• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendekatan Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Guna Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Kelas DasarDasar Pemrograman T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendekatan Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Guna Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Kelas DasarDasar Pemrograman T1 Full text"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA KELAS DASAR-DASAR PEMROGRAMAN

Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh :

Kartika Putri (702010075) Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si., M.Pd.

George J L Nikijuluw, S.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN

HASIL BELAJAR MAHASISWA KELAS DASAR-DASAR PEMROGRAMAN

1

Kartika Putri 2Adriyanto J. Gundo, S.Si.,M.Pd. 3George J L. Nikijuluw, S.Pd.

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)702010170@student.uksw.edu2)adriyanto.gundo@staff.uksw.edu 3)

george.nikijuluw@staff.uksw.edu

Abstract

Learning motivation and learning outcomes of students FTI SWCU programming basics class low because of instructional media and teaching methods are still used with conventional methods. Concentration student can not centered on asdos that explains the material in front. In this study using Edmodo companion media and constructivism learning methods, the type of study is a factorial design. The results showed that the learning process that uses media companion mengajara Edmodo and constructivism learning methods motivation is higher than the class that uses the conventional teaching methods.

Keywords: Learning motivation, learning outcomes, methods of constructivism, media Edmodo, factorial design.

Abstrak

Motivasi bela jar dan hasil bela jar mahasiswa FTI UKSW kelas Dasar-dasar pemrograman rendah dikarenakan media pembelajaran dan metode pembelajaran yang masih digunakan dengan metode konvensional. Konsentrasi mahasiswa tidak dapat berpusat pada asdos yang menerangkan materi didepan. Pada penelitian ini menggunakan media pendamping edmodo dan metode pembelajaran kontruktivisme, jenis penelitian yang digunakan adalah Desain Factorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses belajar mengajara yang menggunakan media pendamping edmodo dan metode pembelajaran kontruktivisme motivasinya lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran konvensional.

1

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universita Kristen Satya Wacana Salatiga

2

(8)

Kata kunci : motivasi belajar, hasil belajar, metode kontruktivisme, media edmodo, desai factorial

1. Pendahuluan

Pandangan kontruktivisme sebagai filosofi pendidikan masa kini menganggap semua peserta didik mulai dari usia taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi memiliki gagasan atau pengetahuan tentang lingkungan dan peristiwa/gejala lingkungan disekitarnya, meskipun gagasan/pengetahuan ini seringkali naïf dan miskonsepsi [1]. Kelas dasar-dasar pemrograman angkatan 2014 yang berada di FTI UKSW Salatiga ini motivasi dan hasil belajar mahasiswa tidak berkembang dengan baik, dikarenakan asisten dosen yang mengajar tidak bisa memanfaatkan metode dan media pembelajaran dengan baik. Dari hasil wawancara dengan teman mahasiswa, dari beberapa mahasiswa banyak yang belum dapat memahami atau mengerti tentang bahasa pemrograman itu. Dari hal tersebut diperlukan metode pembelajaran yang tepat dan proses pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dan inovasi mengajar bagi dosen maupun asisten dosen. Beberapa mahasiswa masih merasa kesulitan dalam memahami mata kuliah pemrograman itu sendiri. Ada beberapa yang memang benar-benar belum mengetahui bahasa pemrograman itu apa, itulah sebabnya dari beberapa mahasiswa itu mendapatkan nilai jelek untuk mata kuliah pemrograman ini. Mahasiswa masih kesulitan dalam memahami mata kuliah dasar-dasar pemrograman.

Dalam pembelajaran dikelas, mahasiswa sulit memahami materi yang disampaikan dikelas, itu disebabkan karena pembelajaran berpusat pada asisten dosen. Sehingga pemahaman mahasiswa terhadap materi yang disampaikan tidak maksimal yang diterima oleh mahasiswa. Melalui pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), tujuan pembelajaran dirancang untuk melibatkan mahasiswa dalam pola pemecahan masalah. Kondisi ini akan dapat mengembangkan keahlian belajar dalam bidangnya secara langsung dalam mengidentifikasi penggalan program yang diberikan.

(9)

membentuk kemandirian mahasiswa dengan mengkaitkan antara point-point kontruktivisme yang satu dengan yang lainnya.Selain itu, metode pembelajaran kontruktivisme juga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar mahasiswa terhadap mata kuliah dasar-dasar pemrograman. Metode dan media pembelajaran yang digunakan, pendampingan diluar kelas juga dibutuhkan untuk mendukung metode pembelajaran kontruktivisme itu sendiri.

2. Kajian Pustaka

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yajid dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Berbantuan Camtasia pada Pokok Bahasan Lingkaran Melalui Edmodo Untuk Siswa MTS. Menyimpulkan dengan pembelajaran berbantuan media edmodo seluruh siswa dapat menggunakan bahan ajar tersebut dengan mudah.Bahan ajar tersebut dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja selama ada fasilitas pendukung dan layanan internet [13]. Selain itu hasil peelitian yang dilakukan oleh Jefri dengan judul Studi Penggunaan Jejaring Sosial Edmodo Sebagai Media E-Learning oleh Dosen Senior yang Tidak Terbiasa Bekerja Dengan Komputer menyimpulkan dengan pemanfaatan media edmodo ini dosen mempunyai persepsi yang positif untuk pembelajaran dimana dosen menyatakan bahwa aspek teknis dan fitur dari edmodo mudah untuk dipahami.

Penelitian yang dilakukan oleh Widiyatmoko dkk dengan judul Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Mengembangkan Alat Peraga IPA Dengan Memanfaatkan Bahan Bekas Pakai menyimpulkan bahwa dengan metode pembelajaran berbasis proyek dapat mengembangkan dan menghasilkan alat peraga IPA dalam proses pembelajaran dirasa penting karena peserta didik dalam menerima pengalaman belajar atau mendalami materi-materi pembelajaran masih perlu benda-benda, kejadian-kejadian yang sifatnya konkret sehingga pengalaman-pengalaman tersebut akan lebih berkesan dan daya ingatnya lebih tahan lama. Berdasarkan penjelasan dari paragraf sebelumnya penelitian-penelitian yang telah dilakukan, maka akan dilakukan penelitian lebih jauh yang mengkaji tentang pemanfaatan penggunaan media sosial edmodo melalui pembelajaran konstruktivisme untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar mahasiswa FTI mata kuliah DDP. Penerapan metode konstruktivisme dengan didampingi media edmodo diharapkan dapat menjadi inovasi pembelajaran yang menarik dan interaktif.Dalam hal ini juga diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan semangat belajar mereka.Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menggunakan metode pembelajaran konstruktivisme dengan media edmodo saat pembelajaran berlangsung di dalam kelas dan luar kelas.Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa FTI kelas DDP.

(10)

[4].Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku.Motivasi belajar adalah kekuatan baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya [6].

Hasil belajar adalah merupakan kemampuan yang baru sama sekali atau boleh juga penyempurnaan dari suatu kemmpuan yang telah dimiliki [10]. Hasil belajar dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : 1) Factor dari dalam. 2) Factor dari luar. 3) Factor instrumen [17].

Metode kontruktivisme Pendekatan kontruktivisme memiliki beberapa karakteristik yang dapat dilihat dalam proses pembelajaran. Karakteristik kontruktivisme menurut Hanafiah dan Suhana yang dikutip oleh Sigit adalah: 1. Proses pembelajaran berpusat pada peserta didik. 2. Proses pembelajaran merupakan proses integrasi pengetahuan baru dengan pengetahuan lama yang dimiliki peserta didik. 3. Pandangan yang berbeda diantar peserta didik dihargai sebagai tradisi dalam proses pembelajaran. 4. Proses pembelajaran berbasis masalah dalam proses pencarian (inquiri) yang alami. 5. Proses pembelajaran mendorong terjadinya kooperatif dan kompetitif dikalangan peserta didik secara aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan [2]. Pandangan kontruktivisme menurut Kukla yang dikutip oleh Sigit memberikan pandangan konturktivismenya dengan menyatakan “ all our concept are constructed”. Hal tersebut dapat diartikan bahwa semua konsep yang didapat oleh setiap organisme merupakan suatu hasil dari proses konstruksi. Kukla beranggapan konsep yang dibangun berhubungan dengan suatu realitas [2].

Pembelajaran berbasis masalah dirancang dalam suatu prosedur yang diawali dengan sebuah masalah dan menggunakan instruktus sebagai pelatih. Prosedur Problem Based Learning awalnya adalah penyajian masalah. Proses pembelajaran dimulai setelah mahasiswa dijelaskan tentang masalah dan struktuk masalah, sehingga mahasiswa mengetahui mengapa mereka harus mempelajari materi ajar tersebut. Enam tahapan yang terdapat pada pembelajaran berbasis masalah yaitu 1) Mulai dengan penyajian masalah, 2) masalah berkaitan dengan dunia siswa, 3) Organisasi pembelajaran sesuai dengan masalah, 4) Memberi siswa tanggung jawab utama dalam membentuk dan mengarahkan pembelajarannya sendiri, 5) Menggunakan kelompok-kelompok kecil dalam proses pembelajaran, 6) Menuntut siswa menampilkan apa yang telah mereka pelajari [5].

(11)

atau fasilitator adalah mengembangkan kreativitas berfikir siswa dalam bentuk keahlian dalam pemecahan masalah dan membantu siswa menjadi mandiri [3]. Edmodo adalah Witherspoon menyimpulkan bahwa edmodo dapat dilihat sebagai Learning Management System (LMS) yang dapat memfasilitasi dosen untuk membuat dan mengatur kelas online mereka secara mudah. Situs ini menyediakan cara yang sederhana untuk dosen dan mahasiswa agar dapat terhubung dan kerjasama secara virtual. Menurut Nurita dengan judul Ca ra Membuat Media Pembelajaran On-Line Menggunakan Edmodo.Edmodo adalah platform pembelajaran yang aman bagi guru, siswa dan sekolah berbasis sosial media. Edmodo menyediakan cara yang aman dan mudah bagu kelas untuk terhubung dan berkolaborasi antara siswa dengan guru untuk berbagi konten pendidikan, mengelola proyek dan tugas dan menangani pemberitahuan setiap aktivitas [15].

3. MetodologiPenelitian

Desain faktorial merupakan modifikasi dari desain true experimental, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil(variabel dependen). Paradigma faktorial digambarkan sebagai berikut [8]:

Tabel 1.DesainPenelitian [8]. Grup Pretes Variabel

terikat

moderator Postes R Eksperimen 1 O1 X Y O2 R Eksperimen 2 O3 X Y O4

R Kontrol O5 - Y O6

Dari desain yang telah dijelaskan bisa dibuat langkah-langkah sebagai berikut : Treatment atau perlakuan diberikan kepada kelompo keksperimen pertama yang telah diberi pretes (O1) dan kelompok eksperimen kedua yang telah diberi pretes (O4). Pengaruh perlakuan (X) terhadap kelas eksperimen pertama dan kedua = (O2-O1) – (O4-O3).

Perbedaan pada kelas eksperimen 1 dan 2 adalah pada media yang digunakan. Kelas eksperiemen 2 menggunakan media pendamping edmodo untuk posttest, sedangkan kelas eksperimen 1 tidak menggunakan media pendamping. Kelas eksperimen 1 dan 2 sama-sama menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek, sedangkan kelas control menggunakan pembelajaran seperti biasa.

(12)

Gambar 1.Tahappenelitian

Tahap pertama adalah persiapan, dalam tahap persiapan ini yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah. Tahap mengidentifikasi masalah dilakukan tahap observasi dan wawancara. Tahap observasi dilakukan untuk melihat perilaku dan pemahaman mahasiswa mengenai materi yang diajarkan, media dan model yang digunakan oleh asisten dosen, dari hasil observasi tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah. Selain observasi juga dilakukan wawancara terhadap dosen dan asisten dosen. Wawancara ini menanyakan tentang bagaimana menggunakan media dan model pembelajaran, motivasi mahasiswa dan cara belajar mahasiswa. Hasil wawancara juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah. Teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah dengan memberikan pretest. Hasil dari pretest yang telah diberikan maka untuk kelas eksperimen diberikan pada kelas D dan E, dan untuk kelas kontrol diberikan pada kelas C. Masing-masing kelas eksperimen dan kelas control berjumlah 20 mahasiswa.

Penulisan laporan Pengolahan data dan analisa

Pelaksanaan

Penentuan materi, pembuatan media, instrumen dan perencanaa

(13)

Tahap kedua adalah penentuan materi yang diberikan oleh asisten dosen. Pembuatan media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media edmodo. Media edmodo digunakan untuk pemberian soal posttest untuk kelas eksperimen. Instrumen penelitian ini adalah pretest-posttest dan angket/kuisoner yang disusun berdasarkan para ahli. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : MetodeTes (Pretest dan Posttest) bertujuan untuk mengukur pencapain materi yang telah diberikan.

Metode lain yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah teknik angket/kuisoner. Metode angket yaitu sebuah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Angket/kuisoner diberikan kepada kelas control dan eksperimen yang diberikan pada akhir treatment setelah mahasiswa mengerjakan soal posttest yang diberikan. Tujuan diberikan angket/kuisoner ini adalah untuk mengetahui motivasi belajar mahasiswa, baik dikelas eksperimen maupun dikelas kontrol. Indikator dari angket yang diberikan terdiri dari a) Orientasi keberhasilan yang terdiri dari dua indicator yaitu keinginan untuk berprestasi dalam belajar dan kebiasaan mengikuti pembelajaran dalam pencapaian prestasi, b) Antisipasi kegagalan terdiri dari usaha dalam menghadapi kesulitan dan sikap terhadap kesulitan, c) Inovasi terdiri dari satu ndikator yaitu menemukan cara yang lebih mudah dan d) Tanggung Jawab terdiri dari penyelesaian tugas, menggunakan kesempatan diluar jam pelajaran dan percaya diri dalam pembuatan tugas [9]. Perhitungan angket motivasi ini menggunakan skala Linkert yaitu dengan criteria jawaban sangatsetuju (SS) mempunyai nilai 4, setuju (S) mempunyai nilai 3, tidak setuju (TS) mempunyai nilai 2 dan sangat tidak setuju (STS) mempunyai nilai 1 [10]. Tabel indicator dapat dilihat pada tabel 2.

No Indikator

1. Orientasi keberhasilan :keinginan untuk berprestasi dalam belajar dan kebiasaan mengikuti pembelajaran dalam pencapaian prestasi.

2. Antisipasi kegagalan : usaha dalam menghadapi kesulitan dan sikap terhadap kesulitan.

3. Inovasi : menemukan cara yang lebih mudah. 4. Tanggung jawab : penyelesaian tugas,

menggunakan kesempatan diluar jam pelajaran dan percayadiri dalam pembuatan tugas.

Tabel 2. Indikator Angket [9].

(14)

kelas control dan kelas eksperimen. Hasil dari angket kelas control dan eksperimen kemudian dilakukan perhitungan dengan rumus : skor total : skor total maksimal x 100%. Tabel 2 terdapat beberapa indikator, indicator tersebut dalam angket terdapat pada beberapa soal. Indikator Orientasi keberhasilan yang mempunyai dua indicator yaitu keinginan untuk berprestasi dan kebiasaan mengikuti pembelajaran dalam pencapaian prestasi terdapat pada soal nomor 1,2,3,4,5,6. Antisipasi kegagalan yang mempunyai dua indicator juga yaitu usaha dalam menghadapi kesulitan dan sikap terhadap kesulitan terdapat pada nomor 7,8,9,10,11,12 dan indicator inovasi menemukanc ara yang lebih mudah terdapat pada nomor 13,14,15. Tanggung jawab merupakan indicator terakhir yang mempunyai tiga indicator yaitu penyelesaian tugas, menggunakan kesempatan diluar jam pelajaran dan percayadiri dalam pembuatan tugas terdapat pada nomor 16,17,18,19,20,21,22,23,24.

Tahap ketiga adalah tahap pelaksanaan tindakan, sebelum dilakukan treatment pada kelas control dan kelas eksperimen diberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal mahasiswa sebelum dilakukan proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilakukan berdasarkan dengan RPP yang sudah dirancang. Kelas eksperimen proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan pendekatan kontruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek, sedangkan pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran seperti biasa. Setelah proses pembelajaran selesai diberikan posttest untuk mengetahui kemampuan akhir dari masing-masing kelas, apakah ada peningkatan pada kelas control maupun kelas eksperimen atau kemampuan masih sama pada awal sebelum diberikan materi. Setelah diberikan posttest kemudian kelas control dan kelas eksperimen diberikan angket motivasi belajar untuk mengetahui motivasi belajar mahasiswa.

Tahap keempat adalah pengolahan dan analisa data. Pada tahap ini dilakukan pengolahan data tes dan data angket. Hasil dari tes dibandingkan dengan hasil sebelum dilakukan treatment dengan hasil setelah dilakukan treatment. Apakah ada peningkatan setelah dilakukan perlakuan terhadap kelas eksperimen kemudian dibandingkan dengan kelas kontrol. Setelah menghitung data tes kemudian dilakukan perhitungan data angket. Data angket yang dihasilkan setelah dilakukan perlakuan. Perhitungan data angket untuk mengetahui jumlah skor adalah dengan cara menghitung semua indicator yang sudah dijawab dan dikalikan dengan nilai dari masing-masing indikator. Setelah menghitung angket kemudian dihitung presentasenya. Setelah semua telah dilakukan pengolahan dan analisa data, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan dan penulisan laporan.

4. Hasil dan Pembahasan

(15)

mahasiswa pembelajaran masih menggunakan pembelajaran biasa, pembelajaran tersebut menyebabkan motivasi belajar mahasiswa menurun. Proses pembelajaran pertama diawali dengan pemberian pretest untuk menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berdasarkan hasil dari pretest yang diberikan ditemukan kelas kontrol dengan nilai rata-rata pretest 39 nilai pretest dari kelas D, nilai pretest 36,5 adalah nilai dari kelas C yang menjadi kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dengan nilai rata -rata 36 pada kelas E. masing-masing kelas kontrol dan eksperimen 1 dan 2 memiliki jumlah mahasiswa 20 orang. Setelah dilakukan tes untuk menentukan kelas control dan eksperimen selanjutnya dilakukan pembelajaran dengan menerapkan penggunaan media pendamping edmodo dan metode kontruktivisme pada kelas eksperimen E dan metode kontruktivisme pada kelas eksperimen C, selanjutnya pada kelas control dilakukan metode pembelajaran seperti biasa.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran.Langkah pertama adalah dilakukan pengenalan terhadap pendekatan kontruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek, pengenalan ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui metode pembelajaran yan lebih variatif. Pada kelas eksperimen 2 tidak hanya dikenalkan dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek saja, akan tetapi pada kelas eksperimen 2 ini juga dikenalkan media pendamping edmodo untuk posttest mereka.

Selanjutnya langkah kedua guru memberikan pertanyaan kepada mahasiswa tentang materi yang akan diajarakan. Sebelum guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada mahasiswa, dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal mahasiswa.Guru memancing pemikiran mahasiswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan lagi. Setelah mahasiswa mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan kemudian guru menerangkan materi yang berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan yang tadi dilontarkan terhadap mahasiswa.Pada fase pertama ini dinamakan dengan fase orientasi mahasiswa terhadap masalah.Selanjutnya masuk pada tahap kedua yaitu mengorganisasikan mahasiswa. Guru memberikan penggalan program kepada mahasiswa untuk dipahami. Setelah mahasiswa memahami penggalan program yang telah diberikan, mahasiswa berdiskusi dengan teman untuk menyelesaikan penggalan program yang telah diberikan.Fase ketiga yaitu membimbing penyelidikan individu. Guru mendukung informasi-informasi yang diperoleh mahasiswa dalam menyelesaikan penggalan program yang telah diberikan. Selain mendukung informasi yang telah diberkan, guru juga mendorong mahasiswa untuk mencari lebih banyak lagi informasi guna menyelesaikan penggalan program yang diberikan.Guru juga meminta mahasiswa untuk mengamati sebuah program yang sudah jadi, kemudian mahasiswa dituntut untuk menyelesaikan penggalan program yang telah diberikan.

(16)

untuk mengamati mahasiswa lain dalam mempersiapkan penggalan program mereka. Setelah semua mahasiswa selesai mempersiapkan, guru meminta salah satu mahasiswa untuk menjelaskan alur dari penggalan program yang telah diselesaikannya. Fase terakhir atau fase lima ini adalah menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Saat salah satu mahasiswa menjelaskan tentang alur jalannya program, semua mahasiswa diminta untuk memperhatikannya. Jika penjelasan dari mahasiswa sebelum dirasa masih kurang, maka guru akan meminta mahasiswa yang lainnya untuk menambahi penjelasan dari alur program yang telah diselesaikan. Setelah penjelasan yang dilakukan oleh mahasiswa selesai, guru mengumpulkan penggalan program yang telah diselesaikan oleh mahasiswa, kemudia mengarahkan mahasiswa dengan tanya jawab untuk mengevaluasi dari penggalan program yang telah diberikan.

Setelah treatment pembelajaran berbasis proyek dilakukan kemudian dilakukan pendekatan konstruktivisme.Pendekatan konstruktivisme dilakukan guna membangun pengetahuan mahasiswa tentang materi yang telah diajarkan agar nantinya tidak mudah dilupakan. Pendekatan konstruktivisme ini memiliki beberapa karakteristik yaitu 1) proses pembelajaran berpusat pada peserta didik, 2) proses pembelajaran merupakan proses integerasi pengetahuan baru dengan pengetahuan lama yang dimiliki peserta didik, 3) pandangan yang berbeda pada peserta didik dihargai sebagai tradisi dalam proses pembelajaran, 4) proses pembelajaran berbasis masalah dalam proses pencarian (inquiry) yang alami, 5) proses pembelajaran mendorong terjadinya kooperatif dan kompetitif dikalangan peserta didik secara aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.Setelah dilakukan treatment, dilakukan posttest untuk mengetahui kemampuan mahasiswa setelah diberikan perlakuan. Kelas eksperimen satu diberikan posttest dengan menggunkan kertas seperti biasa, akan tetapi kelas eksperimen dua diberikan posttest pada media pendamping edmodo. Setelah mahasiswa menyelesaikan posttest yang diberikan kemudian diberikan angket motivasi belajar.

Setelah dilakukan pertemuan pada jam pelajaran dikelas, masing-masing kelas dibagi menjadi dua kelompok, yang masing-masing kelompok berjumlah 10 mahasiswa. Masing-masing kelompok melakukan pertemuan diluar kelas untuk membahas ulang materi yang telah diberikan pada jam pelajaran dikelas. Pertemuan diluar kelas ini dilakukan pendampingan terhadap mahasiswa untuk bertanya jawab tentang materi yang belum dimengerti.Pada pertemuan diluar kelas ini suasana pembelajaran lebih santai.

Pertemuan pertama pada kelas kontrol dilakukan seperti biasa tanpa perlakuan. Dikelas kontrol ini akan diberikan pretest-posttest seperti pada kelas eksperimen, akan tetapi pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan. Perlakuan yang dimaksudkan adalah pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek.Kelas kontrol juga diberikan angket motivasi belajar untuk mengetahui motivasi belajar pada kelas kontrol.

(17)

melakukan penjelasan dan pembelajaran berbasis proyek dapat membuat mahasiswa menjadi lebih paham dalam menyelesaikan penggalan-penggalan program.Dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek ini maka kebiasaan-kebiasaan mahasiswa yang suka tidak memperhatikan dikelas tidak lagi terjadi karena adanya pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek.Pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek ini memberikan sedikit sentuhan yang berbeda, sehingga diharapkan dapat membuat mahasiswa tertarik dan memperhatikan dalam penjelasan asisten dosen dan dapat memotivasi mahasiswa dalam belajar. Motivasi belajar siswa dalam penelitian ini dihitung ,menggunakan skala linkert dengan bantuan pengolahan data. Perhitungan presentase dalam angket motivasi ini dengan cara : jumlah skor perindikatordibagi dengan jumlah skor maksimal perindikator dikalikan dengan 100%. Hasil perhitungan presentase motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 3

Tabel 3. Skor perindikator motivasi belajar mahasiswa

N

o Indikator

Kelas kontrol Kelas eksperimen 1 Kelas eksperimen 2

Awal Perlakuan

Berdasarkan tabel 3 presentase yang dimiliki oleh perindikator dalam kelas kontrol maupun kelas eksperimen, pembagian dan pengisian angket motivasi ini diberikan pada sebelum dilakukan perlakuan dan sesudah dilakukan perlakuan. Presentase nilai perindikator dihitung berdasarkan kelas kontrol dan kelas eksperimen cara perhitungannya yaitu dengan membagikan nilai perindikator, kemudian dicari nilai skor total perindikator dengan cara menjumlahkan semua item yang ada untuk mengetahui skor total. Untuk mengetahui skor maksimal setiap indikator perhitungannya dengan cara total item indikator dikalikan dengan skor tertinggi indikator, sedangkan untuk mencari presentase perindikator dengan cara total skor dibagi skor maksimal dikalikan 100%.

(18)

2 mendapatkan presentase 88,95% mengalami kenaikan 6,45% dari presentase motivasi awal. Sub variabel b) antisipasi kegagalan juga mempunyai dua indikator yaitu usaha dalam menghadapi kesulitan dan sikap terhadap kesulitan. Indikator antisipasi kegagalan juga dibagi menjadi enam soal yang masing-masing indikator berjumlah tiga soal. Presentase akhir indicator antisipasi kegagalan pada kelas eksperimen 1 adalah 72,29% dengan peningkatan 2,71%, sedangkan untuk kelas eksperimen 2 adalah 75,83% mengalami peningkatan 6,04% dari angket motivasi awal. Indikator dari c) inovasi mempunyai tiga soal dan presentase akhir dari kelas eksperimen adalah 80,83% mengalami kenaikan 8,33% dari sebelum diberikan perlakuan, sedangkan kelas eksperimen 2 mendapatkan presentase sebesar 87,08% mengalami peningkatan sebesar 10,42% dari angket sebelum dilakukan perlakuan. Pada sub variabel terakhir yaitu d) tanggung jawab mempunyai tiga indikator yaitu penyelesaian tugas, menggunakan kesempatan diluar jam pelajaran dan percaya diri dalam pembuatan tugas. Dalam indikator tanggung jawab ini terdapat Sembilan soal yang msing-masing indikator terdapat tiga soal. Presentase akhir pada indikator ini untuk kelas eksperimen 1 adalah 79,77% mengalami kenaikan sebesar 7,97% dan kelas eksperimen 2 mendapatkan presentase 79,58% dan mengalami kenaikan sebesar 11,39% dari angket awal.

Perbedaaan presentase itu menandakan bahwa pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek motivasi belajar mahasiswa lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan metode pembelajaran biasa. Hal ini berarti selama proses pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran berbasi proyek mahasiswa merasa tertarik dan pemahaman materi menjadi meningkat. Dilihat dari angket motivasi belajar mahasiswa sudah meningkat, tetapi dalam penelitian ini juga dilakukan pretest dan posttest untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam penyerapan materi yang diajarkan.Pretest dan posttest ini merupakan data tambahan untuk membuktikan bahwa angket motivasi belajar mahasiswa meningkat, yaitu dengan menghitung hasil belajar dari mahasiswa yang telah dilakukan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa yang dimiliki. Hasil perhitungan pretest dan posttest dapat melihat hasil perbandingan nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai hasil belajar mahasiswa dapat dilihat pada tabel 4 :

Tabel 4.Rata-rata nilai pretest dan posttest.

Nilai Kelas kontrol Kelas eksperimen 1 Kelas ekperimen 2

Mean 1 Mean 2 Mean 3 Mean 1 Mean 2 Mean 3 Mean 1 Mean 2 Mean 3

Pretest 39 39,85 41,85 36,5 38,3 40,5 36 37,1 39,5

posttest 57,5 60,05 57,5 60,5 61 63 67,5 69,5 70,5

(19)

pada kelas eksperimen dapat meningkatkan hsil belajar mahasiswa. Sedangkan untuk kelas kontrol hanya menggunakan metode belajar biasa atau pembelajaran seperti biasa. Hasil dari pretest dan posttest juga dipengaruhi dengan motivasi belajar mahasiswa.Dari hasil angket motivasi belajar mahasiswa mengalami kenaikan dri sebelum dilakukan treatment sampai setelah dilakukan treatment.Jika hasil dri angket motivasi tidak meningkat maka hasil belajar mahasiswapun juga tidak meningkat. Selain menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek, pendampingan diluar kelas juga berpengaruh akan hasil belajar mahasiswa. Pendampingan diluar kelas dilakukan agar mahasiswa tidak malas dalam mengulang materi yang telah diberikan.

Dapat disimpulkan bahwa dengan emnggunkaan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa kelas eksperimen, dibandingkan dengan mahasiswa kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran seperti biasa. Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat pada hasil akhir dri posttest, jika hasil dari posttest meningkat maka proses pembelajaran dikatakan berhasil. Akan tetapi jika hasil belajar posttest turun, maka proses pembelajaran dikatakan tidak berhasil.Jika dibandingkan dengan motivasi belajar mahasiswa, jika motivasi belajar mahasiswa tinggi maka dapat mempengaruhi hasil belajar mahasiswa.Berdasarkan penelitian yang dilakukan, proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek pada kelas eksperimen dan pembelajaran biasa pada kelas kontrol, memperlihatkan bahwa kedua kelas mengalami perbedaan pada hasil belajar. Dapat dilihat dari hasil rata-rata kelas eksperimen 1 mengalami kenaikan hasil belajar dari 40,5 menjadi 63 dan kelas eksperimen 2 dari 39,5 menjadi 70,5. Sedangkan kelas kontrol dari 41,85 naik menjadi 57,5.

Berdasarkan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini membuktikan bahwa menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa dari proses pembelajaran biasa, hasil angket motivasi belajar mahasiswa juga berpengaruh terhadap hasil belajar.Dengan demikian penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar mahasiswa.

Selain itu bukti yang mendukung juga dilakukan wawancara kepada mahasiswa.Dengan penggunaan metode pembelajaran kontruktivisme mahasiswa merasa terbantu dengan materi-materi dasar-dasar pemrograman yang sulit. Media yang digunakan juga membantu mahasiswa agar lebih mandiri dalam mnegrjakan soal-sola test. Metode belajar kontruktivisme juga membantu dalam pemahaman tentang materi-materi yang disampaikan, sehingga motivasi belajar mahasiswa menjadi meningkat.Dalam pendampingan diluar kelas mahasiswa juga merasakan kenyaman dalam bertanya tentang materi-materi yang belum dipahami.

(20)

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan kepada mahasiswa kelas dasar-dasar pemrograman angkatan 2014. Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran kontruktivisme tipe project based learning meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa. Penggunaan media pendamping edmodo sebagai media posttest membuat mahasiswa tertarik dalam menggunakan media pembelajaran, ini dikarenakan mahasiswa tidak perlu lagi menyediakan kertas jawaban untuk menjawab soal-soal posttest yang diberikan. Hasil belajar mahasiswa pada rata-rata terakhir mendapatkan nilai sebesar 63 dan 70,5 untuk kelas eksperimen 1 dan 2.

Berdasarkan simpulan, beberapa saran yang dapat dipergunakan yaitu :Diharapkan metode kontruktivisme dengan pendampingan diluar kelas dapat dilanjutkan sebagai wadah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar mahasiswa. Sesuaikan media pendamping dengan yang disenangi oleh mahasiswa agar mahasiswa tidak merasa jenuh dan menggunakan media yang lebih baru.

6. Daftar Pustaka

[1] Dasim Budimansyah. (2002). Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio.Bandung : Ganesindo.

[2] Sigit Mangun Wardoyo. (2013). Pembelajaran Konstruktivisme. Bandung: Penerbit Alfabeta.

[3] Brooks J.G. & Martin G.B. (1993). In Search of Understanding; The Case for Constructivist Classroom. Alexandria Virginia.

[4] Sadirman, AM. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

[5] Savoie J.M. & Andrew S.H. (1994). Problem Based Learning as Classroom Solotion. Educational Leadership.

[6]Hamzah B. Uno.(2012). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta:Bumi Aksara.

[7]Mardapi, Djemari. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes.Yogjakarta : Mitra Cendika Press.

[8]Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

[9]Widoyoko.(2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

[10]Riduwan.(2013). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

[11]Susriyati Mahanal dkk.Pengeruh pembelajaran Project Based Learning pada Materi Ekosistem terhadap Sikap dan Hasil Belajar Siswa SMA N 2 MALANG.

(21)

[13]Jefri Marzal (2014). Studi Penggunan Jejaring Sosial Edmodo Sebagai Media E-Learning Oleh Dosen Senior Yang Tidak Terbiasa Bekerja Dengan Komputer.Jurnal Edumatika Vol. 04 No. 01 hal (1-7).

[14]Yajid Latif (2013). Pengembangan Bahan Jara Berbantuan Camtasia pada Pokok Bahasan Lingkaran melalui Edmodo untuk Siswa MTS. Jurnal Kreano Vol. 04 No. 02 hal (1-10).

[15]Nurita Putranti (2013). Cara Membuat Media Pembelajaran Online Menggunakan Edmodo.Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains, Vol. 2, No. 2, hal (1-9).

[16]Widiyatmoko dkk (2012).Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Mengembangkan Alat Peraga IPA Dengan Memanfaatkan Bahan Bekas Pakai. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia No. 1 Tahun 2012, hal (51-56).

Gambar

Tabel 1.DesainPenelitian [8].  Pretes Variabel
Gambar 1.Tahappenelitian
Tabel 2. Indikator Angket [9].
Tabel 4.Rata-rata nilai pretest dan posttest.

Referensi

Dokumen terkait

Beranjak dari fenomena ini dapat dirumuskan permasalahan didalam penelitian ini, yaitu apa saja faktor penyebab terjadinya keterlambatan pekerjaan proyek bangunan

(1) Mendengarkan dan mencatat dalam bentuk naskah kaba Gadih Basanai karya Pirin Asmara, (2) Melakukan transliterasi ke dalam bahasa Indonesia baku guna memahami

jadi palaku protagonist jeung palaku antagonis. Palaku dina ieu naskah drama dibagi jadi dua kelompok, nya éta urang Nusatirta Kulon jeung urang peuntas. Sacara

Setelah mendapatkan hasil dari beberapa uji di atas, penulis dapat memberikan argumentasi bahwa alur transmisi moneter melalui jalur harga aset syariah (yang

D-sorbose is known as reactive reducing sugar to react with amino acids to.. generate

Multimedia merupakan salah satu alat bantu yang dapat digunakan dalam suatu. proses pembelajaran, termasuk pembelajaran menyimak dalam

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh bahwa kemampuan subjek laki- laki dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah berbentuk kontekstual yaitu subjek laki-laki dengan

Skripsi dengan judul “Penggunaan Metode Permainan Kuis untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Datar dan Bangun Ruang