• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi akademik pengawas sekolah di smk negeri 1 cikarang barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi akademik pengawas sekolah di smk negeri 1 cikarang barat"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh:

LESTARI HANDAYANI

NIM. 1110018200019

JURUSAN/PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

SURAT PERNYATAAN KARYA

SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama

Tempat/Tgl. Lahir

NIM

Jurusan{Prodi

Judul Skripsi

: Lestari Handayani : Bekasi, 22Februan

l99l

:1110018200019

: Manajemen Pendidikan

: Pelaksanaan Supervisi Akademik Pengawas dalam rangka Meningkatkan Profesionalisme Guru di SMK Negeri 1 Cikarang Barat.

: Dr. Fathi Ismail, M. M. Dosen Pembimbing

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat wisuda.

2014

Lestari Handayani MM.1110018200019

(3)

Skripsi berjudul Pelaksanaan Supervisi Akademik Pengawas dalam rangka

Meningkatkan Profesionalisme

Guru

di

SMK

Negeri

I

Cikarang Barat,

disusun oleh Lestari Handayani,

NIM. 1110018200019,

Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas IslamNegeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya

ilmiah yang berhak untuk diajukan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, Maret 2015

Yang mengesahkan,

Dosen Pembimbing

(4)

"Pelaksanaan Supervisi Akademik pengawas dalam rangka Meningkatkan

Profesionalisme Guru di SMK Negeri

I

Cikarang Barat yang disusun oleh Lestari Handayani 1 1 10018200019, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah

diujikan kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal:

Jakarta,26Maret2015

Dosen Pembimbing Skripsi

(5)

Penga'was Sekolah di SMK Negeri 1 Ciharang Barat disusun oleh Lestari

Ilandayani, NIM 1110018200019, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian

Munaqasah padatanggal 14 April 2015 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana

Sl (S.Pd) dalam bidang Manajemen

Pendidikan.

lakarta, 16 April 2015

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal

Tanda Tangan

Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Dr. Has)rim Asv'ari, M. Pd.

NrP. 19661009 199303 1 004

Penguji

I

Drs. Mqarif SAM.. M. Pd. NIP. 19650717 199403 1 005 Penguji

II

Dra. Yefneity Z." M. Pd.

NrP. 19s31101 t98203 2 001

'o,./ho

(6)

ABSTRAK

Lestari Handayani (NIM: 1110018200019). Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah di SMK Negeri 1 Cikarang Barat.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas masih belum efektif. Oleh karena itu, banyak guru yang berpersepsi negatif terhadap kegiatan supervisi akademik yang dilaksanakan oleh pengawas. Berdasarkan hal tersebut, penulis memfokuskan penelitian ini

untuk mengetahui “Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Supervisi Akademik

Pengawas Sekolah di SMK Negeri 1 Cikarang Barat.”

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi akademik pengawas di SMK Negeri 1 Cikarang Barat dan apakah pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sudah efektif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dimana penelitian ini berusaha menjelaskan data persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi akademik pengawas melalui hasil angket dan wawancara. Adapun sumber data dan informasi diperoleh peneliti memlalui penyebaran angket pada 38 orang guru yang menjadi sampel, dan dilengakapi wawancara dengan wakil kepala sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kegiatan/program supervisi akademik yang menjadi tugas dan tanggungjawab pengawas sekolah belum efektif, terutama pada aspek pelaksanaan, penilaian dan tindak lanjut.

(7)

ABSTRACT

Lestari Handayani (NIM: 1110018200019). Teacher Perceptions about The Implementation of The Academic Supervision of School Supervisors in SMK Negeri 1 Cikarang Barat .

This research is motivated by the phenomenon of the implementation of academic supervision by school supervisor is still not effective. Therefore , many teachers think negatively about the implementation of the academic supervision by supervisors. Based on this, the authors focusing this study to determine the "teachers perceptions about the implementation of the academic supervision by school supervisor in SMK Negeri 1 Cikarang Barat ."

This study aims to describe how teachers' perceptions about the implementation of academic supervision by supervisor at SMK Negeri 1 Cikarang Barat and whether the implementation of academic supervision by school supervisor have been effective . The method used in this research is quantitative descriptive , where this research attempts to explain the perception of teachers on the implementation of academic supervision supervisor through the results of questionnaires and interviews . The source of the data and information obtained by researchers through a questionnaire to 38 teachers into the sample , and features interviews with the vice principal

(8)

Alhamdulillahirrabbil’aalamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya

sehingga dengan seizin-Nyalah Penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Pengawas dalam rangka Meningkatkan

Profesionalisme Guru di SMK Negeri 1 Cikarang Barat” sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata Satu (SI).. Shalawat dan

salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,

sahabat-sahabat, serta seluruh umatnya yang setia hingga akhir zaman.

Melalui segenap usaha, doa, dan penantian panjang, Alhamdulliah Penulis

telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang sederhana ini berkat bantuan,

bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd., selaku ketua jurusan Manajemen Pendidikan

yang telah memberikan nasehat dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

3. Drs. Fathi Ismail, M. M., selaku penasihat akademik dan dosem

pembimbing skripsi yang telah meluangkan, waktu dan pikiran untuk

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

4. Segenap civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Segenap civitas akademika SMK Negeri 1 Cikarang Barat, khususnya

Bapak Muryanto, M. Si., dan Bapak Zakaria, S. Pd.

6. Teristimewa, Ayahanda H. Ato Sugiato, dan Ibunda tersayang Hj. Titi

Maryamah yang senantiasa berdoa dan berjuang hingga penulis dapat

menyelesaikan kuliah. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan

kebahagiaan. Kemudian untuk kakak-kakakku tercinta, H. Adi Harianto,

(9)

Mbah Jinem, khususnya Hj. Marnih, Mang Erwin, Teh Titin, Niko Alip

Pratama.

7. Sahabat tersayangku, Kokom Komalasari, S. Pd., yang selalu memberiku

motivasi dan terima kasih atas kesabaranya serta semua pengalaman

selama persahabatan ini. Semoga Allah selalu mengabulkan semua

harapan dan keinginan mu. Amin.

8. Sahabat-sahabat ku di rumah, Puspa Filaili Hidayati WD, S. Keu., Desi

Arisandi, Amd. Keb, dan Nuryati, Amd. Keb., terima kasih karena telah

menerima aku apa adanya.

9. Seluruh teman-teman Manajemen Pendidikan kelas A dan B angkatan

2010 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terimakasih untuk

pengalaman selama menjadi mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

10. Seluruh Rombongan Haji Al Madani Angkatan 2014, khususnya H.

Mamat, Hj. Tri, H. Warjana, Hj. Yeni, Hj. Sri, H. Tarmudzi. Terima

kasih atas pengalaman selama di tanah suci.

11. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga segala kebaikan tersebut mendapatkan balasan yang setimpal dari

Allah SWT. Dan semoga apa yang ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua. Amin ya Rabbal’alamin

Jakarta, 25 Maret 2015

Penulis,

(10)

v

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR UJI REFERENSI PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian. ... 6

F. Manfaat Hasil Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI... 8

A. Persepsi ... 8

1. Pengertian Persepsi ... 8

2. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 9

B. Supervisi Akademik ... 10

1. Pengertian Supervisi Akademik ... 10

2. Tujuan Supervisi Akademik ... 13

3. Fungsi Supervisi Akademik ... 15

4. Ruang Lingkup Supervisi Akademik ... 16

(11)

vi

C. Kerangka Berpikir ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

B. Metode Penelitian ... 28

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

D. Teknik Pengumpulan data ... 29

E. Teknik pengelolahan data ... 30

F. Teknik Analisa data ... 31

G. Kisi-kisi Instrumen ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 34

A. Gambaran Umum Objek Penelitian... 34

1. Gambaran Umum SMK Negeri 1 Cikarang Barat ... 34

2. Visi dan Misi ... 35

3. Keadaan Guru ... 36

4. Keadaan Sarana dan Prasarana ... 37

B. Deskripsi dan Analisis Data ... 38

1. Hasil Wawancara ... 39

2. Hasil Penyebaran Angket ... 39

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 60

B. Saran ... 61

(12)

Tabel. 3.2 Scoring alternatif jawaban angket 31

Tabel. 3.3 Kriteria nilai interval 32

Tabel. 3.4 Kisi-kisi angket guru 32

Tabel. 4.1 Keadaan guru mata pelajaran 36

Tabel. 4.2 Kualifikasi pendidikan, status, jenis kelamin guru 37

Tabel. 4.3 Keadaan sarana dan prasarana 38

Tabel. 4.4 Memiliki program supervisi untuk setiap semester 40

Tabel. 4.5 Dilibatkan dalam menyusun program supervisi 40

Tabel. 4.6 Program supervisi akademik pengawas memberikan

manfaat bagi pengembangan pembelajaran

41

Tabel. 4.7 Melaksanakan supervisi akademik di awal semester 42

Tabel. 4.8 Melaksanakan supervsi akademik di akhir semester 42

Tabel. 4.9 Melaksanakan supervisis akademik tepat waktu 43

Tabel. 4.10 Membina kerja sama yang harmonis dengan guru 43

Tabel. 4.11 Memberikan motivasi untuk terus meningkatkan

pengatahuan dan keterampilan

44

Tabel. 4.12 Melakukan kunjungan kelas untuk menilai pengajaran

guru

45

Tabel. 4.13 Melakukan pembicaraan individual dengan guru

untukencari solusi

45

Tabel. 4.14 Mengadakan rapat rutin setiap semester 46

Tabel. 4.15 Memberikan pelatihan-pelatihan

pengembanganpembelajaran kelas

47

Tabel. 4.16 Membimbing guru membuat program semester 47

Tabel. 4.17 Membimbing guru menyusun RPP 48

Tabel. 4.18 Membimbing guru mengembangkan metode

pembelajaran sesuai dengan kurikulum

48

Tabel. 4.19 Membimbing guru memanfaatkan media pembelajaran

yang tepat

49

Tabel. 4.20 Membimbing guru mengatasi masalah pada saat kegitan

belajar mengajar

50

Tabel. 4.21 Membimbin guru menyususn perangkat penilaian 50

Tabel. 4.22 Membimbing gurur yang akan mengikuti program

srtifikasi profesi keguruan

51

Tabel. 4.23 Mendorong guru aktif dalam organisasi profesi 51

Tabel. 4.24 Membimbing guru bertingkahlaku sesuai kode etik 52

Tabel. 4.25 Memebritahukan hasil analisis, catatan, atau laporan

supervisi kepada guru

53

Tabel. 4.26 Memebrikan hasil analisis, catatan, atau laporan tepat

waktu

53

(13)

masalah guru sudah tepat

Tabel. 4.30 Setelah kegiatan supervisi pengawas melakukan tindak

lanjut

56

Tabel. 4.31 Memeberikan gkesempatan guru memperbaiki kinerjanya 56

Tabel. 4.32 Jumlah skor tiap aspek penelitian 57

[image:13.595.115.512.108.644.2]
(14)

Lampiran I Lembar Uji Referensi ...

Lampiran II Angket Guru ...

Lampiran III Hasil Wawancara Wakil Kepala Sekolah ...

Lampiran IV Dokumen Program Kerja Pengawas Pengawas ...

Lampiran V Daftar Guru SMK Negeri 1 Cikarang Barat ...

Lampiran VI Surat Izin Penelitian ...

Lampiran VII Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...

Lampiran VIII Surat Permohonan Bimbingan Skripsi ...

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dijelaskan bahwa, “pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”1 Dari pengertian tersebut tergambar jelas bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang

dengan sengaja direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah

satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui

proses pembelajaran di sekolah.

Sosok guru menempati posisi paling strategis dan merupakan ujung tombak

terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Kualitas guru berpengaruh pada

keberhasilan proses pembelajaran. Semakin baik kualitas guru maka semakin baik

pula kualitas hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, pengembangan

profesinalisme guru harus dilakukan secara terus menerus agar guru semakin

profesional dalam menjalankan tugas profesinya.

Salah satu ciri guru profesional adalah guru yang senantiasa

mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya sesuai dengan perkembangan

zaman. Setiap guru harus menyadari bahwa pertumbuhan dan pengembangan

profesi merupakan keharusan untuk menghasilkan output pendidikan yang

berkulitas. Untuk itu guru harus terus belajar untuk menambah informasi terbaru,

1

(16)

sehingga dapat menambah ide-ide kreatif dalam pembelajaran agar suasana

belajar mengajar kondusif dan menyenangkan baik bagi guru dan terutama bagi

peserta didik.

Pengembangan profesionalisme guru secara mandiri dapat dilakukan

diantara dengan cara, yaitu membaca dan menulis karya ilmiah, melakukan

penelitian khususnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan berpartisipasi aktif

dalam organisasi profesi. Selain itu, kepala sekolah dan pemerintah memiliki

wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan pembinaan profesionalisme

guru.

Upaya pembinaan profesionalisme guru yang dapat dilakukan oleh kepala

sekolah dan pemerintah dalam hal ini pengawas yaitu salah satunya melalui

kegiatan supervisi. Supervisi atau pengawasan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari proses penyelenggaraan pendidikan. Supervisi dilakukan untuk

memastikan proses pendidikan tidak menyimpang dari tujuan yang telah

ditentukan. Dalam hal ini, supervisor bertanggung jawab untuk mengembangkan

potensi dan kretivitas guru yang dibinanya. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 66 mengamanatkan pentingnya

kegiatan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan

jenis pendidikan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat2.

Pengawas sebagai tenaga kependidikan memiliki peran strategis dalam

sistem pendidikan. Dalam Permendiknas No.12 tahun 2007, pengawas sekolah

adalah guru yang diangkat dan diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang

secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan

pendidikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi

teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan prasekolah, sekolah

dasar, dan sekolah menengah.3

2

UU Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 Tahun 2003), (www.dispendik.go.id),Kamis 16 April 2015, 19:03 WIB

3

(17)

Keberadaan pengawas memberikan sumbangan yang berharga sesuai

dengan tugas pokok dan fungsinya yaitu mengawasi penyelenggaraan pendidikan.

Pentingnya pelaksanaan supervisi oleh pengawas mengharuskan pengawas

melakukan pekerjaanya dengan baik. Pengawas mensupervisi kegiatan

pengelolaan dan pembelajaran di sekolah dengan memberikan bantuan kepada

guru dan kepala sekolah sehingga mengalami perubahan dan pengembangan ke

arah lebih baik.

Tugas pokok pegawas sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik

dan supervisi manajerial. Supervisi akademik menitikberatkan pada pengamatan

pengawas terhadap kegiatan akademik, berupa pembelajaran baik di dalam

maupun di luar kelas. Sementara itu, supervisi manajerial menitikberatkan

pengamatan pada aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang

berfungsi sebagai pemdukung (supporting) terlaksananya pembelajaran.

Sebagai tenaga kependidikan yang telah lama melaksanakan tugas

pengajaran, pengawas seharusnya memiliki wawasan yang luas tentang proses

pembelajaran. Apalagi jika telah memiliki usia yang matang karena relatif lama

menggeluti tugas sebagai guru. Berkaitan dengan pelaksanaan tugas pengawas

sekolah setidaknya harus memiliki enam kompetensi, yaitu : kompetensi

kepribadian, kompetensi supervisi manajerial, kompetensi supervisi akademik,

kompetensi evaluasi pendidikan, kompetensi penelitian dan pengembangan, dan

kompetensi sosial.4

Namun kenyataan menunjukan bahwa masih banyak pengawas yang belum

menguasai kompetensinya, terutama kompetensi supervisi manajerial dan

supervisi akademik. Hasil uji kompetensi tahun 2007 kepada 422 pengawas

SD/SMP/SMA/SMK dari berbagai daerah sangat mengecewakan. Dari enam

kompetensi yang diujikan, nilai paling rendah justru pada kompetensi supervisi

4

(18)

manajerial dan supervisi akademik.5 Kurangya penguasaan kompetensi supervisi

akademik ini tentunya berpengaruh pada pelaksanaan supervisi akademik oleh

pengawas.

Menurut Subijanto, dalam pelaksanan supervisi sebagian besar pengawas

tidak melakukan supervisi kelas. Pengawas cenderung melakukan supervisi dalam

hal-hal yang berkaiatan dengan kelengkapan administrasi proses belajar mengajar.

Pelaksanaan supervisi semacam ini pun hanya dilakukan di ruang kepala sekolah.6

Kenyataan tersebut berakibat pada banyak guru yang belum merasakan manfaat

keberadaan pengawas bagi perkembangan profesionalismenya.

Selain itu, masih banyak permasalah dalam pelaksanaan supervisi akademik

yang dilakukan oleh pengawas di sekolah. Pupuh Faturohman dan Suryana

menjelaskan bahwa permasalahan yang sering muncul dalam pelaksanaan

supervisi akademik oleh pengawas adalalah, intensitas tatap muka antara

pengawas dan guru masih kurang, teknik-teknik supervisi yang digunakan

monoton, dan kegiatan supervisi belum dilaksanakan sesuai dengan

tahapan-tahapan prosedur pelaksanaan supervisi.7

Sejauh ini pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas dilaksanakan

sebagai kegiatan rutin semata untuk melihat kelengkapan administrasi guru tanpa

di dukung program supervisi yang realistis dalam meningkatkan profesionalisme

guru. Berbagai masalah yang terjadi dalam pelaksanaan supervisi akademik oleh

pengawas tersebut sedikit banyak dapat memepengaruhi perkembangan

profesionalisme guru yang pada akhirnya akan memepengaruhi kualitas hasil

belajar peserta didik.

Oleh karena itu, saya berpendapat agar pelaksanaan supervisi akademik di

sekolah dapat berjalan dengan efektif dan efisien pengawas harus memahami

dengan baik dan benar konsep dasar, tujuan fungsi, tugas, dan kompetensi

5

Pupuh Fathurrohman, dan AA. Suryana, Supervisi Pendidikan Dalam Pengembangan Proses Pengajaran, ( Bandung: PT Refika Aditama,2011), Cet Ke-1, h. 143

6

Supervisi Pengawas, Masalah Pelaksanaan Supervisi oleh Pengawas Satuan Pendidikan, (http://library.unimed.ac.id), diakses pada 15 Mei 2015.

7

(19)

kepengawasan. Pengawas dalam menjalankan tugasnya diharapkan memiliki

kemampuan analisis yang baik dalam melihat kondisi sekolahnya, memiliki

program supervisi, kemampuan menguasai kompetensi akademik dan manajerial,

serta memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan setiap individu yang

ada di sekolah terutama dengan guru. Dengan begitu akan menghapus persepsi

negatif guru terhadap pelaksanaan supervisi yang dilakukan pengawas bukan

hanya sebagai kegiatan untuk melengkapi administrasi guru melainkan sebagai

upaya untuk mengembangkan profesionalisme guru kearah lebih baik.

Fenomena tersebut terjadi di banyak sekolah yang menjadi tanggung jawab

pengawas. Salah satunya di SMK Negeri 1 Cikarang Barat. Berdasarkan hasil

wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum diketahui bahwa

pelaksanaan supervisi oleh pengawas belum memberikan manfaat yang berarti

bagi perkembangan profesionalisme guru. “Pengawas jarang melakukan

kunjungan kelas, apabila berkunjung ke sekolah pengawas lebih banyak

menghabiskan waktu di ruang kepala sekolah.” Kegiatan supervisi akademik lebih

banyak dilakukan oleh kepala sekolah, padahal boleh jadi pengawas memiliki

informasi-informasi baru yang dapat diserap oleh guru sehingga guru

mendapatkan ilemu yang dinamis untuk mencapai profesionalitasnya. Hal ini

menjadikan peneliti tertarik untuk membahas masalah dengan melakukan

penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Persepsi Guru tentang

Pelaksanaan Supervisi Akademik Pengawas di SMKN 1 Cikarang Barat”.

B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diuraikan beberapa masalah

sebagai berikut :

1. Kurangnya penguasaan kompetensi supervisi akademik dan manajerial

oleh pengawas.

(20)

3. Masih banyak guru yang beranggapan pelaksanaan supervisi akademik

pengawas belum memberikan manfaat yang berarti bagi perkembangan

profesionalismenya.

4. Intensitas tatap muka antara pengawas dan guru masih kurang

5. Teknik-teknik supervisi yang digunakan pegawas kurang variatif

6. Kegiatan supervisi belum dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan

prosedur pelaksanaan supervisi.

C.

Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah, penulis membatasi masalah yang akan diteliti

pada masalah pelaksanaan supervisi akademik pengawas di SMK Negeri 1

Cikarang Barat didasarkan pada persepsi guru.

D.

Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi guru

tentang pelaksanaan supervisi akademik pengawas di SMKN 1 Cikarang Barat?

E.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara jelas

persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi akademik di SMKN 1 Cikarang

Barat.

F.

Manfaat Penelitian

:

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, diharapkan dapat bermanfaat

baik secara teoritis maupun praktis.

a. Manfaat teoritis, secara teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi

pengawas dan dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugasnya,

(21)

b. Manfaat praktis, secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memiliki

manfaat bagi:

1. Peneliti, mengembangkan wawasan dan pengetahuan, khususnya yang

berkaiatan dengan pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas di

sekolah

2. Pengawas, memberikan masukan dan informasi kepada pengawas

untuk meningkatkan pelaksanan supervisi akademik di sekolah.

3. Masyarakat, dapat dimanafaatkan sebagai bahan masukan bagi

(22)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Persepsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai

tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, serapan.1 Menurut Stephen

P.Robbins dan Timothy, “persepsi adalah proses di mana individu mengatur

dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti

bagi lingkungan mereka”.2

Sedangkan menurut Miftah Thoha, “persepsi adalah proses kognitif

yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang

lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,

perasaaan, dan penciuman”.3

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindaraan.

Pengindraan merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui

alat penerima yaitu alat indra. Kemudian stimulus tersebut diteruskan oleh

syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, dan proses selanjutnya

merupakan proses persepsi. Proses persepsi terjadi pada saat stimulus

mengenai individu kemuadian diorganisasikan, diinterpretasikan sehingga

individu menyadari tentang apa yang diindranya itu.

Dari pengertian proses persepsi tersebut syarat timbulnya persepsi

yaitu, adanya sasaran, adanya perhatian sebagai langkah pertama untuk

mengadakan persepsi, adanya alat indera sebagai penerima stimulus yakni

saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak dan dari otak

dibawa melalui saraf motoris sebagai alat untuk mengadakan respons.

1

KBBI online/daring (dalam jaringan), (http://kbbi.web.id/persepsi) 15 April 2015

2

Stephen P. Robbins, dan Timoty. Prilaku Organisasi, (Jakarta:Salemba Empat, 2008), h. 175

3

(23)

Dengan persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang

keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang keadaan diri

individu yang bersangkutan. Dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar

diri individu, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu sendiri. Bila

yang dipersepsi adalah dirinya sendiri sebagai objek persepsi, inilah yang

disebut persepsi diri (self-perception). Karena persepsi merupakan aktifitas

yang integrated, maka seluruh yang ada dalam diri individu seperti perasaan,

pengalaman, kemampuan berpikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek lain

yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam pembentukan persepsi.

Berdasarkan hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa dalam pembentukan

persepsi sekalipun stimulusnya sama, tetapi karena pengalamannya berbeda,

kemampuan berpikirnya berbeda, kerangka acuanya berbeda, adanya

kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan individu yang lain

berbeda. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa persepsi itu

memang bersifat individual.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi adalah tanggapan individu terhadap stimulus yang diterima

melalui alat indra. Setiap individu bisa melihat hal yang sama, namun

mengartikannya secara berbeda. Sejumlah faktor mempengaruhi

pembentukan persepsi dari masing-masing individu.

Stephen P. Robbins, mengemukakan faktor-rakor yang mempengaruhi

pembentukan persepsi seseorang yaitu:

a. Faktor-faktor dalam diri individu, meliputi sikap, motif, minat, pengalaman, dan harapan.

b. Faktor-faktor dalam diri sasaran atau target, meliputi sesuatu yang baru, gerakan, suara, ukuran, latar belakang, kedekatan, dan kemiripan.

c. Faktor-faktor dalam situasi, meliputi waktu, keadaan kerja, dan keadaan sosial.4

4

(24)

Sedangkan menurut Edgar F. Huse dan James L. Sebagaimana dikutip

Miftah Thoha, faktor-faktor yang mempengaruhi pengambangan persepsi

seseorang, antara lain:

1) Psikologi

Pesrepsi seseorang menganai segala sesuatu di alam dunia ini sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologi. Sebagai contoh, Suara merdu Grace Simon, barangkali tidak menarik dan berkesan bagi seseorang yang sulit mendengar atau tuli.

2) Famili

Pengaruh yang paling terhadap anak-anak adalah familinya. Oarang tua yang telah mengambngakan suatu cara yang khusus di dalam memahami dan melihat kenyataan di dunia, banyak sikap dan persepsi yang diturunkan kepada anak-anaknya.

3) Kebudayaan

Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga

mempengaruhi sikap, nilai, dan cara seseorang memandang dan

memahami keadaan dunia ini.5

Jadi objek atau sasaran yang dipersepsikan dan kontek dimana

persepsi dibuat inilah yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

persepsi, dimana orang yang satu dengan yang lain belum tentu sama

persepsinya terhadap salah satu objek. Pengalaman, perasaan, kemampuan

berpikir, keragka acuan, dan motivasi merupakan kondisi psikis dan fisik dari

individu yang dapat mempengaruhi persepsi.

B. Supervisi Akademik

1. Pengertian Supervisi Akademik

Supervisi secara bahasa berarti mengamati, mengawasi, atau

membimbing kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang lain dengan

maksud untuk mengadakan perbaikan. Supervisi berasal dari kata “super” artinya lebih atau atas, dan “vision” artinya melihat atau meninjau. secara

5

(25)

etimologis supervisi artinya melihat atau meninjau yang dilakukan oleh

atasan terhadap pelaksanaan kegiatan bawahannya.6

Menurut Ngalim Purwanto, “supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan

yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya

dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif”.7

Selanjutnya Sergiovani dan Starrat, mendefinisiskan “supervisi

merupakan suatu proses yang dirancang khusus untuk membantu para guru

dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat

menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan

yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya

menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif”.8

Supervisi dikutip oleh Piet A. Sahertian, adalah “suatu usaha

menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan

guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar

lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi

pengajaran”.9

Sejalan dengan hal tersebut Made Pidarta mendefinisikan

“supervisi pendidikan sebagai kegiatan membina para pendidik dalam

mengembangkan proses pembelajaran, termasuk segala unsur

penunjangnya”.10

Konsep supervisi didasarkan atas keyakinan bahwa perbaikan

merupakan suatu usaha yang koperatif dari semua orang yang berpartisipasi.

Pengawas bertugas mengendalikan, membantu, membina, dan menilai hal-hal

yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan di sekolah, baik hal itu

berkenaan pada kepala sekolah, guru, siswa, ataupun pegawai lainnya.

6

Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), Cet. Ke-1, h..41

7

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), Cet Ke-15, h. 76

8

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-3, h. 111

9

Piet A. Sahertian, Konsep dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-1, h.17

10

(26)

Supervisi pada dasarnya diarahkan pada dua aspek, yaitu supervisi

akademik dan supervisi manajerial. Supervisi akademik menitikberatkan pada

pengamatan pengawas terhadap kegiatan akademik, berupa pembelajaran

baik di dalam maupun di luar kelas. Supervisi manajerial menitik beratkan

pengamatan pada aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang

berfungsi sebagai pendukung (supporting) terlaksananya pembelajaran.11

Menurut Glickman, “supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan

membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses

pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran”.12

Pupuh mengartikan supervisi akademik adalah “pelayanan supervisi

dan bimbingan profesional kepada guru sebagai usaha untuk meningkatkan

profesionalisme guru”.13

Sejalan dengan hal tersebut Jasmani mendefinisikan

“supervisi akademik adalah upaya memperbaiki dan meningkatkan

kemampuan profesional guru”.14 Dengan demikian, esensi dari supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola

proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan

profesionalismenya.

Supervisi akademik sebagai kegiatan pengamatan pada masa

akademik yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses

pembelajaran15.Menurut Alfonso, Firth, dan Neville, ada tiga konsep pokok

(kunci) dalam pengertian supervisi akademik.

a. Supervisi akademik harus secara langsung mempengaruhi dan

mengembangkan perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran.

11

Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Departemen Pendidikan Nasional,” Metode dan Teknik Supervisi”, Materi Pendidikan dan

Pelatihan Kompetensi Pengawas, Jakarta, 2008, h. 5

12Ibid

., h. 9

13

Pupuh Fathurrohman, dan AA. Suryana, Supervisi Pendidikan Dalam Pengembangan Proses Pengajaran, ( Bandung: PT Refika Aditama,2011), Cet Ke-1, h. 41

14

Jasmani dan Syaiful Mustofa, Supervisi Pendidikan: Terobosan Baru dalam Peningkatan Kinerja Pengawas Sekolah dan guru, (Jogjakarta:Ar-ruzz Medi, 2013) Cet. Ke-1, h.28

15

(27)

Inilah karakteristik esensial supervisi akademik. Sehubungan dengan ini, janganlah diasumsikan secara sempit, bahwa hanya ada satu cara terbaik yang bisa diaplikasikan dalam semua kegiatan pengembangan perilaku guru. Tidak ada satupun perilaku supervisi akademik yang baik dan cocok bagi semua guru. Tegasnya, tingkat kemampuan, kebutuhan, minat, dan kematangan profesional serta karakteristik personal guru lainnya harus dijadikan dasar pertimbangan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program supervisi akademik.

b. Perilaku supervisor dalam membantu guru mengembangkan

kemampuannya harus didesain secara ofisial, sehingga jelas waktu mulai dan berakhirnya program pengembangan tersebut. Desain tersebut terwujud dalam bentuk program supervisi akademik yang mengarah pada tujuan tertentu. Oleh karena supervisi akademik merupakan tanggung jawab bersama antara supervisor dan guru, maka alangkah baik jika programnya didesain bersama oleh supervisor dan guru.

c. Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar guru semakin mampu

memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya.16

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

supervisi akademik adalah segala bentuk bantuan dan bimbingan yang

diberikan kepada guru untuk mengembangkan kemampuannya dalam

mengelola proses pembelajaran, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi

hasil belajar peserta didik. Pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas

sekolah harus dilakukan secara sitematis, ini bertujuan untuk memberikan

pencerahan, pembinaan, pemberdayaan, inovasi kepada guru-guru agar dapat

melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.

2. Tujuan Supervisi Akademik

Tujuan umum supervisi adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan

di sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu

mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Melalui kegiatan

supervisi akademik guru diarahkan untuk meningkatkan kemampuannya

16

(28)

dalam melaksanakan tugasnya agar kualitasnya semakin baik, dengan begitu

akan mempengaruhi kualitas belajar peserta didik.

Sejalan dengan hal tersebut Sahertian mengemukakan bahwa tujuan

supervisiialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas

mengajar guru di kelas yang pada giliranya untuk meningkatkan kualitas

belajar siswa.17 Sementara itu Sargiovanni menegaskan tujuan pelaksanaan

supervisi akademik yaitu :

a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.

b. Pengawasan kualitas; supervisor dapat memonitor proses pembelajaran

di sekolah.

c. Pengembangan profesional; supervisor dapat membentu guru

mengembangkan kemampuannya dalam memahami pembelajaran, kehidupan di kelas, serta mengembangkan keterampilan mengajarnya.

d. Memotivasi guru; supervisor dapat mendorong guru menerapkan dan

mengembangkan kemampuannya serta beranggung jawab dalam

melaksanakan tugas-tugas mengajarnya.18

Purwanto mengungkapkan tujuan supervisi akademik adalah tidak

hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina

pertumbuhan profesi guru dalam arti luas termasuk didalamnya pengadaan

fasilitas yang menunjang kelancaran proses belajar mengajar, peningkatan

mutu pengetahuan, dan keterampilan guru-guru, pemberian bimbingan dan

pembinaan dalam hal implementasi kurikulum, pemeliharaan dan penggunaan

metode mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi pengajaran

dan sebagainya.19

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik

bertujuan untuk meningkatkan kulitas hasil belajar peserta didik melalui

pengembangan profesionalisme guru dengan cara mengawasi, membimbing,

dan memotivasi dalam melaksanakan tugasnya.

17

Piet A. Sahertian, Konsep dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-1, h.19

18

Mukhtar Iskandar, op. Cit., h. 57

19

(29)

3. Fungsi Supervisi Akademik

Tujuan utama supervisi adalah perbaikan dan peningkatan kualitas

pendidikan, melalui perbaikan dan peningkatan kualtas mengajar guru dan

belajar peserta didik. Untuk mencapai tujuan supervisi secara efektif,

pengawas harus memiliki penguasaan terhadap fungsi-fungsi supervisi.

Ametembun mengidentifikasi terdapat empat fungsi utama dalam

supervisi yaitu:

1) Fungsi penelitian, yaitu meneliti bagaimana situasi dan kondisi pendidikan pada suatu sekolah atau situasi dan kondisi di kelas. Misalnya dengan melakukan kunjungan ke sekolah atau kunjungan kelas.

2) Fungsi penilaian, yaitu menilai atau mengevaluasi bagaimana

tingkat kualitas pendidikan di sekolah atau kelas. Apakah baik, sedang, atau rendah.

3) Fungsi perbaikan, yaitu memperbaikai aspek-aspek yang menjadi kelemahan atau kekurangan.

4) Fungsi peningkatan, yaitu meningkatkan atau mengembangkan

aspek-aspek positif agar lebih baik lagi20

Menurut Sahertian Fungsi utama supervisi akademik ditujukan pada

perbaikan dan peningkatan kualiatas pengajaran. Menurutnya, bahwa fungsi

utama supervisi ialah membina program pengajaran yang ada sebaik-baiknya

sehingga selalu ada usaha perbaikan21.

Maka dengan adanya fungsi dari supervisi akademik tujuanya adalah

untuk memperbaiki situasi belajar mengajar dengan arti yang luas maksudnya

situasi belajar mengajar di sekolah dapat diperbaiki bila supervisor memiliki

kemampuan dasar. Selain itu juga memberikan layanan supervisi dalam

bentuk bimbingan profesional dan bantuan teknis pada guru untuk

meningkatkan mutu pembelajaran

20

N. A. Ametembun, Kepengawasan dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Bandung: Suri, 2000), Cet Ke-5, h. 19

21

(30)

4. Ruang Lingkup Supervisi Akademik

Inti dari kegiatan supervisi adalah perbaikan dan peningkatan. Dalam

hal ini supervisi akademik adalah segala bentuk bantuan yang diberikan oleh

pengawas untuk memperbaiki proses belajar mengajar melalui peningkatan

profesionalisme guru.

Sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan guru dalam

merenacanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran,

menilaia hasil pembelajaran, memanfaatkan hasil penilaian untuk

peningkatan layanan pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang

menyenangkan, mamanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan

mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan ruang lingkup supervisi

akademik pengawas meliput, yaiitu:

a. Pelaksanaan kurikulum

b. Persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran yang

dilakukan oleh guru

c. Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, dan

standar isi.

d. Peningakatan mutu pembelajaran melalui pengembangan

profesioanalisme guru.22

5. Prinsip Supervisi Akademik

Dalam melaksanakan tugas profesionalnya sebagai supervisor

akademik pengawas sekolah hendaknya berpedoman pada prinsip supervisi.

Beberapa prinsip yang perlu dipegang teguh oleh pengawas, yaitu:

a. Supervisi didasarkan atas hubungan kedinasan bukan pribadi

b. Dilakukan harus sesuai dengan yang diperlukan oleh guru dan kepala sekolah

c. Dilakukan dengan sikap terbuka dan semangat keteladanan.23

22

Nurmaherawati. Supervisi Akademik.

(31)

Selanjutnya menurut Sahertian prinsip-prinsip yang harus dipedomani

dan diterapkan pengawas sebagai supervisor dalam melaksanakan supervisi

akademik adalah sebagai berikut:

a. Prinsip ilmiah, (scientific) mengandung ciri-ciri sebagai berikut:

1) Objektif, data diperoleh berdasarkan kenyataan yang terjadi dalam

proses belajar mengajar bukan tafsiran pribadi.

2) Data diperoleh dengan alat/instrumen seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya

3) Sistematis, supervisi silakukan secara teratur, berencana, dan kontinu.

b. Prinsip demokratis

Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab. Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa kesejawatan.

c. Prinsip kerja sama

Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi

sharing of idea, sharing of experience”, memberikan support

mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.

d. Prinsip konstruktif dan kreatif

Membina inisiatif guru serta mendorong untuk aktif menciptakan suasana dimana tiap orang merasa aman dan dapat mengembangkan potensi-potensinya. Supervisi dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan, bukan menakut-nakuti. Dengan begitu para guru lebih

termotivasi untuk mengembangka potensi mereka.24

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam

melaksanakan supervisi akademik, pengawas sekolah harus mampu membina

hubungan yang harmonis dengan personil sekolah. Prinsip supervisi

akademik harus dilaksanakan secara cermat sehingga ketepatan sasaran obyek

permasalahan yang dihadapi dapat dilihat secara jelas oleh pengawas.

Sehingga guru ataupun personil sekolah yang sedang di awasi tidak

merasakan tekanan atau beban, melainkan sebagai suatu wahana untuk

mengatasi permasalahan yang akan dihadapi.

23

Pupuh Fathurrohman, dan AA. Suryana, Supervisi Pendidikan Dalam Pengembangan Proses Pengajaran, ( Bandung: PT Refika Aditama,2011), Cet Ke-1, h. 38

24

(32)

6. Teknik Supervisi Akademik

Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh supervisor

untuk mencapai tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian

masalah manajerial maupun masalah akademik di sekolah. Tugas pengawas

sebagai supervisor satuan pendidikan harus memahami teknik supervisi

manajerial dan akademik agar kegiatan supervisi dapat terlaksana dengan

baik dan hasil pembinaanya mencapai tujuan.

Dalam pelaksanaanya supervisi dapat dilakukan dengan

menggunakan beberapa teknik. Diantara teknik-teknik tersebut diuraikan

sebagai berikut:

a. Teknik perseorangan

Teknik yang bersifat perorangan adalah teknik dalam

pelaksanaan supervisi yang dilakukan terhadap individu yang

memiliki masalah khusus. Supervisi dilakukan untuk seorang guru

secara individu. Adapun kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:25

1) Kunjungan kelas

Pengawas atau supervisor datang ke kelas untuk melihat atau

mengamati cara guru mengajar di kelas. Tujuannya memperoleh

data mengenai keadaan sebenarnya selama guru mengajar. Dengan

data tersebut supervisor dapat mendiskusikan mengenai kesulitan

yang dihadapi guru. Kunjungan kelas ini berfungsi sebagai alat

untuk mendorong guru agar meningkatkan kualitas cara mengajar

guru dan belajar siswa. Ada tiga macam kunjungan kelas yaitu

kunjungan tanpa diberi tahu, kunjungan dengan cara memberitahu,

dan kunjungan kelas atas undangan guru.

2) Observasi kelas

Melalui kunjungan kelas, supervisor dapat mengobservasi

situasi mengajar yang sebenarnya. Ada dua macam observasi kelas,

yaitu:

25

(33)

a) Observasi langsung: dengan menggunakan alat observasi,

supervisor mencatat absen yang dilihat pada saat guru

sedang mengajar.

b) Observasi tidak langsung: orang yang diobservasi dibatasi

oleh ruang kaca di mana murid-murid tidak mengetahuinya

(biasanya dilakukan dalam laboratorium untuk pengajaran

mikro)

Tujuannya adalah observasi yaitu untuk memperoleh data yang

seobjektif mungkin, data yang diperoleh dapat digunakan untuk

menganalisis kesulitan-kesulitan yang yang dihadapi guru dalam

usaha memperbaiki proses belajar mengajar.

3) Percakapan pribadi

Antara supervisor dan guru melakukan pertemuan empat mata

untuk membicarakan masalah-masalah yang dihadapi guru.

tujuannya yaitu memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan

guru melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi, memupuk dan

mengembangkan cara mengajar yang lebih baik, memperbaiki

kelemahan-kelemahan dan kekurangan yang sering dialami guru,

serta menghilangkan dan menghindari segala prasangka yang

bukan-bukan.

4) Saling mengunjungi kelas

Yang dimaksud dengan menggunjungi kelas ialah saling

mengunjungi antara guru yang satu dengan guru yang lain yang

sedang mengajar. Kegiaan ini dimaksudkan untuk bertukar

pengalaman. Keuntungannya yaitu mengamati rekan lain yag

sedang mengajar, membantu guru-guru lain memperoleh

pengalaman atau keterampilan tentang teknik dan metode

mengajar, memberi motivasi yang terarah terhadap aktivitas

mengajar, dan sifat bawahan dengan pimpinan tidak ada sama

(34)

5) Menilai diri sendiri

Salah satu tugas yang tersukar adalah menilai kemampuan diri

sendiri dalam menyajikan bahan pelajaran. Di samping menilai

murid-muridnya, penilaian terhadap diri sendiri merupakan teknik

yang dapat membantu guru dalam pertumbuhannya. Alat yang

dapat digunakan yaitu: daftar pandangan/pendapat yang

disampaikan pada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu

aktivitas, menganalisis tes-tes terhadap unit-unit kerja, mencatat

aktivitas murid-murid dalam suatu catatan (record) baik mereka

bekerja secara kelompok maupun perorangan.

b. Teknik kelompok

Teknik kelompok adalah teknik dalam pelaksanaan supervisi

yang dilakukan terhadap sekelompok orang yang disupervisi. Adapun

kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:26

1) Rapat guru

Pelaksanaan dan pengembangan kurikulum, pembinaan atau

tata laksana sekolah, serta pengelolaan keuangan merupakan

hal-hal yang dijadikan materi rapat dalam rangka kegiatan supervisi.

Tujuannya adalah untuk membri bantuan kepada seluruh guru

secara umum.

2) Mengadakan diskusi kelompok

Diskusi kelompk dapat diadakan dengan membentuk

kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis.

Kelompok-kelompok yang telah terbentuk diprogramkan untuk mengadakan

pertemuan/diskusi guna membicarakan hal-hal yang berhubungan

dengan usaha pengembangan dan peranan proses belajar-mengajar.

Dalam setiap diskusi, supervisor atau pengawas dapat memberikan

pengarahan, bimbingan, dan nasihat-nasihat ataupun saran-saran

yang diperlukan.

26

(35)

3) Mengadakan penataran-penataran

Teknik kelompok yang dilakukan melaui penataran-penataran

sudah banyak dilakukan. Misalnya penataran untuk guru-guru

bidang studi tertentu, penataran tentang metodologi pengajaran,

dan penataran tentang administrasi pendidikan.

Lebih lanjut Suryasubroto menguraikan teknik-teknik supervisi

sebagai berikut:

a. Teknik supervisi yang bersifat individu, meliputi:

1) Kunjungan kelas

2) Observasi kelas

3) Percakapan pribadi

4) Saling mengunjungi kelas

5) Menilai diri sendiri

b. Teknik-teknik supervisi yang bersifat kelompok, meliputi:

1) Pertemuan orientasi

2) Panitian penyelenggara

3) Rapat guru

4) Studi kelompok

5) Diskusi

6) Tukar-menukar pengalaman

7) Lokakarya

8) Seminar

9) Simposium

10)Demonstrasi mengajar

11)Perpustakaan jabatan

12)Buletin supervisi

13)Membaca langsung

14)Mengikuti kursus

15)Organisasi jabatan

(36)

17)Perjalanan sekolah untuk staaf sekolah27

Dari uraian diatas mengenai teknik supervisi, yang perlu menjadi

catatan bahwa tidak ada satupun teknik supervisi guru akan efektif jika

dipergunakan secara tunggal. Penetapan teknik yang digunakan pengawas

didasari atas masalah yang dihadapi guru serta sifat dan kepribadian dari guru

yang dibimbing. Pengawas harus mengetahui karakteristik dan sifat setiap

teknik diatas, sehingga teknik yang digunakan benar-benar sesuai dengan

guru yang sedang dibina melalui supervisi akademik.

7. Pelaksanaan Supervisi Akademik

Tahapan-tahapan yang dapat ditempuh dalam pelaksanaan kegiatan

supervisi/pengawasan sekolah mencakup persiapan, pelaksanaan, evaluasi,

dan tindak lanjut28. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Persiapan

Pada tahap ini kegiatan persiapan dimulai dengan menyusun

program dan organisasi supervisi. Tujuan dan sasaran pelaksanaan, waktu,

dan instrumen tergambar dalam program yang direncanakan. Sementara

dalam organisasi supervisi tercermin mekanisme plaksanaan kegiatan,

pelaporan, dan tindak lanjut. Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan

kegiatan supervisi hendaknya pengawas melibatkan/berkordinasi dengan

pejabat terkait, kepala sekolah, dan guru dalam membuat program dan

organisasi supervisi.

2) Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan hal-hal pokok yang perlu mendapat

perhatian pengawas dalam melaksanakan kegiatan supervisi di sekolah

adalah sebagai berikut:

a. Supervisi hendaknya dilakukan secara berkesinambungan

27

Jasmani dan Syaiful Mustofa, Supervisi Pendidikan: Terobosan Baru dalam Peningkatan Kinerja Pengawas Sekolah dan guru, (Jogjakarta:Ar-ruzz Medi, 2013) Cet. Ke-1, h. 84

28Ibid

(37)

b. Supervisi hendaknya dilakukan pada awal dan akhir semester, hal

tersebut dimaksudkan sebagai bahan perbandingan.

c. Pengawas terampil dalam menggunakan instrumen.

d. Mampu mengembangkan instrumen supervisi.

e. Supervisi bukan mencari kesalahan dan bukan pula menggurui,

melainkan bersifat pemecahan masalah untuk mencari solusi.

f. Supervisi hendaknya mencakup segi teknis kependidikan dan teknik

administrasi.

g. Supervisi hendaknya menguasai substansi materi yang disupervisi dan

melengkapi diri dengan berbagai instrumen yang dibutuhkan.

h. Karena supervisi bersifat pembinaan, para supervisor harus memiliki

kemampuan profesional dan wawasan yang luas tentang pendidikan.

i. Dalam pelaksanaan supervisi hendaknya memperhatikan

prinsip-prinsip supervisi.

3) Penilaian dan tindak lanjut

Pada tahap ini penilaian dilakukan terhadap pelaksanaan kegiatan

supervisi yang meliputi keterlaksanan program supervisi, ketepatan

instrumen, hasil supervisi, dan kendala yang dihadapi pada saat

pelaksanaan. Dari hasil penilaian tersebut tahap selanjutnya adalah tindak

lanjut dari kegitan supervisi, misalnya dengan melakukan pembinaan

terhadap program supervisi yang baru.

Tindak lanjut oleh pengawas diawali dengan berdialog dengan

guru yang disupervisi untuk menentukan langkah perbaikan dari

kekurangan dan kelemahan yang dialami guru selama proses supervisi.

Hasil diskusi tersebut dituangkan dalam bentuk laporan atau

catatan hasil supervisi akademik. Catatan ini dibuat untuk menjamin

proses supervisi yang berkelanjutan, terarah, dan terprogram. Karena dari

catatan tersebut akan dapat ditentukan langkah apa yang perlu dilakukan

dalam program supervisi selanjutnya.

Selanjutnya catatan atau laporan tersebut diberikan kepada kepala

(38)

sekolah dapat memantau bahkan menindaklanjuti hasil supervisi yang

dilakukan oleh pengawas.

Langkah selanjutnya dalam menindaklanjuti hasil supervisi

akademik kepada guru adalah dengan penugasan. Penuguasan dari

pengawas kepada guru disesuaikan dengan temuan hasil supervisi

akademik.29

Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas mempersiapkan perencanan

yang sistematis dan memberitahukan sebelumnya kepada guru. Pengawas

menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada guru, menilai proses

yang telah dan sedang dialaksanakan, mengarahkan, membina, dan

memberikan solusi bagi masalah yang dihadapi guru. Dengan begitu guru

akan memperoleh masukan yang membantu terwujudnya perbaikan dan

pengambangan kulitas mengajarnya.

8. Pengawas Pendidikan Sebagai Supervisor Akademik

Pengawas atau supervisor adalah seseorang yang bertugas

mensupervisi pendidikan dan pengajaran melalui pemberian bantuan pada

guru atau kepala sekolah sehingga mengalami perubahan dan pengembangan

ke arah yang lebih baik sejalan dengan tujuan yang ditetapkan.30 Dalam

perannya sebagai supervisor akademik pengawas harus mampu meberikan

layanan dan bantuan kepada guru-guru dalam rangka meningkatkan kulitas

mengajar dan mutu pembelajaran. Pengawas memiliki tugas dan tanggung

jawab sebagai supervisor, artinya bahwa pengawas dengan melakukan

penilaian performa guru dalam mengelola proses pembelajaran dan

pengajaran melalui peningkatan profesionalisme guru.

29Asyhari, “Efektifitas antara Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Pengawas Mata

Pelajaran dibandingkan dengan Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah,”

Tesis pada Pasca Sarjana UPI Bandung, t.t. h. 47, (www.academia.edu/4524757/Efektifitas_ ...)

30

(39)

Dalam pelaksanaan supervisi akademik ada beberapa tahap yang harus

dilalui oleh pengawas sebagai supervisor akademik. Hal ini dimaksudkan

agar kegiatan supervisi menjadi lebih terarah sehingga hasilnya lebih efektif

dan efisien. Tahap pertama adalah dengan menyusun program supervisi

akademik yaitu menentukan tujuan, waktu, instrumen supervisi yang akan

digunakan. Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan supervisi hendakanya

pengawas berkordinasi dengan guru, kepala sekolah, dan pejabat lain yang

bersangkutan. Pelaksanaan supervisi akademik dilakukan dengan

menggunakan dua pendekatan, baik secara individu maupun kelompok.

Teknik –teknik pelaksanaannya sebagaimana yang telah dijelaskan tentang teknik supervisi akademik. Penilaian dilakukan terhadap kegiatan pengajaran

yang dilakukan oleh guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai

dengan penilaian terhadap hasil belajar peseta didik. Apabila dalam

pelaksanaanya guru menemui kendala, selanjutnya pengawas melakukan

tindak lanjut dari temuan tersebut. Setelah kegiatan supervisi selesai,

sebaikanya pengawas melakukan dialog dalam suasana kekeluargaan dengan

para guru. pengawas dapat memberikan sara-saran, arahan, dan bantuan

kepada para guru dalam meningkatkan profesinya melalui

pertemuan/pendekatan secara kelompok maupu individu.

Supervisi akademik merupakan pembinaan yang dilakukan agar guru

mampu meningkatkan kualitas profesi dan pengajarannya. Pelaksanaan

supervisi akademik pengawas dapat diukur berdasarkan kemampuan

pengawas dalam melaksanakan supervisi akademi, penggunaan teknik yang

tepat, serta tindak lanjut hasil supervisi akademik.

C. Kerangka Berpikir

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran

di sekolah. Salah satu faktor yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan

proses pembelajaran yaitu kualitas guru. Guru memiliki peran strategi dan

(40)

dikatakan semakin baik kulitas guru maka akan semakin baik pula kulitas

hasil belajar peserta didiknya.

Oleh karena itu peningkatan profesionalisme guru secara terus

menerus merupakan suatu keharusan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan profesionalisme guru adalah melalui kegiatan supervisi

akademik. Salah satu tugas pokok pengawas adalah melaksanakan kegiatan

supervisi akademik. Pentingnya pelaksanaan supervisi oleh pengawas

mengharuskan pengawas melakukan pekerjaanya dengan baik. Pengawas

mensupervisi kegiatan pengelolaan dan pembelajaran di sekolah dengan

memberikan bantuan kepada guru dan kepala sekolah sehingga mengalami

perubahan dan pengembangan ke arah lebih baik.

Namun demikian, masih banyak permasalahan pelaksanaan supervisi

yang dilakukan oleh pengawas. Diantaranya, kurangnya penguasaan

kompetensi supervisi akademik dan manajerial oleh pengawas, sebagian besar

pengawas tidak melakukan kunjungan kelas, masih banyak guru yang

beranggapan pelaksanaan supervisi akademik pengawas belum memberikan

manfaat yang berarti bagi perkembangan profesionalismenya, intensitas tatap

muka antara pengawas dan guru masih kurang, teknik-teknik supervisi yang

digunakan pegawas kurang variatif, dan kegiatan supervisi belum dilakukan

sesuai dengan tahapan-tahapan prosedur pelaksanaan supervisi.

Masalah-masalah tersebut yang melatarbelakangi buruknya persepsi guru tentang

pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas.

Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui bagaimana persepsi

guru tentang pelaksanaan supervisi akademik pengawas di SMK Negeri 1

Cikarang Barat, yang nantinya diharapkan akan terwujud pelaksanaan

supervisi akademik yang efektif, terutama oleh pengawas.

Masih adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang terjadi,

maka pengawas dalam melaksanakan supervisi akademik dilakukan melalui

(41)

membuat program supervisi yang bermanfaat bagi perkembangan

profesionalisme guru. Tahap kedua, yaitu tahap pelaksanaan dilakukan

dengan menerapkan prinsip-prinsip supervisi akademik, menggunakan

teknik-teknik supervisi yang sesuai dengan kebutuhan guru, serta menjadikan

pengembangan profesionalisme guru sebagai tujuan utama. Tahap ketiga,

yaitu penilaian dan tindak lanjut dilakukan dengan mendiskusikan hasil

temuan supervisi akademik dan menindaklanjuti hasil temuan tersebut.

Dengan demikian, diharapkan pelaksanaan supervisi akademik

menjadi lebih efektif dan menghapus persepsi negatif guru tentang

(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Cikarang Barat yang berlokasi

di Jl. Teuku Umar No. 01 Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. Adapun waktu

[image:42.595.120.517.223.624.2]

penelitian dilaksanakan

Tabel. 3.1

Rincian Kegiatan Penelitian

No. Kegiatan Apr Mei Jan Feb Mar

1. Bimbingan

2. Observasi Awal

3. Izin Penelitian

4. Pengumpulan Data

5. Pengolahan Data

6. Analisis Data

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data

dengan tujuan tertentu. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif

kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan dan

menjelaskan kondisi nyata objek penelitian. Bermaksud untuk mengetahui

dan menjelaskan persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi akademik

pengawas di SMKN 1 Cikarang Barat, melalui perhitungan menggunakan

(43)

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Dalam penelitian

terdapat populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target adalah yang

menjadi sasaran akhir penerapan hasil penelitian. Populasi terjangkau adalah

bagian dari pupulasi target yang dapat dijangkau oleh peneliti, dari populasi

ini ditentukan sampel yang akan diteliti.

Populasi target penelitian ini adalah semua guru yang berstatus PNS

dan non-PNS yang berjumlah 133 orang guru tahun pelajaran 2014/2015.

Sementara itu yang menjadi populasi terjangkau adalah semua guru yang

berstatus PNS dan non-PNS yang tidak menjabat sebagai kepala sekolah dan

wakil kepala sekolah yang berjumlah 128 orang.

Sampel adalah bagian dari populasi. Keberadaan sampel mewakili

populasi. Dalam penelitian apabila jumlah populasi melebihi 100 orang maka

boleh dilakukan pengambilan sampel. Pengambilan sampel disesuaikan

dengan besarnya populasi, yaitu berkisar antara 20-30 persen dari total

populasi.1Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 30% dari

keseluruhan jumlah populasi terjangkau yaitu 38 orang. Jadi yang menjadi

sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 38 orang guru SMK Negeri 1

Cikarang Barat Tahun pelajaran 2014/2015.

Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple

random sampling dimana pengambilan anggota sampel dari populasi

dilakukan secara acak tanpa memerhatikan strata dalam populasi.2 Jadi setiap

guru memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel dalam

penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mempermudah penulis dalam mendapatkan data-data yang

diperlukan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1

Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2012), Cet. Ke- 1, h. 91.

2

(44)

1. Angket, yaitu cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan

tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan

sebelumnya. Pada penelitian ini bentuk angket yang digunakan adalah

angket tertutup dengan alternatif jawabannya adalah selalu, sering,

kadang-kadang, dan tidak pernah. Angket ditujukan kepada 40 orang

guru di SMK Negeri 1 Cikarang Barat, dimaksudkan untuk

memperoleh data persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi

akademik pengawas.

2. Wawancara, yaitu pengumpulan data melalui tanya jawab antara

peneliti dengan sumber informasi. Dalam penelitian ini, wawancara

dilakukan dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum untuk

memperoleh data terkait pelaksanaan supervisi akademik pengawas di

SMKN 1 Cikarang Barat.

E. Teknik Pengolahan Data

Dalam mengolah data peneliti menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Editing

Proses pengecekan kelengkapan jumlah angket dan kelengkapan

pengisian item pernyataan oleh responden.

2. Scoring

Scoring merupakan tahap pemberian nilai pada setiap jawaban

yang dikumpulkan peneliti dari instrumen yang telah disebarkan. Setiap

item pernyataan atau pertanyaan yang dimunculkan dalam instrumen

dikuantitatifkan dalam bentuk angka. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan skala Likert yang penggunaannya ditujukan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi guru terhadap pelaksanaan

supervisi yang dilakukan pengawas di SMKN 1 Cikarang Barat. Adapun

pemberian bobot nilai pada masing-masing alternatif jawaban adalah

(45)
[image:45.595.115.510.101.743.2]

Tabel 3.2

Scoring Alternatif Jawaban Angket

Alternatif Jawaban Kode Skor

Selalu SL 4

Sering SR 3

Kadang-kadang KD 2

Tidak pernah TP 1

3. Tabulating

Pada tahap ini, peneliti memindahkan data yang terdapat dalam

angket yang sudah diolah dan dinyatakan valid ke dalam bentuk tabel.

Tabulasi dimaksudkan agar data penelitian lebih mudah dipahami.

F. Teknik Analisa Data

Pada penelitian ini peneliti menganalisis data dengan melakukan

tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Untuk menghitung data-data yang didapatkan peneliti menggunakan

rumus statistik prosentase :

Keterangan :

F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya

N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)

P = angka persentase 3

2. Mendeskripsikan dan menginterpretasikan data yang telah dihitung

dalam bentuk kalimat agar mudah dipahami.

3. Dalam menyimpulkan hasil penelitian persepsi guru tentang

pelaksanaan supervisi akademik pengawas di SMKN 1 Cikarang

Barat, peneliti melakukan perhitungan nilai mean (rata-rata) yang

didapatkan melalui rumus prosentase sebagai berikut:

3

(46)

Keterangan :

P = Prosentase (Nilai rata-rata)

NS = Nilai Skor

NH = Nilai Harapan

 Nilai skor adalah nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari

hasil penelitian.

 Nilai harapan adalah nilai yang diperoleh dari hasil mengalikan

jumlah item pernyataan dengan skor tert

Gambar

Tabel. 4.28
Tabel. 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

pertama dan diperingkat terakhir adalah Propinsi DI Jogjakarta. Tidak terdapat perbedaan tingkat efisiensi yang signifikan pada kinerja keuangan pemerintah propinsi

Pada penelitian ini terdapat lima variabel yang akan diteliti, yaitu pengawasan keuangan daerah (APBD), pengetahuan anggota dewan tentang anggaran, political background,

Stalinisme adalah sistem ideologi politik dari Uni Soviet di bawah kepemimpinan Joseph Stalin yang memimpin Uni Soviet pada tahun 1929 sampai dengan 1953 berkaitan erat

Solusi numerik terbaik yang diperoleh dari persamaan Lapalce menggunakan metode Crank – Nicholson dengan parameter awal U (1/2,1/2) adalah sebesar 0,0503 dan galat

Perkembangan surat kabar di Riau dapat berkembang dengan baik yang jika dibandingkan pada masa Orde Baru hanya satu surat kabar harian (Riau Pos) dan satu surat kabar

Penelitian ini bertujuan untuk menguji: 1) Perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang belajar dengan Playing Plane Learning Model dan Metode Ceramah pada

KETERBATASAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengujian dan analisis pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu : 1) Terdapat perbedaan yang signifikan

Berbeda dengan pembeli lelang yang dilakukan berdasarkan parate eksekusi (Pasal 6 jo Pasal 20 ayat 1 huruf a Undang-Undang No. 4 Talum 1996 Tentang Hak Tanggungan), apabila