• Tidak ada hasil yang ditemukan

Neraca Perdagangan Pasar Non Tradisional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Neraca Perdagangan Pasar Non Tradisional"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Neraca Perdagangan Pasar Non Tradisional Ekspor Indonesia Tugas Individu

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia

Di Susun Oleh :

Nama : Haris Muhammad Rifai Nim : F1217035

Jurusan Manajemen Transfer B Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman dari abad ke abad dunia sudah semakin berkembang dan terbuka, baik dalam hal kemajuan IPTEK, ekonomi, kesehatan dan sebagainya. Perkembangan dan Keterbukaan ini tidak dapat dipungkiri lagi bahwa hal tersebut berpengaruh besar pada hubungan antar negara. Indonesia yang merupakan negara penganut sistem perekonomian terbuka tentunya juga terpengaruh akan keadaan ini. Salah satu bentuk pengaruh perkembangan dunia ialah keterlibatan Indonesia dalam Perdagangan Internasional. Perdagangan internasional dalam hal ini ekspor tentunya berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, Hal ini dibuktikan dengan persentase sumbangan Ekspor terhadap pembentukan PDB atas dasar harga berlaku sebesar 23% pada tahun 2014 (BPS.2016). Ekspor juga membuat perekonomian dalam negeri semakin bergairah, karena akan menarik banyak investasi, penyerapan tenaga kerja, dan pemanfaatan sumber daya alam lokal. Semakin banyak produk yang diekspor akan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri (Tarman. 2011:1).

Perdagangan internasional tidak hanya terdiri dari perdagangan dengan mengeluarkan barang dari dalam ke luar melewati batas pabean Indonesia dengan syarat – syarat tertentu, tetapi juga terdapat kegiatan memasukan barang dari luar negri kedalam wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku (Ahsjar djauhari. 2007:153). Semua itu akan tercatat dalam Neraca Perdagangan Indonesia, di mana dalam neraca tersebut kita juga dapat melihat defisit atau surplusnya suatu perdagangan dalam satu periode waktu tertentu.

(3)

Selama ini, ekspor indonesia masih terkonsentrasi pada beberapa negara pasar tradisional, berdasarkan data BPS pada tahun 2014 ekspor utama indonesia masih cenderung tidak berubah yaitu: jepang, china, singapura, amerika serikat, dan korea selatan, di mana negara – negara tersebut merupakan negara maju. Ekspor ind onesia ke negara tersebut telah mencapai 48,06% dari total ekspor selama tahun 2014.

Singapura; 16%

Jepang; 23%

Korea Selatan; 10% China; 17%

Amerika Serikat; 16% Uni Eropa; 17%

Pangsa Ekspor Menurut Negara Tujuan Utama Tahun 2014

Sumber: Badan Pusat Statiktik, di olah

Ketergantungan yang tinggi terhadap pasar tertentu, sangat beresiko bagi aktivitas ekspor, terutama jika terjadi goncangan ekonomi dunia, seperti yang terjadi pada tahun 2008 yang menyebabkan penurunan permintaan impor (Tarman. 2011:3). Tidak hanya ketergantungan pasar, produk yang di ekspor indonesia juga masih terkonsentrasi pada beberapa jenis komoditas. Dampak negatif adanya hal tersebut ialah apabila terjadi penurunan permintaan terhadap barang dan komoditas tersebut (luar negeri), atau justru terjadi penurunan produksi (dalam negeri) akan cenderung berakibat pada menurunnya penerimaan ekspor yang cukup signifikan.

(4)

BAB 2

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditentukan rumusan masalah dari paper ini antara lain:

1. Bagaimana Neraca Perdagangan indonesia saat ini?

2. Siapa saja yang berpotensi menjadi pasar non tradisional ekspor indonesia? 3. Bagaimana stategi untuk penetrasi ekspor ke negara – negara pasar non –

tradisional untuk produk – produk potensial?

(5)

KAJIAN LITERATUR A. Kondisi Neraca Perdagangan Indonesia

Kegiatan ekspor suatu negara menimbulkan hak yang berupa penerimaan pembayaran atau piutang, sedangkan impor barang dari luar negeri menimbulkan kewajiban membayar ke luar negeri atau utang negeri. Dalam melihat nominal kedua kegiatan perdagangan internasional tersebut, kita dapat melihat melalui neraca perdagangan Indonesia. Neraca perdagangan (balance of trade) adalah selisih bersih antara nilai ekspor suatu negara dan impor barang dagangan, dengan ekspor yang tercantum di sisi aset dan impor pada sisi kewajiban (Herlambang.2014).

B. Potensi Pasar Non Tradisional

Dalam pengertian praktis perdagangan internasional indonesia, pasar ekspor di bagi menjadi dalam dua kelompok, yaitu pasar tradisional dan pasar non tradisional. Pasar tradisional adalah pasar yang sudah sejak lama menjadi tujuan ekspor utama indonesia dan umumnya merupakan pasar negara maju. Sedangkan pasar non – tradisional adalah pasar yang memiliki prospek dan mempunyai daya beli potensian yang belum digarap secara intensif, pada umumnya termasuk dalam kelompok negara berkembang.

http:/¿www . portalhi .net/2−jenispasardalameksporindonesia/¿

C. Strategi Indonesia Ekspor Ke Pasar Non Tradisional

Dalam mengembangkan nilai dan pangsa pasar ekspor ke seluruh pasar dunia dengan cara mengembangkan ekspor ke pasar – pasar ekspor baru atau yang lebih dikenal pasar non tradisional dilakukan dengan cara melakukan penetrasi pasar. Sebagaimana diketahui bahwa pasar non tradisional adalah pasar pasar ekspor baru yang selama ini masih belum digarap secara intensif yang tersebar luas dan berada di beberapa kawasan antara lain: timur tengah, afrika, asia selatan, asia tengara, asia tengah dan amerika latin. Penetrasi pasar dirasa merupakan salah satu langkah yang tepat dalam kaitannya untuk menjaga kinerja ekspor indonesia apabila ekonomi dunia tengah tergonjang.

(6)

A. Kondisi Neraca Perdagangan Indonesia Tabel A.1

Neraca Perdagangan Indonesia Periode 2011 – 2016 (Dalam Juta US$)

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 Jan-ags*

2015 2016

IV Balance 26.061,1 -1.669,2 -4.076,9 -2.198,8 7.670,7 6.186,4 4.380,7 Sumber: BPS, Processed by Trade Data and Information Center, Ministry of Trade

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kondisi balance NPI indonesia belum stabil. Meskipun pada tahun 2015 dan 2016 sudah menunjukkan surplus neraca perdagangan, tetapi pada tahun 2016 surplusnya tidak sebesar tahun 2015 dalam periode yang sama. Artinya indonesia jangan terlena, masih ada kemungkinan – kemungkinan yang akan terjadi di neraca perdagangan indonesia.

Selain kondisi neraca perdagangan yang mengalami penurunan surplus dari pada periode sebelumnya, kita juga harus memperhatikan kondisi negara tujuan utama ekspor indonesia.

Tabel A.2

Ekspor Non Migas Menurut Negara Tujuan Utama

(7)

4 Singapura 6.5 7.1

Berdasarkan data ekspor non migas ke negara tujuan, terlihat bahwa antara ekspor tahun 2015 Triwulan II dan ekspor 2016 Triwulan II tidak terlalu terjadi perubahan yang derastis dalam komposisi 10 negara tujuan utamanya. Pangsa pasar produk ekspor indonesia masih di dominasi negara pasar tradisionalnya dalam hal ini mereka ialah negara – negara maju. Amerika serikat, Jepang, Tiongkok (cina), dan Singapura masih menjadi pasar utama produk ekspor indonesia. Meskipun jika dibandingkan dengan tahun 2013 dan 2014 memang sudah ada kemajuan diversifikasi pasar, dimana di tahun 2016 Triwulan II ini negara berkembang seperti India dan Filipina mulai menjadi Pangsa Pasar besar bagi

(8)

Berdasarkan daftar produk ekspor non migas Indonesia dari antara trirulan II 2015 dan triwulan II 2016 tidak dapat perubahan komposisi yang berarti, pada tahun 2015 diketahui bahwa ekspor karet olahan lebih banyak di bandingkan kendaraan dan bagiannya, sedangkan di tahun 2016 ekspor kendaraan dan bagiannya yang lebih unggul. Artinya produk ekspor indonesia masih terfokus pada beberapa produk saja, dan masih bisa dikembangkan lagi.

B. Potensi Pasar Non Tradisional

Berdasarkan pemaparan di atas diketahui bahwa kegiatan ekspor indonesia masih bergantung pada pasar – pasar tertentu saja, di mana negara tujuan ekspor indonesia terbesar masih ke negara maju. Ketergantungan seperti ini haruslah di waspadai, karena jika terjadi gejolak di perekonomian dunia dan perekonomian negara yang bersangkutan akan mengakibatkan penurunan ekspor indonesia. Hal tersebut telah di alami indonesia pada tahun 2008, perekonomian dunia yang melambat pada tahun 2008 menyebabkan penurunan permintaan ekspor, terutama dari negara pengekspor tujuan ekspor utama. Nilai ekspor ke 5 pasar utama (Amerika, Jepang, China, Singapura, Malaysia) menurun dari 50,7% di tahun 2004 menjadi 48.05 tahun 2009. ( BPS 2010)

Pengoptimalan pasar non – tradisional,khususnya negara – negara yang berada di kawasan Amerika latin, Afrika, Eropa Timur. sekarang ini tengah menjadi salah satu fokus dari kementrian perdagangan dalam kaitannya dengan peningkatan dan penguatan ekspor indonesia. Di mana dari 8 fokus arah kebijakan kementrian perdagangan selain pengamanan pangsa ekspor di pasar utama juga memperluas pangsa pasar ekspor di pasar prospektif dan hubungan perdagangan internasional. (kemendag.2016). pasar non – tradisional umumnya belum tergolong besar, tapi potensial untuk menjadi tujuan ekspor baru.

Kawasan Asia, Timur tengah, Afrika, Amerila latin dan Ocenia merupakan negara – negara yang dapat dijadikan sebagai pasar baru ekspor. Beberapa pertimbangan perlunya menggarap pasar non- tradisional secara intensif antara lain:

1. Masih sangat kecilnya nilai ekspor ke pasar non –tradisional

2. Besarnya potensi pasar negara – negara non tradisional bila dilihat dari jumlah penduduk, sumber daya alam, dan keaneka ragaman komoditi dan produk yang dibutuhkannya, persyaratan kualitas produk yang diterapkan sebagian pasar non –tradisional relatif lebih ringan dibanding dengan negara maju. Disamping itu produk yang dibutuhkan adalah produk dengan tingkat teknologi yang relatif sederhana.

(9)

Kawasan ASEAN, peluang kerjasama perdagangan indonesia dengan negara ASEAN lainnya menjadi semakin signifikan dengan adanya perjanjian – perjanjian perdagangan internasional. Secara keseluruhan, pasar non tradisional yang terletak di kawasan Asia berjumlah 22 negara pada tahun 2013 (DITJEN PEN. 2013:3). Ekspor indonesia ke pasar non – tradisional asia secara umum mengalami peningkatan, hal ini sejalan dengan kondisi balance neraca perdagangan.

Kawasan lain yang juga menawarkan peluang ekspor bagi indonesia adalah pasar non-tradisional di wilayah timur tengah yang berada di 15 negara. Sementara itu, negara – negara lain yang belum berkembang tapi patut untuk dieksplorasi sebagai tujuan ekspor baru adalah 56 pasar non – tradisional di benua afrika. (DITJEN PEN. 2013:6).

Pasar Ekspor Non – Tradisional Asia dan Timur Tengah

Negara 2011 2012 2013 2014 2015

Sri Lanka 376,5 341,6 390,9 385,8 341,5

Uni Emirat Arab 1.715,4 1.614,9 1.584,0 2.501,4 1.899,9 Saudi Arabia 1.430,1 1.771,4 1.734,0 2.156,2 2.060,7

Iran 781,6 482,6 469,3 406,1 216,5

Oman 186,5 237,8 209,4 244,6 211,6

Lainnya 3884.7 2831.5 2724.5 4034.8 3831.4

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan

Selain kawasan Asia dan Timur Tengah, emerging market yang potensial lainnya ialah kawasan Eropa Timur dan Eropa tengah. Untuk ekspor indonesia ke negara pasar non tradisional yang berada di kawasan eropa timur dan eropa tengah justru pada tahun 2012 ke 2013 naik sedangkan disisi lain perekonomian dunia lagi terguncang. Hal ini menunujukkan bahwa pasar ekspor indonesia ke negara – negara tersebut perlu dipertahankan namun harus tetap hati – hati.

Pasar Ekspor Non – Tradisional Eropa Timur dan Eropa Tengah

2011 2012 2013 2014 2015

(10)

Pasar Ekspor Non – Tradisional Afrika

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan

Tidak hanya itu, keputusan indonesia untuk bergabung dalam skema – skema perdagangan internasional juga harus dimanfaatkan dengan baik, misalnya Asia – Pasific Economic Cooperation (APEC). Pada skema perjanjian APEC ini, sesama negara anggota bertanggung jawab untuk saling mendorong perdagangan dan investasi maisng – maisng. Melalui pengamatan pasar akurat di 33 pasar non – tradisional Amerika Latin, seperti Brazil, Meksiko, Argentina, Chili, Kolombia, Peru, Panama, Venezuela, Equador, Uruguay, Kuba dan Jamaika, maka peluang ekspor yang tersedia akan dapat dieksplorasi secara masksimal oleh Indonesia.

Ekspor Pasar Non – Tradisional Amerika Latin

Negara 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan

Kawasan yang patut dieksplorasi, sebagai negara yang potensial bagi komoditi ekspor indonesia adaalh pasar non – tradisional di wilayah Australia Ocenia, terdiri dari 25 negara antara lain, selandia baru, fiji, new caledonia, kepulauan solomon, samoa, dan vanuatu. Wilayah ini cukup potensial untuk meningkatkan kinerja ekspor indonesia karena jarak geografisnya dengan indonesia yang relatif dekat, kondisi iklim memang berbeda namun dengan mengetahui selera pasar setempat, peluang ekspor akan semakin terbuka, di mana komoditas yang diminati di negara – negara tersebut sebagian besar belum bisa diproduksi sendiri oleh negara tersebut.

Ekspor Pasar Non Tradisional Australia-Ocenia

(11)

Selandia Baru 371.

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan

Selain negara – negara berkembang sebenarnya Indonesia juga mulai membidik pasar di negara – negara maju yang selama ini belum tereksplorasi, sehingga dikategorikan juga sebagai emerging markets. Negara – negara tersebut berada di kawasan Eropa, seperti Federal Rusia, Norwegia, swiss, cyprus dan monako, serta wilayah amerika di antaranya terdiri dari peurto Rico, French Polynesia, Guadeloupe, Martinique dan Bermuda ((DITJEN PEN. 2013:9).

Dari Deskripsi dan data mengenai pasar non – tradisional dapat disimpulkan bahwa Indonesia masih memiliki peluang yang sangat besar untuk meningkatkan kinerja ekspor dalam negeri. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya negara – negara yang dikategorikan sebagai pasar non – tradisional atau emerging markets. Artinya potensi pasar tersebut sejauh ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Dari data hanya 31 negara yang sudah tergolong sebagai pasar tradisional, sisanya 200 negara masih dikategorikan pasar non-tradisional. Dengan memberikan perhatian yang proporsional baik kepada negara tradisional dan non – tradisional, indonesia akan selalu siap menghadapi dan mengantisipasi siiituasi pasar global yang dinamis dan fluktuatif. C. Strategi Indonesia Ekspor Ke Pasar Non Tradisional

Indonesia sudah tanggap dengan hal pentingnya penetrasi ke pasar non-tradisional, sehingga tahun ini pemerintah (DITJEN PEN KEMDAG) tengah menyiapkan strategi – strategi yang di anggap paling tepat, antara lain:

1. Promosi ekspor

Mengadakan partisipasi pameran dalam dan luar negeri, misi dagang, misi pembelian, pameran besar ( CAEXPO Nanning, SCAA, dan Cairo Int’l Fair), Aktivasi Nation Branding, Trade Expo Indonesia dan Pameran Spesial Produk di Dalam Negeri.

2. Penguatan kelembagaan ekspor

Penguatan kelembagaan ini di bagi menjadi penguatan lemabaga dalam negari dan lembaga internasional melalui kerjasama yang saling menguntungkan. Kerjasama dalam negari antara lain melibatkan APINDO, KADIN, ASEI, Bank Mandiri, HIPMI, dan disperindag seluruh provinsi. Sedangkan Kerjasama antar lembaga internasional yaitu dengan ALGEX – Algeria, ITPO – Iran, DITP – Thailand dan sebagainya.

(12)

Peningkatan daya saing nilai tambah produk melalui pengembangan desain dengan mempertemukan desainer dengan pelaku usaha yang berorientasi ekspor. Artinya pengembangan ekspor juga melihat kebutuhan dari negara – negara pasar non – tradisional.

4. Analisa Pengembangan Pasar Tujuan ekspor

Penyusunan analisa pengembangan pasar di 12 negara tujuan ekspor. Berdasarkan hasil desk dan survey lapangan untuk tiap wilayah pasar tujuan ekspor 5. Penyediaan Informasi Ringkas Pasar Tujuan Ekspor

Penyedia laporan informasi ringkas pasar tujuan ekspor sebanyak 12 laporan. Berdasarkan desk study untuk memberikan informasi terkini mengenai kondisi pasar negara tujuan ekspor untuk produk tertentu

6. Diseminasi Informasi Ekspor

Penyebarluasan informasi pasar tujuan ekspor kepada pelaku di daerah – daerah Indonesia.

BAB 5 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, dapat kita ketahui kesimpulan dari pembahasan makalah mengenai pasar non tradisional ekspor indonesia antara lain:

1. Neraca Perdagangan Indonesia pada tahun 2015 sudah menunjukkan surplus neraca perdagangan. Namun di tahun 2016 surplus kembali turun jika dibandingkan dengan periode sebelumnya (YoY). Ekspor indonesia sampai saat ini masih didominasi oleh pasar tradisional dalam hal ini negara – negara maju seperti Amerika, singapura, jepang, china, dan korea selatan dengan komoditas ekspor yang paling besar ialah minyak nabati.

(13)

ada beberapa negara maju yang potensial untuk dijadikan pasar ekspor indonesia, antara lain: Federal Rusia, Norwegia, swiss, cyprus dan monako, serta wilayah amerika di antaranya terdiri dari peurto Rico, French Polynesia, Guadeloupe, Martinique dan Bermuda.

3. Indonesia telah tanggap akan pentingnya penetrasi ekspor ke pasar non –tradisional, oleh karena itu, ada beberapa strategi yang tengah dilaksanakan guna mendukung penetrasi pasar non – tradisional, antara lain: Diseminasi Informasi Ekspor, Penyediaan Informasi Ringkas Pasar Tujuan Ekspor, Analisa Pengembangan Pasar Tujuan ekspor, Pengembangan produk ekspor, Promosi ekspor Penguatan kelembagaan ekspor

DAFTAR PUSTAKA

Ahsjar DITJENauhari. 2007. Pedoman Transaksi Ekspor Impor. Jakarta: Prestasi Pustaka.

BPS. 2016. Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto atas dasar harga berlaku menurut pengeluaran, 2014 . retrived by: . https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1223 (di akses 14 Oktober 2016)

DITJEN PEN. 2013. Peluang dan Tantangan Ekspor ke Negara – negara Non – Tradisional.

Retrived by: .

http://DITJENpen.kemendag.go.id/app_frontend/webroot/admin/docs/publication/942 1384233412.pdf (di akses 14 Oktober 2016)

(14)

https://diplomasiekonomi.kemlu.go.id/images/capbuilddiplomat/Paparan %20KEMDAG.pdf (di akses 14 Oktober 2016)

Grup neraca pembayaran dan pengembangan statistik bi. 2015. Laporan neraca pembayaran indonesia. Realisasi triwulan ii 2015. Jakarta: bank indonesia

Grup neraca pembayaran dan pengembangan statistik bi. 2016. Laporan neraca pembayaran indonesia. Realisasi triwulan ii 2016. Jakarta: bank indonesia

Kemendag. 2016. Neraca perdagangan indonesia. Retrived by:

http://www.kemendag.go.id/id/economic-profile/indonesia-export-import/indonesia-trade-balance (di akses 14 Oktober 2016)

Herlambang David. 2014. Kondisi Neraca Perdagangan Selama 11 Tahun Terakhir. Retrived by: https://www.academia.edu/6828962/Neraca_perdagangan?auto=download (di akses 16 Oktober 2016)

Gambar

Tabel A.1Neraca Perdagangan Indonesia Periode 2011 – 2016
Tabel A.3

Referensi

Dokumen terkait

(2005) menjelaskan bahwa biosorpsi dan akumulasi zat polutan oleh tumbuhan dapat terjadi melalui tiga proses yaitu biosorpsi logam oleh akar, translokasi zat

Dalam suatu perjanjian, satu pihak berhak atas suatu prestasi dan pihak lain berkewajiban berprestasi. Dimana pihak yang berhak menuntut suatu prestasi dalam hal ini

Adapun yang menjadi variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah shariah relationship marketing dan kepuasan nasabah, sementara yang menjadi variabel

TERHADAP KECEPATAN MAlU PEMBAJAKAM DAN BEBERAPW SlFAT MEKANIK

Beliau tidak ada pembantu rumah dan terpaksa mengantarkan kedua-dua anaknya yang masih kecil (yang paling besar berumur tiga tahun dan yang kedua baru berusia tujuh bulan) ke

Untuk permukaan tanah yang relatif datar, bila dianggap pergerakan arah lateral tidak terjadi atau sangat kecil setelah gempa bumi, sehingga regangan voumetrik akan sama

Wujud campur kode yang terjadi yaitu campur kode intern (campur kode ke dalam). Peristiwa tutur campur kode yang terjadi yaitu pamong sedang duduk di depan kelas

Instrumen dari observasi dilakukan membuat kisi-kisi, kisi-kisi yang pertama, yaitu dalam karakteristik peserta program imersi, baik pemelajar maupun pengajar BIPA digali