• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Kepala Daerah Dalam Wewujudkan Good Governance

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Kepala Daerah Dalam Wewujudkan Good Governance"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang

Di dalam teori – teori politik yang umum dapat kita pahami bahwa ada dua unsur dalam kehidupan berpolitik, Negara (State) sebagai lembaga yang diberikan kewenangan untuk mengatur kehidupan bersama dalam rangka mencapai cita – cita bersama dan tujuan bersama. Dan masyarakat adalah yang mendelegasikan haknya kepada negara untuk mengurusi kepentingan bersama. Negara sebagai lembaga yang mengelola urusan – urusan yang berkenaan dengan pelayanan publik. Dan pelayanan itu dapat dijalankan dengan perumusan dan pelaksanaan pelayanan publik. Perumusan dilaksanakan oleh lembaga legislatif dan pelaksanaan oleh eksekutif. Sebuah kebijakan publik biasanya diawali dengan pengambilan keputusan yang esensinya mewakili kepentingan orang banyak. Hal ini dapat kita kita tinjau ketika perumusan tersebut didkukung oleh mayoritas. Dan kebijakan publik adalah output yang paling nyata dan yang paling utama dari setiap sistem politik dan kebijakan publik.1

Dalam konsep sebuah negara, selain komponen fisik tentang batasan wilayah dan pengakuan kedaulatan dari negara lain, terdapat dua komponen lain yang menjadi

1

(2)

prasyarat berdirinya satu negara. Kedua komponen tersebut adalah “rakyat” dan

“pemerintah”. Pemerintah dalam arti paling dasar diterjemahkan sebagai sekumpulan

orang yang memiliki mandat yang absah dari rakyat untuk menjalankan

wewenangnya dalam urusan pemerintahan. Disini terdapat hubungan “kontrak sosial”

antara rakyat sebagai pemberi mandat dan pemerintah sebagai pelaksana mandat.2

Pemerintah dalam arti luas meliputi pelaksanaan tugas seluruh badan-badan, lembaga-lembaga dan petugas-petugas yang diserahi wewenang untuk mencapai tujuan negara. Pencapaian tujuan negara yang berdasar kedaulatan rakyat harus dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dalam hal ini menyangkut batasan-batasan pelaksanaan tugas kenegaraan. Pemerintah terdiri atas kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif yang berfungi sebagai alat kelengkapan negara dan bertindak atas nama negara. Ketiga kekuasaan tersebut harus berjalan beriringan dimana saling mempengaruhi dalam pelaksanaan fungsi dan tugas dalam kepemerintahan. Jika salah satu timpang atau tidak berfungsi maka unsur kekuasaan yang lain juga akan menjadi tersendat di dalamnya.

Teori kedaulatan rakyat mengatakan, bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat, dimana salah satu semangat yang terkandung di dalamnya adalah pemerintahan untuk rakyat, dengan demikian pemerintahan yang mengakui dirinya sebagai pemerintahan demokratis adalah yang menggunakan konsep demokratis dalam proses

2

(3)

penyelenggaraan negara. Memperlakukan rakyat dengan baik sesuai dengan harkat martabatnya karena berlangsungnya suatu pemerintahan ditentukan oleh kehendak rakyat. Pemerintah yang mendapat mandat sebagai penyelenggara dari rakyat sudah seharusnya menjalankannya sebaik mungkin. Tingginya tingkat kepuasan dan kepercayaan rakyat dapat diukur dengan melihat tanggapan masyarakat terkait penyelenggaran pemerintah. Dapat dipastikan jika penyelenggaran pemerintah berjalan dengan baik maka dengan sendirinya rakyat memberikan reaksi yang baik juga.

Pemerintah adalah institusi yang menyelenggarakan kewenangan politik, ekonomi dan administratif untuk mengatur urusan negara di setiap tingkatan. Pemerintahan merupakan mekanisme yang kompleks, yang melibatkan proses dan institusi sebagai wahana warga dan kelompok masyarakat mengartikulasikan kepentingan, menjalankan hak dan kewajiban, dan memediasi perbedaan-perbedaan. Dalam perspektif ini pemerintah mencakup seluruh metode membagikan kekuasaan dan mengatur sumber daya dan masalah publik. Pemerintah yang baik akan akan mengalokasikan sumber daya dan masalah publik secara efisien, memperbaiki kegagalan pasar (market failure), menyusun peraturan yang efektif dan menyediakan kebutuhan publik yang tidak disuplai oleh pasar.3

3 Dede Mariana & Caroline Paskarina,2008. Demokrasi dan Politik Desentralisasi, Yogyakarta : Graha Ilmu, hal

(4)

Pemerintahan adalah berkenaan dengan sistem, fungsi, cara, perbuatan, kegiatan, urusan, atau tindakan memerintah yang dilakukan atau diselenggarakan atau dilaksanakan oleh pemerintah. Eksekutif adalah cabang kekuasaan dalam negara yang melaksanakan kebijakan publik (kenegaraan dan atau pemerintahan) melalui peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh lembaga legislatif maupun atas inisiatif sendiri.

Penyelenggaraan pemerintahan dengan menerapkan prinsip – prinsip good governance merupakan penyelenggaran idaman dan yang pasti sangat diharapkan baik oleh rakyat maupun oleh pemerintah itu sendiri. Tata kepemerintahan yang baik merupakan suatu konsepsi tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, demokratis, dan efektif sesuai dengan cita-cita terbentuknya suatu masyarakat madani. Tata kepemerintahan yang baik terkait erat dengan kontribusi, pemberdayaan, dan keseimbangan peran antara tiga pilarnya (pemerintah, dunia usaha swasta, dan masyarakat). Tata kepemerintahan yang baik juga mensyaratkan adanya kompetensi birokrasi sebagai pelaksana kebijakan politik/publik atau sebagai perangkat otoritas atas peran-peran negara dalam menjalankan amanat yang diembannya.

(5)

hakekatnya memiliki kesatuan tujuan yang utuh, yakni penyelenggaran kondisi pemerintahan yang terselenggara dengan seimbang dengan kerjasama individu dan lembaga, serta antara pemerintah, dunia usaha dan pihak masyarakat. Hal ini berarti masing – masing pilar harus saling tahu apa yang dilakukan oleh pilar lainnya. Adanya ruang dialog dapat membantu saling memahami perbedaan – perbedaan diantara mereka. Melalui proses tersebut diharapkanakan tumbuh konsensus dan sinergi dalam masyarakat.4

Dewasa ini, tuntutan tata kepemerintahan yang baik (goodgovernance) dalam seluruh kegiatan pemerintah dan pembagunan tidak dapat dielakkan lagi. Tata kepemerintahan yang baik meliputi tata kepemrintahan yang baikuntuk sektor publik (good public governance) dan tata kelola/pemerintahan yang baik untuk dunia usaha swasta (good corporate governance). Selain sebagai suatu konsepsi tentang penyelenggaran pemerintah, tata kepemerintahan yang baik jugamerupakan suatu gagasan dan nilai untuk mengatur pola hubungan antara pemerintah, dunia usaha swasta, dan masyarakat. Di dalam konsep tersebut tidak boleh ada satu aktoryang dominan, tetapi ketiganya harus dalam keseimbangan. Dalam konsep tata kepemerintahan yang baik, diterimanya segala sesuatuyang terkait dengan proses pembangunan bukan karena kekuasaan dominan yang dimiliki satu aktor/pilar, melainkan karena keterlibatan aktor-aktor tersebut secara aktif dan sinergis.

4

(6)

Penerapan tata kepemerintahan yang baik (good governance) bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan. Beberapa daerah telah menunjukkan hal tersebut. Berbagai upaya untuk menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik tercermin dari kemauan dan kesadaran bersama beberapa daerah kabupaten/kota untuk melakukan pengelolaan kepemerintahan secara lebih efisien dan efektif. Penerapan tata kepemerintahan yang baik di lingkungan pemerintahan tidak terlepas dari penerapan sistem manajemen kepemerintahan yang merupakan rangkaian hasil dari pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen (planning, organizing, actuating, dan controling) yang dilaksanakan secara konsisten dan efisien. Penerapan sistem tersebut mampu menghasilkan kemitraan positif antara pemerintah, dunia usaha swasta, dan masyarakat. Dengan demikian, lingkungan instansi pemerintah diharapkan dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum. Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis.

(7)

pembangunan dan pelayanan publik, harus pula diiringi dengan penerapan prinsip

good governance (kepemerintahan atau tata pemerintahan yang baik). Dalam kaitannya dengan otonomi daerah, prinsip good governance dalam praktiknya adalah dengan menerapkan prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam setiap pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan serta tindakan yang dilakukan oleh birokrasi pemerintah daerah dalam melaksanakan fungsi pelayanan publik.

Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.5

Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan dalam wujud pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab telah menjadikan pemerintah daerah sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sebagai konsekuensi dari perubahan tersebut maka perlu adanya penataan ulang berbagai elemen dalam sistem penyelengggaraan pemerintahan dalam rangka manifestasi

5

(8)

pelaksanaan otonomi daerah. Karena pada dasarnya tujuan pelaksanaan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaran pemerintahan daerah adalah menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan.6 Tujuan penyelenggaran pemerintah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah. Dengan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana tertuamg dalam UU No. 32 Tahun 2004 tersebut, penyelenggaraan pemerintah diharapkan dapat melaksanakan percepatan pembangunan daerah dan meningkatkan pelayanan publik dengan lebih sederhana dan cepat.

Keberhasilan penyelenggaraan pemerintah daerah dapat menjadi fondasi penting di dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan pembangunan daerah dan peningkatan pelayanan publik.yang tentu hasilnya kemudian dapat memberikan kontribusi terhadap tercapainya tujuan pembangunan nasional. Dengan kata lain, keberhasilan pembangunan nasional ditentukan oleh agregasi pembagunan di daerah. Kemampuan pemerintah daerah dalam menjalankan tugas dan kewenangannya memiliki makna yang antara lain ditandai dengan kemampuan mengelola pemerintah daerah secara handal dan profesional. Keberhasilan peyelenggaraan pemerintahan

6

(9)

daerah ditentukan antara lain oleh kemampuan pemerintah daerah yang dikepalai oleh kepala daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah di dalam menjalankan tugas dan wewenanangnya.

Peran pemimpin daerah yang handal dan profesional menjadi sangat signifikan dan menentukan terhadap pelaksanaan manajemen pemerintahan di daerah yang bersangkutan. Kemampuan mengelola potensi sumber daya alam, keuangan negara, pengoptimalan peran birokrasi pemerintahan secara profesional dan netral, melakukan kerjasama kemitraan dengan masyarakat sipil dan masyarakat ekonomi (swasta), bahkan di dalam melakukan hubunganluar negeri menjadi faktor yang menjadikan sosok kepala daerah begitu sentral dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

(10)

Terkait otonomi dan kewenangan seorang kepala daerah, penyelenggaraan pemerintahan di daerah juga harus dilakukan secara bertanggung jawab. Artinya penyelenggra pemerintahan dituntut melaksanakan tugas dan kewajiban secara profesional. Dalam menjalankan tugasnya penyelenggra pemerintahan harus sadar untuk tidak hanya berorientasi pada hasil tetapi juga pada kebenaran dan kewajaran dalam proses pencapaiannya. Penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bertanggung jawab dan transparan akan menumbuhkan rasa percaya masyarakat pada pemerintah daerah.

Dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik di suatu daerah, penyelenggara pemerintahan dituntut harus mengelola sumber daya seefektif dan seefisien mungkin. Efektif berarti setiap upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah harus tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan. Efisien artinya pemerintah daerah harus bersikap rasional dengan mempertimbangkan dari setiap sumber daya yang dipakai. Dengan praktek yang baik dari konsep efekti dan efisien tersebut, pemerintah daerah dapat berharap banyak akan sebuah tata kepemerintahan yang baik (goodgovernance) di daerahnya.

(11)

mencerminkan kegagalan pelaksanaan goodgovernance. Salah pilar terpenting dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan good governance di daerah adalah sosok kepala daerah. Sebagai pemegang tampuk kekuasaan dan sosok yang memiliki wewenang yang sangat luas di daerah, kepala daerah memiliki pengaruh yang sangat besar dalam keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan yang sesuai dengan konsep goodgovernance.

Simalungun merupakan salah satu kabupaten terbesar di Sumatera Utara, baik secara luas wilayah, komposisi penduduk, kondisi ekonomi dan faktor lainnya. Saat ini kabupaten Simalungun dipimpin oleh J.R. Saragih sebagai bupati dan Hj. Nuriaty Damanik S.H sebagai wakilnya. Tentunya sebagai sebuah wilayah yang sangat luas, pemerintah di Simalungun memiliki tugas dan tanggung jawab yang cukup besar dalam mengelola sistem pemerintahan di daerah ini.

(12)

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik meneliti dan mengangkat

judul “Peran Kepala Daerah dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus :

Masa Pemerintahan Bupati Simalungun JR Saragih)”.

I. 2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah di

atas maka dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah : “Bagaimana

peran JR Saragih selama menjabat sebagai Bupati Simalungun dalam mewujudkan

goodgovernancedi Kabupaten Simalungun”.

I. 3. Pembatasan Masalah

(13)

I. 4 . Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan penerapan good governance di Kabupaten Simalungun selama masa pemerintahan JR Saragih.

2. Untuk mengetahui langkah-langkah dan kebijakan JR Saragih dalam mewujudkan goodgovernance di Kabupaten Simalungun.

I. 5 . Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat, terlebih lagi untuk perkembangan ilmu penegetahuan. Adapaun yang menjadi manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap perkembangan dan pendalaman tentang goodgovernance.

2. Secara kelembagaan, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada Pemerintah Daerah Simalungun dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Simalungun.

(14)

I. 6 . Kerangka Teori

Dalam sebuah penelitian dibutuhkan kerangka teori sebagai landasan atau pedoman berpikir. Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep dan konstruksi defenisi dan proposis untuk menerangkan fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep. Ringkasnya, teori adalah hubungan suatu konsep dengan konsep lainnya untuk menjelaskan fenomena tertentu.7 Konsep merupakan generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat digunakan untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Atau konsep adalah suatu kata atau lambangyang menggambarkan kesamaan-kesamaan dalam berbagai gejala walaupun berbeda.8

I. 6. 1 . Teori Desentralisasi

Secara etimologi istilah desentralisasi berasal dari bahasa latin, yaitu “de”

berarti lepas dan “centrum” berarti pusat. Jadi menurut perkataan berasal desntralisasi

adalah melepas dari pusat.9 Menurut Henry Maddick dalam Juanda, desentralisasi merupakan pengalihan kekuasaan secara hokum untuk melaksanakan fungsi yang spesifik maupun residual yang menjadi kewenangan pemerintah daerah.10

7 Masri Singarimbun & Sofian Effendi,1989. Metode Penelitian Survey, Jakarta : LP3ES, hal 37 8 Rianto Adi,2004. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta : Granit, hal 27

9 Juanda, 2004. Hukum Pemerintahan Daerah, PT Alumni Bandung, hal 117 10

(15)

Desentralisasi menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, menyebutkan bahwa desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah (pusat) kepada daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sementara otonomi daerah adalah kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Ada dua jenis desentralisasi, yakni desentralisasi territorial dan desentralisasi fungsional. Desentralisasi territorial adalah penyerahan kekuasan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi) dan batas pengaturan tersebut adalah daerah. Sedangkan desentralisasi fungsional adalah penyerahan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus fungsi tertentu dan batas pengaturan termaksud adalah jenis fungsi itu sendiri, misalnya soal pertanahan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya.

(16)

Otonomi daerah pada hakikatnya adalah hak setiap daerah untuk mengurus rumah tangga sendiri. Sedangkan desentralisai pada hakikatnya adalah pendelegasian kewenangan. Dengan demikian, otonomi daerah tidak mungkin terselenggara tanpa adanya desentraliisasi dan desentralisaasi di Indonesia hanya dapat diaktualkan melalui penyelenggaraan otonomi daerah.11

Posisi kebijakan otonomi daerah sebagai sebuah proyek pengembalian harga diri pemerintah dan masyarakat daerah. Di masa lalu, banyak masalah di daerah yang tidak tertangani dengan baik karena keterbatasan kewenangan pemerintah daerah di bidang itu. Ini berkenaan antara lain dengan konflik pertanahan, kebakaran hutan, pengelolaan pertambangan, perizinan investasi, perusakan lingkungan, alokasi anggaran dan dana subsidi pemerintah pusat, penetapan prioritas pembangunan, penyusunan organisasi pemerintahan yang sesuai dengan kebutuhan daerah, pengangkatan dalam jabatan struktural, perubahan batas wilayah administrasi, pembentukan kecamatan, kelurahan dan desa serta pemilihan kepala daerah.

Keterbatasan wewenang daerah berdampak pada tumpulnya kreativitas untuk mengembangkan sumber daya alam maupun sumber daya manusia, termasuk upaya pemerintah untuk memperkecil rentang kendali beban-beban rutin dan teknis. tujuan utama dari kebijakan desentralisasi di satu pihak membebaskan pemerintah pusat dari beban-beban yang tidak perlu dalam menangani urusan domestik, sehingga ia

11

(17)

berkesempatan untuk mempelajari, memahami dan merespon berbagai kecenderungan global dan mengambil manfaat dari padanya. Pada saat yang sama pemerintah pusat diharapkan lebih mampu berkonsentrasi para perumusan kebijakan makro nasional yang bersifat strategis. Di lain pihak, dengan desentralisasi kewenangan pemerintah ke daerah, maka daerah akan mengalami proses pemberdayaan yang signifikan. Kemampuan prakarsa dan kreativitas mereka akan terpacu, sehingga kapabilitas dalam mengatasi berbagai masalah domestik akan semakin kuat. Desentralisasi merupakan symbol trust dari pemerintah pusat.

Sistem daerah otonom berdasarkan asas desentralisasi, pemerintah melakukan urusan penyelenggaraan rumah tangga sendiri telah didelegasikan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, dinyatakan memiliki kewenangan untuk mengurus urusan rumah tangganya sendiri, sehingga dikenal tiga ajaran dalam pembagian penyelenggaran pemerintah negara, yakni :

1. Ajaran rumah tangga materiil, yaitu untuk mengetahui yang manakah urusan rumah tangga daerah atau pusat

(18)

3. Ajaran rumah tangga riil; yaitu urusan rumah tangga yang didasarkan kepada kebutuhan riil atau keadaan nyata12

Penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerahotonom bermakna peralihan kewenangan secara delegasi, lazim disebut delegation of authority. Dengan demikian, pemberi delegasi kehilangan kewenangan itu, semuaberalih kepada penerima delegasi. Pada hakekatnya pemerintahan daerah melaksanakan asas desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan urusan penyelenggaraan pemerintahan wajib dan pilihan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

I. 6. 2 . Konsep GoodGovernance

Kata Good Governance terdiri dari dua kata “good” dan “governance”. Arti good dalam goodgovernance mengandung dua pengertian,yaitu pertama : nilai-nilai yang menjunjung tinggi keinginan/ kehendak rakyat dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat yang dalam pencapaian tujuan (nasional) kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial; serta kedua, aspek-aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Sedangkan Governance atau

12 Jimly, Asshiddiqie,2007 Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Pasca Reformasi. Jakarta : PT Buana Ilmu Populer,

(19)

kepemerintahan dalam Bahasa Inggris diartikan sebagai “the act, fact, manner of

governing” atau “tindakan, fakta, cara-cara penyelenggaraan pemerintahan”.13

Untuk kata “pemerintah” dan “pemerintahan” dalam bahasa inggris digunakan

kata “government” yang berasal dari kata “to govern” yang artinya perintah atau

memerintahkan. Istilah “to govern” berbeda dengan istilah “to command” ataupun “to

order” meskipun memiliki arti dasar perintah. “Memerintah” diartikan diartikan

menguasai atau mengurus negara atau daerah sebagai bagian dari negara. Dengan demikian, kata “pemerintah” berarti kekuasaan untuk memerintah suatu negara.

“Pemerintah” menunjuk kepada kesatuan aparatur atau badan (lembaga) dan

ditafsirkan pula sebagai “pengelola atau pengurus”. Sedangkan “pemerintahan

menunjuk kepada perbuatan atau cara atau urusan memerintah, misalnya pemerintahan yang adil, pemerintahan yang bersih, pemerintahan yang demokratis dan sebagainya.

United Nations Development Programme (UNDP) mengartikan istilah

governance sebagai suatu exercise dari kewenangan politik, ekonomi, dan administrasi untuk menata, mengatur dan mengelola masalah-masalah sosialnya.

Istilah “governance” menunjukkan suatu proses di mana rakyat bisa mengatur

ekonominya, institusi dan sumber-sumber sosial dan politiknya, tidak hanya dipergunakan untuk pembangunan, tetapi juga untuk menciptakan kohesi, integrasi

13

(20)

dan untuk kesejahteraan rakyatnya. Dengan demikian jelas sekali, bahwa kemampuan suatu negara mencapai tujuan-tujuan pembangunan itu sangat tergantung pada kualitas tata kepemerintahannya di mana pemerintah melakukan interaksi dengan organisasi-organisasi komersial dan civil society.14

Sementara itu Bank Dunia (World Bank) mengartikan good governance

sebagai penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.15

Tata kepemerintahan yang baik (goodgovernance) dapat disimpulkan sebagai suatu proses pengelolaan dan penyelenggaraan pemerintahan yang sejalan dengan demokrasi (pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat). Dengan kata lain good governance menunjuk pada suatu penyelenggaraan negara yang bertanggung jawab serta efektif dan efisien dengan menjaga kesinergisan interaksi konstruktif diantara institusi negara/pemerintah (state), sektor swasta/dunia usaha (private sector) dan masyarakat (civil society). Dengan demikian, paradigma good governance

14 Mifthah Thoha,2003. Birokrasi dan Politik Indonesia, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, hal 63

15 Koirudin, 2005. Sketsa Kebijakan Desentralisasi di Indonesia Format Masa Depan Otonomi Menuju

(21)

menekankan arti penting kesejajaran hubungan antara domain negara, sektor swasta/dunia usaha dan masyarakat.

Ada tiga teori yang menjadi kunci dalam pembahasan mengenai konsep good governance yaitu :16

1. Teori Political Society (masyarakat politik : partai politik, birokrasi, negara) adalah kumpulan organisasi-organisasi dalam masyarakat yang tujuan pendirian dan aktivitas utamanya adalah untuk memperoleh dan menjalankan kekuasaan politik.

2. Teori Economic Society (masyarakat ekonomi) adalah kumpulan organisasi-organisasi-organisasi di dalam masyarakat yang tujuan pendirian dan aktivitas utamanya adalah untuk memperoleh keuntungan finansial.

3. Teori Civil Society ( masyarakat sipil/ masyarakat madani) adalah kumpulan organisasi-organisasi di dalam masyarakat yang tujuan pendirian dan aktivitas utamanya memiliki empat ciri : a). Non politis dan non ekonomi; b). inisiatif pendiriannya datang dari bawah (grassroots); c). menjunjung pluralitas; dan d). Mengembangkan demokrasi egaliter.

16 Adi Sujatno, 2007 Moral Dan Etika Kepemimpinan : Merupakan landasan ke arah kepemerintahan yang baik

(22)

Dalam wacana good governance terdapat sekumpulan nilai yang perlu diterapkan. Sebagian dari nilai tersebut sebenarnya telah ada dan berkembang sejak lama dalam kehidupan bernegara maupun dalam budaya masyarakat Indonesia. Setidaknya terdapat empat belas nilai yang menjadi prinsip goodgovernance, yaitu :

1. Wawasan ke depan (Visionary)

2. Keterbukaan dan Transparansi (Opennes and Transparancy) 3. Paritisipasi masyarakat (Participation)

4. Akuntabilitas (Accontability) 5. Supermasi hukum (Rule of law) 6. Demokrasi (Democracy)

7. Profesionalisme dan Kompetensi (Profesionalism and Competency) 8. Responsibilitas/Daya Tanggap (Responsibility)

9. Efesiensi dan Efektifitas (Efficiency and Effectivity) 10.Desentralisasi (Decentralization)

11.Kemitraan atau kerjasama dengan dunia usaha dan masyarakat ( Private sector and civil society partnership)

12.Komitmen terhadap pengurangan kesenjangan (Commitment to reduce inequality)

(23)

14.Komitmen pada pasar yang adil (Commitment to fair market.

Good governance sebagai upaya untuk mencapai pemerintahan yang baik maka harus memiliki beberapa bidang yang dilakukan agar tujuan utamanya dapat dicapai, yang meliputi :

1) Politik

Merupakan bidang yang sangat riskan dengan lahirnya masalah, karena seringkali menjadi penghambat bagi terwujudnya goodgovernance. Konsep politik yang kurang bahkan tidak demokratis yang berdampak pada berbagai persoalan di lapangan. Krisis politik yang saat ini terjadi di Indonesia dewasa ini tidak lepas dari penataan sistem politik yang kurang demokratis. Maka perlu dilakukan pembaharuan politik yang menyangkut berbagai masalah penting seperti:

(24)

b. Perubahan UU Politik dan UU Keormasan yang lebih menjamin partisipasi dan mencerminkan keterwakilan rakyat.

c. Reformasi agraria dan perburuhan

d. Mempercepat penghapusan peran sosial politik TNI e. Penegakansupremasihokum.

2) Ekonomi

Ekonomi Indonesi amemang sempat terlepas dari krisis global yang bahkan bisa menimpa Amerika Serikat. Namun keadaan Indonesia saat ini masih terbilang krisis karena masih banyaknya pihak yang belum sejahtera dengan ekonomi rakyat. Hal ini dikarenakan krisis ekonomi bisa melahirkan berbagai masalah sosial yang bila tidak teratasi akan mengganggu kinerja pemerintahan secara menyeluruh.

3) Sosial

Masyarakat yang sejahtera dengan terwujudnya setiap kepentingan masyarakat yang terpenuhi haknya dalam kepentingan umum adalah perwujudan nyata goodgovernance. Masyarakat selain menuntut

(25)

ini masih belum mampu memberikan kedudukan masyarakat yang berdaya di hadapan negara. Karena diberbagai bidang yang didasari kepentingan sosial masih banyak timbul masalah sosial. Sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28

bahwa “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran

dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”. Masyarakat diberikan kesempatan untuk membentuk golongan dengan tujuan tertentu selama tidak bertentangan dengan tujuan negara. Namun konflik antar golongan yang masih sering terjadi sangat kecil kemungkinan good

governance bisa ditegakkan. Maka goodgovernance harus ditegakkan dengan keadaan masyarakat dengan konflik antar golongan tersebut.

4) Hukum

Dalam menjalankan pemerintahan pejabat negara memakai hukum sebagai isnstrumen untuk mewujudkan tujuan negara. Hukum adalah bagian penting dalam penegakan goodgovernance. Setiap kelemahan sistem hukum akan memberikan influence terhadap kinerja pemerintahan secara

keseluruhan, karena good governanance tidak akan dapat berjalan dengan baik dengan hukum yang lemah. Penguatan sistem hukum atau reformasi hukum merupakan kebutuhan mutlak bagi terwujudnya good governance.17

17

(26)

Upaya untuk mewujudkan tata kepemerintahan yang baik hanya dapat dilakukan apabila terjadi keseimbangan peran ketiga pilar yaitu pemerintah, dunia usaha swasta, dan masyarakat. Ketiganya mempunyai peran masing-masing. Pemerintahan (legislatif, eksekutif, dan yudikatif) memainkan peran menjalankan dan menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif bagi unsur-unsur lain dalam governance. Dunia usaha swasta berperan dalam penciptaan lapangan kerja dan pendapatan. Masyarakat berperan dalam penciptaan interaksi sosial, ekonomi dan politik. Ketiga unsur tersebut dalam memainkan perannya masing-masing harus sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang terkandung dalam tata kepemerintahan yang baik. Jika ketiga pilar ini dapat bersinergi dengan baik, maka penyelenggaraan pemerintahan yang selama ini diharapkan bukanlah sekedar impian belaka.

I. 6. 3. Teori Peran

(27)

agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut.18

Berdasarkan pengertian peran diatas, saya mencoba mengangkat bagaimana teori peran dapat digunakan dalam pemerintahan untuk mewujudkan pemerintahan dan birokrasi yang sesuai dengan kehendak masyarakat yang menjadi pemberi mandate kepada pemerintah untuk melaksanakan pemerintahan. Peran pemerintah saat ini sangat mengalami perubahan yang signifikan karena sebagaimana kita ketahui bersama, good governance pada umumnya diartikan sebagai pengelolaan

pemerintahan yang baik. Kata „baik‟ disini dimaksudkan sebagai mengikuti kaidah

-kaidah tertentu sesuai dengan prinsip-prinsip dasar GoodGovernance, setelah melihat apa yang dimaksud dengan good governance, menurut saya ada 3 (tiga) hal yang perlu dilaksanakan pemerintah guna terarahnya Pembangunan yaitu:

1. Pemerintah sebagai Leading Sector membuat Kebijakan-kebijakan dengan tegas guna mengarahkan Pembangunan sebaik mungkin sehingga seluruh sektor dapat melaksanakannya sesuai keinginan Pemerintah dengan memperhatikan berbagai instrumen khususnya dilingkup kesehatan nasional dan deerah serta diikuti dengan aturan-aturan yang melandasi Kebijakan tersebut.

18

(28)

2. Pemerintah sebagai sumber dana dalam hubungannya dengan pembiayaan-pembiayaan di ruang lingkup pembangunan daerah. Disamping pemerintah sebagai sumber dana, pemerintah perlu melakukan terobosan dengan para investor baik lokal maupun asing guna mendukung pembiayaan pemerintah.

3. Pemerintah sebagai pelayan masyarakat, dalam hal ini pemerintah meningkatkan sumber daya aparaturnya guna dapat melaksanakan pelayanan prima untuk seluruh masyarakat.

Satu hal yang menjadi konsentrasi dalam skripsi ini adalah bagaimana peran pemerintah memaksimalkan sumber daya yang ada untuk kepentingan rakyatnya. Pemerintah menjadi pemegang kendali pada aspek – aspek penting sebuah Negara, khususnya dalam hal pengelolaan anggaran. Peran pemerintah diharapkan dalam hal ini karena berhasil atau tidaknya pengelolaan dana yang ada tergantung kepada bagaimanana pemerintah itu sendiri memaksimalkan demi kepentingan rakyatnya. Jika sudah mengalami inefisiensi, maka percayalah kalau good governance yang didengungkan mengalami kegagalan, setidaknya dalam hal transparansi dan akuntabilitas.

I. 7. Metodologi Penelitian

I. 7. 1. Metode Penelitian

(29)

tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan akurat.19 Penelitian deskriptif juga merupakan sebuah proses pemecahan suatu masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau menerangkan keadaan sebuah objek maupun subjek penelitian seseorang, lembaga maupun masyarakat pada saat sekarang dengan berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya.20

Penelitian deskriptif biasanya memiliki 2 tujuan, yaitu:

1. Untuk mengetahui perkembangan sarana fisik tertentu atau frekuensi terjadinya suatu aspek fenomena sosial tertentu. Hasilnya kemudian dicantumkan kedalam tabel-tabel frekuensi.

2. Untuk mendeskripsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu, seperti interaksi sosial, sistem kekerabatan dan lain-lain.

Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan antar variabel yang ada, tidak dimaksudkan untuk menarik generalisasi yang menjelaskan variabel-variabel yang menyebabkan suatu gejala atau kenyataan sosial. Karenanya, pada penelitian deskriptif tidak menggunakan atau tidak melakukan peengujian

19

Sudarwan Danin, 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif ; Ancangan Metodologi, Presentasi dan publikasi Hasil Penelitian Untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, Bandung : Pustaka Setia, hal 41

20

(30)

hipotesa (seperti yang dilakukan pada penelitiaan eksplanatif) berarti tidak dimaksudkan untuk membangun dan mengembangkan perbendaharaan teori.21

I. 7. 2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif bermaksud untuk memberi makna atas fenomena secara holistik dan harus memerankan dirinya secara aktif dalam keseluruhan proses studi. Penelitian kualitatif berorientasi pada upaya memahami fenomena secara menyeluruh.22 Penelitian kualitatif berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengandalkan analisis data secara induktif, bersifat deskriptif, membatasi studi dengan fokus.23

I. 7. 3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan beberapa teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu; 1). wawancara, 2). observasi, 3). dokumentasi, dan 4). diskusi terfokus (Focus Group Discussion). Pada pendekatan

21

Sanafiah Faisal, 1995. Format Penelitian Sosial Dasar-Dasar Aplikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal. 20.

22 Sudarwan Danin, op.cit, hal 33 23

(31)

ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami24

Berdasarkan penelitian kualitatif yang saya lakukan, maka saya sebagai peneliti menggunakan ke-empat teknil pengumpulan data diatas. Yang harus dipahami oleh setiap peneliti adalah alasan mengapa masing-masing teknik tersebut dipakai, untuk memperoleh informasi apa, dan pada bagian fokus masalah mana yang memerlukan teknik wawancara, mana yang memerlukan teknik observasi, mana yang harus kedua-duanya dilakukan. Pilihan teknik sangat tergantung pada jenis informasi yang diperoleh.

I. 7. 4. Teknik Analisa Data

Sesuai dengan metode penelitian dalam menganalisis data, pada penelitian ini teknik analisi data yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif, yaitu teknik tanpa menggunakan alat bantu dengan rumus statistik. Metode kulaitatif dapat didefinisikan sebagai proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang mengkaji masalah secara kasus per kasus. Teknik ini mendeskripsikan data-data yang ada dan dilakukan analisis sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang akan diteliti dan kemudian dilakukan penarikan kesimpulan.25

24 Emzir, 2010.Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Hal 49 25

(32)

I. 8 . Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan penjabaran rencana penulisan untuk lebih mempermudah dan terarah dalam pembahasan karya ilmiah ini. Maka penulis membagi sistematiaka penulisan ini menjadi empat bab, yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, kerangka teori, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : DESKRIPSI KABUPATEN SIMALUNGUN DAN PROFIL J.R SARAGIH

Bab ini akan menguraikan tentang Kondisi dan Pemerintahan di Kabupaten Simalungun serta profil J.R Saragih sebagai kepala daerah.

BAB III : PERAN J.R SARAGIH DALAM MEWUJUDKAN GOOD

GOVERNANCE DI KABUPATEN SIMALUNGUN

Bab ini nantinya akan membahas secara garis besar hasil penelitian sekaligus menganalisis data yang diperoleh untuk mendapatkan hasil dari rumusan permasalahan serta analisis terhadap peran J.R Saragih memujudkan good governance di Kabupaten Simalungun.

(33)

Referensi

Dokumen terkait

Teknologi absorpsi disertai reaksi kimia (reaktif) adalah absoprsi di mana komponen dari gas akan berikatan atau bereaksi dengan zat yang ada dalam solven (Sediawan,

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Abouria dan Othman (2017) menemukan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh negatif dan

keterampilan dan kemampuan literasi sains siswa tidak optimal (Ardianto, 2016). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMAN 2 Mataram terhadap guru maupun

Dalam penelitian ini data diperoleh langsung dari sumber di lokasi penelitian, diantaranya dengan melalui wawancara (interview). Wawancara dilakukan kepada mahasiswa pria

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah: 1) Aplikasi ini diciptakan sebagai alat bantu yang dapat dimanfaatkan oleh para

Senyawa pere- duksi yang redoks potensialnya rendah seperti asam askorbat sangat efektif untuk menghindari pencoklat- an dari isolasi jaringan tanaman atau ekstrak tanaman dan

Kesegaran jasmani adalah suatu keadaan saat tubuh mampu menentukan tugas hariannya dengan baik dan efisien, tanpa kelelehan yang berarti, dan tubuh masih memiliki tenaga

Apakah suatu kedalaman dari aktif mendengarkan yang muncul pada tingkat perasaan dan emosi karena kita berhubungan dengan perasaan orang lain, adalah penting untuk