• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Alat Pengupas Kulit Kopi Mekanis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Alat Pengupas Kulit Kopi Mekanis"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Kopi

Botani Tanaman

Kopi termasuk keluarga besar (suku) Rubiaceae, keluarga Coffea. Di Indonesia dari keluarga ini dikenal ada beberapa varietas. Namun dari bermacam-macam varietas yang diperkebunkan itu tidak nampak adanya perbedaan yang besar. Bijinya berkeping dua (dikotil). Kalau tanaman dibiarkan saja, dapat tumbuh sampai 10 meter tingginya (AAK, 2009).

Adapun klasifikasi tanaman kopi (Coffea sp.) adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dycotiledoneae Ordo : Rubiales Famili : Rubiaceae Genus : Coffea Spesies : Coffea sp. (Anonimous, 2013).

Sejarah Perkembangan Kopi

(2)

tanaman kopi belum dibudidayakan secara sempurna oleh penduduk, melainkan masih tumbuh liar di dataran-dataran tinggi.

Minuman kopi sangat digemari oleh bangsa Ethiopia dan Abessinia karena berkhasiat menyegarkan badan. Oleh karena itu ketika mereka mengembara ke wilayah-wilayah lain, buah kopi juga ikut terbawa dan tersebar kemana-mana antara lain negara-negara Arab, Persia, hingga tanaman kopi tumbuh subur di negeri Yaman (Najiyati dan Danarti, 1999).

Perkembangan Kopi di Indonesia

Penyebaran tanaman kopi ke Indonesia dibawa seorang berkebangsaan Belanda pada abad ke-17 sekitar tahun 1646 yang mendapatkan biji arabika mocca dari Arabia ke Jakarta. Kopi arabika awalnya ditanam dan dikembangkan disebuah tempat di timur Jatinegara, yang menggunakan tanah partikelir Kesawung yang kini lebih dikenal Pondok Kopi (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

Kopi merupakan tanaman yang berasal dari Afrika dan Asia Selatan, termasuk famili Rubiaceae dengan tinggi mencapai 5 meter. Daunnya sekitar 5-10 cm panjang dan 5 cm lebar. Bunga kopi yang berwarna putih berbunga bersamaan, buah kopi sendiri berbentuk oval panjangnya sekitar 1,5 cm, berwarna hijau kemudian kekuningan lalu merah bila sudah tua. Biasanya buah kopi berisikan 2 buah biji, 5-10% mempunyai 1 biji dinamakan “peaberries”. Biji kopi siap dipetik saat berumur 7 sampai 9 bulan (Budiman, 2012).

Jenis-Jenis Kopi

(3)

tersebut umumnya didasarkan pada spesiesnya, kecuali Robusta. Kopi robusta bukan merupakan nama spesies karena kopi ini merupakan keturunan dari beberapa spesies kopi terutama Coffea canephora (Najiyati dan Danarti, 1999)

Kopi arabika

Kopi arabika berasal dari Ethiopia dan Albessinia. Golongan ini merupakan yang pertama kali dikenal dan dibudidayakan oleh manusia, bahkan merupakan golongan yang paling banyak diusahakan sampai akhir abad XIX. Setelah abad ke XIX dominasi kopin arabika menurun, kerena ternyata kopi ini sangat peka terhadapa penyakit HV, terutama didataran rendah.

Berbagai sifat penting kopi arabika adalah:

1. Menghendaki daerah dengan ketinggian 700-1700 mdpl dan suhu 16-20ºC. 2. Menghendaki daerah yang mempunyai iklim kering atau bulan kering 3

bulan/tahun secara berturut-turut, yang sesekali mendapat hujan kiriman. 3. Umumnya peka terhadap serangan penyakit HV, terutama bila ditanam

didataran rendah atau kurang dari 500 mdpl.

4. Rata-rata produksi sedang (4,5-5 ku kopi beras/ha/thn), tetapi mempunyai kualitas dan harga yang relative lebih tinggi dari kopi yang lainnya. Dan bila dikelola secara intensif produksinya bisa mencapai 15-20 ku/ha/thn. Rendemen ±18%.

5. Umumnya berbuah sekali dalam satu tahun

(4)

kopi tersebut serta pohon-pohon pelindung. Karena jenis ini ternyata tidak tahan di sembarangan tempat, maka diimpor Coffea Liberica yang berasal dari Angola, tetapi tetapi jenis ini juga tidak tahan. Kemudian didatangkan Coffea Robusta di Congo Belgia yang nyata kuat, lagi pula hasilnya banyak. Di Indonesia Coffea Arabica masih terdapat di Sumatera, Sulawesi, dan Bali. Kopi robusta mengandung kadar caffeine 2%. Akan tetapi kafeinnya dapat dikeluarkan dari kopi sehingga hanya tinggal 0,3% supaya dapat diminum oleh pasien penyakit jantung.

Kopi adalah suatu jenis tanaman tropis, yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat-tempat yang terlalu tinggi dengan temperatur yang sangat dingin atau daerah-daerah tandus yang memang tidak cocok bagi kehidupan tanaman. Mutu kopi yang baik sangat tergantung pada jenis bibit yang ditanam, keadaan iklim, tinggi tempat, dan lain-lain. Dan dari kesemuanya ini dapat mempengaruhi perkembangan hama penyakit. Demikian pula cuaca pun sangat berpengaruh terhadap produksi (AAK, 2009).

Kopi liberika

(5)

Golongan ekselsa

Kopi golongan ekselsa mempunyai adaptasi iklim lebih luas seperti kopi liberika dan tidak terlalu peka terhadap penyakit HV. Jenis ini banyak dibudidayakan di dataran rendah Kopi Robusta (Coffea canephora var. Robusta)

Kopi robusta berasal dari Kongo dan masuk Indonesia pada tahun 1900. Karena mempunyai sifat lebih unggul, kopi ini sangat cepat berkembang. Bahkan kopi ini merupakan jenis yang mendominasi perkebunan kopi di Indonesia.

Beberapa sifat penting kopi robusta antara lain : - resisten terhadap penyakit HV

- tumbuh sangat baik pada ketinggian 400-700 m dpl dengan suhu 21-240C - produksi lebih tinggi dibandingkan kopi arabika dan liberika

- kualitas buah lebih rendah daripada kopi arabika

- menghendaki daerah yang mempunyai bulan kering 3-4 bulan secara berturut-turut

- rendemen sekitar 22% (Najiyati dan Danarti, 2004).

Tabel 1. Perbedaan kopi arabika dan kopi robusta

Keterangan Arabika Robusta

Tahun ditemukan 1753 1895

Waktu berbuah

Curah hujan 1500-2000 mm 2000-3000 mm

Sumber : Budiman, 2012 Waktu panen

(6)

sekali. Kopi mulai menghasilkan buah ketika berumur 4 tahun. Awalnya jumlah buah kopi yang dipanen masih sedikit. Setelah itu jumlah buah kopi yang dipanen terus meningkat dari panen tahun ke-2 hingga tahun ke-14. Berdasarkan pengamatan, dari satu pohon kopi dapat menghasilkan 1,5-2,5 kg kopi beras (green bean) per tahun (Panggabean, 2011).

Cara Panen

Pemetikan buah kopi merah dilakukan satu persatu pada masing-masing dompolan buah kopi yang ada di pohon.

Beberapa istilah dalam panen buah kopi:

- petik bubuk adalah pemetikan buah kopi yang berwarna kuning yang terserang bubuk buah

- petik merah adalah pemetikan buah-buah kopi merah

- petik lelesan adalah pengambilan buah yang jatuh (leles) di tanah

- petik racutan (petik hijau) adalah pemetikan seluruh buah kopi pada akhir panen buah yang bertujuan untuk memutus rantai siklus hidup hama penggerek buah kopi

(Rahardjo, 2012).

Pengolahan

(7)

basah karena prosesnya banyak menggunakan air dan cara kering karena tidak menggunakan air dalam prosesnya (Najiyati dan Danarti, 2004).

Di dalam dunia perdagangan, kopi hanya dapat diperdagangkan dalam bentuk biji-bijian kering yang sudah terlepas dari daging buah dan kulit arinya. Biji-biji kopi yang diperdagangkan itu disebut kopi beras atau mark koffie. Untuk mendapatkan kopi beras perlu ada pengolahan. Pada pokoknya pengolahan itu hanya ada dua cara yaitu pengolahan kering (Oost Indische Bereiding) dan pengolahan basah (West Indische Bereiding) (AAK, 2009).

Pada tanaman kopi Arabika dan Robusta dikenal dua macam cara proses pengolahan :

1. Proses kering, amat sederhana dan tidak memerlukan peralatan khusus. Setelah dipetik, kopi biasanya dikeringkan dengan cara dijemur selama 10 sampai 15 hari. Baru setelah itu kopi tersebut dikupas. Hampir semua kopi Arabika dari Brazil melalui proses kering, dan kualitasnya tetap bagus karena kopi yang dipetik biasanya yang telah betul-betul matang (berwarna merah).

2. Proses basah, diperlukan peralatan khusus dan hanya bisa memproses biji kopi yang telah benar-benar matang. Proses jenis ini biasanya dilakukan oleh perkebunan besar dengan peralatan yang memadai termasuk mekanik yang cakap sehingga mereka tidak tergantung pada cahaya matahari untuk mengeringkan kopi tersebut (Tapanuli Coffea, 2006).

(8)

segera diolah, hal ini dikarenakan buah kopi mudah rusak dan menyebabkan cita rasa pada seduhan kopi (Panggabean, 2011).

Pengupasan Kulit Buah

Pengupasan kulit buah (pulping) bertujuan untuk memisahkan biji dari kulit buah sehingga diperoleh biji kopi yang masih terbungkus kulit tanduk. Pengupasan kulit buah dilakukan dengan mesin pengupas (pulper) tipe silinder yang berlangsung di antara permukaan silinder yang berputar (rotor) dan permukaan pisau yang diam (stator). Silinder mempunyai profil permukaan bertonjolan atau sering disebut “buble plate” dan terbuat dari bahan logam lunak jenis tembaga. Silinder digerakkan oleh sebuah motor bakar atau motor diesel.

(9)

Prinsip Kerja Alat Pengupas Kulit Kopi Mekanis

Alat pengupas kulit kopi mekanis (pulper) bekerja berdasarkan prinsip pengupasan kulit buah dilakukan dengan mesin pengupas (pulper) tipe silinder yang berlangsung di antara permukaan silinder yang berputar (rotor) dan permukaan pisau yang diam (stator). Putaran silinder akan mendorong buah kopi menuju permukaan pisau sehingga kulit terkupas dan biji kopi keluar ke tempat yang diinginkan (Budiman, 2012).

Kapasitas Kerja Alat dan Mesin Pertanian

Menurut Daywin, dkk, (2008) kapasitas kerja suatu alat atau mesin didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu produk (contoh: ha, Kg, lt) persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja dapat dikonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat/mesin itu menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi: Ha.jam/kW, Kg.jam/kW, Lt.jam/kW.

Persamaan matematisnya dapat ditulis sebagai berikut :

Kapasitas Alat = Produk hasil kerja (kg )

Waktu kerja (jam ) ………(1)

Komponen Alat Pengupas Kulit Kopi Mekanis

Motor bakar

(10)

Poros putaran

Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.

Puli

Puli (pulley) sabuk dibuat dari besi-cor atau dari baja. Pulley kayu tidak banyak lagi dijumpai. Untuk konstruksi ringan diterapkan pulley dari paduan aluminium. Pulley sabuk baja terutama cocok untuk kecepatan sabuk yang tinggi (di atas 35 m/det) (Stolk dan Kros, 1981).

Sabuk V

Sabuk bentuk trapesium atau V dinamakan demikian karena sisi sabuk dibuat serong, supaya cocok dengan alur roda transmisi yang berbentuk V. Kontak gesekan yang terjadi antara sisi sabuk V dengan dinding alur menyebabkan berkurangnya kemungkinan slip sabuk penggerak dengan tegangan yang lebih kecil dari pada sabuk yang pipih. Dalam kerjanya, sabuk V mengalami pembengkokan ketika melingkar melalui roda transmisi. Bagian sebelah luar akan mengalami tegangan, sedangkan bagian dalam akan mengalami tekanan.

Susunan khas sabuk V terdiri atas :

- bagian elastis yang tahan tegangan dan bagian yang tahan kompresi

- bagian yang membawa beban yang dibuat dari bahan tenunan dengan daya rentangan yang rendah dan tahan minyak sebagai pembalut

(11)

Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan tahan lama. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik (Sularso dan Suga, 2002).

Silinder

Gambar

Tabel 1. Perbedaan kopi arabika dan kopi robusta

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan pemanenan buah yang sudah matang langsung dilakukan pengupasan dengan alat pengupas sabut kelapa mekanis yang telah dilengkapi dengan variasi jumlah pisau

Uraian di atas menjadi alasan penelitian ini dilakukan, yaitu untuk merancang alat pengupas kulit tanduk kopi yang bisa mengolah kopi gabah menjadi kopi beras

Flow chart prosedur percobaan Mulai Persiapan alat Persiapan bahan Menghidupkan alat Pengujian alat Pengambilan data Pengolahan data Analisis data Selesai1. % Kulit kopi

Mesin pengupas kulit nanas adalah mesin yang dirancang untuk mengupas kulit nanas dengan metode pengupasan kulit nanas secara mekanis dimana pengoperasian alat

Uraian di atas menjadi alasan penelitian ini dilakukan, yaitu untuk merancang alat pengupas kulit tanduk kopi yang bisa mengolah kopi gabah menjadi kopi beras yang dapat

Mesin pengupas kulit tanduk biji kopi yang didesain dapat memisahkan kulit tanduk biji kopi sekitar 94 %, dan 6 % dari biji kopi yang tidak terkupas karena

mata silinder pengupas pada putaran 300 rpm, 400 rpm, dan 500 rpm terhadap kualitas dan kapasitas produksi pengupasan pada alat pengupas kulit buah kopi kering. Kualitas

pengupas kulit ari kopi yang umum digunakan oleh petani kopi di Indonesia adalah pengupas kulit buah mekanis tipe silinder tunggal horizontal dengan