• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KARBOHIDRAT

N/A
N/A
Rifda Hasna Tsuroyya

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KARBOHIDRAT "

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KARBOHIDRAT

Disusun oleh:

NAMA : RIFDA HASNA TSUROYYA NIM : L1A021090

TANGGAL PRAKTIKUM : 6 JUNI 2022

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

PURWOKERTO 2022

(2)

KARBOHIDRAT

I. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat mengisolasi pati dari ubi kayu.

2. Mahasiswa dapat melakukan uji molisch dan uji iod terhadap pati yang diisolasi.

3. Mahasiswa dapat menentukan kadar pati dalam ubi kayu.

4. Mahasiswa dapat melakukan uji kualitatif gula pereduksi dari buah- buahan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat adalah salah satu zat gizi yang dibutuhkan oleh manusia. Karbohidrat befungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat- zat organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda.

Walaupun terdapat persamaan-persamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur Carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) (Nurhamaida Sari Siregar, 2014).

Karbohidrat merupakan penyediaan energi utama dan sumber makanan relatif lebih murah dibanding dengan zat gizi lain (Almatsier, 2009). Karbohidrat dapat digunakan sebagai penghasil utama glukosa yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai sumber utama bagi tubuh.

Fungsi utama karbohidrat selain menyediakan keperluan energi tubuh.

Selain itu karobohidrat juga memiliki fungsi lain yang berkaitan dengan nutrient lain. Yaitu berfungsi juga bagi kelangsungan proses metabolisme lemak (Eka Prasetia Hati Baculu, 2017).

Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi makro. Karbohidrat ada yang dapat dicerna oleh tubuh sehingga menghasilkan glukosa dan

(3)

energi. Ada pula karbohidrat yang tidak dapat dicerna yang berguna sebagai serat makanan. Fungsi utama karbohidrat yang dapat dicerna bagi manusia adalah untuk menyediakan energi bagi sel, termasuk sel- sel otak yang kerjanya tergantung pada suplai karbohidrat berupa glukosa. Kekurangan glukosa darah (hipoglikemia) bisa menyebakan pingsan atau fatal; sementara bila kelebihan glukosa darah menimbulkan hiperglikemia yang bila berlangsung terus meningkatkan risiko penyakit diabetes atau kencing manis (Mahan K. dan Escott- Stump, 2008).

Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi menjadi dua golongan yakni karbohidrat sederhana dan kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri dari monosakarida yaitu molekul dasar dari karbohidrat. Yang dikenal dengan disakarida yang terbentuk dari dua monosa yang dapat saling terikat. Selain itu oligosakarida yang memiliki gula rantai pendek yang dibentuk oleh galaktosa. Karbohidrat kompleks terdiri dari polisakarida yang memiliki lebih dari dua ikatan monosakarida dan serat yang biasa disebut juga polisakarida nonpati (Nurhamaida Sari Siregar, 2014).

Analisis kualitatif karbohidrat umumnya didasarkan atas reaksi- reaksi warna yang dipengaruhi oleh produk-produk hasil penguraian gula dalam asam-asam kuat dengan berbagai senyawa organik. Sifat mereduksi dari gugus karbonil dan sifat oksidasi dari gugusan hidroksil yang berdekatan. Reaksi dengan asam-asam kuat seperti asam sulfat, hidroklorat dan fosfat pada karbohidrat menghasilkan pembentukan produk terurai yang berwarna. Ada beberapa macam analisis kualitatif karbohidrat. Yang sering dilakukan adalah uji molish, uji seliwanof, uji antrone, dan uji fenol (Andarwulan dkk, 2011).

(4)

III. METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum percobaan uji isolasi pati dari ubi kayu adalah adalah pompa vakum, talenan, gelas beker, kertas saring, kain muslin, blender, pisau, gelas piala 500 mL, gelas ukur 100 mL, gelas arloji, neraca analitik, 1 set corong buchner, pipet tetes, gelas ukur 5 atau 10 mL, tabung reaksi, papan uji. Alat yang digunakan pada praktikum percobaan uji kualitatif gula pereduksi dari buah-buahan adalah penangas, tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur 5 mL.

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum uji isolasi pati dari ubi kayu adalah ubi kayu, aquades, etanol 95%, pereaksi molisch, H2SO4 pekat, larutan iod encer. Bahan yang digunakan yang digunakan pada praktikum percobaan uji kualitatif gula pereduksi dari buah-buahan adalah berbagai macam buah (semangka, jeruk, pepaya) yang diambil sarinya, dan pereaksi benedict.

3.3 Cara Kerja

A. Pembuatan Larutan Percobann Uji Isolasi Pati dari Ubi Kayu 1. 125 gram ubi kayu dipotong dan dicuci, kemudian blender dengan

aquades selama 1 menit

2. Ubi yang telah lumat disaring dengan kain muslin sehingga dihasilkan cairan yang keruh

3. Cairan yang keruh kemudian dibiarkan mengendap 4. Setelah mengendap cairan kemudian di dekantasi 5. Ditambah 100 ml aquades ke dalam endapan

(5)

6. Diendapkan dan didekantasi lagi selama 10 menit

7. Ditambahkan 100 ml etanol 95% ke dalam endapan sambil diaduk 8. Disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang lalu diletakkan

pada corong buchner pada pompa vacum

9. Pati yang diperoleh dikeringkan pada suhu kamar diatas kaca arloji 10.Ditimbang dan dicatat bobotnya

11.Pati yang diperoleh selanjutnya dilarutkan dalam aquades 10 ml kemudian dilakukan uji molisch dan uji iod

A.1 UJI MOLISCH

1. 5 ml larutan pati dimasukkan dalam tabung reaksi.

2. Larutan ditambahkan dengan 2 tetes pereaksi molisch dan campur hingga rata

3. Ditambahkan 3 ml asam sulfat pekat secara perlahan-lahan melalui dinding tabung

4. Kemudian hasil yang diperoleh diamati dan dicatat A.2 UJI IOD

1. Tepung pati dimasukkan ke dalam papan uji 2. Ditambahkan 1 tetes larutan iod encer

3. Lalu dicampurkan dengan rata dan perhatikan warna yang terbentuk 4. Kemudian hasil yang diperoleh diamati dan dicatat

B. UJI KULITATIF GULA PEREDUKSI DARI BUAH-BUAHAN 1. Ke dalam masing-masing tabung reaksi diisi reaksi benedict

sebanyak 0,5 ml

2. 1 ml sari buah ditambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi yang diuji

(6)

3. Lalu dipanaskan ke dalam air mendidih selama 10 menit

4. Setelah 10 menit perubahannya diamati lalu kecepatan perubahannya dibandingkan

IV. HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Data Pengamatan

4.1.1.1 Uji Molisch

Perlakuan Pengamatan

1. Sebanyak 5 ml larutan pati dimasukkan kedalam tabung reaksi

Larutan pati berwarna

keputihan 2. Larutan ditambahkan

dengan 2 tetes pereaksi molisch

Larutan pati berwarna

keputihan 3. Ditambahkan 3 ml H2SO4

secara perlahan

Larutan pati menghasilkan warna ungu pada batas ke 2 cairan 4.1.1.2 Uji Iod

Perlakuan Pengamatan

1. Tepung pati dimasukkan ke dalam papan uji

Tepung pati

berwarna keputihan

2. Tambahkan satu tetes Tepung pati

(7)

larutan iod lalu campurkan dengan rata

berubah warna menjadi biru 4.1.1.3 Uji Gula Pereduksi

Perlakuan Pengamatan

1. Ke dalam masing-masing tabung reaksi diisi pereaksi benedict

Terlihat cairan berwarna ungu 2. Larutan buah yang diuji

ditambahkan 1 ml pada tabung reaksi

Warna berubah menjadi hijau kebiruan

3. Lalu dipanaskan pada air mendidih selama 10 menit

Warna berubah menjadi merah bata

4. Dibandingkan kecepatannya

Diperoleh hasil kecepatan yang terbesar pepaya, semangka

kemudian jeruk.

4.2 Data Perhitungan

Masaa ubi kayu 125 gram

Massa pati 25,5850 gram

Kadar 20,468 %

4.3 Pembahasan

4.3.1 Karbohidrat, Pati & Gula Pereduksi

Karbohidrat atau sakarida ialah polisakarida aldehid atau polihidroksil keton, atau senyawa hasil hidrolisis keduanya.

Penyusun utama karbohidrat adalah C, H, dan O. Perbandingan jumlah atom H dan O adalah 1 : 2 seperti molekul air. Contoh glukosa (12:6), sukrosa (22:11). Karena itu, dahulu penamaan karbohidrat berasal dari sifat ini, yaitu gabungan dari

(8)

“karbohidrat” dan “hidrat”. Hidrat sendiri artinya air. Karbohidrat dapat digolongkan berdasarkan struktur cincin siklisnya yaitu furanosa, karbohidrat dengan cincin siklis segi enam, maupun digolongkan berdasarkan monomer penyusunnya seperti monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida (Handito dkk, 2014).

Pati adalah polisakarida nutrien yang tersedia melimpah pada sel tumbuhan dan beberapa mikroorganisme. Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan merupakan karbohidrat utama yang dimakan manusia di seluruh dunia. Pati terutama terdapat dalam padi-padian, biji-biian, dan umbi-umbian. Jumlah unit glukosa dan susunannya dalam satu jenis pati berbeda satu sama lain bergantung pada jenis tanaman asalnya. Rantai glukosa terikat satu sama lain melalui ikatan alfa yang dapat dipecah dalam proses pencernaan (Almatsier, 2009).

Sebagian karbohidrat bersifat gula pereduksi. Gula pereduksi adalah golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa- senyawa penerima elektron. Contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas.

Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa, maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi (Almatsier, 2004 dalam Renita Afriza & Ismanilda, 2019).

4.3.2 Tujuan Masing-masing uji

Uji Molisch adalah uji yang didasari oleh reaksi karbohidrat oleh asam sulfat dan membentuk cincin furfural atau hidroksi metal furfural yang berwarna ungu (Dedy Suseno &

Anna P Roswiem, 2018). Kandungan karbohidrat (gula pereduksi) dalam bahan pangan dapat ditentukan dengan berbagai metode, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif

(9)

ada beberapa uji seperti test molish, moore, bennedict, barfood, Iodium dan selliwanoof. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa uji molisch bertujuan untuk menguji kandungan karbohidrat dalam suatu reaksi (Renita Afriza &

Ismanilda, 2019).

Uji iodin merupakan salah satu metode pengujian yang digunakan untuk membedakan polisakarida dari disakarida dan monosakarida. Perubahan warna larutan terjadi karena dalam larutan pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Salah satu metode untuk menguji adanya glikogen pada bahan pangan yaitu dengan uji iodin. Prisip dari pengujian iodin yaitu amilum atau pati yang bereaksi dengan iodin akan membentuk warna biru. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa uji iodin bertujuan untuk menguji kandungan glikogen pada suatu pati (Fatmawati Mustakim & Mulyati M Tahir, 2019).

Uji Benedict memiliki tujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam larutan sampel. Prinsip dari uji ini adalah gugus aldehid atau keton bebas pada gula reduksi yang terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4.5H2O dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap menjadi Cu2O. Suasana alkalis diperoleh dari Na2CO3 dan Na sitrat yang terdapat pada reagen Benedict. Pada uji ini menghasilkan endapan merah bata yang menandakan adanya gula pereduksi pada sampel.

Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata tergantung pada konsentrasi gula reduksinya. semakin berwarna merah bata maka gula reduksinya semakin banyak (Aprilia Kusbandari, 2015).

4.3.3 Fungsi Penambahan dan Perlakuan 4.3.3.1 Pembuatan larutan awal

(10)

Pada proses pembuatan larutan 125 gram ubi kayu dipotong dan dicuci, kemudiam blender dengan aquades selama 1 menit agar ubi kayu halus dan tersisa sarinya atau melumat. Ubi yang telah lumat disaring dengan kain muslin sehingga dihasilkan cairan yang keruh menjukan bahwa pati mulai tersaring. Cairan yang keruh kemudian dibiarkan mengendap. Setelah mengendap cairan kemudian di dekantasi, supaya cairan dapat mengendap dan lebih mudah dalam proses pemisahannya. Lalu ditambah 100 ml aquades ke dalam endapan, berfungsi untuk memicu ulang endapan agar steril dari kontaminasi. Lalu diendapkan dan didekantasi lagi selama 10 menit ini bertujuan supaya larutan yang yang diperoleh menunjukan hasil yang maksimal.

Lalu ditambahkan 100 ml etanol 95% ke dalam endapan sambil diaduk, penamabahan etanol ini dimaksudkan agar etanol dapat mengikat sisa air yang ada. Kemudian larutan disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang lalu diletakkan dicorong buchner pada pompa vacum, penyaringan ini dilakukan untuk menyaring sari-sari pati. Kemudian pati yang diperoleh dikeringkan pada suhu kamar diatas kaca arloji, agar sisa air yang ada dapat segera mengering. Lalu pati yang diperoleh ditimbang dan dicatat bobotnya, guna untuk mengetahui beratnya. Pati yang diperoleh selanjutnya dilarutkan dalam aquades 10 ml, ini dilakukan untuk menyiapkan larutan untuk diuji pada tahap pengujian selanjutnya, kemudian dilakukan uji molisch dan uji iod.

4.3.3.2 Uji Molisch

Pada saat uji molisch 5 ml larutan pati dimasukkan dalam tabung reaksi karena akan dilakukan pengujian. Lalu larutan ditambahkan dengan 2 tetes pereaksi molisch dan campur hingga rata, pencampuran ini dilakukan agar memperoleh hasil yang

(11)

akurat. Kemudian, ditambahkan 3 ml asam sulfat pekat secara perlahan-lahan melalui dinding tabung, ini dilakukan supaya kandungan karbohidrat yang ada dapat menjadi senyawa yang lebih sederhana yaitu monosakarida. Kemudian hasil yang diperoleh diamati dan dicatat

4.3.3.3 Uji Iod

Pada saat uji iod tepung pati dimasukkan ke dalam papan uji. Lalu ditambahkan 1 tetes larutan iod encer, bertujuan untuk identifikasi kandungan karbohidrat apa dengan jenis glikogen apa yang terdapat dalam pati. Kemudian tepung pati dicampurkan dengan rata, ini dilakukan agar memperlihatkan perubahan warna kemudian perhatikkan warna yang terbentuk. Kemudian, hasil yang diperoleh diamati dan dicatat.

4.3.3.4 Uji Gula Pereduksi

Langkah awal yang dilakukan pada saat gula uji pereduksi adalah ke dalam masing-masing tabung reaksi diisi reaksi benedict sebanyak 0,5 ml, penambahan ini berfungsi karena pereaksi benedict merupakan indikator pengujian setelah larutan tercampur. Kemudian, 1 ml sari buah ditambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi yang diuji untuk diidentifikasi uji gula perefuksinya. Lalu dipanaskan ke dalam air mendidih selama 10 menit, ini dilakukan untuk mengamati kecepatan ke tiga buah larutan. Setelah 10 menit perubahannya diamati lalu kecepatan perubahannya dibandingkan.

4.3.4 Pembahasan Hasil 4.3.4.1 Uji Molisch

(12)

Gambar 1 Hasil Uji Molisch

Pada saat penambahan 5 ml larutan pati terlihat bahwa larutan masih berwarna keputihan. Lalu pada saat ditamabahkan dengan 2 tetes pereaksi molisch larutan pati dan berwarna keputihan. Setelah ditambahkan 3 ml H2SO4 secara perlahan didapatkan hasil yang didapatkan dari uji molisch yaitu larutan yang berisi tepung pati berubah warna menjadi berwarna keunguan pada batas ke dua cairan. Ini menandakan bahwa ekstrak pati mengandung pati. Hal ini sesuai dengan salah satu pustaka yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Gelatin pada Sediaan Obat Tablet yang Tidak Berbahan Aktif Protein oleh Dedy Suseno & Anna P Roswiem, 2018 yang menyatakan uji Molisch adalah uji yang didasari oleh reaksi karbohidrat oleh asam sulfat dan membentuk cincin furfural atau hidroksi metal furfural yang berwarna ungu.

4.3.4.2 Uji Iod

Gambar 2 Hasil Uji Iod

(13)

Pada saat tepung pati dimasukkan ke dalam papan uji tepung pati masih berwarna keputihan. Kemudian, pada saat ditambahkan satu tetes larutan iod serta dicampurkan diperoleh hasil yaitu tepung pati berubah menjadi warna biru. Ini menandakan bahwa tepung pati mengandung senyawa glikogen berupa amilosa. Hasil yang diperoleh sama dengan pernyataan oleh (Fatmawati Mustakim & Mulyati M Tahir, 2019) bahwa

“prisip dari pengujian iodin yaitu karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan iodin akan memberikan warna spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya. Amilosa dan iodin akan berwarna biru, amilopektin dengan iodin akan berwarna merah violet, glikogen maupun dekstrin dengan iodin akan berwarna merah coklat”.

4.3.4.3 Uji Gula Pereduksi (Benedict)

Gambar 3 hasi reaksi setelah penambahan ekstrak buah

Gambaran 4 hasil reaksi setelah pemanasan

(14)

Langkah awal yang dilakukan pada saat reaksi benedict yaitu ke dalam tabung reaksi diisi pereaksi benedict, terlihat cairan berwarna biru. Setelah larutan buah 1 ml ditambahkan ke dalam tabung reaksi warna berubah menjadi hijau kebiruan.

Setelah itu, larutan dipanaskan pada air mendidih selama 10 menit dan warna berubah menjadi merah bata. Perubahan warna merah bata ini disebabkan karena pada ekstrak buah yang telah dicampur reagen menandakan adanya gula pereduksi. Ini sesuai dengan pustaka yang ditulis oleh Aprilia Kusbandari, 2015 yang mengatakan bahwa “Hasil akhir yaitu terbentuk endapan warna merah bata jika sampel mengandung gula pereduksi.” Setelah itu dibandingkan kecepatan dan diperoleh hasil yang tercepat adalah larutan yang berisi ekstrak semangka, lalu papaya kemudian jeruk. Kecepatan perubahan warna yang terjadi dapat dipengaruhi oleh banyaknya kandungan gula pereduksi pada sampel yang dianalisis.

4.4 Pembahasan Data Perhitungan

Kandungan pati yang ada dalam ubi kayu yaitu sebesar 20,468%. Dengan massa pati sebesar 25,5850 gram dan massa ubi sebesar 125 gram. Menghitung kadar pati menggunakan rumus persen atau kadar yaitu = Massa pati

Massa ubikayu x 100%.

Sehingga diperolehlah kadar pati dalam ubi kayu.

(15)

V. Kesimpulan a. Kesimpulan

Setelah dilakukan uji karbohidrat diperoleh kesimpulan:

1. Mahasiswa dapat menyelesaikan serangkaian proses isolasi pati dari ubi kayu, hasil pati yang diperoleh akan digunakan untuk analisis uji molisch dan uji iod.

2. Mahasiswa dapat meyelesaikan serangkaiian proses uji molisch dan uji iod terhadap pati yang diisolasi, hasil uji molisch yang diperoleh menunjukan perubahan warna menjadi ungu ini menunjukan adanya

(16)

kandungan karbohidrat di dalam pati, dan hasil uji iod yang diperoleh menunjukan perubahan warna menjadi biru yang menunjukan adanya kandungan karbohidrat khusunya glikogen jenis amilosa.

3. Mahasiswa dapat menghitung kadar pati yaitu sebesar 20,468%.

4. Mahasiswa dapat menyelesaikan serangkaian proses uji kualitatif gula pereduksi dari buah-buahan dengan hasil yang diperoleh yaitu perubahan warna menjadi merah bata.

b. Saran

Pada saat melakukan praktikum sebaiknya para praktikan lebih berhati-hati dalam melakukan serangkaian prosedur dalam praktikum hingga selesai, karena prosedur sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh. Di samping itu, intruksi dari asisten juga harus sangat diperhatikan pada saat di laboraturium supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Afriza,R., Ismanilda. 2019. Analisis Perbedaan Kadar Gula Pereduksi dengan Metode Lane Eynon dan Luff Schoorl pada Buah Naga Merah (Hylocereus Polryhizus). Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela). Vol (9). Hal 90-96

Andarwulan, N., Kusnandar, F & Herawati, D. 2011. Analisis Pangan : Dian Rakyat. Jakarta

(17)

Almatsier, S.2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi : Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Baculu, H., P.,E. 2017. Hubungan Pengetahuan Ibu dan Asupan Karbohidrat

dengan Status Gizi pada Anak Balita di Desa Kalangkangan Kecamatan Galang Kabupaten Toli-Toli. 2017. Jurnal Promotif. Vol(7). Hal 14-17 Handito, D,. Yasa,I.W.S., dan Alamsyah, A., 2014. Petunjuk Praktikum Biokimia

Umum. Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram. Mataram.

Kusbandari,A., 2015. Analisis Kualitatif Sakarida Dalam Tepung Dan Pati Umbi Ganyong (Canna edulis Ker). Pharmaҫiana. Vol. 5. Hal 35-42

Mahan K. dan Escott-Stump. 2008. Food, Nutrition, and Diet Therapy. USA: W.B Saunders Company.

Mustakim, F., Tahir, M, M. 2018. Analisis Kandungan Glikogen pada Hati, Otot, dan Otak Hewan.Canrea Journal. Vol(2). Hal 75-80

Siregar, S, N. 2014. Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan. Vol(13). Hal 38-44 Suseno,D., Roswiem,P,A. 2018. Isolasi dan Identifikasi Gelatin pada Sediaan

Obat Tablet yang tidak Berbahan Aktif Protein. Jurnal EnviScience.

Vol(2). Hal 85-90

LAMPIRAN

Data Pengamatan

1. Uji Molisch

Perlakuan Pengamatan

4. Sebanyak 5 ml larutan pati dimasukkan kedalam tabung

Larutan pati

berwarna keputihan

(18)

reaksi

5. Larutan ditambahkan dengan 2 tetes pereaksi molisch

Larutan pati

berwarna keputihan 6. Ditambahkan 3 ml H2SO4

secara perlahan

Larutan pati

menghasilkan warna ungu pada batas ke 2 cairan 2. Uji Iod

Perlakuan Pengamat

an 3. Tepung pati dimasukkan ke dalam

papan uji

Tepung pati berwarna keputihan 4. Tambahkan satu tetes larutan iod lalu

campurkan dengan rata

Tepung pati berubah warna menjadi biru 3. Uji Gula Pereduksi

Perlakuan Pengamatan

1. Ke dalam masing-masing tabung reaksi diisi pereaksi benedict

Terlihat cairan berwarna ungu 2. Larutan buah yang diuji

ditambahkan 1 ml pada tabung reaksi

Warna berubah menjadi hijau kebiruan

3. Lalu dipanaskan pada air mendidih selama 10 menit

Warna berubah menjadi merah bata 4. Dibandingkan kecepatannya Diperoleh hasil

kecepatan yang terbesar pepaya, semangka

kemudian jeruk.

(19)

Data Perhitungan

Hitunglah % kandungan pati dalam ubi kayu

% = Massa pati

Massa ubikayu x 100%

¿25,5850

125 x 100%

= 20,468%

JAWABAN PERTANYAAN

Apakah pati menunjukan hasil positif terhadap uji molisch dan uji Iod? Apa artinya? Pati menunjukan hasil positif terhadap uji molisch ditandai dengan perubahan warna menjadi ungu dan uji iod ditandai dengan perubahan warna menjadi biru kehitaman, ini berarti bahwa suatu pati mengandung karbohidrat dengan jenis glikogen amilosa.

Masaa ubi kayu 125 gram

Massa pati 25,5850 gram

Kadar 20,468 %

Referensi

Dokumen terkait

Ion tembaga dalam suasana alkali akan bereaksi dengan protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu... 2 ml Larutan

Pada menit ke-15,tabung reaksi yang ditambahkan amilase dari ekstrak kecambah setelah diteteskan larutan IKI terjadi perubahan warna dari putih keruh menjadi

Sedangkan untuk pisang yang ditambahkan dengan larutan asam askorbat 10% berupa larutan vitamin Cipi, UC-1000 dan perasan jeruk tidak mengalami oksidasi yakni tidak

Selanjutnya pada uji koagulasi, larutan kuning telur, putih telur dan ikan giling ditambahkan larutan asam asetat yang kemudian dipanaskan sehingga dapat menghasilkan

Katode Anode Katode Anode 1 1 Larutan KI Larutan KI Mula-mula larutan KI Mula-mula larutan KI  berwarna kuning  berwarna kuning  pucat. Larutan PP : Larutan PP : Larutan KI

Dari hasi pengamatan, filtrat yang ditambah larutan AgNO 3 encer dan HNO 3 didapatkan endapan putih AgCl dengan larutan keruh..

Hasil yang diperoleh pada percobaan ini ketika filtrat ditambah gliserol dengan bubuk Na2CO3 dan larutan CuSO4 yang kemudian dididhkan adalah larutan berwarna merah bata

Endapan globulin yang telah disaring tadi ditambahkan aquades maka endapan protein globulin tersebut tidak larut (ditandai dengan larutan masih keruh)