• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Pseudomonas Aeruginosa Pada Sampel Apus Luka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Identifikasi Pseudomonas Aeruginosa Pada Sampel Apus Luka"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Identifikasi Pseudomonas aeruginosa pada Sampel Urine Hari/Tanggal

Hari Ke-1: 18 Juni 2013 Hari Ke-2: 19 Juni 2013 Hari Ke-3: 20 Juni 2013 Tujuan Praktikum

Memahami gambaran koloni Pseudomonas aeruginosa pada media MC dan media selektif lainnya dan memahami cara identifikasi serta isolasi Pseudomonas aeruginosa.

Teori Dasar

Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri patogen utama bagi manusia. Bakteri ini kadang-kadang mengkoloni pada manusia dan menimbulkan infeksi apabila fungsi pertahanan inang abnormal. Oleh karena itu, Pseudomonas aeruginosa disebut patogen oportunistik, yaitu memanfaatkan kerusakan pada mekanisme pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi (Boel T. 2004).

Bakteri ini dapat juga tinggal pada manusia yang normal dan berlaku sebagai saprofit pada usus normal dan pada kulit manusia. Ada faktor sifat yang memungkin Pseudomonas aeruginosa mengatasi pertahanan tubuh inang yang normal dan menyebabkan suatu penyakit yaitu phili yang melekat dan merusak membrane basalis; polisakarida simpai yang meningkatkan perlekatan pada jaringan tetapi tidak menekan fagositosis; hemolisin yang memiliki aktifitas posfolipasa; kolagen, elastin dan flagel yang membantu pergerakan. Sehingga, infeksi Pseudomonas aeruginosa menjadi problema serius pada pasien rumah sakit, dan menjadi sangat infeksius apabila inang menderita kanker, fibrosis kistik dan luka bakar. Angka fatalitas pasien-pasien tersebut mencapai 50% (Boel T. 2004).

Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri bentuk batang gram negatif, 0,5-1,0 x 3,0-4,0 um. Umumnya mempunyai flagel polar, tetapi kadang-kadang bias memiliki 2-3 flagel. Bila tumbuh pada perbenihan tanpa sukrosa terdapat lapisan lendir polisakarida ekstraseluler. Struktur dinding sel sama dengan famili Enterobacteriaceae. Strain yang diisolasi dari bahan klinik sering mempunyai vili untuk perlekatan pada permukaan sel dan memegang peranan penting dalarn resistensi terhadap fagositosis (Boel T. 2004).

(2)

Bakteri ini oksidase positif dan tidak meragi karbohidrat, tetapi banyak strain mengoksidasi glukosa. Pengenalan biasanya berdasarkan morfologi koloni, sifat oksidase positif, adanya daya pigmen yang khas. Untuk membedakan Pseudomonas aeruginosa dengan yang lain berdasarkan aktivitas biokimiawi, dibutuhkan pengujian dengan berbagai substrat (Boel T. 2004).

Pseudomonas aeruginosa tumbuh dengan baik pada suhu 37º – 42º C. Pertumbuhan pada suhu 42ºC membedakan Spesies ini dari Pseudomonas yang lain (Volk dan Wheeler,1989). Bentuk koloni tidak teratur, transparan dan memperlihatkan warana hijau kebiruan. Pada agar darah terlihat reksi beta hemolisa disekitar koloni (Bibiana W. Lay dan Sugyo Hastowo, 1992). Pseudomonas aeruginosa tidak meragikan laktosa dijumpai pada media Mac Conkey dan sering menghasilkan pigmen piosianin yaitu pigmen yang berwarna hijau kebiruan yang tak berfluoresenso dan larut dalam chloroform (Tony dan Paul Shears,1997 ).

Pada uji biokimia, bakteri ini menghasilkan hasil negatif pada uji Metil Red, dan Voges-Proskauer. Serta mencairkan gelatin dan tidak membentuk H2S, indol negatif, tidak memecah urea (Depkes,1989). Bakteri ini secara luas dapat ditemukan di alam, contohnya di tanah, air, tanaman, dan hewan. P. aeruginosa adalah patogen oportunistik. Bakteri ini merupakan penyebab utama infeksi pneumonia nosokomial. Meskipun begitu, bakteri ini dapat berkolonisasi pada manusia normal tanpa menyebabkan penyakit (Evita, 2005).

Alat, Bahan, dan Metode Alat

Cawan petri, inkubator, ose bulat dan ose jarum, pembakar spirtus, rak tabung, tabung durham, tabung reaksi, tissue.

Bahan

Alkohol 70%, kertas label, KOH 40%, Mac Conkey Agar (MCA), media AD, media gula-gula cair (glukosa, laktosa, maintol, sukrosa), media MR (Methyil Red), media SIM (Sulfit Indol Motility), media SC (Simmons Citrate), media urease, media VP (Voges Proskauer), reagen Kovaks, reagen MR, sampel apus luka, Triple Sugar Iron Agar (TSIA), α-naftol.

(3)

Metode

Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode streak plate, metode agar miring goresan, metode tusukan agar tegak, dan metode adukan pada medium agar cair. Hasil Pengamatan

Hari Pertama : Isolasi pada media MC dan AD Hari Kedua

Tabel 1. Hasil Isolasi pada Media Selektif

No. Ciri Koloni : Media : MC Media AD

1 Bentuk Bulat Bulat

2 Ukuran 1-2mm 1-2mm

3 Warna Jernih jernih

4 Elevasi Cembung cembung

5 Pinggiran Rata rata

6 Ciri khas lainnya Mucoid/basah Beta hemolisa

Hari Ketiga

Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji Biokimia

No. Nama Uji Pengamatan Hasil (+/-)

1 Gula-gula cair :

Glukosa fermentasi : terjadi perubahan warna media

dari ungu menjadi kuning. Gas : menghasilkan gelembung.

+

Laktosa fermentasi : tidak terjadi perubahan warna media dari ungu menjadi kuning.

Gas : tidak menghasilkan gelembung.

-Manitol fermentasi : terjadi perubahan warna media

dari ungu menjadi kuning. Gas : menghasilkan gelembung.

+

Sukrosa fermentasi : tidak terjadi perubahan warna

media dari ungu menjadi kuning. Gas : tidak menghasilkan gelembung.

-2 MR Tidak terjadi perubahan warna media setelah

ditambahkan reagen MR.

(4)

-3 VP Tidak terbentuk cincin merah kecoklatan menjadi ungu setelah ditambahkan α-naftol dan KOH 40%.

-4 SIM Tidak terbentuk warna hitam.

-Tidak terbentuk cincin merah setelah ditambahkan

reagen kovaks.

-Tidak ada pergerakkan bakteri ke permukaan.

-5 TSIA Lereng : berubah menjadi merah Basa

Dasar : berubah menjadi kuning Asam

H2S : tidak terbentuk warna hitam Gas (+) : terbentuk gas

-6 SC Terjadi perubahan warna dari hijau menjadi

biru.

+

7 Urease Tidak terjadi perubahan

-Pembahasan

Praktikum kali ini ialah mengidentifikasi bakteri Pseudomonas aeruginosa pada sampel apus luka. Pada praktikum ini dilakukan beberapa tes biokimia dengan beberapa media. Media yang digunakan ialah media MC, media AD, media gula-gula (glukosa, laktosa, manitol, dan sukrosa), media SIM, Methyl red, Voges proskauer, dan Simmon’s citrat, media TSIA (H2S) dan media urease. Masing-masing media ini cara pengerjaannya berbeda-beda. Untuk media yang cair seperti media gula-gula (glukosa, laktosa, manitol, dan sukrosa), SIM, Methyl red dan Voges proskauer dilakukan dengan penanaman menggunakan kawat ose yang membulat, sedangkan media agar miring (Urease, TSIA, Simon’s citrat) dilakukan dengan cara penggoresan (Adhy Ws, 2011).

Hasil pengamatan koloni bakteri setelah 24 jam pada medium MC dan AD dengan metode streak plate didapatkan koloni dengan bentuk bulat, dengan elevasi cembung dan pinggiran koloni yang rata serta mucoid, ukuran 1-2mm, halus, bening dan beta hemolisa pada media AD. Pseudomonas aeruginosa tumbuh dengan baik pada suhu 37º – 42º C. Pertumbuhan pada suhu 42ºC membedakan spesies ini dari Pseudomonas yang lain (Volk dan Wheeler,1989). Bentuk koloni tidak teratur, transparan dan memperlihatkan warana hijau kebiruan. Pada agar darah terlihat reksi beta hemolisa disekitar koloni (Bibiana W. Lay dan Sugyo Hastowo, 1992). Pseudomonas aeruginosa tidak meragikan laktosa dijumpai pada media Mac Conkey (Tony dan Paul Shears,1997 ).

(5)

Pada pengamatan uji gula-gula (glukosa, laktosa, manitol, sukrosa) hanya memfermentasi glukosa dan manitol, warna akhir medium adalah kuning dan terbentuk gas sehingga menunjukkan hasil positif, sedangkan pada medium laktosa dan sukrosa tidak terjadi perubahan warna, menunjukkan hasil negatif. Adanya perubahan warna pada medium yang berisi biakan bakteri sampel yang membuktikan bahwa bakteri tersebut mempunyai enzim untuk mengubah struktur gula menjadi produk fermentasi. Bakteri ini oksidase positif dan tidak meragi karbohidrat, tetapi banyak strain mengoksidasi glukosa (Boel T. 2004). Pseudomonas aeruginosa tidak meragikan laktosa dijumpai pada media Mac Conkey (Tony dan Paul Shears,1997 ).

Pada pengamatan uji MR didapatkan hasil negatif karena tidak terjadi perubahan warna media dari kuning menjadi merah setelah ditambahkan reagen MR. Hal ini menunjukkan tidak mampu membentuk asam dengan pH di bawah 4,4. Pada uji biokimia, bakteri ini menghasilkan hasil negatif pada uji Metil Red, dan Voges-Proskauer. Serta mencairkan gelatin. (Depkes,1989)

Pada pengamatan uji VP didapatkan hasil negatif karena tidak terbentuk cincin merah kecoklatan menjadi ungu setelah ditambahkan α-naftol dan KOH 40%. Yang menunjukan bahwa bakteri ini tidak mampu menghasilkan produk akhir yang netral (asetilmetilkarbinol) dari fermentasi glukosa. Pada uji biokimia, bakteri ini menghasilkan hasil negatif pada uji Metil Red, dan Voges-Proskauer. Serta mencairkan gelatin. (Depkes,1989)

Pada pengamatan uji SIM tidak membentuk H₂S, tidak terbentuk cincin merah setelah ditambahkan reagen kovaks, dan tidak adanya pergerakan bakteri ke permukaan. Pada uji biokimia, bakteri ini mencairkan gelatin dan tidak membentuk H2S, indol negatif, tidak memecah urea (Depkes,1989)

Pada pengamatan uji TSIA didapatkan hasil lereng merah yang berarti basa, dasar kuning yang berarti asam, H2S negatif dan menghasilkan gas. Hal ini menunjukan bahwa bakteri tersebut hanya mampu memfermentasikan 1 macam gula yaitu glukosa sehingga pada bagian lerengnya terjadi oksidasi protein yang menghasilkan PH basa. Pada uji biokimia, bakteri ini tidak membentuk H2S (Depkes,1989). Bakteri ini oksidase positif dan tidak meragi karbohidrat, tetapi banyak strain mengoksidasi glukosa (Boel T. 2004). Pseudomonas aeruginosa tidak meragikan laktosa dijumpai pada media Mac Conkey (Tony dan Paul Shears,1997 ).

(6)

Pada uji SC terlihat adanya perubahan warna medium dari hijau menjadi biru yang menandakan bahwa bakteri tersebut menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Indikator yang digunakan yaitu BTB ( Bromtimol Blue). Reaksi terjadi perubahan warna dari hijau menjadi biru karena Citrate acid dibantu oleh enzim citrase → Oxalacetic acid + acetic acid → pyruvic acid + excesscarbon dioxside CO2 + 2Na+ + H2O → Na2CO3 → pH alkali → sehinga menyebabkan perubahan warna dari hijau menjadi biru (Herawati dkk., 2012).

Pada pengamatan uji Urease tidak terjadi perubahan warna dari orange menjadi pink, karena mampu untuk menghidrolisis urea, hal ini menunjukkan hasil yang negatif. Pada uji biokimia, bakteri ini mencairkan gelatin dan tidak membentuk H2S, indol negatif, tidak memecah urea (Depkes,1989)

Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa bakteri yang diidentifikasi ialah bakteri Pseudomanas aeruginosa karena terdapat kesamaan antara Teori Dasar dengan hasil pengamatan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada sampel apus luka didapatkan 100% menunjukkan bakteri Pseudomonas aeruginosa.

Daftar Pustaka

Boel T. 2004. Infeksi saluran kemih dan kelamin. Sumatra Utara : Fakultas Kedokteran Gigi USU.

Bibiana W. Lay, Sugyo Hastowo, 1992, Bakteriologi Umum, Rajawali Pers, Jakarta. Dep. Kes. RI, 1989, Bakteriologi Klinik, Dep Kes RI, Jakarta.

Herawati I, Novila A. 2010. Modul Penentuan Praktikum Mikrobiologi I. Prodi D (III) Analis kesehatan STIKes A. Yani. Cimahi.

(7)

Mayasari, Evita. 2005. Pseudomonas aeruginosa : Karakteristik, Infeksi dan Penanganan (Tesis). Universitas Sumatra Utara.

Toni dan Paul Shears,1997, Mikrobiologi kedokteran, Hiprokrates, Jakarta. Volk dan Wheeler, 1989, Mikrobiologi dasar Edisi Kelima, Erlangga: Jakarta. Lampiran

Gambar 1. (Kiri) Koloni Bakteri pada media MC. (Kanan) Koloni pada media AD Sumber : Dokumentasi Pribadi

(a) (b) (c) (d)

Gambar 2. Hasil Uji Gula-Gula. (a) Glukosa. (b) Laktosa. (c) Manitol. (d) Sukrosa.

(8)

(a) (b) (c) Gambar 3. (a) Uji MR, (b) Uji VP (c) Uji SIM

Sumber : Dokumentasi Pribadi

(a) (b) (c)

Gambar 3. (a) Uji TSIA, (b) Uji SC (c) Uji Urease Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar

Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji Biokimia
Gambar 1. (Kiri) Koloni Bakteri pada media MC. (Kanan) Koloni pada media AD Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.  (a) Uji TSIA, (b) Uji SC (c) Uji Urease Sumber : Dokumentasi Pribadi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji positif ditandai dengan adanya perubahan warna (kuning) dan dengan atau tanpa pembentukan gas. Bakteri Salmonella spp. memberikan hasil uji negatif ditandai

Hasil uji fermentasi menggunakan pereaksi laktosa, sukrosa dan mannitol terhadap ketiga isolat memberikan hasil negatif karena tidak terjadi perubahan warna dari merah

Dari hasil uji keasaman dengan menggunakan indikator metil merah, silika mesopori abu sekam padi terjadi perubahan menjadi warna kuning yang menunjukkan bahwa silika

Hasil uji fitokimia dengan penyemprotan reagen dragendorff dan formaldehyde pada fraksi 29–32 tidak didapatkan perubahan warna orange ataupun coklat sehingga

Pengamatan dengan spektrofotometer terhadap perubahan warna reagen Curcumax dalam ekstrak bakso yang mengandung boraks lebih tepat dibandingkan uji kualitatif dengan

Hasil Analisis kandungan boraks dapat ditandai dengan adanya perubahan warna pada sampel uji dari warna kuning menjadi berwarna merah kecoklatan, namun bila tidak terjadi

Uji alkaloid yang dilakukan pada tanaman Hanjuang merah dengan pelarut Meyer menunjukkan hasil yang negatif, karena warna endapan yang ditimbulkan bukanlah kuning muda,

Staphylococcus aureus Pada penelitian ini didapatkan hasil 6 sampel koloni terduga Staphylococcus aureus yang dapat dilihat dari perubahan warna media dari merah menjadi kuning