• Tidak ada hasil yang ditemukan

Virtualisasi Fasilitas Umum di Kampus Universitas Sumatera Utara (USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Virtualisasi Fasilitas Umum di Kampus Universitas Sumatera Utara (USU)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas teori-teori yang mendukung dalam pembuatan virtualisasi fasilitas umum di kampus USU serta penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

2.1. Virtual Reality

Virtual Reality merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan seseorang melakukan suatu simulasi terhadap suatu objek nyata dengan menggunakan komputer yang mampu membangkitkan suasana tiga dimensi (3D) sehingga membuat pemakai seolah-olah terlibat secara fisik (Abdul & Terra, 2003). Sistem seperti ini dapat digunakan untuk hampir semua profesi. Seperti arsitek, insinyur, pekerja medis, dan orang awam untuk melakukan aktifitas-aktifitas yang meniru dunia nyata. Pilot dapat menggunakan sistem Virtual Reality untuk melakukan simulasi penerbangan yang sesungguhnya.

Saat ini, lingkungan Virtual Reality menyajikan pengalaman visual yang ditampilkan pada sebuah layar komputer. Beberapa simulasi Virtual Reality tingkat tinggi, memiliki tambahan informasi. Seperti pengindraan mata melalui kacamata, suara melalui speaker dan headseat, gerakan tangan melalui glove dan gerakan kaki menggunakan peralatan walker.

Beberapa aplikasi yang dapat diterapkan di Virtual Reality (Purwatiningsih, 2011) , yaitu:

1. Manufaktur

Pelatihan, pengujian rancangan, prototipe semu, analisis engineering, analisis ergonomik, simulasi semu dalam perakitan, produksi, dan pemeliharaan.

2. Arsitektur

(2)

3. Militer

Pelatihan pilot, astronot, dan pesawat militer. 4. Kedokteran

Pelatihan/simulasi pembedahan, terapi fisik, dan perencanaan bedah. 5. Pendidikan/Penelitian

Laboratorium fisika virtual, konfigurasi galaxy, dan pengujian matematika kompleks.

6. Hiburan

Musem virtual, permainan (game), dan sky virtual.

2.1.1. Virtual Tour

Virtual Tour merupakan perkembangan teknologi dalam memvisualisasikan sebuah citra ke dalam bentuk 3 dimensi (3D). Dengan menggabungkan fotografi dan informasi, Virtual Tour bertujuan untuk memberikan informasi ruang secara menyeluruh dan interaktif. Dengan teknologi informasi (TI), Virtual Tour memberikan informasi ruang (space) yang bisa diolah menjadi aplikasi ini meliputi ruang indoor maupun outdoor (Nathania, 2013).

Saat ini, Virtual Tour ini telah di pergunakan secara luas. Baik sebagai alat promosi dan tour guide yang efektif di berbagai bidang industri melalui media online maupun offline.

2.2. Multimedia

(3)

Secara umum multimedia merupakan kombinasi tiga elemen, yaitu suara, gambar, dan teks. Definisi lain dari multimedia, yaitu dengan menempatkanya dalam konteks, seperti yang dilakukan oleh Hofstter (2001), multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, dan gambar bergerak (video dan animasi).

Perpaduan kombinasi dua atau lebih berbagai jenis media ini, harus dikendalikan oleh komputer sebagai penggerak keseluruhan gabungan media itu. Hal ini karena komputer merupakan alat elektronik yang termasuk pada katagori multimedia, yang mampu melibatkan berbagai indera dan organ tubuh. Seperti telinga (audio), mata (visual), dan tangan (kinetik) yang dengan ini dimungkinkan informasi ataupun pesan mudah dimengerti oleh pengguna.

2.2.1. Animasi 2D

Animasi komputer adalah suatu karya seni modern yang menghasilkan gambar bergerak dengan komputer sebagai alatnya (Riyyan, 2014). Pembuatan animasi ini menggunakan sistem CGI (Computer Generated Imagery).

Salah satu jenis animasi komputer adalah animasi Flash. Animasi Flash merupakan salah satu nama untuk program Flash dari Adobe. Animasi ini memiliki keterbatasan dalam hal gerakan dan gaya. Walaupun Flash lebih mudah dan murah, saat ini Flash semakin meningkat popularitasnya. Animasi Flash sering digunakan dalam iklan dan umum sebagai konten video di situs Web.

(4)

2.2.2. Animasi 3D

Animasi 3 dimensi merupakan perkembangan dari animasi 2 dimensi. Konsep gambar 3 dimensi dapat menghasilkan animasi yang lebih realistis, detail dan nyata, karena hampir menyerupai bentuk aslinya (Gina, 2009).

Animasi 2D menggunakan koordinat x dan y, sedangkan animasi 3D menggunakan koordinat x, y dan z yang memungkinkan kita dapat melihat sudut pandang objek secara lebih nyata. Berikut ini merupakan jenis-jenis animasi menurut Frank Thomas dan Ollie Johnston :

- Puppet (stop motion dengan menggunakan boneka) - Objek apapun yang memiliki massa

- Pixilation (stop motion yang menggunakan manusia) - Clay motion

Animasi 3D dimodelkan dan dimanipulasi oleh animator. Struktur kerangka tulang digital yang dapat digunakan untuk mengontrol model akan diberikan pada pemanipulasian model.

Teknik lain juga dapat digunakan untuk memanipulasi model, misalnya fungsi matematika (gravitasi dan simulasi partikel), simulasi bulu atau rambut, efek api atau air, dan penggunaan Motion Capture. Motion Capture, motion tracking, atau merupakan istilah untuk mendeskripsikan proses perekaman gerakan dan penerjemahan gerakan tersebut ke dalam model digital (Nathania, 2013).

(5)

bersamaan dengan teknik yang membuat seseorang dapat memahat objek 3D dalam bentuk digital bernama Sculpting (pahat).

2.2.3. Pemodelan 3D

Dalam pemodelan 3D, terdapat 2 jenis (Ivan, 2009), yaitu 1. Polygonal

Pemodelan ini merupakan pemodelan 3D yang dilakukan pertama kali. Pemodelan ini lebih mudah digunakan dibandingan metode lainnya. Keunggulannya adalah modeler alur yang lebih leluasa dalam mengatur alur wire.

2. Elemen Polygonal

Pemodelan ini merupakan pemodelan geometri yang dibentuk dari beberapa unsur, seperti: vertex, edge, dan face. Vertex atau titik, apabila terhubung akan membentuk sebuah edge atau garis. Beberapa edge atau garis yang terhubung akan membentuk sebuah face atau bidang.

Gambar 2.1. Vertex, Edge, dan Face

2.2.3.1. Blender3D

Blender adalah salah satu software open source yang digunakan untuk membuat konten multimedia khususnya 3 Dimensi (Wirawan, 2011).

(6)

1. Open Source

Blender merupakan software open source, dimana pengguna bisa bebas memodifikasi source codenya untuk keperluan pribadi maupun komersial, asal tidak melanggar GNU (General Public License) yang digunakan Blender.

2. Multi Platform

Blender tersedia untuk berbagai macam sistem operasi (OS) seperti Linux, Mac dan Windows. Sehingga file yang dibuat menggunakan Blender versi Windows tak akan berubah ketika dibuka di Blender versi Mac maupun Linux.

3. Update

Blender bisa dikembangkan oleh siapapun. Sehingga update software ini jauh lebih cepat dibandingkan software sejenis lainnya.

4. Free

Blender gratis dan legal. Jadi, siapapun bisa berpartisipasi dalam mengembangkannya untuk menjadi lebih baik.

5. Lengkap

Blender memiliki fitur yang lebih lengkap dari software 3D lainnya. Di dalam Blender tersedia fitur video editing, Game Engine, Node Compositing, Sculpting.

6. Ringan

Blender relatif lebih ringan dioperasikan jika dibandingkan software sejenis.

7. Komunitas Terbuka

(7)

2.2.3.2. SketchUp

SketchUp merupakan program 3D modeling yang paling mudah digunakan dan paling ringan dalam pengoperasiannya di komputer maupun laptop. SketchUp tidak memerlukan resource memori yang besar dan software-nya sendiri pun ukurannya relatif kecil jika dibandingkan dengan software 3D modeling lainnya. SketchUp sangat cocok untuk arsitektur, interior design, teknik sipil dan mekanikal, woodworking (pekerjaan perkayuan), film, video game, dll. Software ini memiliki teknik pembuatan objek-objek 3D yang mudah dipelajari. Tools teknik dasar seperti push-pull untuk mendorong dan menarik, juga toosl modifikasi lainnya seperti Line (pembuatan garis), dan tools lainnya. SketchUp memiliki proses material-mapping terhadap objek yang lebih mudah. Tersedia pilihan tekstur untuk batu, kayu, roof, kaca, dll. Dengan adanya kolaborasi file AutoCAD dengan plugin render seperti Vray, Maxwell Render, atau SU Podium, maka dengan SketchUp dapat menciptakan objek yang intuitif dan photorealistic.

2.3. Game Engine

2.3.1. Unity 3D

Unity ialah satu alat pembangunan games 3 dimensi yang telah dintergrasi untuk menghasilkan satu animasi 3 dimensi realtime. Game developer ini sangat mudah menggunakannya, dengan GUI yang memudahkan kita untuk membuat mengedit dan membuat script untuk menciptakan sebuah game 3D. Selain bisa untuk build game PC, Unity juga dapat digunakan untuk membangun game console seperti Nintendo Wii, PS3, Xbox 360, juga Ipad, Iphone, dan Android. Bahasa pemrograman yang dapat diterima Unity adalah JAVA SCRIPT, C SCRIPT (C#), dan BOO SCRIPT. (Hernowo et al, 2014)

Dalam penggunaan aplikasi Unity 3D, pembuatan aplikasi harus didukung dengan beberapa aplikasi lainnya untuk mendukung pengerjaan 3D, yaitu :

(8)

2) Adobe After Effect, untuk mengolah informasi video,

3) Apple Quicktime, diperlukan Unity untuk import asset video, 4) Adobe Illustrator, digunakan untuk membuat acuan peta 2D, 5) Audacity, untuk mengolah suara,

6) Autodesk 3D Studio Max, untuk membuat objek-objek dalam bentuk 3D, 7) monoDevelop dan Notepad++, digunakan untuk editor proses pemrograman.

2.4. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian Virtual Reality yang telah dilakukan sebelumnya, Prasetya,D.D (2011) telah membuat penelitian yang berjudul Aplikasi Virtual Tour Berbasis Web Sebagai Media Promosi Pariwisata. Virtual Tour 360o yang dibuat dikombinasikan dengan layanan geolocation. Namun, hanya dengan menggunakan gambar panorama 360o.

Alhabso et al (2013) membuat penelitian yang berjudul Visualisasi Objek Dimensi Tiga pada Virtual Touring Panorama 360°. Dengan menggunakan 3D Scanner untuk merekronstruksi objek tiga dimensi dan dilanjutkan dengan proses mesh decimation dan texture mapping. Juga menggunakan gambar panorama 360o.

Penelitian yang dilakukan oleh Abror, N.M (2013) berjudul Prototype Virtual Tour Museum pada E-Supermuseum untuk Mengenalkan Budaya Batik Jawa Tengah dan DIY. Dengan menggunakan macromedia flash dalam pembuatan virtual tour. Hasil dari penelitian kurang menarik dan tidak memiliki audio.

Pada penelitian Hernowo, T.F et al (2014) berjudul Rancang Bangun Edugame Pembelajaran Kesehatan Gigi Untuk Anak-anak Berbasis Unity 3D. Mereka membuat sebuah Game edukasi pembelajaran gigi dengan Virtual 3D agar anak-anak dapat mengetahui pentingnya menjaga kesehatan gigi.

(9)

gedung fasilitas umum yang menjadi fokus utamanya. Virtualisasi ini membuat pengguna dapat menjelajahi dan seakan sedang merasakan berada di sekitar lingkungan fasilitas umum USU. Sehingga dengan adanya virtualisasi 3D ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada siapapun untuk mengenal situasi dan kondisi lingkungan fasilitas umum kampus USU. Pada Tabel 2.1. terdapat judul dan ulasan singkat tentang penelitian Virtual Reality yang telah dilakukan.

Tabel 2.1. Penelitian terdahulu mengenai Virtualisasi.

Judul Peneliti Tahun Ulasan Singkat

Aplikasi Virtual Tour

Berbasis Web Sebagai Media Promosi Pariwisata

Prasetya,D.D. 2011 Virtual Tour 360o yang

dikombinasikan dengan layanan

geolocation dengan menggunakan gambar panorama 360o. Visualisasi Objek

Dimensi Tiga pada

Virtual Touring

Panorama 360°

Alhabso at al. 2013 Menggunakan 3D Scanner

untuk merekronstruksi objek tiga dimensi, dilanjutkan

dengan proses mesh decimation

dan texture mapping. Prototype Virtual Tour

Museum pada E-Supermuseum untuk Mengenalkan Budaya Batik Jawa Tengah dan DIY

Abror,N.M. 2013 Menggunakan macromedia

flash dalam pembuatan virtual tour. Hasil kurang menarik dan tidak memiliki audio.

Rancang Bangun

Edugame

Pembelajaran

Kesehatan Gigi Untuk Anak-anak Berbasis

Unity 3D

Hernowo, T.F at al

Gambar

Gambar 2.1. Vertex, Edge, dan Face
Tabel 2.1. Penelitian terdahulu mengenai Virtualisasi.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk soal pilihan ganda beralasan yang memiliki validitas rendah namun nilai. validitasnya mendekati kategori cukup, soal tersebut tetap digunakan

Masalah tersebut didapatkan dari penyebaran kuesioner dan wawancara pengajar atau guru yang dilakukan di Sekolah Ananda sebagai tempat Studi Kasus, dikarena belum terdapat media

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya bertangung jawab penuh atas pencairan dan penggunaan dana pembayaran Bantuan Operasional Sekolah dengan jumlah

The conceptual and methodolog- ical issues that are central to conducting cross-cultural research, including selecting or blending emic and etic research approaches,

[r]

We predicted that guilt would be reduced and satisfaction increased following intergroup reparations compared to further intergroup aggression, and that behavioral

Pada kegiatan penelitian ini peneliti melakukan observasi pada keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat guru kelas V SDN 64/I Muara Bulian

selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) yang turut mendukung selama dijalankannya penelitian hingga skripsi