• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi SAP Berbasis Akrual Dengan Komitmen SKPD Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi SAP Berbasis Akrual Dengan Komitmen SKPD Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. SDM

Menurut Azhar (2007): “SDM merupakan pilar penyangga utama

sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi dan misi serta tujuan dari organisasi tersebut”. SDM merupakan salah satu elemen organisasi

yang sangat penting, oleh karena itu harus dipastikan bahwa pengelolaan SDM dilakukan sebaik mungkin agar mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.

Dalam pengelolaan keuangan pemerintah yang baik, satuan kerja harus memiliki SDM yang berkualitas yang didukung dengan tingkat pendidikan, pengalaman, pelatihan, pemahaman akuntansi, dan profesionalisme sehingga dalam menerapkan sistem akuntansi, SDM yang berkualitas tersebut akan mampu melaksanakan sistem akuntansi dengan memahami dan menerapkan logika akuntansi secara baik sesuai peraturan yang berlaku. “Kegagalan SDM

pemerintah dalam memahami dan menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang ditetapkan pemerintah (Warisno,2008)”.

(3)

dengan pendapat Simanjuntak (2010) yang menyatakan: “salah satu tantangan

yang mempengaruhi keberhasilan penerapan SAP berbasis akrual adalah tersedianya SDM yang kompeten dan andal di bidang akuntansi”.

2.1.2. Insentif

Menurut Handoko (2002): “Insentif adalah perangsang yang ditawarkan

kepada para karyawan untuk melaksanakan kerja sesuai atau lebih tinggi dari standar-standar yang telah ditetapkan, yaitu dalam hal untuk implementasi SAP berbasis akrual”.

Untuk mencapai tujuan organisasi dalam hal implementasi SAP berbasis akrual diperlukan rangsangan atau motivasi secara langsung maupun tidak langsung kepada entitas akuntansi agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik. hal ini sesuai dengan pendapat Mangkunegara (2002): “Iinsentif adalah suatu

bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang atas dasar kinerja yang tinggi dan juga merupakan rasa pengakuan dari pihak organisasi terhadap kinerja karyawan dan kontribusi terhadap organisasi”.

Insentif yang diberikan organisasi pada umumnya adalah tambahan balas jasa berupa uang (honorarium), tanda kehormatan, pengembangan kompetensi, dan lain-lain untuk diberikan kepada entitas akuntansi yang mampu mencapai tujuan organisasi khususnya dalam implementasi SAP berbasis akrual. Pernyataan tersebut sejalan dengan Hasibuan (2001) yang mengemukakan bahwa: “Insentif

(4)

2.1.3. Sarana Pendukung

Sarana pendukung yang dimaksud dalam penelitian ini adalah teknologi

informasi. “Teknologi informasi adalah yang meliputi hardware (perangkat

keras), software (perangkat lunak), database, Jaringan (internet dan intranet), electronic commerce, dan jenis lainnya yang berhubungan dengan teknologi

(Wilkinson et.al 2000)”, yang dapat membantu organisasi pemerintah dalam

mengimplementasikan SAP berbasis akrual. Teknologi informasi berupa

hardware dan softwa re dapat digunakan untuk memproses dan menyimpan

informasi, sedangkan jaringan berfungsi sebagai penyebaran informasi.

Hardware, softwa re, dan jaringan sebagai komponen dari teknologi informasi

merupakan alat yang bisa melipat gandakan kemampuan yang dimiliki manusia.

Hardware, softwa re, dan jaringan juga dapat mengerjakan sesuatu yang manusia

mungkin tidak mampu melakukannya.

Menurut Kenneth dan Jane (2005): “ha rdware adalah perlengkapan fisik

yang digunakan untuk aktivitas input, proses dan output dalam sebuah sistem akuntansi”. Perangkat keras ini terdiri dari komputer yang memproses, perangkat

penyimpanan dan perangkat untuk menghasilkan output serta media fisik untuk menghubungkan semua unit tersebut. Software menurut Kenneth dan Jane (2005) adalah: “sekumpulan rincian intruksi program yang mengendalikan dan

mengkoordinasi perangkat keras per komponen di dalam sebuah sistem informasi”. Jaringan menurut Syafrizal (2005) yaitu: “himpunan interkoneksi

(5)

Tersedianya sarana pendukung (hardware, softwa re, jaringan) dapat mempermudah SKPD dalam melakukan implementasi SAP berbasis akrual, hal ini sejalan dengan pendapat Aldiani (2010) yang menyatakan: “ketersediaan sarana pendukung yang akan mempengaruhi SKPD dalam melaksanakan tugas, seperti tersedianya ha rdware, softwa re, dan jaringan yang berkaitan dengan kebutuhan penerapan SAP yang berbasis akrual”.

2.1.4. Komitmen SKPD

“Komitmen organisasi merupakan keyakinan dan dukungan yang kuat

terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai organisasi (Darma, 2004)”, sehingga dapat memoderasi pengaruh SDM, insentif, dan sarana pendukung terhadap implementasi SAP berbasis akrual. Komitmen SKPD akan merangsang terimplementasinya SAP berbasis akrual karena pada konteks pemerintahan, SDM yang memiliki komitmen SKPD yang tinggi, akan menggunakan informasi yang dimiliki untuk menyusun laporan keuangan menjadi relatif lebih tepat. Komitmen SKPD yang tinggi akan meningkatkan sarana pendukung yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Pengertian komitmen SKPD yang merupakan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai organisasi dapat mengandung arti organisasi tidak akan ragu dalam memberikan pengahargaan berupa insentif guna tercapainya tujuan organisasi. Menurut Ikhsan dan Ishak (2008) bahwa: “komitmen organisasi merupakan tingkat sampai sejauh

mana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuannya, serta berniat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi itu”.

(6)

baik. Komitmen organisasi yang rendah akan membuat individu untuk berbuat untuk kepentingan pribadinya.

Menurut Wentzel (2002): “komitmen organisasi dapat merupakan alat

bantu psikologis dalam menjalankan organisasinya untuk pencapaian kinerja yang diharapkan. Dengan adanya komitmen organisasi akan mempertahankan kepatuhan dalam penyajian laporan keuangan pemerintah yang reliable sesuai dengan SAP berbasis akrual”.

Simanjuntak (2010) juga menyatakan: “dukungan kuat dari SKPD

merupakan kunci dari suatu perubahan, salah satu penyebab kelemahan penyusunan laporan keuangan pada beberapa SKPD adalah lemahnya komitmen dari SKPD”.

2.1.5. Implementasi SAP Berbasis Akrual

Bastian (2006) mendefenisikan: “Standar Akuntansi Pemerintah,

selanjutnya disebut SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah dan merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia”.

(7)

berbasis akrual yaitu pengakuan pendapatan, pengakuan beban, pengakuan aset, pengakuan utang, dan pengakuan ekuitas.

Kementerian Keuangan dalam Modul Gambaran Umum Akuntansi Berbasis Akrual menyatakan: “akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis

akuntansi dimana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan”. Dalam

akuntansi berbasis akrual, waktu pencatatan (recording) sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat.

SAP berbasis akrual merupakan pilihan wajib dan menjadi keputusan yang telah diambil untuk diterapkan dalam akuntansi pemerintahan di Indonesia. Secara nyata keputusan ini disebutkan dalam PP 71 Tahun 2010 tentang SAP, lampiran I.01 kerangka konseptual dalam paragraph 42 yaitu: “bahwa basis akuntansi yang

digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis akrual”.

2.2. Review Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Adventana dan Kurniawan (2014)

(8)

variabel dependen yaitu Kesiapan Penerapan SAP Berbasis Akrual (Y). Diperoleh hasil secara parsial yaitu variabel X1 secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y, variabel X2 secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y, variabel X3 secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y, variabel X4 secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Hasil secara simultan menunjukkan variabel X1, X2, X3, dan X4 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.

b. Ardiansyah dan Atmini (2013)

Ardiansyah dan Atmini (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standard Akuntansi Pemerintahan (Studi Kasus pada Satuan Kerja di Wilayah Kerja KPPN Malang) menggunakan variabel independen yaitu Kualitas Sumber Daya Manusia (X1), Komitmen Organisasi (X2), dan Komunikasi (X3) serta menggunakan variabel dependen yaitu Kesiapan Penerapan SAP Berbasis Akrual (Y). Diperoleh hasil secara parsial yaitu variabel X1 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Y, variabel X2 secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y, variabel X3 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Hasil secara simultan menunjukkan variabel X1, X2, dan X3 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.

c. Bilondatu et.al (2015)

(9)

variabel independen, antara lain : Tingkat Pemahaman Aparatur (X1), dan Pelatihan Aparatur (X2) serta menggunakan variabel dependen yaitu Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Berbasis Akrual dalam Pengelolaan Keuangan Daerah (Y). Diperoleh hasil secara parsial yaitu variabel X1 secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y, variabel X2 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Hasil secara simultan menunjukkan variabel X1, dan X2 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.

d. Halen dan Astuti (2013)

Penelitian yang dilakukan oleh Halen dan Astuti (2013) tentang Pengaruh Tingkat Pemahaman, Pelatihan dan Pendampingan Aparatur Pemerintah Daerah terhadap Penerapan Accrual Basic dalam Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Jember (Studi Kasus pada Dinas Pemerintahan Kabupaten Jember) menggunakan variabel independen, antara lain : Tingkat Pemahaman (X1), Pelatihan (X2), dan Pendampingan (X3) serta menggunakan variabel dependen yaitu Penerapan Accrual Basic (Y). Diperoleh hasil secara parsial yaitu variabel X1 secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y, variabel X2 secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y, variabel X3 secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y. Hasil secara simultan menunjukkan variabel X1, X2, dan X3 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.

e. Kusuma dan Fuad (2013)

(10)

Pemerintah menggunakan variabel independen yaitu Tingkat Pendidikan Staf Keuangan (X1), Pelatihan Staf Keuangan (X2), Kualitas Teknologi Informasi (X3), Dukungan Konsultan (X4), Pengalaman Menjalankan Basis Kas Menuju Akrual (X5), Latar Belakang Pendidikan Pimpinan (X6), dan Ukuran Satuan Kerja (X7) serta menggunakan variabel dependen yaitu Tingkat Penerapan Akuntansi Akrual (Y). Diperoleh hasil secara parsial yaitu variabel X1 secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel Y, variabel X2 secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y, variabel X3 secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel Y, variabel X4 secara parsial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap variabel Y, variabel X5 secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel Y, variabel X6 secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel Y, variabel X7 secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel Y. Hasil secara simultan menunjukkan variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6 dan X7 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.

f. Norfaliza (2015)

(11)

variabel X3 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Hasil secara simultan menunjukkan variabel X1, X2, dan X3 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.

g. Nufus (2014)

Penelitian yang dilakukan oleh Nufus (2014) tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Standard Akuntansi Pemerintah pada Pemerintah Kota Baubaumenggunakan variabel independen, antara lain : Karakteristik SDM (X1), Sistem Pemerintah (X2), dan Proses Politik (X3) serta menggunakan variabel dependen yaitu Penerapan SAP (Y). Diperoleh hasil secara parsial yaitu variabel X1 secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y, variabel X2 secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y, variabel X3 secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y. Hasil secara simultan menunjukkan variabel X1, X2, dan X3 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.

h. Putra dan Ariyanto (2015)

(12)

parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Y. Hasil secara simultan menunjukkan variabel X1, X2, X3, dan X4 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.

i. Sugiarto dan Alfian (2014)

Sugiarto dan Alfian (2014) melakukan penelitian dengan judul Faktor-faktor Pendukung atas Keberhasilan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Pemerintah di Kota Solo dengan variabel independen, antara lain : Sumber Daya Manusia (X1), Komitmen (X2), Motivasi dan Budaya (X3), dan Perangkat Pendukung (X4) serta menggunakan variabel dependen yaitu Keberhasilan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual (Y). Diperoleh hasil secara parsial yaitu variabel X1 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Y, variabel X2 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Y, variabel X3 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Y, variabel X4 secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Hasil secara simultan menunjukkan variabel X1, X2, X3, dan X4 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.

j. Sukadana dan Mimba (2015)

(13)

Hasil penelitian terdahulu masih menunjukkan perbedaan hasil, hal tersebut mungkin dikarenakan adanya perbedaan sifat variabel, objek penelitian, waktu penelitian, dan/atau perbedaan dalam metode statistik yang digunakan. Penelitian ini merupakan replikasi yang mengacu pada penelitian Sukadana dan Mimba (2015) dengan perbedaan yaitu menambah variabel independen dengan insentif, dan sarana pendukung serta menambah Komitmen SKPD sebagai variabel moderating.

Referensi

Dokumen terkait

Pembunuh Kolesterol: Diet Rendah Karbohidrat Ada bukti bahwa diet rendah karbohidrat mungkin lebih baik dari diet rendah lemak untuk mengendalikan

Penyusunan Renja SKPD ini sebagai implementasi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 09 Tahun

Berdasarakan dari hasil pembahasan maka dapat disimuplkan bahwa intervensi Ergonomi mempunyai manfaat dengan pemberian 200 cc teh manis (5 gr %) saat istirahat pendek

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan mengajar guru dan mendeskripsikan peningkatan hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan

Salah satu dari mereka ingin ada dari mereka berdua yang mengajak basis sekolahnya agar tidak

Universitas Negeri

Oleh karena polutan yang paling berpengaruh terhadap kejadian lewat denyar pada suatu isolator adalah konduktivitas lapisan garam yang mencemari isolator dan garam tersebut

Demikian pula dalam pengelolaan sumber daya manusia baik dalam proses rekrutmen dan strategi pemeliharaan anggota (karyawan) mempunyai perbedaan, dimana dalam organisasi