• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Kuantitatif Karbohidrat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Uji Kuantitatif Karbohidrat"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA BIOKIMIA

“Uji Kuantitatif Karbohidrat” “Uji Kuantitatif Karbohidrat”

Disusun

Disusun oleh oleh ::

 Nama

 Nama : Suci Wulandari: Suci Wulandari

 NIM

 NIM : 1610211013: 1610211013

Shift/Kelompok

Shift/Kelompok : : 2 2 / / 77

Tanggal

Tanggal Praktikum Praktikum : : 11 11 April April 20172017

Tanggal Pengumpulan : 18 April 2017 Tanggal Pengumpulan : 18 April 2017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2017 2017

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

1. Mengenal beberapa reaksi khas/warna dari karbohidrat

2. Mampu membedakan jenis karbohidrat berdasarkan uji khasnya 3. Mampu elakukan analisa karbohidrat dengan reaksi-reaksi khas 4. Untuk menentuka jumlah gula reduksi dari suatu bahan

1.2 Dasar Teori

Karbohidrat merupakan senyawa organik terbanyak di alam dan lebih setengah dari semua karbon organik terdapat dalam karbohidrat. Kebanyakan dari senyawa-senyawa ini mengandung karbon , hidrogen , dan oksigen. Struktur umumnya adalah (HCOH)n, yang juga dapat ditulis (CH2O)n  atau Cn(H2O)n , oleh karena itu dinamakan karbo (C) - hidrat/air (H2O). Karbohidrat adalah aldehida atau keton dari alcohol polihidrat atau komponen yang mengahsilkan derivat/turunan setelah hidrolisis , dengan kata lain polisakarida merupakan polihidroksi aldehida (aldosa) atau polihidroksi keton (ketosa).

Karbohidrat di klasifikasikan sebagai monosakarida ,disakarida , oligosakarida , dan polisakarida (menurut jumlah unit gula sederhana yang dikandung). Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana dan merupakan komponen dari disakarida , oligosakarida , dan polisakarida. Karbohidrat (monosakarida) memiliki gugus karbonil pada ujung dari struktur molekulnya , sehingga senyawa ini memiliki sifat sebagai senyawa pereduksi . oleh karena itu monokarida atau gula sederhana disebut juga gula pereduksi (reducing sugar ) , yaitu mampu mereduksi ion tembaga Cu2+ Menjadi Cu+ (Cu2O) . Disakarida yang memiliki ujung pereduksi  juga merupakan gula pereduksi .

Karbohidrat sangat penting bagi makhluk hidup karena merupakan sumber energy dan unsur penyusun struktur .berdasarkan kebiasaan konsumsi , 50% - 90% karbohidrat yang dikonsumsi berasal dari biji-bijian , umbi-umbian ,sayuran , dan kacang

 – 

  kacangan. walaupun kegunaan utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi , hanya sebagian kecil yang dapat disimpan didalam tubuh . Rata-rata orang dewasa mampu menyimpan sekitar 370 gram karbohidrat dalam bentuk Glikogen di

(3)

hati dan otot . oleh karena 1 gram karbohidrat hanya menyediakan 4 kalori , cadangan karbohidrat dalam tubuh secara total hanya dapat memberikan 1480 kalori atau setara dengan setengah dari kebutuhan kalori harian . jika jumlah kalori yang di konsumsi melebihi kebutuhan harian maka kelebihannya akan dikonversi menjadi lemak dan disimpan di jaringan adiposa.

Uji Kuantitatif bertujuan untuk menentukan gula pereduksi pada suatu bahan yang mengandung karbohidrat .Untuk menentukan gula pereduksi pada karbohidrat dapat dilakukan dengan berbagai pereaksi . Gula pereduksi yaitu monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dapat ditunjukkan dengan pereaksi Fehling atau Benedict menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). Selain pereaksi Benedict dan Fehling, gula pereduksi juga bereaksi positif dengan pereaksi Tollens (Apriyanto 1989). Penentuan gula pereduksi selama ini dilakukan dengan metode pengukuran konvensional seperti metode osmometri, polarimetri, dan refraktrometri maupun  berdasarkan reaksi gugus fungsional dari senyawa sakarida tersebut (seperti metode

Luff-Schoorl, Seliwanoff, Nelson-Somogyi dan lain-lain).

Reaksi-reaksi kimia yang melibatkan reaksi oksidasi-oksidasi dipergunakan secara luas dalam analisa titrimetrik.Ion-ion dari berbagai unsure dapat hadir dalam kondisi yang berbeda,menghasilkan kemunkinan terjadi banyak reaksi redoks.Dalam banyak prosedur analisis analitnya memiliki lebih dari satu kondisi oksidasi sehingga harus di konversi menjadi satu kondisi oksidasi tunggal sebelum titrasi (Day&Underwood,2004)

Metode titrasi iodometri langsung (iodimetri)mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar.Metode titrasi iodometri tidak langsung (iodometri)adalah  berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia(Basset,1994)

Titrasi iodometri yaitu titrasi yang tidak langsung dimana oksidator yang dianalisa kemudian direaksikan dengan ion iodide berlebih dalam keadaan yang sesuai yang selanjutnya iodium dibebaskan secara kuantitatif dan titrasi dengan larutan standar.Titrasi iodometri ini termasuk golongan titrasi redoks dimana mengacu pada transfer electron.(Day&Undewood,2004)

Larutan standar yang digunakan dalam proses iodometri adalah natrium tiosulfat.Garamini biasanya berbentuk sebagai pentahidrat Na2S2O3.5H2O.Larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara langsung,tetapi harus distandarisasi dengan larutan baku primer.Larutan natrium tiosulfat tidak stabil dalam waktu yang lam (Day&Underwood,2004)

(4)

Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan kimia dimana terjadi kenaikan  bilangan oksidasi,sedangkan reduksi digunakan untuk setiap penurunan bilangan oksidasi.Berati proses oksidasi disertai hilangnya electron sedangkan reduksi memperoleh electron.Oksidator adalah senyawa dimana atom yang terkandung mengalami penurunan oksidasi.Sebaliknya pada reduktor ,atom yang berlangsung  bersama dan saling menkompensasi satu sama lain.Istilah oksidator reduktor

mengacu pada suatu senyawa,tidak kepada atomnya saja.(Khopkar,2003)

Warna larutan iodium adalah cukup kuat sehingga iodium dapat bekerja sebagai indikatornya sendiri.Akan tetapi lebih umum digunakan suatu larutan kanji,karena warna biru tua dari kompleks kanji-iodium dipakai untuk suatu uji peka terhada iodium.(Day&Underwood,1986)

Tembaga murni dapat digunakan sebagai standar primer untuk natrium tiosulfat dan dianjurkan apabila natrium tiosulfat harus digunakan untuk penentuan tembaga. (Day&Underwood,2004)

Metode Luff school digunakan untuk menetapkan kadar pati karena metode Luff Schoorl baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl merupakan metode terbaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan sebesar 10% (TBKKP 2008).

Metode Luff adalah uji kimia kualitatif yang bertujuan menguji adanya gugus aldehid (-CHO). Komponen utama reagent Luff adalah CuO. Uji ini dilakukan dengan menambahkan reagen luff pada sampel, kemudian dipanaskan. Reaksi  positif pada uji Luff ditandai dengan adanya endapan merah. Reaksi yang terjadi

adalah :

Reaksi antara aldehida dengan reagen Luff

Pada reaksi tersebut terjadi reduksi CuO menjadi Cu2O. Cu2O ini

kemudian membentuk endapan merah bata. Salah satu manfaat praktis uji luff adalah mengetahui adanya gula pereduksi atau aldosa (contohnya sukrosa), yang memiliki gugus aldehid (Anonim 2009).

(5)

Dalam metode Luff Schoorl, monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI  berlebih, sehingga dilepaskan I2. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit asam  penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator (Hartati dan Titik 2003).

(6)

BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

- Alat 1. Gelas ukur 2. Erlenmeyer 3. Pipet volume 4. Tabung reaksi 5. Pipet tetes 6.  Beakerglass - Bahan 1. Gula tebu 2. Susu 3. Kentang rebus 4. Pisang 5. HCl 5% 6. Aquades 7.  Na2SO4 5% 8. Iodium 9. H2SO4 5% 10. Na2CO3 5% 11. Natrium Thiosulfat 0,1 N 12. Indikator Amilum 2.2 Cara Kerja - Sebelum Titrasi

1. Menyiapkan 4 tabung reaksi kemudian memasukkan 10 mL bahan kedalam masing-masing tabung reaksi diberi sampel huruf A,B,C dan D .

2. Menambahkan HCl 5% sebanyak 6 mL pada masing-masing tabung reaksi kemudian dipanaskan selama 2 menit .

3. Menambahkan 100 mL aquades kedalam masing-masing tabung reaksi yang sudah dipanaskan , kemudian diamkan selama 3 menit.

(7)

4. Mengambil larutan yang telah di campurkan tersebut sebanyak 10 mL diletakkan pada Erlenmeyer yang telah disediakan lalu menambahkan 10 mL larutan Na2SO4 5%.

5. Dinginkan , lalu menambahkan 5 mL Iodium dan 10 mL H2SO45%.

- Proses Titrasi

1. Larutan yang telah di tambahkan dengan 5 mL Iodium dan 10 mL H 2SO4 5%di tambah dengan 1mL Amilum

2. Kemudian ditambah dengan beberapa tetes larutan Natrium Thiosulfat 0,1 N 3. Mengamati peberubahan warnanya dan kemudian mengukur volume

(8)

BAB III

HASIL PENGAMATAN 3.1 Tabel Hasil Pengamatan

Bahan Titrasi Natrium

Thiosulfat Blanko-Sampel Gula Reduksi (mg) 1. Gula Tebu (C) Volume : 37,5 mL 60 mL

 – 

 37,5 mL =22,5 mL 44,2 mg 2. Susu bubuk (A) Volume : 35 mL 60 mL

 – 

  35 mL =25 mL 44,2 mg 3. Pisang (D) Volume : 38 mL 60 mL

 – 

  38 mL =22 mL 44,2 mg 4. Kentang (B) Volume : 37 mL 60 mL

 – 

  37 mL =23 mL 44,2 mg - Perhitungan Rumus =  ()−

 =

( )   ( ,)−  Diketahui Blanko : 60 mL

1.

Gula tebu =  ()−

 =

( )   ( ,)− 

=

 −, 

 =

,  , 

=

 , 

 =

,  ,  =44,2 mg

(9)

2.

Susu bubuk

=

 ()−

 =

( )   ( ,)− 

=

 − 

 =

,   

=

  

 =

,    =44,2 mg

3.

Pisang

=

 ()−

 =

( )   ( ,)− 

=

 − 

 =

,   

=

  

 =

,    =44,2 mg

4.

Kentang =  ()−

 =

( )   ( ,)− 

=

 − 

 =

,   

=

  

 =

,    =44,2 mg

(10)

BAB IV PEMBAHASAN

Pada praktikum yang dilakukan yaitu untuk mengetahui gula reduksi dari setiap  bahan . untuk mengetahui adanya kandungan jumlah gula reduksi pada karbohidrat dapat dilakukan dengan uji kuantitatif karbohidrat . bahan yang digunakan yaitu gula tebu , susu bubuk , pisang dan kentang .

- Sampel A ( Susu bubuk )

Pada susu dengan menambahkan HCl sebanyak 6 mL dan dipanaskan selama 2 menit , kemudian dihomogenkan menggunakan 100 mL aquades di diamkan selama 3 menit, lalu ditambahkan 10 mL larutan Na2SO4  . larutan di dinginkan dan

menambahkan 5 mL iodium dan 10 mL H2SO4. Hasil yang didapat sebelum di

titrasikan yaitu berwarna tetap bening tetapi terdapat gumpalan dari susu setelah dipanaskan .

Saat titrasi dengan menambahkan 1 mL indicator amilum ke dalam campuran dan dengan ditambahkan Natrium Thiosulfate sebanyak 25 tetes perubahan yang terjadi yaitu warna menjadi warna merah kecokelatan dan terdapat sari-sari bubuk susu di bagian atas . volume yang diperoleh yaitu sebanyak 35 mL dan jumlah gula  perdeuksi pada susu sebanyak 44,2 mg . hal ini berdasarkan dasar teori dijelaskan  bahwa banyaknya kadar glukosa pada sampel berbanding terbalik dengan volume ,

semakin besar kandungan karbohidrat pada sampel maka volume semakin kecil . - Sampel B ( Kentang )

Pada sampel B dengan menggunakan bahan kentang . larutan kentang sebelum di titrasi menghasilkan warna bening . kemudian setelah sampel kentang di titrasikan dengan menambahkan 1 mL amilum dan 35 tetes Natrium Thiosulfat didapatkan hasil pada kentang warna menjadi kuning kehijauan dan dibagian bawah terdapat endapan berwarna merah bata . hal tersebut berdasarkan dasar teori bahwa warna kuning disebabkan oleh penambahan amilum pada sampel dan endapan  berwarna merah tersebut menunjukkan bahwa kentang merupakan golongan

(11)

Volume yang didapatkan pada sampel kentang setelah dititrasikan sebanyak 37 mL dan diketahui pula jumlah gula reduksi pada kentang sebanyak 44,2 mg .  berdasarkan dasar teori bahwa semakin besar kandungan karbohidrat pada suatu

sampel maka volume semakin kecil . dapat diketahui dari hasil percobaan bahwa volumepada sampl lebih kecil daripada kandungan glukosa pada sampel .

- Sampel C ( Gula tebu )

Pada sampel C dengan menggunakan gula tebu hasil yang didapatkan saat sebelum di titrasi yaitu warna tetap bening . setelah dititrasikan dengan menambahkan 1 mL amilum ditambah dengan 30 tetes Natrium Thiosulfat  perubahan yang terjadi warna menjadi 3 lapisan , lapisan bagian atas berwarna

cokelat , bagian tengah berwarna putih kekuningan dan bagian bawah berwarna cokelat kehitaman . berdasarkan percobaan diatas warna kuning di hasilkan oleh adanya penambahan amilum pada sampel .

Volume yang diporelah dari sampel gula tebu sebanyak 37,5 mL dan jumlah gula reduksi sebanyak 44,2 mg . berdasarkan dasar teori bahwa semakin besar kandungan karbohidrat pada suatu sampel maka volume semakin kecil. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan percobaan diatas yaitu volume lebih kecil daripada  jumlah gule reduksi pada gula tebu .

- Sampel D ( Pisang )

Pada sampel D dengan menggunakan bahan pisang didapatkan hasil sebelum titrasi warna tetap bening . setelah ititrasi dengan menambahkan 1 mL larutan amilum dan ditambah dengan 17 tetes Natrium Thiosulfat hasil yang diperoleh  perubahan warna menjadi cokelat kehitaman dan terdapat endapan berwarna merah

kehitaman . hal tersebut berdasarkan dasar teori bahwa adanya endapan berwarna merah menunjukkan adanya gula pereduksi pada pisang .

Volume yang didapatkan setelah dititrasikan sebanyak 38 mL dan jumlah gula reduksi sebanyak 44,2 mg . perbandingan volume dengan jumlah kandungan karbohidrat tersebut di jelaskan pada dasar teori bahwa semakin banyak kandungan karbohidrat pada suatu bahan maka volume semakin kecil .

(12)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan jumlah gula reduksi pada bahan yang mengandung karbohidrat dapat menggunakan uji kuantitatif karbohidrat .

Uji kuantitatif karbohidrat dapat dilakukan dengan proses titrasi dengan menggunakan amilum dan larutan Natrium Thiosulfat . dari percobaan diatas untuk menentukan jumlah gula reduksi tiap sampel dengan menggnakan rumus sebagai berikut :

Rumus = 

()− =

( )   ( ,)− 

Dengan menggunakan rumus diatas dapat diketahui jumlah gula reduksi tiap-tiap sampel yang digunakan pada saat praktikum . pada gula tebu jumlah gula reduksi sebanyak 44,2 mg , susu 44,2 mg , pada pisang sebanyak 44,2 mg dan kentang sebanyak 44,2 mg .

(13)

DAFTAR PUSTAKA

1. TIM MATA KULIAH BIOKIMIA.UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER.2017

2. Michael Purba , dan Sunardi . 2012 .kimia untuk SMA / MA kelas XII . Jakarta : Erlangga

3. https://www.academia.edu/12108289/Laporan_Praktikum_Kimia_Organik_Uji_  Kuantitatif_Karbohidrat

( Diakses pada tanggal : 16 April 2017 , Pukul : 08.25 WIB )

4. https://www.academia.edu/24314867/Laporan_analisis_Kuantitatif_Karbohidrat ( Diakses pada tanggal : 16 April 2017 , Pukul : 09.45 WIB )

Referensi

Dokumen terkait

Kandungan karbohidrat yang meliputi karbohidrat secara umum, gula reduksi dan serat kasar pada C.pubescens baik pada daging buah maupun salut bijinya memiliki pola

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hidrolisat kulit kakao mengandung gula reduksi yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol.Analisa kuantitatif

Jenis karbohidrat yang diuji dengan uji barfoed menunjukkan hasil positif pada glukosa, fruktosa, laktosa, dan sukrosa sehingga menunjukkan sampel tersebut merupakan gula

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT, kelompok 2, Izatin

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar karbohidrat (pati)  pada suatu bahan sesuai dengan prosedur yang benar, agar mahasiswa dapat menyusun  rangkaian alat

Metode Nelson-Somogy – Jenis karbohidrat yang dapat diuji pada metode ini adalah Gula pereduksi – Prinsip Metode Nelson-Somogyi didasarkan pada reaksi reduksi pereaksi

Tujuan Percobaan Percobaan Uji Karbohidrat pada Praktikum Biokimia ini bertujuan untuk mengklasifikasikan bahan-bahan makanan yang mengandung karbohidrat dan dijadikan sebagai sumber

Luff Schoolrs  Penentuan Kadar Gula Reduksi Setelah Inversi  Pipet tepat 50 ml larutan percobaan untuk penentuan gula inversi, masukan kedalam labu takar 100 ml  Tambahkan 10 ml