Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Oleh:
LESTARI HANDAYANI
NIM. 1110018200019
JURUSAN/PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
SURAT PERNYATAAN KARYA
SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
Tempat/Tgl. Lahir
NIM
Jurusan{Prodi
Judul Skripsi
: Lestari Handayani : Bekasi, 22Februan
l99l
:1110018200019
: Manajemen Pendidikan
: Pelaksanaan Supervisi Akademik Pengawas dalam rangka Meningkatkan Profesionalisme Guru di SMK Negeri 1 Cikarang Barat.
: Dr. Fathi Ismail, M. M. Dosen Pembimbing
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat wisuda.
2014
Lestari Handayani MM.1110018200019
Skripsi berjudul Pelaksanaan Supervisi Akademik Pengawas dalam rangka
Meningkatkan Profesionalisme
Guru
di
SMK
NegeriI
Cikarang Barat,disusun oleh Lestari Handayani,
NIM. 1110018200019,
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas IslamNegeri SyarifHidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya
ilmiah yang berhak untuk diajukan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, Maret 2015
Yang mengesahkan,
Dosen Pembimbing
"Pelaksanaan Supervisi Akademik pengawas dalam rangka Meningkatkan
Profesionalisme Guru di SMK Negeri
I
Cikarang Barat yang disusun oleh Lestari Handayani 1 1 10018200019, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah
diujikan kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal:
Jakarta,26Maret2015
Dosen Pembimbing Skripsi
Penga'was Sekolah di SMK Negeri 1 Ciharang Barat disusun oleh Lestari
Ilandayani, NIM 1110018200019, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian
Munaqasah padatanggal 14 April 2015 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana
Sl (S.Pd) dalam bidang Manajemen
Pendidikan.lakarta, 16 April 2015
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal
Tanda TanganKetua Jurusan Manajemen Pendidikan Dr. Has)rim Asv'ari, M. Pd.
NrP. 19661009 199303 1 004
Penguji
I
Drs. Mqarif SAM.. M. Pd. NIP. 19650717 199403 1 005 Penguji
II
Dra. Yefneity Z." M. Pd.
NrP. 19s31101 t98203 2 001
'o,./ho
ABSTRAK
Lestari Handayani (NIM: 1110018200019). Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah di SMK Negeri 1 Cikarang Barat.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas masih belum efektif. Oleh karena itu, banyak guru yang berpersepsi negatif terhadap kegiatan supervisi akademik yang dilaksanakan oleh pengawas. Berdasarkan hal tersebut, penulis memfokuskan penelitian ini
untuk mengetahui “Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Supervisi Akademik
Pengawas Sekolah di SMK Negeri 1 Cikarang Barat.”
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi akademik pengawas di SMK Negeri 1 Cikarang Barat dan apakah pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sudah efektif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dimana penelitian ini berusaha menjelaskan data persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi akademik pengawas melalui hasil angket dan wawancara. Adapun sumber data dan informasi diperoleh peneliti memlalui penyebaran angket pada 38 orang guru yang menjadi sampel, dan dilengakapi wawancara dengan wakil kepala sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kegiatan/program supervisi akademik yang menjadi tugas dan tanggungjawab pengawas sekolah belum efektif, terutama pada aspek pelaksanaan, penilaian dan tindak lanjut.
ABSTRACT
Lestari Handayani (NIM: 1110018200019). Teacher Perceptions about The Implementation of The Academic Supervision of School Supervisors in SMK Negeri 1 Cikarang Barat .
This research is motivated by the phenomenon of the implementation of academic supervision by school supervisor is still not effective. Therefore , many teachers think negatively about the implementation of the academic supervision by supervisors. Based on this, the authors focusing this study to determine the "teachers perceptions about the implementation of the academic supervision by school supervisor in SMK Negeri 1 Cikarang Barat ."
This study aims to describe how teachers' perceptions about the implementation of academic supervision by supervisor at SMK Negeri 1 Cikarang Barat and whether the implementation of academic supervision by school supervisor have been effective . The method used in this research is quantitative descriptive , where this research attempts to explain the perception of teachers on the implementation of academic supervision supervisor through the results of questionnaires and interviews . The source of the data and information obtained by researchers through a questionnaire to 38 teachers into the sample , and features interviews with the vice principal
Alhamdulillahirrabbil’aalamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya
sehingga dengan seizin-Nyalah Penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Pengawas dalam rangka Meningkatkan
Profesionalisme Guru di SMK Negeri 1 Cikarang Barat” sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata Satu (SI).. Shalawat dan
salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat-sahabat, serta seluruh umatnya yang setia hingga akhir zaman.
Melalui segenap usaha, doa, dan penantian panjang, Alhamdulliah Penulis
telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang sederhana ini berkat bantuan,
bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd., selaku ketua jurusan Manajemen Pendidikan
yang telah memberikan nasehat dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.
3. Drs. Fathi Ismail, M. M., selaku penasihat akademik dan dosem
pembimbing skripsi yang telah meluangkan, waktu dan pikiran untuk
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.
4. Segenap civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Segenap civitas akademika SMK Negeri 1 Cikarang Barat, khususnya
Bapak Muryanto, M. Si., dan Bapak Zakaria, S. Pd.
6. Teristimewa, Ayahanda H. Ato Sugiato, dan Ibunda tersayang Hj. Titi
Maryamah yang senantiasa berdoa dan berjuang hingga penulis dapat
menyelesaikan kuliah. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan
kebahagiaan. Kemudian untuk kakak-kakakku tercinta, H. Adi Harianto,
Mbah Jinem, khususnya Hj. Marnih, Mang Erwin, Teh Titin, Niko Alip
Pratama.
7. Sahabat tersayangku, Kokom Komalasari, S. Pd., yang selalu memberiku
motivasi dan terima kasih atas kesabaranya serta semua pengalaman
selama persahabatan ini. Semoga Allah selalu mengabulkan semua
harapan dan keinginan mu. Amin.
8. Sahabat-sahabat ku di rumah, Puspa Filaili Hidayati WD, S. Keu., Desi
Arisandi, Amd. Keb, dan Nuryati, Amd. Keb., terima kasih karena telah
menerima aku apa adanya.
9. Seluruh teman-teman Manajemen Pendidikan kelas A dan B angkatan
2010 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terimakasih untuk
pengalaman selama menjadi mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
10. Seluruh Rombongan Haji Al Madani Angkatan 2014, khususnya H.
Mamat, Hj. Tri, H. Warjana, Hj. Yeni, Hj. Sri, H. Tarmudzi. Terima
kasih atas pengalaman selama di tanah suci.
11. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga segala kebaikan tersebut mendapatkan balasan yang setimpal dari
Allah SWT. Dan semoga apa yang ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Amin ya Rabbal’alamin
Jakarta, 25 Maret 2015
Penulis,
v
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR UJI REFERENSI PENGESAHAN PENGUJI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Perumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian. ... 6
F. Manfaat Hasil Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN TEORI... 8
A. Persepsi ... 8
1. Pengertian Persepsi ... 8
2. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 9
B. Supervisi Akademik ... 10
1. Pengertian Supervisi Akademik ... 10
2. Tujuan Supervisi Akademik ... 13
3. Fungsi Supervisi Akademik ... 15
4. Ruang Lingkup Supervisi Akademik ... 16
vi
C. Kerangka Berpikir ... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
B. Metode Penelitian ... 28
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29
D. Teknik Pengumpulan data ... 29
E. Teknik pengelolahan data ... 30
F. Teknik Analisa data ... 31
G. Kisi-kisi Instrumen ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 34
A. Gambaran Umum Objek Penelitian... 34
1. Gambaran Umum SMK Negeri 1 Cikarang Barat ... 34
2. Visi dan Misi ... 35
3. Keadaan Guru ... 36
4. Keadaan Sarana dan Prasarana ... 37
B. Deskripsi dan Analisis Data ... 38
1. Hasil Wawancara ... 39
2. Hasil Penyebaran Angket ... 39
BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 60
B. Saran ... 61
Tabel. 3.2 Scoring alternatif jawaban angket 31
Tabel. 3.3 Kriteria nilai interval 32
Tabel. 3.4 Kisi-kisi angket guru 32
Tabel. 4.1 Keadaan guru mata pelajaran 36
Tabel. 4.2 Kualifikasi pendidikan, status, jenis kelamin guru 37
Tabel. 4.3 Keadaan sarana dan prasarana 38
Tabel. 4.4 Memiliki program supervisi untuk setiap semester 40
Tabel. 4.5 Dilibatkan dalam menyusun program supervisi 40
Tabel. 4.6 Program supervisi akademik pengawas memberikan
manfaat bagi pengembangan pembelajaran
41
Tabel. 4.7 Melaksanakan supervisi akademik di awal semester 42
Tabel. 4.8 Melaksanakan supervsi akademik di akhir semester 42
Tabel. 4.9 Melaksanakan supervisis akademik tepat waktu 43
Tabel. 4.10 Membina kerja sama yang harmonis dengan guru 43
Tabel. 4.11 Memberikan motivasi untuk terus meningkatkan
pengatahuan dan keterampilan
44
Tabel. 4.12 Melakukan kunjungan kelas untuk menilai pengajaran
guru
45
Tabel. 4.13 Melakukan pembicaraan individual dengan guru
untukencari solusi
45
Tabel. 4.14 Mengadakan rapat rutin setiap semester 46
Tabel. 4.15 Memberikan pelatihan-pelatihan
pengembanganpembelajaran kelas
47
Tabel. 4.16 Membimbing guru membuat program semester 47
Tabel. 4.17 Membimbing guru menyusun RPP 48
Tabel. 4.18 Membimbing guru mengembangkan metode
pembelajaran sesuai dengan kurikulum
48
Tabel. 4.19 Membimbing guru memanfaatkan media pembelajaran
yang tepat
49
Tabel. 4.20 Membimbing guru mengatasi masalah pada saat kegitan
belajar mengajar
50
Tabel. 4.21 Membimbin guru menyususn perangkat penilaian 50
Tabel. 4.22 Membimbing gurur yang akan mengikuti program
srtifikasi profesi keguruan
51
Tabel. 4.23 Mendorong guru aktif dalam organisasi profesi 51
Tabel. 4.24 Membimbing guru bertingkahlaku sesuai kode etik 52
Tabel. 4.25 Memebritahukan hasil analisis, catatan, atau laporan
supervisi kepada guru
53
Tabel. 4.26 Memebrikan hasil analisis, catatan, atau laporan tepat
waktu
53
masalah guru sudah tepat
Tabel. 4.30 Setelah kegiatan supervisi pengawas melakukan tindak
lanjut
56
Tabel. 4.31 Memeberikan gkesempatan guru memperbaiki kinerjanya 56
Tabel. 4.32 Jumlah skor tiap aspek penelitian 57
[image:13.595.115.512.108.644.2]Lampiran I Lembar Uji Referensi ...
Lampiran II Angket Guru ...
Lampiran III Hasil Wawancara Wakil Kepala Sekolah ...
Lampiran IV Dokumen Program Kerja Pengawas Pengawas ...
Lampiran V Daftar Guru SMK Negeri 1 Cikarang Barat ...
Lampiran VI Surat Izin Penelitian ...
Lampiran VII Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...
Lampiran VIII Surat Permohonan Bimbingan Skripsi ...
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dijelaskan bahwa, “pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”1 Dari pengertian tersebut tergambar jelas bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang
dengan sengaja direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah
satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui
proses pembelajaran di sekolah.
Sosok guru menempati posisi paling strategis dan merupakan ujung tombak
terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Kualitas guru berpengaruh pada
keberhasilan proses pembelajaran. Semakin baik kualitas guru maka semakin baik
pula kualitas hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, pengembangan
profesinalisme guru harus dilakukan secara terus menerus agar guru semakin
profesional dalam menjalankan tugas profesinya.
Salah satu ciri guru profesional adalah guru yang senantiasa
mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya sesuai dengan perkembangan
zaman. Setiap guru harus menyadari bahwa pertumbuhan dan pengembangan
profesi merupakan keharusan untuk menghasilkan output pendidikan yang
berkulitas. Untuk itu guru harus terus belajar untuk menambah informasi terbaru,
1
sehingga dapat menambah ide-ide kreatif dalam pembelajaran agar suasana
belajar mengajar kondusif dan menyenangkan baik bagi guru dan terutama bagi
peserta didik.
Pengembangan profesionalisme guru secara mandiri dapat dilakukan
diantara dengan cara, yaitu membaca dan menulis karya ilmiah, melakukan
penelitian khususnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan berpartisipasi aktif
dalam organisasi profesi. Selain itu, kepala sekolah dan pemerintah memiliki
wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan pembinaan profesionalisme
guru.
Upaya pembinaan profesionalisme guru yang dapat dilakukan oleh kepala
sekolah dan pemerintah dalam hal ini pengawas yaitu salah satunya melalui
kegiatan supervisi. Supervisi atau pengawasan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari proses penyelenggaraan pendidikan. Supervisi dilakukan untuk
memastikan proses pendidikan tidak menyimpang dari tujuan yang telah
ditentukan. Dalam hal ini, supervisor bertanggung jawab untuk mengembangkan
potensi dan kretivitas guru yang dibinanya. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 66 mengamanatkan pentingnya
kegiatan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan
jenis pendidikan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat2.
Pengawas sebagai tenaga kependidikan memiliki peran strategis dalam
sistem pendidikan. Dalam Permendiknas No.12 tahun 2007, pengawas sekolah
adalah guru yang diangkat dan diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan
pendidikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi
teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan prasekolah, sekolah
dasar, dan sekolah menengah.3
2
UU Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 Tahun 2003), (www.dispendik.go.id),Kamis 16 April 2015, 19:03 WIB
3
Keberadaan pengawas memberikan sumbangan yang berharga sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya yaitu mengawasi penyelenggaraan pendidikan.
Pentingnya pelaksanaan supervisi oleh pengawas mengharuskan pengawas
melakukan pekerjaanya dengan baik. Pengawas mensupervisi kegiatan
pengelolaan dan pembelajaran di sekolah dengan memberikan bantuan kepada
guru dan kepala sekolah sehingga mengalami perubahan dan pengembangan ke
arah lebih baik.
Tugas pokok pegawas sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik
dan supervisi manajerial. Supervisi akademik menitikberatkan pada pengamatan
pengawas terhadap kegiatan akademik, berupa pembelajaran baik di dalam
maupun di luar kelas. Sementara itu, supervisi manajerial menitikberatkan
pengamatan pada aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang
berfungsi sebagai pemdukung (supporting) terlaksananya pembelajaran.
Sebagai tenaga kependidikan yang telah lama melaksanakan tugas
pengajaran, pengawas seharusnya memiliki wawasan yang luas tentang proses
pembelajaran. Apalagi jika telah memiliki usia yang matang karena relatif lama
menggeluti tugas sebagai guru. Berkaitan dengan pelaksanaan tugas pengawas
sekolah setidaknya harus memiliki enam kompetensi, yaitu : kompetensi
kepribadian, kompetensi supervisi manajerial, kompetensi supervisi akademik,
kompetensi evaluasi pendidikan, kompetensi penelitian dan pengembangan, dan
kompetensi sosial.4
Namun kenyataan menunjukan bahwa masih banyak pengawas yang belum
menguasai kompetensinya, terutama kompetensi supervisi manajerial dan
supervisi akademik. Hasil uji kompetensi tahun 2007 kepada 422 pengawas
SD/SMP/SMA/SMK dari berbagai daerah sangat mengecewakan. Dari enam
kompetensi yang diujikan, nilai paling rendah justru pada kompetensi supervisi
4
manajerial dan supervisi akademik.5 Kurangya penguasaan kompetensi supervisi
akademik ini tentunya berpengaruh pada pelaksanaan supervisi akademik oleh
pengawas.
Menurut Subijanto, dalam pelaksanan supervisi sebagian besar pengawas
tidak melakukan supervisi kelas. Pengawas cenderung melakukan supervisi dalam
hal-hal yang berkaiatan dengan kelengkapan administrasi proses belajar mengajar.
Pelaksanaan supervisi semacam ini pun hanya dilakukan di ruang kepala sekolah.6
Kenyataan tersebut berakibat pada banyak guru yang belum merasakan manfaat
keberadaan pengawas bagi perkembangan profesionalismenya.
Selain itu, masih banyak permasalah dalam pelaksanaan supervisi akademik
yang dilakukan oleh pengawas di sekolah. Pupuh Faturohman dan Suryana
menjelaskan bahwa permasalahan yang sering muncul dalam pelaksanaan
supervisi akademik oleh pengawas adalalah, intensitas tatap muka antara
pengawas dan guru masih kurang, teknik-teknik supervisi yang digunakan
monoton, dan kegiatan supervisi belum dilaksanakan sesuai dengan
tahapan-tahapan prosedur pelaksanaan supervisi.7
Sejauh ini pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas dilaksanakan
sebagai kegiatan rutin semata untuk melihat kelengkapan administrasi guru tanpa
di dukung program supervisi yang realistis dalam meningkatkan profesionalisme
guru. Berbagai masalah yang terjadi dalam pelaksanaan supervisi akademik oleh
pengawas tersebut sedikit banyak dapat memepengaruhi perkembangan
profesionalisme guru yang pada akhirnya akan memepengaruhi kualitas hasil
belajar peserta didik.
Oleh karena itu, saya berpendapat agar pelaksanaan supervisi akademik di
sekolah dapat berjalan dengan efektif dan efisien pengawas harus memahami
dengan baik dan benar konsep dasar, tujuan fungsi, tugas, dan kompetensi
5
Pupuh Fathurrohman, dan AA. Suryana, Supervisi Pendidikan Dalam Pengembangan Proses Pengajaran, ( Bandung: PT Refika Aditama,2011), Cet Ke-1, h. 143
6
Supervisi Pengawas, Masalah Pelaksanaan Supervisi oleh Pengawas Satuan Pendidikan, (http://library.unimed.ac.id), diakses pada 15 Mei 2015.
7
kepengawasan. Pengawas dalam menjalankan tugasnya diharapkan memiliki
kemampuan analisis yang baik dalam melihat kondisi sekolahnya, memiliki
program supervisi, kemampuan menguasai kompetensi akademik dan manajerial,
serta memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan setiap individu yang
ada di sekolah terutama dengan guru. Dengan begitu akan menghapus persepsi
negatif guru terhadap pelaksanaan supervisi yang dilakukan pengawas bukan
hanya sebagai kegiatan untuk melengkapi administrasi guru melainkan sebagai
upaya untuk mengembangkan profesionalisme guru kearah lebih baik.
Fenomena tersebut terjadi di banyak sekolah yang menjadi tanggung jawab
pengawas. Salah satunya di SMK Negeri 1 Cikarang Barat. Berdasarkan hasil
wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum diketahui bahwa
pelaksanaan supervisi oleh pengawas belum memberikan manfaat yang berarti
bagi perkembangan profesionalisme guru. “Pengawas jarang melakukan
kunjungan kelas, apabila berkunjung ke sekolah pengawas lebih banyak
menghabiskan waktu di ruang kepala sekolah.” Kegiatan supervisi akademik lebih
banyak dilakukan oleh kepala sekolah, padahal boleh jadi pengawas memiliki
informasi-informasi baru yang dapat diserap oleh guru sehingga guru
mendapatkan ilemu yang dinamis untuk mencapai profesionalitasnya. Hal ini
menjadikan peneliti tertarik untuk membahas masalah dengan melakukan
penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Persepsi Guru tentang
Pelaksanaan Supervisi Akademik Pengawas di SMKN 1 Cikarang Barat”.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diuraikan beberapa masalah
sebagai berikut :
1. Kurangnya penguasaan kompetensi supervisi akademik dan manajerial
oleh pengawas.
3. Masih banyak guru yang beranggapan pelaksanaan supervisi akademik
pengawas belum memberikan manfaat yang berarti bagi perkembangan
profesionalismenya.
4. Intensitas tatap muka antara pengawas dan guru masih kurang
5. Teknik-teknik supervisi yang digunakan pegawas kurang variatif
6. Kegiatan supervisi belum dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan
prosedur pelaksanaan supervisi.
C.
Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah, penulis membatasi masalah yang akan diteliti
pada masalah pelaksanaan supervisi akademik pengawas di SMK Negeri 1
Cikarang Barat didasarkan pada persepsi guru.
D.
Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi guru
tentang pelaksanaan supervisi akademik pengawas di SMKN 1 Cikarang Barat?
E.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara jelas
persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi akademik di SMKN 1 Cikarang
Barat.
F.
Manfaat Penelitian
:Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, diharapkan dapat bermanfaat
baik secara teoritis maupun praktis.
a. Manfaat teoritis, secara teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi
pengawas dan dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugasnya,
b. Manfaat praktis, secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memiliki
manfaat bagi:
1. Peneliti, mengembangkan wawasan dan pengetahuan, khususnya yang
berkaiatan dengan pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas di
sekolah
2. Pengawas, memberikan masukan dan informasi kepada pengawas
untuk meningkatkan pelaksanan supervisi akademik di sekolah.
3. Masyarakat, dapat dimanafaatkan sebagai bahan masukan bagi
BAB II KAJIAN TEORI
A. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Persepsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, serapan.1 Menurut Stephen
P.Robbins dan Timothy, “persepsi adalah proses di mana individu mengatur
dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti
bagi lingkungan mereka”.2
Sedangkan menurut Miftah Thoha, “persepsi adalah proses kognitif
yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang
lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,
perasaaan, dan penciuman”.3
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindaraan.
Pengindraan merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui
alat penerima yaitu alat indra. Kemudian stimulus tersebut diteruskan oleh
syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, dan proses selanjutnya
merupakan proses persepsi. Proses persepsi terjadi pada saat stimulus
mengenai individu kemuadian diorganisasikan, diinterpretasikan sehingga
individu menyadari tentang apa yang diindranya itu.
Dari pengertian proses persepsi tersebut syarat timbulnya persepsi
yaitu, adanya sasaran, adanya perhatian sebagai langkah pertama untuk
mengadakan persepsi, adanya alat indera sebagai penerima stimulus yakni
saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak dan dari otak
dibawa melalui saraf motoris sebagai alat untuk mengadakan respons.
1
KBBI online/daring (dalam jaringan), (http://kbbi.web.id/persepsi) 15 April 2015
2
Stephen P. Robbins, dan Timoty. Prilaku Organisasi, (Jakarta:Salemba Empat, 2008), h. 175
3
Dengan persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang
keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang keadaan diri
individu yang bersangkutan. Dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar
diri individu, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu sendiri. Bila
yang dipersepsi adalah dirinya sendiri sebagai objek persepsi, inilah yang
disebut persepsi diri (self-perception). Karena persepsi merupakan aktifitas
yang integrated, maka seluruh yang ada dalam diri individu seperti perasaan,
pengalaman, kemampuan berpikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek lain
yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam pembentukan persepsi.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa dalam pembentukan
persepsi sekalipun stimulusnya sama, tetapi karena pengalamannya berbeda,
kemampuan berpikirnya berbeda, kerangka acuanya berbeda, adanya
kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan individu yang lain
berbeda. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa persepsi itu
memang bersifat individual.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi adalah tanggapan individu terhadap stimulus yang diterima
melalui alat indra. Setiap individu bisa melihat hal yang sama, namun
mengartikannya secara berbeda. Sejumlah faktor mempengaruhi
pembentukan persepsi dari masing-masing individu.
Stephen P. Robbins, mengemukakan faktor-rakor yang mempengaruhi
pembentukan persepsi seseorang yaitu:
a. Faktor-faktor dalam diri individu, meliputi sikap, motif, minat, pengalaman, dan harapan.
b. Faktor-faktor dalam diri sasaran atau target, meliputi sesuatu yang baru, gerakan, suara, ukuran, latar belakang, kedekatan, dan kemiripan.
c. Faktor-faktor dalam situasi, meliputi waktu, keadaan kerja, dan keadaan sosial.4
4
Sedangkan menurut Edgar F. Huse dan James L. Sebagaimana dikutip
Miftah Thoha, faktor-faktor yang mempengaruhi pengambangan persepsi
seseorang, antara lain:
1) Psikologi
Pesrepsi seseorang menganai segala sesuatu di alam dunia ini sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologi. Sebagai contoh, Suara merdu Grace Simon, barangkali tidak menarik dan berkesan bagi seseorang yang sulit mendengar atau tuli.
2) Famili
Pengaruh yang paling terhadap anak-anak adalah familinya. Oarang tua yang telah mengambngakan suatu cara yang khusus di dalam memahami dan melihat kenyataan di dunia, banyak sikap dan persepsi yang diturunkan kepada anak-anaknya.
3) Kebudayaan
Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga
mempengaruhi sikap, nilai, dan cara seseorang memandang dan
memahami keadaan dunia ini.5
Jadi objek atau sasaran yang dipersepsikan dan kontek dimana
persepsi dibuat inilah yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi, dimana orang yang satu dengan yang lain belum tentu sama
persepsinya terhadap salah satu objek. Pengalaman, perasaan, kemampuan
berpikir, keragka acuan, dan motivasi merupakan kondisi psikis dan fisik dari
individu yang dapat mempengaruhi persepsi.
B. Supervisi Akademik
1. Pengertian Supervisi Akademik
Supervisi secara bahasa berarti mengamati, mengawasi, atau
membimbing kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang lain dengan
maksud untuk mengadakan perbaikan. Supervisi berasal dari kata “super” artinya lebih atau atas, dan “vision” artinya melihat atau meninjau. secara
5
etimologis supervisi artinya melihat atau meninjau yang dilakukan oleh
atasan terhadap pelaksanaan kegiatan bawahannya.6
Menurut Ngalim Purwanto, “supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan
yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya
dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif”.7
Selanjutnya Sergiovani dan Starrat, mendefinisiskan “supervisi
merupakan suatu proses yang dirancang khusus untuk membantu para guru
dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat
menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan
yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya
menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif”.8
Supervisi dikutip oleh Piet A. Sahertian, adalah “suatu usaha
menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan
guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar
lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi
pengajaran”.9
Sejalan dengan hal tersebut Made Pidarta mendefinisikan
“supervisi pendidikan sebagai kegiatan membina para pendidik dalam
mengembangkan proses pembelajaran, termasuk segala unsur
penunjangnya”.10
Konsep supervisi didasarkan atas keyakinan bahwa perbaikan
merupakan suatu usaha yang koperatif dari semua orang yang berpartisipasi.
Pengawas bertugas mengendalikan, membantu, membina, dan menilai hal-hal
yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan di sekolah, baik hal itu
berkenaan pada kepala sekolah, guru, siswa, ataupun pegawai lainnya.
6
Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), Cet. Ke-1, h..41
7
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), Cet Ke-15, h. 76
8
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-3, h. 111
9
Piet A. Sahertian, Konsep dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-1, h.17
10
Supervisi pada dasarnya diarahkan pada dua aspek, yaitu supervisi
akademik dan supervisi manajerial. Supervisi akademik menitikberatkan pada
pengamatan pengawas terhadap kegiatan akademik, berupa pembelajaran
baik di dalam maupun di luar kelas. Supervisi manajerial menitik beratkan
pengamatan pada aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang
berfungsi sebagai pendukung (supporting) terlaksananya pembelajaran.11
Menurut Glickman, “supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses
pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran”.12
Pupuh mengartikan supervisi akademik adalah “pelayanan supervisi
dan bimbingan profesional kepada guru sebagai usaha untuk meningkatkan
profesionalisme guru”.13
Sejalan dengan hal tersebut Jasmani mendefinisikan
“supervisi akademik adalah upaya memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan profesional guru”.14 Dengan demikian, esensi dari supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola
proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan
profesionalismenya.
Supervisi akademik sebagai kegiatan pengamatan pada masa
akademik yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses
pembelajaran15.Menurut Alfonso, Firth, dan Neville, ada tiga konsep pokok
(kunci) dalam pengertian supervisi akademik.
a. Supervisi akademik harus secara langsung mempengaruhi dan
mengembangkan perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran.
11
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional,” Metode dan Teknik Supervisi”, Materi Pendidikan dan
Pelatihan Kompetensi Pengawas, Jakarta, 2008, h. 5
12Ibid
., h. 9
13
Pupuh Fathurrohman, dan AA. Suryana, Supervisi Pendidikan Dalam Pengembangan Proses Pengajaran, ( Bandung: PT Refika Aditama,2011), Cet Ke-1, h. 41
14
Jasmani dan Syaiful Mustofa, Supervisi Pendidikan: Terobosan Baru dalam Peningkatan Kinerja Pengawas Sekolah dan guru, (Jogjakarta:Ar-ruzz Medi, 2013) Cet. Ke-1, h.28
15
Inilah karakteristik esensial supervisi akademik. Sehubungan dengan ini, janganlah diasumsikan secara sempit, bahwa hanya ada satu cara terbaik yang bisa diaplikasikan dalam semua kegiatan pengembangan perilaku guru. Tidak ada satupun perilaku supervisi akademik yang baik dan cocok bagi semua guru. Tegasnya, tingkat kemampuan, kebutuhan, minat, dan kematangan profesional serta karakteristik personal guru lainnya harus dijadikan dasar pertimbangan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program supervisi akademik.
b. Perilaku supervisor dalam membantu guru mengembangkan
kemampuannya harus didesain secara ofisial, sehingga jelas waktu mulai dan berakhirnya program pengembangan tersebut. Desain tersebut terwujud dalam bentuk program supervisi akademik yang mengarah pada tujuan tertentu. Oleh karena supervisi akademik merupakan tanggung jawab bersama antara supervisor dan guru, maka alangkah baik jika programnya didesain bersama oleh supervisor dan guru.
c. Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar guru semakin mampu
memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya.16
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
supervisi akademik adalah segala bentuk bantuan dan bimbingan yang
diberikan kepada guru untuk mengembangkan kemampuannya dalam
mengelola proses pembelajaran, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
hasil belajar peserta didik. Pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas
sekolah harus dilakukan secara sitematis, ini bertujuan untuk memberikan
pencerahan, pembinaan, pemberdayaan, inovasi kepada guru-guru agar dapat
melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.
2. Tujuan Supervisi Akademik
Tujuan umum supervisi adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan
di sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Melalui kegiatan
supervisi akademik guru diarahkan untuk meningkatkan kemampuannya
16
dalam melaksanakan tugasnya agar kualitasnya semakin baik, dengan begitu
akan mempengaruhi kualitas belajar peserta didik.
Sejalan dengan hal tersebut Sahertian mengemukakan bahwa tujuan
supervisiialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas
mengajar guru di kelas yang pada giliranya untuk meningkatkan kualitas
belajar siswa.17 Sementara itu Sargiovanni menegaskan tujuan pelaksanaan
supervisi akademik yaitu :
a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.
b. Pengawasan kualitas; supervisor dapat memonitor proses pembelajaran
di sekolah.
c. Pengembangan profesional; supervisor dapat membentu guru
mengembangkan kemampuannya dalam memahami pembelajaran, kehidupan di kelas, serta mengembangkan keterampilan mengajarnya.
d. Memotivasi guru; supervisor dapat mendorong guru menerapkan dan
mengembangkan kemampuannya serta beranggung jawab dalam
melaksanakan tugas-tugas mengajarnya.18
Purwanto mengungkapkan tujuan supervisi akademik adalah tidak
hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina
pertumbuhan profesi guru dalam arti luas termasuk didalamnya pengadaan
fasilitas yang menunjang kelancaran proses belajar mengajar, peningkatan
mutu pengetahuan, dan keterampilan guru-guru, pemberian bimbingan dan
pembinaan dalam hal implementasi kurikulum, pemeliharaan dan penggunaan
metode mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi pengajaran
dan sebagainya.19
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik
bertujuan untuk meningkatkan kulitas hasil belajar peserta didik melalui
pengembangan profesionalisme guru dengan cara mengawasi, membimbing,
dan memotivasi dalam melaksanakan tugasnya.
17
Piet A. Sahertian, Konsep dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-1, h.19
18
Mukhtar Iskandar, op. Cit., h. 57
19
3. Fungsi Supervisi Akademik
Tujuan utama supervisi adalah perbaikan dan peningkatan kualitas
pendidikan, melalui perbaikan dan peningkatan kualtas mengajar guru dan
belajar peserta didik. Untuk mencapai tujuan supervisi secara efektif,
pengawas harus memiliki penguasaan terhadap fungsi-fungsi supervisi.
Ametembun mengidentifikasi terdapat empat fungsi utama dalam
supervisi yaitu:
1) Fungsi penelitian, yaitu meneliti bagaimana situasi dan kondisi pendidikan pada suatu sekolah atau situasi dan kondisi di kelas. Misalnya dengan melakukan kunjungan ke sekolah atau kunjungan kelas.
2) Fungsi penilaian, yaitu menilai atau mengevaluasi bagaimana
tingkat kualitas pendidikan di sekolah atau kelas. Apakah baik, sedang, atau rendah.
3) Fungsi perbaikan, yaitu memperbaikai aspek-aspek yang menjadi kelemahan atau kekurangan.
4) Fungsi peningkatan, yaitu meningkatkan atau mengembangkan
aspek-aspek positif agar lebih baik lagi20
Menurut Sahertian Fungsi utama supervisi akademik ditujukan pada
perbaikan dan peningkatan kualiatas pengajaran. Menurutnya, bahwa fungsi
utama supervisi ialah membina program pengajaran yang ada sebaik-baiknya
sehingga selalu ada usaha perbaikan21.
Maka dengan adanya fungsi dari supervisi akademik tujuanya adalah
untuk memperbaiki situasi belajar mengajar dengan arti yang luas maksudnya
situasi belajar mengajar di sekolah dapat diperbaiki bila supervisor memiliki
kemampuan dasar. Selain itu juga memberikan layanan supervisi dalam
bentuk bimbingan profesional dan bantuan teknis pada guru untuk
meningkatkan mutu pembelajaran
20
N. A. Ametembun, Kepengawasan dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Bandung: Suri, 2000), Cet Ke-5, h. 19
21
4. Ruang Lingkup Supervisi Akademik
Inti dari kegiatan supervisi adalah perbaikan dan peningkatan. Dalam
hal ini supervisi akademik adalah segala bentuk bantuan yang diberikan oleh
pengawas untuk memperbaiki proses belajar mengajar melalui peningkatan
profesionalisme guru.
Sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan guru dalam
merenacanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran,
menilaia hasil pembelajaran, memanfaatkan hasil penilaian untuk
peningkatan layanan pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang
menyenangkan, mamanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan
mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan ruang lingkup supervisi
akademik pengawas meliput, yaiitu:
a. Pelaksanaan kurikulum
b. Persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran yang
dilakukan oleh guru
c. Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, dan
standar isi.
d. Peningakatan mutu pembelajaran melalui pengembangan
profesioanalisme guru.22
5. Prinsip Supervisi Akademik
Dalam melaksanakan tugas profesionalnya sebagai supervisor
akademik pengawas sekolah hendaknya berpedoman pada prinsip supervisi.
Beberapa prinsip yang perlu dipegang teguh oleh pengawas, yaitu:
a. Supervisi didasarkan atas hubungan kedinasan bukan pribadi
b. Dilakukan harus sesuai dengan yang diperlukan oleh guru dan kepala sekolah
c. Dilakukan dengan sikap terbuka dan semangat keteladanan.23
22
Nurmaherawati. Supervisi Akademik.
Selanjutnya menurut Sahertian prinsip-prinsip yang harus dipedomani
dan diterapkan pengawas sebagai supervisor dalam melaksanakan supervisi
akademik adalah sebagai berikut:
a. Prinsip ilmiah, (scientific) mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
1) Objektif, data diperoleh berdasarkan kenyataan yang terjadi dalam
proses belajar mengajar bukan tafsiran pribadi.
2) Data diperoleh dengan alat/instrumen seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya
3) Sistematis, supervisi silakukan secara teratur, berencana, dan kontinu.
b. Prinsip demokratis
Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab. Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa kesejawatan.
c. Prinsip kerja sama
Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi
“sharing of idea, sharing of experience”, memberikan support
mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
d. Prinsip konstruktif dan kreatif
Membina inisiatif guru serta mendorong untuk aktif menciptakan suasana dimana tiap orang merasa aman dan dapat mengembangkan potensi-potensinya. Supervisi dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan, bukan menakut-nakuti. Dengan begitu para guru lebih
termotivasi untuk mengembangka potensi mereka.24
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
melaksanakan supervisi akademik, pengawas sekolah harus mampu membina
hubungan yang harmonis dengan personil sekolah. Prinsip supervisi
akademik harus dilaksanakan secara cermat sehingga ketepatan sasaran obyek
permasalahan yang dihadapi dapat dilihat secara jelas oleh pengawas.
Sehingga guru ataupun personil sekolah yang sedang di awasi tidak
merasakan tekanan atau beban, melainkan sebagai suatu wahana untuk
mengatasi permasalahan yang akan dihadapi.
23
Pupuh Fathurrohman, dan AA. Suryana, Supervisi Pendidikan Dalam Pengembangan Proses Pengajaran, ( Bandung: PT Refika Aditama,2011), Cet Ke-1, h. 38
24
6. Teknik Supervisi Akademik
Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh supervisor
untuk mencapai tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian
masalah manajerial maupun masalah akademik di sekolah. Tugas pengawas
sebagai supervisor satuan pendidikan harus memahami teknik supervisi
manajerial dan akademik agar kegiatan supervisi dapat terlaksana dengan
baik dan hasil pembinaanya mencapai tujuan.
Dalam pelaksanaanya supervisi dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa teknik. Diantara teknik-teknik tersebut diuraikan
sebagai berikut:
a. Teknik perseorangan
Teknik yang bersifat perorangan adalah teknik dalam
pelaksanaan supervisi yang dilakukan terhadap individu yang
memiliki masalah khusus. Supervisi dilakukan untuk seorang guru
secara individu. Adapun kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:25
1) Kunjungan kelas
Pengawas atau supervisor datang ke kelas untuk melihat atau
mengamati cara guru mengajar di kelas. Tujuannya memperoleh
data mengenai keadaan sebenarnya selama guru mengajar. Dengan
data tersebut supervisor dapat mendiskusikan mengenai kesulitan
yang dihadapi guru. Kunjungan kelas ini berfungsi sebagai alat
untuk mendorong guru agar meningkatkan kualitas cara mengajar
guru dan belajar siswa. Ada tiga macam kunjungan kelas yaitu
kunjungan tanpa diberi tahu, kunjungan dengan cara memberitahu,
dan kunjungan kelas atas undangan guru.
2) Observasi kelas
Melalui kunjungan kelas, supervisor dapat mengobservasi
situasi mengajar yang sebenarnya. Ada dua macam observasi kelas,
yaitu:
25
a) Observasi langsung: dengan menggunakan alat observasi,
supervisor mencatat absen yang dilihat pada saat guru
sedang mengajar.
b) Observasi tidak langsung: orang yang diobservasi dibatasi
oleh ruang kaca di mana murid-murid tidak mengetahuinya
(biasanya dilakukan dalam laboratorium untuk pengajaran
mikro)
Tujuannya adalah observasi yaitu untuk memperoleh data yang
seobjektif mungkin, data yang diperoleh dapat digunakan untuk
menganalisis kesulitan-kesulitan yang yang dihadapi guru dalam
usaha memperbaiki proses belajar mengajar.
3) Percakapan pribadi
Antara supervisor dan guru melakukan pertemuan empat mata
untuk membicarakan masalah-masalah yang dihadapi guru.
tujuannya yaitu memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan
guru melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi, memupuk dan
mengembangkan cara mengajar yang lebih baik, memperbaiki
kelemahan-kelemahan dan kekurangan yang sering dialami guru,
serta menghilangkan dan menghindari segala prasangka yang
bukan-bukan.
4) Saling mengunjungi kelas
Yang dimaksud dengan menggunjungi kelas ialah saling
mengunjungi antara guru yang satu dengan guru yang lain yang
sedang mengajar. Kegiaan ini dimaksudkan untuk bertukar
pengalaman. Keuntungannya yaitu mengamati rekan lain yag
sedang mengajar, membantu guru-guru lain memperoleh
pengalaman atau keterampilan tentang teknik dan metode
mengajar, memberi motivasi yang terarah terhadap aktivitas
mengajar, dan sifat bawahan dengan pimpinan tidak ada sama
5) Menilai diri sendiri
Salah satu tugas yang tersukar adalah menilai kemampuan diri
sendiri dalam menyajikan bahan pelajaran. Di samping menilai
murid-muridnya, penilaian terhadap diri sendiri merupakan teknik
yang dapat membantu guru dalam pertumbuhannya. Alat yang
dapat digunakan yaitu: daftar pandangan/pendapat yang
disampaikan pada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu
aktivitas, menganalisis tes-tes terhadap unit-unit kerja, mencatat
aktivitas murid-murid dalam suatu catatan (record) baik mereka
bekerja secara kelompok maupun perorangan.
b. Teknik kelompok
Teknik kelompok adalah teknik dalam pelaksanaan supervisi
yang dilakukan terhadap sekelompok orang yang disupervisi. Adapun
kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:26
1) Rapat guru
Pelaksanaan dan pengembangan kurikulum, pembinaan atau
tata laksana sekolah, serta pengelolaan keuangan merupakan
hal-hal yang dijadikan materi rapat dalam rangka kegiatan supervisi.
Tujuannya adalah untuk membri bantuan kepada seluruh guru
secara umum.
2) Mengadakan diskusi kelompok
Diskusi kelompk dapat diadakan dengan membentuk
kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis.
Kelompok-kelompok yang telah terbentuk diprogramkan untuk mengadakan
pertemuan/diskusi guna membicarakan hal-hal yang berhubungan
dengan usaha pengembangan dan peranan proses belajar-mengajar.
Dalam setiap diskusi, supervisor atau pengawas dapat memberikan
pengarahan, bimbingan, dan nasihat-nasihat ataupun saran-saran
yang diperlukan.
26
3) Mengadakan penataran-penataran
Teknik kelompok yang dilakukan melaui penataran-penataran
sudah banyak dilakukan. Misalnya penataran untuk guru-guru
bidang studi tertentu, penataran tentang metodologi pengajaran,
dan penataran tentang administrasi pendidikan.
Lebih lanjut Suryasubroto menguraikan teknik-teknik supervisi
sebagai berikut:
a. Teknik supervisi yang bersifat individu, meliputi:
1) Kunjungan kelas
2) Observasi kelas
3) Percakapan pribadi
4) Saling mengunjungi kelas
5) Menilai diri sendiri
b. Teknik-teknik supervisi yang bersifat kelompok, meliputi:
1) Pertemuan orientasi
2) Panitian penyelenggara
3) Rapat guru
4) Studi kelompok
5) Diskusi
6) Tukar-menukar pengalaman
7) Lokakarya
8) Seminar
9) Simposium
10)Demonstrasi mengajar
11)Perpustakaan jabatan
12)Buletin supervisi
13)Membaca langsung
14)Mengikuti kursus
15)Organisasi jabatan
17)Perjalanan sekolah untuk staaf sekolah27
Dari uraian diatas mengenai teknik supervisi, yang perlu menjadi
catatan bahwa tidak ada satupun teknik supervisi guru akan efektif jika
dipergunakan secara tunggal. Penetapan teknik yang digunakan pengawas
didasari atas masalah yang dihadapi guru serta sifat dan kepribadian dari guru
yang dibimbing. Pengawas harus mengetahui karakteristik dan sifat setiap
teknik diatas, sehingga teknik yang digunakan benar-benar sesuai dengan
guru yang sedang dibina melalui supervisi akademik.
7. Pelaksanaan Supervisi Akademik
Tahapan-tahapan yang dapat ditempuh dalam pelaksanaan kegiatan
supervisi/pengawasan sekolah mencakup persiapan, pelaksanaan, evaluasi,
dan tindak lanjut28. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Persiapan
Pada tahap ini kegiatan persiapan dimulai dengan menyusun
program dan organisasi supervisi. Tujuan dan sasaran pelaksanaan, waktu,
dan instrumen tergambar dalam program yang direncanakan. Sementara
dalam organisasi supervisi tercermin mekanisme plaksanaan kegiatan,
pelaporan, dan tindak lanjut. Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan
kegiatan supervisi hendaknya pengawas melibatkan/berkordinasi dengan
pejabat terkait, kepala sekolah, dan guru dalam membuat program dan
organisasi supervisi.
2) Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan hal-hal pokok yang perlu mendapat
perhatian pengawas dalam melaksanakan kegiatan supervisi di sekolah
adalah sebagai berikut:
a. Supervisi hendaknya dilakukan secara berkesinambungan
27
Jasmani dan Syaiful Mustofa, Supervisi Pendidikan: Terobosan Baru dalam Peningkatan Kinerja Pengawas Sekolah dan guru, (Jogjakarta:Ar-ruzz Medi, 2013) Cet. Ke-1, h. 84
28Ibid
b. Supervisi hendaknya dilakukan pada awal dan akhir semester, hal
tersebut dimaksudkan sebagai bahan perbandingan.
c. Pengawas terampil dalam menggunakan instrumen.
d. Mampu mengembangkan instrumen supervisi.
e. Supervisi bukan mencari kesalahan dan bukan pula menggurui,
melainkan bersifat pemecahan masalah untuk mencari solusi.
f. Supervisi hendaknya mencakup segi teknis kependidikan dan teknik
administrasi.
g. Supervisi hendaknya menguasai substansi materi yang disupervisi dan
melengkapi diri dengan berbagai instrumen yang dibutuhkan.
h. Karena supervisi bersifat pembinaan, para supervisor harus memiliki
kemampuan profesional dan wawasan yang luas tentang pendidikan.
i. Dalam pelaksanaan supervisi hendaknya memperhatikan
prinsip-prinsip supervisi.
3) Penilaian dan tindak lanjut
Pada tahap ini penilaian dilakukan terhadap pelaksanaan kegiatan
supervisi yang meliputi keterlaksanan program supervisi, ketepatan
instrumen, hasil supervisi, dan kendala yang dihadapi pada saat
pelaksanaan. Dari hasil penilaian tersebut tahap selanjutnya adalah tindak
lanjut dari kegitan supervisi, misalnya dengan melakukan pembinaan
terhadap program supervisi yang baru.
Tindak lanjut oleh pengawas diawali dengan berdialog dengan
guru yang disupervisi untuk menentukan langkah perbaikan dari
kekurangan dan kelemahan yang dialami guru selama proses supervisi.
Hasil diskusi tersebut dituangkan dalam bentuk laporan atau
catatan hasil supervisi akademik. Catatan ini dibuat untuk menjamin
proses supervisi yang berkelanjutan, terarah, dan terprogram. Karena dari
catatan tersebut akan dapat ditentukan langkah apa yang perlu dilakukan
dalam program supervisi selanjutnya.
Selanjutnya catatan atau laporan tersebut diberikan kepada kepala
sekolah dapat memantau bahkan menindaklanjuti hasil supervisi yang
dilakukan oleh pengawas.
Langkah selanjutnya dalam menindaklanjuti hasil supervisi
akademik kepada guru adalah dengan penugasan. Penuguasan dari
pengawas kepada guru disesuaikan dengan temuan hasil supervisi
akademik.29
Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas mempersiapkan perencanan
yang sistematis dan memberitahukan sebelumnya kepada guru. Pengawas
menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada guru, menilai proses
yang telah dan sedang dialaksanakan, mengarahkan, membina, dan
memberikan solusi bagi masalah yang dihadapi guru. Dengan begitu guru
akan memperoleh masukan yang membantu terwujudnya perbaikan dan
pengambangan kulitas mengajarnya.
8. Pengawas Pendidikan Sebagai Supervisor Akademik
Pengawas atau supervisor adalah seseorang yang bertugas
mensupervisi pendidikan dan pengajaran melalui pemberian bantuan pada
guru atau kepala sekolah sehingga mengalami perubahan dan pengembangan
ke arah yang lebih baik sejalan dengan tujuan yang ditetapkan.30 Dalam
perannya sebagai supervisor akademik pengawas harus mampu meberikan
layanan dan bantuan kepada guru-guru dalam rangka meningkatkan kulitas
mengajar dan mutu pembelajaran. Pengawas memiliki tugas dan tanggung
jawab sebagai supervisor, artinya bahwa pengawas dengan melakukan
penilaian performa guru dalam mengelola proses pembelajaran dan
pengajaran melalui peningkatan profesionalisme guru.
29Asyhari, “Efektifitas antara Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Pengawas Mata
Pelajaran dibandingkan dengan Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah,”
Tesis pada Pasca Sarjana UPI Bandung, t.t. h. 47, (www.academia.edu/4524757/Efektifitas_ ...)
30
Dalam pelaksanaan supervisi akademik ada beberapa tahap yang harus
dilalui oleh pengawas sebagai supervisor akademik. Hal ini dimaksudkan
agar kegiatan supervisi menjadi lebih terarah sehingga hasilnya lebih efektif
dan efisien. Tahap pertama adalah dengan menyusun program supervisi
akademik yaitu menentukan tujuan, waktu, instrumen supervisi yang akan
digunakan. Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan supervisi hendakanya
pengawas berkordinasi dengan guru, kepala sekolah, dan pejabat lain yang
bersangkutan. Pelaksanaan supervisi akademik dilakukan dengan
menggunakan dua pendekatan, baik secara individu maupun kelompok.
Teknik –teknik pelaksanaannya sebagaimana yang telah dijelaskan tentang teknik supervisi akademik. Penilaian dilakukan terhadap kegiatan pengajaran
yang dilakukan oleh guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai
dengan penilaian terhadap hasil belajar peseta didik. Apabila dalam
pelaksanaanya guru menemui kendala, selanjutnya pengawas melakukan
tindak lanjut dari temuan tersebut. Setelah kegiatan supervisi selesai,
sebaikanya pengawas melakukan dialog dalam suasana kekeluargaan dengan
para guru. pengawas dapat memberikan sara-saran, arahan, dan bantuan
kepada para guru dalam meningkatkan profesinya melalui
pertemuan/pendekatan secara kelompok maupu individu.
Supervisi akademik merupakan pembinaan yang dilakukan agar guru
mampu meningkatkan kualitas profesi dan pengajarannya. Pelaksanaan
supervisi akademik pengawas dapat diukur berdasarkan kemampuan
pengawas dalam melaksanakan supervisi akademi, penggunaan teknik yang
tepat, serta tindak lanjut hasil supervisi akademik.
C. Kerangka Berpikir
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran
di sekolah. Salah satu faktor yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan
proses pembelajaran yaitu kualitas guru. Guru memiliki peran strategi dan
dikatakan semakin baik kulitas guru maka akan semakin baik pula kulitas
hasil belajar peserta didiknya.
Oleh karena itu peningkatan profesionalisme guru secara terus
menerus merupakan suatu keharusan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan profesionalisme guru adalah melalui kegiatan supervisi
akademik. Salah satu tugas pokok pengawas adalah melaksanakan kegiatan
supervisi akademik. Pentingnya pelaksanaan supervisi oleh pengawas
mengharuskan pengawas melakukan pekerjaanya dengan baik. Pengawas
mensupervisi kegiatan pengelolaan dan pembelajaran di sekolah dengan
memberikan bantuan kepada guru dan kepala sekolah sehingga mengalami
perubahan dan pengembangan ke arah lebih baik.
Namun demikian, masih banyak permasalahan pelaksanaan supervisi
yang dilakukan oleh pengawas. Diantaranya, kurangnya penguasaan
kompetensi supervisi akademik dan manajerial oleh pengawas, sebagian besar
pengawas tidak melakukan kunjungan kelas, masih banyak guru yang
beranggapan pelaksanaan supervisi akademik pengawas belum memberikan
manfaat yang berarti bagi perkembangan profesionalismenya, intensitas tatap
muka antara pengawas dan guru masih kurang, teknik-teknik supervisi yang
digunakan pegawas kurang variatif, dan kegiatan supervisi belum dilakukan
sesuai dengan tahapan-tahapan prosedur pelaksanaan supervisi.
Masalah-masalah tersebut yang melatarbelakangi buruknya persepsi guru tentang
pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas.
Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui bagaimana persepsi
guru tentang pelaksanaan supervisi akademik pengawas di SMK Negeri 1
Cikarang Barat, yang nantinya diharapkan akan terwujud pelaksanaan
supervisi akademik yang efektif, terutama oleh pengawas.
Masih adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang terjadi,
maka pengawas dalam melaksanakan supervisi akademik dilakukan melalui
membuat program supervisi yang bermanfaat bagi perkembangan
profesionalisme guru. Tahap kedua, yaitu tahap pelaksanaan dilakukan
dengan menerapkan prinsip-prinsip supervisi akademik, menggunakan
teknik-teknik supervisi yang sesuai dengan kebutuhan guru, serta menjadikan
pengembangan profesionalisme guru sebagai tujuan utama. Tahap ketiga,
yaitu penilaian dan tindak lanjut dilakukan dengan mendiskusikan hasil
temuan supervisi akademik dan menindaklanjuti hasil temuan tersebut.
Dengan demikian, diharapkan pelaksanaan supervisi akademik
menjadi lebih efektif dan menghapus persepsi negatif guru tentang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Cikarang Barat yang berlokasi
di Jl. Teuku Umar No. 01 Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. Adapun waktu
[image:42.595.120.517.223.624.2]penelitian dilaksanakan
Tabel. 3.1
Rincian Kegiatan Penelitian
No. Kegiatan Apr Mei Jan Feb Mar
1. Bimbingan
2. Observasi Awal
3. Izin Penelitian
4. Pengumpulan Data
5. Pengolahan Data
6. Analisis Data
B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data
dengan tujuan tertentu. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan dan
menjelaskan kondisi nyata objek penelitian. Bermaksud untuk mengetahui
dan menjelaskan persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi akademik
pengawas di SMKN 1 Cikarang Barat, melalui perhitungan menggunakan
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Dalam penelitian
terdapat populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target adalah yang
menjadi sasaran akhir penerapan hasil penelitian. Populasi terjangkau adalah
bagian dari pupulasi target yang dapat dijangkau oleh peneliti, dari populasi
ini ditentukan sampel yang akan diteliti.
Populasi target penelitian ini adalah semua guru yang berstatus PNS
dan non-PNS yang berjumlah 133 orang guru tahun pelajaran 2014/2015.
Sementara itu yang menjadi populasi terjangkau adalah semua guru yang
berstatus PNS dan non-PNS yang tidak menjabat sebagai kepala sekolah dan
wakil kepala sekolah yang berjumlah 128 orang.
Sampel adalah bagian dari populasi. Keberadaan sampel mewakili
populasi. Dalam penelitian apabila jumlah populasi melebihi 100 orang maka
boleh dilakukan pengambilan sampel. Pengambilan sampel disesuaikan
dengan besarnya populasi, yaitu berkisar antara 20-30 persen dari total
populasi.1Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 30% dari
keseluruhan jumlah populasi terjangkau yaitu 38 orang. Jadi yang menjadi
sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 38 orang guru SMK Negeri 1
Cikarang Barat Tahun pelajaran 2014/2015.
Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple
random sampling dimana pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memerhatikan strata dalam populasi.2 Jadi setiap
guru memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel dalam
penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mempermudah penulis dalam mendapatkan data-data yang
diperlukan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1
Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2012), Cet. Ke- 1, h. 91.
2
1. Angket, yaitu cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan
tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan
sebelumnya. Pada penelitian ini bentuk angket yang digunakan adalah
angket tertutup dengan alternatif jawabannya adalah selalu, sering,
kadang-kadang, dan tidak pernah. Angket ditujukan kepada 40 orang
guru di SMK Negeri 1 Cikarang Barat, dimaksudkan untuk
memperoleh data persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi
akademik pengawas.
2. Wawancara, yaitu pengumpulan data melalui tanya jawab antara
peneliti dengan sumber informasi. Dalam penelitian ini, wawancara
dilakukan dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum untuk
memperoleh data terkait pelaksanaan supervisi akademik pengawas di
SMKN 1 Cikarang Barat.
E. Teknik Pengolahan Data
Dalam mengolah data peneliti menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Editing
Proses pengecekan kelengkapan jumlah angket dan kelengkapan
pengisian item pernyataan oleh responden.
2. Scoring
Scoring merupakan tahap pemberian nilai pada setiap jawaban
yang dikumpulkan peneliti dari instrumen yang telah disebarkan. Setiap
item pernyataan atau pertanyaan yang dimunculkan dalam instrumen
dikuantitatifkan dalam bentuk angka. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan skala Likert yang penggunaannya ditujukan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi guru terhadap pelaksanaan
supervisi yang dilakukan pengawas di SMKN 1 Cikarang Barat. Adapun
pemberian bobot nilai pada masing-masing alternatif jawaban adalah
Tabel 3.2
Scoring Alternatif Jawaban Angket
Alternatif Jawaban Kode Skor
Selalu SL 4
Sering SR 3
Kadang-kadang KD 2
Tidak pernah TP 1
3. Tabulating
Pada tahap ini, peneliti memindahkan data yang terdapat dalam
angket yang sudah diolah dan dinyatakan valid ke dalam bentuk tabel.
Tabulasi dimaksudkan agar data penelitian lebih mudah dipahami.
F. Teknik Analisa Data
Pada penelitian ini peneliti menganalisis data dengan melakukan
tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Untuk menghitung data-data yang didapatkan peneliti menggunakan
rumus statistik prosentase :
Keterangan :
F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P = angka persentase 3
2. Mendeskripsikan dan menginterpretasikan data yang telah dihitung
dalam bentuk kalimat agar mudah dipahami.
3. Dalam menyimpulkan hasil penelitian persepsi guru tentang
pelaksanaan supervisi akademik pengawas di SMKN 1 Cikarang
Barat, peneliti melakukan perhitungan nilai mean (rata-rata) yang
didapatkan melalui rumus prosentase sebagai berikut:
3
Keterangan :
P = Prosentase (Nilai rata-rata)
NS = Nilai Skor
NH = Nilai Harapan
Nilai skor adalah nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari
hasil penelitian.
Nilai harapan adalah nilai yang diperoleh dari hasil mengalikan
jumlah item pernyataan dengan skor tert