Alur Pikir
1. Lesi pada rongga mulut merupakan suatu reaksi akibat iritasi kronis yang secara mikroskopis dijumpai perubahan sel berupa metaplasia dan displasia. Keadaan ini masih bersifat reversible dan iritasi kronis dihilangkan maka sel ini dapat kembali ke bentuk normal tapi pada keadaan iritasi yang terus-menerus, Sel displasia dapat mengalami perubahan menjadi sel anaplasia yang dikategorikan sebagai karsinoma. (Yen CY, Lu MC, Tzeng CC , 2009)
2. Karsinoma sel skuamosa merupakan tumor ganas yang berasal dari sel sepitel skuamous. Neoplasma ganas disebut kanker dan istilah kanker digunakan untuk menyebut neoplasma ganas khususnya jenis epiteal yaitu karsinoma.(M. Taha Ma’ruf, 2007)
3. Di Medan menurut data penelitian yang didapat Octavia (2003) dan Puspasari (2008) pada tahun 1997-2012 yang dilakukan di laboratorium patologi anatomi Medan, didapatkan angka insidensi KSS rongga mulut adalah diantara 86%-90,5% dari seluruh keganasan di rongga mulut
4. Etilogi terjadinya karsinoma sel skuamosa adalah faktor lokal (iritasi kronis,trauma mekanis atau restotasi yang tidak tepat) Faktor luar ( kebiasaan merokok,makanan dan status nutrisi, sinar UV, infeksi virus (HPV,EBV,HSV ) dan jamur, debu industry) Faktor co-carcinogen Faktor yang membantu bahan kimia lain untuk menimbulkan terjadinya keganasan seperti usia,jenis-kelamin,genetik. (Taha Ma’ruf M ,2007)
6. EBV merupakan salah satu penyebab karsinoma sel skuamosa rongga mulut.karsinoma sel skuamosa yang terjadi pada penduduk Okinawa jepang sudah diteliti dan hasilnya ternyata terkait dengan infeksi EBV . (Higa et al, 2002)
7. Infeksi EBV sering terjadi,di Amerika serikat hampir 50% dari anak-anak yang berumur di bawah lima tahun, dan 95% orang dewasa pernah mengalami infeksi
EBV. (Budhy TI 2005)
8. EBV diketahui sebagai salah satu penyebab utama dari terjadinya penyakit ini.
EBV memiliki potensial dan kemampuan untuk menjadi karsinogenesis (Budhy TI 2005)
9. Genom EBV yang berada pada sel inang berbentuk Latent episome. Dimana pada latent episome terdapat gen antara lain Lmp-1,EBNA,EBER. (Budhy TI 2005)
10. EBV biasanya ditularkan melalui air liur yang terinfeksi dan memulai infeksi di orofaring. replikasi virus terjadi pada sel epitel faring dan kelenjar ludah. EBV
adalah penyebab dari mononucleosis infeksiosa. Sel B yang terinfeksi virus mensintesis imunoglobin. Mononukleosis merupakan transformasi poliklonal sel B. selama perjalanan infeksi mayoritas penderita antibody heterofil.(M. Taha Ma’ruf ,2007)
11.Lmp-1 secara langsung berhubungan dengan oncogenesi karena Lmp-1 mempunyai kemampuan menginhibisi terjadinya apoptosis dan dapat meningkatkan konsentrasi
Bcl2. Apoptosis merupakan hal penting dalam perkembangan dan homeostatsis jaringan normal (Shao JY, 2004)
12. Lmp-1 mengaktifasi jalan NF-κB , lebih jauh lagi Lmp-1 menginduksi faktor pro-angiogenik seperti VEGF, FGF-2, MMP9, and COX2, yang memberi kontribusi menjadi onkogenik. (Robbin and Cotran, 1999)
13. EBV yang telah menginfeksi epitel akan menetap secara laten dan secara perio- dik menjadi aktif. Pada Hairy leukoplakia ditemukan partikel EBV sampai 100%
(Hu li Fu, 1995)
14. Lmp-1 merupakan gen laten EBV yang pertama ditemukan yang dapat mentransformasi jalur sel dan merubah fenotip sel karena potensi onkogeniknya (Yenita, Asri A, 2012)
15. EBV dapat menginfeksi oral mukosa yang laten. Tampilan Lmp-1 sebagai penanda onkoprotein dari virus pada kasus EBV positif diindikasikan bahwa infeksi laten bisa menjadi salah satu penyebab transformasi onkogeni dari oral ephitelium yang terinfeksi. (Gonzalez Mdkk , 2002)
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan melihat tampilan produk gen latent membrane protein-1 (Lmp-1) pada kasus karsinoma sel skuamosa rongga mulut. Dengan mengkaji ekspresi gen EBV pada karsinoma sel skuamosa rongga mulut dapat digunakan sebagai upaya pencegahan dini.
Masalah
Tujuan
1. Untuk melihat karsinoma sel skuamosa rongga mulut yang menampilkan gen
latent membrane protein-1 (Lmp-1).
2. Untuk melihat tampilan imunohistokimia Lmp-1 pada sub-tipe karsinoma sel skuamosa rongga mulut.
3. Untuk melihat hasil tampilan imunohistokimia Lmp-1 pada karsinoma sel skuamosa rongga mulut.
Manfaat
1. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengetahui tampilan Latent membrane peotein-1 (Lmp-1) dengan Karsinoma sel skuamosa rongga mulut.
2. Memberikan informasi mengenai EBV sebagai salah satu karsinogen
Kerangka Teori
Kerusakan sel normal oleh: • Khemis Infeksi Epstein-barr virus
erusakan DNA yan tidak dapat
diperbaiki
Mutasi gen
Aktivasi onkogenesis Inaktivasi tumor Pencegahan apoptosis suppresor gen
Hasil pewarnaan imunohistokimia Lmp-1 pada KSS rongga mulut
Gambar 1. Kontrol positif (kontrol internal) hasil pewarnaan imunohistokia
Lmp-1 pada KSS rongga mulut dengan tampilan warna coklat paling kuat pada membran (A).inti sel tumor pembesaran 40x (dokumentasi).
Gambar 2. Hasil pewarnaan imunohistokim- ia Lmp-1 tampilan negatif pada KSS rongga mulut pembesaran 40x (dokumentasi).
Gambar 3. Hasil pewarnaan imunohistokimia
Lmp-1 yang tertampil sedang pada (A) Inti sel KSS rongga mulut pembesaran 40x (dokumentasi).
Gambar 4. Hasil pewarnaan imunohisto- kimia Lmp-1 tertampil kuat pada (A) Inti sel KSS rongga mulut pembesaran 40x (dokumentasi).
A
Alat dan Bahan
Gambar 5. Tissue Embading centre compressor cooled colid spot
Gambar 6. Semi motorized rotary microtome
Gambar 7. Deparafinization and target retrieval PT Link DACO
Gambar 8. A. IHC diluent , B.antibodi monoclonal Lmp-1 , C. larutan kromogen DAB
5a. Pembuatan sediaan mikroskopis dari blok parafin.
1. Pemotongan Blok Parafin dengan Mikrotom
2. Potongan tipis parafin diambil menggunakan spuit
3. Potongan tipis parafin dimasukkan ke dalam waterbath
4. Potongan tipis parafin ditempelkan ke kaca objek
5. Slide diletakkan diatas hotplate
6. Slide yang telah dikeringkan diatas hotplate dicelupkan ke dalam cairan xylol sebanyak 3
7. Slide dicelupkan ke dalam cairan alkohol 96%,80%,
8. Slide disusun di rak untuk dimasukkan ke PT Link DACO
9. Setelah slide disusun di rak. Rak tersebut dimasukkan ke dalam Deparafinazitaion
5b. Proses Pemulasan Imunohisokimia antibodi Lmp-1
1. Pap Pen daerah disekeliling jaringan
2. Blocking dengan Peroksidase block selama 10 menit
4. Blocking dengan Normal Horse serum (NHS) 3% selama 15 menit
5. Cuci dengan Tris Buffered saline (TBS) pH 7,4 selama 5 menit.
6. Blocking dengan antibodi primer Lmp-1 (Ready to use) kemudian inkubasi selama 1 jam.
8. Dako real Envision Rabbit 30 menit
9. Cuci dengan Tris Buffered saline (TBS) pH 7,4 selama 5 menit.
11. Cuci dengan air mengalir selama 5 menit
12. Counterstrain dengan Hematoxylin selama 5 menit
13. Cuci dengan air mengalir selama 5 menit
15. Dehidrasi dengan Alkohol 80%,96%,Abs selama masing-masing 5 menit
16. Clearing dengan Xylol 1,2,3 selama masing-masing 5 menit