• Tidak ada hasil yang ditemukan

USAHA PERTANIAN DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "USAHA PERTANIAN DI INDONESIA"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

https://aristyakristina.wordpress.com/2012/09/20/pertanian-di-indonesia/

PERTANIAN di INDONESIA

PENDAHULUAN

Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim.

Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Kehutanan adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar atau liar (hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering (khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga (misalnya lebah). Perikanan memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air). Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan

keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga menjadi bagian dalam usaha pertanian.

Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (intensive farming). Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis. Program dan

kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai

intensifikasi. Karena pertanian industrial selalu menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali disamakan.

Sisi yang berseberangan dengan pertanian industrial adalah pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture). Pertanian berkelanjutan, dikenal juga dengan variasinya seperti pertanian organik atau permakultur, memasukkan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensinya. Akibatnya, pertanian berkelanjutan biasanya memberikan hasil yang lebih rendah daripada pertanian industrial. Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua kutub “ideologi” pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula bentuk pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem dan tradisional akan berbentuk pertanian subsisten, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya.

Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.

A. Pengertian Pertanian

(2)

peternakan dan kehi\utanan. Indonesia termasuk negara agraris, artinya sebagian besar dari penduduk hidup di pertanian.

B. Faktor Pendorong Pertanian

Adapun faktor yang mendorong pertanian diantaranya:

1) Keadaan fisis yang baik untuk pertanian, diantaranya: tanah yang luas dan subur, iklim yang baik, dan lapisan tanah yang gembur dan cukup tebal

2) Susunan penduduknya menurut mata pencahariannya menunjukan ±10% penduduk Indonesia hidup dari pertanian

3) Sektor pertanian menghasilkan lebih dari 50% dari pendapatan nasional

4) Penduduk Indonesia cukup banyak, sehingga pertanian membutuhkan banyak tenaga kerja C. Jenis-jenis Pertanian

Berdasarkan pengelolaanya, pertanian dibedakan menjadi dua, yaitu:

® Pertanian rakyat adalah pertanian yang diusahakan oleh rakyat. Pertanian ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik konsumsi sendiri maupun konsumsi lokal. Ciri-ciri: modal kecil, lahan sempit, dikelola sederhana, tenaga kerja sederhana, tenaga kerja keluarga sendiri, peralatan sendiri.

® Pertanian besar adalah pertanian yang diusahakan oleh perusahaan, baik swasta maupun BUMN. Pertanian ini bertujuan untuk keperluan ekspor atau bahan baku industri. Ciri-ciri: modal usaha besar, lahan luas, dikelola secara modern.

Berdasarkan jenis tanamannya pertanian dibedakan menjadi dua yaitu: » Pertanian tanaman pangan

Adalah usaha pertanian yang berupa bahan pangan. Tanaman pangan dibedakan menjadi tiga yaitu, jenis padi-padian, jenis palawija (ketela pohon, ketela rambat, umbi-umbian, kacang tanah dll) dan jenis holtikultura (buah dan sayuran)

» Pertanian tanaman perkebunan

Adalah usaha pertanian yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan perdagangan besar. Tanaman perkebunan dapat dibedakan menjadi tanaman perkebunan musiman (tebu,tembakau,dll) dan tanaman perkebunan tahunan (kopi,karet, coklast,dll)

Jenis-jenis sawah meliputi

1) Sawah irigasi, yaitu sawah yang menggunakan perairan secara teratur

2) Sawah tadah hujan, aytiu sawah yang menggunakan perairan dengan air huajan 3) Sawah lebak, yaitu sawah yang diusahakan di bantaran sungai besar saat penghujan

(3)

Berdasarkan lahannya pertanian dibedakan menjadi empat, yaitu:

Þ Bersawah adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sawah dengan jenis tanaman

Þ Berladang adalah usaha bercocok di lahan kering, pada saat musim hujan dan dilakukan dengan cara berpindah-pindah

Þ Bertegal, adalah usaha bercocok tanam di lahan kering dengan memanfaatkan air hujan. Hasilnya jagung, kacang, ketela dll

Þ Berkebun, adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sekitar rumah (pekarangan)

D. Faktor Pendorong dan Penghambat Usaha Pertanian Indonesia Faktor pendorong usaha pertanian Indonesia:

1) Pengaruh iklim muson menyebabkan berjenis-jenis flora dapat tumbuh dengan subur 2) Tanah di Indonesia subur

3) Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi

Faktor penghambat usaha pertanian Indonesia: 1) Kemarau panjang

2) Hama tanaman (tikus, wereng dan belalang) 3) Penyimpangan iklim

4) Faktor manusia

e. Usaha Pemerintah memajukan pertanian

Pemerintah telah menempuh dua usaha dalam rangka meningkatkan hasil pertanian, yaitu:

 Usaha dalam jangka pendek meliputi:

a) Memperluas pemakaian bibit-bibit unggul, jenis PB, IR, Bengawan dan lain-lain b) Memperluas pemakaian pupuk dan pemberantasan hama dan mendirikan kursus-kursus tani untuk memberitahukan pertanian

c) Mengadakan badan-badan: Bulgonas (Badan Usaha Logistik Nasional), Dolog (Depot Logistik), BUUD (Badan Usaha Unit Desa), KUD (Koperasi Unit Deas)

Usaha jangka panjang meliputi:

(4)

https://danuadji.com/peluang-usaha-pertanian/

9 Peluang Usaha Pertanian Modern Yang

Menjanjikan

– by me21

 Peluang Usaha Pertanian Modern Yang Menjanjikan

o 1. Menaman Sayuran Organik

o 2. Menjual Alat dan Mesin Pertanian

o 3. Menjual Bibit

o 4. Menjual Pupuk

o 5. Budidaya tanaman hias

o 6. Mengelola 1 produk pangan

o 7. Penanaman Rempah Rempah

o 8. Menyediakan Jasa Perantara Ekspor Bahan Pertanian

o 9. Membuat TIM Konsuktan Untuk Para Petani

Peluang Usaha Pertanian – Peluang usaha akan terus menerus ada di zaman modern ini apa lagi dengan berkembangnya teknologi yang canggih, kita dapat dengan mudah untuk menemukan inspirasi peluang usaha yang akan kita kerjakan melalui bantuan mbah google tentunya. Yang akan saya bahas kali ini adalah Peluang usaha di bidang pertanian.

Seiring berjalannya waktu dan makin canggihnya teknologi pertanian, kadang kala membuat kita lalai akan adanya prospek yang luar biasa menganai bisnis pertanian. yang kebanyakan orang pikirkan yaitu hanyalah memakai dan memakai fasilitas saja, jarang untuk memanfaatkan teknoogi ini sebagai sebuah peluang bisnis pertanian yang sangat luar biasa prospek keuntungannya.

Kita ketahui semua, bahwa dari sekian hasil pertanian adalah kebutuhan primer yang sangat wajib untuk di konsumsi oleh masyarakat. Keadaan ini yang sebenarnya harus di manfaatkan oleh orang yang mampu dan mau mengelola pertanian secara profesional.

(5)

Memulai sebuah usaha pertanian juga banyak pilihan mulai dari yang modal kecil, sedang hingga besar, semua tergantung pada modal anda. Baca juga bisnis mahasiswa

Yang dulunya kalo mau usaha pertanian harus di desa sekarang pun di kota juga bisa untuk memulai usaha pertanian. dengan adanya teknologi semua menjadi mungkin. dan dapat di lakukan dengan mudah jika kita mau menjalani prosesnya.

Sebagian besar masyarakat sudah mengetahui banyak sekali pengusaha pertanian yang bisa sukses dalam menjalani bisnisnya, dan ini adalah peluang usaha pertanian yang dapat anda jalankan juga dengan menggunakan kreatifitas yang anda miliki

Peluang Usaha Pertanian Modern Yang Menjanjikan

1. Menaman Sayuran Organik

Banyak sekali wacanya mengenai bisnis pertanian yaitu menaman sayuran dan buah secara hidroponik atau yang bisa kita sebut organik.

Memang betul, masyarakat yang sekarang semakin pintar dan modern akan lebih memilih untuk hidup sehat dengan cara mengkonsumsi sayuran yang sedikit atau bahkan tidak terkandung bahan perstisida di dalamnya.

(6)

Kita mau mendapatkan untung yang bagaimana itu adalah pilihan. Karena usaha sayuran dan buah organik sangat di butuhkan dari mulai yang ingin hidup sehat sampai perusahaan pangan seperti careffore, hipermart, dan sebagainya.

Kelamahan dari usaha ini adalah, Anda harus terlatih dalam mengelolanya. dan biaya yang di butuhkan di awal akan lebih tinggi. tetapi ya itu tadi, pasar anda luas, jadi anda bebas memilih keuntungan yang seperti apa.

2. Menjual Alat dan Mesin Pertanian

Usaha ini pasti memerlukan modal yang sangat besar ? salah !

Anda bisa menjalankan usaha ini dengan bermodalkan sebuah alat komunikasi dan alat pembayaran, biasanya visa.

Di indonesia sebenarnya adalah prospek yang sangat luar biasa untuk menjual alat pertanian, karena kebutuhan bahan pokok yang kian meningkat, tapi malah banyak petani yang pindah profesi menjadi pegawai atau mencari usaha lain.

Opini saya, mungkin karena mereka belum tau prospek apa yang akan mereka dapatkan ketika fokus dan mau mengusahakan bisnis pertanian. Kondisi ini yang akan menjadi peluang untuk anda jika ingin berbisnis alat pertanian.

lalu caranya gimana kalo mau bisnis alat pertanian tapi tidak ada modal ?

(7)

menemukan toko yang menyediakan alat pertanian yang anda inginkan, buatlah gambar, atau foto yang sekiranya sama dengan produk yang anda jual.

Kalau anda mau cepat mendapat pembeli, anda harus mau jual secara offline dengan metode metode kreatif anda. contoh toko online yang lengkap dan bisa di percaya adalah alibaba.com cari produk nya di situ, dan jual.

Masalahnya kan banyak petani indonesia yang belum mampu membeli alat semahal itu

Mungkin sekarang iya, tapi di masa yang akan datang, petani maupun pemerintah Indonesia memerlukan alat pertanian yang canggih untuk bisa memenuhi kebutuhan bahan pangan yang sangat banyak.

3. Menjual Bibit

Bisnis ini sepertinya sudah sangat sulit di jalankan untuk pemula, tapi anda tidak usaha kwawatir, dengan anda menjadi ahli dalam metode pembibitan anda akan mampu bersaing di perusahaan-perusahaan besar lainnya, dengan cara, tetap tekun dan fokus serta usaha yang keras dalam menjalani uasaha ini. entah itu petani kecil, sedang dan perusahaan pertanian pun memerlukan bibit untuk lahan pertanian mereka. Prospek anda sangat luas.

(8)

4. Menjual Pupuk

Jenis usaha ini akan laku keras jika di daerah anda atau pasar anda adalah perkebunan. Yang namanya perkebunan, tidak mungkin kalau hanya membeli pupuk 1kg saja, munkin bisa jadi 1 ton itu paling sedikit.

Tapi jika anda berada di pemukiman perkotaan tidak ada salahnya juga menjual pupuk tanaman hias, dan jangan salah, walaupun yang mebeli hanya 1,2,3,4,5 kg saja tapi harganya mahal. Selain menjual pupuk, anda juga bisa menyisipkan pelengkapan pertanian seperti alat semprotnya, alat penyiram dan sebagainya. Baca juga bisnis ternak kambing

(9)

5. Budidaya tanaman hias

Beberapa tahun terakhir ini, tanaman hias mengalami penurunan harga jual. Lalu kenapa saya memasukkan bisnis ini kedalam peluang usaha yang menjanjikan ? alasannya simple. Opini saya, di masa yang akan datang orang orang pintar akan membutuhkan tanaman hias sebagai pelengkap hunian mereka, dan proses membuat tanaman hias bisa di sambi dengan kerjaan lain. Jika anda hanya membuat tanaman hias 10 – 20 mungkin gak terasa hasilnya, tapi jika anda mampu membuat 1000 lebih tanaman hias maka akan terasa hasilnya di masa yang akan datang.

(10)

6. Mengelola 1 produk pangan

Disini saya menyarankan anda, bagi yang baru mau memulai usaha pertanian mengenai bisnis tentang pangan, entah itu sayuran, rempah rempah, makanan pokok dan lain lain, usahakan untuk fokus 1 produk dulu saja. misal yang di butuhkan di Indonesia adalah kedelai, Kerjakan bisnis itu dengan fokus sampai anda mempunyai brand, sehingga lambat laun anda tidak perlu mencari pasar lagi, tetapi pasar yang akan mencari anda. Bisnis ini memang membutuhkan waktu yang lumayan panjang karena membangun sebuah nama tidak semudah membalikkan telapak tangan. Baca juga usaha modal kecil

(11)

Rempah rempah masih menjadi peluang usaha yang sangat bagus untuk kalian. Karena rempah rempah dari Indonesia sangat banyak diminati oleh negara lain. Jadi peluang untuk mendapatkan pembeli sangat besar.

Banyak sekali jenis rempah rempah yang dapat anda jadikan sebagai bisnis, yang sangat tampak adalah bawang merah. Bisnis rempah rempah juga akan dijadikan sebuah usaha yang sangat menguntungkan bagi si pengelola bisnis karena semua kalangan bisa masuk mulai dari kalangan kecil, menengah sampai kalangan atas seperti restaurant mahal.

8. Menyediakan Jasa Perantara Ekspor Bahan Pertanian

(12)

9. Membuat TIM Konsuktan Untuk Para Petani

Sepertinya saat ini masih sedikit dan bahkan belum tampak adanya perusahaan yang berjalan di bidang penyuluhan pertanian, entah itu dari pemerintah maupun masyarakat, mungkin ada tapi tidak kelihatan atau malah tidak jalan. Baca juga peluang usaha ternak lele

Jika anda mampu membuat tim penyuluh pertanian, ini adalah sebuah keuntungan besar bagi anda, pasalnya di negeri tercinta kita Indonesia ini membutuhkan banyak orang yang dapat memerikan penyuluhan kepada petani kita agar menghasilkan produk dengan kualitas dan kuantitas yang baik.

Selain anda dibayar sebagai tim penyuluh, anda juga bisa memasukkan barang dagangan anda mulai dari poin nomor 1 sampai nomor 8 di atas. Jadi keuntungannya dobel. Untuk para sarjana pertanian, jangan hanya mau bekertja di departemen atau perusahaan sahaja, seharusnya ilmu yang di dapatkan bisa di jadikan ide peluang usaha sebagai tim penyuluh yang profesional. Dan untuk yang tidak sekolah dan ingin menggeluti bisnis ini, anda hanya perlu pengalaman dan komunikasi yang lancar.

(13)

https://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian

Pertanian

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pertanian

Umum

 Agribisnis

 Agroindustri

 Agronomi

 Ilmu pertanian

 Jelajah bebas

 Kebijakan pertanian

 Lahan usaha tani

 Mekanisasi pertanian

 Menteri Pertanian

(14)

 Perguruan tinggi pertanian di Indonesia

 Permakultur

 Pertanian bebas ternak

 Pertanian berkelanjutan

 Pertanian ekstensif

 Pertanian intensif

 Pertanian organik

 Pertanian urban

 Peternakan

 Peternakan pabrik

 Wanatani

Sejarah

 Sejarah pertanian

 Sejarah pertanian organik

 Revolusi pertanian Arab

 Revolusi pertanian Inggris

 Revolusi hijau

 Revolusi neolitik

(15)

 Akuakultur

 Akuaponik

 Hewan ternak

 Hidroponik

 Penggembalaan hewan

 Perkebunan

 Peternakan babi

 Peternakan domba

 Peternakan susu

 Peternakan unggas

 Peladangan

Portal:Pertanian

 l

 b

(16)

Gambaran klasik pertanian di Indonesia

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.[1] Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam

pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekadar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.

Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.

Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi, teknik pertanian, biokimia, dan statistika juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. "Petani" adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak.

Daftar isi

 1 Cakupan pertanian

 2 Sejarah singkat pertanian dunia

(17)

 4 Tenaga kerja

o 4.1 Keamanan

 5 Sistem pembudidayaan tanaman

o 5.1 Bentuk pembudidayaan tanaman di Indonesia

 6 Sistem produksi hewan

 7 Masalah lingkungan

o 7.1 Masalah pada hewan ternak

o 7.2 Masalah penggunaan lahan dan air

o 7.3 Pestisida

o 7.4 Perubahan iklim

 8 Energi dan pertanian

o 8.1 Mitigasi kelangkaan bahan bakar fosil

 9 Ekonomi pertanian

 10 Lihat pula

 11 Referensi

 12 Pranala luar

Cakupan pertanian

Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian diartikan sebagai kegiatan pembudidayaan tanaman.

Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Kehutanan adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar atau liar (hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering (khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga (misalnya lebah). Perikanan memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air). Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan

(18)

Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (intensive farming). Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis. Program dan

kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena pertanian industri selalu menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali disamakan.

Sisi pertanian industrial yang memperhatikan lingkungannya adalah pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture). Pertanian berkelanjutan, dikenal juga dengan variasinya seperti pertanian organik atau permakultur, memasukkan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensinya. Akibatnya, pertanian berkelanjutan biasanya memberikan hasil yang lebih rendah daripada pertanian industrial.

Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua kutub "ideologi" pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula bentuk pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem dan tradisional akan berbentuk pertanian subsisten, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya.

Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponik) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.

Sejarah singkat pertanian dunia Lihat pula: Sejarah pertanian

(19)

Domestikasi anjing diduga telah dilakukan bahkan pada saat manusia belum mengenal budidaya (masyarakat berburu dan peramu) dan merupakan kegiatan pemeliharaan dan pembudidayaan hewan yang pertama kali. Selain itu, praktik pemanfaatan hutan sebagai sumber bahan pangan diketahui sebagai agroekosistem yang tertua.[2] Pemanfaatan hutan sebagai kebun diawali dengan

kebudayaan berbasis hutan di sekitar sungai. Secara bertahap manusia mengidentifikasi pepohonan dan semak yang bermanfaat. Hingga akhirnya seleksi buatan oleh manusia terjadi dengan menyingkirkan spesies dan varietas yang buruk dan memilih yang baik.[3]

Kegiatan pertanian (budidaya tanaman dan ternak) merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan. Para ahli prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian pertama kali berkembang sekitar 12.000 tahun yang lalu dari kebudayaan di daerah "bulan sabit yang subur" di Timur Tengah, yang meliputi daerah lembah Sungai Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat hingga daerah Suriah dan Yordania sekarang. Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan adanya budidaya tanaman biji-bijian (serealia, terutama gandum kuna seperti emmer) dan polong-polongan di daerah tersebut. Pada saat itu, 2000 tahun setelah berakhirnya Zaman Es terakhir di era Pleistosen, di dearah ini banyak dijumpai hutan dan padang yang sangat cocok bagi mulainya pertanian. Pertanian telah dikenal oleh masyarakat yang telah mencapai kebudayaan batu muda (neolitikum), perunggu dan megalitikum. Pertanian mengubah bentuk-bentuk kepercayaan, dari pemujaan terhadap dewa-dewa perburuan menjadi pemujaan terhadap dewa-dewa-dewa-dewa perlambang kesuburan dan ketersediaan pangan. Pada 5300 tahun yang lalu di China, kucing didomestikasi untuk menangkap hewan pengerat yang menjadi hama di ladang.[4]

Teknik budidaya tanaman lalu meluas ke barat (Eropa dan Afrika Utara, pada saat itu Sahara belum sepenuhnya menjadi gurun) dan ke timur (hingga Asia Timur dan Asia Tenggara). Bukti-bukti di Tiongkok menunjukkan adanya budidaya jewawut (millet) dan padi sejak 6000 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah paling tidak pada saat 3000 tahun SM dan Jepang serta Korea sejak 1000 tahun SM. Sementara itu,

masyarakat benua Amerika mengembangkan tanaman dan hewan budidaya yang sejak awal sama sekali berbeda.

Hewan ternak yang pertama kali didomestikasi adalah kambing/domba (7000 tahun SM) serta babi (6000 tahun SM), bersama-sama dengan domestikasi kucing. Sapi, kuda, kerbau, yak mulai dikembangkan antara 6000 hingga 3000 tahun SM. Unggas mulai dibudidayakan lebih

kemudian. Ulat sutera diketahui telah diternakkan 2000 tahun SM. Budidaya ikan air tawar baru dikenal semenjak 2000 tahun yang lalu di daerah Tiongkok dan Jepang. Budidaya ikan laut bahkan baru dikenal manusia pada abad ke-20 ini.

Budidaya sayur-sayuran dan buah-buahan juga dikenal manusia telah lama. Masyarakat Mesir Kuno (4000 tahun SM) dan Yunani Kuna (3000 tahun SM) telah mengenal baik budidaya anggur dan zaitun.

(20)

mengkondisikan tanah seperti pupuk kandang, kompos, dan abu telah dikembangkan secara independen di berbagai tempat di dunia, termasuk Mesopotamia, Lembah Nil, dan Asia Timur.[6]

Pertanian kontemporer

Citra satelit pertanian di Minnesota.

Citra inframerah pertanian di Minnesota. Tanaman sehat berwarna merah, genangan air berwarna hitam, dan lahan penuh pestisida berwarna coklat

Pertanian pada abad ke 20 dicirikan dengan peningkatan hasil, penggunaan pupuk dan pestisida sintetik, pembiakan selektif, mekanisasi, pencemaran air, dan subsidi pertanian. Pendukung pertanian organik seperti Sir Albert Howard berpendapat bahwa di awal abad ke 20, penggunaan pestisida dan pupuk sintetik yang berlebihan dan secara jangka panjang dapat merusak kesuburan tanah. Pendapat ini drman selama puluhan tahun, hingga kesadaran lingkungan meningkat di awal abad ke 21 menyebabkan gerakan pertanian berkelanjutan meluas dan mulai dikembangkan oleh petani, konsumen, dan pembuat kebijakan.

Sejak tahun 1990an, terdapat perlawanan terhadap efek lingkungan dari pertanian konvensional, terutama mengenai pencemaran air,[7] menyebabkan tumbuhnya gerakan organik. Salah satu

(21)

dilakukan oleh Uni Eropa pada tahun 1991, dan mulai mereformasi Kebijakan Pertanian Bersama Uni Eropa pada tahun 2005.[8] Pertumbuhan pertanian organik telah memperbarui

penelitian dalam teknologi alternatif seperti manajemen hama terpadu dan pembiakan selektif. Perkembangan teknologi terkini yang dipergunakan secara luas yaitu bahan pangan termodifikasi secara genetik.

Di akhir tahun 2007, beberapa faktor mendorong peningkatan harga biji-bijian yang dikonsumsi manusia dan hewan ternak, menyebabkan peningkatan harga gandum (hingga 58%), kedelai (hingga 32%), dan jagung (hingga 11%) dalam satu tahun. Kontribusi terbesar ada pada

peningkatan permintaan biji-bijian sebagai bahan pakan ternak di Cina dan India, dan konversi biji-bijian bahan pangan menjadi produk biofuel.[9][10] Hal ini menyebabkan kerusuhan dan

demonstrasi yang menuntut turunnya harga pangan.[11][12][13] International Fund for Agricultural

Development mengusulkan peningkatan pertanian skala kecil dapat menjadi solusi untuk meningkatkan suplai bahan pangan dan juga ketahanan pangan. Visi mereka didasarkan pada perkembangan Vietnam yang bergerak dari importir makanan ke eksportir makanan, dan

mengalami penurunan angka kemiskinan secara signifikan dikarenakan peningkatan jumlah dan volume usaha kecil di bidang pertanian di negara mereka.[14]

Sebuah epidemi yang disebabkan oleh fungi Puccinia graminis pada tanaman gandum menyebar di Afrika hingga ke Asia.[15][16][17] Diperkirakan 40% lahan pertanian terdegradasi secara serius.[18]

Di Afrika, kecenderungan degradasi tanah yang terus berlanjut dapat menyebabkan lahan tersebut hanya mampu memberi makan 25% populasinya.[19]

Pada tahun 2009, China merupakan produsen hasil pertanian terbesar di dunia, diikuti oleh Uni Eropa, India, dan Amerika Serikat, berdasarkan IMF.Pakar ekonomi mengukur total faktor produktivitas pertanian dan menemukan bahwa Amerika Serikat saat ini 1.7 kali lebih produktif dibandingkan dengan tahun 1948.[20] Enam negara di dunia, yaitu Amerika Serikat, Kanada,

Prancis, Australia, Argentina, dan Thailand mensuplai 90% biji-bijian bahan pangan yang diperdagangkan di dunia.[21] Defisit air yang terjadi telah meningkatkan impor biji-bijian di

berbagai negara berkembang,[22] dan kemungkinan juga akan terjadi di negara yang lebih besar

seperti China dan India.[23]

Tenaga kerja

Pada tahun 2011, International Labour Organization (ILO) menyatakan bahwa setidaknya terdapat 1 miliar lebih penduduk yang bekerja di bidang sektor pertanian. Pertanian

menyumbang setidaknya 70% jumlah pekerja anak-anak, dan di berbagai negara sejumlah besar wanita juga bekerja di sektor ini lebih banyak dibandingkan dengan sektor lainnya.[24] Hanya

sektor jasa yang mampu mengungguli jumlah pekerja pertanian, yaitu pada tahun 2007. Antara tahun 1997 dan 2007, jumlah tenaga kerja di bidang pertanian turun dan merupakan sebuah kecenderungan yang akan berlanjut.[25] Jumlah pekerja yang dipekerjakan di bidang pertanian

bervariasi di berbagai negara, mulai dari 2% di negara maju seperti Amerika Serikat dan Kanada, hingga 80% di berbagai negara di Afrika.[26] Di negara maju, angka ini secara signifikan lebih

(22)

Keamanan

Batang pelindung risiko tergulingnya traktor dipasang di belakang kursi pengemudi

Pertanian merupakan industri yang berbahaya. Petani di seluruh dunia bekerja pada risiko tinggi terluka, penyakit paru-paru, hilangnya pendengaran, penyakit kulit, juga kanker tertentu karena penggunaan bahan kimia dan paparan cahaya matahari dalam jangka panjang. Pada pertanian industri, luka secara berkala terjadi pada penggunaan alat dan mesin pertanian, dan penyebab utama luka serius.[28] Pestisida dan bahan kimia lainnya juga membahayakan kesehatan. Pekerja

yang terpapar pestisida secara jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan fertilitas.[29] Di

negara industri dengan keluarga yang semuanya bekerja pada lahan usaha tani yang

dikembangkannya sendiri, seluruh keluarga tersebut berada pada risiko.[30] Penyebab utama

kecelakaan fatal pada pekerja pertanian yaitu tenggelam dan luka akibat permesinan.[30]

ILO menyatakan bahwa pertanian sebagai salah satu sektor ekonomi yang membahayakan tenaga kerja.[24] Diperkirakan bahwa kematian pekerja di sektor ini setidaknya 170 ribu jiwa per

tahun. Berbagai kasus kematian, luka, dan sakit karena aktivitas pertanian seringkali tidak dilaporkan sebagai kejadian akibat aktivitas pertanian.[31] ILO telah mengembangkan Konvensi

Kesehatan dan Keselamatan di bidang Pertanian, 2001, yang mencakup risiko pada pekerjaan di bidang pertanian, pencegahan risiko ini, dan peran dari individu dan organisasi terkait pertanian.

[24]

Sistem pembudidayaan tanaman

Lihat pula: Agronomi dan Daftar tumbuhan hasil domestikasi

Budi daya padi di Bihar, India

(23)

Pertanian berpindah (tebang dan bakar) adalah sistem di mana hutan dibakar. Nutrisi yang tertinggal di tanah setelah pembakaran dapat mendukung pembudidayaan tumbuhan semusim dan menahun untuk beberapa tahun.[34] Lalu petak tersebut ditinggalkan agar hutan tumbuh

kembali dan petani berpindah ke petak hutan berikutnya yang akan dijadikan lahan pertanian. Waktu tunggu akan semakin pendek ketika populasi petani meningkat, sehingga membutuhkan input nutrisi dari pupuk dan kotoran hewan, dan pengendalian hama. Pembudidayaan semusim berkembang dari budaya ini. Petani tidak berpindah, namun membutuhkan intensitas input pupuk dan pengendalian hama yang lebih tinggi.

Industrialisasi membawa pertanian monokultur di mana satu kultivar dibudidayakan pada lahan yang sangat luas. Karena tingkat keanekaragaman hayati yang rendah, penggunaan nutrisi cenderung seragam dan hama dapat terakumulasi pada halah tersebut, sehingga penggunaan pupuk dan pestisida meningkat.[33] Di sisi lain, sistem tanaman rotasi menumbuhkan tanaman

berbeda secara berurutan dalam satu tahun. Tumpang sari adalah ketika tanaman yang berbeda ditanam pada waktu yang sama dan lahan yang sama, yang disebut juga dengan polikultur.[34]

Di lingkungan subtropis dan gersang, preiode penanaman terbatas pada keberadaan musim hujan sehingga tidak dimungkinkan menanam banyak tanaman semusim bergiliran dalam setahun, atau dibutuhkan irigasi. Di semua jenis lingkungan ini, tanaman menahun seperti kopi dan kakao dan praktik wanatani dapat tumbuh. Di lingkungan beriklim sedang di mana padang rumput dan sabana banyak tumbuh, praktik budidaya tanaman semusim dan penggembalaan hewan dominan.

[34]

Bentuk pembudidayaan tanaman di Indonesia

Sawah, yaitu suatu bentuk pertanian yang dilakukan di lahan basah dan memerlukan banyak air baik sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadah hujan maupun sawah pasang surut[35].

Tegalan, yaitu suatu daerah dengan lahan kering yang bergantung pada pengairan air hujan, ditanami tanaman musiman atau tahunan dan terpisah dari lingkungan dalam sekitar rumah. Lahan tegalan tanahnya sulit untuk dibuat pengairan irigasi karena permukaan yang tidak rata. Pada saat musim kemarau lahan tegalan akan kering dan sulit untuk ditubuhi tanaman

pertanian[35].

Pekarangan, yaitu suatu lahan yang berada di lingkungan dalam rumah (biasanya dipagari dan masuk ke wilayah rumah) yang dimanfaatkan untuk ditanami tanaman pertanian[35].

Sistem produksi hewan

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Peternakan, Budi daya perikanan, dan Hewan ternak

Sistem produksi hewan ternak dapat didefinisikan berdasarkan sumber pakan yang digunakan, yang terdiri dari peternakan berbasis penggembalaan, sistem kandang penuh, dan campuran.[36]

(24)

tersebut meningkat hingga 10 kali lipat. Hasil hewan non-daging seperti susu sapi dan telur ayam juga menunjukan peningkatan yang signifikan. Populasi sapi, domba, dan kambing diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun 2050.[37]

Budi daya perikanan adalah produksi ikan dan hewan air lainnya di dalam lingkungan yang terkendali untuk konsumsi manusia. Sektor ini juga termasuk yang mengalami peningkatan hasil rata-rata 9 persen per tahun antara tahun 1975 hingga tahun 2007.[38]

Selama abad ke-20, produsen hewan ternak dan ikan menggunakan pembiakan selektif untuk menciptakan ras hewan dan hibrida yang mampu meningkatkan hasil produksi, tanpa

memperdulikan keinginan untuk mempertahankan keanekaragaman genetika. Kecenderungan ini memicu penurunan signifikan dalam keanekaragaman genetika dan sumber daya pada ras hewan ternak, yang menyebabkan berkurangnya resistansi hewan ternak terhadap penyakit. Adaptasi lokal yang sebelumnya banyak terdapat pada hewan ternak ras setempat juga mulai menghilang.

[39]

Produksi hewan ternak berbasis penggembalaan amat bergantung pada bentang alam seperti padang rumput dan sabana untuk memberi makan hewan ruminansia. Kotoran hewan menjadi input nutrisi utama bagi vegetasi tersebut, namun input lain di luar kotoran hewan dapat diberikan tergantung kebutuhan. Sistem ini penting di daerah di mana produksi tanaman pertanian tidak memungkinkan karena kondisi iklim dan tanah.[34] Sistem campuran

menggunakan lahan penggembalaan sekaligus pakan buatan yang merupakan hasil pertanian yang diolah menjadi pakan ternak.[36] Sistem kandang memelihara hewan ternak di dalam

kandang secara penuh dengan input pakan yang harus diberikan setiap hari. Pengolahan kotoran ternak dapat menjadi masalah pencemaran udara karena dapat menumpuk dan melepaskan gas metan dalam jumlah besar.[36]

Negara industri menggunakan sistem kandang penuh untuk mensuplai sebagian besar daging dan produk peternakan di dalam negerinya. Diperkirakan 75% dari seluruh peningkatan produksi hewan ternak dari tahun 2003 hingga 2030 akan bergantung pada sistem produksi peternakan pabrik. Sebagian besar pertumbuhan ini akan terjadi di negara yang saat ini merupakan negara berkembang di Asia, dan sebagian kecil di Afrika.[37] Beberapa praktik digunakan dalam produksi

hewan ternak komersial seperti penggunaan hormon pertumbuhan menjadi kontroversi di berbagai tempat di dunia.[40]

Masalah lingkungan

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dampak lingkungan dari pertanian

Pertanian mampu menyebabkan masalah melalui pestisida, arus nutrisi, penggunaan air berlebih, hilangnya lingkungan alam, dan masalah lainnya. Sebuah penilaian yang dilakukan pada tahun 2000 di Inggris menyebutkan total biaya eksternal untuk mengatasi permasalahan lingkungan terkait pertanian adalah 2343 juta Poundsterling, atau 208 Poundsterling per hektare.[41]

Sedangkan di Amerika Serikat, biaya eksternal untuk produksi tanaman pertaniannya mencapai 5 hingga 16 miliar US Dollar atau 30-96 US Dollar per hektare, dan biaya eksternal produksi peternakan mencapai 714 juta US Dollar.[42] Kedua studi fokus pada dampak fiskal, yang

(25)

biaya eksternal ke dalam usaha pertanian. Keduanya tidak memasukkan subsidi di dalam analisisnya, namun memberikan catatan bahwa subsidi pertanian juga membawa dampak bagi masyarakat.[41][42] Pada tahun 2010, International Resource Panel dari UNEP mempublikasikan

laporan penilaian dampak lingkungan dari konsumsi dan produksi. Studi tersebut menemukan bahwa pertanian dan konsumsi bahan pangan adalah dua hal yang memberikan tekanan pada lingkungan, terutama degradasi habitat, perubahan iklim, penggunaan air, dan emisi zat beracun.

[43]

Masalah pada hewan ternak

PBB melaporkan bahwa "hewan ternak merupakan salah satu penyumbang utama masalah lingkungan".[44] 70% lahan pertanian dunia digunakan untuk produksi hewan ternak, secara

langsung maupun tidak langsung, sebagai lahan penggembalaan maupun lahan untuk

memproduksi pakan ternak. Jumlah ini setara dengan 30% total lahan di dunia. Hewan ternak juga merupakan salah satu penyumbang gas rumah kaca berupa gas metana dan nitro oksida yang, meski jumlahnya sedikit, namun dampaknya setara dengan emisi total CO2. Hal ini

dikarenakan gas metana dan nitro oksida merupakan gas rumah kaca yang lebih kuat dibandingkan CO2. Peternakan juga didakwa sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya

deforestasi. 70% basin Amazon yang sebelumnya merupakan hutan kini menjadi lahan penggembalaan hewan, dan sisanya menjadi lahan produksi pakan.[45] Selain deforestasi dan

degradasi lahan, budi daya hewan ternak yang sebagian besar berkonsep ras tunggal juga menjadi pemicu hilangnya keanekaragaman hayati.

Masalah penggunaan lahan dan air Lihat pula: Dampak lingkungan dari irigasi

Transformasi lahan menuju penggunaannya untuk menghasilkan barang dan jasa adalah cara yang paling substansial bagi manusia dalam mengubah ekosistem bumi, dan dikategrikan sebagai penggerak utama hilangnya keanekaragaman hayati. Diperkirakan jumlah lahan yang diubah oleh manusia antara 39%-50%.[46] Degradasi lahan, penurunan fungsi dan produktivitas

ekosistem jangka panjang, diperkirakan terjadi pada 24% lahan di dunia.[47] Laporan FAO

menyatakan bahwa manajemen lahan sebagai penggerak utama degradasi dan 1.5 miliar orang bergantung pada lahan yang terdegradasi. Deforestasi, desertifikasi, erosi tanah, kehilangan kadar mineral, dan salinisasi adalah contoh bentuk degradasi tanah.[34]

Eutrofikasi adalah peningkatan populasi alga dan tumbuhan air di ekosistem perairan akibat aliran nutrisi dari lahan pertanian. Hal ini mampu menyebabkan hilangnya kadar oksigen di air ketika jumlah alga dan tumbuhan air yang mati dan membusuk di perairan bertambah dan dekomposisi terjadi. Hal ini mampu menyebabkan kebinasaan ikan, hilangnya keanekaragaman hayati, dan menjadikan air tidak bisa digunakan sebagai air minum dan kebutuhan masyarakat dan industri. Penggunaan pupuk berlebihan di lahan pertanian yang diikuti dengan aliran air permukaan mampu menyebabkan nutrisi di lahan pertanian terkikis dan mengalir terbawa menuju ke perairan terdekat. Nutrisi inilah yang menyebabkan eutrofikasi.[48]

Pertanian memanfaatkan 70% air tawar yang diambil dari berbagai sumber di seluruh dunia.[49]

(26)

tanah dalam laju yang tidak dapat dikembalikan (unsustainable). Telah diketahui bahwa berbagai akuifer di berbagai tempat padat penduduk di seluruh dunia, seperti China bagian utara, sekitar Sungai Ganga, dan wilayah barat Amerika Serikat, telah berkurang jauh, dan penelitian

mengenai ini sedang dilakukan di akuifer di Iran, Meksiko, dan Arab Saudi.[50] Tekanan terhadap

konservasi air terus terjadi dari sektor industri dan kawasan urban yang terus mengambil air secara tidak lestari, sehingga kompetisi penggunaan air bagi pertanian meningkat dan tantangan dalam memproduksi bahan pangan juga demikian, terutama di kawasan yang langka air.[51]

Penggunaan air di pertanian juga dapat menjadi penyebab masalah lingkungan, termasuk hilangnya rawa, penyebaran penyakit melalui air, dan degradasi lahan seperti salinisasi tanah ketika irigasi tidak dilakukan dengan baik.[52]

Pestisida

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dampak lingkungan dari pestisida

Penggunaan pestisida telah meningkat sejak tahun 1950an, menjadi 2.5 juta ton per tahun di seluruh dunia. Namun tingkat kehilangan produksi pertanian tetap terjadi dalam jumlah yang relatif konstan.[53] WHO memperkirakan pada tahun 1992 bahwa 3 juta manusia keracunan

pestisida setiap tahun dan menyebabkan kematian 200 ribu jiwa.[54] Pestisida dapat menyebabkan

resistansi pestisida pada populasi hama sehingga pengembangan pestisida baru terus berlanjut.[55]

Argumen alernatif dari masalah ini adalah pestisida merupakan salah satu cara untuk

meningkatkan produksi pangan pada lahan yang terbatas, sehingga dapat menumbuhkan lebih banyak tanaman pertanian pada lahan yang lebih sempit dan memberikan ruang lebih banyak bagi alam liar dengan mencegah perluasan lahan pertanian lebih ekstensif.[56][57] Namun berbagai

kritik berkembang bahwa perluasan lahan yang mengorbankan lingkungan karena peningkatan kebutuhan pangan tidak dapat dihindari,[58] dan pestisida hanya menggantikan praktik pertanian

yang baik yang ada seperti rotasi tanaman.[55] Rotasi tanaman mencegah penumpukan hama yang

sama pada satu lahan sehingga hama diharapkan menghilang setelah panen dan tidak datang kembali karena tanaman yang ditanam tidak sama dengan yang sebelumnya.

Perubahan iklim

Lihat pula: Perubahan iklim dan pertanian

Pertanian adalah salah satu yang mempengaruhi perubahan iklim, dan perubahan iklim memiliki dampak bagi pertanian. Perubahan iklim memiliki pengaruh bagi pertanian melalui perubahan temperatur, hujan (perubahan periode dan kuantitas), kadar karbon dioksida di udara, radiasi matahari, dan interaksi dari semua elemen tersebut.[34] Kejadian ekstrem seperti kekeringan dan

banjir diperkirakan meningkat akibat perubahan iklim.[59] Pertanian merupakan sektor yang

paling rentan terhadap perubahan iklim. Suplai air akan menjadi hal yang kritis untuk menjaga produksi pertanian dan menyediakan bahan pangan. Fluktuasi debit sungai akan terus terjadi akibat perubahan iklim. Negara di sekitar sungai Nil sudah mengalami dampak fluktuasi debit sungai yang mempengaruhi hasil pertanian musiman yang mampu mengurangi hasil pertanian hingga 50%.[60] Pendekatan yang bersifat mengubah diperlukan untuk mengelola sumber daya

alam pada masa depan, seperti perubahan kebijakan, metode praktik, dan alat untuk

(27)

Pertanian dapat memitigasi sekaligus memperburuk pemanasan global. Beberapa dari

peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer bumi dikarenakan dekomposisi materi organik yang berada di tanah, dan sebagian besar gas metanan yang dilepaskan ke atmosfer berasal dari aktivitas pertanian, termasuk dekomposisi pada lahan basah pertanian seperti sawah,[63] dan

aktivitas digesti hewan ternak. Tanah yang basah dan anaerobik mampu menyebabkan

denitrifikasi dan hilangnya nitrogen dari tanah, menyebabkan lepasnya gas nitrat oksida dan nitro oksida ke udara yang merupakan gas rumah kaca.[64] Perubahan metode pengelolaan pertanian

mampu mengurangi pelepasan gas rumah kaca ini, dan tanah dapat difungsikan kembali sebagai fasilitas sekuestrasi karbon.[63]

Energi dan pertanian

Sejak tahun 1940, produktivitas pertanian meningkat secara signifikan dikarenakan penggunaan energi yang intensif dari aktivitas mekanisasi pertanian, pupuk, dan pestisida. Input energi ini sebagian besar berasal dari bahan bakar fosil.[65] Revolusi Hijau mengubah pertanian di seluruh

dunia dengan peningkatan produksi biji-bijian secara signifikan,[66] dan kini pertanian modern

membutuhkan input minyak bumi dan gas alam untuk sumber energi dan produksi pupuk. Telah terjadi kekhawatiran bahwa kelangkaan energi fosil akan menyebabkan tingginya biaya produksi pertanian sehingga mengurangi hasil pertanian dan kelangkaan pangan.[67]

Rasio konsumsi energi pada pertanian dan sistem pangan (%) pada tiga negara maju

Negara Tahun Pertanian

(secara langsung & tidak langsung)

Sistem pangan

Britania Raya[68] 2005 1.9 11

Amerika Serikat[69] 1996 2.1 10

Amerika Serikat[70] 2002 2.0 14

Swedia[71] 2000 2.5 13

Negara industri bergantung pada bahan bakar fosil secara dua hal, yaitu secara langsung dikonsumsi sebagai sumber energi di pertanian, dan secara tidak langsung sebagai input untuk manufaktur pupuk dan pestisida. Konsumsi langsung dapat mencakup penggunaan pelumas dalam perawatan permesinan, dan fluida penukar panas pada mesin pemanas dan pendingin. Pertanian di Amerika Serikat mengkonsumsi sektar 1.2 eksajoule pada tahun 2002, yang

merupakan 1% dari total energi yang dikonsumsi di negara tersebut.[67] Konsumsi tidak langsung

yaitu sebagai manufaktur pupuk dan pestisida yang mengkonsumsi bahan bakar fosil setara 0.6 eksajoule pada tahun 2002.[67]

(28)

sebagian kecil batu bara. Berdasarkan laporan pada tahun 2010 yang dipublikasikan oleh The Royal Society, ketergantungan pertanian terhadap bahan bakar fosil terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Bahan bakar yang digunakan di pertanian dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor seperti jenis tanaman, sistem produksi, dan lokasi.[72]

Energi yang digunakan untuk produksi alat dan mesin pertanian juga merupakan salah satu bentuk penggunaan energi di pertanian secara tidak pangsung. Sistem pangan mencakup tidak hanya pada produksi pertanian, namun juga pemrosesan setelah hasil pertanian keluar dari lahan usaha tani, pengepakan, transportasi, pemasaran, konsumsi, dan pembuangan dan pengolahan sampah makanan. Energi yang digunakan pada sistem pangan ini lebih tinggi dibandingkan penggunaan energi pada produksi hasil pertanian, dapat mencapai lima kali lipat.[69][70]

Pada tahun 2007, insentif yang lebih tinggi bagi petani penanam tanaman non-pangan penghasil biofuel[73] ditambah dengan faktor lain seperti pemanfaatan kembali lahan tidur yang kurang

subur, peningkatan biaya transportasi, perubahan iklim, peningkatan jumlah konsumen, dan peningkatan penduduk dunia,[74] menyebabkan kerentanan pangan dan peningkatan harga pangan

di berbagai tempat di dunia.[75][76] Pada Desember 2007, 37 negara di dunia menghadapi krisis

pangan, dan 20 negara telah menghadapi peningkatan harga pangan di luar kendali, yang dikenal dengan kasus krisis harga pangan dunia 2007-2008. Kerusuhan akibat menuntut turunnya harga pangan terjadi di berbagai tempat hingga menyebabkan korban jiwa.[11][12][13]

Mitigasi kelangkaan bahan bakar fosil

Prediksi M. King Hubbert mengenai laju produksi minyak bumi dunia. Pertanian modern sangat bergantung pada energi fosil ini.[77]

Pada kelangkaan bahan bakar fosil, pertanian organik akan lebih diprioritaskan dibandingkan dengan pertanian konvensional yang menggunakan begitu banyak input berbasis minyak bumi seperti pupuk dan pestisida. Berbagai studi mengenai pertanian organik modern menunjukan bahwa hasil pertanian organik sama besarnya dengan pertanian konvensional.[78] Kuba pasca

runtuhnya Uni Soviet mengalami kelangkaan input pupuk dan pestisida kimia sehingga usaha pertanian di negeri tersebut menggunakan praktik organik dan mampu memberi makan populasi penduduknya.[79] Namun pertanian organik akan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja dan

jam kerja.[80] Perpindahan dari praktik monokultur ke pertanian organik juga membutuhkan

waktu, terutama pengkondisian tanah[78] untuk membersihkan bahan kimia berbahaya yang tidak

(29)

Komunitas pedesaan bisa memanfaatkan biochar dan synfuel yang menggunakan limbah pertanian untuk diolah menjadi pupuk dan energi, sehingga bisa mendapatkan bahan bakar dan bahan pangan sekaligus, dibandingkan dengan persaingan bahan pangan vs bahan bakar yang masih terjadi hingga saat ini. Synfuel dapat digunakan di tempat; prosesnya akan lebih efisien dan mampu menghasilkan bahan bakar yang cukup untuk seluruh aktivitas pertanian organik.[81] [82]

Ketika bahan pangan termodifikasi genetik (GMO) masih dikritik karena benih yang dihasilkan bersifat steril sehingga tidak mampu direproduksi oleh petani[83][84] dan hasilnya dianggap

berbahaya bagi manusia, telah diusulkan agar tanaman jenis ini dikembangkan lebih lanjut dan digunakan sebagai penghasil bahan bakar, karena tanaman ini mampu dimodifikasi untuk menghasilkan lebih banyak dengan input energi yang lebih sedikit.[85] Namun perusahaan utama

penghasil GMO sendiri, Monsanto, tidak mampu melaksanakan proses produksi pertanian berkelanjutan dengan tanaman GMO lebih dari satu tahun. Di saat yang bersamaan, praktik pertanian dengan memanfaatkan ras tradisional menghasilkan lebih banyak pada jenis tanaman yang sama dan dilakukan secara berkelanjutan.[86]

Ekonomi pertanian

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ekonomi pertanian Lihat pula: Subsidi pertanian dan Ekonomi pedesaan

Ekonomi pertanian adalah aktivitas ekonomi yang terkait dengan produksi, distribusi, dan konsumsi produk dan jasa pertanian.[87] Mengkombinasikan produksi pertanian dengan teori

umum mengenai pemasaran dan bisnis adalah sebuah disiplin ilmu yang dimulai sejak akhir abad ke 19, dan terus bertumbuh sepanjang abad ke-20.[88] Meski studi mengenai pertanian terbilang

baru, berbagai kecenderungan utama di bidang pertanian seperti sistem bagi hasil pasca Perang Saudara Amerika Serikat hingga sistem feodal yang pernah terjadi di Eropa, telah secara signifikan mempengaruhi aktivitas ekonomi suatu negara dan juga dunia.[89][90] Di berbagai

tempat, harga pangan yang dipengaruhi oleh pemrosesan pangan, distribusi, dan pemasaran pertanian telah tumbuh dan biaya harga pangan yang dipengaruhi oleh aktivitas pertanian di atas lahan telah jauh berkurang efeknya. Hal ini terkait dengan efisiensi yang begitu tinggi dalam bidang pertanian dan dikombinasikan dengan peningkatan nilai tambah melalui pemrosesan bahan pangan dan strategi pemasaran. Konsentrasi pasar juga telah meningkat di sektor ini yang dapat meningkatkan efisiensi. Namun perubahan ini mampu mengakibatkan perpindahan surplus ekonomi dari produsen (petani) ke konsumen, dan memiliki dampak yang negatif bagi komunitas pedesaan.[91]

Kebijakan pemerintah suatu negara dapat mempengaruhi secara signifikan pasar produk

pertanian, dalam bentuk pemberian pajak, subsidi, tarif, dan bea lainnya.[92] Sejak tahun 1960an,

(30)

Namun pada tahun 2009, masih terdapat sejumlah distorsi kebijakan pertanian yang

mempengaruhi harga bahan pangan. Tiga komoditas yang sangat terpengaruh adalah gula, susu, dan beras, yang terutama karena pemberlakuan pajak. Wijen merupakan biji-bijian penghasil minyak yang terkena pajak paling tinggi meski masih lebih rendah dibandingkan pajak produk peternakan.[94] Namun subsidi kapas masih terjadi di negara maju yang telah menyebabkan

rendahnya harga di tingkat dunia dan menekan petani kapas di negara berkembang yang tidak disubsidi.[95] Komoditas mentah seperti jagung dan daging sapi umumnya diharga berdasarkan

(31)

http://agribisnis.co.id/melihat-peluang-bisnis-pertanian-yang-sangat-menggiurkan/

Melihat Peluang Bisnis Pertanian Yang

Sangat Menggiurkan

By Nugraha Sitanggang - Mar 4, 2016

3153 0

SHARE Facebook Twitter

(32)

indonesia. Karena indonesia termasuk negara yang subur. Selain itu juga untuk memulai menjalankan bisnis pertanian kita tidak perlu menggunakan modal yang besar hanya perlu memiliki lahan untuk berkebun. Menjalankan bisnis pertanian merupakan salah satu usaha yang menjanjikan karena masih banyaknya permintaan pasar terhadap produk petanian. Hal ini tentu merupakan salah satu peluang bisnis yang menggiurkan. Berikut kami akan berikan beberapa peluang bisnis pertanian yang menggiurkan.

Jenis Bisnis Pertanian Yang Menguntungkan

Membuka Toko Pertanian

Membuka toko pertanian saat ini bisa menjadi salah satu usaha yang sangat menjanjikan. karena para pelaku tani pasti membutuhkan obat hama, pupuk, penyubur, bibit tanaman hal ini tentu bisa menjadi salah satu keuntungan jika membuka toko pertanian selain itu juga dunia pertanian sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Simak Juga: Gabung Segera dengan Program Afiliasi BINOMO

Budidaya Sayuran Organik

Saat ini banyak orang yang beralih untuk mengkonsumsi Sayuran Organik karena selain sehat untuk tubuh, sayuran organik pun bebas dari bahan kimia. Namun besarnya permintaan masyarakat tentang sayuran organik masih minimnya pasokan sayuran organik sehingga tidak mencukupi untuk kebutuhan masyarakat. Oleh sebab itu membuka bisnis sayuran organik bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Banyak sekali jenis sayuran yang bisa anda tanam secara organik seperti sawi, seledri, wortel, tomat, jagung manis, mentimun, terong dan masih banyak lagi.

Bisnis Buah Organik

(33)

http://seribupeluang.blogspot.com/2015/05/contoh-peluang-usaha-bidang-pertanian.html

Contoh Peluang Usaha Bidang Pertanian

Menjanjikan

Contoh Peluang Usaha Bidang Pertanian - Usaha bidang pertanian merupakan jenis usaha yang sangat cocok di jalankan di negara kita tercinta Indonesia. Karena negara kita ini di anugrahi tanah yang subur terlebih di daerah pedesaan dan di bawah kaki gunung. Hal tersebut tentunya sangat mendukung segala sesuatu yang berhubungan dengan pertanian.

Memulai usaha bidang pertanian bisa di jalankan dengan modal kecil, sedang hingga besar. Semua

tergantung dari jenis usaha pertanian yang kita jalankan. Saat ini orang yang tidak memiliki tanah, lahan atau sawah yang luas juga bisa sukses selama mau berusaha.

(34)

Contoh Peluang Usaha Bidang Pertanian Menjanjikan

1. Menjual Perlengkapan Obat Pertanian (Toko Pertanian)

Saat ini toko pertanian sangat di butuhkan oleh petani. Karena saat ini obat pertanian seperti obat hama, pupuk, penyubur, bibit tanaman sangat di cari para petani. Melihat hal tersebut tentunya prospek usaha ini sangat menjanjikan. Usaha ini akan cepat berkembang apabila di jalankan di lingkungan pertanian, bahkan sangat cocok di jalankan di desa.

2. Tanaman Rempah-rempah

Indonesia merupakan negara penghasil rempah-rempah terbesar di dunia, kita tahu sendiri apabila rempah-rempah bisa tumbuh subur di negara kita. Rempah-rempah biasanya di gunakan untuk obat herbal dan juga pelengkap bumbu masakan. Usaha ini memiliki potensi hingga ke mancanegara, namun apabila

anda memiliki lahan terbatas bisa menjalankan usaha ini di dekat rumah, untuk info lebih lanjut silahkan membaca referensi Contoh Peluang Bisnis Rumahan Pertanian Yang Menjanjikan

3. Sayuran Organik

Saat ini mencari sayuran organik sangat susah, maka dari itu tidak ada salahnya jika anda mencoba usaha pertanian sayur organik. Banyak sekali jenis sayuran yang bisa anda tanam secara organik seperti sawi, seledri, wortel, tomat, jagung manis, mentimun, terong dan masih banyak lagi. Namun anda harus belajar bagaimana cara bertani sayuran organik tanpa menggunakan obat-obatan kimia.

4. Buah Organik

Sama halnya dengan sayuran, buah menjadi salah satu sumber gizi yang di butuhkan banyak orang. Banyak sekali jenis buah-buahan yang bisa anda tanam secara organik seperti semangka organik, melon organik dan jenis buah lainnya. Selain itu buah yang sangat di cari di pasaran ialah anggur, jeruk, apel, kelengkeng, nanas, buah naga dan lain sebagainya.

5. Tanaman Hias

(35)

Anda juga bisa mengikuti pameran tanaman hias yang di adakan oleh komunitas pencinta tanaman hias atau oleh pemerintah daerah. Selain itu tidak menutup kemungkinan apabila suatu saat harga tanaman hias merangkak naik, tentunya anda bisa mendapatkan keuntungan yang berlipat.

Baca Juga : Contoh Usaha Bidang Otomotif Paling Menjanjikan Saat Ini

(36)

http://indonesianfarm.blogspot.co.id/2016/01/faktor-faktor-pendorong-dan-penghambat.html

Pendorong Dan Penghambat Pertanian

Indonesia

Faktor Pendorong Dan Penghambat Berkembangnya Sektor Pertanian Indonesia

Indonesia merupakan Negara kepulaun terbesar di Dunia yang berada pada kawasan tropis. Pertanian adalah hal yang sangat berpengaruh bagi bangsa ini. Sektor pertanian memberikan sumbangan lebih dari 50% pendapatan Negara. Pertanian juga menyerap banyak tenaga kerja, sebab pertanian adalah sebuah sektor kegiatan ekonomi yang padat karya yang membutuhkan banyak pekerja. Sehingga untuk

meningkatkan pendapatan nasional dan juga penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dibutuhkan perhatian dan campur tangan dari pemerintah. Pemerintah memberikan perhatian kepada rakyat yang bekerja di sektor pertanian dengan memberikan bantuan yang beraneka ragam jenisnya. Hal ini

dilakukan untuk memajukan pertanian di Indonesia. Sebab, saat ini kondisi pertanian di Indonesia masih kalah jika dibandingkan dengan Negara tetangga seperti Thailand. Untuk jenis bantuan yang diberikan di dalam pertanian yang terbagi berdasarkan jangka waktunya yaitu:

 Jangka Pendek

Usaha pemberian bantuan yang dilakukan oleh pemerintah dalam jangka pendek contohnya:

1. Pemberian bantuan bibit unggul, pupuk, pestisida, fungisida, dan lainnya secara gratis atau disubsidi.

2. Pemberian pelatihan atau pendidikan kepada para petani untuk penangulangan serangan hama, pembuatan pupuk atau pestisida alami, cara meningkatkan mutu dan hasil panen, dll.

3. Mendorong dibuatnya kelompok tani, koperasi tani, dan badan usaha tani lainnya.

 Jangka Panjang

Untuk pemberian bantuan jangka panjang yang diberikan oleh pemerintah contohnya

1. Pembuatan waduk (bendungan) dan saluran irigasi. 2. Pendirian pabrik pupuk, pestisida, fungisida, dan bibit.

3. Pembukaan lahan baru, dan pemberian izin pembukaan lahan dll.

(37)

pertanian yang luas, subur. Sinar matahari yang ada sepanjang tahun, dan curah hujan yang baik untuk bercocok tanam. Keberagaman hewan dan tumbuhan. Dan masih banyak faktor dari alam yang

mendukung Indonesia untuk menjadi negara agraris yang Maju.

Namun, dengan berbagai kelebihan yang dapat menjadikan Indonesia sebagai Negara dengan Pertanian yang maju terdapat juga beberapa faktor yang menghambat berkembangnya pertanian.

Berikut faktor-faktor yang menghambat perkembangan pertanian di Indonesia:

1. Perubahan Iklim global

Perubahan iklim global dapat menyebabkan para petani gagal panen (puso) karena iklim yang tidak menentu. Petani juga dibuat bingung dengan cuaca yang tidak dapat diprediksi, sehingga menyebabkan masa tanam yang selalu berubah karena menunggu kondisi alam dan cuaca yang tepat.

2. Serangan Hama

Serangan hama merupakan faktor lain yang dapat menghambat usaha pertanian, bahkan serangan hama tanaman juga menjadi salah satu faktor gagal panen dalam usaha pertanian.

3. Kurangnya Pengetahuan Para Petani

(38)

http://pertanian-indonesia-asia.blogspot.co.id/2014/10/faktor-keberhasilan-usaha-pertanian.html Faktor Keberhasilan Usaha Pertanian

Keberhasilan sebuah usaha petani disektor pertanian bukanlah semata-mata karena faktor keberuntungan saja, tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut dibedakan menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang keduanya saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung.

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri petani dan lahan yang menjadi tempat usaha sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar petani yang sifatnya berbeda-beda bagi setiap petani.

A. Faktor Internal

Faktor internal bisa juga diartikan sebagai sifat alami petani/lahan yang keberadaanya menjiwai petani dalam melakukan usahanya. Ada beberapa hal yang menjadi faktor internal antara lain :

1. Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)

Faktor kompetensi SDM yang dimiliki setiap petani berbeda-beda antara satu sama yang lain. Jika dilihat dari jenjang pendidikannya rata-rata petani lulusan SD bahkan banyak yang tidak sekolah. Mereka bertani dengan pola yang sudah mereka kenal dari nenek moyang. Walaupun telah banyak sistem pertanian yang lebih maju dan modern seperti di negara tetangga tapi bagi petani di Indonesia mereka masih enggan untuk beralih pada sistem yang telah terbukti bisa meningkatkan produktivitasnya. Berbagai upaya dilakukan mulai pengenelan sistem, pengadaan demlot, penyuluhan dll tapi belum membuat para petani berbondong-bondong pada sistem yang diperkenalkan.

(39)

maksimal. Jadi disini petani berperan penting sebagai pengambil keputusan dan kebijakan dari usahatani yang dilakukan.

2. Jiwa wirausaha tani

Sebagian besar petani menganggap bahwa kegiatannya merupakan sebuah pekerjaan. Tidak ada yang salah dengan anggapan tersebut namun tidak sepenuhnya benar juga. Bertani adalah kegiatan menanam untuk memperoleh hasil/panen dikemudian hari. Jiwa wirausahalah yang sebenarnya cocok menjiwai para petani. Jiwa wirausaha tani yang dimiliki setiap petanipun juga berbeda-beda. Dengan mengembangkan jiwa wirausaha para petani akan berpikir dan bertindak bagaimana produktivitasnya meningkat tapi dengan biaya yang rendah, orang jawa bilang (ragat e sitik wetonane okeh). Hal ini penting karena produktivitas tinggi dengan biaya produksi yang tinggi itu sama saja bohong.

3. Kepemilikan lahan

Kepemililkan lahan pertanian sangat mempengaruhi keberhasilan dalam usaha pertanian. Dengan lahan yang luas seorang petani bisa menanam berbagai macam tanaman pangan, kacang-kacangan, sayuran dll. Selain itu petani bisa melakukan penelian/uji coba sistem baru pada lahannya.

Kepemilikan lahan yang luas menentukan pendapatan, taraf hidup, dan derajat kesejahteraan rumah tangga petani. Tanah berkaitan erat dengan keberhasilan usaha tani dan teknologi modern yang dipergunakan. Untuk mencapai keuntungan usaha tani, kualitas tanah harus ditingkatkan. Hal ini dapat dicapai dengan cara pengelolaan yang hati-hati dan penggunaan metode terbaik.

4. Kesuburan tanah

(40)

selalu tumbuh subur. Namun kesuburan negeri ini kian hari kian berkurang sejak revolusi hijau dengan pemakaian pupuk kimia yang berlebihan. Sampai saat ini tanah kita sudah mencapai titik kritis. Sudah saatnya bagi kita semua para petani berpikir bagaimana mengembalikan kesuburan tanah yang telah allah berikan pada kita.

Selain 4 (empat) faktor tersebut diatas ada lagi faktor penunjang keberhasilan usaha pertanian yang erat hubungannya dengan tanah sebagai faktor produksi. Faktor Topografi seperti tanah pesisir pantai, tanah dataran rendah dan dataran tinggi juga menentukan keberhasilan usaha pertanian.

Kualitas tanah di Indonesia secara mayoritas adalah subur sehingga ini menjadi potensi baik untuk usaha sektor pertanian. Namun kualitas kesuburan tanah di setiap daerah berbeda-beda, tingkat kualitas tanah yang baik untuk lahan pertanian dapat dinilai dengan dasar sebagai berikut :

a. Banyaknya jenis tanaman yang dapat ditanam di tanah tersebut

b. Tingkat produktivitas yang dihasilkan dari tanaman yang ditanam di tanah tersebut

B. Faktor Eksternal

1. Iklim/cuaca

Sebagai negara tropis Indonesia adalah negara yang paling cocok untuk usaha pertanian, hampir semua jenis tanaman dibumi dapat ditanam di Indonesia. Namun apakah selamanya iklim/cuaca selalu bersahabat dengan petani? Faktor iklim/cuaca ini memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan berhasil dan tidaknya usaha petani. Selama 3 tahun terkhir ini cuaca ekstrim telah membuat banyak petani gagal panen, kesulitan menentukan jadwal tanam yang tepat dll.

2. Sarana Transportasi dan Komunikasi

(41)

mengalami kesulitan dalam mengangkut saprodi, alat pertanian dll, begitu pula saat menyalurkan hasil panen ke wilayah tujuan.

Selain itu tersedianya sarana kumunikasi juga berperan serta dalam menentukan keberhasilan usaha tani. Dengan sarana tersebut para petani dapat bertukar pendapat, berbagi pengalaman, pengenalan sistem baru yang lebih efektif dan efisien dll sehingga secara tidak langsung sarana komunikasi dapat meningkatkan SDM para petani.

3. Pupuk dan Pestisida

Sejak revolusi hijau hingga sekarang ketergantungan petani terhadap pupuk dan pestisida kian meningkat. Walaupun efeknya kurang baik namun ketersediaannya sangat menentukan keberhasilan usaha tani. Tersedianya kebutuhan pupuk setiap saat mempermudah petani dalam memelihara tanamannya. Seperti tanaman padi misalnya, ketepatan waktu pemberian pupuk adalah hal yang tidak bisa ditawar. Bagaimana mungkin bisa tepat waktu pengaplikasian pupuk tersebut jika tidak ada pupuk di kelompok tani maupun di kios resmi?

Bisa saja petani menggunakan pupuk organik namun itu tidak bisa langsung begitu saja. Ada tahapan untuk menuju pertanian organik.

4. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah dalam menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP) gabah dan komuditas pertanian lainnya haruslah lebih tinggi dengan total biaya yang dikeluarkan petani dalam memproduksinya, sehingga petani bisa merasakan keuntungan dari usahanya. Selain itu pemberian subsidi pupuk yang tepat juga merupakan tugas pemerintah dalam membangun pertanian.

(42)
(43)

http://www.bitobe.net/2016/10/peluang-usaha-pertanian-di-indonesia/ pertanian. Kini mulai digalakan pembangunan usaha pertanian. Namun tahukah kamu apa yang dimaksud dengan pertanian. Pertanian adalah suatu kegiatan untuk memanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan oleh manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, sumber energi, serta juga untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk ke dalam kategori pertanian biasa dipahami oleh masyarakat sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam, serta memelihata dan membesarkan hewan ternak, meskipun begitu cakupannya dapat juga berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lainnya , seperti diambil contoh pembuatan keju dan tempe, atau sekadar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan , hasil laut dan tambak atau eksploitasi hutan.

(44)

Mengapa Investasi pada Usaha Pertanian Sedikit Terhambat?

Dalam berinvestasi tentulah harus tepat dalam pengambilan bidang yang akan digeluti nantinya. Investasi sebagai suatu bentuk kerjasama baik perseorangan atau bisnis secara berkelompok merupakan langkah tepat untuk mengatasi berbagai persoalan dalam bisnis sehingga seperti back-up dalam suatu kesepakatan. Namun, permasalahan investasi adalah terpusatnya pada sektor tertentu saja. Misalkan saja usaha pertanian yang sedikit terhambat dibandingkan bidang teknologi dan juga industri atau fasilitas public. Padahal, sektor pertanian memegang peranan penting mengingat hajat hidup orang banyak. Dan juga faktor peluang mencari profit sebenarnya sangat tinggi disini. Meski investor telah mencoba menanamkan modalnya pada sektor pertanian tersebut, masih terpusat pada beberapa bagian saja seperti palawija saja atau sekedar investasi di kebun teh yang ringan.

Pada kesempatan ini akan dijelaskan mengapa investasi pada usaha pertanian sedikit terhambat pertumbuhannya:

1. Masalah politik dalam negeri. Kondisi pertanian kerap kali dijadikan masalah utama suatu negara ataupun dunia sehingga pihak yang bisa mengatasinya cenderung dianggap memiliki ketertarikan tertentu di dunia politik. Semacam pencitraan istilahnya, kondisi pertanian yang diusahakan untuk dikembangkan membuat investor lebih baik mundur karena tidak semua investor tertarik pada sektor politik, bahkan tidak semua investor orang dalam negeri yang mengetahui kondisi politik suatu negara tersebut.

2. Masalah kebijakan investasi yang membingungkan. Tata kelola yang tidak jelas dari lembaga bersangkutan dan korelasinaya dengan masyarakat setempat membuat pemborosan anggaran investasi bisa terjadi. Seperti pungutan liar, upah pekerja yang mendadak minta dinaikkan tanpa sebab-akibat, penipuan harga pupuk dan sebagainya.

3. Bidang pertanian cenderung tidak bisa diprediksi secara keseluruhan tantangan dan hambatannya seperti cuaca ekstrim yang membuat gagal panen sehingga membutuhkan modal besar untuk ambil andil pada sektor pertanian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sejalan dengan pendapat Anne dan Duggan ( 1998 ) yang menyatakan bahwa tindak kekerasan pengabaian psikis dapat terjadi apabila keluarga tidak pernah lagi

a. Berkenaan dengan pembangunan ekonomi, diharapkan untuk mencari terobosan- terobosan dalam rangka peningkatan invenstasi dan mengoptimalkan potensi daerah. Rendahnya Indeks

Senam ini berguna untuk melancarkan aliran darah pada otot sekitar rahim, sehingga rasa nyeri bisa teratasi atau berkurang (Laila, 2011). Gerakan-gerakan yang

Indikator kinerja penelitian Variable yang diukur Presentase target capaian Cara mengukur Hasil belajar 80 % Dihitung dari rata-rata peserta didik siklus I

Puji syukur ke Hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Profil Protein Ekstrak Biji

Hal tersebut disebabkan karena larutan vinegar nira lontar bersifat asam sehingga mampu menghidrolisis kandungan mineral yang terdapat dalam daging ikan cakalang,

Irma Ika Melati, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai (Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro)Skripsi, 2011_diakses pada tanggal 12 Nov 2017.. dimaksud

Hasil ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hendry Sukotjo dan Sumanto Radix A (2010) yang menyatakan bahwa variabel produk, harga, promosi, lokasi,