• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Faktor Kepribadian Terhadap Keberhasilan Usaha “Studi Kasus Pada Usaha Pasar Kuliner di Kota Stabat”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Faktor Kepribadian Terhadap Keberhasilan Usaha “Studi Kasus Pada Usaha Pasar Kuliner di Kota Stabat”"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Pengertian Wirausaha

Schumpeter dalam As’ad (2009:145) mengemukakan bahwa wirausaha atau entrepreneur adalah seseorang yang menggerakkan perekonomian masyarakat untuk maju ke depan, mencakup mereka yang mengambil risiko, mengkoordinasi penanaman modal atau sarana produksi, yang mengenalkan fungsi faktor produksi baru atau yang mempunyai respon kreatif dan inovatif.

Menurut As’ad (2009:149) mendefinisikan wirausaha adalah orang yang menerapkan kemampuannya untuk mengatur, menguasai alat-alat produksi dan menghasilkan hasil yang berlebihan yang selanjutnya dijual atau ditukarkan dan memperoleh pendapatan dari usahanya tersebut.

Wirausaha adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, menemukan cara-cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi masyarakat. Seorang wirausaha adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup (Suryana, 2009:16).

(2)

seseorang mengambil keputusan berwirausaha dapat diketahui melalui penilaian kepribadian khususnya pengalaman dan latar belakangnya. Biografi yang dimiliki seseorang bermanfaat karena dalam biografi dapat dilihat pengalaman, keterampilan, dan kompetensi untuk peningkatan kewirausahaan, pengembangan nilai-nilai kewirausahaan dan mendorong untuk mencetuskan ide-ide kewirausahaan seseorang (Suryana, 2009:270).

Menurut Sukardi dalam As’ad (2009:155) pengertian wirausaha merujuk kepada kepribadian tertentu yaitu pribadi yang mampu berdiri di atas kekuatan sendiri. sehingga mampu mengambil keputusan untuk diri sendiri, mampu menetapkan tujuan yang ingin dicapai atas dasar pertimbangannya, sehingga seorang wirausaha ini adalah seseorang yang merdeka lahir dan batin.

Shefsky dalam Astamoen (2005:51) mendefinisikan wirausaha sebagai seseorang yang memasuki dunia bisnis apa saja, tepat pada waktunya untuk membentuk atau mengubah pusat syaraf bisnis tersebut secara substansial. Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah orang yang memiliki, mengelola, melembagakan usahanya sendiri, melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif, mengembangkan ide dan memanage sumber daya yang ada serta memanfaatkan peluang untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

2.1.2. Karakteristik Wirausaha

(3)

1. Percaya diri dan optimis, memiliki watak kepercayaan diri yang kuat, ketergantungan terhadap orang lain, dan bersikap individual.

2. Berorientasi pada tugas dan hasil, memiliki kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi pada keuntungan finansial, mempunyai motivasi yang kuat, energik, tekun, tabah, memilliki tekad untuk bekerja keras, dan inisiatifnya tinggi.

3. Berani mengambil risiko dan menyukai tantangan, dan mampu mengambil risiko yang wajar.

4. Memiliki jiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran dan kritikdari orang lain.

5. Orisinalitas tinggi, memiliki watak inovatif, kreatif, dan fleksibel. 6. Berorientasi, memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.

Sukardi dalam As’ad (2009:147), mengemukakan bahwa seorang wirausaha yang berhasil mempunyai karakteristik psikologik tertentu, antara lain: 1. Supel dan fleksibel dalam bergaul, mampu menerima kritik dan mampu

melakukan komunikasi secaraefektif dengan orang lain. 2. Mampu memanfaatkan peluang usaha yang ada.

3. Berani mengambil risiko yang telah diperhitungkan sebelumnya mengenai sesuatu yang akan dikerjakan serta menyenangi tugas yang dikerjakan secara efektif bersamaorang lain.

(4)

5. Oto-aktivitasnya mampu menemukan sesuatu yang orisinil dari pemikiran sendiri dan mampu menciptakan hal-hal baru yang kreatif.

6. Percaya pada kemampuan untuk bekerja mandiri, optimis, dinamis serta mempunyai kemampuan untuk menjadi pemimpin.

7. Mampu dan menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun, menjalankan, dan mencapai tujuan usaha, manajemen umum dan berbagai bidang pengetahuan lain yang menyangkut dunia usaha.

8. Memiliki motivasi yang kuat untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik, mengutamakan prestasi, selalu memperhitungkan faktor pendorong dan penghambat, tekun, kerja keras, teguh dalam pendirian dan memiliki kedisiplinan yang tinggi.

9. Perhatian pada lingkungan sosial untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik bagi semua orang.

Zimmerer dalam Suryana (2009:24) mengemukakan bahwa terdapat delapan karakteristik kewirausahaan, antara lain sebagai berikut:

1. Desire for responsibility yaitu memiliki rasa tanggung jawab terhadap usaha

yang dilakukannya, sehingga akan selalu mawas diri.

2. Preference for moderate risk yaitu selalu berusaha menghindari berbagai

macam risiko, baik risiko kecil maupun risiko yang berat.

3. Confidence in their ability to success yaitu memiliki kepercayaan diri untuk

memperoleh kesuksesan.

4. Desire for immediate feedback yaitu selalu menginginkan umpan balik

(5)

5. High level of energy yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

6. Future orientation yaitu memiliki orientasi, perspektif dan wawasan jauh ke

depan.

7. Skill at organizing yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan

sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.

8. Value of achievement over money yaitu lebih menghargai prestasi yang telah

dicapai daripada uangatau keuntungan finansial. 2.1.3. Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha menurut Suryana (2009:285) adalah keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuanya. Keberhasilan usaha merupakan utama dari sebuah perusahaan dimana segala aktivitas yang ada didalamnya ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan. Dalam pengertian umum, keberhasilan menunjukan suatu keadaan yang lebih baik atau unnggul dari pada masa sebelumnya. Mudzakar dalam Andari (2011:21) keberhasilan usaha adalah sesuatau keadaan yang menggambarkan lebih dari pada yang lainnya yang sederajat/sekelasnya.

(6)

melakukan bisnis. Jika terjadi penurunan laba atau ketidak stabilan laba, maka perusahaan akan kesulitan untuk mengoperasikan kegiatan usahanya dan menjaga kertahanan usahanya.

Menurut Suryana (2009:85), indikator keberhasilan usaha sebagai berikut: 1. Modal

2. Pendapatan 3. Volume penjualan 4. Output produksi 5. Tenaga Kerja

2.1.4. Faktor Penentu Keberhasilan Usaha

Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi usaha yang jelas, kemauan dan keberanian dalam menghadapi risiko. Apabila ada kesiapan dalam menghadapi risiko (Widayana, 2006:45), langkah selanjutnya adalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan dan menjalankannya. Selain bekerja keras, agar usaha tersebut berhasil, wirausaha harus mampu mengembangkan hubungan baik dengan mitra usaha maupun pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan. Berikut ini adalah tahapan dalam membangun kewirausahaan yang sukses yang dikemukakan Steinhoff dan Burgess dalam Suryana (2009:66).

(7)

1. Kemampuan dan kemauan

Orang yang memiliki kemampuan tetapi tidak memiliki kemauan dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi seorang wirausaha yang sukses. Misalnya seseorang yang memiliki kemauan untuk membuka toko tapi tidak memiliki kemampuan untuk mengelolanya, maka lama kelamaan tokonya akan tutup. Begitu juga dengan orang yang memiliki kemampuan mengelola usaha tetapi tidak memiliki kemauan untuk membuka usaha, maka selamanya orang tersebut tidak pernah memiliki usaha.

2. Tekad yang kuat dan kerja keras

Orang yang tidak memiliki tekad kuat tetapi mau bekerja keras dan orang yang tidak mau bekerja keras tetapi memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses.

3. Kesempatan dan peluang

Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan seorang wirausaha.

2.2. Pengetahuan Kewirausahaan 2.2.1. Pengertian Pengetahuan

(8)

berpengalaman lebih jeli dalam melihat lebih banyak jalan untuk membuka usaha baru.

Aktivitas terpenting yang melibatkan otak termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir, keenam jenjang tersebut adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Pada pembahasan penelitian ini jenjang yang akan dibahas adalah jenjang pengetahuan. Menurut Sudjono (2009:50) pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat kembali kejadian-kejadian yang sudah pernah dialami, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Menurut Winkel (2004:274) pengetahuan itu mencakup ingatan akan hal atau peristiwa yang pernah terjadi, dipelajari, disimpan dalam ingatan dan digali pada saat dibutuhkan. Sedangkan menurut Djaali (2007:77) pengetahuan (knowledge) merupakan salah satu faktor kognitif yang merupakan kemampuan menghafal, mengingat sesuatu atau melakukan pengulangan suatu informasi yang sudah diresapi atau ditangkap.

(9)

Pengetahuan didefinisikan oleh Oxford Kamus Inggris sebagai (a) keahlian, dan keterampilan yang diperoleh oleh seseorang melalui pengalaman atau pendidikan; pemahaman teoritis atau praktis dari suatu subjek, (b) apa yang dikenal dalam bidang tertentu atau secara total; fakta dan informasi; atau (c) kesadaran atau keakraban diperoleh pengalaman fakta atau situasi. Perdebatan filosofis pada mulai umum dengan formulasi Plato pengetahuan sebagai “keyakinan yang benar dibenarkan.” Namun ada ada definisi yang disepakati tunggal pengetahuan saat ini, maupun prospek satu, dan masih ada banyak teori yang bersaing. Pengetahuan akuisisi melibatkan proses kognitif yang kompleks: persepsi, pembelajaran, komunikasi, asosiasi dan penalaran. pengetahuan Istilah ini juga digunakan untuk berarti pemahaman subjek percaya diri dengan kemampuan untuk menggunakannya untuk tujuan tertentu jika sesuai. (Journal of

Economic Education 1 (1) (2012))

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa pengetahuan bagian dari faktor kognitif yang pertama dan merupakan satu kekayaan dan kesempurnaan bagi manusia yang memiliki kemampuan menangkap, mengingat, mengulang, menghasilkan informasi sehingga otak akan bekerja, dan menyimpan informasi tersebut di dalam memori.

2.2.2. Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan

(10)

Pengetahuan kewirausahaan dapat diperoleh melalui pendidikan kewirausahaan. Materi kewirausahaan dapat disampaikan sesuai dengan kurikulum yang ada. Kurikulum tersebut memasukan pendidikan kewirausahaan yang mempelajari nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Selain itu mutu pelajaran yang bersifat teori untuk meningkatkan pengetahuan kewirausahaan atau dengan praktik langsung kelapangan usaha.

Dengan pengetahuan kewirausahaan yang diperoleh seseorang dari proses pembelajaran melalui materi-materi pembelajaran maupun dari sumber lainnya diharapkan dapat memberikan gambaran dan bekal mengenai kewirausahaan yang nantinya dapat dijadikan bahan pertimbangan seseorang untuk menentukan masa depan dan diharapkan dapat mendorong seseorang untuk minat berwirausaha. 2.2.3. Pengertian Kompetensi

(11)

2.2.4. Jenis-Jenis Kompetensi Wirausaha

Menurut Mitchelmore (2009:100), kompetensi wirausaha terbagi 6, yaitu: 1. Mengidentifikasi dan mendefinisikan ceruk pasar yang layak

2. Mengembangkan produk layanan yang tepat bagi perusahaan 3. Menghasilkan ide

4. Mampu mengenali lingkungan 5. Mengenali manfaat peluang

6. Mampu membuat strategi untuk memanfaatkan peluang

Menurut Heru (2009:41), disebutkan juga bahwa kompetensi wirausaha terbagi menjadi 7, antara lain:

1. Kompetensi hubungan antar manusia, kompetensi wirausaha yang berhubungan dengan kemampuan menjaga, membangun, mengembangkan, hubungan baik dengan orang, serta pihak yang berkepentingan dengan aktivitas perusahaan, seperti dengan: rekan kerja, karyawan, penyalur barang, pemasok bahan, investor, kreditur, masyarakat

2. Kompetensi teknik, kompetensi wirausaha yang berhubungan dengan teknik, cara, bahan serta tenaga kerja yang menghasilkan berang dan jasa yang dihasilkan perusahaan

(12)

4. Kompetensi keuangan, kompetensi wirausaha dalam mengelola keuangan, terutama mencari sumber pendanaan yang paling murah, menggunakan dan menginvestasikan dana yang menguntungkan, membuat anggaran yang tepat dan membagi laba atas keuntungan usaha dengan memuaskan semua pihak yang berkepentingan

5. Kompetensi konseptual, kompetensi yang dimiliki oleh wirausahawan yang berhubungan dengan kemampuan untuk membuat konsep kegiatan, event, produk yang baik. Konsep tersebut apabila dijalankan dapat berhasil

6. Kompetensi dalam pengambilan keputusan, kompetensi yang dimiliki oleh wirausahawan yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengambil keputusan dengan tepat. Wirausaha selalu berhubungan dengan aktivitas yang berisiko, ketidak pastian lingkungan, maka dibutuhkan keahlian dalam pengambilan keputusan yang tepat, terukur dan menguntungkan.

7. Kompetensi dalam mengatur waktu, kompetesi yang dimiliki oleh wirausahawan yang berhubungan dengan kemampuan mengatur waktu dengan efisien

Sedangkan Fithri dan Amanda (2012:280), beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha adalah:

1. Kemampuan menganalisis secara sistematis

2. Kemampuan untuk mengambil peluang dan mengelola sumber yang ada 3. Kemampuan untuk menemukan kebutuhan internal dan eksternal dari

konsumen

(13)

2.3. Kepribadian

2.3.1. Pengertian Kepribadian

Kepribadian adalah serangkaian ciri yang relatif mantap, kecenderungan dan perangai yang sebagian besar dibentuk oleh faktor keturunan dan faktor sosial, kebudayaan dan lingkungan. Menurut Robins (2006:85) bahwa “Kepribadian merupakan total jumlah dari cara-cara dalam mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. Kepribadian seorang manajer sangat dipengaruhinya dalam bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain”.

Kepribadian yang rapuh akan berdampak negatif terhadap pekerjaan. Kepribadian yang baik yaitu apabila wirausaha dapat bekerjasama dengan baik serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara wajar dan efektif. Di Indonesia kata wiraswasta sering diartikan sebagai orang yang tidak bekerja pada sektor pemerintah seperti para pedagang, pengusaha, dan orang yang bekerja di perusahaan swasta. Sedangkan wirausahawan adalah orang yang mempunyai usaha sendiri. Wirausahawan adalah orang yang berani membuka kegiatan produktif yang mandiri. Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausaha agar wirausaha tersebut dapat maju / sukses (Laura, 2010:152)

Ada empat tipe kepribadian wirausaha, yaitu personal achiever, supersales

person, real manager, dan expert idea generation. Tipe kepribadian wirausaha

(14)

bila ia mengikuti achieving route tertentu sesuai tipe kepribadiannya (Helmi, 2008).

Salah satu aspek yang sangat popular dan perlu mendapat perhatian dalam berwirausaha adalah etika dan moral bisnis. Etika bisnis dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan, selain itu etika bisnis sangat menentukan maju mundurnya usaha yang dijalankan.

Menurut Zimmer dalam Suryana (2009:20) etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan yang dihadapi.

John, Donahue, dan Kentle (1991), membagi dimensi kepribadian menjadi lima yaitu openness to experience, conscientiousness,extraversion, agreeableness

dan neuroticism (OCEAN). Kepribadian openness to experience atau keterbukaan

terhadap pengalaman hidup antara lain penuh dengan ide baru, imajinasi yang aktif, cerdik dan mendalam, suka refleksi diri, penasaran dengan banyak hal, inovatif, dan artistik. Individu dengan openness to experience yang rendah atau

closed to experience memiliki kepribadian yang berkebalikan dari karakter

tersebut di atas seperti: tidak inovatif, suka sesuatu yang rutin, praktis, dan cenderung tertutup.

(15)

Sedangkan individu dengan conscientiousness yang rendah memiliki kepribadian: ceroboh, malas, tidak teratur, dan tidak dapat diandalkan. Kepribadian extraversion atau keterbukaan terhadap orang lain antara lain: aktif berbicara, penuh dengan energi, antusias, kepribadian yang tegas dan pasti, ramah dan suka bergaul. Individu dengan kepribadian ini disebut memiliki extaversion yang tinggi. Kebalikannya, individu dengan extraversion yang rendah memiliki kepribadian antara lain: pendiam, pemalu, sukar bergaul, dan tidak terlalu bargairah. Individu dengan kepribadian ini disebut juga memiliki kepribadian

introversion.

Agreeableness atau keterbukaan terhadap kesepakatan memiliki

kepribadian antara lain: suka bekerja sama, dapat dipercaya, penuh perhatian dan baik pada orang lain, sukamenolong, tidak mementingkan diri sendiri, pemaaf, dan tidak suka berselisih dengan orang lain. Individu dengan kepribadian tersebut dikatakan memiliki agreeableness yang tinggi. Sebaliknya, individu dengan

agreeableness yang rendah memiliki kepribadian antara lain: suka mencari

kesalahan orang lain, senang berselisih, tak acuh, tidak sopan, dan mementingkan diri sendiri.

Neoriticism atau keterbukaan terhadap tekanan memiliki kepribadian

(16)

kecewa, tenang dalam situasi menegangkan, dan tidak mudah tertekan. (Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), 2010.

2.4. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Hasil Penelitian

Lalit Sharma

Research indicated that the course of a student which he is studying also has an influence on his decision to become an entrepreneur.

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat dua faktor yang menentukan keberhasilan wirausaha yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari motivasi yang timbul dari dalam diri pelaku usaha, pengalaman dan pendidikan yang dimiliki wirausaha serta kepribadian wirausaha tersebut. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari dua faktor yaitu faktor lingkungan keluarga dan faktor lingkungan kerja. Sedangkan faktor yang menentukan keberhasilan wirausaha tersebut dipengaruhi oleh dua kriteria yaitu aspek dan karakteristik wirausaha. Aspek dan karakteristik wirausaha tersebut juga mempengaruhi individu dalam pemilihan jenis usahanya. Adapun profil seorang wirausaha yang sukses dipengaruhi oleh pemilihan jenis usaha yang individu tersebut.

(17)

Peneliti Judul Hasil Penelitian Kunto (2012) The research is to

find out whether

entrepreneur, 2). Partially, there’s no impact of entrepreneur knowledge in entrepreneur’s impact of students 3) there’s partial impact to solve entrepreneur problem to the interest of entrepreneur in students. It is suggested to (1) the entrepreneur interest of the students, teachers should give the material based on real-ity, (2) educational institution which curriculum oriented.

Diperoleh kesimpulan bahwa rencana pemasaran merupakan faktor yang paling dominan dalam mendorong keberhasilan usaha baru. Oleh karena itu faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru adalah penerapan yang diikuti

pengimplementasian keempat faktor dari rencana usaha (business plan) yaitu rencana pemasaran, rencana produksi, rencana organisasi dan manajemen serta keuangan.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mendorong keberhasilan usaha pakaian adalah penerapan pengetahuan kewirausahaan dan strategi pemasaran. Ini berarti hipotesis diterima.

2.5. Kerangka Konseptual

(18)

mencapai tujuanya. Keberhasilan usaha merupakan utama dari sebuah perusahaan dimana segala aktivitas yang ada didalamnya ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan. Dalam pengertian umum, keberhasilan menunjukan suatu keadaan yang lebih baik atau unggul dari pada masa sebelumnya. Hal inilah yang akan dituntut dalam menjalankan suatu usaha sampai nantinya usaha tersebut terus berjalan dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha seperti faktor pengetahuan dan kepribadian. Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang baru melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif, sehingga dapat menciptakan ide-ide atau peluang dan dapat dimanfaatkan dengan baik (Basrowi, 2014:18).

Pengetahuan terdiri dari pengetahuan langsung yaitu pengetahuan yang telah dimiliki oleh seorang wirausahawan sebelum ia menjadi seorang wirausaha serta pengetahuan tidak langsung yang di perolehnya dari berbagai pihak sebelum maupun saat ia telah menjadi seorang wirausaha (Widayana, 2006:9).

(19)

Kepribadian yang rapuh akan berdampak negatif terhadap pekerjaan. Kepribadian yang baik yaitu apabila wirausaha dapat bekerjasama dengan baik serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara wajar dan efektif. Di Indonesia kata wiraswasta sering diartikan sebagai orang yang tidak bekerja pada sektor pemerintah seperti para pedagang, pengusaha, dan orang yang bekerja di perusahaan swasta (Laura, 2010:152). Alasan kuat tersebutlah yang mendorong seseorang untuk membuka suatu usaha sendiri (kewirausahaan), karena kepribadian yang intelektual dan mampu serta berani dalam mengambil resiko yang ada maka wirausahawan pasti berani untuk membuka usaha dan mengembangkan usahanya tersebut untuk mencapai keberhasilan usaha yang diinginkan. Pada penelitian ini, penulis tidak mencantumkan dimensi

Neuroticism, karena dimensi tersebut mengandung nilai negatif, sehingga

berdasarkan uraian dan penjelasan tersebut di atas, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian Keberhasilan Usaha

(Y) Pengetahuan

Kewirausahaan (X1)

(20)

2.6. Hipotesis

Gambar

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan bahwa peran panti asuhan membawa pengaruh pada tumbuh kembang anak. Melalui panti asuhan anak di didik dengan dengan

Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Leptospirosis di Wliayah Puskesmas Bandarharjo Semarang Tahun 2013 Deviana Maharani 2013 Kota Semarang Case Control

Berdasarkan hasil perhitungan dan output SPSS, terdapat pengaruh kemampuan pengurus secara parsial terhadap SHU anggota Koperasi Kredit CU Khatulistiwa Bakti Kantor

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemahaman dan keterlibatan dalam Program USRI dengan perilaku hidup bersih dan sehat

Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan lama kerja tersebut biasanya tidak disertai efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja yang optimal, bahkan biasanya

Hasil penelitian dan kesimpulan menghasilkan beberapa hal yang dapat dijadikan saran dalam rangka pengembangan pengajaran kimia yaitu (1) Bagi guru diharapkan dapat

Batasan masalah pada penelitian ini yaitu mengunakan material baja tahan karat SS 304, pengelasan dilakukan menggunakan metode SMAW dan TIG, arus listrik yang digunakan saat

hanya mengawasi dan sebagai pembina para santri tersebut.. Jurnal el-Hikmah Fakultas Tarbiyah UIN Malang 153 4) Pondok pesantren tipe D, yaitu pondok pesantren yang