• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Abstrak"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Shariah Relationship Marketing dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi

Oleh:

Drs.A Tarmizi S, M.HI Melly Harleni

Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis pengaruh shariah relationship marketing terhadap loyalitas masabah pada bank syariah mandiri cabang jambi, 2) menganalisis pengaruh kepuasan nasabah terhadap loyalitas nasabah pada bank syariah mandiri cabang jambi, 3) menganalisis pengaruh shariah relationship marketing dan kepuasan nasabah secara bersama-sama terhadap loyalitas nasabah pada bank syariah mandiri cabang jambi. jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden, yang menjadi sampel atau responden dalam penelitian ini adalah nasabah bank syariah mandiri cabang jambi. dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh nasabah bank syariah mandiri cabang jambi yang berjumlah 1781 orang. Berdasarkan hipotesis dan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka digunakan metode analisis statistic dengan pendekatan analisis regresi berganda. Adapun yang menjadi variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah shariah relationship marketing dan kepuasan nasabah, sementara yang menjadi variabel terikat (dependen) adalah loyalitas nasabah pada bank syariah madiri cabang jambi. disamping itu untuk menguji keabsahan kuesioner digunakan uji validitas dan realibilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) nilai konstantas sebesar 2,076 yang berarti bahwa meskipun shariah relationship marketing dan kepuasan nasabah tidak mengalami perubahan atau sama dengan nol, maka loyalitas nasabah akan tetap meningkat sebesar 2,076 poin. 2) setiap terjadi kenaikan shariah relationship marketing sebesar 1 poinmaka loyalitas nsabah akan mengalami peningkatan sebesar 0,252. Koefisien regresi variabel kepuasan nasabah adalah sebesar 0,249. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan variabel kepuasan nasabah secara positif akan mendorong peningkatan loyalitas nasabah bank syariah mandiri sebesar 0,249. 3) pengaruh variabel shariah relationship marketing dan kepuasan nasabah terhadap loyalitas nasabah bank syariah mandiri cabang jambi adalah 21%, sementara sisanya sebesar 79% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar kedua variabel independen yang diteliti (shariah relationship marketing dan kepuasan nasabah)

Kata Kunci: shariah relationship marketing, kepuasan nasabah dan loyalitas nasabah

LATAR BELAKANG

Di era globalisasi ini, transactional

marketing sudah dianggap kurang relevan

sehingga relationship marketing mulai banyak digunakan dalam aktivitas bisnis perbankan sebagai salah satu strategi yang digunakan untuk menciptakan loyalitas

nasabah.1 Bank dapat dikatakan sukses manakala dapat mendapatkan nasabah baru serta mepertahankanya. Loyalitas nasabah dapat mempengaruhi eksistensi sebuah bank. Hal ini tidak serta merta tercapai apabila

1

Anita Rahmawaty, Model Shariah Relationship Marketing dalam Meningkatkan Kepuasan dan Loyalitas pada Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah. Jurnal Ilmu Syari’ah dan Hukum Vol. 49, No. 2, Desember 2015

(2)

bank tidak mampu mengenali apa yang dibutuhkan dan diinginkan nasabah. Adanya relationship marketing, akan menjembatani antara apa yang harus dilakukan bank dalam pemenuhan pelayanan terhadap nasabah dengan apa yang menjadi ekspektasi nasabah dalam memperoleh kepuasan. Kotler dan Keller menjelaskan bahwa menciptakan hubungan yang kuat dan erat dengan pelanggan adalah harapan semua pemasar dan hal ini sering menjadi kunci keberhasilan jangka panjang. 2

Relationship marketing merupakan

salah satu strategi pemasaran yang dapat mendukung kegiatan bisnis agar dapat tetap bertahan dan terus berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini terlihat dari konsep

relationship marketing yang merupakan

suatu model bisnis dengan tujuan utama yaitu

mengidentifikasi, mengantisipasi, dan

memahami kebutuhan pelanggan maupun pihak yang berpotensial menjadi pelanggan dengan mengumpulkan informasi tentang customer, sales, keefektifan pemasaran dan trend pasar.3

Dengan adanya konsep relationship marketing diharapkan suatu kegiatan bisnis bisa mengoptimalkan kinerjanya sehingga akan membawa dampak yang lebih baik terhadap hubunganya dengan konsumen dalam jangka waktu yang lama. Sucahyo menyebutkan fungsi relationship marketing adalah menggunakan profit yang didapat untuk mendapatkan pelanggan baru dengan biaya relatif lebih murah. Dengan demikian, relationship marketing diharapkan mampu memberikan solusi atas tingginya ekspektasi

konsumen, dengan konsepnya yaitu

mengidentifikasi, mengantisipasi, dan

2

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid 2, (Jakarta: Erlangga 2009), hal. 153

3 Afan Doni Sucahyo. “

Pemasaran Hubungan Pelanggan dalamMeningkatkan. Kepuasan dan Loyalitas (Survei Pada Nasabah Bank Tabungan. Pensiunan Nasional Mitra Usaha Rakyat Kantor Cabang Bojonegoro)”. Jurnal Profit Volume 7 No. 1:151-156, 2013. hal.152

memahami kebutuhan pelanggan yang nanti akan meningkatkan laba perushaan.4

Perbedaan implementasi relationship

marketing pada lembaga keuangan syariah

dan konvensional terletak pada shariah

compliance yaitu kepatuhan pada prinsip

syariah.5 Konsep shariah relationship

marketing sendiri dalam buku Hermawan

Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula

merupakan sebuah pengembangan dari

relationship marketing hanya saja segala

aktivitas keseluruhan proses, baik proses penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai tidak boleh ada hal– hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip syariat Islam.6

Topik yang menarik didalam penelitian ini adalah dengan adanya dimensi shariah

compliance dimana pada penelitian–

penelitian sebelumnya belum banyak yang memasukkan dimensi yang menjelaskan

mengenai kepatuhan-kepatuhan terhadap

prinsip syariah pada objek penelitianya. Dari penjelasan diatas, penting bagi

lembaga keuangan syariah dalam

memperhatikan shariah compliance untuk kemudian dapat meningkatkan kepercayaan konsumen yang akan berdampak pada loyalitas nasabah. Salah satu konsep yang dapat mengembangkan loyalitas adalah kepuasan, meskipun kepuasan bukan sebagai

indikator yang utama bagi loyalitas

konsumen.7 Hal tersebut menjelaskan bahwa kepuasan dapat dimiliki tanpa adanya loyalitas namun loyalitas juga akan sulit terjadi tanpa adanya kepuasan. Dengan demikian, kepuasan menjadi suatu hal yang cukup penting karena jika konsumen merasa puas dengan suatu produk atau merk, konsumen akan cenderung untuk terus menggunakan produk tersebut.

4 Ibid. 5 Rahmawaty, Op.Cit. 6 Ibid., hal. 26 7

(3)

Pada perbankan syariah, shariah relationship marketing merupakan suatu hal

yang sangat penting sebagai upaya

memberikan keunggunal produk yang

nantinya akan menjadi pembeda antara bank syariah dan bank konvensional melalui

shariah compliance Siti Maria Wardayati

dalam pokok-pokok hasil penelitian Bank Indonesia menyatakan bahwa nasabah yang

menggunakan jasa lembaga keuangan

syariah, sebagian memiliki kecenderungan untuk berhenti menjadi nasabah, antara lain karena keraguan dan konsistensi penerapan prinsip syariah.8 Secara implisit hal tersebut

menunjukkan bahwa praktik lembaga

keuangan syariah selama ini kurang

memperhatikan prinsip-prinsip syariah sehingga akan berdampak pada loyalitas

nasabah menggunakan jasa keuangan

syariah.

Konsistensi mengenai kepatuhan

syariah pada bank syariah harus tetap dijaga guna memenuhi ekspektasi yang diinginkan masyarakat selama ini. Bank syariah akan menjadi sebuah alternatif yang dipilih masyarakat sebagai mitra bisnis terbaik mereka apabila bank tersebut mampu

meminimalisir keluhan-keluhan yang

dihadapi oleh nasabahnya. Dengan

komunikasi yang dijalin tidak hanya sekedar pemberian informasi mengenai produk, namun juga komunikasi dua arah pada penanganan keluhan yang dihadapi oleh nasabah akan menambah keeratan sebuah hubungan antara pihak bank syariah dengan nasabah. Pada pembiayaan bermasalah, antara pihak nasabah dan juga pihak bank

sebaiknya melakukan diskusi untuk

mendapat penyelesaian, tentunya

berdasarkan prinsip syariah. Dengan adanya komunikasi dua arah yang baik, diharapkan nasabah merasa puas menjalin mitra dengan

8

Siti Maria Wardayati, Impilikasi Shariah Governance terhadap Reputasi dan Kepercayaan Bank Syariah, Jurnal Walisongo, Volume 19, Nomor 1, Mei 2011, hal. 5

bank syariah dan secara otomatis akan meningkatkan keuntungan bagi pihak bank.

Berdasarkan wawancara awal peneliti dengan pegawai Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi diketahui bahwa penerapan

Shariah Relationship Marketing telah

dilakukan sejak Bank Syariah Mandiri membuka Kantor Cabang di Jambi, salah satu bentuk penerapan Shariah Relationship

Marketing adalah pemberian salam

menggunakan syariat Islam yaitu kalimat

Assalamu’alaikum warahmatullahi

wabarakatuh” saat menyapa nasabahmaupun

calon nasabah, selain itu Bank

Syariah Mandiri Cabang Jambi selalu melakukan silaturrahmi kepada nasabah dengan cara mendatangi rumah atau usaha

nasabah lama maupun baru dalam

menawarkan produk syariah.

Penerapan Shariah Relationship

Marketing yang dilakukan Bank Syariah

Mandiri Cabang Jambi juga diwujudkan dalam bentuk penyembelihan hewan qurban yang dilakukan saat idhul adha kemudian diberikan kepada kaum dhu’afa dalam upaya memberi citra positif serta Islami bagi nasabah dan calon nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi .

Hasil dari penerapan telah memberikan

pengaruh yang signifikatan terhadap

peningkatan nasabah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi , hal ini sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Data Nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi

No Tahun Jumlah Nasabah Persentase Kenaikan Pembiayaan Simpanan Total

1 2014 317 728 1045 0

2 2015 392 819 1211 5,89%

3 2016 484 1093 1577 20,22%

4 2017 679 1102 1781 2,94%

Sumber: Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi Tabel 1 di atas menunjukan terjadinya peningkatan nasabah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi setiap tahunnya,

(4)

dengan kenaikan terbesar pada tahun 2016 yaitu sebesar 20,22% dari tahun sebelumnya. Kondisi tersebut bersesuaian dengan

beberapa riset di Indonesia yang

menunjukkan pula bahwa relationship

marketing berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan dan loyalitas, antara lain

studi Prabowo9 menunjukkan bahwa

relationship marketing berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kepuasan dan kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan PT. Astra Surabaya. Studi Sucahyo, et.al10 dengan menggunakan teknik analisis jalur (path

analysis) menunjukkan bahwa customer

relationship marketing yang terdiri dari

ikatan, empati, timbal balik, kepercayaan dan komitmen berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan dan loyalitas nasabah Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Mitra Usaha Rakyat Kantor Cabang

Bojonegoro. Sedangkan variabel yang paling dominan terhadap loyalitas nasabah adalah variabel empati.

Berdasarkan observasi peneliti di Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi diketahui bahwa kepuasan nasabah masih rendah, hal ini terlihat dari berdasarkan pernyataan beberapa nasabah karena ketidakpuasan mereka terhadap pelayanan nasabah, seperti lamban dalam melayani nasabah, karena keterbatasan jumlah teller yang menangani nasabah, sehingga banyak nasabah yang masih antri cukup lama.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PengaruhShariah

9 Budi Prabowo, “

Pengaruh Relationship Marketing terhadap Loyalitas Pelanggan melalui Kepuasan Pelanggan pada PT. Astra Surabaya”, Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 8, 2 (2008)

10

Afan Doni Sucahyo, Achmad DH. Fauzi, & Zainul Arifin, “Analisis Pengaruh Customer Relationship Marketing Pemasaran Hubungan Pelanggan dalam Meningkatkan Kepuasan dan Loyalitas (Survei pada Nasabah Bank Tabungan Pensiunan Nasional Mitra Usaha Rakyat Kantor Cabang Bojonegoro”, Jurnal Profit, 7, 1 (2013), hlm. 152.

Relationship Marketing dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Pengaruh Shariah Relationship Marketing Terhadap Loyalitas Nasabah Pada Bank Mandiri Syariah Cabang Jambi? 2. Bangaimana Pengaruh Keupasan Nasabah

Terhadap Loyalitas Nasabah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi

3. Bagaimana Pengaruh Shariah Relationship Marketing dan Kepuasan Nasabah Secara Bersama-sama Terhadap Loyalitas Nasabah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi?

KERANGKA TEORI

1. Sharia Relationsip Marketing

Istilah shariah relationship marketing dalam penelitian ini dikembangkan dari konsep relationship marketing dan shariah compliance.

a. Relationship marketing

Relationship marketing

diperkenalkan pada dekade 1980-an dan merupakan konsep yang relatif baru dan terus berkembang. Leonard Berry pakar

pemasaran yang pertama kali

memperkenalkan istilah relationship marketing sebagai berikut: “Hubungan

pemasaran adalah menarik,

mempertahankan dan organisasi layanan multi dalam meningkatkan hubungan pelanggan.11

11

Leo YM. Sin, Alan CB. Tse, Oliver HM. Yau, Raymond PM. Chow, Jenny SY. Lee, & Lorett BY. Lau, “Relationship Marketing Orientation: Scale Development and Cross-Cultural Validation”, Journal of Business Research Vol. 58 (2005), hal.185

(5)

Gronroos mengemukakan bahwa

relationship marketing adalah

“Pemasaran adalah untuk membangun,

memelihara, dan meningkatkan

hubungan dengan pelanggan dan mitra lainnya, pada keuntungan, sehingga tujuan dari pihak yang terlibat terpenuhi. Hal ini dicapai dengan saling tukar dan

pemenuhan janji-janji”.12 Harker

mengungkapkan hubungan pemasaran sebagai kegiatan proaktif menciptakan, mengembangkan dan memelihara.13

Senada definisi di atas, Morgan

dan Hunt mengemukakan bahwa

“Hubungan pemasaran mengacu pada semua kegiatan pemasaran diarahkan

membangun, mengembangkan, dan

memelihara pertukaran hubungan yang

sukses”.Sanchez mengartikan

relationship marketing

sebagaihubunganpemasaran adalah

sebuah pendekatan untuk pemasaran dengan pelangganyang mempromosikan

baik pertumbuhan jangka panjang

perusahaan dankepuasan maksimal

pelanggan.20

Beberapa definisi di atas

menjelaskan bahwa relationship

marketing merupakan suatu proses

mendapatkan, mempertahankan dan

mengembangkan pelanggan yang

menguntungkan dan memerlukan

fokusyang jelas terhadap atribut suatu

jasa yang menghasilkan nilai

kepadapelanggan sehingga dapat

menghasilkan loyalitas.

Dengan demikian, tujuan utama dari relationship marketing adalah untuk

membangun dan mempertahankan

pelanggan yang komit dan

menguntungkan bagi perusahaan dan pada waktu yang sama meminimumkan 12Gronroos, “

From Marketing Mix to Relationship Marketing: Towards a Paradigm Shift in Marketing”, Management Decision Vol. 32 No. 2 (1994), hal 9.

13

Leo YM. Sin, Op.Cit.

waktu dan usaha yang dikeluarkan untuk pelanggan yang kurang menguntungkan.

Senada dengan pandangan diatas,

Christopher mengemukakan bahwa

relationship marketing bertujuan untuk

meningkatkan profitabilitas jangka

panjang melalui perubahan dari

pemasaran yang berdasar pada transaksi, dengan penekanannya pada pencarian

pelanggan baru, menjadi customer

retention melalui manajemen hubungan pelanggan yang efektif.

b. Dimensi shariah compliance (kepatuhan shariah)

Bank syariah telah memenuhi kepatuhan pada prinsip-prinsip shari’ah (shariah

complience) apabila dalam semua

transaksi dan kegiatan usahanya tidak mengandung unsur riba, gharar dan maisir, menjalankan bisnis yang berbasis pada keuntungan yang halal, menjalankan amanah yang dipercayakan nasabah kepada bank dan mengelola zakat, infaq

dan shadaqah dengan amanah.14

Penjelasan dari pemenuhan prinsip

shari’ah di bank syariah adalah seperti di bawah ini:

1) Tidak ada riba dalam transaksi bank

Riba secara bahasa artinya adalah tambahan.15 Arti lain dari riba secara bahasa adalah tumbuh dan membesar. Pengertian riba secara istilah menurut Al-Jurjani adalah kelebihan atau tambahan pembayaran tanpa adanya ganti atau imbalan yang disyaratkan bagi salah satu dari dua pihak yang

14

Siti Maria Wardayati, Implikasi Shariah Governance Terhadap Reputasi dan Kepercayaan Bank syariah dalam Jurnal Walisongo Vol. 19 No. 1 Mei 2011, hal. 3

15

Muhammad Rawwas Qal‟aji dan Hamid Sadiq Qunaibi, Mu’jam Lughat al-Fuqaha, cet. II, (Beirut, Dar Al-Nafa‟is, 1988), hal. 218

(6)

membuat akad atau transaksi.16 Sedangkan menurut Al-Aini, riba adalah penambahan atas harta pokok tanpa adanya akad atau transaksi jual beli yang riil.17 Pengertian riba yang lain dikemukakanoleh Qal’aji dan Qunaibi, menurut mereka riba adalah tambahan yang dipersyaratkan dalam suatu akad tanpa adanya ganti yang dibenarkan oleh syara’.

Dengan demikian, yang

dimaksud dengan riba adalah

penambahan pendapatan secara tidak sah antara lain dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan atau dalam transaksi

pinjam-meminjam yang

mempersyaratkan penerima fasilitas mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu. Dalam kajian fiqh terdapat tiga jenis riba, yaitu riba fadhl, riba nasi’ah dan riba jahiliyah. Riba terjadi di bank syariah apabila penentuan tambahan pinjaman karena ada penundaan waktu pelunasan yang dilakukan oleh pihak bank.

2) Tidak ada gharar dalam transaksi bank

Arti gharar secara bahasa adalah tidak jelas. Dalam fiqh, gharar adalah transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak ada atau tidak dimiliki oleh

penjual, tidak diketahui

keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan. Qal‟aji dan Qunaibi berpendapat bahwa suatu jual beli yang mengandung gharar adalah

suatu jual beli yang dalam

transaksinya terdapat unsur

16

Ali bin Muhammad al-Syarif al-Jurjani, Kitab al-Ta’rifat (Beirut: Maktabah Libnan, 1990), hlm. 14

17

Badr al-Din Abi Muhammad al-Aini, Umdah al-Qori : Syarh sahih al-Bukhar, jilid VI (Beirut: Dar al-Fikr,t.t.), hal. 199

ketidakjelasan dalam barang yang

ditransaksikan, harganya,

penyerahannya ataupun waktu

penyerahannya.18

Gharar atau disebut juga taghrir adalah situasi di mana terjadi

incomplete information karena

adanya uncertainty to both parties (ketidakpastian dari kedua belah pihak yang bertransaksi). Di sini, baik pihak A maupun pihak B sama-sama tidak memiliki tidak kepastian mengenai suatu yang ditransaksikan (uncertain to both parties). Gharar terjadi bila sesuatu yang sifatnya pasti

(certain) menjadi tidak pasti

(uncertain).19

3) Tidak ada maisir dalam transaksi bank

Maisir dalam bahasa Arab

adalah qimar yang berarti judi.20 Maisir adalah suatu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak pasti dan bersifat untung-untungan. Secara sederhana, maisir

atau perjudian adalah suatu

permainan yang menjadikan salah satu pihak menanggung beban atau kerugian pihak lain akibat permainan tersebut. Setiap permainan atau

pertandingan harus menghindari

terjadinya zero sum game, yaitu keadaan yang menjadikan salah satu pihak harus menanggung beban pihak yang lain yang merugikan pihak lainnya.21

2. Keputusan Nasabah

Kepuasan nasabah adalah persepsi

nasabah bahwa harapannya telah

18

Muhammad Rawwas Qal‟aji dan Hamid Sadiq Qunaibi, Mu’jam, hal. 330

19

Adiwarman Karim, Bank Analisis Fiqh dan Keuangan, Edisi Tiga, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), hal. 32

20Muhammad Rawwas Qal‟aji dan Hamid Sadiq Qunaibi, Mu’jam, hal. 470

21

(7)

terpenuhi, diperoleh hasil yang optimal bagi setiap nasabah dan pelayanan

perbankan dengan memperhatikan

kemampuan nasabah dan keluarganya,

perhatian terhadap keluarganya, perhatian terhadap kebutuhan nasabah sehingga

kesinambungan yang sebaik-baiknya

antara puas dan hasil. Menurut Tjiptono kepuasan pelanggan merupakan evaluasi pembeli dimana alternatif yang dipilih

sekurangkurangnya memberikan hasil

(outcome) sama dengan harapan

pelanggan. Ketidakpuasan timbul

apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan atau keinginan konsumen.22

Bagi pelanggan, apa yang dihasilkan yaitu perusahaan baginya tidak begitu penting. Pelanggan memikirkan apa yang akan dibelinya untuk memuaskan kebutuhannya atas dasar pertimbangan bila inilah selanjutnya akan menentukan bentuk apa kegiatan bisnis yang perlu dikembangkan.

Pelayanan pelanggan bermutu hanya bisa dipahami dari sudut pandang pelanggan. Kita harus merumuskan

pelayanan bermutu melalui mata

pelanggan. Hanya bila pelanggan

menganggap bahwa anda sebagai

pelayanan telah memberikan pelayanan pelanggan bermutu. William B.Martin Hawkins dan Lonney dikutip dalam Tjiptono indikator kepuasaan nasabah terdiri dari:23

1) Kesesuaian harapan

Merupakan tingkat kesesuaian

antara kinerja produk yang

diharapkan oleh pelanggan dengan yang dirasakan oleh pelanggan, meliputi:

22

Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, edisi kedua, (Andi,. Yogyakarta, 2004), hal. 112

23 Ibid.,

a. Produk yang diperoleh sesuai

atau melebihi dengan yang

diharapkan.

b. Pelayanan oleh karyawan yang diperoleh sesuai atau melebihi dengan yang diharapkan.

c. Fasilitas penunjang yang didapat sesuai atau melebihi dengan yang diharapkan.

2) Minat berkunjung kembali

Merupakan sedian pelanggan untuk berkunjung kembali atau

melakukan pembelian ulang

terhadap produk terkait, meliputi;

a. Berminat untuk berkunjung

kembali karena pelayanan yang diberikan oleh karyawan

memuaskan.

b. Berminat untuk berkunjung kembali karena nilai dan manfaat yang diperoleh setelah

mengkonsumsi produk.

c. Berminat untuk berkunjung

kembali karena fasilitas

penunjang yang disediakan memadai.

3) Kesediaan merekomendasikan. Merupakan kesediaan pelanggan untuk merekomendasikan produk yang telah dirasakannya kepada teman atau keluarga, meliputi:

a. Menyarankan teman atau

kerabat untuk membeli produk yang ditawarkan karena pelayanan yang memuaskan.

b. Menyarankan teman atau

kerabat untuk membeli produk yang ditawarkan karena fasilitas

penunjang yang disediakan

memadai.

c. Menyarankan teman atau

kerabat untuk membeli produk yang ditawarkan karena nilai atau manfaat yang didapat

(8)

setelah mengkonsumsi sebuah produk jasa.

3. Loyalitas

a. Pengertian loyalitas

istilah loyalitas sudah sering diperdengarkan oleh pakar marketing maupun praktisi bisnis, loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah dibicarakan dalam konteks sehari-hari, tetapi menjadi lebih sulit ketika dianalisis maknanya.

Loyalitas merupakan tiket

menuju sukses semua bisnis. Strategi

pemasaran yang sukses yang

didukung oleh berorientasi pada nasabah seharusnya menghasilkan

konsumen-konsumen yang loyal.

Bahwa “konsumen yang loyal adalah konsumen yang puas” itu merupakan pernyataan yang sahih. Tetapi, perlu diingat bahwa tidak semua konsumen yang puas adalah konsumen yang loyal. Yang jelas bahwa kepuasan merupakan syarat utama bagi loyalitas nasabah.

Menurut Sutisna bahwa :

”Loyalitas dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu loyalitas merek dan loyalitas took. Misalnya seorang konsumen yang sudah sangat sering melakukan pembelian terhadap suatu satu merek produk, tidak ada lagi merek yang dipertimbangkan untuk dibeli selain merek produk dibelinya. Ketika merek produk itu tidak tersedia di toko yang ditujunya, dia terus berusaha mencari produk itu

sampai ke tempat yang jauh

sekalipun. Bahkan ketika merek barang itu tidak tersedia, dan petugas penjualan mengatakan merek produk yang dicarinya akan datang beberapa

hari kemudian, dia bersedia

menunggunya. Jika ada konsumen dalam pembeliannya berperilaku

seperti itu, maka bisa disebut konsumen itu sangat loyal terhadap merek pilihannya.24

Seperti halnya loyalitas merek, loyalitas toko juga ditunjukkan oleh perilaku konsisten, tetapi dalam loyalitas toko perilaku konsistennya adalah dalam mengunjungi toko di mana konsumen bisa membeli merek produk yang diinginkan. Oleh karena

itu, sejalan dengan apa yang

diungkapkan oleh Assael, yaitu konsumen yang loyal terhadap merek akan juga loyal terhadap toko.

Ratih mengungkapkan definisi loyalitas nasabah adalah loyalitas adalah komitmen nasabah bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasian usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi

untuk menyebabkan perusahaan

perilaku.25

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang/jasa suatu perusahaan yang dipilih.

Keuntungan-keuntungan yang

akan diperoleh perusahaan apabila memiliki konsumen yang loyal antara lain :

1) Dapat mengurangi biaya

pemasaran (karena biaya untuk menarik konsumen yang baru lebih mahal).

2) Dapat mengurangi biaya transaksi. 24

Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, (Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003), hal. 41

25

Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, (Alfabeta, Bandung, 2005) hal. 129

(9)

3) Dapat mengurangi biaya turnover konsumen (karena penggantian konsumen yang lebih sedikit). 4) Dapat meningkatkan penjualan

silang, yang akan memperbesar pangsa pasar perusahaan.

5) Mendorong konsumen untuk selalu menyebarkan informasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang lebih positif, dengan asumsi bahwa nasabah yang loyal juga berarti mereka yakin dan merasa puas.

6) Dapat mengurangi biaya

kegagalan (Seperti biaya

penggantian, dan lain-lain)

Selanjutnya menurut Usmara loyalitas adalah sebagai berikut : Loyalitas adalah komitmen yang mendalan untuk membeli kembali atau berlanggan kembali suatu produk atau jasa yang dipilih di masa mendatang, dengan cara membeli merek yang sama secara berulang-ulang, meskipun pengaruh situasional dan usaha-usaha pemasaran secara potensial menyebabkan tingkah laku untuk berpindah pada produk atau

jasa lainnya yang menawarkan

berbagai kemudahan dan fasilitas yang lebih baik.26

Menurut Hasan mengemukakan bahwa loyalitas nasabah merupakan perilaku yang terkait dengan merek

sebuah produk, termasuk

kemungkinan memperbaharui kontrak merek di masa yang akan datang,

berapa kemungkinan nasabah

mengubah dukungannya terhadap

merek, berapa kemungkinan

keinginan nasabah untuk

26

Usmara, Usi. Pemikiran Kreatif Pemasaran. (Cetakan pertama, Yogyakarta : Amara Books, 2008), hal. 122

meningkatkan citra positif suatu produk.27

Jika produk tidak mampu

memuaskan nasabah, nasabah akan bereaksi dengan cara keluar (nasabah menyatakan berhenti membeli merek atau produk) dan suara (nasabah menyatakan ketidakpuasan secara langsung pada perusahaan).

Nasabah yang loyal merupakan aset penting bagi perusahaan, hal ini dapat dilihat dari karakteristik yang dimiliki, nasabah yang loyal memiliki karakteristik sebagai berikut :28

1) Melakukan pembelian secara

teratur

2) Membeli diluar lini produk/jasa 3) Merekomendasikan produk kepada

orang lain

4) Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing b. Faktor-faktor yang mempengaruhi

loyalitas

Stanton diterjemahkan

Mangkunegara yang mengemukakan bahwa ada tiga faktor yang

mempengaruhi loyalitas konsumen, sebagai berikut :29

1) Kekuatan sosoal budaya

2) Faktor karakteristik pribadi, serta 3) Kekuatan faktor psikologi pribadi

Selanjutnya akan diuraikan satu persatu mengenai ketiga faktor di atas, sebagai berikut :

1) Kekuatan social budaya, yang terdiri dari:

a) Faktor budaya

1. Siapa pengambil inisiatif,

yaitu siapa yang

27

Ali Hasan. Marketing. (Media Utama, Yogyakarta, 2008) hal. 79

28

Ibid. 29

Staton, William J. Prinsip Pemasaran, terj. oleh Mangkunegara, (Jakarta, Penerbit Erlangga, 2002), hal. 39

(10)

mempunyai inisiatif membeli, tetapi tidak

melakukan proses

pembelian

2. Siapa pembeli pengaruh, yaitu siapa yang

mempengaruhi keputusan membeli

3. Siapa pengambil

keputusan, yaitu siapa

yang menentukan

keputusan apa yang

dibeli, bagaimana cara membelinya kapan dan dimana tempat membeli. 4. Siapa yang melakukan

pembelian, yaitu siapa diantara keluarga yang akan melakukan proses pembelian atau

menggunakan produk. 5. Pemakai, yaitu siapa

yang akan menggunakan produk yang dibeli tersebut.

b) Faktor karakteristik pribadi (prilaku konsumen)

Keputusan konsumen juga dipengaruhioleh

karakteristikpribadi, karakteristik tersebut meliputi:

1. Usia dan tahap siklus hidup

Orang membeli barang dan jasa yang berbeda

sepanjang hidupnya.

Mereka makan makanan bayi selama tahun-tahun awal hidupnya, banyak ragam makanan selama tahun-tahun pertumbuhan dan kedewasaan, serta diet

selama tahun-tahun

berikutnya. Selera orang terhadap pakaian, perabot,

dan rekreasi juga

berhubungan dengan usia. 2. Pekerjaan dan lingkungan

ekonomi

Pekerjaan seeorang juga

mempengaruhi pola

konsumsinya, baik dari

sisi jumlah maupun

kualitas produk yang diinginkannya. Pekerja kerah biru akan membeli pakaian kerja, sepatu kerja, dan kotak makan

siang. Direktur

perusahaan akan membeli pakaian yang mahal, perjalanandengan

pesawat udara,

keanggotaan country club, dan perahu layar besar. 3. Gaya hidup Orang-orang

yang berasal dari sub-budaya, kelas social dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda pula. 4. Keperibadian dan konsep

diri Masing-masingorang memilikikeperibadian yangberbedayang mempengaruhi prilaku pembeliannya

c) Kekuatan faktor psikologis, yang terdiri dari:

1. Faktor pengalaman belajar Belajardaapt

didefinisikan sebagai

suatu perubahan perilaku akibatpengalaman

sebelumnya yang

dirasakan oleh seseorang. Perilaku konsumen dapat dipelajari karena sangat dipengaruhioleh

(11)

pengalaman belajarnya penghargaan bagi nasabah

sendiri. Pengalaman yang sering dan banyak

belajar konsumen akan membeli kumpulkan poin

menentukan tindakan berikan hadiah.

pengambilan keputusan b) Menambahkan manfaat social,

membeli. perlakukan nasabah sebagai

2. Faktor sikap dan partner melalui personalisasi

keyakinan dan individualisasi:

Sikap dapat didefinisikan keanggotaaan, proaktif,

sebagai suatu penilaian pemecahan masalah.

kognitif seseorang c) Menambahkan hubungan

terhadap suka atau tidak structural, menambahkan

suka, perasaan emosional ikatan structural; pengajian,

yang tindakannya arisan, training dan sejenisnya.

cenderung ke arah 2. Mengelola pernintaan yang tidak

berbagai objek atau ide. elastic

Sikap dapat pula diartikan Gunamenciptakan loyalitas

sebagai kesiapan nasabah, perusahaan perlu

seseorang untuk mengelola permintaan menjadi

melakukan suatu tindakan inelastic dengan cara penyesuaian

atau aktivitas. Sikap sebagai berikut:

sangat mempengaruhi a) Kualitas produk

keyakinan individu, Konsumen yang

begitu pula sebaliknya, memperoleh kepuasan atas

keyakinan menentukan produk yang dibelinya

sikap. cenderung melakukan

3. Konsep diri pembelian ulang produk yang

Konsep diri dapat sama, salah satunya adalah

didefinisikan sebagai cara kualitas. Ini dapat digunakan

kita melihat diri sendiri oleh pemasar untuk

dan dalam waktu tertentu mengembangkan loyalitas

sebagai gambaran tentang merek dari konsumennya.

apa yang kita pikirkan Pemasar yang kurang atau

c. Stragegi meningkatkan loyalitas tidak memperhatikan kualitas

Menurut Hasan strategi untuk produk yang ditawarkan akan

meningkatkan loyalitas adalah :30 menanggung risiko tidak

1. Mengikat nasabah loyalnya konsumen.

Untuk meningkatkan Jika pemasar sangat

loyalitas nasabah, marketer dapat memerhatikan kualitsa,

melakukan customer banding bahkan diperkuat dengan

(mengikat nasabah), dengan periklanan yang intensif,

program sebagai berikut : loyalitas konsumennya pada

a) Menambahkan manfaat merek yang ditawarkan akan

keuangan, pemberian lebih mudah diperoleh.

Kualitas dan periklanan itu

30

(12)

menciptakan loyalitas merek jangka panjang. Beberapa

penelitian menunjukkan

bahwa konsumen akan

menjadi loyal pada merek-merek berkualitas tinggi jika produk-produk itu ditawarkan dengan harga yang wajar. b) Promosi penjualan

Loyalitasmerekdapat

dikembangkan melalui

promosi penjualan yang

intensif, misalnya membelit

dua dapat tiga,

mengumpulkan sepuluh tutup botol minimum dapat hadiah

menarik, mengumpulkan

perangko kupon dapat hadiah. Cara-cara serupa lainnya digunakan oleh pemasar untukmenginkatkan kemungkinan konsumen melakukan pembelian ulang.

3. Hubungan pemasaran

Kunci pokok dalam setiap

program promosi loyalitas

adalah upaya menjalin relasi jangka panjang dengan para

nasabah. Asumsinya adalah

bahwa relasi yang kokoh dan saling menguntungkan antara perusahaan dan nasabah dapat membangun bisnis ulang dan menciptakan loyalitas nasabah, akan tetapi harus diwaspadai bahwa:

a. Ada sebagian nasabah untuk tergantung pada pemasok tunggal.

b. Tidakadamanfaat

timbale balik bagi nasabah.

c. Ada sebagian nasabah lebih menyukai focus jangkapendekyang

semata-mata didasarkan pada harga murah

d. Memadukan kegiatan

layanan nasabah,

hubungan nasabah dan

cross selling dengan

berbagai pengorbanan

nasabah yang dapat

mengurangi kesenjangan ekspektasi dan persepsi terhadap produk sehingga membedakkannya dengan pesaing.

4. Mengidentifikasi pernyaratan

nasabah

a. Identifikasi persyaratan nasabah dapat dilakukan

dengan menggunakan

beberapa metode mutakhir, seperti nilai penelitian, nasabah yang terbuka model, analisis sesitivitas, evaluasi multiatribut, analisis konjoin,

dan kualitas fungsi

penyebaran. Sedangkan

untuk memahami pikiran

nasabah secara lebih

mendalam dibutuhkan

teknik, seperti grup fokus, wawancara yang lebih dalam kesetiap individu, dan kontak nasabah.

b. Untuk memahami kebutuhan dan keinginan nasabah yang sangat beragam, terapkan konsep kustomisasi massal.

Caranya dengan

mengintegrasi teknologi

informasi dan sistem manufaktur fleksibel guna

menghasilkan produk

berbiaya rendah sesuai

harapan para nasabah individual.

(13)

a. Sekalipun loyalitas nasabah sebagai tujuan akhir, namun

tidak ada jaminan dapat

langgeng dengan sendirinya, perusahaan harus selalu aktif mencari berbagai inovasi dan terobosan dalam merespon setiap perubahan menyangkut faktor nasabah, perusahaan dan pesaing.

b. Berbagai teknik dan metode yang digunakan seperti total manajemen mutu dan menata ulang proses bisnis sangat bermanfaat dalam membantu

proses perbaikan

berkesinambungan setiap organisasi.

6. Meningkatkan nilai tambah bagi nasabah

Perusahaan sungguh-sungguh

meyakini bahwa tujuan utamanya adalah:

a) Memberikan nilai tambah

kepada para nasabah intinya mereka (yang masuk dalam kategori 20% atau kurang dari total nasabah, namun memberikan kontribusi 80%

atau lebih dari total

penjualan). Nilai tambah tersebut direalisasikan dalam wujud kualitas pelayanan

kepada nasabah, biaya

pelayanan yang minimal,

waktu siklus pelayanan yang lebih cepat, teknologi, dan manfaat-manfaat lain yang dipersepsikan penting dan signifikan oleh nasabah. b) Antisipasi kebutuhan dan

harapan nasabah di masa datang, dengan mencurahkan

semua sumber daya

perusahaan untuk melayani nasabah inti. Retensi dan

loyalitas nasabah inti harus dijadikan obsesi perusahaan. c) Fokuskan perhatian pada

nasabah yang antusias, seperti

kualitas, keseragaman,

keandalan, keteguhan,

mempertahankan

kemampuan, ketersediaan,

teknis, karakteristik inti, keamanan, ekspektasi masa

depan, efektivitas

operasional, layanan sebelum

dan sesudah penjualan,

pengiriman, harga, nilai jual kembali, dan reputasi.

d) Perlakukan nasabah inti

sebagai orang penting,

perhatikan kepentingannya

dan dijadikan dasar

rancangan dan

pengembangan hingga

penyampaian produk

e) Menggerakkan tim kerja lintas fungsional dengan

tujuan utama melayani

nasabah sebaik-baiknya.

Perusahaan menunjuk salah seorang eksekutif senior untuk menjabat petugas yang

memberikan pelayanan

kepada nasabah, mengelola sumber daya yang dimiliki organisasi untuk mewujudkan loyalitas nasabah lebih baik. f) Lakukan menata ulang bisnis

untuk menata kembali semua prosesbisnisnyayang

mempengaruhi nasabah,

mengeliminasi kegiatan yang tidak bernilai tambah, dan secaradramatis

menyempurnakan proses

kualitas, biaya, waktu, dan siklus.

(14)

a. Berusahalah untuk

memuaskan nasabah. b. Wujudkan pelayanan dan

karakteristik produk yang belum diharapkan atau diantisipasinasabah, namundapat

meningkatkan tingkat kesetiaan mereka.

c. Berjuanglah untuk

mencapai tingkat kesahan nol bagi nasabah, untuk membahagiakan nasabah

dan meraih loyalitas

mereka.

d. Biasakan untuk selalu

menyenangkan nasabah

dengan tegur sapa, terima kasih dan jangan pelit dengan senyum dan tidak perlu risih dengan minta maaf) jika salah.

8. Mengoptimalkan kualitas fungsi penyebaran

a. Pastikan dan prioritaskan

permintaan konsumen

sebelum suatu desain

produk baru dirancang b. Dapatkaninformasi mengenaipersepsi nasabahterhadap keunggulandan kelemahanperusahaan dalamsetiapaspek persyaratan nasabah dibandingkan pesaing. c. Bandingkan keunggulan dan kelemahan

perusahaan dengan para pesaingnya dalam setiap aspek spesifikasi produksi melalui cadangan teknik. d. Identifikasi

mempertaha-nkan

penghasilan dalam desain; danmemperoleh

gambaran mengenai

aspek-aspek yang penting, baru, dan sukar dalam desain awal.

9. Komitmen organisasi

a. Bentuk steering komite loyalitas nasabah yang dipimpin seseorang petugas kepala nasabah b. Pahami secara sungguh-

sungguh pontensi loyalitas dan retensi nasabah

c. Tetapkan sasaran spesifik dan kuantitatif mengenai tingkat penyebaran nasabah.

d. Rumuskan misi retensi nasabah secara bersama-sama komite steering. e. Kuantifikasikan nilai

seumur hidup nasabah dan kehilangan seumur hidup

dari setiap keluhan

nasabah.

f. Menerapkanpelayanan denganmemberikan

penyebaran nasabah,

mulai dari antisipasi dan

analisis setiap

kemungkinan penyebaran

nasabah sampai

membujuk mereka untuk kembali menjadi nasabah perusahaan.

10.Membina kakraban dengan nasabah

a. Mengembangkan

kedekatan dengan

nasabah, membina relasi dengan nasabah sebelum pembelian dan purnabeli. b. Berusaha menyesuaikan

produk maupun jasanya dengan kebutuhan spesifik setiap nasabah,

(15)

memberi solusi total oleh Hasan yang menyatakan bahwa

dengan emmberikan semakin baik SRM maka akan semakin

pelayanan dan advis yang meningkat loyalitas nasabah, begitu juga

bersifat personal. dengan kepuasan nasabah, semakin baik

c. Merancang periklanan, kepuasan nasabah maka akan semakin baik

barang dagangan, maupun pula tingkat loyalitas nasabah. operasi sesuai dengan

situasi setiap unit PEMBAHASAN

pelayanan yang menjual A. Hasil penelitian

produknya. 1. Deskripsi variabel penelitian

d. Merancang suatu sistem Berdasarkan hasil olah data maka pada

data base dan secara bagian ini akan di deskripsikan hasil

berkala mengumpulkan pengukuran tentang variabel-variabel

data mengenai pembelian yang meliputi Shariah Relationship

konsumen per toko Marketing (X1), kepuasan nasabah (X2)

pengecer, per kategori, dan loyalitas nasabah (Y) Bank Syariah

dan per produk; mencatat dan dipantau perilaku pembelian konsumen.

Mandiri Cabang Jambi

a. Variabel shariah relationship

marketing

e. Tanamkan pada seluruh Shariah Relationship Marketing

lapisan organisasi adalah suatu usaha yang dilakukan

komitmen pengembangan oleh pihak bank syariah untuk

solusi, membantu nasabah membangun, memelihara, dan

memahami dengan tepat meningkatkan hubungan dengan

apa yang mereka pelanggan dan mitra lainnya, pada

butuhkan. keuntungan, sehingga tujuan dari

f. Struktur bisnis dirancang pihak yang terlibat terpenuhi.

dalam bentuk Shariah Relationship Marketing

pendelegasian sangat penting bagi Bank Syariah

pengambilan keputusan Mandiri Cabang Jambi agar nasabah

kepada setiap karyawan tetap setia menggunakan produk-

yang berhadapan produk yang ditawarkan dan

langsung dengan nasabah, merasakan kepuasan atas pelayanan

diarahkan pada upaya yang diberikanpihak bank.

memberikan hasil yang Variabel Shariah Relationship

menyenangkan nasabah. Marketing diukur dari 3 indikator

g. Mengembangkan yaitu : 1) Tidak Ada Riba Dalam

Mengembangkan budaya Transaksi Bank 2) Tidak Ada Gharar

yang memprioritaskan Dalam Transaksi Bank 3) Tidak Ada

solusi spesifik dan Maisir Dalam Transaksi Bank.

berfokus pada jalinan Masing-masing indikator akan

hubungan nasabah yang dijelaskan pada point sebagai berikut

akrab dan langgeng. Tabel 3 tanggapan responden

Shariah Relationship Marketing pada variabel SRM

pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas Butir Pertanyaan Keterangan Jumlah

(16)

STS TS KS S SS

1 2 3 4 5

Tidak Ada Riba Dalam

Transaksi Bank

1

0

1. Pihak Bank Syariah

0 25 9 6 161

Mandiri menerapkan

aturan tanpa riba pada

produk-produknya

2. Nasabah memahami

bahwa mereka 1 1

mengetahui dengan jelas 1 18 0 153

3 8

tidak ada riba dalam

transaksi pada Bank

Syariah Mandiri

Jumlah/Rata-rata

1 2 43 2 6 157

3 7

Tidak Ada Gharar Dalam

Transaksi Bank

3. Transaksi yang dilakukan 1 1

pada Bank Syariah Mandiri 0 16 2 158

4 8

dilakukan secara jelas baik

objek maupun subjeknya

4. Transaksi dilakukan pada

0 1 16 1 6 158

waktu dan bukti yang jelas 6 2

Jumlah/Rata-rata

0 3 32 3 8 158

0 0

Tidak Ada Maisir Dalam

Transaksi Bank

5. Transaksi dilakukan secara 2

transparan dan tidak ada 0 7 19 0 167

4

unsur spekulasi

6. Transaksi dilakukan tanpa 1

merugikan ke dua belah 0 9 24 4 162

3

pihak, baik nasabah

maupun bank

Jumlah/Rata-rata

0 1 43 3 4 164,5

6 7

Total variabel /Rata-rata

1 6 11 9 1 159,8

9 8 4 8 3

Sumber: diolah dari dati data primer Tabel 3 memberikan gambaran bahwa berkaitan dengan indikator tidak ada riba dalam transaksi bank diperoleh nilai sebesar 157 atau nilai rata-rata sebesar 3,14 nilai ini berada pada rentang skor cukup baik. Artinya Berkaitan dengan

indikator tidak ada riba dalam transaksi bank telah diupayakan

untuk tidak mengandung riba.

Indikator kedua dari variabel Shariah Relationship Marketing adalah tidak ada gharar dalam transaksi bank. Nilai rentang indikator tidak ada gharar dalam transaksi bank berada pada rentang yang cukup baik. Artinya dalam kegiatan transaksi Bank Syariah Mandiri semuanya dilakukan secara transparan dengan bukt-bukti fisik

yang jelas, menurut pendapat

responden pada indikator tidak ada gharar dalam transaksi bank berada pada tingkatan yang cukup baik atau nilai skor total sebesar 158 atau nilai rata-rata sebesar3,16 memberikan arti belum optimal.

Indikator ke tiga berkaitan dengan tidak ada maisir dalam transaksi bank. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata indikator tidak ada maisir dalam transaksi bank sebesar 3,29. Nilai ini berada pada rentang cukup baik. Artinya tidak ada maisir dalam transaksi bank dengan nasabah, semua

transaksi dilakukan dengan

memperhatikan unsur kepastian, secara umum menunjukkan bahwa

Bank Syariah Mandiri telah

mengupayakan tidak ada maisir dalam transaksi bank.

Tabel 4.

Nilai rata-rata perindikator variabel shariah relationship marketing

Indikator Jumlah Nilai Keterangan

Rata-rata

Tidak Ada Riba Dalam 157 3,14 Cukup Baik

Transaksi Bank

Tidak Ada Gharar 158 3,16 Cukup Baik

(17)

Tidak Ada Maisir 159,83 3,20 Cukup Baik Dalam Transaksi Bank

Sumber: Diolah dari tabel 3

Setelah diuraikan gambaran

tanggapan responden pada masing-masing indikator, selanjutnya dibuat akumulasi tanggapan responden dari

keseluruhan butir pernyataan

indikator untuk mendapatkan

gambaran yang lebih jelas tentang

variabel Shariah Relationship

Marketing nasabah dengan Bank Syariah Mandiri, berikut gambaran akumulasi tanggapan responden

tentang Variabel Shariah

Relationship Marketing.

Gambar 1. Diagram akumulasi tanggapan responden mengenaik

variabel shariah relationship

marketing

Hasil akumulasi tanggapan

responden menunjukkan bahwa

pada variabel Shariah Relationship

Marketing sudah cukup baik,

dengan nilai total skor sebesar 159,83 atau sebesar 3,19 maka skor ini berada pada rentang tingkatan yang cukup.

b. Variabel kepuasan nasabah

Kepuasan nasabah adalah

harapan telah terpenuhi, diperoleh hasil yang optimal bagi setiap nasabah dan pelayanan perbankan dengan memperhatikan kemampuan nasabah dan keluarganya, perhatian terhadap keluarganya, perhatian

terhadap kebutuhan nasabah

sehingga kesinambungan yang

sebaik-baiknya antara puas dan hasil. Kepuasan nasabah diukur dari 3 indikator, yaitu sebagai berikut 1)

Kesesuaian Harapan 2) Minat

Berkunjung Kembali 3) Kesediaan merekomendasikan. Masing-masing indikator akan dijelaskan pada point sebagai berikut

Tabel 5 tanggapan responden pada variabel shariah relationship marketing Keterangan Butir Pertanyaan S T C S T S Jml S S S S Kesesuaian Harapan 1 2 3 4 5

1. Produk yang dikelola 0 6 2 1 3 162

Bank Syariah Mandiri 9 2

sesuai dengan yang

diharapkan. 2. Pelayanan oleh 0 7 3 4 0 147

karyawan kepada 9

nasabah sesuai dengan

apa yang diharapkan 3. Fasilitas penunjang yang 0 7 1 3 1 177

baik dan sesuai dengan 0 2

harapan Jumlah/Rata-rata 0 2 7 4 4 162 0 8 8

Minat Berkunjung Kembali

4. Berminat untuk 0 4 3 1 1 160

berkunjung kembali 3 2

karena pelayanan yang

diberikan oleh karyawan

memuaskan.

5. Berminat untuk 0 5 2 2 0 169

berkunjung kembali 1 4

karena nilai dan manfaat

yang diperoleh setelah menggunakan produk. 6. Berminat untuk 0 3 2 1 2 168 berkunjung kembali 8 7 karena fasilitas penunjang yang disediakan memadai. Jumlah/Rata-rata 0 1 8 5 3 165 2 2 3 ,66 Kesediaan merekomendasikan 7. Menyarankan teman 0 1 3 4 0 143

atau kerabat untuk 1 5

menggunakan produk

(18)

8. Menyarankan teman 0 4 7 3 0 185

atau kerabat untuk 9 menggunakan produk

Bank Syariah Mandiri yang ditawarkan karena fasilitas penunjang yang disediakan memadai.

9. Menyarankan teman 0 0 3 1 0 161

atau kerabat untuk 9 1 menggunakan produk

yang ditawarkan karena nilai atau manfaat yang didapat Jumlah/Rata-rata 0 1 8 5 0 163 5 1 4 Jumlah Total/Rata-rata 0 4 2 1 7 163, 7 4 5 55 1 5 Berdasarkan tabel 5

memperlihatkan bahwa pada

indikator yang digunakan untuk

mengukur variabel kepuasan

nasabah terlihat bahwa pada

indikator kesesuaian harapan

menunjukkan sebagian besar

proporsi jawaban adalah cukup setuju sebanyak 78 responden,

sementara yang memberikan

jawaban setuju sebanyak 48

responden. Komposisi jawaban

setuju dan sangat setuju sendiri sebanyak 52 jawaban. Melihat proporsi masing-masing jawaban ini

menunjukkan bahwa adanya

kesesuaian harapan baik produk, pelayanan maupun fasilitas sudah

cukup baik. Nilai jawaban

responden adalah sebesar 162 atau rata-rata 3,24 atau masih berada pada tingkatan yang cukup baik.

Indikator kedua berkaitan erat

dengan pernyataan minat

berkunjung Kembali. Berdasarkan hasil jawaban responden diperoleh

jawaban dengan komposisi 82

memberikan jawaban cukup setuju, proporsi jawaban tidak setuju sebanyak 12 responden, sementara yang memberikan jawaban setuju dan sangat setuju sebanyak 56

responden atau sebesar 22,97 persen. Hasil komposisi jawaban pada indikator minat berkunjung Kembali ternyata lebih dominan pada jawaban yang cukup setuju, hal ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar nasabah cukup meyakini bahwa mereka akan memiliki minat berkunjung kembali. Indikator ketiga berkaitan dengan

kesediaan merekomendasikan.

Berdasarkan hasil jawaban

menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan jawaban

cukup setuju sebanyak 81

responden, yang memberikan

jawaban setuju dan sangat setuju

sebanyak 54 responden.

Berdasarkan hasil perhitungan

diperoleh nilai rata-rata skor pada

indikator kesediaan

merekomendasikan adalah sebesar 3,26. Nilai ini berada pada kategori yang cukup baik.

Adapun nilai rata-rata masing-masing indikator jawaban responden pada variabel kepuasan Nasabah tergambar pada tabel 6 berikut Tabel 6 Nilai rata-rata perindikator variabel kepuasan nasabah

Indikator Jumlah Rata- Keterangan

rata

Kesesuaian 162 3,24 Cukup Baik

Harapan

Minat Berkunjung 165,66 3,31 Cukup Baik

Kembali

Kesediaan 163 3,26 Cukup Baik

merekomendasikan

Sumber: diolah dari tabel 5

Setelah diuraikan gambaran

tanggapan responden pada masing-masing indikator, selanjutnya dibuat

(19)

akumulasi tanggapan responden dari keseluruhan butir pernyataan pada ke tiga indikator untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kepuasan nasabah, berikut gambaran

akumulasi tanggapan responden

tentang kepuasan nasabah.

Gambar 2 Diagram akumulasi

tanggapan responden mengenai

variabel kepuasan nasabah

Hasil akumulasi tanggapan

responden menunjukkan bahwa

kepuasan nasabah Bank Syariah Mandiri sudah cukup baik, hal ini terlihat dari nilai jawaban responden yang sebagian besar berada pada tingkatan yang cukup baik.

c. Variabel loyalitas nasabah

Loyalitas nasabah sangat diperlukan dalam meningkatkan kepercayaan

masyarakat terhadap bank,

kbhususnya Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi. Loyalitas nasabah dalam penelitian ini diukur dari 4 indikator, antara lain adalah sebagai berikut : 1) Melakukan pembelian ulang secara teratur (Makes regular repeat purchases). 2) Melakukan pembelian diluar lini produk/jasa

(Purchases across product and

service lines) 3) Merekomendasikan

produk (Refers other). 4)

Menunjukan kekebalan dari daya tarikan produk sejenis dari pesaing (Demonstrates an immunity to the full of the competition)

Adapun gambaran masing-masing tanggapanrespondenterhadap

masing-masing indikator yang

digunakan untuk mengukur variabel loyalitas nasabah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi tergambar pada tabel-tabel berikut

Tabel 7 Tanggapan Responden Pada variabel Loyalitas Nasabah

Keterangan Butir Pertanyaan S T C S T S Jml S S S S Melakukan Pembelian

Ulang Secara Teratur

1. Saya selalu 3 1 1 1 4 157 menggunakan 2 4 7 produk Bank Syariah Mandiri dalam setiap transaCSi 2. Saya senantiasa 2 1 1 1 4 157 membawa berbagai 4 3 7 alat transaCSi yang

digunakan untuk

transaCSi pada

Bank Syariah Mandiri ketika saya

bepergian Jumlah/Rata-rata 5 2 2 3 8 157 6 7 4 Keterangan Butir Pertanyaan S T C S T S Jml S S S S Melakukan pembelian

diluar lini produk/jasa

3. Produk yang 0 1 1 1 6 166 ditawarkan Bank 5 0 9 Syariah Mandiri selalu saya manfaatkan untuk membantu kemudahan saya bertransaCSi 4. Ketenangan 2 1 6 2 5 169 menggunakan jasa 2 5 produk Bank Syariah Mandiri saya rasakan meskipun saya sangat jarang menggunakannya Jumlah/Rata-rata 2 2 1 4 1 167, 7 6 4 1 5 Merekomendasikan produk

(20)

5. Kepada rekan-rekan 0 2 1 1 0 144 kerja dan 0 6 4 lingkungan kantor saya selalu mengingatkan untuk memanfaatkan produk yang ditawarkan Bank Syariah Mandiri 6. Kepada keluarga 2 1 4 2 7 175

besar selalu saya 1 6 mendorong untuk selalu menggunakan Bank Syariah Mandiri sebagai sarana bertransaCSi Jumlah/Rata-rata 2 3 2 4 7 159, 1 0 0 5 Menunjukan kekebalan

dari daya tarikan

produk sejenis dari

pesaing

7. Apapun kemudahan 2 1 5 2 4 171

yang ditawarkan 1 8 oleh bank lain saya

tetap yakin Bank Syariah Mandiri

memberikan

ketenangan dalam bertransaski

8. Apaun bonus dan 2 1 1 2 4 163

hadiah yang 2 1 1 ditawarkan oleh

bank lain saya tetap

setia menggunakan Bank Syariah Mandiri Jumlah/Rata-rata 4 2 1 4 8 167 3 6 9 Jumlah Total/Rata-rata 1 1 7 1 3 162, 3 0 9 6 4 75 7 7

Sumber: diolah dari data primer Berdasarkan tabel 7 tergambar bahwa ada empat indikator yang digunakan untuk mengukur variabel loyalitas Nasabah. Indikator yang

pertama berkaitan dengan

melakukan pembelian ulang secara teratur.

Berdasarkan hasil jawaban

responden diperoleh jawaban cukup setuju sebanyak 27 responden, kemudian disusul dengan jawaban setuju sebanyak 34 responden, sementara jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 31 responden. Secara rata-rata nilai jawaban responden pada indikator

pertama diperoleh sebesar 3,14 atau berada pada tingkatan yang cukup baik.

Indikator kedua berkaitan dengan melakukan pembelian diluar lini produk/jasa. Berdasarkan hasil jawaban responden diperoleh hasil sebanyak 16 responden memberikan jawaban cukup setuju, sebanyak 27

responden memberikan jawaban

tidak setuju dan sebanyak 55

responden memberikan jawaban

setuju dan sangat setuju. Nilai rata-rata pada indiaktor kedua diperoleh sebesar 3,35 atau berada pada tingkatan yang cukup baik.

Indikator ke tiga pada variabel

loyalitas Nasabah adalah

merekomendasikan produk.

Berdasarkan hasil tanggapan

responden diperoleh hasil sebanyak 40 responden menyatakan setuju, sebanyak 31 orang menyatakan tidak setuju dan sebanyak 20

responden menyatakan cukup

setuju. Secara rata-rata diperoleh nilai skor pada indikator ke tiga adalah sebesar 3,19. Artinya

nasabah senantiasa

merekomendasikan produk sudah cukup baik.

Indikator ke empat berkaitan dengan menunjukan kekebalan dari daya tarikan produk sejenis dari pesaing. Berdasarkan hasil jawaban responden diperoleh hasil sebanyak 49 responden menyatakan setuju, sebanyak 16 responden menyatakan cukup setuju dan 23 responden menyatakan tidak setuju. Nilai rata-rata skor pada indikator keempat adalah sebesar 3,34 atau berada pada tingkatan yang cukup baik.

Adapun gambaran nilai rata-rata skor masing-masing indikator yang digunakan untuk mengukur variabel

(21)

loyalitas nasabah tergambar pada tabel berikut

Tabel 8 Nilai rata-rata perindikator variabel loyalitas nasabah

Indikator Jumlah Nilai Keterangan

Nilai Rata-

rata

Melakukan 157 3,14 Cukup Baik

Pembelian Ulang

Secara Teratur

Melakukan 167,5 3,35 Cukup Baik

pembelian diluar lini

produk/jasa

Merekomendasikan 159,5 3,19 Baik

produk

Menunjukan 167 3,34 Cukup Baik

kekebalan dari daya

tarikan produk

sejenis dari pesaing

Sumber: diolah dari tabel 8

Setelah diuraikan gambaran

tanggapan responden pada masing-masing indikator yang digunakan untuk mengukur variabel loyalitas

Nasabah, selanjutnya dibuat

akumulasi tanggapan responden dari

keseluruhan butir pernyataan

indikator tersebut untuk

mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang loyalitas nasabah.

Grafik berikut merupakan

gambaran akumulasi tanggapan

responden tentang loyalitas nasabah.

Gambar 3 diagram akumulasi

tanggapan responden mengenai

loyalitas nasabah

Hasil akumulasi tanggapan

responden menunjukkan bahwa

loyalitas nasabah sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang sebagian besar memilih jawaban setuju.

HASIL PEMBAHASAN 1. Analisis

Untuk menguji pengaruh syariah

relationship Marketing (X1) dan kepuasan nasabah karyawan (X2) terhadap loyalitas nasabah (Y) digunakan analisis regressi linier berganda, dimana ke dua variabel independen

(Shariah Relationship Marketing dan

kepuasan nasabah ) akan diregresikan secara bersama-sama terhadap loyalitas nasabah.

Selanjutnya akan diuji pengaruh dari ke

dua variabel independen (Shariah

Relationship Marketing dan kepuasan

nasabah ) terhadap loyalitas nasabah baik secara simultan maupun secara parsial

menggunakan analisis regressi linier

berganda. Dari hasil pengolahan data menggunakan software SPSS 23.00 diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel Koefisien regresi shariah relationship marketing dan kepuasan nasabah terhadap loyalitas nasabah

Coefficientsa

Standard

ized

Unstandardized Coefficie Collinearity

Coefficients nts Statistics

Std. Tolera

Model B Error Beta t Sig. nce VIF

1 (Consta 2.076 .386 5.38 .000 nt) 2 X1 .252 .085 .318 2.95 .004 .957 1.045 0

(22)

X2 .249 .099 .270 2.50 .015 .957 1.045 5

a.Dependent

Variable: Y

Dari hasil pengolahan data seperti yang terlihat pada Tabel 15 maka dapat dibentuk model persamaan regressi variabel Shariah Relationship Marketing dan kepuasan nasabah terhadap variabel loyalitas nasabah sebagai berikut.

Y = 2,076 + 0,252X1 + 0,249X2

Keterangan:

X1 : Shariah Relationship Marketing X2 : Kepuasan nasabah

Y : Loyalitas nasabah

Nilai konstanta sebesar 2,076 yang berarti

bahwa meskipun Shariah Relationship

Marketing dan kepuasan nasabah tidak mengalami perubahan atau sama dengan nol maka loyalitas nasabah akan tetap meningkat sebesar 2,076 point. Hal ini disebabkan bahwa loyalitas nasabah tidak hanya dipengaruhi oleh Shariah Relationship Marketing dan kepuasan nasabah saja, masih banyak faktor lain yang mempengaruhi loyalitas nasabah.

Nilai koefisien variabel X1 (Shariah Relationship Marketing ) yang bertanda positif pada model diatas menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel Shariah Relationship Marketing searah dengan perubahan yang terjadi pada loyalitas nasabah. Persamaan regresi di atas tergambar bahwa setiap terjadi kenaikan Shariah

Relationship Marketing sebesar 1 point maka

loyalitas nasabah akan mengalami

peningkatan sebesar 0,252.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel Shariah Relationship Marketing adalah sebesar 0,252. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan variabel Shariah Relationship Marketing secara positif akan mendorong peningkatan loyalitas nasabah sebesar 0,252.

Shariah Relationship Marketing yang kuat mendorong seorang nasabah merasakan

kenyamanan dan ketenangan berhubungan dengan Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi.

Sebaliknya apabila seorang nasabah

memiliki Shariah Relationship Marketing yang rendah akan menyebabkan mereka tidak nyaman dan kurang memiliki ketenangan menjadi mitra Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel kepuasan nasabah adalah sebesar 0,249. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan variabel kepuasan nasabah secara positif akan mendorong peningkatan loyalitas nasabah Bank Syariah Mandiri sebesar 0,249.

Kepuasan nasabah yang baik berarti cara kerja tertata dengan rapi, pelayanan sesuai harapan, fasilitas dan kemudahan dapat diperoleh dengan mudah oleh nasabah. Kepuasan nasabah yang baik dapat terjadi pelayanan dan fasilitas yang memadai yang ditunjang oleh sumberdaya manusia yang berkualitas.

Kepuasan nasabah yang positif dapat tercermin dari hubungan yang haromonis

antara nasabah dengan pihak bank.

Hubungan yang harmonis dapat terjadi apabila pihak bank memiliki komitmen untuk meningkatkan pelayanan. Oleh karena itu hubungan nasabah dengan pihak bank haruslah terjalin komunikasi secara baik, dimana nasabah diberikan kesempatan untuk mengungkapkan keluh kesahnya dan pihak bank secara sadar dan sukarela mau

mendengarkan dan mengerti kesulitan

nasabah. Perasan dihargai ini akan

menyebabkan ketenangan nasabah menjadi mitra Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi.

2. Koefisien Determinasi (R2) dan Korelasi (R)

Koefisien determinasi menggambarkan seberapa besar variasi naik turunnya loyalitas nasabah mampu dijelaskan oleh variabel

Shariah Relationship Marketing dan

Gambar

Gambar  1.  Diagram  akumulasi  tanggapan responden mengenaik  variabel  shariah  relationship  marketing
Tabel 7 Tanggapan Responden Pada  variabel Loyalitas Nasabah
Tabel 8 Nilai rata-rata perindikator  variabel loyalitas nasabah
Tabel  Pengujian  Koefisien  Regresi  secara  bersama-sama

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa munculnya warung-warung kopi modern di kota Medan tidak terlepas dari pengaruh hadirnya gerai kopi Starbucks, pengaruh kopi sachet, gaya

Penambahan adsorben bentonit, zeolit dengan perbedaan tingkat konsentrasi pada minyak ikan dari hasil samping pengalengan menunjukkan, semakin tinggi konsentrasi adsorben

Sebuah implementasi strategis untuk rebranding sangat diperlukan, dan itu setidaknya sudah dilakukan dengan memenuhi teori Perter (1996) tentang pentingnya diferensiasi,

Apabila terdapat kekurangan tenaga pendidik ditinjau dari jam mata pelajaran dengan jumlah tenaga pendidik yang ada, tahap pertama dilakukan oleh pihak lembaga

buku/laporan b.Sistem melakukan pengecekan data peminjaman, dan menampilkan pesan bahwa penon-aktifan anggota gagal, dikarenakan anggota sedang melakukan peminjaman

Terimakasih kepada Ketua Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin yang telah memberikan saran dan

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin mengevaluasi lebih lanjut tentang penggunaan antibiotik seftriakson pada pasien rawat inap di RSI Sultan Agung Semarang

Rancangan seiri pada area 1 meliputi pemilahan material serta mesin yang terpakai dan tidak terpakai, pemilahan peralatan pendukung yang terpakai dan tidak terpakai