• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Mikrobiologi HUBUNGAN MIKROORGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Mikrobiologi HUBUNGAN MIKROORGAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH MIKROBIOLOGI

HUBUNGAN ANTARA MIKROORGANISME DENGAN TANAMAN

DISUSUN OLEH: JERRY TOVA RAMADHAN

141 0401 059

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI/AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN

(2)

I. PENDAHULUAN

Mikroorganisme adalah organisme uniseluler yang berukuran sangat kecil, (< 1 mm) sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantu penglihatan (Kusnadi, et al., 2003). Faktor fisiko kimia lingkungan, termasuk salinitas mempengaruhi keberadaan mikroorganisme dimana suatu mikroorganisme memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya dalam melangsungkan aktivitas kehidupan meliputi pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi (Darkuni, 2001).

Mikroorganisme meliputi bakteri, yeast, kapang, jamur, prokariota, protista dan alga uniseluler. Salah satu habitat mikroorganisme adalah akar tanaman (rhizosfer) (Brock et al., 1994). Rhizosfer kaya akan eksudat yang dikeluarkan oleh tanaman melalui proses sekresi akar. Kandungan eksudat antara lain adalah karbohidrat, asam amino, asam organik, enzim dan senyawa-senyawa lain (Hoagland, et al., 1985; Cheema, et al., 2012). Mikroorganisme memanfaatkan eksudat melalui proses dekomposisi. Dekomposisi eksudat oleh mikroorganisme menghasilkan energi dan senyawa prekursor. Senyawa prekursor ini dapat dimanfaatkan oleh mikroorganisme dan tanaman. Oleh karena itu, keberadaan mikroorganisme menjadi salah satu parameter produktivitas tanah (Kartasapoetra et al., 1991). Tanah yang berada dalam kondisi normal mengandung berbagai jenis mikroorganisme (Schlegel dan Schmidt, 1994).

Mikroorganisme memiliki peranan penting dalam kehidupan (Darkuni, 2001). Menurut Schlegel dan Schmidt (1994), mikroorganisme berperan dalam proses fermentasi, misalnya Aspergillus niger, penghasil antibiotik, vektor dalam genetika modern dan peningkat kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen. Contoh bakteri pemfiksasi nitrogen adalah Azotobacter, Clostridium, Rhodospirillum, Nitrosomonas dan Nitrosococcus (Dwidjoseputro, 2005). Selain itu, mikroorganisme juga berperan sebagai dekomposer yang mendekomposisi bahan organik menjadi materi inorganik sehingga dapat mengurangi kuantitas sampah, menyuburkan tanah dan menjadi sumber nutrisi bagi tumbuhan (Rao, 1981).

II. PEMBAHASAN

Tanaman sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanah, dan kesuburan tanah tidak hanya bergantung pada komposisi kimiawinya melainkan juga pada ciri alami mikroorganisme yang menghuninya. Cabang ilmu yang mempelajari kehidupan dan kegiatan organisme tersebut dalam tanah disebut Mikrobiologi Tanah. Mikroorganisme yang menghuni tanah dapat dikelompokkan menjadi bakteri, actinomycetes, jamur, alga, dan protozoa.

1. Bakteri

(3)

Bakteri Heterotrof, merupakan bakteri saprofit dan bakteri parasit. Misalnya adalah bakteri Methanobacterium omelanski adalah bakteri saprofit yang biasa hidup pada lumpur, dimana bakteri tersebut berperan aktif dalam mengubah merkuri anorganik menjadi merkuri organik. Bakteri ini berfungi untuk melarutkan logam berat. Bakteri Pseudomonas cattleyeae adalah bakteri parasit yang hidup pada tanaman anggrek jenis Cattleya.

Bakteri Autrotrof, merupakan bakteri kemoautrotrof dan bakteri fotoautrotrof. Misalnya adalah bakteri Metanogenik merupakan bakteri kemoautrotrof yang hidup di rawa. Dalam metabolismenya bakteri ini menghasilkan metana dari karbondioksida dan hidrogen. Bakteri Nitrosomonas merupakan bakteri fotoautrotrof aerob yang mengambil udara dan oksigen bebas dan memiliki kemampuan untuk memecah gula.

Berdasarkan ada atau tidaknya oksigen, bakteri dibedakan menjadi :

Bakteri aerobik, yaitu bakteri yang dapat berkembang dengan kondisi beroksigen. Contohnya adalah Nitrosomonas.

Bakteri anaerobik, yaitu bakteri yang dapat berkembang dengan kondisi tidak beroksigen. Contohnya adalah Lactobacillus bulgaricus dan Clostridium tetani.

Bakteri anaerobik fakultatif, yaitu bakteri yang dapat berkembang dengan kondisi beroksigen tetapi mampu melakukan fermentasi tanpa adanya oksigen. Contohnya adalah Staphylococci, Corynebacterium dan Listeria

Berikut ini adalah macam-macam bakteri yang berhubungan dalam pertumbuhan tanaman :

Rhizobium

Fungsi rhizobium untuk pertanian dan perkebunan adalah untuk menyuburkan tanah. Bakteri Rhizobium bisa mengikat Nitrogen dari udara. Contohnya adalah Rhizobium leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan.

Azospirillum

Bakteri ini memiliki kemampuan menambah N2 dan menghasilkan fitohormon.

Fitohormon adalah hormon tumbuhan yang berupa senyawa organik yang dibuat pada suatu bagian tanaman dan kemudian diangkut ke bagian lain, yang dengan konsentrasi rendah menyebabkan suatu dampak fisiologis. Fitohormon yang dihasilkan berupa auksin, giberelin, sitokinin dan etilen.

Azotobacter

(4)

tingkat perkecambahan biji, pertumbuhan tanaman, tegakan tanaman, dan pertumbuhan vegetatif.

Nitromonas dan Nitrosococcus

Nitromonas dan Nitrosococcus (bakteri nitrit) mengoksidasi senyawa amonia menjadi ion nitrit, dapat menyuburkan tanah.

Nitrobacter

Nitrobacter (bakteri nitrat) dapat mengubah Nitrit (NO2) yang bersifat racun

pada tanaman menjadi nitrat yang dibutuhkan oleh akar tanaman.  Clostridium pasteurianum

Jenis bakteri ini mampu memfiksasi N2 (nitrogen bebas dari udara) di atmosfer

ke dalam tanah, yang kemudian N2 ini akan dimanfaatkan oleh tumbuhan

dalam pembentukan protein.  Rhodospirillium rubrum

Jenis bakteri ini mampu memfiksasi N2 di atmosfer ke dalam tanah, yang

kemudian akan dimanfaatkan oleh tumbuhan.

2. Actinomycetes

Actinobacteria atau Actinomycetes adalah organisme tanah yang memiliki sifat-sifat yang umum dimiliki oleh bakteri dan jamur tetapi juga memiliki ciri khas yang cukup berbeda yang membatasinya menjadi satu kelompok yang jelas berbeda. Bakteri ini pernah diklasifikasi sebagai fungi (jamur, Mycota) karena ada anggotanya yang membentuk berkas-berkas mirip hifa serta menghasilkan antibiotik. Ketika diketahui memiliki sejumlah ciri bakteri (ukurannya kecil dan dapat diserang virus/bakteriofag), kelompok ini pernah dianggap bukan fungi maupun bakteri. Baru setelah pengujian DNA dimungkinkan, kelompok ini diketahui sebagai bakteri.

Kebanyakan Actinobacteria ditemukan di tanah. Sebagian yang lain tinggal di dalam tumbuhan dan hewan, termasuk beberapa patogen seperti Mycobacterium. Mereka memainkan peranan yang penting dalam dekomposisi materi organik seperti selulosa dan kitin. Aktivitas ini menambah cadangan hara di dalam tanah dan merupakan bagian penting dari pembentukan humus. Kemampuan Actinobacteria untuk hidup di lingkungan bernutrisi rendah dan untuk mengonsumsi lognoselulosa (lignin dan selulosa, zat-zat penyusun kayu, biasanya sukar dicerna kebanyakan bakteri tanah) menyebabkan Actinobacteria mendominasi kawasan bebatuan karst. Pemberian pupuk kandang yang kaya selulosa akan meningkatkan populasi Actinobacteria di tanah. Pemupukan amonium atau nitrat yang terus-menerus menekan populasi karena Actinobacteria tidak suka pH di bawah 6, sebaliknya, pengapuran untuk menaikkan pH juga menaikkan populasinya.

(5)

GC-content yang tinggi dan beberapa jenis Actinobacteria memproduksi spora eksternal. Contoh dari Actinobacteria yang berhubungan dalam pertumbuhan tanaman yaitu frankia. Frankia adalah actinomycetes yang mampu menambat nitrogen dan dapat bersimbiosis dengan tanaman. Jenis-jenis Frankia membentuk simbiosis mutualisme dengan akar tumbuhan sehingga membantu pertumbuhan tanaman.

3. Jamur

Jamur atau cendawan adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada juga dengan cara generatif. Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk memperoleh makanannya. Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen. Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lain-nya. Semua zat itu diperoleh dari lingkunganlain-nya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.

Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme.

Segala faktor lingkungan yang mempengaruhi penyebaran bakteri dan actinomycetes juga mempengaruhi penyebaran jamur dalam tanah. Kualitas dan kuantitas bahan organik yang ada dalam tanah mempunyai pengaruh langsung terhadap jumlah jamur dalam tanah karena kebanyakan jamur itu nutrisinya heterotrofik. Jamur dominan pada tanah yang asam karena lingkungan asam tidak baik untuk bakteri ataupun actinomycetes sehingga jamur dapat memonopoli pemanfaatan substrat alami dalam tanah. Jamur juga ada dalam tanah yang netral atau bersifat basa dan beberapa dapat tetap hidup dalam pH diatas 9,0. Tanah yang baik untuk ditanami mengandung banyak jamur karena jamur bersifat aerobik dan pada kelembaban tanah yang terlalu tinggi jumlahnya menurun.

Secara umum, jamur diklasifikasikan menjadi

Phycomycetes, anggota Phycomycetes memiliki miselium yang tidak bersekat dan bersel satu serta memiliki kantung dan berisi spora yang di-sebut sporangia.

(6)

Beberapa contoh dari jamur yang berhubungan dalam pertumbuhan tanaman yaitu

Chytrdiomycetes

Merupakan cendawan yang hidup terutama dalam air, beberapa anggota dapat ditemukan di atas tanah. Ukurannya mikroskopik. Dinding sel nampak terdiri dari kitin. Di antaranya banyak yang parasit pada ganggang plankton dan tumbuh-tumbuhan air. Yang mempunyai arti ekonomi sebagai parasit pada tumbuhan kultur dapat disebut Synchytrium endobioticum, penyebeb tumor kentang, Rhizophidium pollinis Suatu parasit pada tepung sari pinus merupakan onyek yang disukai untuk demonstrasi.

Oomycetes

Merupakan sekelompok cendawan yang hidup dalam air dan tanah. Cendawan-cendawan ini aseksual, yang memperkembangkan diri dengan zoospora, Saprolegnia dan Leptomitus terkenal sebagai cendawan air dan hidup dalam air. Peronosporales telah meningkatkan hidup di atas tanah. Cendawan ini parasit obligat yang seluruh perkembangannya berlangsung dalam tumbuh-tumbuhan. Meskipun demikian cendawan-cendawan ini masih membentuk zoospora. Termasuk dalam kelompok cendawan ini parasit-parasit yang apling merugikan: Phytophthora infentans sebagai penyebab pembusukan daun dan umbi kentang, dan Plasmopara viticola penyebeb jamur palsu ranting anggur .

Saproglenia

(7)

bersendiri atau beberapa buah. Dari anteridium pipa pembuahan didorong menembus dinding oogon pada oosfer. Hanya satu inti masuk sampai inti telur dan meleburkan diri dengannya menjadi inti zigot yang diploid. Setiap pembuahan tiap oosfer meliputi diri dengan dinding tebal dan menjelma menjadi oospora. Sesudah masa istirahat lama oospora berkecambah dengan sebuah pipa kecambah; pada pristiwa ini terjadi pembelahan reduksi. Pembentukan sporangium mengakhiri siklus perkembangannya.

Zygomycetes.

Nama Zygomycetes (cendawan penghubung) berasal dari jenis perbanyakan diri seksual. Terutama pembentukan zigospora. Zoenozigot atau zigospora terjadi oleh peleburan dua gametangium (gametangiogami), yang menghubungkan kedua hifa induk seperti jembatan atau penghubung (junani zygos). Zigomiset merupakan kelompok dari Phycomycetes yang derajat perkembangannya paling tinggi dan beralih ke kehidupan di atas tanah. Cendawan-cendawan ini terbagi lebih lanjut dalam tiga ordo Mucorales,

Trichoderma

Jamur ini mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama kemampuannya untuk menyebabkan produksi perakaran sehat dan meningkatkan angka kedalaman akar (lebih dalam di bawah permukaan tanah). Akar yang lebih dalam ini menyebabkan tanaman menjadi lebih resisten terhadap kekeringan, seperti pada tanaman jagung dan tanaman hias. Trichorderma sp. merupakan jamur yang paling banyak terdapat di dalam tanah dan bersifat antagonistik terhadap jamur lain. Selain daya adaptasinya luas, Trichorderma mempunyai daya antagonis tinggi dan dapat mengeluarkan racun, sehingga dapat menghambat bahkan mematikam patogen lain. Mikoparasitisme, jamur Trichoderma merupakan jamur yang bersifat mikoparasit, artinya jamur ini dapat menghambat pertumbuhan patogen dengan parasitisme. Mekanisme yang terjadi Trichoderma dapat melilit hifa mikroba patogen, dan jamur ini juga mengeluarkan enzim yang mampu merombak dinding sel mikroba patogen, sehingga patogen mati.

4. Alga/Algae

(8)

tanah dan di luar jangka sinar matahari. Walaupun demikian, jumlahnya tidaklah sebanyak alga yang ada di permukaan dan mekanisme kelestariannya juga tidak terlalu jelas. Beberapa dari alga hijau yang umumnya terdapat ditanah india termasuk dalam genus Chlorella, Chalmydomonas, Chlorochytrium, Chlorococcum, Protosiphon dan Oedogonium.

Alga hijau-biru mengandung sebuah pigmen yang dikenal sebagai fikosianin selain klorofil yang memberi warna khusus hijau-biru ke organisme-organisme tersebut. Alga hijau-biru yang dominan di tanah india termasuk genus Chroococcus, Aphanocapsa, Lyngbya, Oscillatoria, Phornidium,Microcoleus, Cylindrospermum, Anabaena, Nostoc, Scytonema dan Fischerella.

Beberapa alga hijau-biru memiliki sel-sel khusus yang dikenal sebagai heterosista yang terlibat dalam fiksasi nitrogen. Tanah sawah padi yang tergenang air memberikan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan alga hijau-biru tertentu dan peranan alga demikian itu dalam fiksasi nitrogen dibahas di bagian lain dari buku ini.

Beberapa contoh dari algae yang berhubungan dalam pertumbuhan tanaman yaitu:

Nostoc commune,

Perendaman sawah selama musim hujan mengakibatkan Nostoc tumbuh subur dan memfiksasi N2 dari udara sehingga dapat membantu penyediaan

nitrogen yang digunakan untuk pertumbuhan padi.  Anabaena azollae

Anabaena azollae dan anabaena cycadae bersimbiosis dengan Azolla pinnata dan Cycas rumphii. Simbiosis Anabaena azollae dengan Azolla pinnata sebagai alternatif pupuk Urea, karena simbiosis ini dapat meningkatkan kadar Nitrogen di lahan persawahan. Hidup bersimbiosis dengan Azolla pinnata (Paku air). Paku ini dapat memfiksasi nitrogen (N2)

di udara dan mengubah menjadi amoniak (NH3) yang tersedia bagi

tanaman.

5. Protozoa

Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa.

(9)

Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.

Protozoa hidup dalam tanah dengan memakan bakteri dari genus-genus Aerobacterum, Bacillus, Eschericia, Micrococus, dan Pseudomonas yang dicernanya didalam protoplasmanya. Protozoa lebih menyukai spesies bakteri tertentu untuk nutrisinya. Sesungguhnya, kultur Aerobacter disarankan sebagai makanan dasar untuk pemisah dan perbiakan protozoa tanah. Apabila makanan dasar (bakteri) berkurang jumlahnya dalam tanah, protozoa mensista (membentuk sista) agar dapat lestari melawan pengaruh berbahaya dari temperatur yang tinggi, kekeringan, penggunaan pestisida, dan sebagainya.

Protozoa banyak di jumpai pada lapisan batas tanah dan jumlahnya langsung bergantung pada populasi bakteri. Penggunaan bahan pupuk organik meningkatkan jumlah protozoa tanah yang merupakan pencerminan adanya peningkatan jumlah bakteri karena pemakaian bahan organik. Karena studi yang belum banyak dilakukan mengenai protozoa tanah, kita sulit menentukan pengaruh fakrtor-faktor khusus seperti pH dan temperatur terhadap populasi protozoa dalam tanah. Walaupun demikian telah jelas Bahwa protozoa itu banyak sekali dalam tanah dan fungsi utamanya adalah mengatur jumlah bakteri. Tidak diketahui pengaruh asosiatif antara protozoa dengan mikroorganisme tanah lainnya karena alasan yang sederhana yaitu masih sangat sedikit peneliti yang tertrik pada bidang ini, mungkin karena pemisahan dan perbanyakan protozoa tanah melibatkan prosedur yang sangat banyak menyita waktu.

Mikroorganisme berperan penting dalam mempercepat penyediaan hara dan juga sebagai sumber bahan organik tanah untuk tanaman. Mikroorganisme sangat nyata peranannya dalam hal mendekomposisi bahan organik pada tanaman tingkat tinggi. Dalam proses dekomposisi, sisa tumbuhan dihancurkan atau dirombak menjadi unsur yang dapat digunakan tanaman untuk tumbuh. Peranan yang lain dari mikroorganisme adalah menguraikan bahan kimia yang sulit di serap menjadi bentuk yang mudah di serap tanaman. Mikroorganisme ternyata mengeluarkan suatu jenis zat yang berfungsi untuk memperlancar penyaluran hara dan air dari akar ke daun.

Beberapa interaksi/hubungan yang terjadi antara mikroba atau mikroorganisme dengan tumbuhan, diantaranya:

(10)

 Simbiosis fungi dengan tumbuhan, mikroorganisme berupa Mikoriza (fungsi akar) dibedakan menjadi dua kelompok utama yaitu ektomikoriza yang umumnya berada di daerah dingin dan berhubungan dengan tanaman khusus dan semak-semak, dan Endomikoriza yang merupakan hubungan dari hila fungi yang masuk ke korteks dan tumbuh dalam sel lalu membentuk lilitan sehingga timbul pembengkakan.

 Hubungan antara inang parasit.

Terjadinya interaksi antara mikroba dan tumbuhan biasanya terjadi dua bagian. Area tersebut yaitu:

 Bagian tanaman yang berada di atas permukaan tanah dengan mikroba udara atau yang biasanya disebut dengan phyllosphere (filosfir). Mikroba yang berinteraksi dapat berupa mikroorganisme yang mengganggu tanaman namun juga dapat menguntungkan. Mikroba ini dapat ditemukan pada permukaan tanaman misalnya pada daun, batang, kulit. Contoh mikroba ini yaitu kelompok bakteri, fungi, yeast.  Bagian tanaman yang berada dalam tanah dengan mikroba tanah. Dan area yang

menjadi tempat interaksi antara tanaman dan mikroorganisme tanah dikenal dengan nama rizosfir (rhizozphere). Rizosfir merupakan ekologi yang sangat kecil namun termasuk sistem yang lebih sibuk dan lebih cepat untuk perpindahan nutrisi dan juga termasuk dalam lingkungan yang lebih kompetitif daripada lingkungan sekitarnya. Beberapa peranan mikroba untuk tanaman dan daerah sekitarnya, misalnya mikroba rizosfir. Mikroba ini mempunyai beberapa pengaruh sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, diantaranya:

 Dapat mempengaruhi sifat kimia dan fisik sekitar rizosfir.  Mempengaruhi pH tanah.

 Kandungan unsur hara lebih tinggi.

 Mikroba dalam rizosfir yang berkelompok dapat berfungsi sebagai pengusir patogen.

III. PENUTUP Kesimpulan yang dapat diambil adalah:

- Mikroorganisme adalah organisme uniseluler berukuran sangat kecil, (< 1 mm) sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantu penglihatan.

- Mikroorganisme yang terdapat dalam tanah antara lain sebagai berikut:  Bakteri

 Actinomycetes  Jamur

 Alga  Protozoa

(11)

DAFTAR PUSTAKA Aidia, M.J. 2011. Rhizobakteria.

(http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/09/rhizobakteria.html) Diunduh tanggal 16 September 2015

Anonim. 2010. Pengaruh Bakteri Pada Pertumbuhan Tanaman.

(http://satopepelakan.blogspot.com/2010/12/pengaruh-bakteri-pada-pertumbuhan.html) Diunduh tanggal 16 September 2015

Cheema, Zahid A, et al. 2012. Allelopathy: Current Trends and Future Applications. UK: Springer Heidelberg New York Dordrecht London.

Darkuni, M.N. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi). Malang: Universitas Negeri Malang.

Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Kusnadi, et al. 2003. Common Textbook Mikrobiologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA-UPI Bandung.

Rao, D.R., C.B. Chawan & S.R. Pulusani. 1981. Influence Of Milk And Thermophillus Milk On Plasma Cholesterol Level And Hepatic Cholesterogenesis In Rats. Journal Food Science Vol.46.

Schlegel, H.G. & K. Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Warino, Joko. 2015. Interaksi Antara Mikroba Dengan Tanaman.

(http://jokowarino.id/interaksi-antara-mikroba-dengan-tanaman/) Diunduh tanggal 11 September 2015

Yanti, Dwi Fitri. 2013. Hubungan Mikroorganisme Dengan Tanaman.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Belajar Peserta didik setelah Berlangsungnya Pembelajaran Matematika melalui Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang berbasis pendekatan saintifik di kelas IV SD Muhammadiyah 8

Menambah tempat sampah lagi dan menyediakan kantong plastik besar untuk menyimpan limbah medis yang tercecer sebelum dimasukan ke tempatnya. Sudah diangkut oleh PT Medivest

PEMERINTAH KOTA SEMARANG LAPORAN PEMERIKSAAN MENDETAIL JEMBATAN MANAJEMEN. DINAS PEKERJAAN

TIPS DAN RAMBU-RAMBU TENTANG PROSES CAS DAN PRSP Walaupun konsultasi publik untuk PRSP dan CAS akan membuka peluang berharga untuk mempengaruhi perdebatan tentang prioritas

23 Pusat Unggulan Iptek Rumput Laut (Konsorsium Riset Makasar, Sulsel Pangan &amp; Pembinaan (2013- 23 Pusat Unggulan Iptek Rumput Laut (Konsorsium Riset. Rumput

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan pada struktur beton yang keropos berdasarkan

Evaluasi fungsi jalur hijau sebagai pereduksi polusi, peredam kebisingan dan pembatas fisik serta aspek estetika sebagai faktor pendukung, pada lanskap jalan tol diperlukan

Dalam mewujudkan pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien, pemerintah tidak semata-mata hanya menerbitkan peraturan dan standar pengelolaan keuangan tetapi juga