LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOKIMIA ASAM AMINO
DOSEN PENGAMPU : Apt. Nur Anggreni Sasangka, M. Sc
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2 PRAKTIKUM BIOKIMIA
1) FANABILA PUTRI BHAYANGKARI (27216707A)
2) SINDY PUSPITA SARI (27216708A)
3) LIESKE TRILIANSI (27216709A)
4) MAYA AGUSTINA WIJAYANTI (27216710A) 5) FADLY A. K UMBU EDA (27216723A)
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA FAKULTAS FARMASI
TAHUN 2022 / 2023
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengenal reaksi-reaksi warna pada asam amino dan protein.
II. PENDAHULUAN
1) Pengertian Asam Amino
Asam amino adalah molekul organik dengan massa molekul kecil (100- 200) yang mengandung setidaknya satu gugus karboksil (-COOH) dan satu gugus amino (-NH2) dan merupakan komponen penting untuk biosintesis protein.
Amino acid atau asam amino adalah protein yang sudah dipecah melalui proses metabolisme menjadi molekul-molekul kecil. Dengan demikian, sel-sel tubuh akan lebih mudah menggunakan zat ini untuk berbagai kebutuhan, mulai dari mendukung proses pemulihan luka hingga pembentukan sel baru.
2) Sifat-sifat asam amino
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom karbon (C) yang mengikat empat gugus: gugus amina (–NH2), gugus karboksil (–COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residu) sebagai substituen organik yang dikenal sebagai rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya.
a) Berdasarkan proses perolehannya :
Asam amino esensial
Contohnya : Lesin, isoleusin, , lisin, treonin, feilalanin, triptofan dan metionin.
Asam amino semi esensial
Contohnya : Arginine dan histidin.
Asam amino non esensial
Contohnya : Alanine, Arginine, Asparagine, Cystein, Glycine.
b) Berdasarkan struktur kimia rantai cabang Nama
Reaksi Kondisi Reaksi Asam Amino
yang dideteksi Warna Millon HgNO3 dalam asam nitrat
dengan sedikit asam nitrat Tyr Merah Xantoproteik Pendidihan dalam asam nitrat
pekat Tyr, Trp, Phe Kuning
Hopkins- Cole
Asam glioksilat dalam H2SO4
pekat Trp Ungu
Sakaguci α-naftol dan natrium hipoklorit Arg Merah Nitroprusida Natrium nitroprusida dalam
NH3 encer Cys Merah
Pauly Asam sulfanilat terdiazotasi
dalam larutan basa His, Tyr Merah Folin-
Ciocalteu Asam fosfomolibdotungstat Tyr Biru III. ALAT DAN BAHAN
ALAT :
Tabung reaksi
Pipet tetes
Penjepit tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Waterbath
Kompor
BAHAN :
Sampel : 1. Glisin 2. Tirosin 3. Triptofan 4. Fenilalanin 5. Sistein 6. Sistin
Reagen :
1. Larutan Ninhidrin
2. Larutan asam asetat glasial 3. Larutan H2SO4 Pekat 4. Reagen Millon 5. Larutan NaNO2 1%
6. Larutan HNO3 Pekat 7. Larutan NH4OH
8. Larutan Na Nitropurisida 9. Larutan NaCN
IV. LANGKAH KERJA 1) Uji Ninhidrin
Memasukkan 1 ml atau setara dengan 20 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi
Menambahkan 5 tetes larutan ninhidrin kemudian di homogenkan.
Dipanaskan dalam pemanas air mendidih selama 10 menit, hingga terjadi perubahan warna menjadi warna biru atau ungu.
2) Uji Hopkins-Cole
Memasukkan 1 ml atau setara dengan 20 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi .
Menambahkan 1 ml asam asetat glasial kemudian dicampurkan.
Menambahkan 1 ml larutan H2SO4 pekat melalui dinding tabung reaksi yang sedikit dimiringkan sehingga terjadi 2 lapisan.
Kemudian akan terbentuk lingkaran ungu pada batas kedua cairan tersebut.
Jika digojog maka seluruh larutan akan berubah warna menjadi ungu.
3) Uji Millon-Nase
Memasukkan 1 ml atau setara dengan 20 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi.
Menambahkan 5 tetes reagen millon kemudian dicampur.
Memanaskan dalam pemanas air mendidih selama 10 menit.
Kemudian didinginkan dibawah air kran yang mengalir.
Menambahkan 5 tetes larutan 1 % NaNO2 dan dipanaskan.
Endapan atau larutan akan berubah warna menjadi merah.
Mencoba dilakukan juga terhadap larutan uji venol.
4) Uji Xantoprotein
Memasukkan 1ml atau setara dengan 20 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi.
Menambahkan 1 ml larutan HNO3 pekat maka larutan akan berubah warna menjadi kuning .
Dibagi menjadi dua tabung untuk membandingkan warna yang diperoleh.
Salah satu tabung diberi amoniak (NH4OH atau NaOH pekat) hingga alkalis maka akan berwarna lebih kuning atau orange/jingga.
Mencoba dilakukan juga terhadap larutan uji benzena.
5) Uji Nitroprusida
Memasukkan 1 ml atau setara dengan 20 tetes larutan uji kedalam tabung reaksi.
Menambahkan 10 tetes larutan Na-Nitroprusida yang baru dibuat dan kemudian dicampurkan.
Menambahkan larutan NH4OH dan digojog, ditambah NaCN dan mengamati munculnya warna merah.
Mengulangi uji tersebut dengan menggojog campuran sistin dan NaCN dan dibiarkan selama beberapa menit.
V. HASIL PENGAMATAN No. Larutan
Uji Uji Ninhidrin Uji Millon-Nasse Uji Hopkins-Cole
1. Glisin
Warna : Ungu Hasil : Positif (+)
Warna : Putih Hasil : Negatif (-)
Warna : Putih Hasil : Negatif (-)
2. Tirosin
Warna : Ungu Hasil : Positif (+)
Warna : Merah Hasil : Positif (+)
Warna : Putih Hasil : Negatif (-)
3. Triptofan
Warna : Ungu Hasil : Positif (+)
Warna : Jingga Hasil : Negatif (-)
Warna : Putih Hasil : Negatif (-)
4. Fenilalanin
Warna : Ungu Hasil : Positif (+)
Warna : Putih Hasil : Negatif (-)
Warna : Putih Hasil : Negatif (-)
5. Sistein
Warna : Putih Hasil : Negatif (-)
Warna : Putih Hasil : Negatif (-)
Warna : Putih Hasil : Negatif (-)
6. Sistin
Warna : Putih Hasil : Negatif (-)
Warna : Putih Hasil : Negatif (-)
Warna : Putih Hasil : Negatif (-)
No Larutan
Uji Uji Xanthoprotein Uji Nitroprusida
1. Glisin
Warna : Kekuningan Hasil : Tidak ada
perubahan
Warna : Jingga Hasil : Negatif (-)
2. Tirosin
Warna : Kekuningan Hasil : Tidak ada
perubahan
Warna :Jingga Hasil : Negatif (-)
3. Triptofan
Warna : Jingga Hasil : Tidak ada
perubahan
Warna : Kuning pucat Hasil : Negatif (-)
4. Fenilalanin
Warna : Putih Hasil : Tidak berubah
Warna : Kuning pucat Hasil : Negatif (-)
5. Sistein
Warna : Putih Hasil : Tidak ada
perubahan
Warna : Ungu Hasil : Positif (+)
6. Sistin
Warna : Putih Hasil : Tidak ada
perubahan
Warna : Jingga Hasil : Negatif (-)
VI. PEMBAHASAN
Uji Ninhidrin dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya asam amino pada suatu zat yang diuji. Pada Uji Ninhidrin yang kami lakukan didapatkan hasil bahwa sampel yang mengandung asam amino adalah glisin, tirosin, triptofan, dan fenilalanin.
Sedangkan pada sistein dan sistin tidak mengandung asam amino karena hasil yang muncul dalam pengujian kami adalah negative (-).
Hopkins-Cole Test merupakan suatu metode untuk mengetahui kandungan asam amino triptofan pada suatu bahan. Pada Uji Hopkins-Cole yang kami lakukan didapatkan hasil bahwa sampel yang mengandung asam amino triptofan tidak ada karena semua sampel yang kami uji menunjukkan hasil negative (-).
Uji Millon-Nasse digunakan untuk mendeteksi adanya protein dalam jaringan tanaman. Molekul protein yang terdeteksi akan memberikan warna merah bata. Pada Uji Millon-Nasse yang kami lakukan didapatkan hasil bahwa sampel yang mengandung protein adalah tirosin. Sedangkan pada glisin, triptofan, fenilalanin,sistein dan sistin tidak mengandung protein karena hasil yang muncul dalam pengujian kami hasilnya adalah negative (-).
Uji Xantoprotein, digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino terosin, fenilalanin, dan triptofan dalam protein. Pada Uji Xantoprotein yang kami lakukan didapatkan hasil bahwa sampel yang mengandung asam amino terosin tidak ada karena semua sampel yang kami uji menunjukkan tidak adanya perubahan sehingga hasilnya adalah negative (-).
Uji Nitroprusida merupakan uji kimia yang digunakan untuk mendeteksi adanya asam amino sistein. Gugus tiol (-SH) dalam sistein akan bereaksi dengan sodium nitroprusside dalam keadaan amonia berlebih membentuk senyawa berwarna merah.
Pada Uji Nitroprusida yang kami lakukan didapatkan hasil bahwa sampel yang mengandung asam amino sistein adalah sampel sistein. Sedangkan pada glisin, terosin, triptofan, fenilalanin dan sistin tidak mengandung asam amino sistein karena hasil yang muncul dalam pengujian kami hasilnya adalah negative (-).
Diketahui dari pengujian yang dilakukan banyak hasil yang negatif. Berikut adalah faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil pengujian menjadi negatif yaitu :
Pipet. Karena pipet yang digunakan hanya satu dan digunakan untuk semua larutan secara bergantian.
Waktu pemanasan. Waktu pemanasan yang kurang lama atau tidak sesuai dengan ketentuan dapat mempengaruhi hasil akhir.
Jumlah larutan yang dimasukkan bisa saja salah. Dapat dikatakan salah karena kami tidak menggunakan pipet volume yang dimana sudah memiliki nilai ukur yang akurat dan hanya menggunakan pipet dengan tetesan sebanyak 20 tetes karena 1 ml sama dengan 20 tetes. Maka bisa jadi saat meneteskan terdapat perhitungan tetesan yang kelebihan atau bisa jadi kurang sehingga tidak sesuai dengan ketentuan.
VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah kami laksanakan dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa terjadi reaksi perubahan warna untuk setiap larutan sampel uji glisin, tirosin, triptifan, fenilalanin, sisten dan sistin.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Ananda, A. R., Triastuti, R. J., & Andriyono, S. (2018). Isolasi dan Karakterisasi Gelatin dari Teripang (Phyllophorus sp.) dengan Metode Ekstraksi Berbeda Isolation and
Characterization Gelatin of Cucumber (Phyllophorus sp.) with Different Extraction Method. Journal of Marine and Coastal Science, 7(1).
Anom, K., Sukaryawan, M., & Haryani, M. E. (2018). PENGEMBANGAN MODUL
PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI KEWIRAUSAHAAN,PENDEKATAN STEM DAN PBL. Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia: Kajian Hasil Penelitian Pendidikan Kimia, 5(1), Halaman 56-64.
Anonym. 2020. Mengenal Amoni Acid dan Fungsinya untuk Tubuh. Website ALODOKTER.
Anonim. 2021. UJI NITROPRUSSIDE. Website EDIBBIO.
Handayani, S. (2016). Analisa histokimia dan kimia terhadap hipokotil Bruguera gymnorhiza (L) Lamk selama fase matang (mature). Jurnal Rekapangan, 11(2), Halamab 72-80.
Lestari, N. K. L., Sukrama, I. D. M., & Suardana, I. W. (2019). Karakteristik Fisikokimia dan Uji Aktivitas Antimikroba Bakteriosin dari Isolat Bakteri Asam Laktat 15B Hasil Isolasi Kolon Sapi Bali. Buletin Veteriner Udayana Volume, 11(1), Halaman 65-70.