LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
DISUSUN OLEH
NAMA
: RIA HAPSARI
NIM : K1A014038
PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS MATARAM
ACARA I KARBOHIDRAT
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui cara melakukan isolasi amilum dari umbi/ biji.
b. Melakukan identifikasi karbohidrat (monosakarida, disakarida, dan polisakarida) berdasarkan reaksi-reaksi dan perubahan warnanya.
2. Waktu Praktikum Selasa, 13 Oktober 2015 3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Karbohidrat adalah kelompoksenyawa yang mengandung unsure C,H, dan O. senyawa-senyawa karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya gugus karbonil dalam bentuk aldehid atau keton. Senyawa ini juga memiliki banyak gugus hidroksil. Karena itu, korbohidrat merupakan suatu polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton, atau turunan senyawa-senyawa tersebut. Senyawa karbohidrat yang memiliki tiga sampai Sembilan atom karbon disebut monosakarida. Gabungan senyawa-senyawa monosakarida akan membentuk senyawa karbohidrat yang lebih besar. Ikatan penghubung antara dua buah monosakarida disebut ikatan giloksida. Dalam disakarida, terdapat satu ikatan glikosida yang menghubungkan dua monosakarida. Adapun dalam trisakarida terdapat dua ikatan glikosida yang menghubungkan tiga buah monosakarida (Ngili, 2013).
glukosa di hati. Glukosa adalah bahan bakar metabolic utama pada mamalia(kecuali pemamah biak) dan bahan bakar universal bagi janin (Murray dkk, 2006).
Biodegradasi karbohidrat semua isolate mampu mendegradasi amilum dan selulosa kecuali isolat A8, dengan kemampuan biodegradasi tertinggi pada isolat A5 dengan Indeks Biodegradasi (IB) > 3,0. Isolat dapat menghidrolisis amilum karena memiliki enzim amilase. Semakin besar IB yang terbentuk, semakin tinggi pula enzim yang dihasilkan. Hidrolisis amilum menjadi glukosa dikatalisis oleh enzim endoamilase yang memutus ikatan α-1,4 pada amilosa dan eksoamilase yang memotong ikatan α-1,4 dan ikatan α-1,6 pada amilopektin. Amilum dengan iodium (I2) akan membentuk kompleks I2-amilum yang menyebabkan warna biru ungu pada media yang amilumnya belum terhidrolisis. Sedangkan daerah yang amilumnya telah terhidrolisis tidak akan terjadi ikatan antara I2 dengan amilum sehingga terbentuk zona bening di sekeliling koloni (Firdausi, 2015).
Kelenjar saliva menghasilkan sekreta yang mengandung sebagian besar air, elektrolit, kompleks protein dan karbohidrat. Musin yang dihasilkan oleh kelenjar saliva berfungsi untuk melumasi, melindungi mukosa mulut dari kerusakan mekanik, melindungi infeksi bakteri dan virus, dan membersihkan polutan yang berasal dari lingkungan luar yang ikut masuk bersama makanan. Kandungan karbohidrat pada kelenjar saliva dapat berbeda, tergantung pada perbedaan jenis dan pola makan masing-masing hewan. Kelenjar saliva pada hewan dengan pola makan langsung menelan makanannya tanpa dikunyah terlebih dahulu mengandung lebih banyak mukus untuk melumasi makanannya sehingga mudah ditelan (Nasution, 2014).
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM 1. Alat-alat Praktikum
a. Blender
b. Corong Buchner c. Filter flask d. Gelas arloji
e. Gelas kimia 600 mL f. Gelas ukur 100 mL g. Kain penyaring h. Kertas Whatmann i. Penjepit kayu j. Pipet tetes
k. Pipet volume 2 mL l. Pisau
m. Pompa vakum n. Rak tabung reaksi o. Rubber bulb p. Spatula q. Tabung reaksi r. Timbangan analitik s. Water bath
2. Bahan-bahan Praktikum a. Aquades (H2O)(l) b. Etanol 95%(l) c. H2SO4 pekat (l)
l. Ubi kayu
D. SKEMA KERJA
1. Isolasi amilum dari umbi-umbian
- Dikupas ditimbang 100 gram
- Ditambah air 200 mL
- Diblender
- Residu disaring dengan kain kasa
- Ditampung
- Diendapkan 20 menit
- Didekantasi
- Ditambahkan 200 mL, diamkan
- Didekantasi
- Ditambahkan 100 mL Etanol 95%
- Dikocok
- Disaring dengan kertas saring
- Dikeringkan
- Ditimbang Ubi kayu (singkong)
Ubi kayu yang telah halus
Endapan Filtrat
Filtrat Endapan
Endapan Filtrat
Filtrat Pati basah
2. Uji kualitatif Karbohidrat a. Reaksi Mollish
- 2 mL larutan glukosa
- 2 tetes larutan 10% alfa naftol
- Dialirkan 2 mL H2SO4 melalui dinding tabung (perlahan)
(Adanya cincin ungu pada bidang batas 2
cairan menunjukkan adanya karbohidrat)
- 2 mL larutan fruktosa
- 2 tetes larutan 10% alfa naftol
- Dialirkan 2 mL H2SO4 melalui dinding tabung (perlahan)
b. Reaksi Benedict
- 2 mL larutan glukosa 1%
- 5 mL reagen benedict
- Δ
- 2 mL larutan fruktosa 1%
- 5 mL reagen benedict
- Δ Tabung reaksi
Hasil Tabung reaksi
Hasil
Hasil Tabung reaksi
c. Reaksi iodine
- 1 mL larutan amilum 1%
- HCl encer beberapa tetes
- 2 tetes larutan iodine
d. Reaksi Saliwanoff
- 2 mL reagen saliwanoff
- 2 tetes larutan glukosa
- Δ dalam penangas air (1 menit)
- 2 mL reagen saliwanoff
- 2 tetes larutan fruktosa
- Δ dalam penangas air (1 menit)
E. HASIL PENGAMATAN
1. Isolasi Amilum dari Umbi atau Biji-bijian
No Perlakuan Hasil
1 Ubi kayu dikupas, dipotong kecil-kecil, ditimbang sebanyak 100 gram
Warna ubi kayu = putih Massa ubi kayu = 100 gram
2 100 gram ubi kayu + 200 ml aquades lalu diblender sampai halus
Warna aquades = bening
Terbentuk larutan kental seperti bubur berwarna kuning muda
3 Larutan disaring dengan kain Terbentuk filtrate dan endapan filtrate Hasil
Tabung reaksi
Hasil Tabung reaksi
penyaring berwarna putoh susu dan endapannya berwarna kuning muda tertahan pada kain penyaring
4 Filtrat diendapkan 20 menit kemudian didekantasi
Terdapat 2 lapisan filtratdengan endapan mulai terpisah, terbentuk endapan berwarna putih dengan filtrate berwarna kuning
5 Endapan + 200 ml aquades, diendapkan 20 menit kemudian didekantasi
Larutan berwarna putih keruhdan
terbentuk endapan putih pada dasar gelas kimia
6 Endapan + 100 ml etanol 95% Warna awal etanol = bening
Warna larutan campuran = putih keruh 7 Larutan campuran disaring dengan
buchner dan dikeringkan dengan pompa vakum
Filtrat berwarna bening
Pati berwarna putih dengan tekstur yang halus
8 Pati kering kemudian ditimbang Berat kertas whatsmann kosong = 0,63 gram
Berat kertas whatsmann + pati = 15,15 gram
Berat pati = 14,52 gram
2. Uji Kualitatif Karbohidrat a. Uji Reaksi Mollisch
- Glukosa
No Perlakuan Hasil
1 2 ml larutan glukosa 1% + 2 tetes larutan α-naftol 10%
Warna awal glukosa = bening Warna awal α-naftol = coklat tua Warna campuran = bening terdapat butiran ungu mengapung di atas larutan 2 + 2 ml larutan H2SO4 pekat secara
perlahan-lahan melalui tabung reaksi
Tabung reaksi terasa panas
Terbentuk tiga lapisan, lapisan atas berwarna bening, lapisan tengah terbentuk cincin ungu, lapiasan bawah berwarna bening kekuningan
No Perlakuan Hasil 1 2 ml larutan fruktosa 1% + 2 tetes
larutan α-naftol 10%
Warna awal fruktosa = bening kekuningan
Warna awal α-naftol = coklat tua Warna campuran = bening terdapat butiran ungu mengapung di atas larutan 2 + 2 ml larutan H2SO4 pekat secara
perlahan-lahan melalui tabung reaksi
Tabung reaksi terasa panas
Terbentuk tiga lapisan, lapisan atas berwarna bening, lapisan tengah terbentuk cincin ungu, lapiasan bawah berwarna ungu bening
b. Uji Reaksi Benedict - Glukosa
No Perlakuan Hasil
1 2 ml larutan glukosa 1% + 5 ml reagen benedict
Warna awal glukosa = bening Warna awal reagen benedict = biru Warna campuran = biru
2 Δ dalam penangas air Terbentuk larutan dan endapan merah bata gelap dengan waktu yang lama
- Fruktosa
No Perlakuan Hasil
1 2 ml larutan fruktosa 1% + 5 ml reagen benedict
Warna awal fruktosa = bening kekuningan
Warna awal reagen benedict = biru Warna campuran = biru
2 Δ dalam penangas air Terbentuk larutan dan endapan merah bata dengan waktu yang lebih cepat dari glukosa
c. Uji Iodine
No Perlakuan Hasil
1 1 ml larutan amilum 2% + beberapa tetes HCl encer
Warna campuran = bening
2 + 2 tetes larutan iodine Warna awal iodine = bening kekuningan Warna campuran = biru keunguan
d. Reaksi Saliwanoff - Glukosa
No Perlakuan Hasil
1 2 ml reagen saliwanoff + 2 tetes larutan glukosa 1%
Warna awal reagen saliwanoff = bening kekuningan
Warna awal glukosa = bening Warna campuran = kuning bening 2 Δ dalam penangas air Larutan tetap berwarna kuning bening
- Fruktosa
No Perlakuan Hasil
1 2 ml reagen saliwanoff + 2 tetes larutan fruktosa 1%
Warna awal reagen saliwanoff = kuning bening
Warna awal fruktosa = kuning Warna campuran = kuning bening 2 Δ dalam penangas air Terbentuk larutan berwarna merah bata
F. ANALISIS DATA
1. Perhitungan
Kadar amilum dalam 100 gram singkong
%amilum=massa amilum keringmassa singkong ×100 %
= 14,52100 ×100 %
= 14,52 %
2. Persamaan reaksi
CH2OH C
cincin ungu yang terbentuk
d. Reaksi Saliwanoff
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini akan dibahas mengenai karbohidrat, yang bertujuan untuk mengetahitung cara isolasi amilum dari umbi atau biji-bijian dan melakukan identifikasi (monosakarida, disakarida, dan polisakarida) berdasarkan reaksi-reaksi dan perubahan warnanya. Pati (starch) atau amilum merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian besar tanaman, terbagi menjadi dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin. Pati sebagai komponen utama karbohidrat pada suhu tinggi dapat mengalami hidrolisis. Meningkatnya suhu akan meningkatkan kecepatan hidrolisis pati. Pada suhu tinggi pati dapat mengalami pemecahan-pemecahan menjadi senyawa sederhana seperti glukosa, maltose dan dekstrin. Selain pada suhu tinggi, hidrolisis juga dapat dilakukan dengan asam (H2SO4) maupun dengan basa (NaOH). Komponen karbohidrat lainnya yaitu sukrosa juga mengalami hidrolisis pada kadar air rendah. Hidrolisis pati juga dapat dipengaruhi olek pH. Konfigurasi anomerik dan ukuran cincin glukosil. Glikosidis lebih mudah terhidrolisis pada kondisi asam daripada kondisi basa dan cenderung stabil. Karbohidrat cenderung tidak stabil pada suasana asam, khususnya pada suhu tinggi. Perbedaan nilai anomerik hidrolisis β-D-glikosidis adalah lebih kecil dari pada α-D-anomer, perbedaan ini disebabkan variasi structural dan perbedaan pada derajat gabungan antara oligo dan polisakarida. Cincin furanosa jauh lebih mudah dihidrolisis dari pada cincin firanosa, walaupun hidrolisa firanosa adalah gabungan molekul, hidrolisis furanosa dianggap sebagai bimolekuler karena entripi negatifnya diaktifkan.
kemudian ditimbang diketahui berat kertas saring yaitu 0,63 gram, kemudian ditimbang dengan amilumnya beratnya menjadi 15,15 jadi diperoleh berat amilum saja sebesar 14,52 gram, sehingga jika kita melakukan perhitungan kadar amilum dalam 100 gram ubi kayu, maka diperoleh kadar amilum sebesar 14,52%.
Percobaan kedua yaitu uji kualitatif karbohidrat. Uji kualitatif karbohidrat ini bertujuan untuk mengetahui komponen penyususn suatu senyawa atau adanya suatu karbohidrat. Uji kualitatif yang dilakukan pada percobaan ini meliputi reaksi mollisch, reaksi benedic, dan reaksi saliwanoff.
Pertama yaitu percobaan untuk reaksi mollisch merupakan suatu percobaan untuk mengetahui adanya karbohidrat. Larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direaksikan dengan alfa naftol dan H2SO4. Konsentrasi asam sulfat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasikan dengan alfa naftol untuk membentuk produk berwarna, dimana terlihat pada pengamatan terbentuk lapisan warna bening dan putih keruh serta terdapat cincin ungu diantara lapisan tersebut. Hal tersebut ditunjukkan untuk perlakuan glukosa, sedangkan untuk perlakuan terhadap fruktosa terjadi hal yang sama yaitu terdapat lapisan berwarna bening dan ungu bening , dimana seperti perlakuan di glukosa tadi, di tengahnya terdapat cincin berwarna ungu. Cincin ungu inilah yang menunjukkan bahwa cairan menunjukkan adanya karbohidrat.
Selanjutnya yaitu percobaan reaksi benedic. Benedic terdiri dari campuran Na2Co3+CUSO4+Natrium sitrat. Uji benedic bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam suatu larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna khususnya menjadi merah bata. Benedic reagen digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan. Perlakuan untuk glukosa saat ditambahkan reagen warnanya berubah menjadi biru kemudia dipanaskan warna larutan menjadi merah bata kecoklatan. Warna tersebut membuktikan bahwa terdapat banyak gula pada larutan karena. Semakin gelap warna endapan maka semakin banyak gula dalam larutan tersebut. Kemudian untuk perlakuan fruktosa juga sama namun pada fruktosa perubahan warna ketika dipanaskan lebih cepat dari pada glukosa, dan warna pada larutannya juga merah bata. Berdasarkan hasil pengaman di kedua larutan tersebut terdapat gula pereduksi karena memberikan reaksi positif berupa warna merah bata.
larutan berubah menjadi biru. Reaksi antara polisakarida dengan iodine akan membentuk rantai poliiodida. Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks (melingkar), sehingga dapat berikatan dengan iodine. Sedangkan karbohidrat berantai pendek seperti disakarida dan monosakarida tidak membentuk struktur heliks sehingga tidak dapat berikatan dengan iodine. Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru. Pati yang berikatan dengan iodine akan menghasilkan warna biru. Dari hasil tersebut bahwa dalam larutan terdapat polisakarida.
Terakhir yaitu percobaan untuk reaksi saliwanof. Dilakukan untuk mengetahui adanya gugus keton dalam sampel. Reaksi positif bila reaksi ditunjukkan dengan perubahan warna larutan menjadi warna merah atau merah bata. Dari kedua sampel hanya sampel fruktosa yang bereaksi positif. Pada glukosa setelah reagen saliwanoff yang berwarna kuning bening dicampur dengan larutan glukosa berubah warna menjadi kuning bening. Setelah dipanaskan, larutan menjadi kuning bening. Sedangkan pada fruktosa setelah reagen saliwanoff dicampur dengan larutan fruktosa, larutan berwarna kuning bening, setelah dipanaskan larutan berubah menjadi merah bata. Dalam hal ini suatu karbohidrat terdapat gugus keton pada larutan fruktosa.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Amilum dapat diisolasi daru ubi kayu dengan cara didekantasi dengan aquades dan
penambahan etanol 95%. Kadar amilum yang didapatkan dari 100 gram ubi kayu adalah 14,52%.
Dari kedua sampel hanya sampel fruktosa yang bereaksi positif terjadi perubahan warna setelah dipanaskan mejadi merah bata.
DAFTAR PUSTAKA
Hayati, Nur dkk. 2014. Freperensi masyarakat terhadap makanan berbahan baku sagu metroxilonsagu rottb sebagai alternative sumber karbohidrat di kabupaten luwu utara Sulawesi selatan. Makasar: Penelitian Kehutanan Makasar.
Murray, Robert K dkk. 2006. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta: EGC.
Nasution, Idawati dkk. 2014. Sebaran Karbohidrat pada Kelenjar Ludah Biawak Air (Varanus salpator). Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.