• Tidak ada hasil yang ditemukan

this PDF file analisis beban kerja fisik dan mental | Erdius | Berita Kedokteran Masyarakat 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "this PDF file analisis beban kerja fisik dan mental | Erdius | Berita Kedokteran Masyarakat 1 PB"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Dikirim: ​1 Juni 2017  

Diterbitkan: ​1 September 2017 

Stres kerja pada perawat rumah sakit di

Muara Enim: analisis beban kerja fisik dan mental

Job stress among nurses in Muara Enim: physical and mental

workloads analysis

Erdius & Fatwa Sari Tetra Dewi

1

1

Abstract

Purpose:

This study aimed to determine the description of the level of job

stress and identify related factors that include workload, job satisfaction and

individual characteristics of nurses in hospital of dr. H. Mohamad Rabain

Muara Enim.

Methods:

This research was a quantitative study with a

cross-sectional design. Research subjects were 63 nurses who were selected

using proportional stratified random sampling. Independent variables were

physical and mental workload. External variables were job satisfaction,

gender, age, years of service as employee, and marital status. The

dependent variable was job stress. Job stress due to work measurements

used a stress scoring questionnaire as the scoring method. Statistical tests

were conducted to determine the correlation of job stress with the job

stress factors of respondents using chi-square tests on physical workload

variable and Fisher's Exact tests for mental workload with Confidence

Interval (CI) 95% and

​p​

-value < 0.05.

Results:

There was no correlation

between physical workload towards job stress in hospital of dr. H.

Mohamad Rabain District of Muara Enim (p = 0.69). There was also no

correlation between mental workload towards job stress in hospital of dr. H.

Mohamad Rabain of Muara Enim district (p = 0.77).

Conclusion:

Factors

affecting the physical and mental workload are the absence of percentage

between direct, indirect and non-nursing actions, and the differences

between young and capable nurses. The work stress experienced by nurses

is more influenced by other job factors.

Keywords:

nurse job stress; physical workload; mental workload

1Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada  (Email: erdiusdiosrocketmailcom@gmail.com) 

(2)

PENDAHULUAN

Kesehatan dan keselamatan kerja adalah pemikiran        dan upaya menjamin keutuhan dan kesempurnaan        baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada        khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya        dan budayanya menuju masyarakat makmur dan        sejahtera.  ​International Labor Organization      (ILO)  memperkirakan pembiayaan perusahaan karena stres          kerja lebih dari 200 juta dolar per tahun. Biaya        disebabkan karena membayar gaji selama sakit, rawat        inap dan rawat jalan di rumah sakit, biaya karena        penurunan produktifitas pekerja (1). 

Stres kerja menjadi perhatian di industri pelayanan        kesehatan. Hasil studi mengindikasikan pekerja ke-        sehatan lebih rentan untuk menderita depresi dan        cemas yang berhubungan dengan stres kerja        dibandingkan profesi lain. Dampak dari psikologi        distres yaitu   burnout, absenteeism,    berhenti kerja,   

kepuasan pasien yang kurang dan kesalahan dalam        diagnosis dan perawatan (2). Hasil survei PPNI tahun        2006, sekitar 50,9% perawat yang bekerja di empat        propinsi mengalami stres kerja, sering pusing, tidak        bisa istirahat karena beban kerja yang terlalu tinggi        dan menyita waktu, serta gaji rendah tanpa diikuti        insentif yang memadai (3). Tugas-tugas yang begitu        banyak serta monoton menjadi stresor bagi perawat,        terkadang perawat juga harus berhadapan dengan        sikap pasien yang emosional (4). 

Beban kerja menjadi topik menarik untuk dikaji        karena beban kerja profesi keperawatan relatif berat        dan mengarah pada stres kerja. Beban kerja perawat        sangat tinggi dalam usaha memberikan pelayanan        yang optimal kepada pasien. Data menunjukkan        bahwa kapasitas rumah sakit telah melebihi kapasitas.        Oleh karena itu peneliti tertarik mengkaji gambaran        faktor beban kerja fisik dan beban kerja mental        terhadap stres kerja pada perawat dan mengkaji        kebutuhan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah        sakit dr. H. Mohamad Rabain kabupaten Muara Enim. 

METODE

Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain          penelitian ​cross-sectional ​melibatkan 63 orang yang        diambil dengan metode     ​propotional stratified random     

sampling (3). Sampel berasal dari setiap ruangan di             

instalasi rawat inap dan instalasi gawat darurat rumah        saki dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim. Variabel        terikat adalah stres kerja. Variabel bebas adalah beban        kerja fisik dan beban kerja mental. Variabel luar        adalah kepuasan kerja, jenis kelamin, usia, masa kerja       

dan status pernikahan. Kuesioner menggunakan skala        beban kerja fisik diadopsi dari penelitian Hollman       ​et  al.​, (5). Kuesioner beban kerja mental dari             National 

Aeronautics & Space     ​Administration-NASA (NASA Task     

Load  Index-TLX)  (6),  Minnesota  ​Satisfaction 

Questionnaire (MSQ) (7). Kuesioner pengukuran stres         

kerja dari HSE (2003) (6). Uji statistik yang digunakan        untuk beban kerja fisik adalah uji           Chi square   dan 

analisis beban kerja mental menggunakan uji       ​Fisher’s 

Exact​ (8). 

HASIL

Tabel 1 menunjukkan ciri responden meliputi jenis        kelamin, usia, status pernikahan, masa kerja dan        tingkat kepuasan kerja. Penelitian ini menemukan        perawat rumah sakit mayoritas memiliki kepuasaan        kerja kategori sedang. 

Tabel 1. Ciri perawat 

Variabel  % (n=63)  Jenis kelamin 

Perempuan(n=57)  90,48 

Laki-laki (n=6)  9,52 

Usia  

21-35 tahun (n=49) 77,78 

36-40 tahun (n=11) 17,46 

41-45 tahun (n=2) 3,17 

>45 tahun (n=1) 1,59 

Status nikah

Menikah (47) 74,40 

Tidak menikah/belum menikah/janda (n=16) 25,40 

Masa kerja

< 6 Tahun (n=31) 49,21 

6-10 Tahun (n=22) 34,92 

> 10 Tahun (n=10) 15,87 

Kepuasan kerja

Tinggi (n=4) 6,35 

Sedang (n=58) 92,06 

Rendah (n=1) 1,59 

Penelitian ini menemukan stres kerja rendah        (55,56%) dominan terjadi pada perawat di rumah sakit        Muara Enim. Kategori beban kerja fisik didominasi        oleh beban kerja fisik sedang dan tidak ada yang        mempersepsikan beban kerja ringan. Beban kerja        mental sedang sebesar (65,08%). Distribusi kategori        beban fisik dan mental dapat dilihat pada Tabel 2. 

Tabel 2 Ciri beban kerja fisik dan beban kerja mental 

Variabel  % 

Beban kerja fisik 

Sedang (n=48)  76,19 

Berat (n=15)  23,81 

Beban kerja mental 

Ringan (n=4)  6,35 

Sedang (n=41)  65,08 

(3)

Tabel 3 menunjukkan tidak ada hubungan beban        kerja fisik dan beban kerja mental dengan stres kerja        pada perawat.  

 

Tabel 3. Hubungan antar variabel beban kerja fisik dan        mental dengan stres kerja 

Beban kerja  RendahStres Keja Tinggi  95%CI  (ᵡp ²) 

Fisik         

Sedang   26  22  0,198-2,954  0,691 

Berat   9  6 

Mental        

0,71 

Ringan  3  1   

Sedang  22  19  0,237-28,257 

Berat  10  8  0,190-30,246 

 

Tabel 4 menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis        kelamin, usia, status pernikahan, masa kerja dan        kepuasan kerja dengan stres kerja. 

 

Tabel 4. Hubungan antara variabel luar dengan stres        kerja 

Variabel  Rendah (n) Stres Kerja Tinggi (n)  95%CI  Jenis Kelamin        

Perempuan  30  27  0,452-2,200 

Laki-laki  5  1   

Usia        

21-35 tahun  30  19   

36-40 tahun  4  7   

41-45 tahun  1  1   

>45 tahun  0  1   

Status nikah        

Menikah  26  21  0,257-3,480 

Tidak Menikah  9  7   

Masa kerja        

< 6 tahun  18  13   

6-10 tahun  13  9  0,312-2,938 

> 10 tahun  4  6  0,468-9,2002 

Kepuasan kerja        

Tinggi  4  0  0,749-7,269 

Sedang  31  27   

Rendah  0  1   

 

BAHASAN

Penelitian ini menemukan tidak ada hubungan        antara beban kerja fisik dengan stres kerja perawat        rumah sakit dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim.        Menurut peneliti hal ini disebabkan karena sebagian        besar usia responden muda yaitu sebagian besar        berusia pada rentang 21-35 tahun. Pada masa usia ini        kekuatan otot dan daya tahan kardiorespirasi pada        tingkat optimum. Dimana pada usia rentang 20-30       

tahun  merupakan  puncak  dari  daya  tahan 

kardiorespirasi yang sesudah usia ini daya tahan        kardiorespirasi akan menurun. Penurunan ini karena        organ yang mengambil oksigen yaitu paru menurun        fungsinya, selain itu juga organ yang mendistribusikan       

oksigen ke seluruh tubuh. Penurunan fungsi ini terjadi        disebabkan oleh penambahan usia (9). 

Pada penelitian ini beban kerja fisik dinilai dari        beban otot rangka yang disebabkan oleh sikap tubuh        dan usaha selama bekerja yaitu sikap badan, posisi        lengan, posisi kaki dan angkat beban. Pada rentang        usia 21–35 tahun sehingga ketahanan fisik masih        prima. Kerja fisik merupakan sesuatu yang dapat        dilakukan apabila memiliki energi, karena berguna        untuk mendukung kontraksi otot.   

Dalam penelitian Noprianty (2012) yang dilakukan        pada ruang operasi kamar, rawat inap penyakit dalam        dan ICU di rumah sakit dr. H. Mohamad Rabain Muara        Enim. Kegiatan keperawatan langsung, tidak langsung        dan non keperawatan tidak sesuai dengan standar        yang ada. Pengamatan dilakukan selama 7 hari pada        shift pagi, sore dan malam (10). 

Jika dibandingkan standar persentase untuk          aktifitas keperawatan langsung ke pasien adalah 50%,        aktifitas keperawatan tidak langsung 30%, dan aktifitas        non keperawatan 20%. Dari hasil penelitian tersebut       

dapat diambil gambaran bahwa sesungguhnya         

perawat  lebih  banyak  melakukan  pekerjaan 

keperawatan tidak langsung dan non keperawatan. Hal        ini menyebabkan pelak-sanaan asuhan keperawatan          langsung pada pasien tidak optimal. Pada saat perawat        memahami dan melaksanakan tugas pokok dan fungsi        serta tanggung jawab secara penuh maka beban kerja        fisik yang dialami akan berbeda. Variasi beban kerja        yang beragam dapat menimbulkan stres bagi pekerja        ketika mereka merasa tidak mampu melaksanakan        tugas tersebut. Ketidakmampuan pekerja dalam          menyelesai- kan tugas tersebut dapat memengaruhi        penilaian diri seseorang terhadap dirinya. Stres yang        dialami pekerja bisa saja lebih dipengaruhi faktor        pekerjaan lainnya. Sehingga variabel beban kerja fisik        ini tidak berhubungan secara signifikan terhadap stres        kerja. Hal ini sejalan dengan penelitian Kasmarini        (2012) bahwa beban kerja fisik tidak ber-pengaruh        terhadap stres kerja pada perawat di IGD RSU Cianjur.        Hal ini dipengaruhi oleh karena umur perawat        sebagian besar masih muda, pada rentang 25-30 tahun,        berpendidikan DIII Keperawatan dan sebagian besar        didominasi jenis kelamin laki-laki (11). 

Penelitian sebelumnya tidak menemukan hubun-          gan antara beban kerja fisik dengan stres kerja pada        karyawan perusahaaan tekstil Boyolali. Hal ini berke-        mungkinan disebabkan sebagian besar usia karyawan        masih usia muda rentang usia 31 -35 tahun dan kurang        pengawasan selama masa kerja, sehingga karyawan        bekerja relatif santai sehingga karyawan mempunyai        kesempatan berkomunikasi selama jam kerja (12).       

 

(4)

Penelitian Kusmiyati (2003) menyatakan bahwa ada        hubungan antara persepsi beban kerja dengan stres        kerja perawat di instalasi perawatan intensif rumah        sakit dr. Moewardi Surakarta. Hal ini mungkin        disebabkan karena perawat tidak patuh pada jam        pergantian ​shift,  ​sehingga menyebabkan bertambah      jam kerja (13). 

Penelitian ini tidak menemukan hubungan antara        beban kerja mental dengan stres kerja perawat rumah        sakit dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim. Menurut        peneliti hal ini disebabkan oleh karena sebagian besar        SDM perawat di rumah sakit Dr. H. Mohamad Rabain        Muara Enim sudah memiliki kompetensi yang baik.        Semakin baik kompetensi seorang perawat, maka akan        semakin baik pula perawat mempersepsikan beban        kerja mental.  

rumah sakit dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim        meraih akreditasi Paripurna Bintang Lima dari Komisi        Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Indonesia tahun 2017.        Pokja yang dinilai adalah kualifikasi dan pendidikan        staf (KPS). Perawat pelaksana yang bekerja di unit        layanan telah melalui proses kredensial dan evaluasi        oleh unit kerja (14). Hal ini dapat terjadi karena        pekerja merasa terbiasa dengan tekanan pekerjaan        yang dirasakan, sehingga tidak menganggap tuntutan        mental sebagai penyebab utama stres akibat        pekerjaan. Stres yang dialami perawat bisa saja lebih        dipengaruhi faktor pekerjaan lain. Sehingga beban        kerja mental tidak berhubungan signifikan terhadap        stres kerja. 

Kompetensi sangat berpengaruh terhadap kinerja          perawat di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali. Kompetensi        yang kurang menyebabkan perawat kurang memiliki        pengetahuan dan keterampilan dalam bekerja, sehing-        ga tidak dapat menerapkan teori dengan baik akibat        pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional kerja        yang rendah. Efek paling sederhana dan jelas dari        kompetensi rendah adalah tidak bisa melaksanakan        tugas pokok dan fungsi dan berakibat stres kerja (15). 

Beban kerja mental berhubungan dengan gangguan        otot rangka pada perawat di rumah sakit. Penelitian        menggunakan NASA TLX untuk mengukur beban kerja        mental dan CMDQ untuk mengukur gangguan otot dan        rangka. Penelitian ini tidak menemukan hubungan        signifikan antara dimensi performansi dan dimensi        tuntutan mental. Gangguan otot rangka berhubungan        dengan tingkat stres, total beban kerja mental, tuntutan        waktu dan fisik, serta tingkat usaha. Stres kerja pada        perawat mengakibatkan kesalahan tindakan medis          yang berrdampak pada keselamatan pasien (16). 

   

SIMPULAN

Penelitian ini tidak menemukan hubungan antara        beban kerja fisik dan beban kerja mental terhadap        stres kerja perawat. Tidak ada hubungan kepuasan        kerja, jenis kelamin, usia, masa kerja dan status        pernikahan perawat terhadap stres kerja perawat di        rumah sakit dr. H. Mohamad Rabain kabupaten Muara        Enim. Faktor yang memengaruhi beban kerja fisik dan        mental adalah tidak ada prosentase tindakan kepera-        watan langsung, tidak langsung dan non keperawatan,        perawat berusia muda dan cakap. Stres kerja yang        dialami perawat dipengaruhi faktor pekerjaan lain.  

Manajemen rumah sakit dr. H. Mohamad Rabain        Muara Enim perlu mengadakan pelatihan/acara yang        bersifat meningkatkan rasa kebersamaan dan          penguatan psikologi seperti      ​outbond,  Emotional 

Spritual Quoestion.    Perawat perlu mengidentifikasi     

sumber stres di tempat kerja secara proaktif dan        melaporkan kepada atasan sehingga upaya perbaikan        dan pencegahan terhadap penyakit akibat kerja (stres        kerja) dapat dilakukan.  

   

Abstrak

Tujuan:  Penelitian ini bertujuan mengetahui       

gambaran tingkat stres kerja dan mengidentifikasi        faktor penyebab yang berhubungan meliputi beban        kerja fisik dan mental, kepuasan kerja dan karak-        teristik individu perawat di rumah sakit dr. H.        Mohamad Rabain Muara Enim.       ​Metode: Penelitian 

cross  sectional  dilakukan dengan menyebar     

kuesioner pada 63 orang perawat yang diambil        mengguna kan teknik     ​propotional ​stratified random   

sampling. Hasil: Tidak terdapat hubungan beban       

kerja fisik dengan stres kerja perawat di rumah sakit        dr. H. Mohamad Rabain kabupaten Muara Enim.        Tidak ada hubungan antara beban kerja mental        perawat terhadap stres kerja di rumah sakit dr. H.       

Mohamad  Rabain  kabupaten  Muara  Enim. 

Simpulan​: Faktor yang memengaruhi beban kerja        fisik dan mental adalah tidak ada persentase antara        tindakan keperawatan langsung, tidak lang- sung        dan non-keperawatan, dan perbedaan perawat usia        muda dan terampil. Stres kerja yang dialami        perawat lebih dipengaruhi faktor pekerjaan lain. 

Kata kunci:   stres kerja perawat; beban kerja fisik;        beban kerja mental 

(5)

PUSTAKA

1. Greenberg JS. Comprehensive stress management.          McGraw-Hill Education; 2017. 

2. Rose, V. E. & Richard, M. L. ‘Occupational health        hazards in hospitals.’, Professional safety, 24(12),        pp. 11–14; 1980. 

3. Prasetyo B, Jannah LM. Metode Penelitian        Kuantitatif: teori dan aplikasi. RajaGrafindo          Persada; 2005. 

4. Almasitoh UH. Stres kerja ditinjau dari konflik        peran ganda dan dukungan sosial pada perawat.        Psikoislamika. 2012 Mar 20(1). 

5. Hollmann, S. et al. Validation of a questionnaire  for assessing physical work load. Scandinavian  journal of work, environment & health 1999;25(2),  pp.105–14.  

6. Tarwaka,  PGDIP.Sc.,  M.  Erg. Dasar-dasar    Pengetahuan Ergonomi dan Ini Aplikasi di Tempat        Kerja. Harapan Press. Surakarta; 2013. 

7. Mangkunegara, A.A.A.P. Manajemen Sumber Daya         

Manusia  Perusahaan,  Bandung:  Remaja 

Rosdakarya;2015. 

8. Dahlan, M.S. Statistik untuk Kedokteran dan        Kesehatan: Deskriktif, Bivariat, dan Multivariat,          dilengkapi Aplikasi Menggunakan SPSS. Edisi 6.        Epidemiologi Indonesia: Jakarta; 2016. 

9. Yunus, F. Faal Paru dan Olahraga. Jurnal Respiro  Indo 1997;17(2).  

10. Noprianty, R. Analisis Beban Kerja Tenaga        Perawat Pelaksana Berdasarkan Karakteristik Unit          Pelayanan di RSUD Dr. H. Mohamad Rabain       

Muara Enim. Tesis. Universitas Gadjah Mada.        Yogyakarta; 2012. 

11. Kurnia Kasmarani M. Pengaruh Beban Kerja Fisik        dan Mental terhadap Stres Kerja pada Perawat di        Instalasi Gawat Darurat (Igd) RSUD Cianjur. Jurnal        Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro        2012;1(2). 

12. Wartini. Analisis Beban Kerja Fisik dan Psikis        Dengan Stres Kerja pada Pekerja Industri        Pertekstilan di Boyolali. Tesis, Universitas Gadjah        Mada, Yogyakarta;2013. 

13. Kusmiyati. Hubungan Persepsi Beban Kerja          dengan Stres Kerja Perawat di Instalasi Perawatan        Intensif RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Skripsi.        Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta;2003.  14. Budiawan, I.N. Hubungan Kompetensi, Motivasi         

Danbeban Kerja Perawat Pelaksana Dengan          Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah        Sakit Jiwa Propinsi Bali. Tesis. Universitas        Udayana, Denpasar;2015. 

15. RSUD Dr. H. Mohamad Rabain. Profil RSUD Dr. H.        Mohamad Rabain Kabupaten Muara Enim;2017.  16. Budiawan, I.N. Hubungan Kompetensi, Motivasi         

Danbeban Kerja Perawat Pelaksana Dengan          Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah        Sakit Jiwa Propinsi Bali. Tesis. Universitas        Udayana, Denpasar;2015. 

17. Habibi, E., Taheri, M. R., & Hasanzadeh, A..        Relationship between mental workload and          musculoskeletal disorders among Alzahra Hospital          nurses. Iranian Journal of Nursing and Midwifery        Research, 2015;20(1), 1–6. 

(6)

Gambar

Tabel 1. Ciri perawat 
Tabel 4. Hubungan antara variabel luar dengan stres        kerja 

Referensi

Dokumen terkait

Dari data tersebut diketahui p ≤ 0,01, maka disimpulkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan hasil belajar IPA siswa kelas VII SMP Negeri 1 Turi tahun

Pada tabel 3.2 terdapat 3 variabel masukan yaitu kesehatan , point dan jarak yang masing masing memiliki 3 himpunan fuzzy yaitu kesehatan baik, sedang dan buruk ,point sedikit

Pada November 2018, SMGR mengumumkan akuisisi atas Holcim Indonesia, Tbk (SMCB); SMGR melalui akusisi ini akan menjadi perusahaan semen terbesar di Asia tenggara dan

Jimly Asshiddiqie (dalam Dwi Winarno, 2006) menyatakan bahwa negara hukum adalah unik, sebab negara hendak dipahami sebagai suatu konsep hukum. Dikatakan sebagai konsep yang

Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan peneliti maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel LDR, IPR, APB, NPL, BOPO, FBIR, PR

Bidang Pengelolaan Arsip mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengelolaan arsip inaktif, akuisisi dan pengolahan arsip statis

Studi Analisis Pra Penerapan Prinsip Food Safety Yang Berimplikasi Terhadap Jaminan Keamanan Makanan Di Kampung Gajah1. Universitas Pendidikan Indonesia |

Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada pengaruh variabel ukuran.. perusahaan, umur perusahaan, komisaris independen, leverage,