2.1. Sejarah PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir
Kebun dolok ilir dibuka oleh Maskapai bangsa Belanda yang diberi nama Namlodse Venotshap Hendls Vereeniging Amsterdam (NV. HVA) pada tahun 1915 dengan ditanami komoditi Serat Nenas (Agape Sisalana) & Serat Pisang (Manila Henep). Semasa pengembalian Irian Barat ke Indonesia tahun 1958 Unit Usaha Dolok Ilir di Nasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia dan mulai dikelola oleh bangsa Indonesia. Adapun periodesasi pengelolaannya dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Periodesasi Pengelolaan PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir
No Periode Kesatuan Keterangan
1 1915 s/d 1957 NV. HVA -
2 1958 s/d 1967 PPN. Aneka Tanaman Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1959
3 1968 s/d 1971 PNP-VII Keppres No. 144 Tahun 1968 4 1971 s/d 1994 PTP-VII Peraturan Pemerintah No. 29
Tahun 1971 5 1994 s/d 1996 PTP SUMUT III -
6 1996 s/d Okt 2014 PT Perkebunan
Nusantara IV (Persero) Peraturan Pemerintah No. 9/1996 7 2014 s/d sekarang PT Perkebunan
Nusantara IV Peraturan Pemerintah No. 7/2014
Sumber: PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir
Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan Dolok Merawan. Sesuai Izin HGU No. 13/HGU/BPN/2006 yang berlaku terhitung mulai tanggal 31 Desember 2005 s/d 31 Desember 2030, luas Konsensai Unit Kebun Dolok Ilir 7.348,81 Ha.
2.2. Ruang Lingkup Perusahaan
PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit yang menghasilkan CPO (Crued Palm Oil). Kemudian CPO tersebut akan dijual kepada perusahaan yang membutuhkan untuk diolah lebih lanjut.
2.3. Lokasi Perusahaan
PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir berada di Kecamatan Dolok Ilir, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara dan berjarak ± 120 km dari kota Medan. Secara geografis kebun Dolok Ilir berada di sebelah Timur kebun Laras dan kebun Bandar Betsy, sebelah Barat Dolok Merawan, sebelah Selatan Sinaksak Pematang Siantar, sebelah Utara kebun Sibulan, Pabatu & laut Tador.
2.4. Organisasi dan Manajemen 2.4.1. Struktur Organisasi
dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.
MANAJER UNIT
Sumber: PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir
2.4.2. Tugas dan Tanggung Jawab
Menurut data bagian SDM PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir, pembagian tugas dan tanggung jawab berdasarkan jabatan pada struktur organisasi di PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir adalah sebagai berikut.
1. Manajer Unit
a. Menyusun dan melaksanakan policy umum sesuai dengan pedoman dan instruksi kerja dari Direksi.
b. Mengkoordinir penyusunan anggaran belanja tahunan.
c. Memimpin rapat kerja Asisten Kebun yang dilaksanakan secara periodik. d. Bertanggung jawab kepada Kepala Manajer Grup & Direksi.
e. Mengatur hubungan bidang kemasyarakatan. 2. Kepala Dinas Tanaman
a. Merupakan wakil Manajer Unit memimpin operasi di bidang tanaman. b. Mengkoordinir pelaksanaan tugas asisten afdeling masing-masing. c. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit.
d. Dalam keadaan tertentu dapat menjabat sebagai Manajer Unit. 3. Kepala Dinas Teknik
a. Merupakan wakil Manajer Unit memimpin kegiatan-kegiatan di bidang teknik.
4. Kepala Dinas Pengolahan
a. Merupakan wakil Manajer Unit memimpin kegiatan-kegiatan di bidang pengolahan.
b. Mengkoordinir tugas-tugas harian Asisten Harian Pengolahan & Asisten Jaga Pabrik.
c. Mengawasi jalannya kegiatan pabrik. d. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit. 5. Kepala Dinas Tata Usaha
a. Merupakan wakil Manajer Unit memimpin pelaksanaan tugas-tugas di bidang administrasi, pembukuan termasuk keuangan, upah, pergudangan dan laporan-laporan bulanan sesuai dengan pedoman kerja.
b. Mengkoordinir tugas-tugas administrasi di Sentral Gudang. c. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit.
6. Asisten SDM & Umum
a. Administrasi pekerja/penduduk di lingkungan kebun.
b. Administrasi penerimaan karyawan baru & pemberhentian karyawan. c. Perumahan karyawan di emplasmen.
d. Mengelola pendidikan sekolah taman kanak-kanak, sekolah madrasah dan pramuka dolok ilir dengan gudep 015-016.
e. Mengawasi kegiatan pos yandu (KB, penimbangan balita). f. Melayani kegiatan masyarakat untuk beragama dan berolah raga.
h. Mengajukan usulan jatah pakaian dinas karyawan dan mengusulkan karyawan yang berdinas 25, 30 & 35 tahun untuk menerima penghargaan/jubilaris.
i. Surat menyurat kepada Instansi Pemerintah, Sipil, TNI/Polri, dan melayani pihak-pihak yang berurusan dengan perusahaan.
j. Mengelola administrasi BPJS.
k. Mengelola administrasi DAPENBUN. l. Urusan social dan lain-lain.
m. Mengawasi agraria tingkat kebun.
n. Bertanggung jawab langsung kepada Manajer Unit. 7. Perwira Pengamanan (Pa.Pam)
a. Memimpin tugas pengamanan dalam lingkungan kebun terutama objek-objek vital yang rawan terhadap gangguan.
b. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit. 8. Asisten Transport
a. Mengkoordinir kegiatan di bidang tugas pengangkutan yang meliputi sepeda motor, kendaraan truk terutama untuk pengangkutan produksi TBS, kelapa sawit dari Afdeling tanaman ke tempat pengolahan secara tepat waktu.
b. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit. 9. Asisten
b. Mengawasi kelancaran tugas-tugas pembaharuan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing yang terdiri dari:
1) Asisten Afdeling Tanaman
2.4.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam kerja 2.4.3.1.Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja pada PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir adalah 220 orang. Rincian tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Rincian Tenaga Kerja PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir
No Jabatan Jumlah (orang)
6 Asisten Laboratorium 1
7 Karyawan Pengolahan Shift I 40
8 Karyawan Pengolahan Shift II 40
9 Karyawan Laboratorium/Sortasi 33
10 Karyawan Bengkel 35
11 Karyawan Dinas Sipil 15
Tabel 2.2. Rincian Tenaga Kerja PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir (Lanjutan)
No Jabatan Jumlah (orang)
13 Karyawan Bagian Produksi 8
14 Karyawan Bagian Keamanan/Hansip 13
Jumlah 220
Sumber: PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir
2.4.3.2.Jam Kerja
Jam kerja karyawan pada bagian produksi PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir dibagi atas dua shift, dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Jam Kerja Karyawan Bagian Produksi PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir
Hari Kerja Keterangan Jam Kerja
Shift I
Sumber: PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir
Jam kerja untuk bagian karyawan administrasi dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Jam Kerja Karyawan Bagian Administrasi PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir
Hari Kerja Keterangan Jam Kerja
Senin s/d Jumat Jam Kerja 07.00 – 15.00 WIB
Jam Istirahat 09.30 – 10.30 WIB
Sabtu Jam Kerja 07.00 – 13.00 WIB
Jam Istirahat 09.30 – 10.30 WIB
2.4.3.3.Sistem Pengupahan
Pembayaran upah kepada karyawan pada PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir
dilakukan sekali setiap bulan. Besarnya upah atau gaji yang dibayarkan perusahaan
sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Surat Keputusan Menteri Pertanian.
Bagi karyawan yang bekerja diluar jam kerja normal akan diberikan upah lembur.
Fasilitas yang disediakan oleh PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir diantaranya:
1. Perumahan untuk karyawan
2. Tunjangan keselamatan kerja, duka cita dan hari raya 3. Sarana pendidikan
4. Fasilitas untuk beribadah 5. Rumah sakit
6. Listrik dan air 7. Sarana olah raga
2.5. Bahan 2.5.1. Bahan Baku
Usaha Dolok Ilir sendiri. Kapasitas olah pada PKS PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir adalah sebesar 60 ton/jam.
2.5.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada proses produksi dimana keberadaannya dapat meningkatkan mutu produk menjadi bernilai dan merupakan bagian dalam produk akhir. Pada PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir hanya menghasilkan produk setengah jadi (CPO) maka PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir ini tidak menggunakan bahan tambahan.
2.5.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk membantu memperlancar proses produksi (ikut dalam proses) tapi tidak menjadi bagian produk jadi. Adapun bahan penolong pada PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir yaitu cation: H2SO4, anion: NaOH, ketel: BWT, air, dan tawas.
2.6. Uraian Proses Produksi
Proses produksi yang terjadi pada PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir memakai bahan baku utama adalah TBS (Tandan Buah Segar). Proses produksi CPO adalah sebagai berikut:
1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)
Stasiun ini berfungsi untuk menerima Tandan Buah Segar yang berasal dari supplier dan kebun milik sendiri.
Tandan Buah Segar yang baru dipanen dari supplier dan kebun milik sendiri diangkut dengan menggunakan truk ke pabrik. Setelah sampai lalu ditimbang pada jembatan timbang (Weighting Bridge). Penimbangan dilakukan dua kali. Pertama, untuk mengetahui berat kendaraan pada saat berisi muatan tandan buah segar (bruto). Kedua, untuk mengetahui berat kendaraan pada keadaan kosong atau tanpa muatan (tarra).
3. Penumpukan dan Pemindahan Buah (Transfer and Loading Ramp)
Setelah melalui jembatan timbang kemudian truk langsung ke loading ramp guna melakukan bongkar muatan TBS. Buah sawit yang sudah disortasi kemudian dituang ke penampungan buah (fruit hoppers) yang dibuat kemiringan 13o – 50o terhadap dasar alas kisi-kisi. Fruit hoppers dilengkapi dengan pintu-pintu yang dapat digerakkan secara vertikal (turun naik) oleh tenaga elektris. Fungsi loading ramp adalah sebagai berikut:
a. Tempat penampungan dan penumpukan TBS sementara sebelum diolah. b. Tempat melakukan sortasi terhadap TBS yang masuk ke pabrik.
c. Memudahkan pengisian TBS ke dalam lory.
d. Menjamin penyediaan bahan baku untuk kontinitas proses. 4. Stasiun Perebusan
pada lory, uap (steam) lebih mudah masuk dan dapat memasak secara merata. Lory rebusan ini berisi penuh dan merata dengan kapasitas rata-rata 2,5 ton/lory.
5. Stasiun Penebah
Pada stasiun penebah, buah dituang dari lori ke rebusan ke automatic feeder dengan menggunakan hosting crane, automatic feeder ini berfungsi untuk menampung serta mengatur pemasakan buah ke dalam alat penebah (threser/stripper drum) dalam threser, buah yang masih melekat pada tandan akan lepas dan dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan. Alat penebah ini berupa drum yang terpasang secara horizontal dan berputar dengan kecepatan ± 23 rpm. Akibat perputaran drum, tandan bergerak ke atas searah dengan perputarannya. Kemudian tandan akan jatuh terbanting sehingga buah atau brondolan terlepas dari tandannya. Keberhasilan perebusan jika tidak didukung pemipilan yang baik maka kehilangan minyak akan tinggi. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemipilan yang lebih sempurna dan keberhasilan pemipilan juga tergantung pada proses perebusan.
6. Stasiun Pengempaan (Screw Press)
Stasiun pengempaan adalah stasiun pertama dimulainya pengambilan minyak dari buah dengan jalan melumat dan mengempal. Pada stasiun ini dilakukan 2 tahap pengolahan yaitu:
a. Pengadukan (digesting)
daging buah (pericrape) terpisah dari biji (noten) dan menghancurkan sel-sel yang mengandung minyak. Kegiatan in dilakukan dalam waktu cepat agar minyak dapat diperas sebanyak-banyaknya pada saat pegempaan. Pengadukan dilakukan dengan kondisi proses sebagai berikut:
1) Ketel adukan selalu dalam keadaan penuh minimal 3/4 dari volumenya.
2) Temperatur pemanasan (uap) 90-95 0C. 3) Waktu pengadukan 15-20 menit. 4) Tekanan uap (steam) 2-3 kg/cm2.
5) Jika kondisi ini tidak terpenuhi, masa adukan akan sulit diproses pada saat pengempaan, akibatnya kehilangan minyak dalam ampas akan meningkat.
Alat pengaduk ini sering disebut ketel aduk yag terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan alat perajang, dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa dalam screw press. Digester dilengkapi dengan alat pengaduk yang berfungsi untuk merajang buah sehingga terjadi pelepasan daging buah dan biji sambil pemecahan kantong-kantong minyak. Volume digester berpengaruh terhadap kehilangan minyak.
Digester yang penuh akan memperlama proses pengadukan dengan
b. Pengempaan (pressing)
Masa adukan yang berasal dari alat pengaduk (digester) dialirkan ke dalam alat pengempa (screw press) yang berfungsi untuk mengempa massa adukan sehingga terjadi pemisahan antara massa padat (biji, serat dan kotoran) dengan cairan minyak kasar. Tujuan dari proses pengempaan ini adalah untuk mengambil minyak yang ada dalam massa adukan semaksimal mungkin dengan cara memompa pada tekanan tertentu, tekanan kempa yang dibutuhkan 50-60 kg/cm2. Alat pengempa yang digunakan adalah jenis kempa ulir ganda (doublescrew press) alat ini terdiri dari sebuah silinder (press cylinder) yang berlubang-lubang yang didalamnya terdapat 2 buah ulir (feet screw dan main screw) yang berputar yang berlawan arah dengan kecepatan yang sama. Mekanisme pengempaan adalah masukya adonan ke dalam cylinder press dan mengisi worm, volume setiap space worm berbeda. Semakin mengarah ke ujung
asscrew volume semakin kecil, sehingga pepindahan massa akan
menyebabkan minyak terperas. Hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain:
1) Kapasitas olah alat yang tinggi, dan dapat menghemat tempat jika dibandigkan dengan hidroulic press.
2) Kapasitas yang tinggi maka biaya operasi per ton TBS sangat rendah. 3) Kebutuhan operator untuk mengoperasikan lebih sedikit dibandingkan
dengan hidroulic press.
7. Stasiun Pemurnian Minyak
Stasiun ini berfungsi untuk mendapatkan minyak sawit mentah (CPO) yang sudah dimurnikan dari impurities atau kotoran lainnya. Stasiun pemurnian minyak adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak sawit mentah (CPO). Pemurnian minyak bertujuan agar tidak terjadi penurunan mutu akibat adanya reaksi hidrolisis dan oksidasi.
8. Pemisahan Pasir
Pemisahan pasir dilakukan melalui 2 tahap yaitu:
a. Sand cyclone, alat ini ditempatkan pada pipa aliran antara setling tank dengan sludge separator yang berperan untuk mengurangi jumlah pasir dan peralatan kasar. Alat ini terbuat dari logam atau porselin yang dapat memisahkan lumpur atau pasir secara gravitasi dengan bantuan pompa. b. Strainer, alat ini ditempatkan sebelum cairan diolah dalam sludge
operator. Alat ini memisahkan pasir dengan sistem saring. Alat penyaring terdiri dari fibre yang jarang-jarang sehingga pasir dan lumpur akan tersaring.
9. Sludge Tank
minyak tidak goncang. Untuk mempercepat pemecahan gumpalan minyak dengan sludge dapat dilengkapi dengan alat stirrer dengan catatan tidak boleh terjadi pembentukan emulsi kembali.
10.Sludge Separator
Sludge yang masuk ke dalam sludge centifuge terdiri dari bahan mudah menguap. Tujuan dari proses ini adalah memisahkan minyak dari air dan kotoran, dengan kata lain memisahkan minyak dari fraksi yang berat jenis nya 1. Air dan kotoran yang dipisahkan disebut dengan air drab dengan kadar minyak 7 - 10%. Fraksi ringan dikembalikan ke Oil Setling tank. Suhu minyak dalam sludge separator dipertahankan diatas 900C yang dapat dibantu dengan
pemberian uap gas. Cairan yang telah dibebaskan dari pasir-pasir halus dipompakan lagi ke Oil Setling tank.
11.Oil Tank
12.Oil Purifier
Alat purifier ini sering disebut oil centrifuge yang berfungsi memurnikan minyak dari kotoran-kotoran. Prinsip kerja dari alat ini memisahkan fraksi
yang BJ ≥ 1 artinya FM dan minyak berada dalam 1 fraksi sedangkan kotoran
tergolong dalam fraksi berat. Semakin besar dibuat ukuran kapasitas olah alat itu sendiri, maka semakin menurun kemampuan untuk memurnikan minyak. 13.Sludge Separator
Kesulitan yang dialami dalam pengolahan sludge terutama dalam mekanisme peroperasian sludge separator dan pengantian nozzle maka dipikirkan cara pemisahan lumpur. Keberhasilan dalam pengoperasian sludge separator dipengaruhi oleh:
a. Komposisi umpan yang akan diolah, karena ratio antara minyak antara air dan lumpur mempengaruhi terhadap daya pisah terhadap alat tersebut. b. Fungsi alat sludge separator tersebut.
c. Penimbangan kapasitas alat dengan jumlah sudut gaya yang diolah. 14.Pengeringan Minyak