• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indonesia Sebagai Negara Hukum INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Indonesia Sebagai Negara Hukum INDONESIA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Indonesia Sebagai Negara Hukum

INDONESIA SEBAGAI NEGARA HUKUM

Istilah negara hukum secara terminologis terjemahan dari kata Rechtsstaat atau Rule of law. Para ahli hukum di daratan Eropa Barat lazim menggunakan istilah Rechtsstaat, sementara tradisi Anglo–Saxon menggunakan istilah Rule of Law. Di Indonesia, istilah Rechtsstaat dan Rule of law biasa diterjemahkan dengan istilah “Negara Hukum” (Winarno, 2007 dalam Triharso 2013). Gagasan negara hukum di Indonesia yang demokratis telah dikemukakan oleh para pendiri negara Republik Indonesia (Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan kawan-kawan) sejak hampir satu abad yang lalu. Cita – cita negara hukum yang demokratis telah lama bersemi dan berkembang dalam pikiran dan hati para perintis kemerdekaan bangsa Indonesia. Apabila ada pendapat yang mengatakan cita negara hukum yang demokratis pertama kali dikemukakan dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah tidak memiliki dasar historis dan bias menyesatkan.

Para pendiri negara waktu itu terus memperjuangkan gagasan Negara hukum. Ketika para pendiri negara bersidang dalam BPUPKI tanggal 28 Mei –1 Juni 1945 dan tanggal 10-17 Juli 1945 gagasan dan konsep Konstitusi Indonesia dibicarakan oleh para anggota BPUPKI. Melalui sidang-sidang tersebut dikemukakan istilah rechsstaat (Negara Hukum) oleh Mr. Muhammad Yamin (Abdul Hakim G Nusantara, 2010:2 dalam Triharso 2013). Dalam sidang–sidang tersebut muncul berbagai gagasan dan konsep alternatif tentang ketatanegaraan seperti: negara sosialis, negara serikat dikemukakan oleh para pendiri negara. Perdebatan pun dalam sidang terjadi, namun karena dilandasi tekad bersama untuk merdeka, jiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi (nasionalisme) dari para pendiri negara, menjunjung tinggi azas kepentingan bangsa, secara umum menerima konsep Negara hukum dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dasar yuridis bagi negara Indonesia sebagai negara hukum tertera pada Pasal 1 ayat (3) UUD Negara RI 1945 (amandemen ketiga), “Negara Indonesia adalah Negara Hukum” Konsep negara hukum mengarah pada tujuan terciptanya kehidupan demokratis, dan terlindungi hak azasi manusia, serta kesejahteraan yang berkeadilan. Bukti lain yang menjadi dasar yuridis bagi keberadaan negara hokum Indonesia dalam arti material, yaitu pada: Bab XIV Pasal 33 dan Pasal 34 UUD Negara RI 1945, bahwa negara turut aktif dan bertanggungjawab atas perekonomian negara dan kesejahteraan rakyat.

Dalam dekade abad 20 konsep negara hukum mengarah pada pengembangan negara hukum dalam arti material. Arah tujuannya memperluas peran pemerintah terkait dengan tuntutan dan dinamika perkembangan jaman. Konsep negara hukum material yang dikembangkan di abad ini sedikitnya memiliki sejumlah ciri yang melekat pada negara hokum atau Rechtsstaat, yaitu sebagai berikut.

a. HAM terjamin oleh undang-undang b. Supremasi hukum

(2)

d. Kesamaan kedudukan di depan hukum e. Peradilan administrasi dalam perselisihan

f. Kebebasan menyatakan pendapat, bersikap dan berorganisasi g. Pemilihan umum yang bebas

h. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak

Makna negara Indonesia sebagai negara hukum dinamis, esensinya adalah hukum nasional Indonesia harus tampil akomodatif, adaptif dan progresif. Akomodatif artinya mampu menyerap, menampung keinginan masyarakat yang dinamis. Makna hukum seperti ini menggambarkan fungsinya sebagai pengayom, pelindung masyarakat. Adaptif, artinya mampu menyesuaikan dinamika perkembangan jaman, sehingga tidak pernah usang. Progresif, artinya selalu berorientasi kemajuan, perspektif masa depan. Makna hukum seperti ini menggambarkan kemampuan hukum nasional untuk tampil dalam praktiknya mencairkan kebekuan-kebekuan dogmatika. Hukum dapat menciptakan kebenaran yang berkeadilan bagi setiap anggota masyarakat.

Dimana pun suatu negara hukum tujuan pokoknya adalah melindungi hak azasi manusia dan menciptakan kehidupan bagi warga yang demokratis. Keberadaan suatu negara hukum menjadi prasyarat bagi terselenggaranya hak azasi manusia dan kehidupan demokratis. Dasar filosofi perlunya perlindungan hukum terhadap hak azasi manusia adalah bahwa hak azasi manusia adalah hak dasar kodrati setiap orang yang keberadaannya sejak berada dalam kandungan, dan ada sebagai pemberian Tuhan, negara wajib melindunginya. Perlindungan hak azasi manusia di Indonesia secara yuridis didasarkan pada UUD Negara RI 1945.

REFERENSI

Triharso, Ajar. Buku Modul Kuliah Kewarganegaraan. 2013. Surabaya: Universitas Airlangga

(3)

Pengertian NEGARA HUKUM

Poitwd ey yogifajarpwerianp3 on April p1, 10pp

Pengertian negara hukum secara sederhana adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum. Dalam negara hukum, kekuasaan menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum (supremasi hukum) dan bertujuan untuk menjalankan ketertiban hukum (Mustafa Kamal Pasha, dalam Dwi Winarno, 2006). Dengan demikian dalam negara hukum, kekuasaan negara berdasar atas hukum, bukan kekuasaan belaka serta pemerintahan negara berdasar pada konstitusi yang berpaham

konstitusionalisme, tanpa hal tersebut sulit disebut sebagai negara hukum. Supremasi hukum harus mencakup tiga ide dasar hukum, yakni keadilan, kemanfaatan, dan kepastian. Oleh karena itu di negara hukum, hukum harus tidak boleh mengabaikan “rasa keadilan masyarakat”.

Negara-negara komunis atau negara otoriter memiliki konstitusi tetapi menolak gagasan tentang konstitusionalisme sehingga tidak dapat dikatakan sebagai negara hukum dalam arti sesungguhnya. Jimly Asshiddiqie (dalam Dwi Winarno, 2006) menyatakan bahwa negara hukum adalah unik, sebab negara hendak dipahami sebagai suatu konsep hukum. Dikatakan sebagai konsep yang unik karena tidak ada konsep lain. Dalam negara hukum nantinya akan terdapat satu kesatuan sistem hukum yang berpuncak pada konstitusi atau undang-undang dasar.

Negara tidak campur tangan secara banyak terhadap urusan dan kepentingan warga negara. Namun seiring perkembangan zaman, negara hukum formil berkembang menjadi negara hukum materiil yang berarti negara yang pemerintahannya memiliki keleluasaan untuk turut campur tangan dalam urusan warga dengan dasar bahwa pemerintah ikut bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat. Negara bersifat aktif dan mandiri dalam upaya membangun kesejahteraan rakyat.

2. CIRI-CIRI NEGARA HUKUM

Negara hukum merupakan terjemahan dari istilah Rechtsstaat atau Rule of Law. Friedrich Julius Stahl dari kalangan ahli hukum Eropa Kontinental memberikan ciri-ciri Rechtsstaat sebagai berikut.

1) Hak asasi manusia

2) Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak asasi manusia yang biasa dikenal sebagai Trias Politika

3) Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan 4) Peradilan administrasi dalam perselisihan

Adapun AV Dicey dari kalangan ahli hukum Anglo Saxon memberi ciri-ciri Rule of Law sebagai berikut.

1) Supremasi hukum, dalam arti tidak boleh ada kesewenang-wenangan, sehingga seseorang hanya boleh dihukum jika melanggar hukum.

2) Kedudukan yang sama di depan hukum, baik bagi rakyat biasa maupun bagi pejabat 3) Terjaminnya hak-hak manusia dalam undang-undang atau keputusan pengadilan

(4)

pemerintah hanya sedikit karena ada dalil bahwa “Pemerintah yang sedikit adalah pemerintah yang baik”. Dengan munculnya konsep negara hukum materiil pada abad ke-20 maka

perumusan ciri-ciri negara hukum sebagaimana dikemukakan oleh Stahl dan Dicey di atas kemudian ditinjau lagi sehingga dapat menggambarkan perluasan tugas pemerintahan yang tidak boleh lagi bersifat pasif. Sebuah komisi para juris yang tergabung dalam International Comunition of Jurits pada konferensi Bangkok tahun 1965 merumuskan ciri-ciri

pemerintahan yang demokratis di bawah Rule of Law yang dinamis. Ciri-ciri tersebut adalah 1) Perlindungan konstitusional, dalam arti bahwa konstitusi selai daripada menjamin hak-hak individu harus menentukan pula cara prosedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin;

2) Badan Kehakiman yang bebas dan tidak memihak; 3) Kebebasan untuk menyatakan pendapat;

4) Pemilihan umum yang bebas;

5) Kebebasan untuk berorganisasi dan beroposisi; 6) Pendidikan civics (kewarganegaraan)

Disamping perumusan ciri-ciri negara hukum seperti di atas, ada pula berbagai pendapat mengenai ciri-ciri negara hukum yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Montesquieu, negara yang paling baik adalah negara hukum, sebab di dalam konstitusi di banyak negara terkandung tiga inti pokok, yaitu :

1) Perlindungan HAM

2) Ditetapkan ketatanegaraan suatu negara; dan

3) Membatasi kekuasaan dan wewenang organ-organ Negara

Prof. Sudargo Gautama mengemukakan 3(tiga) ciri atau unsur dari negara hukum, yakni sebagai berikut.

1) Terdapat pembatasan kekuasaan negara terhadap perorangan, maksudnya negara tidak dapat bertindak sewenang-wenang. Tindakan negara dibatasi oleh hukum, individual mempunyai hak terhadap negara atau rakyat mempunyai hak terhadap penguasa. 2) Asas legalitas

Setiap tindakan negara harus berdasarkan hukum yang telah diadakan terlebih dahulu yang harus ditaati juga oleh pemerintah atau aparaturnya.

3) Pemisahan kekuasaan

Agar hak-hak asasi betul-betul terlindungi, diadakan pemisahan kekuasaan yaitu badan yang membuat peraturan perundang-undangan, melaksanakan dan badan yang mengadilin harus terpisah satu sama lain tidak berada dalam satu tangan.

Frans Magnis Suseno (1997) mengemukakan adanya 5 (lima) ciri negara hukum sebagai salah satu ciri hakiki negara demokrasi. Kelima ciri negara hukum tersebut adalah sebagai berikut.

1) Fungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga yang bersangkutan sesuai dengan ketetapan sebuah undang-undang dasar.

2) Undang-undang dasar menjamin hak asasi manusia yang paling penting. Karena tanpa jaminan tersebut, hukum akan menjadi sarana penindasan. Jaminan hak asasi manusia memastikan bahwa pemerintah tidak dapat menyalahgunakan hukum untuk tindakan yang tidak adil atau tercela

3) Badan-badan negara menjalankan kekuasaan masing-masing selalu dan hanya taat pada dasar hukum yang berlaku.

(5)

5) Badan kehakiman bebas dan tidak memihak.

Mustafa Kamal Pasha (2003) menyatakan adanya tiga ciri khas negara hukum, yaitu 1) Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia

Di dalam ciri ini terkandung ketentuan bahwa di dalam suatu negara hukum dijamin adanya perlindungan hak asasi manusia berdasarkan ketentuan hukum. Jaminan itu umumnya dituangkan dalam konstitusi negara bukan pada peraturan perundang-undangan di bawah konstitusi negara. Undang-undang dasar negara berisi ketentuan-ketentuan tentang hak asasi manusia. Inilah salah satu gagasan konstitusionalisme

2) Peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan lain dan tidak memihak.

Dalam ciri ini terkandung ketentuan bahwa pengadilan sebagai lembaga peradilan dan badan kehakiman harus benar-benar independen dalam membuat putusan hukum, tidak dipengaruhi oleh kekuasaan lain terutama kekuasaan eksekutif. Dengan wewenang sebagai lembaga yang mandiri terbebas dari kekuasaan lain, diharapkan negara dapat menegakkan kebenaran dan keadilan.

3) Legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya

Bahwa segala tindakan penyelenggara negara maupun warga negara dibenarkan oleh kaidah hukum yang berlaku serta dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

3. INDONESIA SEBAGAI NEGARA HUKUM

Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum tertuang pada Pasal 1 ayat 3 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”. Dimasukkannya ketentuan ini ke dalam bagian pasal UUD 1945 menunjukkan semakin kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat negara, bahwa negara Indonesia adalah dan harus merupakan negara hukum.

Sebelumnya, landasan negara hukum Indonesia ditemukan dalam bagian Penjelasan Umum UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan Negara, yaitu sebagai berikut.

1) Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechsstaat). Negara Indonesia berdasar atas Hukum (Rechsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka (Machtsstaat). 2) Sistem Konstitusional. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).

Berdasarkan perumusan di atas, negara Indonesia memakai sistem Rechsstaat yang

kemungkinan dipengaruhi oleh konsep hukum Belanda yang termasuk dalam wilayah Eropa Kontinental.

Konsepsi negara hukum Indonesia dapat dimasukkan negara hukum materiil, yang dapat dilihat pada Pembukaan UUD 1945 Alenia IV. Dasar lain yang dapat dijadikan landasan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum yakni pada Bab XIV tentang Perekonomian Nagara dan Kesejahteraan Sosial Pasal 33 dan 34 UUD 1945, yang menegaskan bahwa negara turut aktif dan bertanggung jawab atas perekonomian negara dan kesejahteraan rakyat. Negara Hukum Indonesia menurut UUD 1945 mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut. 1. Norma hukumnya bersumber pada Pancasila sebagai hukum dasar nasional;

2. Sistem yang digunakan adalah Sistem Konstitusi; 3. Kedaulatan rakyat atau Prinsip Demokrasi;

(6)

5. Adanya organ pembentuk undang-undang (Presiden dan DPR); 6. Sistem pemerintahannya adalah Presidensiil;

7. Kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain (eksekutif);

8. Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial; dan

9. Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia (Pasal 28 A-J UUD 1945). 4. HUBUNGAN NEGARA HUKUM DENGAN DEMOKRASI

Hubungan antara negara hukum dengan demokrasi dapat dinyatakan bahwa negara demokrasi pada dasarnya adalah negara hukum. Namun, negara hukum belum tentu negara demokrasi. Negara hukum hanyalah satu ciri dari negara demokrasi. Franz Magnis Suseno (dalam Dwi Winarno, 2006) menyatakan adanya 5 gugus ciri hakiki dari negara demokrasi. Kelima ciri tersebut adalah :

1) negara hukum;

2) pemerintahan di bawah kontrol nyata masyarakat; 3) pemilihan umum yang bebas;

4) prinsip mayoritas; dan

5) adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis.

Berdasarkan sejarah, tumbuhnya negara hukum, baik formal maupun materiil bermula dari gagasan demokrasi konstitusional, yaitu negara demokrasi yang berdasar atas konstitusi. Gagasan demokrasi konstitusional abad ke-19 menghasilkan negara hukum klasik (formil) dan gagasan demokrasi konstitusional abad ke-20 menghasilkan Rule of Law yang dinamis (negara hukum materiil)

http://yogifajarpwerianp32.ordprwii2com/10pp/04/p1/pwngwrtian-nwgara-hukum/

Pengertian dan Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia

Dipoikan olwh Uf Mar'iyatui Shifa di 1:05 AM

HAK ASASI MANUSIA

I. PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA

(7)

Swcara wkipliiit, HAM adalah iuatu yang mwlwkat pada manuiia, yang tanpanya manuiia muitahil dapat hidup iweagai manuiia, iifatnya tidak dapat dihilangkan atau dikurangi olwh iiapapun2

Adapun iii dalam mukadimah Dwklaraii Unuvwrial twntang HAM olwh PBB adalah:

p2 pwngakuan atai martaeat dan hak-hak yang iama eagi iwmua anggota kwluarga, kwmanuiiaan dan kwadilan didunia2

12 mwngaeaikan dan mwmandang rwndah hak aiai manuiia akan mwnimeulkan pwreuatan yang tidak iwiuai dwngan hati nurani umat manuiia2

32 hak – hak manuiia pwrlu dilindungi olwh pwraturan hukum 42 pwriahaeatan antara Nwgara-nwgara pwrlu dianjurkan

52 mwmewrikan hak-hak yang iama eaik laki-laki maupun pwrwmpuan 62 mwmewri pwnghargaan twrhadap pwlakianaan hak-hak manuiia dan kweweaian aia umat manuiia

72 mwlakianakan hak-hak dan kweweaian iwcara twpat dan ewnar2

Bwrikut ini pwngwrtian HAM mwnurut ewewrapa ahli:

p2 Prof2 Dr2 Dardji darmodiharjo, S2H

Ham adalah hak-hak daiar / pokok yang diea.a manuiia iwjak lahir iweagi anugrh tuhan yang maha wia

12 Laeoratorium pancaiila IKIP Malang2

HAM adalah hak yang mwlwkat pada martaeat manuiia iweagai inian ciptaan Tuhan Yang Maha Eia2

32 Prof2 Mr2 Kuntjono Pureo pranoto2

HAM adalah hak yang dimiliki manuiia mwnurut kodratnya yang tidak dipiiahkan hakikatnya

42 John Lockw2 HAM adalah hak-hak yang diewrikan langiung olwh Tuhan Yang Maha Pwwncipta iweagai iwiuatu yang ewriifat kodrati2

Dari uraian diatai eiia diiimpulkan eah.a HAM mwrupakan hak paling individu dan iuatu pwlakianaan umum yang eaku eagi iwmua eangia dan Nwgara dan mwrupakan iwpwrangkat hak yang mwlwkat pada hakikat dan kwewradaan

manuiia iweagai makluk Tuhan Yang Maha Eia, yang .ajie dihormati , dijunjung tinggi yang dilindungi olwh Nwgara, hukum, pwmwrintah dan iwtiap orang dwmi kwhormatan iwrta pwrlindungan harkat dan martaet manuiia2

II. MACAM-MACAM HAK ASASI MANUSIA

Mwnurut Dwklaraii Univwrial Ham ( DUHAM ) twrdapat 5 jwnii hak aiai yang dimiliki iwtiap individu2

(8)

- Hak lwgal ( hak jaminan pwrlindungan hukum) - Hak iipil dan politik

- Hak iueiiitwnii ( hak jaminan adanya iumewr daya unuk mwnunjang kwhidupan )

- Hak wkonomi , ioiial dan eudaya2

Mwnurut paial 3-1p DUHAM :

hak pwrional , hak lwgal ; hak iipil dan politik mwliputi: p2 Hak untuk hidup , kweweaian dan kwamanan prieadi 12 Hak eweai dari pwreudakan dan pwnghameatan

32 Hak eweai dari pwnyikiaan atau pwrlakuan maupun hukum yang kwjam, tak ewrprimanuiiaan / mwrwndahkan dwrajat kwmanuiia

42 Hak untuk mwmpwrolwh pwngakuan hukum dimana iaja iwcara prieadi2 52 Hak untuk pwngampuan hukum iwcara wfwktif

62 Hak eweai dari pwngakapan , pwrtahananatau pwmeuangan yang iw.wnag-.wnang

72 Hak untuk pwradilan yang indipwndwn dan tidak mwmihak 82 Hak untuk praduga tak ewrialah iampai twreukti ewrialah 92 Hak eweai dari campur tangan yang iw.wnang – .wnang

p02 Hak eweai dari iwrangan twrhadap kwhadap kwhormatan dan nama eaik pp2 Hak atai pwrlindungan hukum

p12 Hak ewrgwrak

p32 Hak mwmpwrolwh iuaka p42 Hak atai iatu kweangiaan

p52 Hak untuk mwnikah dan mwmewntuk kwluarga p62 Hak untuk mwmpunyai hak milih

p72 Hak eweai ewrfkir

p82 Hak mwnyatakan pwndapat p92 Hak ewrhimpun dan ewriwrikat

102 Hak mwnikmati pwlayanan maiyarakat

Adapun hak iuiiitanii, hak wkonomi, ioiial dan eudaya mwliputi:

p2 Hak atai jaminan ioiial 12 Hak untuk ewkwrja 32 Hak atai haiil kwrja

42 Hak ewrgaeung dan ewriwrikat 52 Hak atai iitirahat

62 Hak hidup dan kwiwhatan yang layak 72 Hak pwndidikan

82 Hak ewrpartiiipaii dalam kwhidupan yang ewrkweudayaan2

III. PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

(9)

Namun manakala manuiia twlah mwmproklamaiikan diri mwnjadi iuatu kaum atau eangia dalam iuatu Nwgara, itatui manuiia individual akan mwnjadi itqatui .arga Nwgara2

Pwmewrian hak iweagi .arga Nwgara diatur dalam mwkaniimw kwnwgaraan2

Berikut ini langkah-langkah dalam upaya penegakan HAM di Indonesia adalah:

p2 Mwngadakan langkah kongrit dan iiitwmatik dalam pwngaturan hukum poiitif 12 Mwmeuat pwraturan pwrundang-undang twntang ham

32 Pwningkatan pwnghayatan dan pwmeudayaan ham pada iwgwnap wlwmwnt maiyarakat

42 Mwngatur mwkaniimw pwrlindungan ham iwcara twrpadu

52 Mwmacu kwewranian .arga untuk mwlaporkan eila ada pwlanggan ham 62 Mwningkatkan hueungan dwngan lwmeaga yang mwnangani ham 72 Mwmewntuk puiat kajian ham

82 Mwningkatkan pwran aktif mwdia maiia

( Muladi ; oriwntaii pwndalaman eidang tugai DPRD I dan DPRD II : p997)

Dalam pwnwgakan HAM diindonwiia pwrangkat idwology Pancaiila dan UUD p945 harui dijadikan acuan pokok, karwna iwcara twrpadu nilai-nilai daiar yang ada didalamnya mwrupakan The Indonesia Bill Of Human Right.

http://.innwragi2elogipot2com/10p3/07/pwngwrtian-hak-aiaii-manuiia-dan2html

Hak asasi manusia

Dari Wikipwdia eahaia Indonwiia, wniiklopwdia eweai

Hak asasi Manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan. HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum dalam

UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1

Dalam teori perjanjian bernegara, adanya Pactum Unionis dan Pactum Subjectionis. Pactum Unionis adalah perjanjian antara individu-individu atau kelompok-kelompok masyarakat membentuik suatu negara, sedangkan pactum unionis adalah perjanjian antara warga negara dengan penguasa yang dipiliah di antara warga negara tersebut (Pactum Unionis). Thomas Hobbes mengakui adanya Pactum Subjectionis saja. John Lock mengakui adanya Pactum Unionis dan Pactum Subjectionis dan JJ Roessaeu mengakui adanya Pactum Unionis. Ke-tiga paham ini berpenbdapat demikian. Namun pada intinya teori perjanjian ini meng-amanahkan adanya perlindungan Hak Asasi Warga Negara yang harus dijamin oleh penguasa, bentuk jaminan itu mustilah tertuang dalam konstitusi (Perjanjian Bernegara).

(10)

seperangkat hak yang dikembangkan oleh PBB sejak berakhirnya perang dunia II yang tidak mengenal berbagai batasan-batasan kenegaraan. Sebagai konsekuensinya, negara-negara tidak bisa berkelit untuk tidak melindungi HAM yang bukan warga negaranya. Dengan kata lain, selama menyangkut persoalan HAM setiap negara, tanpa kecuali, pada tataran tertentu memiliki tanggung jawab, utamanya terkait pemenuhan HAM pribadi-pribadi yang ada di dalam jurisdiksinya, termasuk orang asing sekalipun. Oleh karenanya, pada tataran tertentu, akan menjadi sangat salah untuk mengidentikan atau menyamakan antara HAM dengan hak-hak yang dimiliki warga negara. HAM dimiliki oleh siapa saja, sepanjang ia bisa disebut sebagai manusia.

Alasan di atas pula yang menyebabkan HAM bagian integral dari kajian dalam disiplin ilmu hukum internasional. Oleh karenannya bukan sesuatu yang kontroversial bila komunitas internasional memiliki kepedulian serius dan nyata terhadap isu HAM di tingkat domestik. Malahan, peran komunitas internasional sangat pokok dalam perlindungan HAM karena sifat dan watak HAM itu sendiri yang merupakan mekanisme pertahanan dan perlindungan

individu terhadap kekuasaan negara yang sangat rentan untuk disalahgunakan, sebagaimana telah sering dibuktikan sejarah umat manusia sendiri. Contoh pelanggaran HAM:

p2 Pwnindaian dan mwrampai hak rakyat dan opoiiii dwngan iw.wnang-.wnang2

12 Mwnghameat dan mwmeataii kweweaian pwri, pwndapat dan ewrkumpul eagi hak rakyat dan opoiiii2

32 Hukum (aturan dan/atau UU) dipwrlakukan tidak adil dan tidak manuiia.i2 42 Manipulatif dan mwmeuat aturan pwmilu iwiuai dwngan kwinginan

pwnguaia dan partai tiran/otoritwr tanpa diikut/dihadir rakyat dan opoiiii2 52 Pwnwgak hukum dan/atau pwtugai kwamanan mwlakukan

kwkwraian/anarkii twrhadap rakyat dan opoiiii di manapun2

Referensi

Dokumen terkait

Relevansi Visualisasi Ayat-Ayat Ams\a>l Mus}arrah}ah dalam Kehidupan Sekarang

Misalnya, jika model perdagangan kendaraan bermotor yang selama ini diberlakukan di Indonesia (mengimpor secara utuh kendaraan bermotor dari negara lain) diganti

Sljede´ci teorem rezimira neka od svojstava modularne funkcije koju smo koristili u poglavlju prije, a koja ´ce biti koriˇstena u dokazu teorema 5.0.3..

Semisal ada tradisi pembayaran penyewaan diperbolehkan hanya dengan uang muka dan sisanya dikemudian hari, akan tetapi sang pemilik mensyaratkan harus melunasinya di awal

DePorter dan Hernacki (2002) menyatakan bahwa gaya belajar seseorang merupakan kombinasi dari bagaimana cara menyerap informasi dengan mudah dan mengatur,

Berdasarkan hasil analisis IFAS dan EFAS atau faktor internal dan eksternal bahwa diketahui ada banyak macam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

Faktor penting misalnya ketersediaan infrastruktur, software (lotus note yang mempunyai fasilitas untuk learning space), materi ajar dalam bentuk e-cource yang

mengemukakan hasil diskusinya. 5) Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa. 6) Guru memberi