BAB II
DESKRIPSI KABUPATEN SIMALUNGUN DAN PROFIL J.R SARAGIH
II. 1. Deskripsi Kabupaten Simalungun
Sampai sekarang, asal-usul orang Simalungun masih diliputi oleh banyak
misteri, sama halnya dengan asal-usul raja-raja Simalungun yang dibungkus oleh
legenda dan mitos. Sedikit saja sumber yang menjelaskan asal-usul raja-raja tersebut,
itupun tidak mencerminkan asal-usul seluruh marga yang disebut halak Simalungun.
Yang menarik, tidak satupun naskah kuno itu merujuk asal-usul raja-raja Simalungun
dari Toba atau Tapanuli, malah Partikkian Bandar Hanopan mengacu pada
Pagarruyung di Sumatera Barat sebagai asal-usul raja Dolog Silou, Panei dan
Silimakuta.26
Simalungun adalah salah satu suku asli yang terdapat di Provinsi Sumatera
Utara. Terdapat beberapa asal- usul mengenai nenek moyang suku Simalungun, tetapi
sebagian besar menceritakan bahwa nenek moyang mereka berasal dari luar
Indonesia. Kedatangan ini terbagi dalam 2 gelombang, yakni; (1) Gelombang
Pertama (Proto Simalungun), diperkirakan berasal dari Nagore (India) dan
pegunungan Assam (India) menyusuri daerah Myanmar, ke Siam dan Malaka untuk
selanjutnya menyebrang ke Sumatera Timur dan; (2) Gelombang Kedua (Deutro
Simalungun), datang dari suku-suku disekitar Simalungun yang bertetangga dengan
suku asli Simalungun.27
Dalam perbincangan penulis dengan bapak J P Saragih, tokoh adat
Simalungun sekaligus Dewan Penasehat Partuha Maujana Simalungun, beliau
mengatakan dari hasil penelitiannya, Suku bangsa Simalungun termasuk rumpun
Proto Melayu yang berasal dari Hindia Belakang, diduga dari Nagore (India Selatan).
Berdasar gelombang masuknya ke Simalungun, leluhur suku bangsa Simalungun
kemungkinan besar berasal dari dua keturunan nenek moyang.
Gelombang pertama dari Hindia Belakang melalui Aceh (pesisir timur) dan
sebagian dari Singkel (pesisir barat) yang menurunkan marga asli Simalungun,
Sinaga, Saragih, Damanik dan Purba (Sisadapur) yang kemudian menurunkan
cabang-cabang marga, sedang gelombang kedua disebut merupakan peleburan
suku-suku bangsa yang kemudian masuk ke Simalungun dan memakai adat dan budaya
Simalungun yang secara populer disebut “namarahap Simalungun” yang berasal dari
Toba, Samosir, Karo, Pakpak dan Jawa.28
Selama berabad-abad nenek moyang suku bangsa Simalungun ini berdiam di
pantai dan setelah masuknya orang-orang Melayu dari Malaka akibat serbuan
27 Pustaha Laklak No 252, Arsip Museum Simalungun, Pematang Siantar.
Portugis tahun 1511 berangsur-angsur mereka terdesak hingga mencapai pedalaman
Sumatera sampai ke pinggiran Danau Toba.
Secara historis, terdapat tiga fase kerajaan yang pernah berkuasa dan
memerintah di Simalungun. Berturut-turut fase itu adalah fase kerajaan yang dua
(harajaon na dua) yakni kerajaan Nagur (marga Damanik) dan Batanghio (Marga
Saragih). Berikutnya adalah kerajaan berempat (harajaon na opat) yakni Kerajaan
Siantar (marga Damanik), Panai (marga Purba Dasuha), Silau (marga Purba Tambak)
dan Tanoh Jawa (marga Sinaga). Terakhir adalah fase kerajaan yang tujuh (harajaon
na pitu) yakni: kerajaan Siantar (Marga Damanik), Panai (marga Purba Dasuha),
Silau (marga Purba Tambak), Tanoh Jawa (marga Sinaga), Raya (marga Saragih
Garingging), Purba (marga Purba Pakpak) dan Silimakuta (marga Purba Girsang).
Demikian pula halnya dalam mengurai asal muasal masyarakat Simalungun, yang
banyak berpijak dan tergantung pada aspek diaspora masyarakat Batak (Toba)
sehingga, raja dan kerajaan di Simalungun itu dinyatakan berasal dari Batak (Toba).29
Masyarakat Simalungun dalam ikatan sosialnya terhisab ke dalam organisasi
sosial yang disebut Tolu Sahundulan Lima Saodoran yang mengikat orang
Simalungun dalam kekerabatan menurut adat istiadat Simalungun. Adapun Tolu
Sahundulan itu terdiri dari : Tondong, Sanina, Boru. Sedangkan Lima Saodoran
terdiri dari: Tondong, Tondong ni Tondong, Sanina, Boru dan Boru ni Boru (Anak
29
Boru Mintori). Menurut D. Kenan Purba, adanya struktur (kerangka susunan)
lembaga adat ini sekaligus memberi gambaran atau besar kecilnya suatu upacara adat
itu menurut besar kecilnya perhelatan adat yang akan dilaksanakan.30
II.1.1. Keadaan Umum
Sesuai amanah PP No. 70 Tahun 1999 tentang: Perpindahan Ibukota Daerah
Kabupaten Simalungun dari Wilayah Daerah Kota Pematangsiantar ke Kecamatan
Raya Kabupaten Simalungun, maka 23 Juni 2008 Perkantoran Pemkab Simalungun
resmi pindah dari Pematangsiantar ke Pamatang Raya Kecamatan Raya.
- Letak
Kabupaten Simalungun terletak antara 98,320 – 99,350 BT dan 2.360 – 3, 180
LU dengan ketinggian antar 20 – 1400 M diatas permukaan laut. batasan dengan; (1)
Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai; (2) Sebelah Timur,
berbatasan dengan Kabupaten Asahan; (3) Sebelah Selatan, berbatasan dengan
Kabupaten Samosir; (4) Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Karo dan
berbatasan langsung dengan7 Kab/Kota se-Kawasan Danau Toba
- Demografi
Jumlah Penduduk Tahun 2011: 1.039.244 jiwa;
Luas Wilayah : 438.660 Ha (4,486,60 Km2)
Jumlah Kecamatan : 31 Kecamatan,
1. Kecamatan Siantar
2. Kecamatan Dolok Pardamean
3. Kecamatan Panei
4. Kecamatan Tanah Jawa
5. Kecamatan Hutabayu Raja
6. Kecamatan Jorlang Hataran
7. Kecamatan Dolok Panribuan
8. Kecamatan Girsang Sipangan Bolon
9. KecamatanPurba
10. KecamatanRaya
11. KecamatanSilimakuta
12. Kecamatan Dolok Silau
14. Kecamatan Silau Kahean
15. Kecamatan Bandar
16. Kecamatan Pematang Bandar
17. Kecamatan Bosar Maligas
18. Kecamatan Ujung Padang
19. Kecamatan Dolok Batu Nanggar
20. Kecamatan Tapian Dolok
21. Kecamatan Sidamanik
22. Kecamatan Gunung Malela
23. Kecamatan Gunung Maligas
24. Kecamatan Bandar Masilam
25. Kecamatan Bandar Huluan
26. Kecamatan Jawa Maraja
27. KecamatanHatonduhon
29. Kecamatan Panombeian Pane
30. Kecamatan Haranggaol Horisan
31. Kecamatan Pematang Silimakuta
- Iklim
Kabupaten Simalungun bertemperatur sedang suhu tertinggi terdapat pada
bulan Maret - Mei dengan rata- rata 24,8 ºC. Kelembaban udara rata - rata 84 %
dengan kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Oktober yaitu 87 % dengan
penguapan rata- rata 0,05 MM/hari. Dalam satu tahun rata - rata terdapat 14 hari
hujan, curah hujan terbanyak pada bulan November.31
- Ekonomi
Lahan pertanian yang subur dan luas menjadi modal utama perekonomian
Simalungun dan menjadikan daerah ini lumbung padi terbesar kedua Sumatera Utara
setelah Kabupaten Deli Serdang. Terletak pada ketinggian 369 meter di atas
permukaan laut, Simalungun mampu menarik perhatian masyarakat luar daerah sejak
zaman colonial.
Swasembada pangan Simalungun teruji puluhan tahun dan masih akan terus
berlangsung. Dalam beberapa kesempatan, niat petani menanam padi tidak begitu
31
kuat. Tahun 1995, petani bersemangat menanam kelapa sawit sehingga tidak sedikit
lahan sawah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Alih fungsi lahan
ini tidak mengganggu Simalungun sebagai penghasil beras. Selain padi, daerah ini
juga penghasil utama palawija. Jagung, ubi jalar, ubi kayu, dan kacang tanah
menempati urutan pertama dan kedua produksi terbesar di Sumatera Utara.
Dukungan tenaga kerja pertanian tanaman pangan sangat besar. Kecamatan
Dolok Panribuan dan Tanah Jawa yang berbatasan dengan Kabupaten Asahan di
timur serta delapan kecamatan lainnya di barat merupakan daerah-daerah dengan
tenaga kerja pertanian tanaman pangan lebih dari 50 persen. Kecamatan Dolok Silau
yang berbatasan dengan Kabupaten Karo di barat menjadi penyedia tenaga kerja
pertanian tanaman pangan terbesar (83,4 persen). Sementara Kecamatan Tapian
Dolok yang berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang menjadi daerah dengan
sebaran penduduk merata dalam lapangan pekerjaan: pertanian tanaman pangan,
perkebunan, pertanian lainnya, industri pengolahan, serta jasa.
Potensi perkebunan semakin memantapkan pertanian sebagai sektor unggulan.
Kelapa sawit merupakan produksi perkebunan rakyat terbesar kedua di Sumut setelah
Kabupaten Labuhan Batu. Perkebunan besar dengan lahan hampir 90.000 hektar
kelapa sawit memproduksi sekitar dua juta ton tahun 201132. Karet dan cokelat
32
menjadi pendukung kontribusi perkebunan. Saat ini ada dua badan usaha besar yang
dikelola pemerintah dan swasta.
Dalam menjual hasil panen, petani Simalungun sangat bergantung pada
pedagang dan tengkulak, yang sebagian besar dari luar daerah. Kehadiran industri
besar, seperti PT Good Year Sumatra Plantations yang didirikan tahun 1970, cukup
membantu petani memasarkan hasil panen mereka. Meskipun memiliki perkebunan
sendiri, perusahaan pengolahan karet ini mampu menampung karet hasil perkebunan
rakyat. Setelah diolah menjadi bahan setengah jadi, produknya dijual ke luar daerah
dan ekspor.
Perpaduan pengembangan antara pertanian sebagai sumber bahan baku,
industri sebagai wahana pemberi nilai tambah, dan perdagangan akan menjadikan
Simalungun sebagai daerah agroindustri, agrobisnis, dan juga agrowisata.
II.1.2. Pemerintahan
Dari catatan pejabat-pejabat kolonial Belanda nama “Simalungun” boleh
disebut relatif baru, pada ekspedisi Controleur Labuhan Deli, JAM van Cats Baron de
Raet pada 28 Desember 1866, daerah ini masih disebut Timoerlanden (Tanah Timur)
(Tideman, 1922:211-213). Sedangkan JA Kroesen controleur Labuhan Ruku dalam
laporannya tahun 1890 menyebut Simeloengoen. Orang Karo hingga abad XX masih
Secara tertib administrasi kolonial Belanda, baru sejak 12 Desember 1906
nama Simeloengoen” dikukuhkan dengan dibentuknya Afdeeling Simeloengoen en
Karolanden dalam lingkup Provinsi Oostkust Sumatra yang berkedudukan di Medan,
yang pengesahannya dilakukan Gubernur Jenderal Hindia Belanda dengan Lembaran
Negara (Staatsblad) No. 531 tahun 1906 di Batavia (Staatsblad No. 531). Pada tahun
1907 ketujuh raja-raja Simalungun meneken pernyataan takluk pada Belanda dengan
Korte Verklaring. Lantas Simalungun dibagi atas tujuh daerah swapraja atau
landschap yang berpemerintahan sendiri (otonom)
Dasar hukum pembentukan Kabupaten Simalungun adalah Undang – Undang
No 7 Tahun 1956 yang beribukota di Pematang Siantar. Pada tanggal 28 Juni 2008,
ibukota Kabupaten Simalungun resmi pindah ke Pematang Raya dan Pematang
Siantar resmi menjadi daerah otonom baru.33
Bupati Simalungun saat ini adalah Dr. Jopinus Ramli Saragih, S.H , M.M
yang sedang bertugas untuk masa bakti 2010–2015 dengan Wakil Bupatinya adalah
Hj. Nuriaty Damanik, S.H, dan Drs. Gidion Purba M.Si, sebagai Sekretaris Daerah.
Pasangan ini menggantikan Bupati dan Wakil Bupati Simalungun sebelumnya, H
Zulkarnaen Damanik dan Pardamean Siregar.
33
Gambar II.1
Lambang Kabupaten Simalungun
Sumber : kemendagri.go.id
- Arti Lambang Kabupaten Simalungun
1. Lambang berbentuk perisai terbagi lima petak dengan dasar lambing hijau
lahan
2. Bagian dari atsa lambing digambarkan hiou Suri-suri dengan warna hitam
yang bersuat (bersifat) putih, pada hiou Suri_suri bagian atas tertulis nama
Daerah Simalungun dengan tulisan warna putih.
3. Petak kiri atas dan bawah kanan dengan warna merah darah.
4. Petak kiri bawah dan kanan atas dengan warna putih.
6. Gambar pada petak kiri bawah setangkai padi dengan 17 butir, warna kuning
emas.
7. Gambar pada petak kiri atas daun dengan jumlah 8 helai dengan warna hijau.
8. Gambar pada letak kanan atas Bukit Barisan berpuncak dan dua puncak di
tengah lebih tinggi dari yang disampingnya dengan warna biru dan sebelah
bawah gelombang danau empat baris warna biru muda.
9. Gambar petak kanan bawah, bunga kapas 5 kuntum dengan warna putih dan
kelopak bunga warna hijau.
10.Gambar pada petak tengah rumah balai adat dengan susunan galang 10, 7
anak tangga, jerjak 8 sebelah, tiang 4, sudut atap lima dan pada rabung atas
sedang gambar kepala kerbau dengan atap hitam dan galang warna putih.
11.Garis batas-batas petak dengan warna hitam dan sebelah luar perisai tepi hiou
Suri-suri ditambah dengan garis putih.
12.Pita sebelah bawah perisai dengan warna putih tepinya warna hitam tempat
menuliskan semboyan lambing.
13.Semboyan lambing HABONARON DO BONA dalam bahasa daerah
Simalungun yang artinya kebenaran adalah pokok.
1. Lambang berbentuk perisai adalah menggambarkan kekuatan dan pertahanan
membela kepentingan daerah dan Negara.
2. Bilangan-bilangan pada bagian-bagian lambing adalah simbolik yang
menggambarkan kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Padi dan Kapas kebutuhan pokok untuk mencapai kemakmuran dan keadilan.
4. Daun teh adalah penghasilan yang utama dari daerah Simalungun.
5. Gunung dan Danau adalah menggambarkan keindahan alamnya.
6. Gelombang danau menggambarkan dinamika masyarakat.
7. Rumah Balai adalah spesifik daerah yang menggambarkan adat kebudayaan
dan kesenian daerah.34
Gambar II.2
Bagan Struktur Pemerintahan di Kabupaten Simalungun
Sumber: Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Kab. Simalungun
Dari gambar diatas dapat kita dapat lihat bagaimana hubungan antar
lembaga/dinas di kabupaten Simalungun. Garis vertikal menggambarkan hubungan
antara atasan dan bawahan, sedangkan garis horizontal menggambarkan posisi yang
sejajar. Bisa dilihat antara Bupati/Wakil Bupati memiliki hubungan yg sejajar dengan
DPRD yang artinya antara 2 lembaga ini tidak ada yang boleh mendominasi dan
mengintervensi satu sama lain. Kedua lembaga ini seharusnya saling bekerjasama
sesuai dengan fungsinya. Bupati sebagai Eksekutif dan DPRD sebagai Legislatif.
Dibawah Bupati Simalungun ada Sekretaris daerah yang memiliki
pertanggung jawaban tugas langsung ke Bupati Simalungun, dan memiliki hubungan
juga memiliki pertanggung jawaban langsung kepada Bupati. Dinas-dinas ini
memiliki posisi yang sama. Dimana sesama dinas tidak dibenarkan untuk mengambil
tugas dari dinas lain, kecuali atas perintah atasa, dalam hal ini adalah Bupati
Simalungun. Dinas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas (Kadis).
Kemudian dibawah Dinas ada Bagian, dimana tugas dari bagaian ini adalah
bagian dari spesifikasi tugas dinas. Hal ini agar tidak terjadi tumpang tindih tugas.
Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Bagian (Kabag). Dan dibawah nya
berturut-turut adalah kantoryang dipimpin oleh seorang Kepala kantor (Kakan) dan
dibawahnya ada Kecamatan dan Kelurahan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Simalungun
Tahun 2010-2015 yang merupakan tahapan kedua dari Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah tahun 2005-2025 berorientasi pada pembangunan dan peningkatan
kompetensi segenap sumber daya yang ada di Kabupaten Simalungun. Dalam rangka
mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta memperhatikan tantangan ke
depan dengan memperhitungkan peluang yang ada, untuk mencapai masyarakat dan
daerah Kabupaten Simalungun yang makmur perekonomian, adil, nyaman, taqwa,
aman dan berbudaya, maka rumusan Misi Kabupaten Simalungun dalam rangka
pencapaian visi Kabupaten Simalungun 2015 ditetapkan dalam ditetapkan dalam 5
1. Peningkatan dan percepatan pembangunan infrastruktur. Kabupaten
Simalungun merupakan daerah yang memiliki struktur perekonomian
dominan di sektor pertanian, dimana sektor pertanian tersebut berada
di kawasan perdesaan. Guna mendukung sektor pertanian tersebut,
pembangunan infrastruktur pedesaan menjadi prioritas dalam
pembangunan. Pembangunan infrastruktur diarahkan pada
pembangunan jalan usaha tani, pemeliharaan jaringan irigasi sawah
dan pengembangan pada pembangunan irigasi di lahan kering dan
peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur lainnya yang
seluruhnya.
2. Percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Percepatan
pertumbuhan ekonomi diarahkan pada pembangunan ekonomi yang
berbasis ekonomi kerakyatan, pemanfaatan sumber daya alam yang
ditopang oleh sektor pertanian yang maju, sektor UMKM yang
tangguh dan industri berbasis pertanian (agroindustri) melalui struktur
ekonomi yang berdaya saing dan pro kerakyatan dengan konsep
pembangunan berkelanjutan.
3. Pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi secara
berkelanjutan. Pengembangan sumber daya manusia sebagai basis dari
SDM yang memiliki kompetensi tinggi tanpa diskriminasi dan
berperspektif gender.
4. Peningkatan ketertiban dan keamanan. Peningkatan ketertiban dan
keamanan dilakukan melalui peningkatan nilai-nilai demokratisasi,
penegakan HAM, pemberantasan KKN, peningkatan wawasan
kebangsaan, pelaksanaan ibadah dan adat istiadat serta terbangunnya
sarana dan prasarana keamanan yang tercermin dengan menurunnya
kasus kriminalitas, berkurangnya kasus kekerasan dan diskriminasi.
Selain itu, Kabupaten Simalungun yang terdiri dari multi etnis dan
agama merupakan modal dalam pembangunan sehingga tokoh agama
dan tokoh adat perlu dilibatkan dalam pembangunan kedepannya. Hal
ini merupakan salah satu bentuk tranformasi pembangunan yakni
melibatkan masyarakat secara langsung dalam pembangunan.
5. Menciptakan Pemerintahan yang bersih dan profesional melalui
peningkatan aparatur yang profesional dan responsif terhadap
permasalahan–permasalahan yang timbul di masyarakat melalui
penataan sistem pengelolaan keuangan, peningkatan kinerja dan
koordinasi pemerintahan, reformasi birokrasi serta meningkatkan
peran serta masyarakat luas dalam pemberantasan korupsi.35
35
II.1.3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Menurut Pasal 3 Peraturan DPRD Kabupaten Simalungun No. 13 Tahun 2010
tentang Tata Tertib DPRD Kabupaten Simalungun, DPRD mempunyai tugas dan
wewenang; (1) Membentuk peraturan daerah Kabupaten bersama bupati; (2)
Membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan daerah mengenai
anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten yang diajukan oleh Bupati; (3)
Melaksanakan pengawasan terhadap peraturan daerah dan anggaran pendapatan dan
belanja daerah kabupaten/kota; (4) Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian
bupati dan atau wakil bupati kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur untuk
mendapatkan pengesahan pengangkatan dan atau pemberhentian ; (5) Memilih wakil
bupati dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil bupati; (6) Memberikan pendapat
dan pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana perjanjian
international di daerah; (7) Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama
international yang dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten; (8) Meminta laporan
keterangan pertanggungjawaban bupati dalam penyelenggaraan pemerintah daerah
kabupaten/kota; (9) Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama dengan
daerah lain atau pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah; (10)
Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan (11) Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur
DPRD Simalungun resmi berpindah kantor bersamaan dengan berpindahnya
ibu kota pemerintahan Kabupaten Simalungun dari semula berada dijalan Asahan
P.Siantar, menjadi ke P.Raya yang sekaligus menjadi ibu kota pemerintahan yang
baru dari Kabupaten Simalungun. DPRD Simalungun memiliki alat kelengkapan
DPRD yang terdiri atas : (1) Pimpinan; (2) Badan Musyawarah; (3) Komisi; (4)
Badan Legislasi Daerah; (5) Badan Anggaran; (6) Badan Kehormatan; (7) Alat
Kelengkapan Lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna.
Ada 5 fraksi yang ada di DPRD Kabupaten Simalungun periode 2009 – 2014,
yaitu :
1. Fraksi Golkar Nusantara (F.GN)
2. Fraksi Demokrat Bersatu (F.DB)
3. Fraksi Partai Indonesia Perjuangan (F.PDIP)
4. Fraksi Amanat Nasional Pembela Habonaron (F.ANPH)
5. Fraksi Bersatu (F.B)
Ada 4 Komisi yang ada pada DPRD Kabupaten Simalungun dan anggota
DPRD Kabupaten Simalungun sendiri terdiri atas 45 orang. Berikut ini adalah daftar
anggota-anggota DPRD Kabupaten Simalungun berdasarkan Komisi dan Partainya.
Tabel II.1
No NAMA JABATAN
1 Ir. Julius Silalahi Kordinator
2 Mangapul Purba, SE. Ketua
3 Sahat Silitonga Wakil Ketua
4 Suhadi, SH. Sekretaris
5 Sugiarto, SE. Anggota
6 Agus Salim, SPdi, MM. Anggota
7 Bonar Zeitsel Ambarita, ST. MSi. Anggota
8 Bernhard Damanik, SE. Anggota
9 Rajisten Sitorus, SH.MM. Anggota
10 Juliati Sinaga Anggota
Sumber: Profil DPRD Kabupaten Simalungun
Komisi I memiliki tugas yang meliputi : (1) Pemerintahan; (2) Keamanaan
dan Ketertiban; (3) Kependudukan; (4) Informasi dan Komunikasi; (5)
Hukum/Perundang – undangan; (6) Sosial Politik; (7) Organisasi Masyarakat; (8)
Pertanahan; (9) Kehutanan; (10) Organisasi Ketatalaksanaan.
Tabel II.2
No NAMA Jabatan
1 Ojak Naibaho, SH Kordinator
2 Ir. Makmur Damanik Ketua
3 Abu Sofyan Siregar Wakil Ketua
4 Dody Hendarto Lukman, Bc,IP,SH. Sekretaris
5 Pantas Sitanggang Anggota
6 Mariono, SH. Anggota
7 Chairul Anwar, S.Ag. Anggota
8 Mansur Purba, SE. Anggota
9 Ir. Mondanuddin Purba Anggota
10 Luhut Sitinjak, SH. Anggota
11 Laris Parapat Anggota
12 Suriawan, SH. Anggota
Sumber: Profil DPRD Kabupaten Simalungun
Komisi II memiliki tugas yaitu : (1) Perindustrian dan Perdagangan; (2)
Pertanian; (3) Perikanan dan Peternakan; (4) Perkebunan; (5) Pengadaan
Pangan/Logistik; (6) Pekerjaan Umum; (7) Tata Kota; (8) Permukiman dan
Tabel II.3
Daftar anggota DPRD dari Komisi III DPRD Kabupaten Simalungun.
No NAMA Jabatan
1 Binton tindaon, SPd Kordinator
2 Drs. Johalim Purba. Ketua
3 Dra Hj. Hidayah Herlina Gusti Wakil Ketua
4 Mukkin Nainggolan Sekretaris
5 Edy Irianto Sipayung, SPd Anggota
6 Dra. Hj. Sri Handriaty Anggota
7 Balker Haloho Anggota
8 Ir. Rospita Sitorus Anggota
9 Jan Rismen Saragih, SH. Anggota
10 Barita Dolok Saribu Anggota
11 Manandus Sitanggang, S.Sos. Anggota
Sumber: Profil DPRD Kabupaten Simalungun
Tugas dari Komisi III yaitu : (1) Keuangan Daerah; (2) Perpajakan; (3)
Usaha (8) Penanaman Modal; (9) Perizinan (10) Asset/Perlengkapan (11) Koperasi;
(12) Pertambangan dan energy.
Tabel II.4
Daftar anggota DPRD dari Komisi IV Kabupaten Simalungun
No NAMA Jabatan
1 Burhanuddin Sinaga Kordinator
2 H. Sulaiman Sinaga Ketua
3 Truly Antho Sinaga Wakil Ketua
4 H. Suyono Sekretaris
5 Timbul Jaya Sibarani, SH. Anggota
6 Ir. H. Aspan Effendi Anggota
7 Umar Yani Anggota
8 Walpiden Tampubolon, ST. Anggota
9 Evra Sassky damanik. S.Sos Anggota
10 Maren Girsang, SE. Anggota
11 Tumpak Siregar, SH Anggota
12 Sarudin Gultom, SE. Anggota
Tugas dari komisi IV meliputi : (1) Ketenaga Kerjaan; (2) Pendidikan;
(3)Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; (4) Kepegawaian; (5) Kepemudaan dan
Olahraga; (6) Pramuka; (7) Agama; (8) Sosial; (9) Kesehatan dan Keluarga
Berencana; (10) Pariwisata Seni dan Budaya; (11) Peranan Wanita; (12)
Transmigrasi.
II .2. Profil J.R. Saragih
Nama Lengkap : Dr. Jopinus Ramli Saragih Garingging, SH, MM
Tempat/ Tanggal Lahir : Simalungun, 10 November 1968
Pekerjaan : Bupati Simalungun
: Presiden Komisaris RS. Efarina Etaham
Istri : dr. Erunita br Tarigan, SPKK
Anak : Efarina br Saragih
Alamat : Jalan Raya Pondok Indah No. 21, Jakarta Selatan
Jalan Sutomo, Nagori Hapoltakan, Kecamatan Raya,
Kabupaten Simalungun.
Dilahirkan pada 10 November 1968, Dr. J.R. Saragih Garingging, SH, MM
sebagai anak kelima, buah cinta pasangan R Saragih dengan N br Sembiring Meliala.
Berbeda dengan anak-anak lainnya, DR JR Saragih, tergolong tidak sempat
berprofesi oditur militer, menghembuskan nafas terakhirnya, saat JR belum genap
berusia setahun.
Sepeninggal ayahnya tahun 1969, ibunya memutuskan untuk pindah dari Huta
Hapoltakan Sondiraya, ke Kutambaru, Kecamatan Munthe, Kabupaten Karo.
Tindakan itu terpaksa diambil N br Sembiring Meliala, semata-mata karena desakan
perekonomian keluarga yang morat-marit. JR kecil harus hidup terpisah dengan
saudara-saudaranya. Ia tetap tinggal di Huta Hapoltakan bersama neneknya
sedangkan saudara-saudaranya, bersama sang ibu di Desa Kutambaru.
Sejak usia satu tahun, secara otomatis, JR diasuh dan dibesarkan neneknya. Di
daerah ini pula, JR mengecap pendidikan hingga kelas 4 SD, sembari membantu
pekerjaan sebagai pemetik buah kopi, di lahan pertanian mereka, yang kini telah
berubah menjadi komplek SKPD Pematangraya. Selain itu, JR juga bertanggung
jawab memikul air bersih dari sungai untuk keperluan rumah. Kebahagiaan JR
semasa kecilnya tidak berlangsung lama. Saat duduk di kelas 4 SD, ompung-nya
meninggal dunia, akibat menderita sesuatu penyakit. JR kemudian dibawa ibunya ke
Kutambaru untuk pendidikannya.
Ketika itu ibunya telah menikah kembali dengan Rasen Ginting. Dari
pernikahan itu pula, JR mendapat tiga orang adik. Karena putus sekolah, JR nekat
kota Siantar Man ini, ia jadi tukang semir di terminal. Selama 6 bulan tukang semir,
JR „naik pangkat‟ menjadi pembantu kondektur bus untuk menyapu dan
membersihkan sebelum berangkat mencari penumpang.
Setelah kurang lebih dua tahun hidup di terminal, JR Saragih kembali ke
embali ke Kutambaru, dan menamatkan SD-nya dalam program persamaan, dan
melanjutkannya ke SMP Anjangsana hingga tamat. Di sana, JR menggembala kuda
dan beternak ayam. Ia juga menerima reparasi televisi dan sepeda motor, keahlian
yang didapatnya dari terminal.
Setelah menamatkan SMP, JR kesulitan biaya melanjut ke SMA. Akhirnya, R
berangkat ke Jakarta seorang diri. Di ibu kota, ia mendaftar ke SMA Swasta Iklas
Prasasti Kemayoran dan bekerja menggali pasir. Dari menggali pasir, ia membiayai
sekolahnya. Beberapa lama menambang pasir, JR mendapat tawaran bekerja paruh
waktu di Pusat Primer Koperasi Mabes TNI AD. Tawaran ini, ternyata menjadi titik
balik kehidupan JR. Selama bekerja di situ, banyak petinggi TNI AD, simpatik atas
kegigihan JR Saragih. JR pun diikutsertakan sebagai salah satu peserta test masuk
Akmil. Kerja kerasnya berbuah manis, Ia lulus dan menjadi taruna di Akademi
Militer. Usai dari Akmil, JR kemudian menjalani karirnya sebagai prajurit TNI AD,
pada korps Polisi Militer (POM).36