• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum BIOKIMIA 1 Uji Asam Am

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum BIOKIMIA 1 Uji Asam Am"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I

I.

Nomor Percobaan

: I

II.

Nama Percobaan

: Reaksi Uji Terhadap Asam Amino

III.

Tujuan Percobaan

:Untuk mengidentifikasi atau menguji gugus fungsi yang

terdapat dalam suatu gugus amino melalui reaksi reagen.

IV.

Dasar Teori

Asam amino memainkan peran sentral baik sebagai building blocks (monomer)

protein dan sebagai perantara dalam metabolisme tubuh. Sifat kimia dari asam amino

protein menentukan aktivitas biologis protein. Protein tidak hanya mengkatalisasi semua

(atau sebagian besar) dari reaksi dalam sel hidup, protein juga mengontrol hampir

semua proses selular.

Asam amino adalah monomer penyusun protein. Dari struktur umumnya, asam

amino mempunyai dua gugus pada tiap molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus

karboksil yang saling berhadapan, dimana keduanya terikat pada atom karbon yang

sama, yang digambarkan sebagai struktur ion dipolar. Gugus amino dan gugus karboksil

pada asam amino menunjukkan sifat-sifat spesifiknya. Gugus karboksil memberikan

sifat

asam

dan gugus amina memberikan sifat

basa

Karena asam amino mengandung

kedua gugus tersebut, senyawa ini akan memberikan reaksi kimia yang yang mencirikan

gugus-gugusnya. Sebagai contoh adalah reaksi asetilasi dan esterifikasi.

(2)

karena itu, protein dapat diidentifikasi melalui beberapa uji test dengan menggunakan

beberapa perekasi tertentu. Sifat asam amino antara lain memiliki titik leleh di atas 200

°C, memiliki momen dipol yang besar, Bersifat amfoter, sebagai pembawa sifat asam

gugus –COOH, sebagai pembawa sifat basa gugus ─NH

2

, bersifat optis aktif kecuali

glisin, dalam air membentuk Zwitter ion (ion bermuatan positif-negatif), asam amino

umumnya larut dalam air (atau pelarut polar) dan tidak melarut di dalam pelarut organic

non-polar seperti hidrokarbon.

Protein merupakan makromolekul yang terdiri dari monomer-monomer asam

amino yang sangat banyak sehingga mempunyai berat molekul yang besar.

Monomer-monomer asam amino ini saling terikat melalui ikatan peptide. Ikatan peptide adalah

ikatan antara gugus amina suatu asam amino dengan gugus karboksil suatu asam amino

yang lainnya. Unsur dasar penyusun molekul asam amino adalah karbon, oksigen,

hidrogen, nitrogen, dan terkadang belerang. Contoh dari asam amino adalah

α-aminoethanoic acid, yang biasanya disebut

glycine

, dan α-aminopropanoic acid yang

biasanya disebut

alanine

.

Di alam, terdapat ratusan asam amino dan 20 diantaranya umum ditemukan

dalam tubuh manusia sebagai komponen protein. Protein dibangun oleh asam amino

yang diklasifikasikan menjadi asam amino esensial dan asam amino non esensial.

Keduapuluh asam amino ini penting bagi kehidupan karena diperlukan oleh semua sel

sekaligus berperan dalam proses metabolisme.

(3)

V.

Alat dan Bahan

Pipet tetes

Tabung reaksi

Bunsen

Penangas air

Penjepit tabung reaksi

Gelas ukur

Rak tabung reaksi

Labu ukur

Gelas kimia

Larutan kuning telur 1%-10%

Larutan putih telur 1%-10%

Larutan Lysin 1%-10%

Larutan Glysin 1%-10%

Larutan Tyrosin 3%

Larutan Histidin 3%

Reagen millon

Reagen ninhidrin 0,1%

(4)

A. Uji Millon

Tambahkan 5 tetes reagen millon ke dalam 3 ml larutan protein, panaskan campuran

baik-baik. Jika reagen yang digunakan terlalu banyak, maka warna akan hilang pada

pemanasan.

B. Uji Ninhidrin

Tambahkan 0,5 ml larutan ninhidrin 0,1% ke dalam 3 ml larutan protein. Panaskan

campuran hingga mendidih. Ulangi percobaan dengan menggunakan protein yang

lain.

lysin (tidak berwarna) + reagen millon (tidak berwarna) Larutan tidak berwarna larutan tidak berwarna

2. 3 ml lysin 2% + 5 tetes reagen millon (dipanaskan)

Lysin (tidak berwarna) + reagen millon (tidak berwarna) Larutan tidak berwarna larutan tidak berwarna

3. 3 ml lysin 3% + 5 tetes reagen millon (dipanaskan)

Lysin (tidak berwarna) + reagen millon (tidak berwarna) Larutan tidak berwarna larutan tidak berwarna

4. 3 ml lysin 4% + 5 tetes reagen millon (dipanaskan)

lysin (tidak berwarna) + reagen millon (tidak berwarna) Larutan tidak berwarna larutan tidak berwarna

5. 3 ml lysin 5% + 5 tetes reagen millon (dipanaskan)

lysin (tidak berwarna) + reagen millon (tidak berwarna) Larutan tidak berwarna larutan tidak berwarna

6. 3 ml lysin 6% + 5 tetes reagen millon (dipanaskan)

lysin (tidak berwarna) + reagen millon (tidak berwarna) Larutan tidak berwarna larutan tidak berwarna

7. 3 ml lysin 7% + 5 tetes reagen millon (dipanaskan)

(5)

8. 3 ml lysin 8% + 5 tetes reagen millon (dipanaskan)

lysin (tidak berwarna) + reagen millon (tidak berwarna) Larutan tidak berwarna larutan tidak berwarna

9. 3 ml lysin 9% + 5 tetes reagen millon (dipanaskan)

lysin (tidak berwarna) + reagen millon (tidak berwarna) Larutan tidak berwarna larutan tidak berwarna

10. 3 ml lysin 10% + 5 tetes reagen millon (dipanaskan)

Alanin (tidak berwarna) + reagen millon (tidak berwarna) Larutan tidak berwarna larutan tidak berwarna

b). Larutan Putih Telur

No. Cara Kerja Pengamatan

1. 3 ml putih telur 1% + 5 tetes reagen millon (dipanaskan)

putih telur (tidak berwarna) + millon (tidak berwarna) Larutan bening + endapan larutan bening + endapan merah 2. 3 ml putih telur 2% + 5 tetes reagen

millon (dipanaskan)

putih telur (tidak berwarna) + millon (tidak berwarna) Larutan bening + endapan larutanbening + endapan merah 3. 3 ml putih telur 3% + 5 tetes reagen

millon (dipanaskan)

putih telur (tidak berwarna) + millon (tidak berwarna) Larutan bening + endapan larutan bening + endapan merah 4. 3 ml putih telur 4% + 5 tetes reagen

millon (dipanaskan)

putih telur (tidak berwarna) + millon (tidak berwarna) Larutan bening + endapan larutan bening + endapan merah 5. 3 ml putih telur 5% + 5 tetes reagen

millon (dipanaskan)

putih telur (tidak berwarna) + millon (tidak berwarna) Larutan bening + endapan larutan bening + endapan merah 6. 3 ml putih telur 6% + 5 tetes reagen

millon (dipanaskan)

putih telur (tidak berwarna) + millon (tidak berwarna) Larutan bening + endapan larutan bening + endapan merah 7. 3 ml putih telur 7% + 5 tetes reagen

millon (dipanaskan)

putih telur (tidak berwarna) + millon (tidak berwarna) Larutan bening + endapan larutan bening + endapan merah 8. 3 ml putih telur 8% + 5 tetes reagen

millon (dipanaskan)

putih telur (tidak berwarna) + millon (tidak berwarna) Larutan bening + endapan larutan bening + endapan merah 9. 3 ml putih telur 9% + 5 tetes reagen

millon (dipanaskan)

(6)

larutan bening + endapan merah 10. 3 ml putih telur 10% + 5 tetes reagen

millon (dipanaskan)

putih telur (tidak berwarna) + millon (tidak berwarna) Larutan bening + endapan

kuning telur (kuning keruh) + millon (tidak berwarna) Larutan putih keruh

larutan bening + endapan merah 7. 3 ml kuning telur 7% + 5 tetes reagen

millon (dipanaskan)

kuning telur (kuning keruh) + millon (tidak berwarna) Larutan putih keruh

larutan bening + endapan merah 8. 3 ml kuning telur 8% + 5 tetes reagen

millon (dipanaskan)

kuning telur (kuning keruh) + millon (tidak berwarna) Larutan putih keruh

larutan bening + endapan merah 9. 3 ml kuning telur 9% + 5 tetes reagen

millon (dipanaskan)

kuning telur (kuning keruh) + millon (tidak berwarna) Larutan putih keruh

larutan bening + endapan merah 10. 3 ml kuning telur 10% + 5 tetes reagen

millon (dipanaskan)

(7)

larutan bening + endapan merah

d). Tyrosin 3 % dan Histidin 3%

No. Cara Kerja Pengamatan

1. 3 ml larutan tyrosin 3 % + 5 tetes reagen millon (dipanaskan)

Tyrosin (tidak berwarna) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna Larutan Merah bata 2. 3 ml larutan histidin 3% + 5 tetes reagen

millon (dipanaskan)

Histidin (tidak berwarna) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna Larutan bening

II.

Uji Ninhidrin

a). Larutan Glysin

No. Cara Kerja Pengamatan

1. 3 ml larutan Glysin 1% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan glysin (tidak berwarna) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna larutan ungu muda

2. 3 ml larutan Glysin 2% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan glysin (tidak berwarna) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna larutan ungu muda

3. 3 ml larutan Glysin 3% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan glysin (tidak berwarna) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna larutan ungu

4. 3 ml larutan Glysin 4% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan glysin (tidak berwarna) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna larutan ungu

5. 3 ml larutan Glysin 5% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan glysin (tidak berwarna) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna larutan ungu

6. 3 ml larutan Glysin 6% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan glysin (tidak berwarna) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna larutan ungu tua

7. 3 ml larutan Glysin 7% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan glysin (tidak berwarna) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna larutan ungu tua

(8)

ninhidrin (dipanaskan) ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna larutan ungu tua

9. 3 ml larutan Glysin 9% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan glysin (tidak berwarna) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna larutan biru gelap

10. 3 ml larutan Glysin 10% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan glysin (tidak berwarna) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna larutan biru gelap

b). Larutan Putih Telur

No. Cara Kerja Pengamatan

1. 3 ml larutan putih telur 1% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan putih telur (tidak berwarna) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan putih keruh larutan ungu

2. 3 ml larutan putih telur 2% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan putih telur (tidak berwarna) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan putih keruh larutan ungu

3. 3 ml larutan putih telur 3% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

arutan putih telur (tidak berwarna) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan putih keruh larutan ungu

4. 3 ml larutan putih telur 4% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan putih telur (tidak berwarna) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan putih keruh larutan ungu

5. 3 ml larutan putih telur 5% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan putih telur (tidak berwarna) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan putih keruh larutan ungu

6. 3 ml larutan putih telur 6% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan putih telur (tidak berwarna) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan putih keruh larutan ungu

7. 3 ml larutan putih telur 7% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan putih telur (tidak berwarna) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan putih keruh larutan ungu

8. 3 ml larutan putih telur 8% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan putih telur (tidak berwarna) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan putih keruh larutan ungu

9. 3 ml larutan putih telur 9% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

(9)

10. 3 ml larutan putih telur 10% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan putih telur (tidak berwarna) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan putih keruh larutan ungu

c). Larutan Kuning Telur

No. Cara Kerja Pengamatan

1. 3 ml larutan kuning telur 1% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan kuning telur (keruh) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan putih keruh larutan ungu + endapan

2. 3 ml larutan kuning telur 2% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan kuning telur (keruh) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan putih keruh larutan ungu + endapan

3. 3 ml larutan kuning telur 3% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan kuning telur (keruh) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan putih keruh larutan ungu + endapan

4. 3 ml larutan kuning telur 4% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan kuning telur (keruh) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan putih keruh larutan ungu + endapan 5. 3 ml larutan kuning telur 5% + 10 tetes

reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan kuning telur (keruh) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan putih keruh larutan putih keruh

6. 3 ml larutan kuning telur 6% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan kuning telur (kuning keruh) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan putih keruh larutan ungu + endapan

7. 3 ml larutan kuning telur 7% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan kuning telur (kuining keruh) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan putih keruh larutan ungu + endapan 8. 3 ml larutan kuning telur 8% + 10 tetes

reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan kuning telur (kuning keruh) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan putih keruh larutan ungu + endapan

9. 3 ml larutan kuning telur 9% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Larutan kuning telur (kunimg keruh) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan putih keruh larutan ungu + endapan 10. 3 ml larutan kuning telur 10% + 10 tetes

reagen ninhidrin (dipanaskan)

(10)

d). Tyrosin 3 % dan Histidin 3%

No. Cara Kerja Pengamatan

1. 3 ml larutan tyrosin 3 % + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Tyrosin (tidak berwarna) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna Larutan ungu

2. 3 ml larutan histidin 3% + 10 tetes reagen ninhidrin (dipanaskan)

Histidin (tidak berwarna) + reagen ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna Larutan ungu

VIII. Persamaan Reaksi

1. Uji Millon

Reaksi negative pada asam amino :

+

Hg

(Tidak Bereaksi)

+

Hg

(Tidak Bereaksi)

Reaksi positif pada Albumin (putih telur) :

(11)

Reaksi pembentukan kompleks berwarna dari uji ninhidrin :

Uji MILLON

O H

O

OH

N+ H

H H

tyrosin

+

Hg+ NO2

O H

O

OH

N+ H

H H Hg

mercuri

(12)

Uji ninhidrin

C H3

N

H2 O

OH

+

O

O OH OH

O

O N

O O

+

H3C

O

H

+

CO2

+

3H2O

+

H

+

asam amino ninhidrin

berwarna ungu

IX.

Pembahasan

Pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan mengenai reaksi uji

terhadap asam amino. Asam amino adalah komponen utama penyusun protein. Pada

percobaan ini kami melakukan beberapa reaksi uji terhadap asam amino, diantaranya

yakni uji millon dan uji ninhidrin.

(13)

millon. Namun, hasil positif ditunjukkan oleh larutan putih telur 1%-10% dan larutan

kuning telur 1%-10%. Larutan menghasilkan endapan merah bata ketika dipanaskan di

penangas air. Ini menandakan bahwa larutan putih telur 1%-10% dan larutan kuning

telur 1%-10% mengandung gugus tyrosin. Untuk larutan histidin 3% saat ditambahkan

reagen millon yang bewarna bening dan dilakukan pemanasan larutan tetap bewarna

bening, itu artinya pada larutan histidin negatif dengan reagen millon. Selanjutnya untuk

larutan tyrosin 3%, masih dengan perlakuan yang sama seperti senyawa-senyawa asam

amino lainnya, larutan yang semula bewarna bening setelah dipanaskan campuran

larutan tersebut berubah menjadi larutan warna merah bata. Dari hasil pengamatan

tersebut dapat di simpulkan bahwa larutan tyrosin positif pada uji millon

Pada uji asam amino yang kedua, kami melakukan percobaan mengenai uji

ninhidrin. Uji ninhidrin digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan gugus α-asam

amino. Pada uji ini, kami menggunakan larutan glysin 10%, larutan putih telur

1%-10% , larutan kuning telur 1%-1%-10%, larutan histidin 3% dan larutan tyrosin 3%. Pada uji

yang kedua ini, semua sampel protein menunjukan hasil yang positif. Hal ini ditandai

dengan perubahan warna larutan menjadi ungu ketika dipanaskan di atas bunsen hingga

mendidih. Semua asam amino, atau peptida yang mengandung 2 amino bebas akan

bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu.

Namun,

degradasi warna yang ditunjukkan akan menghasilkan warna yang berurutan sesuai

dengan konsentrasi. Hal ini dikarenakan waktu pemanasan yang sama sehingga

menghasilkan degradasi warna yang sesuai.

Kesimpulan

Pada uji millon, larutan lysin dan larutan histidin menunjukkan hasil negatif. Ini

berarti kedua sampel tersebut tidak mengandung gugus hidroksi fenil.

Pada uji millon, larutan tyrosin, larutan putih telur dan larutan kuning telur

menunjukkan hasil positif. Ini berarti kedua sampel tersebut mengandung gugus

hidroksi fenil.

(14)

Pada uji ninhidrin, terjadi degradasi warna larutan. Warna larutan berurutan

sesuai dengan konsentrasi larutan sampel. Hal ini dikarenakan waktu yang

digunakan untuk memanaskan larutan sama pada semua konsentrasi.

X.

Daftar Pustaka

Masiring, Gideon Yones. 2011. Percobaan II Reaksi Uji Terhadap Asam Amino,

(online),

(http://gideonyonesmasiring.blogspot.com/2011/02/percobaan-ii-reaksi-uji-terhadap-asam.html, diakses pada tanggal 31 agustus 2014).

Nahraeni, Adlina Arsi. 2012. Asam Amino (online),

(15)

Sya'bana , Muhammad Fauzi. 2011. Asam Amino dan Protein, (online), (http://nurul.

kimia.upi.edu/Web%202011/0800521/ujiprotein.html, diakses pada tanggal 31

agustus 2014).

LAMPIRAN

Uji Millon

(16)

logam tersebut akan memutuskan jembatan garam dan berikatan dengan protein

membentuk endapan logam proteinat.

2. Mengapa larutan protein terkoagulasi?

Protein dapat terkoagulasi karena protein mengalami destruksi bentuk tiga

dimensi dari rantai polipeptida yang ikatannya akan pecah tanpa mengakibatkan

pemecahan ikatan kovalen dari ikatan peptidanya.

3. Larutan protein yang mana yang memberikan uji negative? Mengapa?

Larutan yang memberikan uji negative terhadap uji reaksi millon adalah larutan

alanin, larutan valin dan larutan asam aspartat. Ini dikarenakan ketiga larutan ini

tidak mengandung gugus hidroksi fenil (tyrosin) sehingga tidak terjadi koagulasi

dan menghasilkan endapan merah.

Uji Ninhidrin

1. Warna apa yang terbentuk?

Pada uji ninhidrin, larutan positif akan membentuk larutan yang berwarna ungu.

2. Gugus apa yang memberikan uji positif?

Gugus α-asam amino akan memberikan uji positif terhadap uji ninhidrin.

(17)

Pipet tetes

Beaker Gelas

Tabung Reaksi

Referensi

Dokumen terkait

Pada uji benedict, hasil positif menunjukan perubahan warna menjadi merah bata , hasil itu di buktikan oleh sampel maltosa, jagung dan dedak yang menandakan sampel tersebut

Pada reaksi asam nitrat untuk albumin telur jika ditambah dengan HNO3 maka akan terjadi koagulasi. Pada reaksi pengendapan dengan asam kuat terbentuk

Dengan adanya muatan positif dari logam berat akan terjadi reaksi netralisasi dari protein dan Pada semua sampel terbentuk endapan putih yang menunjukkan bahwa

Larutan NaOH yang digunakan pada uji Moore ini berfungsi sebagai penurun titik lebur, juga sampel yang mengandung gugus aldehid atau keton akan berikatan dengan gugus

Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada larutan protein yaitu ekstrak tempe, ekstrak tauge, putih telur, dan pepton mengalami perubahan warna yaitu berubah

Semakin banyak CuSO4 yang di berikan maka akan semakin terang juga warna ungu yang di hasilkan, ini tidak hanya berlaku untuk larutan putih telur saja, akan tetapi pada semua

Pemanasan yang dilakukan pada Uji Millon, Uji Xanthoprotein, dan Uji Ninhydrin bertujuan untuk mempercepat reaksi antara pereaksi dengan larutan protein sehingga

PEMBAHASAN Pada praktikum kami kali ini dilakukan uji asam nukleat, yang dilakukan dengan mengisolasi DNA yang berasal dari sayuran yaitu dalam kesempatan ini kami menggunakan bunga