• Tidak ada hasil yang ditemukan

Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

I. TOPIK PERCOBAAN

Topik Percobaan : ”Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein”

II. TUJUAN

Tujuan dari percobaan ini adalah :

1. Menganalisis unsur-unsur yang menyusun protein 2. Uji Biuret pada telur

III. DASAR TEORI

Protein adalah polimer biologi yang tersusun dari molekul-molekul kecil yang dinamakan asam amino. Rentang massa molekulnya dari 6000 sampai puluhan ribu, sehingga protein dapat merupakan molekul sangat besar. Selain tersusun dari asam amino, banyak protein juga mengandung komponen lain seperti ion logam (misalnya Fe2+, Zn2+, Cu2+dan Mg2+) atau mengandung molekul organik kompleks.

Rumus struktrur dari asam amino secara umum adalah: H

│ NH2 –C– C–OOH │

R

Dimana Asam amino bisa dengan pengaruh pH akan menjadi gugus amino terprotonasi (NH3+) dan gugus karboksil terionisasi (COO-). Pembangun protein adalah asam α-amino, sering disebut asam amino saja, yang mempunyai struktur sebagai berikut:

H O │ │ +NH 3 –C– C–O – │ R

Efek pada gambar tersebut adalah efek zwitter (atau ionisasi ganda). Dengan adanya ion ganda ini menyebabkan bereaksi dengan asam ataupun basa. Terdapat 20 macam asam amino yang ditemukan dalam protein. Berdasarkan gugus R-nya asam amino terdiri dari:

1. Asam Amino dengan gugus R-nya berupa hidrogen atau rantai karbon yaitu glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin dan fenilalanin

2. Asam Amino dengan gugus R-nya mengandung gugus hidroksil (-OH) yaitu Serin, treonin, dan tirosin

(2)

3. Asam Amino dengan gugus R-nya mengandung gugus karboksil (-COOH) yaitu asam aspartat dan asam glutamat.

4. Asam Amino dengan gugus R-nya mengandung N yaitu asparagin, glutamin, lisin, arginin, histidin dan triptofan

5. Asam Amino dengan gugus R-nya mengandung S yaitu sistein, metionin 6. Asam Amino dengan gugus R-nya membentuk ikatan siklik dengan gugus

amin yaitu prolin

Kedua puluh asam amino tersebut terbagi menjadi 2 bagian berdasarkan kepolarannya yaitu asam amino bersifat polar dan nonpolar.

i. Asam amino bersifat nonpolar yaitu Glisin, Alinin, Prolin, Valin, Isoleusin, Metionin, Triptofan, Leusin, dan Phenilalanin.

ii. Asam aminao bersifat polar yaitu Asparagin, Threonin, Serin, Asam

aspartat, Tirosin, Histidin, Arginin, Lysin, Asam Glutamat, dan Sistein.

No Nama Sifat Jenis

1 Glisin Netral Non esensial

2 Alanin Netral Non esensial

3 Valin Netral esensial

4 Leusin Netral esensial

5 Isoleusin Netral esensial

6 Serin Netral Non esensial

7 Threonin Netral esensial

8 Fenilalanin Netral esensial

9 Metionin Netral esensial

10 Sistein Netral Non esensial

11 Asparagin Netral Non esensial

12 Tirosin Netral Non esensial

13 Triptofan Netral esensial

14 Prolin Netral Non esensial

15 Glutamin Netral Non esensial

16 As. Aspartat Asam Non esensial 17 As. Glutamat Asam Non esensial

18 Lisin Basa esensial

19 Arginin Basa esensial

20 Histidin Basa esensial

Asam amino yang berpolimerisasi melalui ikatan peptida membentuk protein. Contoh nya adalah tripeptida yang terdiri atas 3 macam asam amino yaitu glisin, alanin dan serin. Maka rumus struturnya adalah:

(3)

O O ║ ║ H2C – C– NH – CH– C – OH

│ │ NH2 CH2OH

Beberapa penguji reaksi protein adalah: 1. Pereaksi Xantoprotein

Larutan asam nitrat pekat ditambahkan ke dalam larutan protein secara hati-hati. Setelah dicampurkan akan terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning bila dipanaskan. Peristiwa yang terjadi adalah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Jadi uji ini positif untuk protein yang mengandung asam amino tirosin, fenilaalanin, dan triptofan.

2. Pereaksi Hopkins-Cole

Digunakan untuk menguji adanya asam amino triptofan. Khususnya yang mengandung gugus indol.

3. Pereaksi Millon

Digunakan untuk menguji adanya gugus fenol pada protein misalnya tirosin.

4. Pereaksi Nitroprusida

Digunakan untuk protein yang asam aminonya mempunyai gugus –SH misalnya sistein.

5. Pereaksi Sakaguchi

Untuk uji protein yang asam aminonya mengandung gugus guanidine seperti arginin yang memberikan warna merah.

(4)

III. ALAT DAN BAHAN

Uji asam amino dan protein

a. Alat

No Nama Alat Jumlah

1 Tabung reaksi 4 buah

2 Batang pengaduk 1 buah

3 Sikat tabung reaksi 1 buah

4 Botol semprot berisi aquadest 1 buah

5 Penjepit tabung reaksi 1 buah

6 Lampu spritus 1 buah

7 Gelas ukur 10 dan 25 mL/ 2 buah

8 Gelas Kimia 600 mL/1 buah

9 Pipet Tetes 1

b. Bahan

No Nama Bahan Jumlah

1 Larutan protein (tahu, tempe,putih telur, susu)

1 : 5

2 NaOH padat Secukupnya

3 NaOH 10% Secukupnya

4 HgCl2 1 % Secukupnya

5 Kertas lakmus merah -

Uji Buret

Reagen dan Bahan

No Nama Bahan Ukuran/Jumlah

1 Larutan protein (tahu, tempe,putih telur, susu)

1 : 5

2 NaOH 10% Secukupnya

(5)

Pengendapan dengan Pelarut Organik

Reagen dan Bahan

No Nama Bahan Ukuran/Jumlah

1 Larutan protein (putih telur) 1 : 5

2 Alkohol Tehnis 7 % Secukupnya

IV. PROSEDUR KERJA

Uji Asam Amino dan Protein

1. Memasukkan 3 tetes protein ke dalam tabung reaksi pertama dan memanaskannya dan mengamati perubahan yang terjadi. Terjadi kogosongan menunjukkan karbon, dan bintik-bintik air diatas tabung menunjukkan adanya oksigen dan hidrogen.

2. Memasukkan 4 tetes protein ke dalam tabung reaksi dan menambahkan 1 keping NaOH padat dan memanaskannya kemudian mengamati perubahan yang terjadi dari ada tidaknya bau amoniak dan berubah tidaknya kertas lakmus merah menjadi biru bila kertas tersebut didekatkan pada mulut tabung reaksi.

3. Memasukkan 4 tetes putih telur ke dalam tabung reaksi dan menambahkan larutan NaOH 10% sebanyak 2 mL dan kemudian dipanaskan lalu menambahkan 4 tetes HgCl2 1 % dan mengamati perubahan yang terjadi.

Uji Biuret

1. Memasukkan 3 mL larutan protein dan menambahkan 1 mL NaOH 10% dan mengaduknya.

2. Menambahkan 1 tetes CuSO4 0,1 % dan mengocoknya. 3. Mencatat perubahan yang terjadi

Pengendapan dengan pelarut Organik

1. Memasukkan 2 mL larutan protein dalam tabung reaksi 2. Menambahkan 10 mL larutan alkohol 70% dan mengaduknya 3. Mengambil endapannya dan memeriksa kelarutannya dalam air

(6)

V. HASIL PENGAMATAN

1. Uji asam amino dan Protein

Larutan Perlakuan Hasil Pengamatan

1. Tahu - 3 tetes protein lalu dipanaskan

- larutan protein 4 tetes + 1 keping NaOH padat dipanaskan - 4 tetes larutan Protein + NaOH

10% sebanyak 2 mL

dipanaskan/dididihkan + 4 tetes HgCl2 1%

- Gosong/karbon

- Ada bintik-bintik air (oksigen dan hydrogen) - Tercium Amoniak

- lakmus merah menjadi biru - Terbentuk Warna Kuning

2. Telur - 3 tetes protein lalu dipanaskan

- larutan protein 4 tetes + 1 keping NaOH padat dipanaskan

- 4 tetes larutan Protein + NaOH

10% sebanyak 2 mL

dipanaskan/dididihkan + 4 tetes HgCl2 1%

- Terdapat bintik-bintik dan gosong

- Tercium bau yang

menyengat (amonium) - Lakmus merah menjadi biru - Larutan jadi hitam

3. Susu 1 gram susu + 5 mL air

- 3 tetes larutan susu dipanaskan

- larutan protein 4 tetes + 1 keping NaOH padat + lakmus merah

- 4 tetes larutan susu + NaOH 10% sebanyak 2 mL

- 4 tetes larutan susu + NaOH

10% sebanyak 2 mL

dipanaskan/dididihkan

- 4 tetes larutan susu + NaOH

10% sebanyak 2 mL

dipanaskan/dididihkan + 4 tetes HgCl2 1%

- Warna Gosong

- Terdapat uap air pada dinding tabung

- Lakmus berwarna biru - warna gosong

- endapan orange

- tidak ada perubahan warna - berwarna kuning pada

larutan

- berwarna hitam (endapan)

4. Tempe - 3 tetes larutan protein

(dipanaskan)

- 4 tetes larutan protein + 1 keping NaOH padat + lakmus - 4 tetes larutan Protein + NaOH

- Bau Gosong (Carbon) - Ada bintik-bintik air

- Lakmus berwarna biru - Ada bau gosong

(7)

Uji Biuret

Larutan Perlakuan Hasil Pengamatan

Tahu - 3 mLlarutan protein + 1 mL

NaOH 10 %

- + 3 tetes CuSO4 0,1 %

- warna keruh

- terbentuk warna ungu

Telor - 3 mLlarutan protein + 1 mL

NaOH 10 % + 3 tetes CuSO4

0,1 %

- Larutan berwarna ungu pada 1 tetes CuSO4, setelah 10

tetes warna larutan menjadi nyata (ungu tua)

-

Susu - 1 mL NaOH 10 % +3 mLlarutan

susu + 3 tetes CuSO4 0,1 %

- Larutan Berwarna ungu (CuSO4 = 3 tetes)

Tempe - 3 mL larutan Tempe + 1 mL

NaOH 10 % + 3 tetes CuSO4

0,1 %

- Awalnya larutan kuning muda ( NaOH + Larutan protein) setelah ditambah 1 tetes CuSO4 larutan berwarna

ungu, kemudian ditambah 1 tetes CuSO4 lagi Menjadi

nyata

Pengendapan dengan pelarut organik

No. Perlakuan Hasil Pengamatan

Tahu - 2 ml larutan protein + 10 ml

alkohol 70% kemudian diaduk

- Terbentuk endapan

Telor - 2 ml larutan protein + 10 ml

alkohol 70% kemudian diaduk

- Larutan Protein larut dalam pelarut alkohol, tidak terdapat endapan

Susu - 2 ml larutan protein + 10 ml

alkohol 70% kemudian diaduk

- Larut dan berwarna putih keruh

Tempe - 2 ml larutan protein + 10 ml

alkohol 70% kemudian diaduk

- Larutan Protein akan larut, tidak terdapat endapan 10% 2 mL (dipanaskan)

- 4 tetes larutan Protein + NaOH 10% 2 mL (dipanaskan) + 4 tetes HgCl2 1%

hitam menunjukkan adanya karbon

(8)

VI. PEMBAHASAN

Uji Asam Amino 1. Tahu

Pada perlakuan yang pertama 3 tetes tahu lalu dipanaskan hasilnya semakin lama dipanaskan bau gosongnya semakin menyegat. Hal itu menunjukan adanya karbon dalam protein, dan terlihat bintik-bintik air dibagian dinding tabung. Hal ini terjadi karena unsur oksigen dan hidrogen adalah unsur yang dimiliki oleh protein dan menunjukkan adanya asam amino, karena protein tersusun oleh asam-asam amino

Pada perlakuan yang kedua 4 tetes tahu + 1 keping NaOH padat lalu dipanaskan, maka lama-kelamaan akan timbul bau yang menyengat yang menandakan adanya amonia dan bila kertas lakmus merah diletakkan pada mulut tabung maka akan terjadi perubahan warna lakmus merah menjadi biru. Bau amonia atau perubahan warna menunjukkan adanya unsur nitrogen dan hidrogen dalam larutan protein.

Pada percobaan ketiga saat 4 tetes larutan tahu ditambah 2 mL larutan NaOH 10%, larutan berwarna (keruh) kemudian dipanaskan, setelah dipanaskan tidak ada perubahan warna hanya terdapat bintik-bintik air pada dinding tabung yang menunjukkan adanya unsur oksigen dan hidrogen pada protein tersebut. Saat itu larutan protein (Tahu) telah dihidrolisa oleh larutan NaOH. Kemudian setelah ditambah 4 tetes HgCl2 1% terjadi perubahan warna menjadi warna kuning dan tidak terbentuk endapan, hal ini membuktikan bahwa tahu tidak memiliki unsur belerang yang merupakan unsur-unsur yang seharusnya terdapat pada protein. Sebenarnya apabila larutan protein yang mempunyai unsur belerang apabila ditambah dengan HgCl2 maka akan terbentuk endapan HgS yang berwarna hitam, dimana endapan tersebut menandakan adanya unsur belerang.

2. Telor

Pada perlakuan yang pertama 3 tetes telur lalu dipanaskan hasilnya semakin lama dipanaskan bau gosongnya semakin menyegat. Hal itu menunjukan adanya karbon dalam protein, dan terlihat bintik-bintik air dibagian dinding tabung. Hal ini terjadi karena unsur oksigen dan hidrogen adalah unsur yang dimiliki oleh telur dan menunjukkan adanya asam amino, karena telur tersusun oleh asam-asam amino.

Pada perlakuan yang kedua 4 tetes larutan protein + 1 keping NaOH padat lalu dipanaskan, maka lama-kelamaan akan timbul bau yang menyengat yang menandakan adanya amonia dan bila kertas lakmus merah diletakkan pada mulut tabung maka akan terjadi perubahan warna lakmus merah menjadi biru. Bau amonia atau perubahan warna menunjukkan adanya unsur nitrogen dan hidrogen dalam larutan protein.

(9)

Pada percobaan ketiga saat 4 tetes larutan protein ditambah 2 mL larutan NaOH 10%, larutan berwarna (keruh) kemudian dipanaskan, setelah dipanaskan tidak ada perubahan warna hanya terdapat bintik-bintik air pada dinding tabung yang menunjukkan adanya unsur oksigen dan hidrogen pada protein tersebut. Saat itu larutan protein (Telur) telah dihidrolisa oleh larutan NaOH. Kemudian setelah ditambah 4 tetes HgCl2 1% terjadi perubahan warna menjadi warna hitam dan tidak terbentuk endapan, hal ini membuktikan bahwa telur memiliki unsur belerang yang merupakan unsur-unsur yang terdapat pada protein. Larutan protein yang mempunyai unsur-unsur belerang apabila ditambah dengan HgCl2 maka akan terbentuk endapan HgS yang berwarna hitam, dimana endapan tersebut menandakan adanya unsur belerang.

3.Susu

Pada perlakuan yang pertama 3 tetes susu lalu dipanaskan hasilnya semakin lama dipanaskan bau gosongnya semakin menyegat. Hal itu menunjukan adanya karbon dalam protein, dan terlihat bintik-bintik air dibagian dinding tabung. Hal ini terjadi karena unsur oksigen dan hidrogen adalah unsur yang dimiliki oleh susu dan menunjukkan adanya asam amino, karena susu tersusun oleh asam-asam amino.

Pada perlakuan yang kedua 4 tetes larutan susu + 1 keping NaOH padat lalu dipanaskan, maka lama-kelamaan akan timbul bau yang menyengat yang menandakan adanya amonia dan bila kertas lakmus merah diletakkan pada mulut tabung maka akan terjadi perubahan warna lakmus merah menjadi biru. Bau amonia atau perubahan warna menunjukkan adanya unsur nitrogen dan hidrogen dalam larutan protein. Dan terdapat endapan berwarna orange.

Pada percobaan ketiga saat 4 tetes larutan susu ditambah 2 mL larutan NaOH 10%, larutan berwarna kuning (keruh) kemudian dipanaskan, setelah dipanaskan tidak ada perubahan warna hanya terdapat bintik-bintik air pada dinding tabung yang menunjukkan adanya unsur oksigen dan hidrogen pada protein tersebut. Saat itu larutan susu telah dihidrolisa oleh larutan NaOH. Kemudian setelah ditambah 4 tetes HgCl2 1% terjadi perubahan warna menjadi warna hitam dan tidak terbentuk endapan, hal ini membuktikan bahwa susu memiliki unsur belerang yang merupakan unsur-unsur yang terdapat pada protein. Larutan protein yang mempunyai unsur-unsur belerang apabila ditambah dengan HgCl2 maka akan terbentuk endapan HgS yang berwarna hitam, dimana endapan tersebut menandakan adanya unsur belerang.

(10)

4. Tempe

Pada perlakuan yang pertama 3 tetes tempe lalu dipanaskan hasilnya semakin lama dipanaskan bau gosongnya semakin menyegat. Hal itu menunjukan adanya karbon dalam protein, dan terlihat bintik-bintik air dibagian dinding tabung. Hal ini terjadi karena unsur oksigen dan hidrogen adalah unsur yang dimiliki oleh tempe dan menunjukkan adanya asam amino, karena tempe tersusun oleh asam-asam amino.

Pada perlakuan yang kedua 4 tetes larutan tempe + 1 keping NaOH padat lalu dipanaskan, maka lama-kelamaan akan timbul bau yang menyengat yang menandakan adanya amonia dan bila kertas lakmus merah diletakkan pada mulut tabung maka akan terjadi perubahan warna lakmus merah menjadi biru. Bau amonia atau perubahan warna menunjukkan adanya unsur nitrogen dan hidrogen dalam larutan tempe.

Pada percobaan ketiga saat 4 tetes larutan tempe ditambah 2 mL larutan NaOH 10%, larutan berwarna kuning (keruh) kemudian dipanaskan, setelah dipanaskan tidak ada perubahan warna hanya terdapat bintik-bintik air pada dinding tabung yang menunjukkan adanya unsur oksigen dan hidrogen pada protein tersebut. Saat itu larutan tempe telah dihidrolisa oleh larutan NaOH. Kemudian setelah ditambah 4 tetes HgCl2 1% terjadi perubahan warna menjadi warna hitam dan tidak terbentuk endapan, hal ini membuktikan bahwa tempe memiliki unsur belerang yang merupakan unsur-unsur yang terdapat pada protein. Larutan protein yang mempunyai unsur-unsur belerang apabila ditambah dengan HgCl2 maka akan terbentuk endapan HgS yang berwarna hitam, dimana endapan tersebut menandakan adanya unsur belerang.

Jawaban pertanyaan

1. Unsur-unsur yang terdapat dalam protein : Karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, belerang dan fosfor

2. Endapan HgS. Dimana HgCl2 digunakan hanya untuk menguji adanya asam amino dan protein.

Uji Biuret 1. Tahu

Pada uji biuret pada saat 3 mL larutan Protein (tahu) ditambahkan 1 mL NaOH, kemudian setelah ditambahkan 1 tetes CuSO4, yang kemudian dikocok larutan berubah warna menjadi ungu tetapi warna ungunya belum jelas tetapi pada penambahan 3 tetes larutan CuSO4 warna ungunya

(11)

semakin jelas. Warna ungu tersebut menunjukkan adanya biuret dimana dalam larutan basa akan menghasilkan warna bila direaksikan dengan CuSO4. Reaksi ini disebut reaksi biuret dimana terbentuk kompleks Cu2+ dengan gugus –CO dan –NH dari rantai NH2-CO-NH-CO-NH2.

2. Telur

Pada uji biuret pada saat 3 mL larutan telur ditambahkan 1 mL NaOH, kemudian setelah ditambahkan 1 tetes CuSO4, yang kemudian dikocok larutan berubah warna menjadi ungu tetapi warna ungunya belum jelas tetapi pada penambahan 3 tetes larutan CuSO4 warna ungunya semakin jelas. Warna ungu tersebut menunjukkan adanya biuret dimana dalam larutan basa akan menghasilkan warna bila direaksikan dengan CuSO4. Reaksi ini disebut reaksi biuret dimana terbentuk kompleks Cu2+ dengan gugus –CO dan –NH dari rantai NH2-CO-NH-CO-NH2.

3. Susu

Pada uji biuret pada saat 3 mL larutan susu ditambahkan 1 mL NaOH, kemudian setelah ditambahkan 1 tetes CuSO4, yang kemudian dikocok larutan berubah warna menjadi ungu tetapi warna ungunya belum jelas tetapi pada penambahan 3 tetes larutan CuSO4 warna ungunya semakin jelas. Warna ungu tersebut menunjukkan adanya biuret dimana dalam larutan basa akan menghasilkan warna bila direaksikan dengan CuSO4. Reaksi ini disebut reaksi biuret dimana terbentuk kompleks Cu2+ dengan gugus –CO dan –NH dari rantai NH2-CO-NH-CO-NH2.

4. Tempe

Pada uji biuret pada saat 3 mL larutan tempe ditambahkan 1 mL NaOH, pada awalnya berwarna kuning kemudian setelah ditambahkan 1 tetes CuSO4, yang kemudian dikocok larutan berubah warna menjadi ungu tetapi warna ungunya belum jelas tetapi pada penambahan 3 tetes larutan CuSO4 warna ungunya semakin jelas. Warna ungu tersebut menunjukkan adanya biuret dimana dalam larutan basa akan menghasilkan warna bila direaksikan dengan CuSO4. Reaksi ini disebut reaksi biuret dimana terbentuk kompleks Cu2+ dengan gugus –CO dan –NH dari rantai NH2-CO-NH-CO-NH2.

Jawaban pertanyaan

1. Warna yang terjadi adalah warna ungu violet

2. Karena apabila kelebihan pemakaian CuSO4 akan menyebabkan terbentuk endapan yaitu endapan Cu (OH)2 yang tentunya akan mengganggu test biuret ini

3. Garam ammonium dapat mengganggu test biuret ini karena ammonium bila direaksikan dengan CuSO4 akan terbentuk kompleks-kompleks NH3

(12)

4. 2 Macam zat lain yang dapat memberikan uji biuret positif adalah histisida, serina dan tronina atau yang mengandung gugus CO dan NH2

Pengendapan Dengan Pelarut Organik Tahu

Pada pengendapan pelarut organik, pada saat penambahan 2 mL larutan Protein (tahu) yang kemudian ditambahkan 10 mL larutan alkohol 70% lalu diaduk, maka akan terbentuk endapan. Endapan tersebut diperiksa kembali kelarutannya dalam air terlihat bahwa endapan tersebut larut dalam air dan hanya sedikit yang terbentuk endapan. Hal ini membuktikan adanya protein, karena berdasarkan sifat protein ada sebagian dari protein yang larut dalam air.

Telor

Pada pengendapan pelarut organik, pada saat penambahan 2 mL larutan Protein (Putih telor) yang kemudian ditambahkan 10 mL larutan alkohol 70% lalu diaduk, yang dihasilkan adalah larutan putih telor tersebut larut dalam pelarut alkohol. Hal ini membuktikan adanya protein, karena berdasarkan sifat protein ada sebagian dari protein yang larut dalam air.

Susu

Pada pengendapan pelarut organik, pada saat penambahan 2 mL larutan Protein (Susu) yang kemudian ditambahkan 10 mL larutan alkohol 70% lalu diaduk, yang dihasilkan adalah larutan susu tersebut larut dalam pelarut alkohol dan warna larutan tersebut menjadi putih keruh. Hal ini membuktikan adanya protein, karena berdasarkan sifat protein ada sebagian dari protein yang larut dalam air.

Tempe

Pada pengendapan pelarut organik, pada saat penambahan 2 mL larutan Protein (tempe) yang kemudian ditambahkan 10 mL larutan alkohol 70% lalu diaduk, yang dihasilkan adalah larutan tempe tersebut larut dalam pelarut alkohol. Hal ini membuktikan adanya protein, karena berdasarkan sifat protein ada sebagian dari protein yang larut dalam air.

(13)

VII. KESIMPULAN

1. Protein adalah senyawa organik yang molekulnya besar, susunannya kompleks, tersusun atas asam-asam amino terdiri unsur-unsur C, H, O, N kadang-kadang S, P, dsb.

2. Didalam protein terdapat asam-asam amino, namun dalam asam amino belum tentu ada protein

3. Sebagian protein ada yang larut dalam air dan ada yang tidak larut dalam air

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Citadi, MS, Prof. DR. 2003. Penuntun Praktikum Biokimia. Palangkaraya: UNPAR

Samsul R. 2002. Laporan Lengkap Praktikum Biokimiar. Palangkaraya: UNPAR

Setiadi, Rahmat, dkk. 2001. Biokimia. Jakarta : Universitas Terbuka Indonesia

Yetti Diana. 2002. Laporan Lengkap Praktikum Biokimiar. Palangkaraya: UNPAR

IX. LAMPIRAN

Fotocopy Laporan Sementara

Referensi

Dokumen terkait

Sejumlah zat dilarutkan dalam 1 ml aquadest, kemudian direaksikan dengan 1 tetes larutan garam cupri (II) sulfat dan 1 ml NaOH 4 N, terbentuk warna biru dan jika ditambah 5

Pada percobaan ini setelah larutan dititrasi dengan larutan AgNO3 warna larutan menjadi kuning bening agak keruh dan terdapat endapan putih pada dasar

asam nitrat pekat kemudian panaskan 1-2 menit, amati warna yang terjadi. Setelah itu didinginkan tambahkan NaOH 1 M tetes demi tetes hingga berlebih. Amati perubahan yang terjadi

Larutan yang memberikan uji negatif pada uji Hopkins-Cole antara lain larutan alanin, valin, glisin, tirosin, asam glutamat, glutamin, arginin, dan prolin, karena

Bahan yang digunakan dalam uji ini yaitu albumin asam sulfosalisilat adalah larutan yang paling cepat mengalami penngendapan pada tetes 18 dan mencair pada tetes ke

Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : pada titrasi pertama, warna larutan asam asetat berubah menjadi merah muda ketika NaOH penitrasi yang digunakan sebanyak 14 mL.

Sama halnya dengan larutan sebelumnya dengan menggunakan larutan HCl, pada percobaan kedua ini setelah dipanaskan lalu larutan di dinginkan kemudian di tambahkan

Suatu larutan X diuji dengan indicator MO dan BTB berwarna kuning, dengan MM berwarna jingga, dan dengan PP tak berwarna.. Untuk menetralkan 100 mL larutan NaOH diperlukan 50 mL larutan