• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRIENT ANALYSIS Kada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM NUTRIENT ANALYSIS Kada"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

NUTRIENT ANALYSIS

Kadar Vitamin C

Disusun oleh : Arlissha Sharon Pariama

472015024

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tinjauan Pustaka

Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan senyawa bersifat asam dengan rumus empiris C6H8O6 (berat molekul = 176,13 g/mol). Kegunaan Vitamin C adalah sebagai antioksidan dan berfungsi penting dalam pembentukan kolagen, membantu penyerapan zat besi, serta membantu memelihara pembuluh kapiler, tulang, dan gigi (Anggi Pratama, 2011). Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi tubuh. Vitamin C mempunyai sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Vitamin C juga mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan carnitine, terlibat dalam metabolism kolesterol menjadi asam empedu dan juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter norepinefrin. (Arifin, dkk., 2007).

Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan reduksi. Kedua proses ini selalu terjadi secara bersamaan. Dalam titrasi redoks biasanya menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir. Untuk mengetahui kadar vitamin C metode titrasi redoks yang digunakan adalah titrasi langsung yang menggunakan iodium. Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil dibanding iodium. Vitamin C mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil daripada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium. Pendeteksian titik akhir pada titrasi iodimetri ini adalah dilakukan dengan menggunakan indikator amilum yang akan memberikan warna biru pada saat tercapainya titik akhir (Gandjar, dkk., 2007).

1.2. Tujuan Praktikum

(3)

BAB II

METODOLOGI

2.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 25 November 2016, pukul 09.30-17.30 WIB di Laboratorium Biokimia, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana.

2.2. Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan antara lain biuret dan statif, corong, labu takar 100 ml, pipet ukur 5 ml, beaker gelas, pompa karet, gelas ukur 50 ml, pipet tetes, erlenmeyer 100 ml. Bahan yang akan diuji kadar vitamin C dalam praktikum ini adalah beberapa minuman kemasan yang mengandung vitamin C (Buavita Orange, UC1000, Orange Water, Pulpy Orange). Bahan lain yang digunakan dalam proses titrasi adalah larutan iodium 0.1 N, H₂SO₄ 1 %, amilum 1%, dan akuades.

2.3. Metode

10 ml sampel diencerkan hingga 100 ml dengan akuades. 5 ml sampel hasil pengenceran, ditambahkan dengan 2,5 ml H₂SO₄ 1 %, dan 2 ml amilum 1%, kemudian dititrasi dengan larutan iodium hingga berubah warna menjadi biru tetap. Catat volume titran yang digunakan. Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali. Hati-hati, pada saat melakukan titrasi, harus pastikan campuran larutan tepat, titrasi dilakukan setetes demi setetes sambil dikocok, teliti dalam menentukan titik akhir titrasi dan pembacaan skala buret.

BAB III

HASIL dan PEMBAHASAN

(4)

3.1.1. Tabel Pengamatan

Sampel Volume Titrasi

(mL) Kand. Vitamin C(mg) Konsentrasi (M) Volume Kemasan(mL)

You C 1000 V V1 :2 352 4,4091 140

BM = Berat Molekul Sampel( BM Vit. C 176,13) V = Volume Sampel

2. Rumus Pengenceran : V1×M1=V2×M2 Dimana :

V1 = Volume Titran yang digunakan untuk titrasi M1 = Konsentrasi Titran

(5)

A. V1= 2 mL karena pada titrasi 1 dan 2 saat titrasi berlangsung labu Erlenmeyer tidak di kocok dengan baik sehingga membutuhkan lebih banyak larutan iodium.

Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah vitamin C dengan merek You C 1000. Indikator yang digunakan adalah amilum 1%.

Sebelum melakukan pentitrasian vitamin C yang telah diencerkan, terlebih dahulu dicampur dengan larutan asam pekat. asam pekat yang digunakan disini adalah asam sulfat encer (H2SO4) 1%. Hal ini dilakukan karena vitamin C yang telah diencerkan dengan aquades, kadar keasamannya akan menurun, sehingga harus ditambahkan dengan larutan asam agar vitamin C selalu berada dalam keadaan asam, sebab jika tidak maka hasil titrasi tidak akan maksimal (Rohman, 2007).

(6)

spiralnya., sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut. Berikut ini reaksi yang terjadi antara vitamin C dengan iodium :

C6H8O6 + I2 C6H6O6 + 2I- + 2H+

Konsentrasi larutan iodium yang digunakan untuk mencapai titik akhir titrasi tersebut adalah sebesar 5,5 mL untuk ketiga titrasi ( masing –masing 2 mL untuk titrsi ke 1dan 2, dan 1,5 mL untuk titrasi ke-3).

Lewat hasil perhitungan kandungan vitamin C, kandungan vitamin berdasarkan hasil ketiga titrasi yaitu 906,4 mg hasil lumayan jauh bebrbeda dengan kandungan vitamin c pada label produk yaitu 1000 mg. Kebutuhan vitamin c sehari-hari yaitu 75mg-90mg per hari. Penyerapan maksimum adalah 200 mg. Konsumsi vitain c bergantung pada usia, jenis kelamin, kondisi tubuh, dan aktivitas fisik. Laki-laki: 90 mg/hari ,perempuan: 75mg/hari ,perokok: +35mg/hari. Kelebihan konsumsi vit. C dapat dibuang melalui urin, karena vitamin ini larut dalam air sehingga lebih susah diserap tubuh.Vitamin C merupakan vitamin yang mudah larut dalam air, karena itu vitamin ini mudah hilang melalui air seni dan keringat. Karena itu vitamin C harus diganti setiap hari. Fungsi vitamin C dalam tubuh adalah untuk pertumbuhan, pemulihan kondisi tubuh, serta menangkal radikal bebas penyebab penuaan dini. Selain itu, vitamin C juga merupakan nutrisi penting sebagai antioksidan, membantu perbaikan jaringan tubuh, penyerapan zat besi, mendukung sistem kekebalan tubuh, membantu dengan penyembuhan luka, dan menjaga kesehatan tulang serta tugas-tugas penting lainnya. Sumber makanan: jeruk, berry, tomat, kentang,brokoli, bayam, jambu biji, hampir semua buah-buahan mengandung vit C. Untuk konsumsi Vitamin c seharusnya sesuai dengan kebutuhan karena jika tidak sesuai maka bisa saja berdampak buruk. Kelebihan konsumsi vitamin c dapat : menimbulkan batu ginjal jika dosis tinggi, meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh

• Gejala keracunan : Mual, kram perut, diare; sakit kepala, kelelahan, insomnia; hot flashes, ruam; gangguan tes medis, masalah saluran kemih, batu ginjal.

Sedangkan kekurangan konsumsi vitamnin c dapat meyebabkan penyakit kudis, sariawan, anemia, dan daya tahan tubuh menurun sehingga mudah sakit.

(7)

BAB IV

KESIMPULAN

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Helmi, Vivi Delvita dan Almahdy. 2007. Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Fetus Pada Mencit Diabetes, Jurnal Sains Dan Teknologi Farmasi, Vol. 12, No. 1, Universitas Andalas.

Gandjar, Ibnu G. dan Abdul Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Pratama, Anggi. 2007. Aplikasi labview sebagai Pengukur Kadar Vitamin C dalam Larutan Menggunakan Metode Titrasi Iodimetri. Jurnal Universitas Diponegoro.

(9)

Lampiran Gambar

(10)

b. Hasil Titrasi 2

Referensi

Dokumen terkait

Percobaan dengan judul “Penentuan Asam Asetat dengan Titrasi Asidi-Alkalimetri” yang bertujuan untuk menentukan kadar asam asetat dalam cuka Anggur “Tahesta” dengan

dengan cara titrasi larutan asam dan basa Larutan yang digunakan adalah larutan asam monohidrogen fosfat (Na2HPO4) dan larutan basa konjugatnya dihidrogen fosfat

Jika ke dalam larutan KI yang diasamkan (dengan beberapa tetes asam asetat encer atau asam asetat encer) ditambahkan larutan nitrit, larutan menjadi berwarna kuning sampai

Penambahan larutan kupritartrat pada percobaan ini ditujukan untuk membentuk warna biru ketika ditambahkan pereaksi fosfomolibdat, karena larutan ini mengandung asam laktat dan ion

Analisis kadar abu dengan metode pengabuan kering dilakukan dengan cara mendestruksi komponen organik sampel dengan suhu tinggi di dalam suatu tanur pengabuan ( furnace ), tanpa

Selanjutnya pada uji koagulasi, larutan kuning telur, putih telur dan ikan giling ditambahkan larutan asam asetat yang kemudian dipanaskan sehingga dapat menghasilkan

NaCl berfungsi untuk penggabungan kembali pelet dengan larutan yang telah ditambahkan pada cara kerja sebelumnya, SDS berfungsi untuk melarutkan protein pada membran

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dimasukkan 0,5 ml larutan sampel (asam asetat, asam format, asam propionat) ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 0,5 ml NaOH..