
1.3. Membuat File Editor
Penjelasan File Editor merupakan File Program yang dapat dikompile, dan dijalankan untuk menampilkan hasilnya serta mempunyai ekstensi .CPP.
Cara mengaktifkannya : Klik Menu File
Gambar 1.3. Jendela Text Edit
Bab 1 : Pengenalan Bahasa C++
1.4. Menyimpan File Editor
Penjelasan Setelah selesai mengetikan naskah program yang baru pada jendela Text Edit, maka selanjutnya disimpan dengan cara :
a. Kik Menu File Save b. Menekan HotKey Ctrl + KS.
Selanjutnya tampil jendela Save File As, seperti dibawah ini :
Gambar 1.4. Jendela Save File As
Pada Borland C++ 5.02 terdapat tiga cara menyimpan file editor, diantaranya yaitu :
Save
Save As
Save All
Digunakan untuk menyimpan File Program pada jendela yang sedang aktif kedalam disk. Hotkey yang ada bisa gunakan untuk menyimpan dengan menekan tombol Ctrl + KS.
Digunakan untuk menyimpan File Program pada jendela yang sedang aktif kedalam disk dengan nama file yang berbeda.
1.5. Menterjemahkan Program
Penjelasan Proses Compile merupakan suatu proses menterjemahkan program dari bahasa manusia kedalam bahasa yang dimengerti oleh komputer yaitu bahasa mesin.
Caranya adalah :
a. Kik Menu Project Compile b. Menekan HotKey Alt + F9
Selanjutnya tampil kotak dialog Compile, seperti dibawah ini :
Gambar 1.5. Kotak Dialog Compile
1.6. Menjalankan Program
Penjelasan Proses Run merupakan suatu proses menterjemahkan program, melakukan proses linking, membuat file eksekusi ( .exe ) dan sekaligus menjalankan program.
Caranya adalah :
a. Kik Menu Debug Run b. Menekan HotKey Ctrl + F9
Bab 1 : Pengenalan Bahasa C++
Gambar 1.6. Kotak Dialog Run
Setelah proses menterjemahkan program, proses linking, selanjutnya tampil hasil seperti gambar 1.7 dibawah ini :
Gambar 1.7. Contoh Hasil Keluaran Program
1.7. Membuka File Editor
Penjelasan Membuka atau memanggil file editor yang sudah pernah dibuat, dengan cara : Klik Menu File Open
Gambar 1.8. Jendela Open
1.8. Mencetak File Editor
Penjelasan Mencetak file program pada jendela yang sedang aktif dengan cara Klik Menu File Print
Selanjutnya tampil Jendela Print Option, seperti dibawah ini :
Gambar 1.9. Jendela Print Option
1.9. Keluar dari Borland C++ 5.02
Bab 1 : Pengenalan Bahasa C++
1.10. Struktur Program C++
Penjelasan
Contoh-1
Struktur program C++, sama seperti struktur program C yang terdahulu. Struktur program C++ terdiri sejumlah blok fungsi, setiap fungsi terdiri dari satu atau beberapa pernyataan yang melaksanakan tugas tertentu.
#include<file-include> main()
{
pernyataan; }
#include <stdio.h> #include <conio.h>
main() {
int a = 7; char b = 'G'; clrscr();
printf("%c Merupakan Abjad Yang Ke - %d", b, a); }
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-1 diatas adalah :
Gambar 1.10. Hasil Contoh-1
1.11. Model Memori
Penjelasan Borland C++, mempunyai enam model memori untuk program dan data. Model-model memori tersebut adalah :
• • • • • •
a. Model Tiny
Penjelasan Model memori yang menyediakan jumlah memori untuk program dan data tidak lebih dari 64 Kb.
b. Model Small
Penjelasan Model memori yang menyediakan jumlah memori untuk masing-masing program dan data tidak lebih dari 64 Kb.
c. Model Medium
Penjelasan Model memori yang menyediakan jumlah memori untuk program tidak lebih dari 64 Kb dan data tidak lebih dari 64 K.
d. Model Compact
Penjelasan Model memori yang menyediakan jumlah memori untuk program lebih dari 64 Kb dan data tidak lebih dari 64 K.
c. Model Large
Penjelasan Model memori yang menyediakan jumlah memori untuk program dan data lebih dari 64 K.
d. Model Huge
Bab 1 : Pengenalan Bahasa C++
Tipe Data
Ukuran
Memori Jangkauan Nilai
Jumlah Digit
Char 1 Byte -128 s.d 127
Int 2 Byte -32768 s.d 32767
Short 2 Byte -32768 s.d 32767
Long 4 Byte -2,147,435,648 s.d 2,147,435,647
Float 4 Byte 3.4 x 10-38 s.d 3.4 x 10+38 5–7
Double 8 Byte 1.7 x 10-308 s.d 1.7 x 10+308 15 – 16
Long
Double 10 Byte 3.4 x 10-4932 s.d 1.1 x 10+4932 19
Tipe Data
Jumlah
Memori Jangkauan Nilai
Unsigned Integer 2 Byte 0 – 65535
Unsigned Character 1 Byte 0 – 255
Unsigned Long Integer 4 Byte 0 – 4,294,967,295
Pemrogramman
C++
Bab 2 : Pengenalan
Model Data, Perintah
Masukan dan Keluaran
2.1. Pengenalan Tipe Data
Penjelasan Borland C++ memiliki 7 tipe data dasar, yaitu diantaranya adalah :
Tabel 2.1. Tipe Data
Tipe Data Tambahan, yang dimiliki oleh Borland C++, adalah :
Unsigned digunakan bila data yang digunakan hanya data yang positif saja.
Bab 2 : Pengenalan Model Data, Perintah Masukan dan Keluaran
2.2. Konstanta
Penjelasan Konstanta adalah suatu nilai yang sifatnya tetap. Secara garis besar konstanta dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
•
• Konstanta Bilangan Konstanta Teks
2.2.1. Konstanta Bilangan
Dalam hal ini konstanta bilangan dibagi menjadi tiga kelompok, antara lain;
a. Konstanta Bilangan Bulat.
Adalah bilangan yang tidak mengandung titik desimal. Contoh : 1, 2, 3, 100
b. Konstanta Desimal Berpresisi Tunggal ( Floating Point )
Konstanta Floating Point, mempunyai bentuk penulisan, yaitu :
• Bentuk Desimal ( cth : 5.57 )
• Bentuk Eksponensial / Bilangan Berpangkat ( cth : 4.22e3 x 103 )
4.22
c. Konstanta Desimal Berpresisi Ganda ( Double Precision )
Konstanta Double Precision, pada prinsipnya sama seperti Konstanta Floating Point, tetapi Konstanta Double Precision mempunyai daya tampung data lebih besar
.
2.2.2. Konstanta Teks
Dalam hal ini konstanta teks dibagi menjadi dua kelompok, antara lain;
a. Data Karakter (Character).
Data karakter hanya terdiri dari sebuah karakter saja yang diapit oleh tanda kutip tunggal ( ‘ ). Data karakter dapat berbentuk abjad ( huruf besar atau kecil ), angka atau notasi atau simbol.
Contoh : ‘Y’ ‘y’ ‘9’ ‘&’ dan lain-lain b. Data Teks (String).
Data String merupakan rangkaian dari beberapa karakter yang diapit oleh tanda kutip ganda ( “ ).
Contoh : “Virusland”, “Jakarta”, “AMIK BSI”, “Y” dan lain-lain.
2.2.3. Deklarasi Konstanta
Penjelasan
Contoh
Bentuk deklarasi konstanta diawali dengan reserved word const.
Bentuk penulisannya :
const tipe_data nama-konstanta = nilai konstanta;
TIPE VARIABEL SIMBOL DEKLARASI
Integer int
Floating Point float
Double Precision double
Karakter char
Unsigned Integer unsigned int
Unsigned Character unsigned char
Long Integer long int
Unsigned Long Integer unsigned long int
2.3. Variabel
Penjelasan Adalah suatu tempat menampung data atau konstanta dimemori yang mempunyai nilai atau data yang dapat berubah-ubah selama proses program.
Dalam pemberian nama variabel, mempunyai ketentuan-ketentuan antara lain ;
• •
Tidak boleh ada sepasi ( cth : gaji bersih ) dan dapat menggunakan tanda garis bawah ( _ ) sebagai penghubung (cth : gaji_bersih).
Tidak boleh diawali oleh angka dan menggunakan operator aritmatika.
2.3.1. Variabel Numerik
Variabel numerik ini dibagi menjadi menjadi 3 (tiga) macam :
•
• Bilangan Bulat Bilangan Desimal Berpresisi Tunggal atau Floating Point. Bilangan Desimal Berpresisi Ganda atau Double Precision.
2.3.2. Variabel Text
•
• Character ( Karakter Tunggal ) String ( Untuk Rangkaian Karakter )
2.3.3. Deklarasi Variabel
Penjelasan Adalah proses memperkenalkan variabel kepada Borland C++ dan pendeklarasian tersebut bersifat mutlak karena jika tidak diperkenalkan terlebih dulu maka Borland C++ tidak menerima variabel tersebut.
Deklarasi Variabel ini meliputi tipe variabel, seperti : integer atau character dan nama variabel itu sendiri. Setiap kali pendeklarasian variabel harus diakhiri oleh tanda titik koma ( ; ).
Tabel 2.3. Tipe Variabel
Bentuk penulisannya :
TIPE DATA Penentu Format Untuk printf()
Integer %d
Floating Point Bentuk Desimal Bentuk Berpangkat
Bentuk Desimal dan Pangkat
%f %e %g
Double Precision %lf
Character %c
String %s
Unsigned Integer %u
Long Integer %ld
Long Unsigned Integer %lu
Unsigned Hexadecimal Integer %x
Unsigned Octal Integer %o
Bab 2 : Pengenalan Model Data, Perintah Masukan dan Keluaran
Contoh Deklarasi char nama_mahasiswa; char grade;
float rata_rata ; int nilai;
2.4. Perintah Keluaran
Penjelasan Perintah standar output yang disediakan oleh Borland C++, diantaranya adalah :
2.4.1 printf()
• • • •
printf() puts() putchar() cout()
Penjelasan
Bentuk Penulisan
Fungsi printf() merupakan fungsi keluaran yang paling umum digunakan untuk menampilkan informasi kelayar.
printf(
"
string-kontrol"
, argumen-1, argumen-2, …);String-Kontrol dapat berupa keterangan yang akan ditampilkan pada layar beserta penentu format. Penentu format dipakai untuk memberi tahu kompiler mengenai jenis data yang dipakai dan akan ditampilkan. Argumen ini dapat berupa variabel, konstanta dan ungkapan.
Tabel 2.4. Penentu Format printf()
Contoh-1 #include <stdio.h> #include <conio.h>
main() {
int a = 7; char b = 'G'; clrscr();
printf("%c Merupakan Abjad Yang Ke - %d", b, a); }
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-1 diatas adalah :
Gambar 2.1. Hasil Contoh-1
a. Penggunaan Penentu Lebar Field
Penjelasan
Contoh-2
Bila ingin mencetak atau menampilkan data yang bertipe data float atau pecahan, tampilan yang tampak biasanya kurang bagus. Hal tersebut dapat diatur lebar field-nya dan jumlah desimal yang ingin dicetak. Berikut bentuk penulisannya :
#include <stdio.h> #include <conio.h>
main() {
float a = 7.50, b = 243.21; clrscr();
printf("Bilangan A = %f \n", a); printf("Bilangan B = %f", b); }
ESCAPE
SEQUENCES PENGERTIAN
\b Backspace
\f Formfeed ( Pindah Halaman )
\n NewLine ( Baris Baru )
\r Carriage Return
\t Tab ( default = 7 karakter )
Bab 2 : Pengenalan Model Data, Perintah Masukan dan Keluaran
Gambar 2.2. Hasil Contoh-2
Contoh-3 #include <stdio.h> #include <conio.h> main()
{
float a = 7.50, b = 243.21; clrscr();
printf("Bilangan A = %4.1f \n", a); printf("Bilangan B = %4.1f", b); }
Output yang akan dihasilkan, jika menggunakan panentu lebar field adalah
Gambar 2.3. Hasil Contoh-3
b. Penggunaan Escape Sequences.
Penjelasan Escape Sequences merupakan suatu karakter khusus yang menggunakan notasi “ \ ” (back slash) jika karakter terdapat notasi “\” ini sebagai karakter “escape” ( menghindar).
Beberapa Escape Sequences lainnya antara lain :
printf() puts()
Harus menentukan tipe data untuk data string, yaitu %s
Tidak Perlu penentu tipe data string, karena fungsi ini khusus untuk tipe data string.
Untuk mencetak pindah baris, memerlukan notasi ‘ \n ‘
Untuk mencetak pindah baris tidak perlu notasi ‘ \n ‘ , karena sudah dibeikan secara otomatis.
\
'
Tanda kutip tunggal ('
)\
"
Tanda Kutip Ganda ("
)\\ Backslash
\xaa Kode ASCII dalam hexadecimal.
( aa menunjukkan angka ASCII ybs )
\aaa Kode ASCII dalam octal. (aaa menunjukkan
angka ASCII ybs )
Contoh-4 #include <stdio.h> #include <conio.h> main()
{
float a = 7.50, b = 43.21, c = 3.21; float d = 17.50, e = 47.41, f = 3.1; clrscr();
printf("%8.2f\t %8.2f\t %8.2f ", a, b, c); printf("\n%8.2f\t%8.2f\t%8.2f ", d, e, f); }
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-4 diatas adalah :
Gambar 2.4. Hasil Contoh-3
2.4.2. puts()
Penjelasan Perintah puts() sebenarnya sama dengan printf(), yaitu digunakan untuk mencetak string ke layar. puts() berasal dari kata PUT STRING.
Perbedaan antara printf() dengan puts() adalah :
Bab 2 : Pengenalan Model Data, Perintah Masukan dan Keluaran
Contoh-5 #include <stdio.h> #include <conio.h> main()
{
char a[4] = "BSI"; clrscr();
puts("Saya Kuliah di. "); puts(a);
}
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-5 diatas adalah :
Gambar 2.5. Hasil Contoh-5
2.4.3. putchar()
Penjelasan
Contoh-6
Perintah putchar() digunakan untuk menampilkan sebuah karakter ke layar. Penampilan karakter tidak diakhiri dengan pindah baris.
#include <stdio.h> #include <conio.h>
main() {
clrscr(); putchar('B'); putchar('S'); putchar('I'
);
}Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-6 diatas adalah :
2.4.4. cout()
Penjelasan
Contoh-7
Fungsi cout() merupakan sebuah objeck didalam C++ digunakan untuk menampilkan suatu data kelayar. Untuk menggunakan fungsi cout() ini, harus menyertakan file header iostream.h .
#include <stdio.h> #include <conio.h> #include <iostream.h>
main() {
float a, b, c; a=7.5; b=8.4; c=0; clrscr();
cout<<"Masukan Nilai A : "<<a; cout<<"Masukan Nilai B : "<<b; c = a + b;
cout<<"Masukan Nilai C : "<<c; getch();
}
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-7 diatas adalah :
Gambar 2.7. Hasil Contoh-6
2.4.5. Fungsi Manipulator
Penjelasan Manipulator pada umumnya digunakan untuk mengatur tampilan layar, untuk mengguakan manipulator ini file header yang harus disertakan file header iomanip.h . Ada beberapa fungsi manipulator yang disediakan oleh Borland C++, antara lain.
• • • • •
endl end dec() hex() oct()
• • • • •
setbase() setw() setfill() setprecision() setiosflags()
Bab 2 : Pengenalan Model Data, Perintah Masukan dan Keluaran
a. endl
Penjelasan endl merupakan suatu fungsi manipulator yang digunakan untuk menyisipkan karakter NewLine atau mengatur pindah baris. Fungsi ini sangat berguna untuk piranti keluaran berupa file di disk. File header yang harus disertakan file header iostream.h .
Contoh-8 # include <stdio.h> # include <conio.h> # include <iostream.h> main()
{
float a, b, c;
a=7.5; b=8.4; c=0 clrscr();
cout<<"Masukan Nilai A : "<<a<<endl; cout<<"Masukan Nilai B : "<<b<<endl; c = a + b;
cout<<"Masukan Nilai C : "<<c<<endl; getch();
}
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-8 diatas adalah :
Gambar 2.8. Hasil Contoh-8
b. ends
Penjelasan ends merupakan suatu fungsi manipulator yang digunakan untuk menambah karakter null ( nilai ASCII NOL ) kederetan suatu karakter. Fungsi ini akan berguna untuk mengirim sejumlah karakter kefile didisk atau modem dan mengakhirinya dengan karakter NULL.. File header yang harus disertakan file header iostream.h .
Contoh-9 # include <stdio.h> # include <conio.h> # include <iostream.h>
main() {
a b c d
= = = =
6; 5; a % b; a * b;
cout<<"Hasil dari C = A % B adalah "<<c<<ends; cout<<"Hasil dari D = A * B adalah "<<d<<ends;
getch(); }
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-9 diatas adalah :
Gambar 2.9. Hasil Contoh-9
c. dec, oct dan hex
Penjelasan dec, oct dan hex merupakan suatu fungsi manipulator yang digunakan untuk konversi data dalam bentuk desimal, oktal dan
hexadesimal. File header yang harus disertakan file header iomanip.h .
Contoh-10 # # # #
include include include include
<stdio.h> <conio.h> <iostream.h> <iomanip.h>
void main() {
int nilai = 10; clrscr();
cout<<"Nilai = "<<nilai<<endl;
cout<<"Nilai ke Octal = "<<oct<<nilai<<endl;
cout<<"Nilai ke Hexadesimal = "<<hex<<nilai<<endl; cout<<"Nilai ke Desimal = "<<dec<<nilai<<endl;
getch(); }
Bab 2 : Pengenalan Model Data, Perintah Masukan dan Keluaran
d. setprecision ()
Penjelasan setprecision() merupakan suatu fungsi manipulator yang digunakan untuk mengatur jumlah digit desimal yang ingin ditampilkan. File header yang harus disertakan file header iomanip.h .
Contoh-11 # # # #
include include include include
<stdio.h> <conio.h> <iostream.h> <iomanip.h>
void main() {
float a, b, c; a = 25.77; b = 23.45; clrscr(); c = a * b;
cout<<setiosflags(ios::fixed); cout<<setprecision(1)<<c<<endl; cout<<setprecision(2)<<c<<endl; cout<<setprecision(3)<<c<<endl; cout<<setprecision(4)<<c<<endl; cout<<setprecision(5)<<c<<endl; getch();
}
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-11 diatas adalah :
Gambar 2.11. Hasil Contoh-11
e. setbase()
Penjelasan setbase() merupakan suatu fungsi manipulator yang digunakan untuk konversi bilangan Octal, Decimal dan Hexadecimal. File header yang harus disertakan file header iomanip.h .
Bentuk penulisannya :
setbase(base bilangan);
Base bilangan merupakan base dari masing-masing bilangan, yaitu :
•
• Hexadecimal = basis 16
Contoh-12 //Penggunaan Manipulator setbase()
# # # #
include include include include
<stdio.h> <conio.h> <iostream.h> <iomanip.h>
main() {
int a = 250; clrscr();
cout<<"Penggunan Manipulator setbase()"<<"\n\n"; cout<<"Decimal Octal Hexadecimal"<<endl;
cout<<"---"<<"\n"; for(a=250;a<=260;a++)
{
cout<<setbase(10)<<a<<" "; cout<<setbase(8)<<a<<" "; cout<<setbase(16)<<a<<endl; }
getche(); }
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-12 diatas adalah :
Gambar 2.12. Hasil Contoh-12
f. setw()
Penjelasan setw() merupakan suatu fungsi manipulator yang digunakan untuk mengatur lebar tampilan dilayar dari suatu nilai variabel. File header yang harus disertakan file header iomanip.h .
Bentuk penulisannya :
Bab 2 : Pengenalan Model Data, Perintah Masukan dan Keluaran
Contoh-13 // Penggunaan Manipulator setw()
# include <stdio.h> # include <conio.h> # include <iostream.h> # include <iomanip.h> main()
{
int a; clrscr();
cout<<"Penggunan Manipulator setw()"<<"\n\n"; cout<<"---"<<"\n"; for(a=1;a<=15;a++)
{
cout<<setw(a)<<a<<endl; }
cout<<"---"<<"\n"; getche();
}
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-13 diatas adalah :
Gambar 2.13. Hasil Contoh-13
g. setfill()
Penjelasan
Contoh-14
setfill() merupakan suatu fungsi manipulator yang digunakan untuk manampilkan suatu karakter yang ditelakan didepan nilai yang diatur oleh fungsi setw(). File header yang harus disertakan file header iomanip.h .
Bentuk penulisannya :
setfill(charakter);
//--> penggunaan setfill dan setw() # include <stdio.h>
# include <iomanip.h>
main() {
int a; clrscr();
cout<<"Penggunan Manipulator setfill()"<<"\n\n"; cout<<"---"<<"\n"; for(a=1;a<=15;a++)
{
cout<<setfill('-'); cout<<setw(a)<<a<<endl; }
getche(); }
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-14 diatas adalah :
Gambar 2.14. Hasil Contoh-14
h. setiosflags ()
Penjelasan Fungsi setiosflags() merupakan suatu fungsi manipulator yang digunakan untuk mengatur sejumlah format keluaran data.. Fungsi ini biasa pada fungsi cout(), file header yang harus disertakan file header iomanip.h . Ada beberapa format keluaran untuk fungsi setiosflags(), antara lain.
1. Tanda Format Perataan Kiri dan Kanan
Penjelasan Tedapat dua buah tanda format yang digunakan untuk perataan kiri dan kanan, pengaturan terhadap lebar variabel untuk perataan kiri dan kanan ini melalui fungsi setw().
ios::left digunakan untuk mengatur perataan sebelah kiri
Bab 2 : Pengenalan Model Data, Perintah Masukan dan Keluaran
Contoh-15 //tanda format ios::left dan ios::right # include <stdio.h>
# include <conio.h> # include <iostream.h> # include <iomanip.h> main()
{
int a = 75, b = 56; clrscr();
cout<<"Penggunaan ios::left dan ios::right\n\n"; cout<<"Rata Sebelah Kiri = ";
cout<<setiosflags(ios::left)<<setw(10)<<a; cout<<setiosflags(ios::left)<<setw(10)<<b; cout<<endl;
cout<<"Rata Sebelah Kanan = ";
cout<<setiosflags(ios::right)<<setw(10)<<a; cout<<setiosflags(ios::right)<<setw(10)<<b; getche();
}
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-15 diatas adalah :
Gambar 2.15. Hasil Contoh-15
2. Tanda Format Keluaran Notasi Konversi
Penjelasan
Contoh-16
Tanda format yang digunakan untuk keluaran Notasi, yaitu :
ios::scientific digunakan untuk mengatur keluaran dalam bentuk notasi eksponensial.
ios::fixed digunakan untuk mengatur keluaran dalam bentuk notasi desimal.
//tanda format ios::scientific dan ios::fixed # include <stdio.h>
# include <conio.h> # include <iostream.h> # include <iomanip.h> main()
{
clrscr();
cout<<"Penggunaan ios::scientific dan ios::fixed\n"; cout<<"\nHasil ios::scientific dari 75.45 adalah ";
cout<<setiosflags(ios::fixed)<<56.65; getche();
}
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-16 diatas adalah :
Gambar 2.16. Hasil Contoh-16
3. Tanda Format Konversi Dec, Oct dan Hex
Penjelasan Terdapat tiga macam tanda format yang digunakan untuk konversi keluaran dalam basis Decimal, Octal dan Hexadecimal, yaitu :
ios::dec
ios::oct
ios::hex
digunakan untuk mengatur keluaran dalam konversi basis desimal.
digunakan untuk mengatur keluaran dalam konversi basis oktal.
digunakan untuk mengatur keluaran dalam konversi basis heksadesimal.
Contoh-17 //tanda format ios::dec, ios::oct, ios::hex
# # # #
include include include include
<stdio.h> <conio.h> <iostream.h> <iomanip.h>
main() {
clrscr(); cout<<"\n\n";
cout<<"Bilangan Decimal dar 75 = "; cout<<setiosflags(ios::dec)<<75<<endl; cout<<"Bilangan Octal dari 10 = "; cout<<setiosflags(ios::oct)<<10<<endl; cout<<"Bilangan Hexadecimal dari 15 = " cout<<setiosflags(ios::hex)<<15;
getche(); }
Bab 2 : Pengenalan Model Data, Perintah Masukan dan Keluaran
Gambar 2.17. Hasil Contoh-17
4. Tanda Format Manipulasi Huruf Hexadecimal
Penjelasan Untuk keperluan memanipulasi atau mengubah huruf pada notasi hexadecimal dengan menggunakan tanda format :
ios::uppercase digunakan untuk mengubah huruf pada notasi huruf hexadecimal.
Contoh-18 //tanda format ios::uppercase
# include <stdio.h> # include <conio.h> # include <iostream.h> # include <iomanip.h> main()
{
int a; clrscr();
cout<<"Penggunaan ios::uppercase\n"; cout<<"---\n"; cout<<"Tanpa Dengan \n";
cout<<"Konversi Konversi \n";
cout<<"---\n"; for (a=1; a<=15; a++)
cout<<hex<<a<<endl;
for (a=1; a<=15; a++) {
gotoxy(15,a+5);
cout<<setiosflags(ios::uppercase)<<hex<<a<<endl; } getche();
}
Gambar 2.18 Hasil Contoh-18
5. Tanda Format Keluaran Dasar Bilangan Hexadecimal dan Octal
Penjelasan Untuk keperluan menampilkan dasar bilangan Hexadecimal dan Oktal dengan menggunakan tanda format :
ios::showbase digunakan untuk menampilkan tanda 0x (nol- x) diawal pada tampilan bilangan hexadecimal dan 0 (nol) diawal pada tampilan bilangan decimal.
Contoh-19 //tanda format ios::showbase
# # # #
include include include include
<stdio.h> <conio.h> <iostream.h> <iomanip.h>
main() {
int a; clrscr();
cout<<"Penggunaan ios::showbase\n"; cout<<"---\n"; cout<<"Decimal Hexadecimal Oktal \n"; cout<<"---\n";
cout<<setiosflags(ios::showbase);
for (a=1; a<=15; a++) {
Bab 2 : Pengenalan Model Data, Perintah Masukan dan Keluaran
}
for (a=1; a<=15; a++) {
gotoxy(15,a+5); cout<<hex<<a<<endl; }
for (a=1; a<=15; a++) {
gotoxy(25,a+5); cout<<oct<<a<<endl; }
cout<<"---\n"; getche();
}
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-19 diatas adalah :
Gambar 2.19. Hasil Contoh-19
6. Tanda Format Menampilkan Titik Desimal
Penjelasan Untuk keperluan menampilkan titik desimal dengan menggunakan tanda format :
ios::showpoint digunakan untuk menampilkan titik desimal pada bilangan yang tidak mempunyai titik desimal pada tipe data float atau double.
Contoh-20 //tanda format ios::showpoint
# include <stdio.h> # include <conio.h> # include <iostream.h> # include <iomanip.h> main()
{
clrscr();
//-> tanpa tanda format ios::showpoint
cout<<"Tanpa tanda format ios::showpoint"<<endl; cout<<"Variabel a = "<<a<<"\n\n";
//-> dengan tanda format ios::showpoint
cout<<"Dengan tanda format ios::showpoint"<<endl; cout<<setiosflags(ios::showpoint);
cout<<"Variabel a = "<<a<<endl; getche();
}
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-17 diatas adalah :
Gambar 2.17. Hasil Contoh-17
7. Tanda Format Menampilkan Simbol Plus ( + )
Penjelasan Untuk keperluan menampilkan simbol Plus ( + ) pada bilangan genap dengan menggunakan tanda format :
ios::showpos digunakan untuk menampilkan simbol plus (+) pada variabel yang memiliki nilai bilangan positif.
Contoh-21 //tanda format ios::showpos # include <stdio.h>
# include <conio.h> # include <iostream.h> # include <iomanip.h> main()
{
int a = 8, b = -9; clrscr();
cout<<"Tanpa Menggunakan ios::showpos"<<"\n\n"; cout<<"Nilai a = "<<a<<" Nilai b = "<<b<<endl;
cout<<"\n\n";
cout<<setiosflags(ios::showpos);
cout<<"Dengan Menggunakan ios::showpos"<<"\n\n"; cout<<"Nilai a = "<<a<<" Nilai b = "<<b<<endl;
TIPE DATA Penentu Format Untuk scanf()
Integer %d
Floating Point Bentuk Desimal Bentuk Berpangkat
%e atau %f %e atau %f
Double Precision %lf
Character %c
String %s
Unsigned Integer %u
Long Integer %ld
Long Unsigned Integer %lu
Unsigned Hexadecimal Integer %x
Unsigned Octal Integer %o
Bab 2 : Pengenalan Model Data, Perintah Masukan dan Keluaran
Gambar 2.21. Hasil Contoh-21
2.5. Perintah Masukan
Penjelasan Perintah standar input yang disediakan oleh Borland C++, diantaranya adalah :
• • •
scanf() gets () cin()
•
• getch() getche()
2.5.1. scanf()
Penjelasan
Keterangan
Fungsi scanf() digunakan untuk memasukkan berbagai jenis data. Bentuk Umum dari fungsi ini adalah :
scanf("penentu format", &nama-variabel);
simbol & merupkan pointer yang digunakan untuk menunjuk kealamat variabel memori yang dituju.
scanf() gets()
Tidak dapat menerima string yang mengandung spasi atau tab dan dianggap sebagai data terpisah
Dapat menerima string yang mengandung spasi atau tab dan masing dianggap sebagai satu kesatuan data.
Contoh-22 # include <stdio.h> # include <conio.h>
main() {
int a, b, c = 0 ; clrscr();
printf("Masukan Nilai A = "); scanf("%d",&a); printf("Masukan Nilai B = "); scanf("%d",&b);
c = a + b;
printf("Hasil Penjumlahan = %d",c); }
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-22 diatas adalah :
Gambar 2.22. Hasil Contoh-22
2.5.2. gets()
Penjelasan
Contoh-23
Fungsi gets() digunakan untuk memasukkan data string. Bentuk Umum dari fungsi ini adalah :
gets(nama-variabel-array);
Perbedaan antara scanf() dengan gets() adalah :
Tabel 2.8. Perbedaan scanf() dengan gets()
# include <stdio.h> # include <conio.h>
main() {
Bab 2 : Pengenalan Model Data, Perintah Masukan dan Keluaran
clrscr();
puts("Masukan nama ke - 1 = "); gets(nm1);
printf("Masukan nama ke - 2 = "); scanf("%s",&nm2);
printf("\n\n");
puts("Senang Berkenalan Dengan Anda .."); puts(nm1);
printf("Senang Berkenalan Dangan Anda ..%s", nm1); puts("Senang Berkenalan Dangan Anda ..");
puts(nm1); printf("\n\n");
puts("Senang Berkenalan Dangan Anda .."); puts(nm2);
printf("Senang Berkenalan Dangan Anda ..%s", nm2); }
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-23 diatas adalah :
Gambar 2.23. Hasil Contoh-23
2.5.3. cin ()
Penjelasan
Contoh-24
Fungsi cin() merupakan sebuah objeck didalam C++ digunakan untuk memasukkan suatu data. Untuk menggunakan fungsi cin() ini, harus menyertakan file header iostream.h .
# include <stdio.h> # include <conio.h> # include <iostream.h>
main() {
float a, b, c;
clrscr();
cout<<"Masukan Nilai B : "; cin>>b;
c = a + b;
cout<<"Nilai C : "<<c<<endl; }
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-24 diatas adalah :
Gambar 2.24. Hasil Contoh-24
2.5.4. getch ()
Penjelasan
Contoh-25
Fungsi getch() (get character and echo) dipakai untuk membaca sebuah karakter dengan sifat karakter yang dimasukkan tidak perlu diakhiri
dengan menekan tombol ENTER, dan karakter yang dimasukan tidak akan ditampilkan di layar. File header yang harus disertakan adalah conio.h.
# include <stdio.h> # include <conio.h>
main() {
char kar;
clrscr();
printf("Masukan Sebuah Karakter Bebas = "); kar = getch();
printf("\nTadi Anda Memasukan karakter %c", kar); getch();
}
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-15 diatas adalah :
Bab 2 : Pengenalan Model Data, Perintah Masukan dan Keluaran
2.5.5. getche ()
Penjelasan
Contoh-26
Fungsi getche()dipakai untuk membaca sebuah karakter dengan sifat karakter yang dimasukkan tidak perlu diakhiri dengan menekan tombol ENTER, dan karakter yang dimasukan ditampilkan di layar. File header yang harus disertakan adalah conio.h.
# include <stdio.h> # include <conio.h>
main() {
char kar; clrscr();
printf("Masukan Sebuah Karakter Bebas = "); kar = getche();
printf("\nTadi Anda Memasukan karakter %c", kar); getch ();
}
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-26 diatas adalah :
Gambar 2.16. Hasil Contoh-16
Selain itu kedua fungsi ini dapat digunakan untuk menahan agar tidak langsung balik kembali kedalam listing program dan hasil dari program yang di eksekusi langsung dapat dilihat. Karena fungsi getch() merupakan fungsi masukkan, jadi sebelum program keluar harus memasukan satu buah karakter.
2.6. Latihan
1. Buatlah program untuk menghitung nilai rata-rata dari seorang siswa, dengan ketentuan sebagai berikut :
• • •
Nama Siswa, Nilai Pertandingan I, Nilai Pertandingan II, Nilai Pertandingan III diinput.
Nilai Rata-rata merupakan hasil dari Nilai Pertandingan I, II dan III dibagi dengan 3.
Layar Masukkan
PROGRAM HITUNG NILAI RATA-RATA
Nama Siswa : ... < diinput >
Nilai Pertandingan I : ... < diinput > Nilai Pertandingan II : ... < diinput > Nilai Pertandingan III : ... < diinput >
Layar Keluaran
Siswa yang bernama ...<tampil data>
Memperoleh nilai rata-rata ...<hasil proses> dari hasil perlombaan yang diikutinya.
2. Buatlah program untuk menghitung nilai akhir seorang siswa dari kursus yang diikutinya. Dengan ketentuan sebagai berikut :
•
• Nama Siswa, Nilai Keaktifan, Nilai Tugas dan Nilai Ujian diinput. Proses yang dilakukan untuk mendapatkan nilai murni dari masing-masing nilai, adalah
• • • •
Nilai Murni Keaktifan = Nilai Keaktifaan dikalikan dengan 20%. Nilai Murni Tugas = Nilai Tugas dikalikan dengan 30%
Nilai Murni Ujian = Nilai Ujian dikalikan dengan 50%
Nilai Akhir adalah Nilai Murni Keaktifan + Nilai Murni Tugas + Nilai Murni Ujian
• Tampilan yang diinginkan sebagai berikut :
Layar Masukkan
PROGRAM HITUNG NILAI AKHIR
Nama Siswa : ... Nilai Keaktifan
Nilai Tugas Nilai Ujian
< : : :
diinput >
... < diinput > ... < diinput > ... < diinput >
Layar Keluaran
Siswa yang bernama ……
Dengan Nilai Persentasi Yang dihasilkan.
Nilai Keaktifan * 20% : ... < hasil proses > Nilai Tugas
Nilai Ujian
* 30% : ... < hasil proses > * 50% : ... < hasil proses >
Jadi Siswa yang bernama ... <hasil proses>
Bab 2 : Pengenalan Model Data, Perintah Masukan dan Keluaran
Operator Keterangan Contoh
* Perkalian 4 * 5
/ Pembagian 8 / 2
% Sisa Pembagian 5 % 2
+ Penjumlahan 7 + 2
− Pengurangan 6 − 2
Pemrogramman
C++
Bab 3 : Operator
Borland C++
Penjelasan Operator merupakan simbol atau karakter yang biasa dilibatkan dalam program untuk melakukan sesuatu operasi atau manipulasi, seperti penjumlahan, pengurangan dan lain-lain.
Operator mempunyai sifat sebagai berikut :
•
•
•
Unary
Sifat Unary pada operator adalah hanya melibatkan sebuah operand pada suatu operasi aritmatik
Contoh :
-5
Binary
Sifat Binary pada operator adalah melibatkan dua buah operand pada suatu operasi aritmatik
Contoh :
4 + 8
Ternary
Sifat Tenary pada operator adalah melibatkan tiga buah operand pada suatu operasi aritmatik
Contoh :
(10 % 3) + 4 + 2
3.1. Operator Aritmatika
Penjelasan Operator untuk operasi aritmatika yang tergolong sebagai operator binary adalah :
Operator Keterangan Contoh
+ Tanda Plus −4
− Tanda Minus +6
Modul 3: Operator Borland C++
Tabel 3.2. Operator Unary
Contoh-1 #include <stdio.h> #include <conio.h> #include <iostream.h> main()
{
int a, b, c = 0, d = 0; clrscr();
cout<<"Masukan Nilai A : "; cin>>a; cout<<"Masukan Nilai B : "; cin>>b;
c = a % b; d = a * b;
cout<<" Hasil dari C = A % B = "<<c<<endl; cout<<" Hasil dari D = A * B = "<<d<<endl;
}
getch();
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-1 diatas adalah :
Gambar 3.1. Hasil Contoh-1
3.1.1. Ekspresi Aritmatika
Bentuk penulisan ekspresi aritmatika dikaitkan dengan pernyataan pemberi nilai. Bentuk Umum :
•
Operator Keterangan
* atau / Tingkatan operator sama, peng gunaannya tergantung letak, yang didepan didahulukan
% Sisa Pembagian
+ atau - Tingkatan operator sama, peng gunaannya tergantung letak, yang didepan didahulukan
• Tanda “ = “, dikenal dengan sebagai Operator Pemberi Nilai (Assignment Operator).
LValue harus selalu berupa variabel tunggal. Bila LValue bukan berupa variabel, maka akan tampil pesan kesalahan LValue required in function …
RValue dapat berupa konstanta, variabel lain maupun suatu ekspresi atau rumus aritmatika.
3.1.2. Hierarki Operator Aritmatika.
Penjelasan
Contoh
Didalam suatu ekspresi aritmatika, selalu menjumpai beberapa operator aritmatika yang berbeda secara bersamaan. Urutan operator aritmatika sebagai berikut :
Tabel. 3.3. Tabel Hierarki Operator Aritmatika
A=8+2*3/6
Langkah perhitungannya :
A=8+6/6 (6/6=1)
A=8+1 A=9
Tingkatan operator ini dapat diabaikan dengan penggunaan tanda kurung “(“ dan “)”.
Contoh :
A = (8 + 2) * 3 / 6
Langkah perhitungannya :
Operator Keterangan
*= Perkalian
/= Pembagian
%= Sisa Pembagian
+= Penjumlahan
-= Pengurangan
Modul 3: Operator Borland C++
Contoh-2 #include <stdio.h> #include <conio.h> #include <iostream.h>
main() {
int a, b; clrscr();
a = 8 + 2 * 3 / 6; b = (8 + 2) * 3 / 6;
}
cout<<" Hasil dari A = "<<a<<endl; cout<<" Hasil dari B = "<<b<<endl; getch();
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-2 diatas adalah :
Gambar 3.2. Hasil Contoh-2
3.2. Operator Pemberi Nilai Aritmatika
Penjelasan Sebelumnya kita telah mengenal operator pemberi nilai ( assignment operator ) yaitu tanda “ = “. Sebagai contoh penggunaan operator pemberi nilai : A = A + 1
Dari penulisan ekspresi diatas, Borland C++ dapat menyederhanakan menjadi : A += 1
Notasi “ += “ ini dikenal dengan operator pemberi nilai aritmatika. Ada beberapa operator pemberi nilai aritmatka diantaranya :
Operator Keterangan
++ Penambahan
-- Pengurangan
3.3. Operator Penambah dan Pengurang
Penjelasan
Contoh
Masih berkaitan dengan operator pemberi nilai, Borland C++ menyediakan operator penambah dan pengurang. Dari contoh penulisan operator pemberi nilai sebagai penyederhanaannya dapat digunakan operator penambah dan pengurang.
Tabel. 3.5. Tabel Operator Penambah dan Pengurang
A = A + 1 atau A = A - 1; disederhanakan menjadi :
A += 1 atau A -= 1; masih dapat disederhanakan menjadi A ++ atau
A--
Notasi “ ++ “ atau “ -- “ dapat diletakan didepan atau di belakang variabel.
A ++ atau ++A / A-- atau --A
Kedua bentuk penulisan notasi ini mempunyai arti yang berbeda.
•
•
Jika diletakan didepan variabel, maka proses penambahan atau pengurangan akan dilakukan sesaat sebelum atau langsung pada saat menjumpai ekspresi ini, sehingga nilai variabel tadi akan langsung berubah begitu ekspresi ini ditemukan, sedangkan
Jika diletakan dibelakang variabel, maka proses penambahan atau pengurangan akan dilakukan setelah ekspresi ini dijumpai atau nilai variabel akan tetap pada saat ekspresi ini ditemukan.
Contoh-3 /* Penggunaan Notasi Didepan Variabel*/ #include <stdio.h>
#include <conio.h>
main() {
int a = 10, b = 5; clrscr(); printf("Nilai A printf("\nNilai printf("\nNilai printf("\nNilai printf("\nNilai printf("\nNilai = ++A A B --B B %d", a); = %d", ++a); = %d", a); = %d", b); = %d", --b); = %d", b);
}
Modul 3: Operator Borland C++
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-3 diatas adalah :
Gambar 3.3 Hasil Contoh-3
Contoh-4 /* Penggunaan Notasi Dibelakang Variabel*/ #include <stdio.h>
#include <conio.h>
main() {
int a = 10, b =
clrscr();
printf("Nilai A printf("\nNilai printf("\nNilai printf("\nNilai printf("\nNilai printf("\nNilai
getch(); }
5;
= A++
A B
B--
B
%d", a); = %d", a++); = %d", a); = %d", b); = %d", b--); = %d", b);
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-4 diatas adalah :
Operator Keterangan
== Sama Dengan ( bukan pemberi nilai )
!= Tidak Sama dengan
> Lebih Dari
< Kurang Dari
>= Lebih Dari sama dengan
<= Kurang Dari sama dengan
3.4. Operator Relasi
Penjelasan
Contoh-5
Operator Relasi digunakan untuk membandingkan dua buah nilai. Hasil perbandingan operator ini menghasilkan nilai numerik 1 (True) atau 0 (False).
Tabel. 3.6. Tabel Operator Relasi
#include <stdio.h> #include <conio.h> #include <iostream.h>
main() {
float a, b, c, d, e, f, x, y; clrscr();
cout<<"Masukan Nilai X = "; cin>>x;
cout<<"Masukan Nilai Y = "; cin>>y; a b c d e f = = = = = = x x x x x x == y; != y; > y; < y; >= y; <= y; } cout<<endl; cout<<"Hasil cout<<"Hasil cout<<"Hasil cout<<"Hasil cout<<"Hasil cout<<"Hasil getch(); dari dari dari dari dari dari "<<x<<" "<<x<<" "<<x<<" "<<x<<" "<<x<<" "<<x<<"
== "<<y<<" = "<<a<<endl; != "<<y<<" = "<<b<<endl; > "<<y<<" = "<<c<<endl; < "<<y<<" = "<<d<<endl; >= "<<y<<" = "<<e<<endl; <= "<<y<<" = "<<f<<endl;
Operator Keterangan
&& Operator Logika AND
|| Operator Logika OR
! Operator Logika NOT
Modul 3: Operator Borland C++
Gambar 3.5 Hasil Contoh-5
3.5. Operator Logika
Penjelasan Operator Relasi digunakan untuk menghubungkan dua buah operasi relasi menjadi sebuah ungkapan kondisi. Hasil dari operator logika ini
menghasilkan nilai numerik 1 (True) atau 0 (False).
Tabel. 3.7. Tabel Operator Relasi
3.5.1. Operator Logika AND
Penjelasan Operator logika AND digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih ekspresi relasi, akan dianggap BENAR, bila semua ekspresi relasi yang dihubungkan bernilai BENAR.
Contoh :
Ekspresi Relasi-1 Ekspresi Relasi-2 Ekspresi Relasi-3
A + 4 < 10 B>A + 5 C - 3 >= 4
Penggabungan ketiga ekspresi relasi diatas menjadi ;
A+4 < 10 && B>A+5 && C–3 >= 4
• • • Ekspresi Relasi-1 Ekspresi Relasi-2 Ekspresi Relasi-3
A + 4 < 10 B>A + 5 C – 3 >= 4
3 + 4 < 10 3>3+5 7 – 3 >= 4
BENAR SALAH BENAR
Dari ekspresi relasi tersebut mempunyai nilai BENAR, maka
A+4 < 10 && B>A+5 && C–3 >= 4 SALAH = 0
Contoh-6 /* Penggunaan Operasi Logika AND */
#include<stdio.h> #include<conio.h> #include<iostream.h>
main() {
float a, b, c, d, e, f, g, h;
clrscr();
cout<<"Masukan Nilai A = "; cin>>a; cout<<"Masukan Nilai B = "; cin>>b; cout<<"Masukan Nilai C = "; cin>>c;
// Proses d e f g = = = = a b c d
+ 4 < 10; > a + 5; - 3 >= 4; && e && f;
}
cout<<endl<<endl; cout<<"Program Ekspresi cout<<"Hasil dari d = a cout<<"Hasil dari e = b cout<<"Hasil dari f = c cout<<endl<<endl; cout<<"Hasil dari g = d
cout<<endl; getch();
AND"<<endl<<endl;
+ 4 < 10 adalah " <<d<<endl; > a + 5 adalah " <<e<<endl; - 3 >= 4 adalah " <<f;
&& e && f adalah " <<g;
Modul 3: Operator Borland C++
Gambar 3.6 Hasil Contoh-6
3.5.2. Operator Logika OR
Penjelasan Operator logika OR digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih ekspresi relasi, akan dianggap BENAR, bila salah satu ekspresi relasi yang dihubungkan bernilai BENAR dan bila semua ekspresi relasi yang dihubungkan bernilai SALAH, maka akan bernilai SALAH.
Contoh :
Ekspresi Relasi-1 Ekspresi Relasi-2 Ekspresi Relasi-3
A + 4 < 10 B>A + 5 C-3>4
Penggabungan ketiga ekspresi relasi diatas menjadi ;
A+4 < 10 || B>A+5 || C–3 > 4
Jika nilai A = 3; B = 3; C = 7, maka ketiga ekspresi tersebut mempunyai nilai :
• • •
Ekspresi Relasi-1 Ekspresi Relasi-2 Ekspresi Relasi-3
A + 4 < 10 B>A + 5 C-3>4
3 + 4 < 10 3>3+5 7–3>4
BENAR SALAH SALAH
Dilihat ekspresi diatas salah satu ekspresi tersebut mempunyai nilai BENAR, maka ekspresi tersebut tetap bernilai BENAR.
Contoh-7 /* Penggunaan Operasi Logika OR */ #include<stdio.h>
#include<conio.h> #include<iostream.h> main()
{
float a, b, c, d, e, f, g, h; clrscr();
cout<<"Masukan Nilai A = "; cin>>a; cout<<"Masukan Nilai B = "; cin>>b; cout<<"Masukan Nilai C = "; cin>>c;
d e f g
= = = =
a b c d
+ 5 > 10; > 5 + a ; - 4 <= 7; || e || f;
cout<<endl<<endl;
cout<<"Program Ekspresi OR"<<endl<<endl;
cout<<"Hasil dari d = a + 5 > 10 adalah " <<d<<endl; cout<<"Hasil dari e = b > 5 + a adalah " <<e<<endl;
cout<<"Hasil dari f = c - 4 <= 7 adalah " <<f; cout<<endl<<endl;
cout<<"Hasil dari g = d || e || f adalah " <<g; cout<<endl;
getch(); }
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-7 diatas adalah :
Modul 3: Operator Borland C++
3.5.3. Operator Logika NOT
Penjelasan Operator logika NOT akan memberikan nilai kebalikkan dari ekspresi yang disebutkan. Jika nilai yang disebutkan bernilai BENAR maka akan
menghasilkan nilai SALAH, begitu pula sebaliknya.
Contoh :
Ekspresi Relasi A + 4 < 10
Penggunaan Operator Logika NOT diatas menjadi ;
!(A+4 < 10)
Jika nilai A = 3; maka ekspresi tersebut mempunyai nilai :
• Ekspresi Relasi-1 A + 4 < 10 3 + 4 < 10 BENAR
Dilihat ekspresi diatas salah satu ekspresi tersebut mempunyai nilai BENAR dan jika digunakan operator logika NOT, maka ekspresi tersebut akan bernilai SALAH
!(A+4 < 10) !(BENAR) = SALAH = 0
Contoh-8 /* Penggunaan Operasi Logika NOT */
#include <stdio.h> #include <conio.h> #include<iostream.h>
main() {
int a, b, c; clrscr();
cout<<"Masukan Nila A
cin>>a;
= ";
/* Proses */ b = (a + 4 < 10); c = !(b);
cout<<endl<<"Program Ekspresi NOT "<<endl;
cout<<"Nilai A = "<<a<<endl;
cout<<"Nilai b = (a + 4 < 10) = "<<b<<endl; cout<<"Nilai c = !(b) = "<<c;
}
Operator Keterangan
~ Bitwise NOT
<< Bitwise Shift Left
>> Bitwise Shift Right
& Bitwise AND
^ Bitwise XOR
| Bitwise OR
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-8 diatas adalah :
Gambar 3.8 Hasil Contoh-8
3.6. Operator Bitwise
Penjelasan Operator Bitwise digunakan untuk memanipulasi data dalam bentuk bit. Borland C++ menyedikan enam buah operator bitwise.
Tabel. 3.6. Tabel Operator Bitiwise
3.6.1. Operator Bitwise << (Shift Left)
Penjelasan Operator Bitwise Shift Left digunakan untuk menggeser sejumlah bit kekiri.
Contoh :
0000000011001001 = 201
////////
0000000110010010 = 402
digeser 1 bit ke kiri
Modul 3: Operator Borland C++
Contoh-9 #include<iostream.h> #include<stdio.h> #include<conio.h>
void main() {
int x; clrscr();
cout<<"Masukan Nilai X = "; cin>>x;
x = x << 1;
cout<<"Hasil dari Geser 1 Bit Kekiri = "<<x<<endl;
}
getch();
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-9 diatas adalah :
Gambar 3.9 Hasil Contoh-9
3.6.2. Operator Bitwise >> (Shift Right)
Penjelasan Operator Bitwise Shift Right digunakan untuk menggeser sejumlah bit kanan.
Contoh :
0000000011001001 = 201
\\\\\\\\ digeser 1 bit ke kanan
0000000001100100 = 100
Bit Operand 1 Bit Operand 2 Hasil Operand
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
Contoh-10 #include<iostream.h> #include<stdio.h> #include<conio.h> void main()
{
int x; clrscr();
cout<<"Masukan Nilai X = "; cin>>x;
x = x >> 1;
}
cout<<"Hasil dari Geser 1 Bit Kekanan = "<<x<<endl;
getch();
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-10 diatas adalah :
Gambar 3.10 Hasil Contoh-10
3.6.3. Operator Bitwise & (And)
Penjelasan Operator Bitwise & ( And ) digunakan untuk membandingkan bit dari dua operand. Akan bernilai benar (1) jika semua operand yang digabungkan bernilai benar (1). Berikut anda dapat melihat ilustrasi untuk membandingkan bit dari 2 operand.
Tabel. 3.7. Tabel Operator Bitiwise And
Contoh :
11001001 = 201 01100100 = 100
01000000 = 64
Bit Operand 1 Bit Operand 2 Hasil Operand
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
Modul 3: Operator Borland C++
Contoh-11 #include<iostream.h> #include<stdio.h> #include<conio.h>
main() {
int a, x, y; clrscr();
cout<<"Masukan Nilai X = "; cin>>x;
cout<<"Masukan Nilai Y = "; cin>>y;
a = x & y;
cout<<’\n’;
}
cout<<"Hasil dari "<<x<<" & "<<y<<" = "<<a<<endl; getch();
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-11 diatas adalah :
Gambar 3.11 Hasil Contoh-11
3.6.4. Operator Bitwise | ( Or )
Penjelasan Operator Bitwise | ( Or ) digunakan untuk membandingkan bit dari dua operand. Akan bernilai benar jika ada salah satu operand yang digabungkan ada yang bernilai benar (1). Berikut anda dapat melihat ilustrasi untuk membandingkan bit dari 2 operand.
Bit Operand 1 Bit Operand 2 Hasil Operand
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Contoh :
11001001 = 201 01100100 = 100
11101101 = 237
OR
Contoh-12 #include<iostream.h> #include<stdio.h> #include<conio.h> main()
{
int a, x, y; clrscr();
cout<<"Masukan Nilai X = "; cin>>x;
cout<<"Masukan Nilai Y = "; cin>>y;
a = x | y;
}
cout<<’\n’;
cout<<"Hasil dari "<<x<<" | "<<y<<" = "<<a<<endl; getch();
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-12 diatas adalah :
Gambar 3.12 Hasil Contoh-12
3.6.5. Operator Bitwise ^ ( eXclusive Or )
Penjelasan Operator Bitwise ^ ( XOr ) digunakan untuk membandingkan bit dari dua operand. Akan bernilai benar (1) jika dari dua bit yang dibadingkan hanya sebuah bernilai benar (1). Berikut anda dapat melihat ilustrasi untuk membandingkan bit dari 2 operand.
Bit Operand Hasil
0 1
1 0
Modul 3: Operator Borland C++
Contoh :
11001001 = 201 01100100 = 100
10101101 = 173
XOR
Contoh-13 #include<iostream.h> #include<stdio.h> #include<conio.h>
main() {
int a, x, y; clrscr();
cout<<"Masukan Nilai X = "; cin>>x;
cout<<"Masukan Nilai Y = "; cin>>y;
a = x ^ y;
}
cout<<’\n’;
cout<<"Hasil dari "<<x<<" ^ "<<y<<" = "<<a<<endl; getch();
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-13 diatas adalah :
Gambar 3.13 Hasil Contoh-13
3.6.5. Operator Bitwise ~ ( Not )
Penjelasan Operator Bitwise ~ ( Not ) digunakan membalik nilai bit dari suatu operand. Berikut anda dapat melihat ilustrasi untuk membandingkan bit dari 2 operand.
Contoh :
00001000 = 8 ||||||||
11110111 = 247 = -9
Contoh-14 #include<iostream.h> #include<stdio.h> #include<conio.h>
main() {
int a, x, y; clrscr();
cout<<"Masukan Nilai X = "; cin>>x;
a = ~x;
cout<<’\n’;
cout<<"Hasil dari ~"<<x<<" = "<<a<<endl;
}
getch();
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-14 diatas adalah :
Gambar 3.14 Hasil Contoh-14
3.7. Latihan
Penjelasan No. 1 Tentukan apa hasil numerik dari ekspresi relasi dan logika dibawah ini. Diberikan nilai A = 3; B = 6 ; C = 2 ; K = 5; L = 4; M = 3
a. b. c. d. e.
D K L A K
= + + * +
(4 + 2 > A && B – 5 < M || (C * M < 5 < M || C * K < 4 <= 3 * M + B 10 > A && L – 2 >
2 > 3 + 2 || B + 2 <= 6 + 2 ) L && 2 * M – L > 0
L && 2 * K – L > 0
4 * C
Modul 3: Operator Borland C++
#include<stdio.h> #include<conio.h>
main() {
int a = 21; clrscr(); printf("\n Nilai printf("\n Nilai printf("\n Nilai printf("\n Nilai printf("\n Nilai a+=3; printf("\n Nilai printf("\n Nilai printf("\n Nilai printf("\n Nilai printf("\n Nilai getch(); } a = a++ ++a --a a = a = ++a a++ --a a-- %d",a); = %d",a++); = %d",++a); = %d",--a); %d",a); %d",a); = %d",++a); = %d",a++); = %d",--a); = %d",a--);
Penjelasan No. 3 Dari program dibawah ini, bagaimanakah keluaran yang dihasilkan
#include<stdio.h> #include<conio.h> #include<iostream.h>
main() {
int a = 25;
if (darikondisi)
Pemrogramman
C++
Bab 4 : Operasi
Penyeleksian
Kondisi
Penjelasan Pernyataan Percabangan digunakan untuk memecahkan persoalan untuk mengambil suatu keputusan diantara sekian pernyataan yang ada. Untuk keperluan pengambilan keputusan, Borland C++ menyediakan beberapa perintah antara lain.
4.1. Pernyataan IF
Penjelasan Pernyataan if mempunyai pengertian, “ Jika kondisi bernilai benar, maka perintah akan dikerjakan dan jika tidak memenuhi syarat maka akan diabaikan”. Dari pengertian tersebut dapat dilihat dari diagram alir berikut:
salah kondisi
benar
perintah
Gambar 4.1. Diagram Alir IF
Bentuk umum pernyataan if
pernyataan;
bab 4 : Operasi Penyeleksian Kondisi
if (kondisi)
{
pernyataan; ……
}
Contoh
Menentukan besarnya potongan dari pembelian barang yang diberikan seorang pembeli, dengan kriteria :
- -
Tidak ada potongan jika total pembelian kurang dari Rp. 50.000,- Jika total pembelian lebih dari atau sama dengan Rp. 50.000,- potongan yang diterima sebesar 20% dari total pembelian.
Contoh-1 #include<stdio.h> #include<conio.h> #include<iostream.h>
main() {
double tot_beli, potongan=0, jum_bayar=0; clrscr();
cout<<"Total Pembelian Rp. "; cin>>tot_beli;
if (tot_beli >= 50000)
potongan = 0.2 * tot_beli;
cout<<"Besarnya Potongan Rp. "<<potongan<<endl;
jum_bayar = tot_beli - potongan;
cout<<"Jumlah yang harus dibayarkan Rp. "<<jum_bayar;
getch(); }
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-1 diatas adalah :
4.1.1. Pernyataan IF - ELSE
Penjelasan Pernyataan if mempunyai pengertian, “ Jika kondisi bernilai benar, maka perintah-1 akan dikerjakan dan jika tidak memenuhi syarat maka akan mengerjakan perintah-2”. Dari pengertian tersebut dapat dilihat dari diagram alir berikut :
kondisi
Benar
Perintah-1
Salah
Perintah-2
Gambar 7.2. Diagram Alir if-else
Bentuk umum dari pernyataan if
if (kondisi)
perintah-1; else
perintah-2;
Perintah-1 dan perintah-2 dapat berupa sebuah pernyataan tunggal, pernyataan majemuk atau pernyataan kosong. Jika pemakaian if-else diikuti dengan pernyataan majemuk, bentuk penulisannya sebagai berikut:
if (kondisi-1)
{
perintah-1; ....
} else
{
perintah-2; ....
bab 4 : Operasi Penyeleksian Kondisi
Contoh
Menentukan besarnya potongan dari pembelian barang yang diberikan seorang pembeli, dengan kriteria :
-
-
jika total pembelian kurang dari Rp. 50.000,- potongan yang diterima sebesar 5% dari total pembelian.
Jika total pembelian lebih dari atau sama dengan Rp. 50.000,- potongan yang diterima sebesar 20% dari total pembelian.
Contoh-2 #include<stdio.h> #include<conio.h> #include<iostream.h> main()
{
double tot_beli, potongan=0, jum_bayar=0; clrscr();
cout<<"Total Pembelian Rp. "; cin>>tot_beli;
if (tot_beli >= 50000)
potongan = 0.2 * tot_beli; else
potongan = 0.05 * tot_beli;
cout<<"Besarnya Potongan Rp. "<<potongan<<endl;
jum_bayar = tot_beli - potongan;
cout<<"Jumlah yang harus dibayarkan Rp. "<<jum_bayar;
getch(); }
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-2 diatas adalah :
Gambar 4.2. Hasil Contoh-2
4.1.2. Pernyataan NESTED IF
if(syarat) if(syarat) … perintah; else … perintah; else if(syarat) … perintah; else … perintah; Contoh
Suatu perusahaan memberikan komisi kepada para selesman dengan ketentuan sebagai berikut:
•
•
•
Bila salesman dapat menjual barang hingga Rp. 20.000 ,- , akan diberikan uang jasa sebesar Rp. 10.000 ditambah dengan uang komisi Rp. 10% dari pendapatan yang diperoleh hari itu.
Bila salesman dapat menjual barang diatas Rp. 20.000 ,- , akan diberikan uang jasa sebesar Rp. 20.000 ditambah dengan uang komisi Rp. 15% dari pendapatan yang diperoleh hari itu.
Bila salesman dapat menjual barang diatas Rp. 50.000 ,- , akan diberikan uang jasa sebesar Rp. 30.000 ditambah dengan uang komisi Rp. 20% dari pendapatan yang diperoleh hari itu.
Contoh-3 #include<stdio.h> #include<conio.h> #include<iostream.h>
main() {
float pendptan, jasa=0, komisi=0, total=0;
clrscr();
cout<<"Pendapatan Hari ini Rp. "; cin>>pendptan;
if (pendptan >= 0 && pendptan <= 200000)
bab 4 : Operasi Penyeleksian Kondisi
/* menghitung total */
total = komisi+jasa;
cout<<"Uang Jasa Rp. "<<jasa<<endl; cout<<"Uang Komisi Rp. "<<komisi<<endl; cout<<"============================="<<endl; cout<<"Hasil Total Rp. "<<total<<endl;
getch(); }
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-3 diatas adalah :
Gambar 4.3 Hasil Contoh-3
4.1.3. Pernyataan IF – ELSE Majemuk
Penjelasan Bentuk dari if-else bertingkat sebenarnya serupa dengan nested if, keuntungan penggunanan if-else bertingkat dibanding dengan nested if adalah penggunaan bentuk penulisan yang lebih sederhana
Bentuk Penulisannya
if (syarat) {
… perintah; … perintah; }
else if (syarat) {
… perintah; … perintah; }
else {
Contoh
Suatu perusahaan memberikan komisi kepada para selesman dengan ketentuan sebagai berikut:
•
•
•
Bila salesman dapat menjual barang hingga Rp. 200.000 ,- , akan diberikan uang jasa sebesar Rp. 10.000 ditambah dengan uang komisi Rp. 10% dari pendapatan yang diperoleh hari itu.
Bila salesman dapat menjual barang diatas Rp. 200.000 ,- , akan diberikan uang jasa sebesar Rp. 20.000 ditambah dengan uang komisi Rp. 15% dari pendapatan yang diperoleh hari itu.
Bila salesman dapat menjual barang diatas Rp. 500.000 ,- , akan diberikan uang jasa sebesar Rp. 30.000 ditambah dengan uang komisi Rp. 20% dari pendapatan yang diperoleh hari itu.
Contoh-4 #include<stdio.h> #include<conio.h> #include<iostream.h>
main() {
float pendptan, jasa=0, komisi=0, total=0;
clrscr();
cout>>"Pendapatan Hari ini Rp. "; cin<<pendptan;
if (pendptan >= 0 && pendptan <= 200000)
{
jasa=10000;
komisi=0.1*pendptan; }
else if(pendptan<=500000) {
jasa=20000;
komisi=0.15*pendptan; }
else {
jasa=30000;
komisi=0.2*pendptan; }
/* menghitung total */ total = komisi+jasa;
cout<<"Uang Jasa Rp. "<<jasa<<endl;
cout<<"Uang Komisi Rp. "<<komisi<<endl; cout<<"============================="<<endl; cout<<"Hasil Total Rp. "<<total<<endl;
bab 4 : Operasi Penyeleksian Kondisi
Output yang akan dihasilkan, dari program contoh-4 diatas adalah :
Gambar 4.4 Hasil Contoh-4
4.2. Pernyataan switch - case
Penjelasan
Contoh-5
Bentuk dari switch - case merupakan pernyataan yang dirancangan khusus untuk menangani pengambilan keputusan yang melibatkan sejumlah atau banyak alternatif. Pernyataan switch - case ini memiliki kegunaan sama seperti if – else bertingkat, tetapi penggunaannya untuk memeriksa data yang bertipe karakter atau integer. Bentuk penulisan perintah ini sebagai berikut :
switch (ekspresi integer atau karakter )
{
case konstanta-1 : … perintah; … perintah; break; case konstanta-2 :
… perintah; … perintah; break; ……
……
default :
… perintah; … perintah; }
Setiap cabang akan dija