LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
“ISOLASI DAN HIDROLISIS KARBOHIDRAT”
OLEH:
ANNUURUNNISA G1A 008 015
PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS MATARAM
ISOLASI DAN HIDROLISIS KARBOHIDRAT
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Tujuan : Mengidentifikasi sifat-sifat umum berbagai jenis karbohidrat dengan uji kuantitatif (menentukan kadar pati) dan uji
kualitatif (reaksi peragian, reaksi molish, dan reaksi benedict). Hari/tanggal : Selasa, 9 November 2010
Tempat : Laboratorium Kimia Dasar Lantai III Fakultas MIPA Universitas Mataram
B. LANDASAN TEORI
Karbohidrat adalah senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. contoh; glukosa C6H12O6, sukrosa C12H22O11, sellulosa (C6H10O5)n. Rumus
umum karbohidrat Cn(H2O)m. Karena komposisi yang demikian, senyawa ini pernah
disangka sebagai hidrat karbon, tetapi sejak 1880, senyawa tersebut bukan hidrat dari karbon. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar" artinya gula. Karbohidrat sederhana mempunyai rasa manis sehingga dikaitkan dengan gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefinisikan sebagai suatu
polihidroksialdehid atau polihidroksiketon. Contoh glukosa; adalah suatu polihidroksi
aldehid karena mempunyai satu gugus aldehid dan 5 gugus hidroksil. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa (Ebbing, 2001).
Karbohidrat digolongkan berdasarkan struktur cincin sikliknya ,yaitu furanosa,karbohidrat dengan struktur cincin siklik segi lima (jumlah atom C=5) dan piranosa,karbohidrat dengan struktur cincin siklik segi enam (jumlah atom C=6). Digolongkan berdasarkan monomer penyusunnya yaitu monosakarida,oligosakarida,dan polisakarida. Monosakarida merupakan gula sederhana yang terdiri dari satu unit polihidroksi aldehid atau keton dan tidak dapat di hidrolisis lagi.Oligosakarida adalah kelompok karbohidrat yang terdiri atas 2-10 monosakarida. Disakarida,Trisakarida dan seterusnya sesuai dengan jumlah satuan monosakarida termasukk dalam kelompok ini.
Contohnya sukrosa,maltosa,laktosa dan selobiosa. Polisakarida adalah karbohidrat dalam bentuk polimer dari satuan monosakarida dengan rantai sangat panjang.Polisakarida berfungsi sebagai komponen struktural dan cadangan makanan bagi makhluk hidup.Contoh pati, selulosa, hemiselulosa, gilikogen dan asam hialuronat (Fessenden, 1994).
Banyak cara yang dapat digunakan untuk menentukan banyaknya karbohidrat dalam suatu bahan yaitu antara lain dengan cara kimiawi, cara fisik, cara enzimatik dan cara kromatografi. Penentuan karbohidrat polisakarida maupun oligosakarida memerlukan perlakuan pendahuluan yaitu hidrolisa terlebih dahulu sehingga diperoleh monosakarida. Untuk keperluan ini maka bahan dihidrolisa dengan asam atau enzim pada suatu keadaan yang tertentu (Pege, 1997).
Karbohidrat sangat beraneka ragam sifatnya. misalnya sukrosa (gula pasir) dan kapas, keduanya adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya. Monosakarida (sering disebut juga gula sederhana) adalah suatu karbohidrat yang tersederhana, mereka tak dapat terhidrolisis menjdi molekul karbohidrat yang lebih kecil. monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer, dan sebagainya dan akhirnya polimer. dimer-dimer tersebut adalah disakarida. Sukrosa adalah suatu disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi satu-satuan fruktosa. monosakarida dan diskarida larut dalam air dan umumnya terasa manis. Karbohidrat yang tersusun dari dua sampai delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida (yunani, oligo= beberapa). Jika lebih dari delapan satuan monosakarida diperoleh dari hidrolisis maka karbohidrat itu disebut polisakarida. contoh polisakarida adalah pati, yang dijumpai dalam gandum dan tepung jagung dan selulosa penyusun yang bersifat serat dari tumbuhan dan komponen utama dari kapas (Coulson, 2004).
Pati atau selulosa H2O, H+ banyak satuan glukosa
Gula sederhana dan zat-zat yang dengan hidrolisis menghasilkan sederhana disebut karbohidrat . aslinya nama karbohidrat digunakan karena komposisi kebanyakan gula , pati dan selulosa berpadaan dengan hidrat hipotesis dari karbon. Pada umumnya semua karbohidrat disebut sakarida yang terdiri dari monosakarida yang tidak dapat dihidrolisis, disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekol monosakarida dan polisakarida yang membentuk banyak molekol monosakarida dengan hidrolisis (Keenan, 1999).
Uji kuantitatif dilakukan dengan menentukan kadar pati dari isolate amilum pada umbi. Uji kualitatif dilakukan dengan berbagai reaksi kmia yaitu reaksi peragian, reaksi molisch, dan reaksi bennedict. Percobaaan peragian dilakukan untuk menentukan gula
yang dapat difermentasikan. Pada percobaaan, gula yang diuji adalah maltosa. Maltosa adalah gula disakarida. Pada proses disakarida, contohnya maltosa, maltosa akan dihidrolisis menjadi dua molekul glukosa terlebih dahulu dengan enzim zymase yang terdapat pada ragi. Reaksi hidrolisis maltosa yang menghasilkan dua molekul glukosa adalah sebagai berikut:
Setelah hidrolisis berlangsung, selanjutnya glukosa yang terbentuk akan mengalami proses fermentasi. Reaksi fermentasi berlansung menurut persamaan berikut:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2+ 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol) Hasil dari fermentasi adalah adanya gelembung-gelembung CO2dan bau alkohol. Maltosa
memberikan hasil yang positif dalam pengujian ini. Hal ini berarti bahwa maltosa adalah salah satu karbohidrat yang dapat difermentasikan (Harrow, 1946).
Uji molisch, merupakan uji untuk memeriksa atau mengetahui pembentukan furfural pada beberapa jenis karbohidrat. Pentosa hamper secara kuantitatif terdehidrasi menjadi furfural, sedangkan dengan dehidrasi heksosa – heksosa manghasilkan hidroksi metal furfural. Pereaksi molisch terdiri atas larutan α naftol dalam alkohol. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan glukosa misalnya ditambahkan H2SO4 pekat hati hati, akan terbentuk dua lapisan zat cair. Pada batas antara kedua lapisan itu akan terjadi warna ungu karena terjadi reaksi pondensasi antara furfural dengan α naftol (Poedjiadi, 1994).
Pereaksi bennedict merupakan larutan yang mengandung CuSO4, Na2CO3, dan
Na-sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu+ dari CuSO4menjadi ion Cu+ yang selanjutnya
mengendap sebagai Cu2O. larutan Na2CO3dan Na-sitrat menjadikan pereaksi bennedict
bersifat basa lemah. Endapan yang terberntuk dapat berwarna hijau, kuning, atau merah bata. Warna endapan tergantung konsetrasi yang diuji. Pereaksi bennedict banyak digunakan untuk memeriksa kadar glukosa dalam urin daripada pereaksi fehling. Hal ini disebabkan karena di dalam darah terdapat juga asan urat dan keratin. Kedua senyawa ini dapat mereduksi pereaksi fehling, namun tidak dapat mereduksi pereaksi bennedict. Selain itu pereaksi fehling kurang peka dibandingkan dengan bennedict. Pereaksi bennedict lebih mudah digunakan karena terdiri hanya dari satu macam larutan (Anonim, 2010).
C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat
- Tabung reaksi - Rak tabung reaksi - Gelas ukur - Gelas kimia - Bunsen - Penangas air - Penjepit - Corong pisah - Gelas beker - Rak tabung reaksi - Blender - Pipet tetes - Pipet volume - Rubber bulb - Timbangan analitik - Penyaring Buchner 2. Bahan
- Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)
- Aquadest
- Alkohol 95%
- Larutan 20% suspensi ragi roti
- Larutan karbohidrat
- Larutan buffer fosfat (pH: 6,6 – 6,8)
- Larutan glukosa
- Larutan fruktosa
- Larutan laktosa
- Larutan 10% alfa naftol
- Larutan H2SO4pekat - Reagen Benedict
- Kertas saring
- Tissue
D. SKEMA KERJA
1. Isolasi Amilum dari Umbi – Umbian
- dikupas
- ditimbang 100 gr
- ditambah aquadest 200 mL - diblender (selama 30 detik)
- residu disaring dengan kertas saring
- ditampung dalam gelas ukur 500 mL - ditambah aquadest 200 mL
- dikocok
- dibiarkan mengendap hingga jenuh - disaring dengan kertas saring
- ditambah 200 mL aquadest - dikocok
- dibiarkan mengendap hingga jenuh - disaring larutan jernih di bagian atas Ubi kayu
Ubi kayu yang telah halus
Residu
- ditambah 100 mL alkohol 95% - disaring dengan penyaring Buchner
- dikeringkan pada suhu kamar
- ditimbang - dicatat hasil
2. Uji Kualitatif Karbohidrat a. Reaksi Peragian
- 5 mL larutan 20 % suspensi ragi roti - 5 mL larutan karbohidrat
- 5 mL larutan buffer fosfat (pH 6.6-6.8)
- didiamkan selama 1 jam
Pati basah Pati kering Endapan II Hasil Tabung reaksi Campuran
Timbul gelembung CO2jika
b. Reaksi Molisch
- 2 mL larutan glukosa
- 2 tetes larutan 10% alfa naftol
- dialirkan 2 mL H2SO4melalui dinding
tabung
- 2 mL larutan fruktosa - 2 tetes larutan 10% alfa naftol
- dialirkan 2 mL H2SO4melalui dinding
tabung
- 2 mL larutan laktosa
- 2 tetes larutan 10% alfa naftol
- dialirkan 2 mL H2SO4melalui dinding
tabung Tabung reaksi I
Campuran
(terbentuknya cincin ungu menunjukkan adanya karbohidrat)
Tabung reaksi II
Campuran
(terbentuknya cincin ungu menunjukkan adanya karbohidrat)
Tabung reaksi III
Campuran
(terbentuknya cincin ungu menunjukkan adanya karbohidrat)
c. Reaksi Benedict
- 5 mL reagen Benedict
- 8 tetes (0,5 mL) larutan glukosa
- panaskan diatas bunsen selama ± 1 menit
- 5 mL reagen Benedict
- 8 tetes (0,5 mL) larutan fruktosa
- panaskan diatas bunsen selama ± 1 menit
- 5 mL reagen Benedict
- 8 tetes (0,5 mL) larutan laktosa
- panaskan diatas bunsen selama ± 1 menit Tabung reaksi I
Campuran
(Reaksi +: terjadi warna hijau, kuning, merah atau endapan merah bata)
Tabung reaksi I
Campuran
(Reaksi +: terjadi warna hijau, kuning, merah atau endapan merah bata)
Tabung reaksi I
Campuran
(Reaksi +: terjadi warna hijau, kuning, merah atau endapan merah bata)
E. HASIL PENGAMATAN
No Langkah Kerja Hasil Pengamatan
1.
2.
Isolasi Amilum dari Ubi Kayu
100 gr ubi kayu ditambah 200 ml aquadest diblender selama 30 dtk. Larutan ubi disaring dengan kertas
saring, ditampung, ditambah aquadest, dikocok dan dibiarkan mengendap.
Larutan jenuh didekantasi, ditambah 200 ml aquadest, dikocok dan dibiarkan mengendap kemudian disaring.
Larutan jernih diatas didekantasi lagi kemudian disaring kembali.
Endapan ditambah 100 ml alcohol 95%, kemudian disaring dengan penyaring Buchner.
Pati kemudian dikeringkan, setelah kering ditimbang ditempatkan pada kertas saring.
Uji Kualitatif Karbohidrat
Reaksi Peragian
5ml lar. 20% suspensi ragi roti + 5ml lar. karbohidrat + 5ml lar. buffer fosfat (pH 6.6-6.8).
Campuran dibiarkan selama ± 1 jam (amati apakah timbul gelembung CO2atau tidak?)
Tekstur menjadi halus dan berwarna putih kekuningan dan keruh.
Larutan keruh ditampung
Endapan tertinggal pada kertas saring berwarna putih kekuningan
Larutan yang telah didekantasi agak bening, sedangkan endapannya berwarna putih kekuning-kuningan. Residu tertinggal pada kertas saring Diperoleh larutan hasil filtrate dan
endapan yang kini berwarna lebih putih dan bersih.
Endapan hasil penyaringan dengan Buchner berwarna putih bersih, dan bertekstur lembut.
Patipun diperoleh
Pati + kertas saring = 19,66 gram Kertas saring = 1,02 gram Berat pati = 19,66 – 1,02
= 18,64 gram Kadar amilum=18,64gr/100gr x 100%
= 18,64%
Ragi roti berwarna kekuningan dan berbau tak sedap, lar. karbohidrat berwarna putih dan keruh, lar. buffer berwarna bening.
Campuran menjadi keruh dan berwarna putih kekuningan, dan baunya tak sedap.
Timbul gelembung CO2, hal ini
Reaksi Molisch
2 ml larutan glukosa + 2 tetes larutan 10% α naftol; dimasukkan kedalam tabung reaksi, dialirkan melalui dinding tabung reaksi 2 ml H2SO4pekat secara perlahan.
Amati apakah terbentuk cincin ungu pada bidang batas dua cairan tersebut??
2 ml larutan fruktosa + 2 tetes larutan 10% α naftol; dimasukkan kedalam tabung reaksi, dialirkan melalui dinding tabung reaksi 2 ml H2SO4pekat secara perlahan.
Amati apakah terbentuk cincin ungu pada bidang batas dua cairan tersebut??
2 ml larutan laktosa + 2 tetes larutan 10% α naftol; dimasukkan kedalam tabung reaksi, dialirkan melalui dinding tabung reaksi 2 ml H2SO4pekat secara perlahan.
Amati apakah terbentuk cincin ungu pada bidang batas dua cairan tersebut??
Reaksi Benedict
5 ml Reagen Benedict + 8 tetes (0.5ml) lar. glukosa dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian dipanaskan dengan bunsen selama ± 1 menit.
Awalnya semua larutan berwarna bening, saat glukosa dicampur dengan larutan 10% α naftol, belum tampak perubahan, namun setelah H2SO4
pekat ditambahkan warna larutan mulai berubah dan menjadi agak keruh.
Terdapat partikel-partikel berwarna hitam yang melayang dipermukaan larutan.
Terbentuk cincin berwarna ungu (menunjukkan adanya karbohidrat).
Awalnya semua larutan berwarna bening, saat fruktosa dicampur dengan larutan 10% α naftol, belum tampak perubahan, namun setelah H2SO4
pekat ditambahkan warna larutan mulai berubah dan menjadi agak keruh.
Terdapat partikel-partikel berwarna hitam yang tersebar dalam larutan, dan warnanya berubah kemerahan.
Terbentuk cincin berwarna ungu (menunjukkan adanya karbohidrat).
Laktosa berwarna putih keruh, saat laktosa dicampur dengan larutan 10% α naftol, belum tampak perubahan, namun setelah H2SO4 pekat
ditambahkan warna larutan mulai berubah dan menjadi agak keruh. Terdapat partikel-partikel berwarna
hitam yang tenggelam dalam larutan. Terbentuk cincin berwarna ungu,
namun letaknya agak kedasar tabung (menunjukkan adanya karbohidrat).
Lar. glukosa berwarna bening, sedangkan reagen Benedict berwarna biru. Campuran berwarna biru muda dan bening.
Amati apakah terjadi perubahan warna menjadi hijau, kuning, merah, orange, atau terbentuk endapan merah bata (menunjukkan reaksi +)
5 ml Reagen Benedict + 8 tetes (0.5ml) lar. fruktosa dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian dipanaskan dengan bunsen selama ± 1 menit.
Amati apakah terjadi perubahan warna menjadi hijau, kuning, merah, orange, atau terbentuk endapan merah bata (menunjukkan reaksi +)
5 ml Reagen Benedict + 8 tetes (0.5ml) lar. laktosa dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian dipanaskan dengan bunsen selama ± 1 menit.
Amati apakah terjadi perubahan warna menjadi hijau, kuning, merah, orange, atau terbentuk endapan merah bata (menunjukkan reaksi +)
Setelah dipanaskan larutan berubah warna menjadi kehijauan (hal ini menunjukkan bahwa terjadi reaksi positif terhadap Benedict)
Lar. Fruktosa berwarna bening, sedangkan reagen Benedict berwarna biru. Campuran berwarna biru muda dan bening.
Setelah dipanaskan larutan berubah warna menjadi hijau di bagian atas (hal ini menunjukkan bahwa terjadi reaksi positif terhadap Benedict)
Lar. laktosa berwarna putih agak keruh, sedangkan reagen Benedict berwarna biru. Campuran berwarna biru muda dan sedikit keruh.
Setelah dipanaskan larutan berubah warna menjadi kehijauan di bagian atas, dan tampak sedikit endapan merah didasarnya (hal ini menunjukkan bahwa terjadi reaksi positif terhadap Benedict)
F. ANALISIS DATA
1. Isolasi Amilum dari Umbi-Umbian
> Berat Ubi Kayu = 100 gram
> Berat Pati yang diperoleh + Kertas Saring = 19,66 gram
> Berat Kertas Saring = 1,02 gram
> Berat Pati = 19,66 gram – 1,02 gram
= 18,64 gram
> Kadar Pati (Amilum) dalam Ubi Kayu = x100%
yu BeratUbiKa BeratPati = 100% 100 64 , 18 x gram gram = 18,64 % 2. Uji Kualitatif Karbohidrat
a. Reaksi Peragian
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2+ 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
c. Reaksi Benedict Glukosa Fruktosa Laktosa O OH OH H H O H OH H H H CH2OH O H H O+ OH OH H H O H OH H H H CH2OH H C+ O OH H H O H OH H H CH2OH H O H H C O OH H H O H OH H H CH2OH H O H ion tartrat Cu2+ C O OH H H O H OH H H CH2OH H O O-
+
Cu 2O merah+
3 H2O H+ O CH2OH O H H OH H HOH2C H OH O H H O+ CH2OH O H H OH H HOH2C H OH H C+ CH2OH O H H OH H HOH2C H O OH H C CH2OH O H H OH H HOH2C H O OH ion tartrat Cu2+ H+ HO CH2 H OH H HOH2C H OH OH+
Cu2O merah O OH OH H H O OH H H H CH2OH O OH H H O H OH H H H CH2OH O H H O+ OH OH H H O OH H H H CH2OH O OH H H O H OH H H H CH2OH H O OH H H O OH H H H CH2OH O OH H H O H OH H H H CH2OH OH H H+ C O OH H H O OH H H H CH2OH O OH H H O H OH H H H CH2OH OH ion tartrat Cu2+ C O OH H H O OH H H CH2OH O OH H H O H OH H H H CH2OH OH O-+
Cumerah2OG. PEMBAHASAN
Karbohidrat adalah senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. contoh; glukosa C6H12O6, sukrosa C12H22O11, sellulosa (C6H10O5)n. Rumus
umum karbohidrat Cn(H2O)m. Karena komposisi yang demikian, senyawa ini pernah
disangka sebagai hidrat karbon, tetapi sejak 1880, senyawa tersebut bukan hidrat dari karbon. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar" artinya gula. Karbohidrat sederhana mempunyai rasa manis sehingga dikaitkan dengan gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefinisikan sebagai suatu
polihidroksialdehid atau polihidroksiketon. Contoh glukosa; adalah suatu polihidroksi
aldehid karena mempunyai satu gugus aldehid dan 5 gugus hidroksil. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa (Ebbing, 2001).
Pada praktikum kali ini yakni mengenai isolasi dan hidrolisis karbohidrat kita bertujuan untuk Mengidentifikasi sifat-sifat umum berbagai jenis karbohidrat dengan uji kuantitatif (menentukan kadar pati) dan uji kualitatif (reaksi peragian, reaksi molish,dan reaksi benedict). Percobaan pertama yakni mengisolasi amilum dari singkong/ubi kayu (Manihot esculenta Crantz). Dari hasi pengamatan, setelah pencucian terakhir dengan menggunakan alkohol 95% dan disaring dengan penyaring Buchner, diperolehlah pati sebesar 18,64 gram, sehingga jika kita melakukan perhitungan kadar pati/amilum dalam 100 gram ubi kayu, maka diperolehlah kadar pati sebesar 18,64%.
Pati (starch) atau amilum merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian besar tanaman, terbagi menjadi dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin. Pati sebagai komponen utama karbohidrat yang pada suhu tinggi dapat mengalami hidrolisis. Meningkatnya suhu akan meningkatkan kecepatan hidolisis pati. Pada suhu tinggi pati dapat mengalami pemecahan – pemecahan menjadi senyawa-senyawa sederhana seperti glukosa, maltosa dan dekstrin. Selain pada suhu tinggi, hidrolisis juga dapat dilakukan dengan asam (H2SO4) maupun dengan basa (NaOH). Komponen karbohidrat lainnya yaitu sukrosa juga mengalami hidrolisis pada kadar air rendah. Hidrolisis pati dapat juga dipengaruhi oleh pH, konfigurasi anomerik dan ukuran cincin glukosil. Glikosidis lebih mudah terhidrolisis pada kondisi asam daripada kondisi basa dan cenderung stabil. Karbohidrat cenderung tidak stabil pada suasana asam, khususnya pada suhu tinggi. Perbedaan nilai anomerik hidrolisis β-D-glikosidis adalah lebih kecil dari pada
α-D-anomer, perbedaan ini disebabkan variasi struktural dan perbedaan pada derajat gabungan antara oligo dan polisakarida. Cincin furanosa jauh lebih mudah dihidrolisis daripada cincin firanosa, walaupun hidrolisa firanosa adalah gabungan molekul, hidrolisis furanosa dianggap sebagai bimolekuler karena entropi negatifnya diaktifkan.
Percobaan selanjutnya yaitu uji kualitatif karbohidrat. Untuk percobaan ini, dilakukan tiga pengujian yakni dengan reaksi peragian, reaksi Molisch, dan reaksi Benedict. Pengujian pertama yakni dengan reaksi peragian, adanya gelembung CO2 yang
terbentuk diakhir percobaan nantinya akan menunjukkan bahwa reaksi peragian memang benar terjadi. Pada percobaan ini, yang akan kita fermentasikan adalah latutan karbohidrat. Kita mengetahui bahwa karbohidrat merupakan polisakarida yang tersusun atas banyak monomer sakarida, salah satu diantaranya adalah glukosa. Reaksi peragian (sering juga disebut reaksi fermentasi) akan memecah glukosa dan mengubahnya menjadi dua molekul alkohol dan melepaskan energi dalam bentuk ATP kurang lebih sebesar 118 kJ/mol. Selain itu dihasilkan pula hasil sampingan berupa dua molekul CO2. Ringkasnya, reaksi peragian
tersebut berlangsung menurut persamaan di bawah ini:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2+ 2 ATP
Molekul CO2yang terdapat dalam produk pada proses reaksi di atas itulah yang kita amati
di akhir proses percobaan ini. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa setelah didiamkan selama kurang lebih satu jam, terlihat gelembung-gelembung CO2di dasar tabung. Hal ini
membuktikan bahwa proses fermentasi (reaksi peragian) telah berlangsung.
Pengujian kedua yakni dengan Reaksi Molisch. Uji Molisch adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang alhi botani dari Australia. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna ungu. Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu di permukaan antara lapisan asam dan lapisan sample. Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu α-naphthol yang terlarut dalam etanol. Setelah pencampuran atau homogenisasi, H2SO4 pekat
perlahan-lahan dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan larutan atau hanya membentuk lapisan. H2SO4 pekat (dapat digantikan asam kuat
lainnya) berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, α-naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu. Ada tiga sampel yang digunakan dalam percobaan ini, yakni glukosa, fruktosa dan laktosa. Ketiga sampel ini menunjukkan hasil possitif, karena dari hasil pengamatan ketiga sampel tersebut membentuk cincin warna ungu, dimana hal ini
membuktikan bahwa memang benar sampel tersebut mengandung karbohidrat. Glukosa membentuk dua lapisan, dengan lapisan di bagian atas berwarna putih keruh dengan partikel-partikel hitam yang melayang di permukaanya, serta di bagian bawah lapisan berwarna bening, dan cincin berwarna ungu tersebut terbentuk diantara kedua lapisan ini. Hal yang sama ditunjukkan oleh fruktosa, sedangkan untuk fruktosa hanya berbeda sedikit yakni cincin ungu yang terbentuk terletak agak ke bagian dasar tabung.
Pengujian terakhir, yakni menggunakan reaksi Benedict. Selain reaksi Molisch, pengujian karbohidrat dapat pula dilakukan dengan reaksi Benedict. Benedict terdiri dari campuran Na2Co3 + CuSO4 + Natrium sitrat. Reaksi Benedict akan menyebabkan larutan
sampel yang awalnya berwarna biru berubah menjadi orange, kuning, hijau atau terbentuk endapan berwarna merah bata. Perubahan ini menandakan bahwa sampel tersebut mengandung karbohidrat. Sama halnya dengan reaksi Molisch di atas, dalam percobaan ini kita juga menggunakan tiga sampel, yakni glukosa, fruktosa, dan laktosa. Sampel pertama yang digunakan yakni glukosa, merupakan larutan berwarna bening dan setelah ditambahkan reagen Benedict, larutan berubah warna menjadi biru. Setelah pemanasan dengan menggunakan bunsen selama kurang lebih satu menit, warnanya kembali mengalami peubahan menjadi kehijauan. Hal yang sama ditunjukkan oleh fruktosa, sedangkan untuk sampel laktosa, yang warnanya sedikit lebih keruh dibandingkan dengan dua sampel sebelumnya, setelah ditambahkan reagen Benedict larutannya menjadi berwarna biru keruh, ketika pemanasan selesai dilakukan, larutan kembali berubah warna menjadi kehijauan dan terdapat endapan merah bata di dasar tabung. Hal ini menunjukkan bahwa memang benar sampel tersebut mengandung karbohidrat, karena glukosa yang merupakan monomer penyusun karbohidrat memiliki gugus pereduksi yang mampu mereduksi pereaksi Benedict. Ion Cu2+ akan direduksi menjadi Cu+ dan akan mengendap sebagai Cu2O. Proses reaksi lengkapnya dapat dilihat pada bab analisis data di atas. Jadi
endapan berwarna merah yang terlihat di dasar tabung tadi merupakan endapan Cu2O,
H. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum kali ini dapat ditarik beberapa kesimpulan, yakni:
Karbohidrat adalah senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. contoh; glukosa C6H12O6, sukrosa C12H22O11, sellulosa (C6H10O5)n. Rumus umum
karbohidrat Cn(H2O)m.
Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefinisikan sebagai suatu
polihidroksialdehid atau polihidroksiketon. Karbohidrat dikelompokkan menjadi
empat kelompok penting yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan
polisakarida.
Dari hasil percobaan isolasi pati di atas diperoleh kadar pati (amilum) dalam 100 gram ubi kayu adalah sebesar 18,64%.
Terjadinya reaksi fermentasi (reaksi peragian) ditandai oleh terbentuknya gelembung-gelembung CO2 dan proses reaksinya berlangsung menurut persamaan
berikut: C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2+ 2 ATP
Pada percobaan uji kualitatif karbohidrat menggunakan reaksi Molisch, adanya karbohidrat ditandai dengan terbentuknya cincin ungu.
Uji Molisch didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh H2SO4membentuk cincin
furfural yang berwarna ungu. Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu di permukaan antara lapisan asam dan lapisan sample.
Sedangkan uji kualitatif karbohidrat menggunakan reaksi Benedict, adanya karbohidrat ditunjukkan oleh perubahan warna larutan sampel dari biru menjadi kuning, orange, hijau atau terbentuk endapan merah bata di dasar tabung.
Glukosa yang merupakan monomer penyusun karbohidrat memiliki gugus pereduksi yang mampu mereduksi pereaksi Benedict (campuran Na2Co3+CuSO4+Natrium
sitrat). Ion Cu2+direduksi menjadi Cu+dan akan mengendap sebagai Cu2O.
I. SARAN
Diharapkan kepada praktikan agar lebih serius lagi dalam praktikum, agar hasil yang diperoleh dapat maksimal, dan kepada kakak-kakak Co.Ass harap pengarahan dan bimbingannya lebih ditingkatkan. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Polimer Bahan Alam ( http://gurumuda.com/bse/polimer-alam#more-13171) diakses pada tanggal 20 November 2010, 01:17 am.
Coulson, E. H., and Ingle, Richard. 2004. Nuffield Chemistry: Handbook for Pupils. USA: Prentice Hall – Longman Group Limited, Inc.
Ebbing, Darrell D. 2001. General Chemistry. USA: Haughton, Muffin Company. Fessenden, Ralph J., Joan S. Fessenden. 2003. Kimia Organik Jilid 1 Edisi Ke-4
(Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Fessenden, Ralph J., Joan S. Fessenden. 2003. Kimia Organik Jilid 2 Edisi Ke-4
(Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Harrow, Benjamin. 1946. Textbook of Biochemistry. London: W. B. Saunder Company. Keenan. 1999. Kimia untuk Universitas (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Pege, D. S. 1997. Prinsip-Prinsip Biokimia Edisi Ke-2 (Terjemahan). Jakarta: Erlangga. Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: University of Indonesia Press.