• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN PROTEIN (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN PROTEIN (2)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN PROTEIN

Iswanto

1

, Arlissha Sharon Pariama

2

, Aprillia Juana Demetouw

3

123Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana

472017417

ABSTRACT

Amino acids are derivatives of carboxylic acids, one H atom is replaced by the NH 2 group. In general, the replaced H atom resides in the C atom of the alpha position. In addition, the definition of protein can also be seen from the derivatives of amines, 1 H atom from ammonia (NH3) replaced by carboxylic acid. Peptide bond is a mutual bond of amino acids to form proteins. This bond is derived from the incorporation of OH and NH2 and the withdrawal of one water molecule (H2O). Amino acids are the building blocks of proteins. One protein molecule developed by 30 types of amino acids with 29 peptide bridges. Each amino acid varies due to the side chain of alpha carbon atoms, so that each amino acid has different chemical properties. Ninhydrin in the general properties of strong oxidizing reagents are full of all α amino acids. From this lab is a complex formed two molecules of ninhydrin that undergo ammonia after the amino acid is oxidized. In sulfur test 0.02% albumin solution, 0.02% gelatin, and 0.02% pepton also did not change color. The sulfur test also gives a positive effect on proteins containing amino acids containing sulfur groups such as cysteine, cystine, and methionine. In the xanthoproteate test all the solutions. In the xanthroproteate test the reaction is nitration at the benzene nucleus present in the protein molecule. In biuret tests on 0.02% and 2% albumin, 0.02% and 2% gelatin, 0.02% and 2% peptons also changed color. Protein 2% more discolored from the 0.2% protein in this experiment.

Keywords : Amino Acids, Ninhydrin Test, Sulfur Test, Xanthiproteate Test, Biuret Test.

ABSTRAK

(2)

xanthoproteat semua larutan menghasilkan perubahan warna. Dalam uji xanthoproteat reaksi yang terjadi adalah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Pada uji biuret pada larutan albumin 0,02 % dan 2 %, gelatin 0,02 % dan 2 %, pepton 0,02 % dan 2 % juga mengalami perubahan warna.

Protein 2% lebih berubah warna dari protein 0,2 % pada percobaan ini.

Kata kunci : Asam Amino, Uji Ninhidrin, Uji Belerang, Uji xanthiproteat, Uji Biuret.

PENDAHULUAN

Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (COOH) dan amina biasanya NH. Dalam biokimia sering kali pengertiannya dipersempit keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama disebut atom C "alfa" atau α. Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam (Anonim, 2013).

Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus NH2 pada atom karbon α dari posisi gugus – COOH. Pada

umumnya asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organic non polar seperti eter, aseton dan klorofrm. Sifat asam amino ini berbeda dengan asam karbiksilat maupun aromatic yang terdiri atas beberapa atom karbon umumnya kurang larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organic. Demikian pula dengan amina pada umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik (Poedjiadi dan Supriyanti,2006).

Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006).

Protein adalah komponen dasar dan utama makanan yang diperlukan oleh semua makhluk hidup sebagai bagian dari daging, jaringan kulit, otot, otak, sel darah merah, rambut,dan organ tubuh lainnya yang dibangun dari protein (Sandjaja, 2010). Protein mempunyai fungsi penting yaitu untuk pertumbuhan, memperbaiki sel tubuh yang rusak, bahan pembentuk plasma kelenjar, hormone, dan enzim, cadangan energi jika terjadi kekurangan, menjaga keseimbangan asam basa darah (Sandjaja, 2010). Protein merupakan rangkaian asam-asam amino yang sekuennya ditenntukan oleh kodegenetik. Beberapa asam amino yang menyusun tidak dapat disintesis dalam tubuh (asam aminoesensial) sehingga harus didapatkan dari makanan yang dikonsumsi (Sandjaja, 2010).

(3)

Ditinjau dari strukturnya protein dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu golongan protein sederhana dan protein gabungan. Yang dimaksud dengan protein sederhana ialah protein yang hanya terdiri atas protein dan gugus bukan protein. Gugus ini disebut gugus prostetik dan terdiri atas karbohidrat, lipid atau asam nukleat. Protein sederhana dapat dibagi dalam dua bagian menurut bentuk molekulnya, yaitu protein fiber dan protein globular. Protein fiber mempunyai bentuk molekul panjang seperti serat atau serabut, sedangkan protein globular berbentuk bulat (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006).

METODE

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari rabu tanggal 7 Februari 2018 pukul 15.00-17.00 WIB di Laboratorium Biokimia, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana.

2.2 Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan antara lain tabung reaksi, rak tabung reaksi, penangas air, pipet volum, pipet tetes, beker gelas, gelas kimia, albumin 0,02 % dan 2 %, gelatin 0,02% dan 2%, pepton 0,02% dan 2% dan 2 % larutan ninhidrin, Pb-asetat, NaOH 10% dan 30%, CuSO4.

2.3 Prosedur

2.3.1 Uji Ninhidrin

Percobaan pertama menggunakan sampel ninhidrin, albumin, gelatin dan pepton. Menambahkan 0,5 ml larutan ninhidrin kedalam larutan protein dan memanaskannya dalam penangas air selama 10 menit, memperhatikan warna larutan yang mengalami perubahan atau tidak. Melakukan percobaan ini menggunakan larutan albumin 0,02% dan 2%, gelatin 0,02% dan 2%, dan pepton 0,02% dan 2%. Setelah mendapatkan hasil perubahan warna dan mencatat hasil ditabel.

2.3.2 Uji Belerang

Percobaan uji belerang pertama-tama menambahkan 2 ml larutan protein dengan 5 ml NaOH 10% dan memanaskan larutan sampai mendidih selama 10 menit. Setelah itu menambahkan 2 tetes Pb-asetat 5% , dan melanjutkan dengan memanaskan larutan selama beberapa menit, lalu mengamati warna yang terjadi. Melakukan percobaan ini pada larutan protein yaitu albumin 2% dan 0,02%, gelatin 2% dan 0,02%, dan pepton 2% dan 0,02%. Setelah mengetahui perubahan warna yang terjadi dan mencatat hasil pada tabel.

2.3.3 Uji Xanthoproteat

Pada percobaan uji xanthoproteat pertama-tama menambahkan 1 ml HNO3 pada 2 ml larutan

(4)

Melihat perubahan yang terjadi pada larutan setelah dicampurkan NaOh. Melakukan percobaan ini terhadap larutan albumin 2%, gelatin 2% dan pepton 2%.

2.3.4 Uji Biuret

Pada percobaan uji biuret pertama menambahkan 1 ml NaOH 10% kedalam 3 ml larutan protein dan mengocok larutan. Setelah itu menambahkan 1 tetes larutan CuSO4 0,1% dan mengocok larutan. Jika

pada larutan tidak menghasilkan perubahan warna, menambahkan 1 atau 2 tetes CuSO4. Setelah

mendapatkan hasil dan perubahan warna yang dihasilkan mencatat hasil pada tabel.

HASIL

3.1 Uji Ninhidrin

No. Larutan Hasil Keterangan Gambar

1. Pepton 0,02% Tetap bening Bening > bening

2. Pepton 2% Berubah Kuning>ungu pekat

3. Gelatin 0,02% Tetap bening Bening>bening

(5)

5. Albumin 0,02% Tetap bening Bening>bening

6. Albumin 2% Berubah Bening>ungu tua

3.2 Uji Belerang

No. Larutan Hasil Keterangan Gambar

1. Pepton 0,02% Tetap bening Bening>bening Pepton 2% Berubah Kunng pekat>kuning

bening

Gelatin 0,02% Berubah Bening>ungu kebeningan

Gelatin 2 % Berubah Bening>ungu

(6)

Albumin 0,02% Tetap bening Bening>ungu kebeningan

Albumin 2% Berubah Bening>ungu jernih

3.3 Uji Xanthoproteat

No. Larutan Hasil Keterangan Gambar

1. Pepton 2% Berwarna kuning tua pH = 14 bersifat basa kuat

2. Gelatin 2 % Bening pH = 14 bersifat basa kuat

(7)

3.4 Uji Biuret

No. Larutan Hasil Keterangan Gambar

1. Pepton 0,02% Berubah Bening>bening kebiruan

2. Pepton 2% Berubah Bening>bening

coklat muda

3. Gelatin 0,02% Berubah warna Bening>ungu kebeningan

4. Gelatin 2 % Berubah warna Bening pekat>ungu kebeningan

(8)

6. Albumin 2% Berubah Bening>ungu jernih pucat

PEMBAHASAN

Asam amino merupakan turunan dari asam karboksilat, satu atom H digantikan oleh gugus NH2.

Pada umumnya atom H yang digantikan tersebut terletak pada atom C posisi alfa. Disamping itu, pengertian protein dapat pula dipandang dari turunan amina, 1 atom H dari amoniak (NH3) digantikan

oleh asam karboksilat. Asam amino non polar terdiri dari lima asam amino yang mengandung gugus R alifatik (alanin, lesin, isoleusin, valin, dan prolin), dua dengan R aromatik (fenilalanin dan triptofan), dan satu yang mengandung atom sulfur (metionin). Pada umumnya golongan asam amino bersifat kurang larut dalam air dibandingkan dengan golongan asam amino polar. Contoh dari asam amino non polar adalah glisin, alanin, valin, leusin, dan prolin.

Asam amino polar dapat digolongkan lebih mudah larut air dibandingkan dengan non polar. Karena gugus R polar atau mengutub dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Kekutuban serin, treonin, dan triosin dapat disebabkan oleh gugus hidroksil, asparagin dan glutamin oleh gugus amida, dan sistein oleh gugus sulfhidril (-SH). Asparagin dan glutmin merupakan bentuk senyawa amida dari asam aspartat dan asam glutamate yang mudah terhidrolisis oleh asam atau basa. Sistein yang mengandung gugus tiol dan tirosin yang mengandung gugus hidroksifenol bersifat paling mengutup dalam golongan asam amino polar. Contoh dari asam amino polar adalah serin, threonin, sistein, metionin, asparagin, dan glutamin. Hidrofobik adalah suatu asam amino yang menolak air dan cenderung membentuk kelompok. Umumnya asam amino tersebut terdapat pada bagian dalam protein. Contoh dari asam amino yang bersifat hidrofobik adalah alanin, isoleusin, leusin, metionin, fenilalanin, prolin, triptofan, tirosin, dan valin.

(9)

mengandung gugus karoboksil dan gugus amino serta mempunyai gugus amino bebas. Namun pada percobaan gelatin 2 % kelompok kami menghasilkan perubahan warna kuning muda menjadi bening sedangkan kelompok lain menghasilkan perubahan warna dari kuning muda-menjadi ungu kurang pekat. Hal ini terjadi dikarenakan human error atau adanya kesalahan tidak bersihnya peralatan ataupun larutan ninhidrinnya tereduksi sehingga kurang berekasi dengan asam amino. Pada sampel pekat terjadi perubahan warna hal ini disebabkan karena mengandung asam α-amino yang memiliki gugus α-amino yang bebas. Sedangkan pada sampel cair tidak mengalami perubahan warna hal ini disebabkan tidak mengandung asam amino bebas atau salah satu gugus karboksil. Faktor yang mempengaruhi adalah adanya senyawa kompleks yang terbentuk mengandung dua molekul ninhidrin yang bereaksi dengan amonia setelah asam amino dioksidasi.

Pada praktikum kali ini didapatkan hasil pada uji belerang larutan albumin 0,02 %, gelatin 0,02 %, dan pepton 0,02 % tidak mengalami perubahan warna. Warna sebelum dipanaskan bening dan setelah dipanaskan hasilnya tetap sama dan tidak mengalami perubahan. Uji belerang juga memberikan hal yang positif terhadap protein yang mengandung asam amino yang memiliki gugus belerang seperti sistein, sistin, dan metionin. Jika didalam protein mengandung belerang maka akan membentuk endapan hitam timbale sulfida (PbS). Pada uji xanthoproteat larutan albumin mengalami perubahan warna dari bening menjadi kuning keruh dengan pH 14. Larutan gelatin juga mengalami perubahan warna dari kuning keruh menjadi bening dengan pH 14. Larutan pepton mengalami perubahan warna dari kuning tua menjadi kuning muda dengan pH 14. Dalam uji xanthoproteat reaksi yang terjadi adalah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Reaksi positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenilalanin, dan triptofan.

Percobaan biuret sangat penting karena uji biuret dilakukan untuk menguji kandungan protein dalam produk makanan. Biuret merupakan reagen yang digunakan untuk menguji bahan makanan yang mengadung protein. Bahan yang digunakan pada uji biuret harus dibuat larut terlebih dahulu, kemudian baru ditetesi larutan biuret. Dari hasil percobaan uji biuret larutan pepton 2 % mengalami perubahan warna dari kuning menjadi merah muda, larutan pepton 0,02 % mengalami perubahan warna dari bening menjadi biru muda, larutan albumin 2 % mengalami perubahan warna dari bening ungu muda, larutan albumin 0,02 % mengalami perubahan warna dari bening menjadi ungu muda, larutan gelatin 2 % mengalami perubahan warna dari bening menjadi sembarut ungu, dan larutan gelatin 0,02 % mengalami perubahan warna dari bening menjadi sembarut ungu. Hal ini disebabkan didalam uji biuret mengandung protein makan akan terjadi perubahan warna ungu, semakin tua warna ungu maka larutan tersebut memiliki kandungan protein yang semakin banyak dan sebaliknya bila warna ungu semakin muda maka kandungan proteinnya semakin dikit. Uji biuret juga memberikan warna ungu muda untuk hasil positif karena kompleks yang terbentuk berwarna. Kelebihan menggunakan uji biuret adalah tidak terjadi reaksi antara asam amino dengan vitamin, proses pengujiannya dapat berlangsung secara cepat, dan hasilnya juga dapat terlihat dengan cepat. Sedangkan kerugian yang ditimbulkan pada uji biuret adalah mahal, dapat mengalami gangguan dari zat-zat lain yang bereaksi dengan pereaksi biuret kecil, tidak dapat mendeteksi nitrogen non peptida, dan konsentrasi NH4+ yang tinggi dapat mengganggu proses reaksi

(10)

KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah praktikan mampu mengidentifikasi jenis-jenis asam amino berdasarkan sifat kimianya. Larutan yang lebih pekat menghasilkan warna yang lebih dari pada larutan tidak pekat. kompleks yang terbentuk mengandung dua molekul ninhidrin yang bereaksi dengan amonia setelah asam amino dioksidasi. Pada uji belerang larutan albumin 0,02 %, gelatin 0,02 %, dan pepton 0,02 % juga tidak mengalami perubahan warna. Uji belerang juga memberikan hal yang positif terhadap protein yang mengandung asam amino yang memiliki gugus belerang seperti sistein, sistin, dan metionin. Pada uji xanthoproteat semua larutan menghasilkan perubahan warna. Dalam uji xanthoproteat reaksi yang terjadi adalah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Pada uji biuret pada larutan albumin 0,02 % dan 2 %, gelatin 0,02 % dan 2 %, pepton 0,02 % dan 2 % juga mengalami perubahan warna. Protein 2% lebih berubah warna dari protein 0,2 % pada percobaan ini.

DAFTAR PUSTAKA

1Anonim. (2013). Struktur dan Fungsi Asam Amino. Jakarta. Hernandes.

2Poedjiadi dan Supriyanti. 2006. Asam Amino dan Protein. Bogor. Kristiawanchiew.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian, sampel di titrasi dengan larutan Na2S2O3 dan terjadi perubahan warna menjadi kuning bening lebih muda.. Setelah itu, ditetesi dengan 10 tetes lugol

Larutan NaOh : warna mula-mula Biru, Hijau lumut, hijau toska, kuning menjadi Ungu, biru, merah, orange dengan pH=14 maka kesimpulannya adalah

perubahan warna dari bening menjadi biru pekat, sedangkan pada tabung dua. penamban amilum dan HCL serta Iodium akan menyebapkan

Suatu larutan ditetesi dengan metil jingga warna larutan menjadi kuning , ditetesi dengan metil merah warna larutan menjadi kuning dan bromtimol biru warna

Pada percobaan ini setelah larutan dititrasi dengan larutan AgNO3 warna larutan menjadi kuning bening agak keruh dan terdapat endapan putih pada dasar

Pada media glukosa diperoleh hasil positif (+) dimana terjadi perubahan warna dari biru menjadi kuning dan terbentuknya gas, yang menandakan bakteri dapat

 Sedangkan uji kualitatif karbohidrat menggunakan reaksi Benedict, adanya karbohidrat ditunjukkan oleh perubahan warna larutan sampel dari biru menjadi kuning, orange, hijau

Larutan yang diuji pH Perubahan warna Kesimpulan (asam/ Basa/Netral) Lakmus merah Lakmus biru.. Larutan cuka dapur Larutan HCl 1M Larutan