• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA VITAMIN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA VITAMIN INDONESIA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIKUM BIOKIMIA

VITAMIN

IDRIS AFFANDI

2031411024

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Vitamin merupakan komponen penting dalam suatu bahan, khususnya bahan pangan karena kandungannya menentukan nilai nutrisi dari bahan tersebut. Vitamin ini dalam proses metabolisme dapat berperan sebagai koenzim dan lainnya. Berdasarkan sifat fisiknya vitamin ini dapat dikelompokkan menjadi Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B dan vitamin C. Vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K Dalam proses pengolahan pada umumnya vitamin ini akan mengalami perubahan sehingga kadarnya menjadi berkurang. Sebaliknya dengan proses fermentasi dakan dapat meningkatkan kandungan vitaminnya yang dihasilkan oleh miroorganisme (Lehninger, 1998).

Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh (Girindra 1986).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka pada praktikum ini akan dilakukan pengujian vitamin C melalui uji benedict dan oksidasi senyawa fenol.

Tujuan

(3)

TINJAUAN PUSTAKA

Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atomnitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal (Fessenden 1990).

Vitamin merupakan satu dari berbagai jenis senyawa yang dapat menghambat reaksi perusakan tubuh oleh senyawa radikal bebas terkait dengan aktivitas antioksidannya. Asupan vitamin antioksidan yang cukup akan membantu tubuh mengurangi efek penuaan oleh radikal bebas, terutama oleh oksigen bebas yang reaktif. Selain itu, vitamin juga berkontribusi dalam menyokong sistem imun yang baik sehingga risiko terkena berbagai penyakit degeneratif dan penyakit lainnya dapat ditekan, terutama pada manula. Jadi, secara tidak langsung, asupan vitamin yang cukup dan seimbang dapat menciptakan kondisi tubuh yang sehat dan berumur panjang (Yazid, 2006).

Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya terdapat 2 vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya, yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh (Lehninger, 1998).

(4)

Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh makhluk hidup (manusia dan hewan), karena mereka tidak memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga harus dipasok dari makanan. Akan tetapi, ada beberapa vitamin yang dapat dibuat dari zat-zat tertentu (disebut provitamin) di dalam tubuh. Contoh vitamin yang mempunyai provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak terdapat di jaringan bawah kulit. Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh adalah vitamin K dan vitamin B12. Kedua macam vitamin tersebut

disintetis di dalam usus oleh bakteri (Yazid, 2006).

Vitamin C adalah vitamin yang paling tidak stabil dari semua vitamin dan mudah rusak selama proses penyimpanan. Laju kerusakan meningkat karena kerja logam, terutama tembaga dan besi serta dipengaruhi pula oleh kerja enzim. Pendedahan oksigen dan pendedahan terhadap cahaya semuanya merusak kandungan vitamin C pada makanan. Enzim yang mengandung tembaga atau besi dalam gugus prostetiknya merupakan katalis yang efisien untuk penguraian asam askorbat. Enzim paling penting dalam golongan ini adalah asam askorbat oksidase, fenolase, sitokrom oksidase dan peroksidase. Hanya asam askorbat oksidase yang terlihat reaksi langsung antara enzim, substrat dan oksigen molekul. Enzim lain mengoksidase vitamin secara tidak langsung. Kuinon bereaksi langsung dengan asam askorbat, sitokrom oksidase mengoksidasi sitokrom menjadi bentuk teroksidasinya dan senyawa ini bereaksi dengan asam L-askorbat. Peroksidase bergabung dengan senyawa fenol menggunakan hydrogen peroksida untuk melakukan oksidasi, enzim ini tidak bekerja dalam buah karena adanya pemisahan enzim dan substrat secara fisik (Proverawati et al. 2011).

(5)

Uji Oksidasi Senyawa Fenol

Senyawa Fenol (C6H3OH) atau hidroksi benzena atau karbonat termasuk asam lemak (pH 9,9), senyawa organik dengan gugus OH-, sistem cincin benzena atau aromatik kompleks, sangat peka terhadap oksidasi enzim fenolase. Fungsi larutan vitamin C disini adalah menghambat terjadinya oksidasi fenol oleh enzim PPO dengan cara, vitamin C akan mendonorkan satu elektron kepada radikal bebas pada ekstrak membentuk semidehidroaskorbat yang tidak bersifat reaktif dan selanjutnya mengalami reaksi disproporsionasi membentuk dehidroaskorbat yang bersifat tidak stabil. Dehidroaskorbat akan terdegradasi membentuk asam oksalat dan asam treonat. Dengan demikian maka tidak terjadi perubahan warna ( putih ) (Winarno 2000).

Uji Benedict

larutan sampel direaksikan dengan pereaksi benedict dimana uji positif menunjukkan terdapatnya vitamin C ditandai terbentuknya endapan hijau kekuningan sampai merah bata. Vitamin C merupakan reduktor kuat dengan adanya gugus enadiol sehingga mampu mereduksi ion Cu2+ dari pereaksi benedict menjadi ion Cu+ dengan membentuk endapan Cu2O yang

(6)

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 September 2015 pukul 13.00-14.40 WIB bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi Universitas Bangka Belitung.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, hot plate, gelas ukur, dan pipet tetes. Sedangkan bahan yang digunakan adalah aquades, pisang, Larutan asam askorbat (vitamin Cipi, UC-1000, dan air jeruk,) 1%, 5%, dan 10% dan reagen Benendict. Cara Kerja

Uji Benedict

Pertama-tama tabung disiapkan, kemudian dimasukkan 5ml reagen Benedict kedalam tabung reaksi dan ditambahkan dengan larutan askorbat 1%, 5%, dan 10%. Tabung reaksi tersebut dimasukkan kedalam gelas ukur untuk dipanaskan di hot plate selama 5 menit. Reaksi positif terbentuk warna hijau, merah, oranye, merah bata atau endapan merah bata tergantung banyaknya Cu2O.

Oksidasi Senyawa Fenol

(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Tabel uji hasil perlakuan reagen Benedict terhadap Asam askorbat 1%, 5%, dan 10%

N

o Perlakuan Konsentrasi (%) Hasil

1 Reagen benedict + larutanvitamin Cipi

1 Terdapat endapan warna merahbata, dengan warna atas merah dan warna bawah biru 5 Terdapat endapan warna merahbata, dengan warna atas kuning 10 Berwarna merah lebih beningda terdapat endapan

2 Reagen benedict + larutan UC-1000

1

Warna atas merah warna bawah biru, dengan endapan warna

merah bata

5 Warna atas merah warna bawahbiru, dengan endapan warna merah bata

10 Warna merah bata denganendapan warna merah

3 Reagen benedict + larutan jeruk

1 Tidak terjadi perubahan wrnadan tidak terjadi endapan 5 Warna atas kuning pudar,

dengan wrna bawah biru 10 Warna atas kuning denga warna

bawah biru

Tabel hasil uji oksidasi fenol perlakuan asam askorbat 10% terhadap pisang

n

o Perlakuan ulangan hasil

1 Pisang + air 12 Pisang berwarna coklat (Teroksidasi) 2 Pisang + larutam Vitamin

Cipi 10%

1 Pisang tidak berubah warna (Tidak Teroksidasi)

2 3 Pisang + Larutan UC-1000

10%

1 Pisang tidak berubah warna (Tidak Teroksidasi)

2

4 Pisang + Larutan Jeruk 1 Pisang tidak berubah warna (Tidak Teroksidasi)

2

Pembahasan Uji Benedict

(8)

keseluruhan didapatkan hasil postive karena hasil yang didapatkan berwarna hijau, merah, kuning, merah bata atau endapan merah bata. Hal ini sesuai dengan literatur menurut Girindra

(1986), Apabila vitamin C atau asam askorbat dicampurkan dengan pereaksi Benedict dan kemudian dipanaskan akan menghambat terjadinya oksidasi sehingga dapat mempertahankan keadaan suatu zat dan bila hasilnya bewarna hijau kekuningan, merah sampai terdapat endapat merah bata menandakan vitamin C positif. Hal ini juga menurut Winarno (2000), vitamin C memiliki sifat mereduksi oksigen, nitrat, sitokrom A, sitokrom C, krotonil-KoA dan mer-Hb.sehingga ketika vitamin C direaksikan dengan pereaksi benedict terbentuk hasil yang positif karena vitamin C mereduki oksigen yang terdapat pada pereaksi benedict tersebut.

Untuk asam askorbat 1% berupa perasan air jeruk dengan reagen benedict hasilnya negative karena kemungkinan pada saat pembuatan larutan asma askorbat 1% perbandingan antara perasan jeruk dengan aquades, lebih banyak aquades dibanding perasan jeruk ataupun sebaliknya. Seperti diketahui bahwa jeruk merupakan salah satu buah penghasil vitamin C tetapi pada praktikum ini adanya faktor human error yakni pada kurang telitian praktikan sehingga hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan literatur.

Oksidasi Senyawa Fenol

(9)

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah Sifat-sifat vitamin yang dapat diketahui yaitu diantaranya vitamin dapat menghambat proses terjadinya oksidasi. Karena vitamin memiliki gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N) sehingga tidak mendukung untuk terjadinya proses oksidasi.

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden R J.1990. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Girindra A. 1986. Biokimia Jilid I. Jakarta: Gramedia.

Lehninger A L 1989. Dasar-Dasar Biokimia I. Jakarta : Erlangga. Pujiadi A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.

Proverawati, Atikah dan Kusumawati. 2011. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

(10)

LAMPIRAN

Reagen benedict dengan Jeruk Reagen benedict dengan Vitamin Cipi

Gambar

Tabel uji hasil perlakuan reagen Benedict terhadap Asam askorbat 1%, 5%, dan 10%

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dilakukan karena vitamin C yang telah diencerkan dengan aquades, kadar keasamannya akan menurun, sehingga harus ditambahkan dengan larutan asam agar vitamin

Pada menit ke-15,tabung reaksi yang ditambahkan amilase dari ekstrak kecambah setelah diteteskan larutan IKI terjadi perubahan warna dari putih keruh menjadi

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa vitamin adalah suatu kelompok senyawa organik yang tidak termasuk dalam golongan

Konsentrasi asam sulfat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasikan dengan alfa

Percobaan 3 “uji Seliwanoff” 1mL pereaksi Seliwanoff - Dimasukkan dalam tabung reaksi yang berbeda-beda - Ditambahkan ekstrak pisang yang berbeda pada masing-masing tabung reaksi

Perlu diketahui bahwa kadar vitamin c pada bahan makanan alami seperti jeruk nipis, tomat, buah jambu biji merah lebih baik dikonsumsi daripada bahan makanan

Pada tabung III yang diisi dengan air atau aquadest lalu ditambahkan minyak zaitun, Na 2 CO 3 , serta larutan sabun mengalami emulsi tapi tidak. stabil karena ketiga

Setelah ditambahkan 3 ml H2SO4 secara perlahan didapatkan hasil yang didapatkan dari uji molisch yaitu larutan yang berisi tepung pati berubah warna menjadi berwarna keunguan pada batas