• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Penderita Stroke di Rumah Sakit Daerah Kabanjahe Tahun 2014-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Penderita Stroke di Rumah Sakit Daerah Kabanjahe Tahun 2014-2015"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang bersifat multikausal, artinya tidak ditularkan dari orang ke orang. Meningkatnya kejadian PTM pada masyarakat di berbagai negara menyebabkan peningkatan perhatian terhadap kejadian tersebut.(Bustan, 2007). Penyakit tidak menular merupakan penyebab kematian terbesar di Asia Tenggara. Menurut laporan badan kesehatan dunia (WHO), Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian secara menyeluruh.

Indonesia sendiri saat ini sedang menghadapi masa peralihan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri yang berdampak pada bidang kesehatan, yaitu beban ganda pembangunan kesehatan. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah masih tingginya jumlah kejadian penyakit menular yang diikuti dengan mulai meningkatnya penyakit tidak menular. Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular (penyakit jantung koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes. (Riskesdas 2013).

(2)

Stroke sebagai masalah kesehatan utama di negara maju dan Negara berkembang ditandai dengan tingginya mortalitas dan morbiditas serta penyebab utama kecacatan pada orang dewasa baik cacat permanen maupun cacat sementara yang berdampak besar dari segi sosial dan ekonomi (Riskesdas,2007). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, serta menjadi penyebab kecacatan utama.

Lebih kurang 15 juta orang diseluruh dunia menderita stroke setiap tahunnya. Lima juta orang meninggal dunia dan 5 juta yang lain mengalami kecacatan sehingga masalah ini akan berdampak pada individu itu sendiri, keluarga, masyarakat dan pemerintahan (Towfighi A, 2011). Stroke merupakan penyakit kelima yang menyebabkan kematian dan penyebab utama kecacatan di Amerika Serikat (Amerika Heart Association, 2016).

Pada tahun 2012, stroke adalah penyebab kematian pada peringkat tiga secara global. Dari 17,5 juta kematian akibat penyakit kardiovaskular pada tahun 2012, diperkirakan 6,7 juta (38,28 %) disebabkan oleh stroke (WHO, 2015).

Secara pukul rata dapat dikatakan bahwa angka kejadian (insiden) stroke adalah 200 per 100.000 penduduk (Lumban Tobing, 2003). Stroke menyebabkan kematian 275000-300.000 orang di Amerika setiap tahunnya (Harsono, 2005).

(3)

penduduk usia lanjut (Riskesdas,2013). Pada tahun 2030 diperkirakan 23,6 juta orang akan meninggal akibat penyakit jantung dan stroke (Bustan, 2007). Insidens stroke meningkat secara eksponensial seiring dengan meningkatnya umur (Sacco R.L dan B. Albala, 2001). Studi Framingham menunjukkan terjadi peningkatan insidens stroke per 1000 penduduk dari 22 % pada kelompok umur 45-55 tahun, menjadi 32% pada kelompok umur 55-64 tahun dan 83% pada kelompok umur 65-74 tahun (Caplan L.R, 2000).

Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7,0 per mil dan yang berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per mil. Jadi, sebanyak 57,9 persen penyakit stroke telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan. Prevalensi Stroke berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan tertinggi di Sulawesi Utara (10,8‰), diikuti DI Yogyakarta (10,3‰), Bangka Belitung dan DKI Jakarta masing-masing 9,7 per mil. Untuk prevalensi Stroke per 1.000 penduduk di Sumatera Utara pada tahun 2007 sebesar 6% dan pada tahun 2013 sebesar 10% (Kemenkes RI, 2015).

(4)

berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (8,2‰) maupun berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan atau gejala (12,7‰). Prevalensi lebih tinggi pada masyarakat yang tidak bekerja baik yang didiagnosis tenaga kesehatan (11,4‰) maupun yang didiagnosis tenaga kesehatan atau gejala (18‰) (Riskesdas, 2013).

Berbagai faktor risiko dikaitkan dengan terjadinya stroke seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung. Hipertensi merupakan faktor risiko utama stroke pada semua kelompok umur. Hipertensi yang tidak terkendali di Indonesia adalah sekitar 95,9% dan terbukti sebagai faktor risiko mayor stroke (Lamsudin, 1998). Hipertensi menyebabkan setidaknya 51% kematian karena penyakit stroke (WHO, 2013). AHA (America Heart Association) juga melaporkan 77 % penderita stroke memiliki riwayat hipertensi (Shadine, 2010).

Diabetes Melitus juga merupakan salah satu faktor risiko stroke. Penelitian Gertler, dkk pada tahun 1975 mengemukakan bahwa pada penderita stroke iskemik dijumpai 30 % dengan diabetes mellitus (Lumban Tobing, 2003).

Selain itu, penyakit jantung juga menjadi salah satu faktor penyebab stroke. Dua per tiga dari orang yang mengidap penyakit jantung kemungkinan akan terkena serangan stroke (Elaine, 1998).

(5)

Data hasil Yuli Marlita (2012) di RSUP H. Adam Malik Medan terdapat 217 penderita stroke dan diperoleh 105 pria (48.4%) dan 112 wanita (51.6%). Umur rata-rata 60-79 dengan rentang umur 17 tahun hingga 87 tahun. Didapati persentase dari masing-masing faktor risiko dari persentase yang terbesar hingga persentase terkecil sebagai berikut hipertensi 74.2%, riwayat TIA/stroke sebelumnya 31.3%, riwayat diabetes mellitus 30%, dan riwayat penyakit jantung 15.7%. Hasil survey pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Kabanjahe didapat jumlah penderita komplikasi stroke dari semua yang dirawat inap tahun 2014-2015 adalah 118 orang.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita stroke di Rumah Sakit Umum Kabanjahe tahun 2014-2015.

1.2 Perumusahan Masalah

Belum diketahui tentang karakteristik penderita stroke di rumah sakit umum daerah Kabanjahe tahun 2014 - 2015.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui tentang karakteristik penderita stroke di rumah sakit umum daerah kabanjahe tahun 2014 – 2015.

1.3.2 Tujuan Khusus

(6)

2. Mengetahui distribusi penderita stroke berdasarkan riwayat penyakit sebelumnya.

3. Mengetahui distribusi penderita stroke berdasarkan tipe stroke.

4. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke berdasarkan letak kelumpuhan. 5. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita stroke.

6. Mengetahui distribusi penderita stroke berdasarkan sumber biaya.

7. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

8. Mengetahui distribusi proporsi umur penderita stroke berdasarkan tipe stroke. 9.Mengetahui distribusi lama rawatan rata-rata berdasarkan tipe stroke.

10. Mengetahui distribusi tipe stroke berdasarkan riwayat penyakit sebelumnya. 11. Mengetahui distribusi lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya

penderita stroke.

12. Mengetahui distribusi tipe stroke berdasarkan keadaan sewaktu pulang. 1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit Umum Daerah Kabanjahe Kabupaten Karo agar dapat meningkatkan program penyuluhan tentang pencegahan penyakit stroke.

2. Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Sumatera Utara dan penelitian selanjutnya.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

perencanaan awal. Pada tahap ini pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw. 3)Tahap pengamatan

Masalah penelitian adalah:adakah hubungan daya ledak otot tungkai, daya ledak otot lengan dan daya tahan kekuatan otot perut terhadap smash normal pada

22 Media pembelajaran Melakukan bimbingan dan fasilitasi bagi lembaga untuk mendapatkan pemahaman mengenai ketentuan media pembelajaran yang seharusnya dipenuhi, serta membantu

Pusat Kajian Perlindungan Anak tahun 2010 tentang Melindungi Anak dengan Hukum.. UNICEF 2004 Perlindungan Terhadap Anak yang Berhadapan

Substansi model pembelajaran transformative berbasis learning how to learn ini meliputi pengembangan peran dosen sebagai fasilitator belajar, penguatan peran mahasiswa sebagai

1) Mengubah keadaan sekeliling dan mendorong ego. Untuk mengatasi permasalahan klien, pekerja sosial dapat mengadakan perubahan atau perbaikan keadaan di sekitar klien

Strategi atau metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Strategi dalam pelaksanaan menempati

141. Dalam pembelajaran PKn dikenal beberapa asas yang patut diketahui oleh guru yang akan membelajarkan kepada peserta didiknya. Salah satunya adalah guru harus memandang peserta