• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK Disusu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK Disusu"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

Disusun Oleh:

Nama : MIKHAEL BOBY ROMULUS SITANGGANG

NPM : E1G014067

Prodi : TeknologiIndustriPertanian

Kelomok : 4 ( empat )

Hari/jam : Rabu/08:00

Tanggal : 12 - November - 2014

Co-ass : Muhammad Saehroni

Suprapti Widayanti Dosen : Dra. Devi Silsia, M.Si

Drs. Syafnil. M.Si

ObjekPraktikum : CARA-CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih , yang memiliki komposisi merata atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena sususnannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optik sekalipun. Larutan terbentuk karena komponen komponen larutan terdispresi menjadi atom atau molekul atau ion sehingga dapat bercampur baur.

Fase larutan dapat dapat berwujud gas ,padat atau cair.larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu,amalgam, dan paduan logam lain. Larutan cair misalnya air laut,larutan gula dalam air.larutan terdiri atas dua komponen ,yaitu pelarut (solvent) dan zat terlarut(solute). Pelarut meruypakan komponen yang lebih banyak, atau komponen yang menentukan keadaan larutan , sedangkan zat terlarut adalah komponen dengan jumlah yang sedikit.

1.2 Tujuan Praktikum

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).

Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan. Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagian cairan adlah air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainnya (Syukri, 1999).

Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh.

Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperature tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh. (syukri,1999)

(4)

Contoh larutan biner

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).

Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).

Sifat-sifat larutan yang berwujud cair adalah sebagai berikut :

1 Ukuran partikel 1 Ao – 10 Ao atau 10-8 – 10-7 cm, sehingga tidak dapat

dipisahkan dengan kertas saring.

2 Ada yang berwarna dan ada yang tidak bewarna. 3 Tembus cahaya/ transparan

4 Larutan berupa ion

5 Dapat dipisahkan dengan cara destilasi, yaitu pemisahan berdasarkan titik didih

(5)

a. Larutan elektrolit

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik yang baik.

b. Larutan non elektrolit

Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik yang baik, sebab zat terlarut tidak terionisasi menghasilkan ion-ion bebas.

Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut. Konsentrasi larutan dapat didefinisikan sebagai berikut :

a. Perbandingan zat terlarut dengan larutan( zat terlarut + pelarut) b. Perbandingan zat terlarut dengan pelarut.

Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik atau satuan kimia. Secara fisik, konsentrasi dapat dinyatakan dalam % (persen),serta ppm (part per million). Sedangkan secara kimia, konsentrasi larutan dinyatakan dalam fraksi mol (X), molar (M), molal (m),serta normal (N)

Konsentrasi dapat dinyatakan dalam berbagai cara, yaitu : 1. Persen Berat

Menyatakan banyaknya gram zat terlarut dalam gram larutan

% W/W = x 100 %

2. Persen Volume

Menyatakan volume (ml) zat terlarut dalam volume larutan (ml)

% W= x 100 %

3. Persen berat per volume (% W/V)

Menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam 100 ml larutan % W/V = gram zat terlarut x 100 %

(6)

4. Part per Million ( ppm ) atau Part per Billion ( ppb ) Digunakan untuk larutan yang sangat encer.

ppm = berat zat terlarut x 10 -6 ppb = berat zat terlarut x 10 -9

Berat larutan berat larutan

5. Fraksi Mol ( X )

Menyatakan jumlah mol zat terlarut atau pelarut dalam larutan. XA = jumlah mol A

Jumlah semua komponen

Fraksi Mol Zat Terlarut=

Fraksi mol pelarut=

6. Molaritas ( M )

Menyatakan jumlah mol zat terlarut per liter larutan

M =

M =

7. Molalitas ( m )

Menyatakan jumlah mol zat terlarut per kilogram ( 1000 gram ) pelarut m = mol zat terlarut

kg pelarut 8. Normalitas ( N )

Menyatakan banyaknya mol ekivalen zat terlarut dalam liter larutan N = mol ekivalen zat terlarut ( Ek ) BE = Mr

(7)

BAB III

5. Bola hisap 5. Asam okalat

6. Sikat tabung reaksi 6. Urea

7. Corong 7. Etanol

8. Neraca analitik 8. NaOH

9. Botol semprot

3.1 Cara Kerja

1. Membuat Larutan NaCl 1%

Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan Neraca Analitik, kemudian dilarutkan dengan aquades di dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas.

2. Membuat Larutan Etanol 5%

Dipipet sebanyak 2,5 ml etanol absolut ( = 100% ) dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke dalam Labu Ukur 50 ml dan diencerkan dengan aquades sampai tanda batas.

3. Membuat Larytan 0,01 M KIO3 ( Mr. 214 gram/mol )

Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan Neraca Analitik, kemudian

dimasukkan ke dalam Labu Ukur 50 ml dan dilarutkan ke dalam aquades sampai tanda batas.

4. Membuat Larutan 0,1 M H2SO4 ( Mr. 98 gram/mol )

Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan

aquades dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas.

 Labu Ukur volume 50 ml diisi terlebih dahulu dengan aquades kira-kira

sampai volume 25 ml, selanjutnya baru dipipetkan H2SO4 ke dalam labu, selanjutnya ditambah lagi dengan aquades sampai tanda batas. Cara seperti ini berlaku untuk pembuatan larutan asam kuat dan basa kuat yang lain.

(8)

Dipipet sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas

6. Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat (Mr. H2C2O4. 2H2O. 126 gram/mol).

Ditimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

7. Membuat Larutan 1 N NaOH ( Mr, 40 gram/mol ).

Ditimbang 0,2 gram asam oksalat dngan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

8. Membuat Larutan 1000 ppm Nitrogen ( N2 ) dalam Urea ( Mr. CO(NH2)2 60

gram/mol ).

(9)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Membuat larutan NaCl 1%

Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas. 4.1.2 Membuat larutan etanol 5 %

Dipipet sebanyak 2,5 ml etanol absolute dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml. tambahkan aquades sampai tanda batas. Kocok sampai homogen.

4.1.3 Membuat larutan 0,01 M KIO3 ( Mr. 214 gram/mol)

Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan neraca analitik, kemudian

dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, dilarutkan dengan aquades (aquades ditambahkan sampai tanda batas).

4.1.4 Membuat larutan H2SO4 ( Mr.98 gram/mol)

Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan

dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas. 4.1.5 Membuat larutan 0,1 N HCl (Mr.36,5 gram/mol)

Dipipet sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas. 4.1.6 Membuat larutan 0,1 N Asam oksalat (Mr. H2C2O4.2 H2O. 126 gram/mol)

Ditimbang 0,3151 gram Asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas. 4.1.7 Membuat larutan 1 N NaOH (Mr.40 gram/mol)

Ditimbang 0,2 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas

4.1.8. Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr. Urea 60 gram/mol)

(10)

4.2 Pembahasan

4.2.1 Membuat larutan NaCl 1%

4.2.2 Membuat larutan etanol 5%

4.2.3 Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr 214 gram/mol)

4.2.4 Membuat larutan 0.1 M H2SO4 (Mr 98 gram/mol)

(11)

4.2.6 Membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr H2C2O4.2H2O 126 gram/mol)

4.2.7 Membuat larutan 1 N NaOH (Mr.40 gram/mol)

(12)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal berikut :

1. Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih, yang memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya 2. Larutan bisa dibuat dengan melarutkan zat terlarut yang berada dalam

bentuk padatan dan mengencerkan suatu larutan pekat.

3. Konsentrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut.

4. Titrasi merupakan cara untuk menghitung konsentrasi suatu larutan dengan menghitung volume titran yang digunakan.

5. Sifat-sifat larutan berwujud cair adalah sebagai berikut ukuran partikel 1 A0 – 10 A0 atau 10-8- 10-7 cm, sehingga tidak dapat dipisahkan dengan

kertas kering, ada yang berwarna dan tidak berwarna, tembus cahaya/transparan, larutan berupa ion, dan dpat dipisahkan dengan cara destilasi, yaitu pemisahan berdasarkan titik didihnya.

6. Beberapa cara untuk menyatakan konsentrasi larutan : persen berat (% W/ W), persen volume (% V/V), Persen berat per volume (% W/V), dan part per million(ppm) dan part per billion (ppb), fraksi mol (x), molaritas (M), molalitas (m),dan Normalitas (N).

5.2 Saran

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Baroroh Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Banjar Baru : Universitas Lambung Mangkurat.

Gunawan, dkk. 2004. Tangkas Kimia. Surabaya: Kartika.

Khopkar S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

3000 kg Pekerjaan Pengangkutan GI ke lokasi pemasangan dan penjajaran pipa didekat galian. 250 mm, Galian

Sesuai dengan metode penelitia yang digunakan yakni metode deskriptif, maka dalam menganalisis data peneliti mendeskripsikan dialog yang mengandung tuturan ekspresif yang

Lengan robot penyortir benda berdasarkan warna adalah lengan robot yang digunakan untuk melakukan pekerjaan secara otomatis menyortir benda berdasarkan warna merah, hijau

Dari analisis yang dilakukan Hyman dan Sheatsley dalam Venus (2009:130) terhadap kegagalan kampanye tersebut disimpulkan bahwa:.. 1) Pada kenyataanya memang selalu ada

Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang pekerjaan umum, bidang perumahan, bidang tata ruang dan

Pembangunan dan perkembangan perekonomian di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagi variasi barang dan/ atau jasa yang dapat

grupė centrinės jaunųjų technikų stoties darbuo­ tojų, vadovaujamų A Alchimavičiaus, susipažino su Kelmės rajono vidurinių ir aštuonmečių mokyklų techninės