• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Biokimia Asam Amino Pr (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Biokimia Asam Amino Pr (1)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan protein yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.

Protein adalah senyawa polipeptida yang dihasilkan dari polimerisasi asam- asam amino yang menyusun satu molekul protein berkisar dari 50 sampai 1000 unit. Protein merupakan senyawa yang sangat penting dalam system kehidupan, sebab protein memainkan peranan yang vital dalam semua aktivitas sel- sel tubuh makhluk hidup, mulai dari virus sampai kepada tubuh manusia.

Percobaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi apakah larutan contoh yang digunakan mengandung asam amino dan protein maka akan dilakukan reaksi uji terhadap asam amino dan reaksi uji terhadap protein serta reaksi spesifik asam amino dan protein dengan menggunakan pereaksi yang sesuai.

Hubungan protein dalam bidang farmasi yaitu biasanya albumin digunakan sebagai obat bagi orang yang kekurangan protein dan sebagai penetralisir untuk keracunan logam-logam berat. Adapun obat yang mengandung protein dalam sedian bentuk tablet yaitu Becom C dan dalam bentuk sedian injeksi adalah albumin injeksi.

(2)

Protein memegang peranan penting dalam perkembangan tubuh makhluk hidup, yaitu struktur, fungsi, reproduksi dan merupakan salah satu bahan makanan yang sangat penting dan banyak berfungsi bagi tubuh kita seperti : selain sebagai zat pembangun, protein juga dapat berfungsi sebagai pengganti sel - sel yang sudah rusak atau tua, sebagai zat emulgator bagi lemak dalam tubuh, dan juga sebagai zat perantara cairan dalam tubuh, seperti air dan getah bening.

1.2 Maksud Praktikum

Maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengidentifikasi aktivitas asam amino dan protein.

1.3 Tujuan Praktikum

Tujuan dari percobaan ini yaitu :

a. Mengetahui adanya asam amino pada sampel albumin telur dan susudengan uji ninhydrin, cysteina, dan cystin.

b. Mengetahui adanya protein pada sampel albumin telurdan susudengan tes biuret, pengendapan dengan logam dan pengendapan dengan alkohol.

(3)

BAB 2 TINJUAN PUSTAKA

.1 Teori Umum

Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugug –NH2 pada atom karbon α dari posisi –COOH. Rumus umum asam amino ialah (Poedjiadi,2009) :

R-CH-COOH

NH2

Dari rumus umum tersebut dapat dilihat bahwa atom karbon α ialah atom karbon asimetrik, kecuali bila R ialah atom H. Oleh karena itu asam amino juga mempunyai sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi atau aktivitas optic (Poedjiadi, 2009).

Asam amino merupakan senyawa-senyawa kristalin yang tak berwarna, larut dalam air (kecuali sistin dan tirosin) mereka ada umumnya larut dalam alkohol encer, tidak larut dalam alkohol absolut atau dalam eter atau dalam pelarut-pelarut organic yang umum. Ada sejumlah asam amino seperti: glisin, alanine, serin, mempunyai rasa yang manis. Glutamat mempunyai rasa gurih, sedangkan asam-asam lainnya mempunyai rasa yang pahit (Sastrohamidjojo, 2005).

Asam amino membentuk garam internal yang disebut ion zwiter.Proton yang lemah dari asam karboksilat mudah diahlikan kepada gugus amino, yaitu basa lemah, sehingga terbentuk garam internal (Willbraham, 2007).

(4)

amino bersifat ampoter dan bila bereaksi dapat bersifat sebagai asam atau basa (Sastrohamidjojo, 2005).

Telah diketahui bahwa beberapa molekul asam amino dapat berikatan satu dengan lain membentuk suatu senyawa yang disebut peptide. Apabila jumlah asam amino yang berikatan tidak lebih dari sepuluh molekul disebut oligopeptida. Peptida yang dibentuk oleh dua molekul asam amino disebut dipeptida. Selanjutnya tripeptida dan tetrapeptida ialah yang terdiri atas tiga molekul dan empat molekul asam amino. Polipeptida ialah peptide yang molekulnya terdiri dari banyak molekul asam amino, dimana protein merupakan polipeptida yang terdiri atas lebih dari seratus asam amino (Poedjiadi, 2009).

Protein terdiri atas atom karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan beberapa ada yang mengandung sulfur. Tesusun dari serangkaian asam amino dengan berat molekul yang relative sangat besar, yaitu berkisar 8.000 sampai 10.000 (Devi, 2010).

Asam amino adalah senyawa organic yang merupakan monomer (satuan pembentuk) protein. Asam amino mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus amino dan gugus karboksil yang terikat pada atom karbon yang sama. Atom karbon mengikat gugus amino adalah atom karbon α terhadap karboksil, karenanya dapat disebut asam α amino karboksilat. Rumus umum asam amino dapat ditunjukkan sebagai berikut (Anonim, 2013) :

R

α H2N C CHOOH

H

(5)

tersambung melalui ikatan peptida oleh karenanya dapat disebut juga sebagai polipeptida. Hal yang menarik bahwa protein pada semua bentuk kehidupan (organism) hanya mengandung 20 jenis asam amino, namun interkoneksinya menghasilkan ragam makhluk hidup yang tak terhingga banyaknya. (Anonim, 2013)

Protein yang tersusun dari hanya asam amino disebut protein sederhana. Adapun yang mengandung bahan selain asam amino, seperti turunan vitamin, lemak, dan karbohidrat, disebut protein kompleks. Secara biokimiawi 20% dari susunan tubuh orang dewasa terdiri dari protein. Kualitas protein ditentukan oleh jumlah dan jenis asam aminonya (Devi, 2010).

Struktur protein biasanya dibagi menjadi empat tingkat organisasi. Struktur primer adalah sebutan untuk urutan asam amino khas dari rantai polipepida. Struktur sekunder meliputi bagian-bagian dari rantai polipeptida yang distabilkan oleh suatu pola teratur dari ikatan-ikatan hidrogen antara gugus CO dan gugus NH dari tulang punggung, misalnya α-heliks. Istilah struktur tersier berlaku pada struktur tiga dimensi yang distabilkan oleh gaya disperse, ikatan hidrogen, dan gaya antar molekul lainya. Struktur tersier berbeda dengan struktur sekunder karena asam amino yang mengambil bagian dalam interaksi ini mungkin jaraknya berjauhan dalam rantai polipeptida. Molekul protein dapat terdiri atas lebih dari satu rantai polipeptida. Jadi, selain berbagai interaksi di dalam rantai yang menghasilkan struktur sekunder dan tersier, kita juga harus mempertimbangkan interaksi diantara rantai. Susunan keseluruhan rantai polipeptida dinamakan struktur kuaterner. Sebagai contoh, molekul hemoglobin terdiri atas empat rantai polipeptida terpisah, atau subunit. Subunit-subunit ini diikat oleh gaya van der waals dan gaya ionik (Chang, 2003).

(6)

amino esensial dalam jumlah yang lengkap. Ada delapan jenis asam amino esensial yang harus ada pada makanan kita untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan penggatian jaringan rusak. Kedelapan asam amino tersebut adalah fenil alanin, valin, treonin, metionin, triptofan,isoleusin, leusin, dan lisin. Sementara asam-asam amino lainnya seperti tamin, glutation, asam glutamat, arginin dan sebagainya merupakan golongan asam amino nonsesensial kendati asam amino seperti glutamine dan arginin kadang-kadang digolongkan sebagai conditionally essential amino acid (asam amino ensensial pada kondisi tertentu). Asam amino nonesensial sama pentingnya seperti asam amino esensial. Perbedaanya adalah bahwa asam amino nonesensial dapat dibuat didalam tubuh kita sendiri, sementara asam amino nonesensial hanya dapat diperoleh tubuh dari makanan sehari-hari karena tubuh tidak mampu memproduksinya (Hartono, 2006).

Ada delapan kategori fungsi protein yaitu membangun jaringan tubuh yang baru, memperbaiki jaringan tubuh, menghasilkan senyawa esensial, mengatur tekanan osmotik, mengatur kesetimbangan cairan, elektrolit dan asam basa, menghasilkan pertahanan tubuh, menghasilkan mekanisme transportasi, dan menghasilkan energy (Hartono, 2006).

Pereaksi-pereaksi tertentu bila ditambahkan pada protein akan memberikan warna. Dalam beberapa hal ada atau tidaknya asam-asam amino tertentuk dapat ditunjukkan dengan tes-tes berikut ( Sastrohamidjojo, 2005) :

1. Reaksi Biuret

(7)

untuk protein; tetapi terhadap zat-zat seperti biuret dan malonamida juga dapat.

2. Reaksi Millon

Pereaksi Millon dibuat dengan melarutkan merkuri di dalam asam-asam nitrat pekat, kemudian dilarutkan dengan air. Pereaksi mengandung merkuri nitrat dan nitrit. Tes ini akan memberikan warna merah atau endapan merah, bila protein dibiarkan beberapa lama dengan pereaksi atau bila campuran dipanaskan. Reaksi tergantung adanya gugus hidroksifenil; jadi positif untuk adanya tirosin.

3. Reaksi Xantoprotein

Kebanyakan dari protein-protein bila ditambah dengan asam nitrat pekat akan memberikan warna kuning atau endapan kuning. Penambahan dengan basa akan merubah warna menjadi jingga. Tes ini tergantung adanya inti benzene di dalam protein ( pembentukan turunan dari nitro dan dinitro benzene), hingga tes ini spesifik untuk tirosin dan triptopan.

4. Reaksi Molisch

Protein-protein yang mengandung gugus karboksilat memberikan tes Molisch positif. Dalam tes ini larutan karbohidrat yang telah ditambah dengan sedkit alpa naptol diberi asam sulfat pekat, akan timbul cincin yang berwarna di antara dua lapisan.

5. Tes Belerang

Protein-protein yang mengandung baik sistein atau sistin bila dipanaskan dengan larutan natrium hidroksida akan terurai menjadi sulfide. Penambahan larutan garam timbale akan memerikan endapan dari timbal sulfide.

6. Reaksi Ninhidrin

Asam-asam alfa amino bila ditambah dengan pereaksi ninhidrin akan menghasilkan senyawa yang berwarna biru.

.2 Uraian Bahan

(8)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA Nama Lain : Air Suling

RM / BM : H2O / 18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai pelarut. 2. Asam Nitrat (Ditjen POM, 1979)

Nama Resmi : ACCIDUM NITRAS Nama Lain : ASAM NITRAT RM / BM : HNO3 / 63

Pemerian : Cairan jernih berasap, hampir tidak berwarna sampai berwarna kuning Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai pereaksi uji asam kuat 3. Cystine (Ditjen POM, 1979)

Pemerian : Serbuk Hablur Putih Penyimpana

n

: Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : sampel asam amino murni 4. Ninhydrin (Ditjen POM, 1979)

Nama Resmi : NINHYDRIN Nama Lain : Ninhidrina RM / BM : C9H4O3

Pemerian : Serbuk hablur, putih atau kuning sangat pucat

Kelarutan : Larut pada suhu 60º dalam 20 bagian air. Kegunaan : Sebagai pereaksi

5. NaOH (Ditjen POM, 1979)

Nama Resmi : NATRII HYDROXYDUM Nama Lain : Natrium Hidroksida RM / BM : NaOH / 40,00

Pemerian : Serbuk hablur, putih atau kuning sangat pucat

(9)

atau keping, keras, rapuh, dan menunjukkan susunanhablur, putih; mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif, segera menyerap CO2. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam

Bentuk batang, butiran, massa hablur atau

Kegunaan : Sebagai pereaksi 6. Timbal Asetat (Ditjen POM, 1979)

Nama Resmi : PLUMBI ACETAS Nama Lain : Timbal asetat RM / BM : NaOH / 40,00

Pemerian : C4H5O4Pb.3H2O / 379,33

Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air,umumnya beroperasi; dalam 2 bagian gliserol P Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pereaksi uji pengendapan logam 7. CuSO4 (Ditjen POM, 1979

Nama Resmi : CUPRUM SULFAS Nama Lain : Tembaga (II) Sulfat RM / BM : NaOH / 40,00

Pemerian : Serbuk hablur atau keabuan bebas dari sedikit warna biru.

Kelarutan : Larut dalam air dan etanol (95 %) P. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pereaksi 8. Albumin telur ( Dirjen POM,1995 )

Nama Resmi : Albumin humani selutio Nama Lain : Larutan albumin

.2 Prosedur Kerja (Anonim,2015) 1. Reaksi Uji terhadap Asam Amino

(10)

Isi tabung reaksi dengan 3 mL larutan protein. Tambahkan 0,5 mL larutan ninhydrin. Panaskan hingga mendidih. Amati perubahan yang terjadi.

B. Uji Cysteina

Ambil beberapa krystal cysteina HCl. Masukkan kedalam tabung reaksi. Larutkan dalam 5 mL air. Tambahkan 0,5 mL Na Nitroprussida 1%. Tambahkan 0,5 mL NH3. Amati perubahan yang terjadi.

C. Uji Cystine

Masukkan beberapa serbuk cystine dalam tabung reaksi. Larutkan dalam 5 mL NaOH 1 M. Tambahkan Pb Act. Amati perubahan yang terjadi.

2. Reaksi Uji Protein A. Tes Biuret

3mL larutan protein ditambahkan 1 mL NaOH 2,5 M, campurkan dengan baik. Tambahkan setetes CuSO4 0,01 M. Campurkan, jika timbul warna, tambahkan lagi setetes atau lebih CuSO4. Ulangi percobaan ini dengan menggunakan larutan asam amino.

B. Tes Pengendapan dengan Logam

Tambahkan 5 tetes HgCl2 0,2 M ke dalam 3 mL larutan protein. Ulangi dengan menggunakan ( CH3COO)2Pb.

C. Pengendapan Dengan Alkohol

Tabung I II III

Larutan Albumin 5 mL 5 mL 5 mL

HCl 0,1 M 1 mL -

-NaOH 0,1 M - 1 mL

-Buffer asatat pH 4,7 - - 1 mL

Etanol 95 % 6 mL 6 mL 6 mL

(11)

Reaksi-reaksi pengendapan 1. Termakogulasi

Basakan 5 ml larutan avalbumin dengan satu tetes NaOH 0,1 N panaskan sampai mendidih. Amati dan asamkan larutan panas ini dengan asam asetat 0,1 M. Amati apa yang terjadi. 2. Pengendapan dengan asam kuat

Asam nitrat

Dalam tabung reaksi yang mengandung 2 ml larutan ovalbumin. Ditambahkan dengan menggunakan pipet, tanpa mencampur 1 ml asam nitrat pekat pada dasar tabung. Amati cincin flokulasinya.

BAB 3 METODE KERJA

.1 Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum cawan porselin, gegep kayu, gelas kimia 50 ml, Gelas ukur 10 ml, lampu spirtus, pipet volume, rak tabung, dan tabung reaksi.

3.2 Bahan

Adapun bahan yang di gunakan air suling , albumin telur ayam kampong; ras; burung puyuh; dan itik. Cysteina HCl, CuSO4 0,01 M,Cystine, Etanol 95 %, HCl 0,1 M, , HgCl2,NH3, NaOH 0,1 M, Ninhydrin 0,1 %, Natrium Pb-asetat, Nitroprussida 1%, Pb Act 0,2 M, Pb Act 0,2 M dan susu Frisian flag ; ultra ; kedelai ; cap beruang.

3.3 Cara Kerja

1.Reaksi uji terhadap asam amino a. Tes Ninhydrin

1) Ditambahkan 0,5 ml larutan ninhydrin 0,1% pada 3 ml larutan protein.

2) Dipanaskan hingga mendidih 3) Dicatat hasil pengamatan

(12)

b. Cysteina

1) Dimasukkan serbuk cysteina ke dalam tabung reaksi. 2) Ditambahkan 5ml air lalu dipipet 1ml ke tabung lain.

3) Ditambahkan lar Na-nitroprusida 0,5 ml, dicatat perubahan warna

4) Ditambahkan lagi lar NH3 , diamati perubahan warna 5) Dilakukan hal yang sama tetapi menggunakan albumin

1ml. c. Cystine

1) Dimasukkan beberapa serbuk cystine dalam tabung reaksi. 2) Dilarutkan dalam 5 mL NaOH 1 M.

3) Ditambahkan Pb Act.

4) Diamati perubahan yang terjadi. 2. Reaksi uji protein

a. Tes biuret

1) Ditambahkan 1 ml NaOH 0,1 M ke dalam 3 ml larutan protein

2) Ditambahkan setetes CuSO4 0,01 M

3) Dicampur, jika timbul warna ditambahkan lagi setetes atau lebih CuSO4.

4) Diamati perubahan yang terjadi b. Tes Pengendapan dengan Logam

1) Dilarutkan 3 mL albumin telur ke dalam tabung reaksi. 2) Ditambahkan 5 tetes HgCl2 0,2 M.

3) Diulangi percobaan di atas dengan menggunakan Pb Act 4) Diamati perubahan yang terjadi.

5) Diulangi cara kerja dengan menggunakan susu c. Pengendapan Dengan Alkohol

1) Dilarutkan 3 ml larutan albumin telur bebek ke dalam tabung reaksi.

(13)

4) Ditambahkan 1 ml Ph 4,7 pada tabung III 5) Ditambahkan 1 ml alkohol 6 mL

6) Diamati perubahan yang terjadi.

7) Diulangi cara kerja dengan menggunakan susu 3. Reaksi spesifik asam amino dan protein

Reaksi-reaksi pengendapan 1. Termokoagulasi

a. Ditambahkan 1 tetes NaOH 0,1N kedalam 5 ml larutan albumin.

b. Dipanaskan sampai mendidih c. Diamati perubahan yang terjadi 2. Reaksi pengendapan dengan asam kuat

Asam nitrat

(14)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

.1 Hasil Pengamatan

1. Reaksi uji terhadap asam amino A. Tes Ninhydrin

Larutan Warna dengan Ninhydrin

Warna setelah pemanasan

Susu tetap Berwarna abu-abu (tidak terbentuk koagulasi) Telur terdapat koagulasi

pada bagian atas

Terkoagulasi sepenuhnya

B. Cystine

Telur + Na-nitropeussida + NaOH berwarna bening (kuning)

+ kristal Pb asetatbewana kuning kecoklatan dan terjadi koagulasi, setelah didiamkan berwarna merah bata

C. Cystena

Larutan contoh Larutan Na-Nitroprussida 1%

Amonium hidroksida (0,5 mL)

(15)

(dalam 5 mL

Larutan contoh HgCl 0,2 M (CH3COO)2 Pb 0,2 M

1 Telur puyuh Denaturasi Denaturasi

C. Pengendapan Dengan Alkohol

Larutan contoh Tabung

I (HCl) II (NaOH) III (buffer asetat) Albumin telur

puyuh Denaturasi Denaturasi Denaturasi

3. Reaksi spesifik asam amino dan protein

Termokoagulasi Asam nitat Terjadi koagulasi Terjadi koagulasi

(16)

Protein merupakan senyawa polimer alam yang tersusun dari berbagai asam amino melalui ikatan peeptida. Asam amino yang merupakan monomer (satuan pembentuk) protein amino adalah satuan senyawa yang mempunya dua gugus fungsi yaitu gugusan amino dan gugusan karboksil.

Dalam percobaan ini kita menggunakan dua sampel yaitu telur ayam ras, ayam kampung, itik dan puyuh serta susu Frisian flag, ultra, kedelai, beruang karena dalam albumin mengandung protein. Dengan tujuan untuk mengetahui jenis asam amino apa yang teradpat dalam albumin tersebut melalui reaksi uji protein dan asam amino serta reaksi spesifiknya menggunakan pereaksi spesifik.

Pada percobaan kali ini dilakukan beberapa uji yaitu uji Ninhydrin, uji Cysteina, dan uji Cystein. Pada uji ninhydrin sampel yang digunakan yaitu susu dan albumin telur . Saat susu ditambahkan dengan larutan ninhydrin tidak terjadi perubahan dan setelah pemanasan berwarna abu-abu (tidak terbentuk koagulasi). Maka dapat dipastikan bahwa pada susu positif mengandung asam amino. Saat albumin telur ditambahkan dengan larutan ninhydrin terdapat koagulasi pada bagian atas dan setelah pemanasan terjadi terkoagulasi sepenuhnya, uji ini terjadi karena ninhydrin bereaksi dengan asam amino membentuk aldehid dan melepaskan NH3 dan CO2. Dan NH3 akan me,bentuk kompleks warna.

(17)

bereaksi dengan asam amino dan cysteina untuk membentuk senyawa berwarna merah. Saat susu ditambahkan Na-nitroprussida warna dari larutan tersebut warna tetap dan setelah penambahan NH3 warna larutannya putih pucat. Hal ini dikarenakan natrium nitroprossida bereaksi dengan asam amino dan cysteina untuk membentuk senyawa berwarna merah.

Dan pada uji cystine dengan penambahan NaOH 1 M, dan penambahan timbal asetat (Pb) berwarna bening (kuning) pada saat proses pemanasan yang kemudian berwana kuning kecoklatan dan terjadi koagulasi, dan saat mendidih berubah warna menjadi merah bata. Hal ini disebabkan karena timbal (Pb) dengan asam amino saling berikatan dan membentuk endapan putih. Jadi pada uji ini positif mengandung asam amino.

Pada percobaan uji protein dimana yang dilakukan tes biuret. Dengan menggunakan albumin telur saat ditambahkan dengan NaOH 2,5M tidak terjadi perubahan, dan pada saat penambahan CuSO4 0,01 M, maupun yang berlebih menghasilkan warna ungu pada bagian lapisan atasnya, dan warna putih pada bagian lapisan bawahnya. Lalu menggunakan susu dengan penambahan NaOH 2,5 M tidak terjadi pula perubahan dan penambahan CuSo4 0,01 M terbentuk warna ungu, dan diberi secara berlebih terbentuk 2 lapisan warna ungu pada bagian atas, dan putih pada bagian bawahnya. Tes biuret ini dilakukan untuk mengetahui ikatan peptide atau ikatan yang menghubungkan asam amino dan protein pada sampel.

(18)

memerlukan pH di bawah titik isoelektrik. Pengendapan dengan logam berat, larutan albumin akan membentuk endapan karena adanya gugus sulfurhidril yang dikandung oleh protein. Jadi dalam hal ini Hg dan Pb bereaksi dengan protein akan memberikan endapan karena logam tersebut diikat oleh albumin sehingga logam tersebut mengendap.

Pada pengendapan dengan alkohol diperoleh hasil untuk tabung I setelah ditambahkan HCI menghasilkan warna bening dan terjadi denaturasi sebagian dibawah tabung reaksi dan setelah ditambahkan etanol 95% maka penggumpalan terjadi secara keseluruhan dan untuk tabung II setelah ditambahkan NaOH menghasilkan larutan bening dan setelah ditambahkan etanol 95%, denaturasi yang terjadi hanya sebagian. Hal ini menandakan bahwa larutan protein telah berkurang, dikarenakan adanya penambahan etanol.

Pada reaksi termokoagulasi jika albumin telur jika ditambah NaOH dan dipanaskan sampai mendidih maka terjadi koagulasi sedangkan jika ditambah dengan CH3COOH maka terjadi bagian atasnya mencair dan bagian bawahnya menggumpal.

Pada reaksi asam nitrat untuk albumin telur jika ditambah dengan HNO3 maka akan terjadi koagulasi. Pada reaksi pengendapan dengan asam kuat terbentuk koagulasi.Hal ini disebabkan karena pada saat penambahan asam kuat yang direaksikan dengan larutan protein menyebabkan suatu denaturasi.

(19)

tercapai suatu koneksi optimum dan dilanjutkan dengan penurunan kelarutan yang disebut denan salting out.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

.1 Kesimpulan

Dari data pengamatan dapat disimpulkan bahwa albumin telur dan susu mengandung protein dengan melakukan reaksi asama amino dan protein serta reaksi spesifiknya.

.2 Saran

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013, “Kimia Dasar”, Universitas Hasanuddin : Makassar

Anonim, 2015, “Penuntun dan Laporan Praktikum Biokimia”, Universitas Muslim Indonesia : Makassar

Chang, Raymond, 2003, “Kimia Dasar., Konsep Inti Jilid I edisi ketiga”, Erlangga : Jakarta

Devi, Nirmala, 2010, “Nutrien and Food: Gizi untuk Keluarga”, PT Gramedia Pustaka : Jakarta

Ditjen, POM., l975, “Farmakope Indonesia Edisi III”, Depkes RI : Jakarta Hartono, 2006, “Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit”, EGC : Jakarta Poedjiadi, 2009, “Dasar-dasar Biokimia”, UI – Press : Jakarta

Sastrohamidjojo, Hardjono., 2005, “Kimia Organik”, Penerbit UGM : Yogyakarta

(21)

LAMPIRAN

1. Skema Kerja

1) Tes Biuret

3 mL larutan protein Ditambahkan 1 mL NaOH 2,5 M Ditambahkan setetes CuSO4 0,01 M

Dihomogenkan dan diamati 2) Pengendapan dengan logam

3 mL larutan protein Ditambahkan 5 tetes Pb.ACT

Diamati 3) Pengendapan dengan alkohol

Diisi ketiga tabung dengan 5 mL larutan protein Tabung I ditambahkan HCl 0,1 M sebanyak 1 mL Tabung II ditambahkan NaOH 0,1 M sebanyak 1 mL

Tabung III ditambahkan Buffer asetet pH 4,7 1 mL

Ketiga tabung ditambahkan 6 mL etanol 95% lalu amati tabung-tabung mana yang menunjukkan protein tidak larut

4) Uji Ninhydrin

3 mL larutan protein

Ditambahn 0,5 mL larutan ninhydrin Dipanaskan hingga mendidih

Diamati 5) Cysteina

Kristal cystein HCl Dilarutkan dalam 5 mL air

Ditambahkan 0,5 mL Na. Nitroprussida 1% Ditambahkan 0,5 mL NH3

Diamati 6) Cystine

Dilarutkan cystine dalam 5 mL NaOH 1 M Ditambahkan Pb-asetat

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Asam amino dengan gugus R bermuatan negatif (Asam amino asam) Golongan asam amino ini bermuatan negatif pada pH 6,0-7,0 terdiri dari asam aspartat dan asam glutamat yang

Dengan adanya muatan positif dari logam berat akan terjadi reaksi netralisasi dari protein dan Pada semua sampel terbentuk endapan putih yang menunjukkan bahwa

Reagen yang dapat digunakan dalam reaksi nitrasi yaitu asam nitrat pekat, maupun campuran asam nitrat dengan asam sulfat, asetat anhydrid, asam asetat, asam fosfat,

Serbuk selulosa yang ditetesi alkohol dan asam sulfat warnanya berubah. menjadi ungu menyatakan

Hasil percobaan menunjukkan bahwa gelatin, pepton, dan kasein memberikan hasil negatif ketika ditambah dengan asam sulfosalisilat, asam pikrat dan asam

Reaksi positif bila terbentuk warna kuning pada sampel.Pada keempat sapel, hasil uji Xantoprotein menunjukan terjadinya reaksi positif karena pada keempat

Reaksi nitrasi ini menggunakan ion nitril (NO 2+ ) yang biasanya terbentuk dari campuran asam nitrat dan asam sulfat pekat dengan faktor van’t

Pengamatan pengendapan protein oleh alkohol dapat dilakukan dengan pengamatan langsung pada endapan yang terbentuk akibat reaksi protein dengan larutan alkohol