• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DAN BIOKIMIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DAN BIOKIMIA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

BIOKIMIA

DISUSUN OLEH :

NAMA : FERI SANJAYA

NIM : 15/17888/THP

KELAS : STIPP-A

ACARA II : KARBOHIDRAT

KELOMPOK/GOL : III (TIGA)/GOLONGAN B CO. ASS : SITI SYARIFAH

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN STIPER

YOGYAKARTA

(2)

I. ACARA II : KARBOHIDRAT

II. TANGGAL PRAKTIKUM : 18 April 2016

III. TUJUAN :

1. Mengetahui adanya polisakarida dan untuk

2. Mengetahui gugus reduksi bebas pada senyawa sakarida (mono atau oligosakarida.

VI. DASAR TEORI

Biomolekul merupakan senyawa-senyawa organuk sederhana pembentukan organisme hidup dan bersifat khas sebagai produk aktivitas biologis. Biomelekul dapat dipandang sebagai keturunan hidrokarbon, yaitu senyawa karbon dan hidrogen yang mempunyai kerangka dasar yang tersusun dari aton karbon, yang disatukan oleh ikatan kovalen. Kerangka dasar hidrokarbon bersifat sangat stabil, karena ikatan tunggal dan ganda karbon-karbon menggunakan pasangan elektron bersama-sama secara merata. Biomelekul bersifat polifungsionil, yang mengandung dua atau lebih jenis gugus fungsi yang berbeda. Pada molekul tersebut, tiap gugus fungsi mempunyai sifat dan reaksi kimia sendiri-sendiri.(Anonim, 2016).

(3)

Senyawa tersebut dapat digolongkan atas dasar jumlah satuan penyusunnya yaitu : monosakarida, satuan penyusunnya hanya satu, oligosakarida 2 sampai 10 satuan penyusun dan polisakarida lebih dari 10 satuan penyusun (sakarida ada kaitannya dengan saccharum officinarum = tanaman tebu). Berdasarkan fungsinya, karbohdrat dapat dibagi penghasil energi (kalori) dan penyusun struktur. Senyawa sakarida yang terdiri dari 2 satuan atau lebih dapat dihidrolisis yang biasa mengubah sifat seperti, daya memproduksi, inversi dan beberapa sifat fisik seperti penyerapan Iod (Anonim, 2016).

(4)

V. ALAT DAN BAHAN A. Alat

1. Uji polisakarida

a. Tabung reaksi : 3 buah b. Rak tabung reaksi : 1 buah c. Pipet ukur : 1 buah d. Pipet tetes : 1 buah 2. Uji Benedict

(5)

VI. CARA KERJA A. Teoritis

a. Uji Polisakarida

1. Memasukkan 2-3 ml larutan yang akan diuji (dekstrin, amilum, sukrosa) kendalam tabung reaksi yang telah dibersihkan.

2. Menambahkan setetes demi setetes larutan iodine encer dan amati perubahan warna yang terjadi.

b. Uji Benedict

1. Memasukkan 2 ml larutan yang akan diuji kedalam tabung reaksi (glukosa, amilum, sukrosa, dextrin, fruktosa) kedalam tabung reaksi tambahkan 3 ml reagen benedict.

2. Memanaskan air di atas kompor listrik, mendidih selama 5 menit kemudian didinginkan kedalam air mengalir.

(6)

B. Skematis

a. Uji Polisakarida

a. Dimasukkan 3 ml larutan dekstrin, sukrosa, amilum ke dalam tabung reaksi yang bersih

2. Ditambahkan tetes demi tetes larutan iodin

(7)

b. Uji benedict

1. Dimasukkan 2 ml larutan glukosa, sukrosa, dextrin, amilum, dan fruktosa ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 3 ml reagensia benedict.

2. Dipanaskan dalam waterbath selama 5 menit

(8)

VII. HASIL PENGAMATAN

A. Uji Polisakarida

Bahan Warna Awal Warna Akhir Tetes Iodin

Sukrosa Bening kuning 5

Dekstrin Bening Merah bata 4

Amilum Bening Ungu 4

B. Uji benedict

Bahan Warna awal Warna akhir keterangan

Amilum Biru Biru kuning +

Dextrin Biru Biru kuning +

Sukrosa Biru Biru kuning

-Fruktosa Biru Hujau +

glukosa Biru Biru kuning

-Keterangan:

+ : Terbentuk endapan - : Tidak terbentuk endapan

(9)

Dalam praktikum yang telah dilakukan, dipraktekkan dua metode, yaitu uji polisakarida dan uji benedict. Pada uji Polosakarida digunakan tiga jenis karbohidrat atau glukosa, yaitu amilum, dekstrin, dan sukrosa. Sedangkan pada uji Benedict digunakan tiga jenis karbohidrat, yaitu amilum, sukrosa, dan glukosa.

Dari hasil pengamatan praktikum pertama yaitu tentang uji polisakarida, diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut, yaitu pada bahan sukrosa yang ditetesi dengan iodine sebanyak 5 tetes, terjadi perubahan warna dari bening menjadi kuning. Perubahan tersebut terjadi karena kurangnya ikatan-ikatan glikosidik ataupun kandungan dari monosakaridanya. Selain itu, perubahan warna tersebut juga terjadi karena konsentrasi iodine yang digunakan tidak terlalu banyak. Selanjutnya untuk hasil percobaan pada peralakuan dekstrin yang ditambahkan dengan iodine sebanyak 4 tetes, diperoleh perubahan warna dari bening menjadi merah bata. Perubahan warna ini terjadi karena pada dekstrin, hanya terkandung sedikit gugus monosakarida dan terkandung ikatan glikosidik yang sedikit. Lalu hasil percobaan pada perlakuan pada amilum yang ditambahkan 4 tetes iodine terjadi perubahan warna dari bening menjadi ungu. Perubahan warna tersebut karna bentuk helixsnya yang berikatan bereaksi dengan iodine sehingga terjadi perubahan warna menjadi ungu. Selain itu, perubahan warna yang terjadi pada amilum juga terjadi karena amilum mempunyai kandungan glukosa yang paling banyak diantara dekstrin dan sukrosa.

(10)

mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih sedikit dari amilum dan glukosa, karena sukrosa lebih banyak mengandung serat-serat. Kemudian untuk hasil pengamatan pada amilum. Sebelum amilum dipanaskan, warna awal dari amilum adalah biru dan warna akhirnya juga masih biru. Kemudian setelah dilakukan pemanasan, warna amilum berubah dari biru menjadi biru kuning dan terbentuk endapan. Perubahan warna pada percobaan tersebut terjadi karena amilum mempunyai ikatan-ikatan glikosidik dan amilum mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih tinggi dubandingkan dengan sukrosa.

Selanjutnya hasil pengamatan yang dilakukan pada fruktosa, pada saat fruktosa belum dipanaskan warna awal biru dan warna akhir biru. Kemudian stelah dipanaskan warna awal biru menjadi hujau. Terdapat endapan pada dasar tabung reaksi. Untuk hasil pengamatan pada percobaan ketiga yaitu uji Benedict yang dilakukan pada glukosa, pada saat glukosa belum dipanaskan, warna awal glukosa biru dan warna akhirnya masih biru. Kemudian, setelah glukosa dipanaskan, terjadi perubahan warna dari biru muda menjadi biru kuning dan tidak terbentuk endapan. Perubahan warna pada percobaan tersebut terjadi karena glukosa mengandung ikatan-ikatan glikosidik yang cukup banyak didalamnya. Kemudian, glukosa mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih banyak dibandingkan dengan sukrosa.

Terjadinya endapan pada uji benedict dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat pada fruktosa dan glukosa cukup banyak. Sehingga saat dicampurkan dengan reagen benedict dan dipanaskan, karbohidrat yang tersusun dari monosakarida-monosakarida tersebut berikatan dengan reagen benedict dan akhirnya membentuk endapan dasar tabung reaksi.

(11)

IX. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum tentang karbohidrat yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada percobaan uji polisakarida larutan amilum yang ditetesi dengan 4 tetes iodine menunjukkan perubahan warna dari bening menjadi ungu, hal ini menunjukkan bahwa dalam amilum terkandung banyak ikatan-ikatan glikosidik.

2. Pada percobaan uji polisakarida larutan sukrosa yang ditetesi dengan 5 tetes iodine menunjukkan perubahan warna dari bening menjadi kuning, hal ini menunjukkan bahwa dalam sukrosa terkandung sedikit ikatan-ikatan glikosidik dan lebih banyak mengandung serat.

3. Pada percobaan uji polisakarida larutan dekstrin yang ditetesi dengan 4 tetes iodine menunjukkan perubahan warna dari bening menjadi merah bata, hal ini menunjukkan bahwa dalam dekstrin terkandung sedikit sukrosa dipanaskan terjadi perubahan warna dari biru muda menjadi biru kuning, hal ini disebabkan karena sukrosa mengandung ikatan-ikatan glikosidik yang sedikit dan lebih banyak mengandung serat.

6. Pada percobaan uji Benedict yang dilakukan pada amilum, setelah amilum dipanaskan terjadi perubahan warna dari biru muda menjadi biru kuning, hal ini disebabkan karena amilum mengandung ikatan-ikatan glikosidik yang banyak.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Biomelekul Sumber: http://id.wikipedia.org. Diakses

pada tanggal 24 April 2016 pukul 9.16 WIB.

Fesseden, Ralp J. 1990. Kimia organik edisi ketiga. Jakarta: Erlangga. Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar biokimia. Jakarta: UI-Press.

Tim Biokimia. 2015. Buku Petunjuk Praktikum Biokimia. Yogyakarta. Institut Pertanian Stiper Yogyakarta.

Yogyakarta, 24 April 2016

Mengetahui

Co. Ass Praktikan

Referensi

Dokumen terkait

Secara keseluruhan, hasil percobaan uji molisch yang telah dilakukan sejalan dengan literatur yang ada, bahwa pada sampel glukosa, sukrosa, dan pati menghasilkan perubahan warna

 Sedangkan uji kualitatif karbohidrat menggunakan reaksi Benedict, adanya karbohidrat ditunjukkan oleh perubahan warna larutan sampel dari biru menjadi kuning, orange, hijau

Pada menit ke-15,tabung reaksi yang ditambahkan amilase dari ekstrak kecambah setelah diteteskan larutan IKI terjadi perubahan warna dari putih keruh menjadi

Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada larutan protein yaitu ekstrak tempe, ekstrak tauge, putih telur, dan pepton mengalami perubahan warna yaitu berubah

Reaksi positif bila terbentuk warna kuning pada sampel.Pada keempat sapel, hasil uji Xantoprotein menunjukan terjadinya reaksi positif karena pada keempat

Percobaan 3 “uji Seliwanoff” 1mL pereaksi Seliwanoff - Dimasukkan dalam tabung reaksi yang berbeda-beda - Ditambahkan ekstrak pisang yang berbeda pada masing-masing tabung reaksi

Seharusnya Seharusnya hasil hasil yang diperoleh yang diperoleh uji uji iod dan uji benedict adalah negatif, sebab pada pH tersebut enzim amilase tidak aktif dan iod

Pada Uji Xantoprotein yang kami lakukan didapatkan hasil bahwa sampel yang mengandung asam amino terosin tidak ada karena semua sampel yang kami uji menunjukkan tidak adanya perubahan