• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum dan Biokimia KARBOHIDRAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum dan Biokimia KARBOHIDRAT"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Biokimia Dasar dengan Judul “Karbohidrat” yang disusun oleh:

Nama : Nurafni Khaer Fatha NIM : 1414142001

Kelas : Biologi Sains (B) Kelompok : IV

telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten dan/ Koordinator Asisten dan dinyatakan diterima.

Makassar, Desember 2015

Koordinator Asisten, Asisten,

Djumarirmanto, S. Pd. Adriani

NIM. 1214141008

Mengetahui, Dosen Penanggung Jawab

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biokimia adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang proses kimia atau reaksi kimia yang terjadi didalam zat hidup (sel, makhluk hidup), baik itu mikroorganisme, tanaman, invertebrata, avertebrata, hewan menyusui, dan manusia. Dalam hal ini, dapat kita ketahui bagaimana kumpulan zat hidup bercampur atau bereaksi menghasilkan zat yang disebut dengan zat hidup. Dan peranan biokimia ini adalah sebagai dasar pengembangan pengetahuan dasar kedokteran, pertanian, peternakan, biologi, mikrobiologi, dan lainnya yang sehubungan.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sekarang ini banyak ditemukan berbagai macam metode pengajaran. Dalam mempelajari suatu teori tidaklah cukup jika hanya mengetahui secara bacaan saja, karena semua belumlah cukup sehingga perlu dilakukan suatu hal yang disebut dengan praktikum. Adanya praktikum ini kita dapat mengetahui apakah teori tersebut benar atau salah, demikian juga dengan teori karbohidrat yang akan dibahas ini.

(3)

hidrazin serta percobaan Hidrolisis Selulosa untuk mengetahui hasil hidrolisis selulosa sampel.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini, yaitu :

1. Untuk menentukan adanya karbohidrat secara umum melalui uji kelarutan dan percobaan Molisch.

2. Untuk menentukan adanya kandungan monosakarida melalui reaksi Barfoed.

3. Untuk menentukan adanya kandungan aldosa dan ketosa melalui uji Benedict.

4. Untuk menentukan adanya kandungan ketosa melalui reaksi Schliwanoff. 5. Untuk mengetahui adanya kandungan karbohidrat pada suatu sampel

melalui percobaan peragian.

6. Untuk mengetahui hidrolisis selulosa.

7. Untuk mengetahui adanya kandungan aldosa atau ketosa melalui uji Osazon.

C. Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum ini, yaitu :

1. Mengetahui cara menentukan adanya karbohidrat secara umum melalui uji kelarutan dan percobaan Molisch.

2. Mengetahui cara menentukan adanya kandungan monosakarida melalui reaksi Barfoed.

3. Mengetahui cara menentukan adanya kandungan aldosa dan ketosa melalui uji Benedict.

4. Mengetahui cara menentukan adanya kandungan ketosa melalui reaksi Schliwanoff.

5. Mengetahui cara menentukan adanya kandungan karbohidrat pada suatu sampel melalui percobaan peragian.

(4)
(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen clan oksigen dalam komposisi menghasilkan H2O. Di dalam tubuh

karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Hutagalung, 2004)

Sumber karbohidrat nabati dalam glikogen bentuk glikogen, hanya dijumpai pada otot dan hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam susu. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat di bentuk dari basil reaksi CO2 dan H2O melalui proses foto sintese di dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang

mengandung hijau daun (klorofil). Matahari merupakan sumber dari seluruh kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda dari kehidupan tidak akan dijumpai (Hutagalung, 2004).

Karbohidrat yang tidak bisa dihrolisis ke susunan yang lebih simpel dinamakan monosakarida, karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul monosakarida dinamakan disakarida. Sedangkan karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida dinamakan polisakarida. Monosakarida bisa diklasifikasikan lebih jauh, jika mengandung grup aldehid maka disebut aldosa, jika mengandung grup keton maka disebut ketosa. Glukosa punya struktur molekul C6H12O6, tersusun atas enam karbon, rantai lurus, dan

pentahidroksil aldehid maka glukosa adalah aldosa. Contoh ketosa yang penting adalah fruktosa, yang banyak ditemui pada buah dan berkombinasi dengan glukosa pada sukrosa disakarida (Morrison,1983).

(6)

ujung sisi) dan aldosa (enam karbon gula yang mengandung aldehid pada ujung). Keton mengdehidrasi dengan cepat menghasilkan hydroxymethylfurfural, sedangkan aldosa lebih lambat. Sekali hydroxymethylfurfural dihasilkan, akan bereaksi dengan resosinol menghasilkan warna merah. Uji Benedict digunakan untuk menentukan monosakari dan disakarida yang mengandung grup aldehid yang dapat dioksidasi asam karboksil. Gula akan mereduksi ion kupri pada larutan Benedict. Uji Barfoed untuk memisahkan antara monosakarida dengan disakarida yang dapat mereduksi ion kupri. Reagen barfoed bereaksi dengan monosakarida untuk menghasilkan kupri oksida lebih cepat dibanding disakarida (Eaton,1980).

Keberadaan karbohidrat dapat kita lihat dengan uji Molisch atau uji bahan gula bebas, alkohol naphthol, dan H2SO4. Pada uji benedict ion

kupriCu2+ direduksi menjadi Cu

2O dalam larutan alkalin sitrat. Sitrat menahan

kestabilan Cu2+ selama reaksi dengan menjaga dari pengurangan menjadi hitam,

larutan CuO. Dalam uji Barfoed Cu2+ tereduksi menjadi Cu

2O pada larutan asam

lemah. Secara praktek, dapat terlihat bahwa monosakarida mengurangi lebih cepat pada larutan asam lemah daripada disakarida. Uji Selliwanof reaksi spesifik warna untuk ketosa. Pada larutan HCl,ketosa mengalami dehidrasi menjadi fulfural lebih cepat dibanding aldosa. Lebih jauh, fulfural akan bereaksi dengan resolsinol menghasilkan warna. Dengan konsekuensi, tingkat perkembangan warna dan resolsinol menyediakan bukti bahwa aldosa dan ketosa murni terdapat pada gula (Clark,1964).

Karbohidrat yang merupakan polimer alam (biopolimer) adalah polisakarida. Polisakarida terbentuk dari monomer-monomer monosakarida yang tergabung melalui ikatan kovalen berupa ikatan glikosida dalam reaksi polimerisasi kondensasi. Dalam mengidentifikasi karbohidrat didalam suatu zat ada delapan macam pengujian karbohidrat secara kualitatif yaitu uji molisch, uji iodium, uji benedict, uji barfoed, uji bial, uji seliwanoff, uji osazon dan uji asam musat (Mulasari, 2013).

Menurut Mulasari (2013), untuk mengetahui reaksi karbohidrat adalah sebagai berikut :

(7)

a. Uji fehling

Memasukkan 1 ml larutan fehling A dan 1 ml fehling B ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering. Menambahkan kedalamnya 1 ml (10 tetes) larutan glukosa (gula), dan memanaskan dalam penangas air sampai mendidih. Mengamati dan mencatat apa yang terjadi.

b. Uji moore

Memasukkan 5 ml larutan glukosa ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering. Menambahkan 1 ml NaOH 10%. memanaskan sampai mendidih. Mengamati dan mencatat yang terjadi.

c. Uji benedict

Masukkan 5 ml pereaksi benedict ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering. Tambahkan 1 ml larutan glukosa dan panaskan dalam penangas air selama 5 menit. Dinginkan (Pembentukan endapan hijau, kuning atau merah menunjukan reaksi positif). Amati perubahan warna. Tambahkan ke dalam tabung reaksi tersebut setetes asam sulfat encer dan memasakannya. Amati dan catat perubahan warnanya.

d. Uji molisch

Masukkan 1 ml lrutan glukosa ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering. Tambahkan 3 tetes pereaksi molisch dan mengocok perlahan. Tambahkan 1 ml asam sulfat pekat. Amati yang terjadi Warna biru yang terjadi pada batas kedua lapisan menunjukan reaksi positif.

e. Uji Barfoed

Memasukan 5 mL pereaksi barfoed ke dalam tabung reaksi. Menambahkan 1 mL glukosa. Memanaskan dalam penangas air selama 5 menit. Mendinginkan larutan dan mengamati apa yang terjadi.

f. Uji Amoniakal

(8)

2. Reaksi terhadap disakarida

a. Uji larutan sukrosa dengan prosedur di atas . b. Hidrolisis sukrosa

Memasukkan 10 ml larutan sukrosa ke dalam gelas kimia 50 ml. Menambahkan 2 ml larutan HCl 10%. Memanaskan beberapa menit dalam penangas air. Setelah dingin, menetralkan dengan larutan NaOH 10%, mengetes dengan indicator pp atau kertas pH. Larutan siap diuji dengan uji fehling, moore, benedict, molisch, barfoed, dan perak amoniakal.

3. Reaksi terhadap polisakarida

a. Uji larutan amilum dengan prosedur di atas b. Hidrolisis polisakarida

(9)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Hari/tanggal : Jum’at/ 18 Desember 2015 Waktu : Pukul 09.30-12.00 WITA

Tempat : Laboratorium Biologi Lantai II Timur FMIPA UNM

B. Alat dan Bahan 1. Alat

a. Tabung reaksi b. Rak tabung reaksi c. Pipet tetes

d. Gelas kimia e. Gelas ukur

f. Bunsen, kasa dan kaki tiga g. Penjepit Tabung

h. Batang pengaduk 2. Bahan

a. Amilum

b. Larutan Fruktosa c. Larutan Maltosa d. Larutan Laktosa e. Larutan Sukrosa f. Larutan Galaktosa g. Larutan Glukosa h. Larutan α-naftol i. Asam sulfat pekat j. Larutan Iod

(10)

m. Reagen Barfoed n. Reagen Molisch o. Reagen Fosfomolibdat p. 5 ml suspensi ragi roti q. Reagen Seliwanoff

r. Larutan Asam Klorida ( HCl ) s. Larutan Fenilhidrazin

t. Na-asetat kering

u. Kertas saring atau kertas biasa v. Korek api

w. Air suling atau air aquadest x. Tissue

3. Prosedur Kerja a. Uji Molisch

1) Amilum

2) Selulosa

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih Mengisi

Sampel gula berupa Amilum Menambahkan

Reagen α-naftol dan Asam Sulfat Pekat (H2SO4)

Mengamati

Perubahan warna yang terjadi

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih Mengisi

Menambahkan

(11)

3) Monosakarida ( Glukosa, fruktosa dan galaktosa)

b. Uji Benedict

c. Uji Barfoed

Sobekan kertas

Perubahan warna yang terjadi Mengamati

Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih

Masing-masing tabung dengan 2 ml sampel berupa sukrosa, Laktosa, fruktosa, maltosa dan galaktosa

2 tetes Reagen α-naftol dan Asam Sulfat Pekat (H2SO4)

Perubahan warna yang terjadi Mengamati

Menambahkani Mengisi

Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih

Masing-masing tabung dengan 2 ml sampel berupa sukrosa, Laktosa, fruktosa, maltosa dan galaktosa

2 ml Reagen Benedict pada masing-masing sampel

Selama 2 menit dan mengamati hasilnya Mengisi

Menambahkan

Memanaskan Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih

Mengisi

Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih

(12)

d. Uji Seliwanoff

e. Peragian

Masing-masing tabung dengan 2 ml sampel berupa sukrosa, Laktosa, fruktosa, maltosa dan galaktosa

2 ml Reagen Barfoed pada masing-masing sampel

Selama 5 menit

Menambahkan

Memanaskan

2-3 tetes asam fosmolibdat dan mengamati hasilnya Menambahkan

Masing-masing tabung dengan 2 ml sampel berupa sukrosa, Laktosa, fruktosa, maltosa dan galaktosa

2 ml Reagen Seliwanoff pada masing-masing sampel

Selama 20 menit

Menambahkan

Memanaskan

Perubahan yang terjadi

Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih Mengisi

Mengamati

Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih Mengisi

Masing-masing tabung dengan 2 ml sampel berupa sukrosa, Laktosa, fruktosa, maltosa dan galaktosa

(13)

f. Hidrolisis Selulosa

g. Uji Osazon

5 ml Ragi roti pada masing-masing sampel

Selama 60 menit

Mendiamkan

Perubahan yang terjadi Mengamati

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih Mengisi

Sobekan kertas

Menambahkan

Asam sulfat Pekat (H2SO4) dan air

Hingga mendidih dan diamkan selama 1 jam Memanaskan

Menambahkan Reagen Benedict dan mengamati

perubahan yang terjadi

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih Mengisi

Masing-masing tabung dengan 0,5 ml Fenilhidrazin dan 1 gram Na.Asetat

Menambahkan

Masing-masing tabung dengan 2 ml sampel berupa sukrosa, Laktosa, fruktosa, maltosa dan galaktosa

Mengocok

(14)

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

UJI Sampel

Sukrosa Laktosa Fruktosa Maltosa Galaktosa

Molisch

W Biru Biru Biru Biru Biru

Seliwanoff

bata Orange Merah tua Kuning

(15)

B. Pembahasan 1. Uji Molisch

Uji molisch adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang alhi botani dari Australia. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna ungu. Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu di purmukaan antara lapisan asam dan lapisan sampel.

Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu α-naphthol yang terlarut dalam etanol. Setelah pencampuran atau homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-lahan dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar

tidak sampai bercampur dengan larutan atau hanya membentuk lapisan. Dari hasil pengamatan, kelima sampel karbohidrat yaitu sukrosa, laktosa, fruktosa, maltosa, dan galaktosa masing-masing sebanyak 1 cc, menunjukkan reaksi positif yang ditandai dengan munculnya cincin ungu. Reaksi yang terjadi adalah :

2. Uji Benedict

(16)

pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict. Satu liter pereaksi Benedict dapat dibuat dengan menimbang sebanyak 100 gram sodium carbonate anhydrous, 173 gram sodium citrate, dan 17.3 gram copper (II) sulphate pentahydrate, kemudian dilarutkan dengan akuadest sebanyak 1 liter.

Untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida pereduksi dalam makanan, sampel karbohidrat (sukrosa, laktosa, fruktosa, maltosa, dan galaktosa) dilarutkan dalam air, dan ditambahkan sedikit pereaksi benedict. Dipanaskan dalam waterbath selamaa 4-10 menit. Selama proses ini larutan akan berubah warna menjadi biru (tanpa adanya glukosa), hijau, kuning, orange, merah dan merah bata atau coklat (kandungan glukosa tinggi).

Dari hasil pengamatan, laktosa, fruktosa, dan maltosa mengalami perubahan menjadi endapan merah bata yang disebabkan oleh larutan benedict yang terdiri dari tembaga sulfat (CuSO4). Bahwa pada ketiga

sampel tersebut mengalami oksidasi dan mampu mereduksi senyawa yaitu melepaskan O2 sehingga terbentuk tembaga oksida (Cu2O) yang kita lihat

sebagai endapan merah bata. Sukrosa (gula pasir) dan galakosa tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict. Hal ini menunjukkan bahwa sukrosa bukanlah gula pereduksi dan tidak mempunyai gugus OH bebas yang reaktif karena keduanya saling terikat, sedangkan laktosa mempunyai OH bebas (Winarno, 1997). Sementara itu, gula yang merupakan pereduksi terkust adalah maltosa karena endapan yang terbentuk warna merah kecoklatan.

(17)

3. Uji Barfoed

Pada uji barfoed untuk mendeteksi karbohidrat yang tergolong monosakarida. Pereaksi barfoed terdiri dari kupri asetat dan asam asetat. Ke dalam 5 ml peraksi dalam tabung reaksi ditambahkan 1 ml larutan contoh, kemudian tabung reaksi ditempatkan dalam air mendidih selama 1 menit. Endapan berwarna merah orange menunjukkan adanya monosakarida dalam contoh.

Menurut Winarno (1997) dalam pengujian monosakarida mengunakan perekaksi Barfoed, setelah dipanaskan selama 1 menit, didiamkan beberapa saat sehingga dapat dilihat perubahan yang terjadi pada larutan uji tersebut.

Ion Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan menghasilkan Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Hal inilah yang

mndasari uji Barfoed. Pada uji Barfoed, yang terdeteksi monosakarida membentuk endapan merah bata karena terbentuk hasil Cu2O.

(18)

perubaham. Seharusnya jika dilihat dari literatur bahwa glukosa dan fruktosa adalah monosakarida ditunjukkan dengan adanya pengendapan. Sementara itu, maltosa, laktosa, dan sukrosa bukan merupakan monosakarida karena dalam literatur ketiga sampel ini merupakan disakarida terbukti apabila pengujian berhasil maka tidak akan ada endapan yang terbentuk.

Penyebab dari tidak adanya perubahan pada sampel yaitu pada saat pengenceran glukosa tidak menggunakan aquades melainkan menggunakan air biasa, atau pada saat pengujian terlalu banyak gula yang dimasukkan atau tidak sesuai takaran atau juga pemanasan yang berlebih.

Reaksinya sebagai berikut :

4. Uji Seliwanoff

Uji Seliwanoff adalah uji untuk mengetahui adanya kandungan gugus ketosa pada sampel. Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton/aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa.

Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat. Asam reagen ini menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida menjadi gula sederhana. Ketosa yang terhidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol, menghasilkan zat berwarna merah tua. Aldosa dapat sedikit bereaksi dan menghasilkan zat berwarna merah muda.

(19)

termasuk ketosa. Peristiwa dehidrasi monosakarida ketosa menjadi lebih futural lebih cepat dibandingkan dengan aldehid karena aldehid mengalami transformasi menjadi ketosa sebelum dehidrasi. Ketosa yang terhidrasi terhidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol, menghasilkan zat warna merah tua.

Sedangkan fruktosa dan galaktosa setelah dicampurkan menunjukkan perubahan menjadi warna oranye dan kuning. Hal ini menunjukkan bahwa pada sampel tersebut tidak tergolong kedalam gugus ketosa melainkan aldosa, yakni golongan yang terdapat gugus aldehid dalam struktur kimianya.

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

5. Peragian

Fermentasi merupakan aktivitas mikroorganisme untuk memperoleh energi melalui pemecahan substrat atau katabolisme yang diperlukan untuk proses metabolisme dan pertumbuhannya. Adapun peragian adalah proses perubahan glukosa menjadi alkohol dan karbondioksida melalui suatu rangkaian reaksi enzimatik yang terdapat pada ragi, ragi yang digunakan dalam praktikum ini adalah Saccharomyces cereviceae.

Percobaan dilakukan dengan memasukkan 5 ml sampel (sukrosa, laktosa, fruktosa, maltosa, dan galaktosa) kedalam tabung reaksi, lalu menambahkan 5 ml ragi, lalu didiamkan 60 menit. Hasilnya semua sampel menunjukkan terdapat gelembung gas. Hal ini menunjukkan bahwa semua sampel mengandung gugus gula yang dapat difermentasikan.

(20)

Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas membentuk hidrazon atau osazon bila dipanaskan fenihildrazin berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik. Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila didinginkan. Namun, sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus aldehida atau keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas. Sebaliknya, osazon monosakarida tidak larut dalam air mendidih. Reaksi ini dapat digunakan baik untuk larutan aldosa maupun ketosa, yaitu dengan menambahkan larutan fenilhidrazin, lalu dipanaskan hingga terbentuk kristal yang berwarna kuning yang dinamakan hidrazon (ozason).

Hasil percobaan menunjukkan, bahwa kelima sampel (sukrosa, fruktosa, maltosa, laktosa, dan galaktosa) setelah dipanaskan, terdapat endapan berwarna kuning. Hal ini menunjukkan bahwa semua sampel memiliki gugus keton atau aldehid yang jika dipanaskan dengan fenilhidrazin akan membentuk hidrazon (ozason).

Reaksi yang terjadi sebagai berikut :

7. Hidrolisis Selulosa

Hidrolisis didefinisikan sebagai proses pemecahan zat-zat dengan menggunakan air. Zat-zat yang biasanya dipakai untuk menghidrolisis adalah larutan asam encer atau pekat. Asam yang dibunakan umumnya HCl dan asam sulfat. Proses ini dilakuka untuk menghidrolisis minya, pati, ataupun selulosa. Percobaan dilakukan dengan memasukkan sobekan kertas kedalam H2SO4 dan air lalu dipanaskan hingga mendidih. Setelah itu

(21)

menjadi biru bening. Hal ini menunjukkan bahwa jika telah terhidrolisis sempurna menandakan bahwa selulosa bila dipanaskan akan terhidrolisis menjadi dua senyawa monosakarida. Senyawa fruktosa dan glukosa. Monosakarida itulah yang menunjukkan reaksi dengan pereaksi tersebut.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan praktikum reaksi karbohidrat, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Uji kelarutan dan percobaan Molisch, dilakukan untuk mengetahui adanya karbohidrat pada larutan, positif pada monosakarida membentuk cincin ungu. Reaksi ini berdasarkan pembentukan furfural yang didehidrasi oleh asam sulfat pekat. Reaksi positifnya ditandai dengan terbentuknya cincin ungu pada sampel.

2. Uji Benedict, dilakukan untuk mengetahui larutan-larutan tembaga yang basa bila direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya endapan merah pada sampel.

3. Uji Barfoed, dilakukan untuk menentukan adanya atau tidaknya yang termasuk monosakarida pada larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan perubahan warna sampel menjadi biru.

4. Percobaan peragian, dilakukan untuk melihat fermentasi yang terjadi pada ragi roti. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya gelembung pada sampel.

(22)

6. Uji Osazon, dilakukan untuk mengetahui adanya kandungan aldosa atau ketosa. Pada pengujian ini dilakukan dengan cara mereaksikan fenilhidrazin ke dalam larutan gula. Reaksi positif ditandai dengan adanya endapan dan menghasilkan larutan yang berwarna kuning setelah dipanaskan.

7. Reaksi Hidrolisis Seluosa, dilakukan untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis selulosa sampel. Reaksi positifnya ditandai dengan perubahan warna sampel menjadi biru bening.

B. Saran

1. Untuk Praktikan

Praktikan diharapkan agar mengetahui prosedur kerja sehingga praktikum dapat berjalan dengan efisien.

2. Untuk Laboratorium

Laboratorium diharapkan agar lebih melengkapi fasilitas yang diperlukan dalam praktikum terutama bahan yang digunakan.

3. Untuk Asisten

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Clark,John M. 1964. Experimental Biochemistry. WH Freeman and Company. San Franciso

Eaton,David C. 1980. The World of Organic Chemistry.Mc-Graw-Hill Book Company. New york.

Hutagalung, Halomoan. 2004. Karbohidrat. Universitas Sumatera Utara: Sumatera Utara

Mulasari, Surahma Asti dan Tri Wahyuni Sukesi. 2013. Biokimia. Penerbit Pustaka Kesehatan: Yogyakarta

Morrison, Robert Thornton. 1983. Organic Chemistry Fourth Edit. New York: New York University.

Referensi

Dokumen terkait

Pada uji benedict, hasil positif menunjukan perubahan warna menjadi merah bata , hasil itu di buktikan oleh sampel maltosa, jagung dan dedak yang menandakan sampel tersebut

Pada percobaan yang dilakukan terdapat sampel yang hanya memiliki salah satu sifat karamelisasi dikarenakan perbedaan konsentrasi gula yang dimiliki apabila konsentari

Pada percobaan yang dilakukan terdapat sampel yang hanya memiliki salah satu sifat karamelisasi dikarenakan perbedaan konsentrasi gula yang dimiliki apabila

Uji iodium merupakan uji khas untuk mendeteksi adanya kandungan amilum atau pati (polisakarida). Larutan amilum apabila diberi larutan iodium akan berwarna biru akibat

Pada glukosa terdapat gugus aldehid bebas dan pada sukrosa terdapat gugus keton bebas, glukosa dapat mereduksi tembaga dan garam perak, maltose ( disakarida dapat bereaksi

karbohidrat kompleks adalah karbohidrat yang struktur kimianya terdiri dari tiga molekul gula atau lebih yang biasanya saling terikat dalam suatu rantai molekul.. Gula ini lebih

Glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, dan pati termasuk senyawa karbohidrat yang seluruhnya menghasilkan cincin ungu kecoklatan pada reaksinya dengan pereaksi Molisch..

Percobaan 3 “uji Seliwanoff” 1mL pereaksi Seliwanoff - Dimasukkan dalam tabung reaksi yang berbeda-beda - Ditambahkan ekstrak pisang yang berbeda pada masing-masing tabung reaksi