• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

BIOKIMIA

(Uji Pembentukan Emulsi Lipid)

Disusun oleh:

NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034

KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat)

LABORATORIUM BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2013

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Biokimia dengan judul “Uji Pembentukan

Emulsi Lipid” yang disusun oleh:

Nama : Lasinrang Aditia

Nim : 60300112034

Kelas : Biologi A Kelmpok : IV (empat)

Telah diperiksa oleh Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.

Samata-Gowa, 30 Desember 2013

Kordinator Asisten Asisten

(Ika Dian Rostika) (Fifi Dismayanti)

60300111021 60300111011

Mengetahui, Dosen Penanggung Jawab

(3)

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui terjadinya pembentukan emulsi dari minyak.

B. Dasar Teori

Lipid didenifisikan sebagai senyawa yang tak larut dalam air yang diekstraksi dari mahluk hidup dengan menggunakan pelarut yang kurang polar atau pelarut nonpolar. Istilah lipid mencakup golongan senyawa-senyawa yang memiliki keanekaragaman struktur, dan tidak ada skema penggolongan lipid yang bisa diterima di seluruh dunia. Ciri khas yang umum dijumpai di semua lipid adalah kandungan hidrokarbonnya diturunkan dari polimerisasi asetat yang diikuti dengan reduksi rantai segera setelah rantai itu terbentuk contohnya, polimerisasi asetat menghasilkan rantai hidrokarbon linear yang panjang. Asam lemak yang terjadi pada proses hidrolisasi lemak, mengalami proses hidrolisis lemak, mengalami proses oksidasi dan menghasilkan asetil koenzim A (Poedjiadi, 2004).

Lipid dibagi atas 3 golongan yaitu: Lipid sederhana yang terdiri atas ester dari asam-asam lemak gliserol. Ada 3 jenis lemak sederhana yaitu, lemak yang strukturalnnya pada dalam suhu kamar, minyak yang strukturnya cair dalam suhu kamar dan lilin atau malam yang merupakan ester asam lemak dengan alkohol. Lipid campuran fosfolifid ester yang mengandung asam lemak dan yang mengandung gugus lain yang terikat pada alkohol misalnya fosfolipida dan glikopida. Derivat lipid adalah zat yang berasal dari hasil hidrolisis zat-zat tersebut antara lain lemak jenuh dan tidak jenuh, alkohol, gliserol, sterol, dan lemak aldehid (Taufik, 2010).

Fungsi lipid seperti minyak dan lemak sebagai nutrisi dan juga merupakan sumber energi utama yang digunakan sebagai energi cadangan makanan yang disimpan pada jaringan adiposa dalam tubuh, dalam bentuk lipoprotein fosfalipid yang berfungsi sebagai pengangkut zat-zat yang melewati membran sel. Steroid senyawa-senyawa memiliki beberapa fungsi misalnya kolestrol berperan dalam proses pengangkutan lemak dalam tubuh. Estrogen dan testoleron berfungsi

(4)

sebagai hormon kelamin: dehidroksikolestrol dan ergastrol berperan sebagai provitamin D (Sutresna, 2009).

Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi) dimana satu campuran yang terdiri dari dua bahan tak dapat bercampur, dengan satu bahan tersebar di dalam fasa yang lain, seperti air dan minyak. Dikarenakan setiap bahan pangan memilki karakteristik masing-masing maka setiap bahan pangan memiliki jenis emulsi dan pengaruh jenis emulsi yang berbeda-beda. Emulsi tersusun atas tiga komponen utama, yaitu: pertama, fase terdispersi (zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair lain (fase internal). Kedua, fase pendispersi (zat cair yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut (fase eksternal). Terakhir emulgator (zat yang digunakan dalam kestabilan emulsi) (Fessenden, 1990).

Minyak bersifat tidak larut dalam pelarut polar & larut dalam pelarut non polar. Pengemulsian adalah zat yang menstabilkan emulsi yang biasanya berupa protein. Sabun adalah campuran dari natrium hidroksida berbagai asam lemak yang terdapat di alam bebas. Digunakan natrium karbonat atau natrium hidroksida untuk proses pembuatan sabun. Secara umum reaksi hidrolisis yang terjadi dapat dirumuskan asam lemak + NaOH menghasilkan air & garam. Natrium stear dengan 18 karbon adalah sabun yang sangat keras dan tidak larut (Taufik, 2010).

C. Metode Praktikum

1. Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah: Hari/tanggal : Selasa/24 Desember 2013

Waktu : 13.00-15.00 WITA

Tempat : Laboraturium Mikrobiologi Lantai II Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Samata-Gowa

(5)

a. Alat

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu tabung reaksi, rak tabung, penjepit, pembakan Bunsen, korek api, dan pipet tetes.

b. Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu aquadest, albumin dari telur, alkohol, minyak kelapa, minyak zaitun, larutan sabun, larutan Na2CO3, empedu encer, bensin, dan mentega.

3. Cara Kerja

Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu: a. Uji kelarutan lemak dengan minyak kelapa

1. Menyiapkan 9 buah tabung reaksi dan mengisinya masing-masing dengan air, bensin, empedu encer, albumin, Na2CO3, alkohol panas,

alkohol dingin, air + minyak kelapa + minyak zaitun + Na2CO3, serta

mentega.

2. Menambahkan 1 ml minyak kelapa pada tiap tabung reaksi. 3. Mengamati kelarutan lemak dengan minyak kelapa.

4. Mencatat hasil yang didapatkan. b. Uji pembentukan emulsi

1. Menyiapkan 3 buah tabung reaksi.

2. Mengisi masing-masing tabung reaksi, mengisi dengan aquadest pada tabung 1 dan minyak zaitun, mengisi dengan aquadest, minyak zaitun dan Na2CO3 pada tabung 2 dan mengisi dengan aquadest, minyak zaitun,

Na2CO3, dan larutan sabun pada tabung 3.

3. Mengocok tabung reaksi.

4. Mengamati kelarutan yang terjadi. 5. Mencatat hasil yang didapatkan.

(6)

D. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan yang diperoleh yaitu: a. Uji kelarutan lemak dengan menggunakan minyak kelapa

No Bahan

Reaksi

Keterangan

Larut Tidak

larut

1 Air  Minyak diatas air

dibawah

2 Bensin  Menyatu, Larutan

berwarna bening

3 Empedu  Empedu dibawah

minyak diatas

4 Albumin  Minyak diatas albumin

dibawah

5 Na2CO3 

Minyak diatas Na2CO3

dibawah

6 Alkohol panas  Minyak ada dibawah

alkohol diatas

7 Alkohol dingin  Minyak ada dibawah

alkohol diatas

8 Air + minyak + Na2CO3

Larutan berwarna putih susu, minyak kelapa paling di atas, Na2CO3,

dan minyak zaitun

9 Mentega 

Minyak di bawah, Larutan berwarna

(7)

Tabung Bahan Hasil kelarutan

I Aquadest + minyak zaitun Tidak larut (Stabil)

II Aquadest + minyak zaitun + Na2CO3 Larut (Tidak stabil)

III Aquadest + minyak zaitun + Na2CO3 +

larutan sabun Larut (Tidak stabil)

2. Pembahasan

Lipid adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol. Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti ester, aseton, kloroform, dan benzena. Larutan polar merupakan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik sedangkan larutan nonpolar merupakan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Emulsi adalah salah satu campuran yang terdiri dari zat yang tidak tercampur atau tidak homogen, seperti air dan minyak, pengemulsian adalah zat yang menstabilkan emulsi yang biasanya berupa protein. Emulsi dapat pula diartikan sebagai dispersi atau suspensi menstabil suatu cairan lain yang keduanya tidak saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil maka diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulgator yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan.

Adapun pembahasan yang diperoleh pada pengamatan ini yaitu: 1. Uji kelarutan lemak dengan minyak kelapa

Minyak atau lemak yang mengandung asam-asam lemak tidak jenuh dapat teroksi dari oksigen yang menghasilkan suatu senyawa peroksida. Apabila minyak mengalami oksidasi maka senyawa peroksida yang dihasilkan akan meningkat. Minyak mempunyai sifat tidak larut dalam pelarut polar dan larut dalam pelarut nonpolar.

Pada pengamatan yang dilakukan pada uji kelarutan minyak kelapa , larutan minyak kelapa hanya dapat larut dalam larutan bensin, mentega, dan

(8)

larutan air + Na2CO3 + minyak. Hal ini dikarenakan bensin dapat memecah

ikatan polipeptida pada rantai hidrokarbonnya yang terdapat dalam minyak kelapa dan Na2CO3. Sedangkan pada mentega tidak dapat larut dengan

sempurna karena minyak dan mentega mempunyai ikatan lemak tidak jenuh yang disebabkan rantai karbonnya dapat menyatu ketika dihomogenkan. Pada larutan empedu yang tidak larut dalam minyak kelapa terlihat menghasilkan warna hijau dan ketika dicampurkan dengan minyak kelapa empedu berada dibagian bawah dan minyak di atas meskipun tidak larut. Hal ini disebabkan larutan empedu mampu membantu penyerapan lemak namun pada hasil percobaan tidak terjadi adanya endapan. Pada larutan air, albumin, Na2CO3, alkohol panas, alkohol dingin tidak larut dalam minyak

kelapa karena tidak mempunyai sifat pelarut khusus untuk minyak kelapa. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa kelarutan suatu zat ditentukan oleh banyak hal, diantaranya yaitu sifat kepolaran zat dan pelarutnya.

2. Uji pembentukan emulsi

Emulsi adalah salah satu campuran yang terdiri dari zat yang tidak tercampur atau tidak homogen, seperti air dan minyak, pengemulsian adalah zat yang menstabilkan emulsi yang biasanya berupa protein. emulsi dapat pula diartikan sebagai dispersi atau suspensi menstabil suatu cairan lain yang keduanya tidak saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil maka diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulgator yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan.

Pada pengamatan yang dilakukan pada tabung I yang diisi dengan air atau aquadest lalu ditambahkan minyak zaitun. Terbentuk emulsi tetapi emulsinya stabil atau dengan kata lain bahwa kedua cairan ini tidak larut (tidak menyatu), larutan mengalami emulsi stabil dikarenakan adanya emulsigator pada reagen uji sehingga kondisinya stabil.

(9)

minyak zaitun, serta Na2CO3 mengalami emulsi tapi tidak stabil karena

ketiga cairan ini dapat menyatu (larut). Larutan mengalami emulsi tidak stabil dikarenakan tidak adanya emulsigator pada reagen uji sehingga kondisinya stabil.

Pada tabung III yang diisi dengan air atau aquadest lalu ditambahkan minyak zaitun, Na2CO3, serta larutan sabun mengalami emulsi tapi tidak

stabil karena ketiga cairan ini dapat menyatu (larut), karena sabun merupakan larutan yang bersifat basa sehingga dapat saling berikatan dengan ikatan minyak zaitun. Larutan mengalami emulsi tidak stabil dikarenakan tidak adanya emulsigator pada reagen uji sehingga kondisinya stabil.

E. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh setelah dilakukannya percobaan ini yatitu kelarutan suatu zat ditentukan oleh banyak hal, diantaranya yaitu sifat kepolaran zat dan pelarutnya. Pembentukan emulsi dari minyak kelapa disebabkan karena adanya bantuan emulgator pada semua bahan yaitu air suling, Na2CO3,

larutan sabun, alkohol, bensin, empedu, dan alkohol panas. Dan pada pembentukan emulsi dari mentega terbentuk emulsi pada air suling, alkohol, dan alkohol panas. Sedangkan untuk bahan yang mengalami kelarutan dan ditandai dengan adanya busa yang terjadi pada bahan air suling, serta larutan Na2CO3, dan

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, Ralp J. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga, 1990. Poedjiadi, Anna. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press,1994.

Sutresna, Nana. Kimia. Bandung: Grafindo, 2009.

Taufik. 2010. Metabolisme Lipid. Blog Taufik Chemistry. http://Taufikchemistry. blogspot.com. (25 Desember 2013).

Referensi

Dokumen terkait

Bahan yang digunakan dalam uji ini yaitu albumin asam sulfosalisilat adalah larutan yang paling cepat mengalami penngendapan pada tetes 18 dan mencair pada tetes ke