• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kadar Perekat Urea Formaldehida terhadap Kualitas Papan Partikel Kulit Buah Markisa(Passiflora edulis)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kadar Perekat Urea Formaldehida terhadap Kualitas Papan Partikel Kulit Buah Markisa(Passiflora edulis)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Bahan Baku Kulit Buah Markisa (KBM)

Markisa berasal dari daerah tropis dan sub tropis di Amerika. Markisa (Portugis: maracuja; Spanyol: maracuya) tergolong ke dalam genus Passiflora. Di Indonesia terdapat dua jenis markisa yaitu markisa ungu (passiflora edulis) dan markisa kuning (passiflora flavicarva) tumbuh di dataran rendah. Di Sumatera Barat sering disebut markisa manis(passiflora edulis forma flavicarva). Klasifikasi markisa sebagai berikut: Kingdom: Plantae; Divisio:

Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Malpighiales; Family:

Passifloraceae; Genus: Passiflora; Spesies: Passiflora edulis (Wikipedia,

2008).

Melimpahnya limbah kulit buah markisa selama ini belum termanfaatkan dan akan membutuhkan biaya untuk penanganannya. Menurut BKPM Povinsi Sumatera Utara (2009) menyatakan bahwa Sumatera Utara merupakan salah satu daerah sentra produksi markisa (Passifloraedulis Sims) di Indonesia.Industri pengolahan buah markisa menjadi produk minuman (sari markisa) menawarkan produk limbah berupa kulit buah markisa yang sangat potensial untuk digunakan sebagai pakan ruminansia, seperti kambing. Produksi limbah kulit buah markisa sebanyak 2,5–4 ton per hari.

(2)

kasar 7,32%, kandungan anti nutrisi tannin (1,85%) dan kandungan lignin 31,79%.

Papan Partikel

Menurut Maloney (1993) papan partikel merupakan salah satu jenis produk komposit atau panel kayu terbuat dari partikel- partikel kayu atau bahan-bahan berlignoselulosa lainnya yang diikat dengan perekat atau bahan-bahan pengikat lainnya kemudian dikempa panas. Berdasarkan kerapatannya papan partikel dibagi ke dalam tiga golongan :

a) Papan partikel berkerapatan rendah (low density particleboard), yaitu papan partikel yang mempunyai kerapatan kurang dari 0,59 g/cm3.

b) Papan partikel berkerapatan sedang (medium density particleboard), yaitu papan partikel yang mempunyai kerapatan antara 0,59-0,8 g/cm3.

c) Papan partikel berkerapatan tinggi (high density particleboard), yaitu papan partikel yang mempunyai kerapatan lebih dari 0,8 g/cm3.

Berdasarkan Haygreen dan Bowyer (1996), salah satu tipe partikel yang digunakan untuk bahan baku pembuatan papan partikel adalah pasahan (shaving) yang merupakan partikel kayu kecil berdimensi tidak menentu yang dihasilkan apabila mengetam lebar atau mengetam sisi ketebalan kayu. Dalam penelitian ini jenis partikel yang digunakan adalah pasahan (shaving) campuran yang diambil dari industri penggergajian untuk penggunaan mebel.

Maloney (1993) menyatakan bahwa dibandingkan kayu asalnya, papan partikel mempunyai beberapa kelebihan seperti :

a) Papan partikel bebas mata kayu, pecah dan retak

(3)

c) Tebal dan kerapatan papan partikel seragam serta mudah dikerjakan d) Mempunyai sifat isotropis

e) Sifat dan kualitasnya dapat diatur.

Papan partikel mempunyai kelemahan stabilitas dimensi yang rendah. Pengembangan tebal papan partikel sekitar 10-25% dari kondisi kering ke basah melebihi pengembangan kayu alami, serta pengembangan linearnya sampai 0,35%. Pengembangan panjang dan tebal papan partikel sangat besar pengaruhnya

pada pemakaian terutama bila digunakan sebagai bahan bangunan (Haygreen dan Bowyer, 1996).

Sifat bahan baku kayu sangat berpengaruh terhadap sifat papan partikelnya. Sifat kayu tersebut antara lain jenis dan kerapatan kayu, penggunaan kulit kayu, bentuk dan ukuran bahan baku, penggunaan kulit kayu, tipe, ukuran

dan geometri partikel kayu, kadar air kayu, dan kandungan ekstraktifnya (Haygreen dan Bowyer, 1996). Sutigno (2004) menyatakan bahwa jumlah dan

keadaan bahan pada hamparan bersama-sama dengan teknik pengempaan mempengaruhi kerapatan papan partikel. Jenis bahan baku juga akan mempengaruhi seberapa besar kualitas papan yang akan dihasilkan.

Spesifikasi sifat-sifat fisis dan mekanis menurut standar JIS A 5908 (2003) untuk papan partikel disajukan pada Tabel 1.

Tabel 1. Sifat fisis papan partikel menurut standar JIS A 5908 (2003)

No. Parameter Sifat Fisis Mekanis Standar JIS A 5908 (2003)

(4)

Perekat Urea Formaldehida (UF)

Dalam pembuatan papan partikel, perekat merupakan salah satu bagian yang terpenting.Perekat yang digunakan disesuaikan dengan kegunaan papan partikel.Perekat Penol Formaldehida digunakan untuk bagian eksterior sedangkan Urea Formaldehida digunakan untuk bagian interior.Menurut Pizzi (1983) dalam Iswanto (2007), perekat Urea Formaldehida (UF) merupakan hasil reaksi polimer kondensasi dari formaldehid dengan urea.Keuntungan dari perekat UF antara lain larut air, keras, tidak mudah terbakar, sifat panasnya baik, tidak berwarna ketika mengeras serta harganya murah.

Kelebihan dari perekat UF adalah harganya lebih murah, waktu untuk pengempaan perekat UF cepat bereaksi menggunakan kempa panas, dan perekat UF mudah digunakan dalam penggunaannya.Sedangkan kelemahan dari perekat UF adalah tidak cocok digunakan untuk keperluan kepentingan eksterior (Maloney, 1993).

Urea Formaldehida (UF) merupakan jenis perekat yang paling banyak digunakan pada pembuatan papan partikel dan produk panel lainnya. Hal ini karena harganya yang lebih murah, juga memiliki sifat pengerasan yang lebih cepat dibandingkan Fenol Formaldehida pada suhu yang sama. Penggunaan UF memiliki dampak yaitu terjadinya emisi formaldehida, adanya emisi formaldehida menyebabkan pencemaran pada udara, mulai dari bau yang kurang enak sampai terjadinya gangguan kesehatan (Sutigno, 2004).

Kadar Perekat Urea Formaldehida

(5)

diinginkan untuk menggunakan jumlah resin yang lebih banyak daripada yang diperlukan untuk memperoleh sifat-sifat yang diiginkan. Secara normal, kandungan resin papan berperekat urea bervariasi dari 6 sampai 10% atas dasar berat resin padat (Haygreen dan Bowyer, 1996).

Pada penelitian tersebut digunakan perekat Urea Formaldehida (UF) dengan kadar perekat 6%, 8% dan 10%. Hasil penelitian menunjukkan masih banyak sifat-sifat papan partikel dari ampas tebu baik sifat fisis maupun mekanis yang belum memenuhi persyaratan sesuai dengan standar yang digunakan. Beberapa sifat fisis papan partikel ampas tebu yang telah memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI), Standar Jepang (JIS) dan Standar FAO adalah kerapatan dan kadar air baik secara parsial maupun keseluruhan. Evaluasi terhadap penelitian terdahulu menunjukkan faktor kandungan perekat sebagai faktor penting penentu keteguhan papan partikel, sehingga dalam penelitian ini dilakukan penyempurnaan dengan menaikkan kadar perekat UF yang digunakan menjadi 12% dan 14% (Iskandar dan Supriadi, 2015)

Gambar

Tabel 1. Sifat fisis papan partikel menurut standar JIS A 5908 (2003) No. Parameter Sifat Fisis Mekanis Standar JIS A 5908 (2003)

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Sabtu tanggal Enam bulan Oktober tahun Dua Ribu Dua Belas (06/10/2012), Panitia Pengadaan Meubelair dan Alat Pengolah Data Perwakilan BPKP Provinsi

II Angkatan XXXIV Kelas E, maka setelah diadakan evaluasi dengan seksama oleh Pokja Pengadaan Barang Satker 450423 PKP2A I LAN dan setelah rapat akhir evaluasi

[r]

 Sidewall neutron porosity log (SNP), yang mempunyai kondisi optimum pada formasi non shaly yang mengandung liquid dengan porositas kurang dari 30%.  Compensated neutron log

Berdasarkan landasan teori di atas, maka penelitian ini hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah ada perbedaan toleransi antar umat beragama antara warga yang beragama

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan bentuk studi kasus. Penelitian ini berusaha mengungkapkan masalah/ kasus tentang miskonsepsi yang dialami siswa

Operasi pengukuran dengan alat ini akan memperoleh hasil yang optimum pada kondisi batuan invaded karbonat atau sand, range tahanan batuannya 0.5 – 100 ohm-m, invasi lumpur dalam,

Di Indonesia, pembelajaran berhitung dapat diajarkan pada anak asalkan sesuai dengan tahapanya dan metode yang digunakan harus menyenangkan, strategi pembelajaran matematika