• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya Komunikasi Pada Mahasiswa Hedonisme (Studi Deskripstif Kualitatif Tentang Gaya Komunikasi Verbal & Nonverbal Pada Mahasiswa Hedonisme di Universitas Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gaya Komunikasi Pada Mahasiswa Hedonisme (Studi Deskripstif Kualitatif Tentang Gaya Komunikasi Verbal & Nonverbal Pada Mahasiswa Hedonisme di Universitas Sumatera Utara)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial yang selalu

membutuhkan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-harinya. Mereka harus

selalu berhubungan dengan lainnya. Untuk itu, manusia membutuhkan

komunikasi sebagai alat bantu untuk berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi

sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Saat berkomunikasi , mereka dapat

menyampaikan pesan , perasaan dan pendapat dengan cara komunikasi verbal

maupun nonverbal.

Sejak kelahirannya juga, manusia berusaha mendapatkan kesenangan. Itulah

yang membuat bayi menangis jika berada dalam situasi yang tidak

menyenangkan. Jika kesenangan sudah tercapai, ia tidak mencari yang lain lagi,

tangisannya pun berhenti. Manusia selalu menjauhkan diri dari ketidaksenangan.

Maka, kesenangan itulah yang baik, dan ketidaksenangan adalah buruk. Artinya,

jika harus memilih, pilihlah sesuatu yang menyenangkan. Bagi Aristippos (sekitar

433-355 SM), seorang murid Sokrates, kesenangan bersifat badani dan aktual,

bukan kesenangan dari masa lampau atau masa depan karena hanya sekadar

ingatan dan antisipasi kesenangan. Artinya, yang baik adalah kesenangan kini dan

di sini pada hari ini; bersifat badani, aktual dan individual. Aristippos

menyatakan, kesenangan ada batasnya, yang penting: pengendalian diri. Inilah

tindakan yang baik dari segi moral. Aristippos menegaskan, pengendalian diri

bukan berarti meninggalkan kesenangan, tapi menggunakan kesenangan, tapi

menggunakan kesenangan dengan baik dan tidak membiarkan diri terhanyut

olehnya. (Vardiansyah, 2008 : 99 )

Pandangan tentang 'kesenangan' (hedonisme) ini kemudian dilanjutkan

seorang

tindakan manusia yang mencari kesenangan adalah kodrat alamiah. Meskipun

(2)

juga, seperti terbebasnya jiwa dari keresahan. Sementara secara umum

hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi

bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin

menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan.Hedonisme merupakan ajaran

atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan

tindakan manusia.

Dewasa ini, hedonisme berkembang dan dimaknai sebagai paham yang

menyatakan tindakan baik ialah yang bisa mendatangkan hedone:kenikmatan,

kesenangan, dan kepuasan rasa. Banyak tindakan manusia bertujuan untuk

mencapai kepuasan ini, dan bisa dilihat aplikasinya pada ahli psikoanalisis Freud:

tindakan manusia adalah untuk mencapai kepuasan libido, dan bagi Adler untuk

mencapai kekuasaan. Intinya, upaya mencapai kepuasan merupakan pendorong

tindakan manusia, apapun bentuk kepuasan itu. Dalam perkembangannya,

pengertian hedonisme telah melenceng dari ajaran awalnya dan lebih dimaknai

sebagai individu yang mementingkan kesenangan fisik duniawi: hari ini punya

hari ini dan hari esok soal nanti. Nikmatilah hari ini dalam limpahan kesenangan.

(Vardiansyah, 2008: 100). Aspek-aspek dalam penelitian ini mengacu pada teori

yang dikemukakan oleh Engel, dkk (1994: 153) yaitu: Opini, Aktivitas , dan

Minat.

Demikianlah pengertian dan sejarah singkat awal mula munculnya istilah kata

hedonisme yang kini marak di masyarakat yang ada di dunia ini termasuk

Indonesia. kehidupan yang hedonis bukan berasal dari Indonesia. Namun dengan

seiringnya era globalisasi yang menjadikan budaya asing tersebut mempengaruhi

kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan semakin majunya sistem teknologi dan

komunikasi yang mengakibatkan perubahan sosial semakin berkembang dengan

cepat dan hedonisme adalah bagian dari identifikasi perubahan sosial juga gaya

komunikasinya. Ini menjadi masalah yang cukup menarik dan serius untuk

ditelaah lebih dalam lagi. Utamanya ini sangat mempengaruhi kehidupan dan

gaya komunikasi pada masyarakat di Indonesia.

Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang menempuh

(3)

yang paling umum adalah Universitas. Mahasiswa merupakan bagian dalam

masyarakat yang akan menjadi generasi penerus bagi Bangsa Indonesia yang

mempunyai peran penting yaitu untuk memajukan Indonesia dalam segala bidang,

baik ilmu pengetahuan, komunikasi maupun teknologinya sehingga dapat mampu

bersaing dengan negara yang lainnya. Dengan adanya fenomena dan gaya hidup

hedonisme yang semakin marak di Indonesia yang telah memberikan pengaruh

kepada mahasiswa. Beberapa fakta yang telah membuktikan bahwa adanya

fenomena dan gaya hidup hedonisme ini di kalangan generasi penerus ini

misalnya sudah tercermin dari gaya komunikasi verbal maupun nonverbal yang

dilakukan oleh mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari. Kini kebanyakan

mahasiswa bukan mementingkan bagaimana mencari nilai yang baik,

mendapatkan IP (indeks prestasi) tinggi dan mementingkan pendidikannya tetapi

mayoritas mahasiswa lebih mementingkan bagaimana cara berlomba-lomba untuk

bisa mendapatkan kehidupan yang mewah. Bagi mereka berfoya-foya, belanja,

dan “nongkrong” di cafe dan mall adalah hal yang wajib yang sudah masuk dalam

agenda sehari-hari mereka. Ini adalah salah satunya dampak negatif dari semakin

maraknya mall dan cafe masa kini.

Dalam hal yang lain seperti yang terlihat dalam media massa seperti berita di

koran, majalah dan berita di televisi yang sudah memberikan fakta bahwa

banyaknya anak muda sekarang yang terlihat sedang mengkonsumsi minuman

keras dan dugem yang sekarang menjadi lumrah dikalangan pemuda-pemudi

zaman sekarang. semakin maraknya hidup hedonisme juga terlihat dari film atau

sinetron di Indonesia yang menayangkan kehidupan yang mewah, berperilaku

sombong dan hanya bersenang-senang. Dan sekarang banyaknya online shop yang

membuat masyarakat menghabiskan uang dan waktunya untuk mendapatkan

barang yang diinginkannya. Akibat yang ditimbulkan dari berbagai segi dan

membuat kondisi generasi kini tersebut ironi dengan gaya komunikasi verbal dan

nonverbal mereka. kondisi tersebut tergambar jelas di kampus-kampus.

Mahasiswa yang seharusnya fokus pada mata kuliah yang diambilnya, fokus

menjadi mahasiswa yang berprestasi untuk menjaga nama baik dan akreditasi

(4)

cenderung menghabiskan uang demi kesenangannya, kehidupannya tanpa melihat

sekitarnya dan memperdulikan dampak negatif yang akan menimpa dirinya. Gaya

komunikasi mereka yang berbeda-beda, yang berbicara lebih tinggi, mempunyai

penampilan yang berbeda dari yang lainnya, yang lebih mencolok sehingga

menjadi pusat perhatian orang yang berada di sekitarnya.

Fakta ini bisa kita lihat diberbagai aspek kehidupan kita. Salah satu contoh

bukti nyata tentang hedonisme pada mahasiswa ini dapat dilihat dari isi rubrik

kabar online berikut ini:

KOMPASIANA.com — Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme: Pandangan hidup yang mengejar kesenangan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Dari Kesimpulan diatas dapat kita tarik pengertian bahwa hedonisme adalah pandangan hidup yang mengejar kesenangan materi saja dan seseorang akan bahagia apabila dia mendapat materi yang cukup berlimpah dan kesenangan merupakan tujuan dari hidup mereka.

Lantas? Apakah ini yang sering dikatakan orang "ini baru hidup". Uang banyak, harta berlimpah, mobil merek eropa dan tinggal di pemukiman elit. Jujur, saya hidup di lingkungan yang mayoritas buruh dan para pekerja keras, keras dalam arti ini mereka benar-benar bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu dan menghargai uang, meskipun uang lembaran seribu rupiah yang lecek. Mungkin, para kaum-kaum "di atas" sana menganggap uang seribu rupiah sebelahn mata "halah, uang seribu ini, paling juga buat bayar parkir". Tetapi dalam lingkungan saya uang seribu rupiah adalah uang dan nilainya sama dengan uang seratus ribu rupiah. karena saya beranggap tidak ada seribu maka tidak ada seratus ribu. Lantas, apakah kaum "diatas" berpikiran sama? Saya rasa tidak.

Pola hidup hedonisme yang erat dengan gaya hidup mewah, boros dan

selalu memakai barang-barang bermerk luar negeri terkesan jauh dari kata sederhana dan hemat. Tempat saya kuliah tidak luput juga dari gaya hidup hedonisme, sampai-sampai ada istilah "kalo mau dapet cewek buat jadi pacar mesti bawa mobil" lalu bagaimana nasib kawan-kawan saya yang indekost? Mereka hanya di beri jatah bulanan oleh orang tua mereka, itupun kalau kiriman datangnya tepat waktu atau bagaimana dengan saya yang pulang-pergi kuliah naik bus kota. Tidak pantas juga mendapatkan pacar? Padahal perempuan yang mau berpanas-panasan naik bus kota adalah perempuan yang berhak naik mobil saya kelak. Ini prinsip yang saya pegang sampai saat ini.

(5)

mahasiswa yang harusnya kuliah dan kuliah saja serta di selingi dengan berorganisasi tanpa harus berpikir pakai baju apa dan pakai sepatu merk apa.

Menurut (Parwiyanto, Herwan : 2007: 7) Gaya komunikasi (communication

style), seperangkat perilaku antarpribadi yang terspesialisasi digunakan dalam

suatu situasi tertentu (a specialized set of intexpersonal behaviors that are used in

a given situation). Gaya komunikasi merupakan cara penyampaian dan gaya

bahasa yang baik. Gaya yang dimaksud sendiri dapat bertipe verbal yang berupa

kata-kata atau nonverbal berupa vokalik, bahasa badan, penggunaan waktu, dan

penggunaan ruang dan jarak. Pengalaman membuktikan bahwa gaya komunikasi

sangat penting dan bermanfaat karena akan memperlancar proses komunikasi dan

menciptakan hubungan yang harmonis (Widjaja H.A.W, 2000: 57). Gaya

komunikasi dipengaruh situasi, bukan kepada tipe seseorang, gaya komunikasi

bukan tergantung pada tipe seseorang melainkan kepada situasi yang dihadapi.

Pendapat lain menyatakan gaya komunikasi adalah suatu khasan yang dimiliki

setiap orang. Proses komunikasi seseorang dipengaruhi oleh gaya komunikasi.

Gaya komunikasi antara orang yang satu dengan yang lain dapat berupa

perbedaan ciri-ciri model dalam berkomunikasi, tata cara berkomunikasi cara

berekspresi dalam berkomunikasi dan tanggapan yang diberikan atau ditunjukkan

pada waktu berkomunikasi.

Para ahli komunikasi telah mengelompokkan beberapa tipe atau kategori

gaya komunikasi Norton, 1983, dalam (Liliweri, 2011: 309), ke dalam sepuluh

jenis: Gaya dominan (dominan style) Gaya dramatis (dramatic style), Gaya

kontroversial (controversial style), Gaya animasi (animated style), Gaya berkesan

(impression style), Gaya santai (relaxed style), Gaya atentif (attentive style), Gaya

terbuka (open style), Gaya bersahabat (friendly style), dan Gaya yang tepat

(precise style).

Gaya komunikasi pada mahasiswa hedonisme ini dapat terlihat dari

bagaimana mereka berbicara dengan lingkungannya dan juga dapat terlihat dari

nonverbalnya seperti tingkah laku, gerak-geriknya dan penampilannya.

Mahasiswa hedonisme sering digambarkan dengan percakapan mereka yang lebih

(6)

sekali terlihat di lingkungan mahasiswa yang terdengar membicarakan tentang

akademisnya di kampus. Tidak semua mahasiswa yang termasuk dalam kategori

mahasiswa hedonisme. Mahasiswa yang sudah terpengaruh budaya hedonisme ini

dan sulit untuk melepaskan diri dari teman-teman sepermainanya yang

berperilaku hedonisme sehingga perlahan-lahan mereka akan kehilangan logika,

nalar dan analisisnya. Bagi mereka gaya hidup hedonisme menjadi hal yang wajar

dan lumrah karena dengan kehidupan sekarang yang serba mahal dan modern

yang memunculkan fenomena ini yang berkecenderungan untuk hidup lebih

mewah, enak dan berkecukupan tanpa adanya keharusan untuk kerja keras. Titel

“anak gaul” baru melekat bila mampu memenuhi tren saat ini, yaitu minimal

mempunyai gadget smartphone, membawa kendaraan mobil, lalu pakaian serta

dandanan yang selalu mengikuti mode atau beberapa orang berpenampilan yang

berbeda dari orang lain walaupun tanpa mengikuti trend skrg. Dan juga

mempunyai banyaknya media sosial untuk menunjukan aktivitas kehedonismean

mereka, suka “nongkrong” di cafe atau mall serta gaya bahasa yang gaul.

Mahasiswa sekarang sudah menjadi manusia yang apatis. Perhatikanlah

lingkungan kampus, sebuah tempat dimana semua mahasiswa-mahasiswi

berpendidikan untuk belajar. Sebagian besar dari mereka, entah mahasiswa

maupun mahasiswi, telah menghabiskan waktu dan uangnya untuk berburu

kesenangan di tempat-tempat yang menurut mereka telah menghibur dan memberi

kepuasan.

Bagi mereka, hidup adalah kesempatan untuk bersenang-senang. Masa bodoh

dengan kuliah, yang penting have fun setiap hari untuk menghilangkan kepenatan

baginya jika memikirkan masalah yang berhubungan tentang kampus maupun

masalah pribadinya. Mereka menggampangkan kuliahnya dengan cara TA atau

titip absen kepada temannya dan hanya masuk kuliah apabila mendekati ujian

untuk mendapat kisi-kisi saja atau pada saat ujian berlangsung.

Mahasiswa-mahasiswi yang hedonis lebih tertarik dengan hal-hal yang mereka anggap

menyenangkan, seperti berkumpul dengan komunitasnya lalu berpergian ke

tempat yang menurutnya sesuai dengan keinginan mereka misalnya cafe untuk

(7)

Dalam realitasnya begitu pula yang terjadi pada mahasiswa-mahasiswi di

Medan khususnya Universitas Sumatera Utara (USU), tidak sedikit dari mereka

yang memiliki gaya hidup hedonis. Mereka terlihat di mall, cafe-cafe. Gaya

komunikasi mereka yang cukup berbeda dari yang lainnya dalam komunikasi

verbal maupun komunikasi nonverbalnya serta penampilan mereka. Hasil dari

pengamat penulis, mayoritas mahasiswa USU juga memiliki gaya komunikasi

yang terkesan suka “bermewah-mewahan” atau “hidup bebas”. Hal ini dapat

terlihat dari kebiasaan mereka yang lebih memilih “nongkrong” di mall, cafe dan

tempat hiburan lainnya. Dan terlihat juga dari cara berpakaian, gaya komunikasi,

dan pola hidup pada mereka. Tak jarang mereka sering menggampangkan

kuliahnya dengan cara menitip absen pada temannya dengan seribu alasannya.

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan diatas, terlihat bahwa hidup hedonisme

telah meracuni bahkan merusak mahasiswa kini.

Dengan melihat fenomena ini, peneliti tertarik untuk meneliti gaya

komunikasi pada mahasiswa hedonisme di kalangan mahasiswa Universitas

Sumatera Utara dikarenakan peneliti sendiri terdaftar sebagai mahasiswa

Universitas Sumatera Utara dan agar memudahkan pada saat wawancara

mendalam. Penelitian ini ingin mengungkap beragam gaya komunikasi pada

mahasiswa hedonisme. Lebih lanjut, dijelaskan pula bentuk-bentuk gaya

komunikasi verbal & nonverbal pada mahasiswa hedonisme.

1.2 Fokus Masalah

Berdasarkan konteks masalah di atas, maka dapat dirumuskan fokus

permasalahan pada penelitian ini adalah Bagaimana Gaya Komunikasi Verbal dan

NonVerbal pada Mahasiswa Hedonisme di Universitas Sumatera Utara .

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui karakteristik Mahasiswa di Universitas Sumatera Utara

yang berkehidupan hedonisme.

(8)

3. Untuk mengetahui bagaimana gaya komunikasi nonverbal pada

Mahasiswa Hedonisme Universitas Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Secara Akademis, Penelitian ini mampu memberikan kontribusi positif

dalam memperkaya referensi bahan penelitian serta menjadi bahan

bacaan yang berguna di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ilmu Komunikasi.

2. Secara Teoritis, Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan

memperluas ilmu pengetahuan tentang Gaya Komunikasi Verbal &

NonVerbal Pada Pelaku Hedonisme Mahasiswa Universitas Sumatera

Utara Medan.

3. Secara Praktis, Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran

bagi pembaca untuk mengetahui tentang Gaya Komunikasi Verbal &

Nonverbal Pada Pelaku Hedonisme Mahasiswa Universitas Sumatera

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tahap komersialisasi dimulai dengan kegiatan peluncuran produk baru yang telah lolos dalam tahap pengujian, dari sini top manajemen dan direktur marketing, serta

Bagian usaha selaku nazhir belum bisa memanfaatkan peluang yang ada dalam mengelola wakaf produktif. Perencanaan dalam pengelolaan toko yang akan digunakan untuk membuka

spiritual dan sikap sosial anak berbasis kurikulum 2013 PAUD di Taman Kanak-. kanak Negeri Pembina Kota

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kinerja satuan pengawasan internal dengan

(1) Tata cara peran serta masyarakat dalam proses perencanaan tata ruang wilayah Propinsi Daerah Tingkat I sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 dilaksanakan dengan pemberian saran,

6) Seluruh staf dosen yang telah banyak membimbing penulis selama mengikuti kuliah pada Program Studi Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peralihan risiko dalam jual beli yang terdapat dalam Pasal 1460-1462 KUH Perdata terasa tidak adil karena dalam pasal-pasal tersebut risiko

istrinya mengajukan Cerai kepada pengadilan untuk mengadakan sidang guna menyaksikan ikrar talak. Dalam rumusan Pasal 14 PP Nomor 9 Tahun 1975 dijelaskan beserta