• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN RESMI KARBOHIDRAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN RESMI KARBOHIDRAT"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA II

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA II

MATERI

MATERI

KARBOHIDRAT

KARBOHIDRAT

Disusun Oleh :

Disusun Oleh :

Kelompok

Kelompok : VI / SENIN

: VI / SENIN SIANG

SIANG

Nama

Nama

:

: 1.

1. ARDI

ARDI WIJAYA

WIJAYA

L2C007011

L2C007011

2.

2. DINI

DINI SEKAR

SEKAR LANGIT

LANGIT

L2C007033

L2C007033

3. ENRICO

(2)

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENGESAHAN

Laporan

Laporan resmi resmi Karbohidrat ini Karbohidrat ini telah telah disahkan disahkan pada pada :: Hari :

Hari : Tanggal

Tanggal : : Juni Juni 20082008

Laporan ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti responsi

Laporan ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti responsi Dasar Teknik Kimia II.Dasar Teknik Kimia II.

Semarang,

Semarang, Juni Juni 20082008  Asisten  Asisten Dina Lesdantina Dina Lesdantina L2C005248 L2C005248

(3)

DAFTAR GAMBAR 

(4)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Daftar Gambar ... iii

Daftar Isi ... iv INTISARI ... 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2 1.2 Tujuan Percobaan ... 2 1.3 Manfaat Percobaan ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 3

BAB III PELAKSANAAN PERCOBAAN 3.1 Bahan dan Alat ... 5

3.2 Gambar Alat Utama ... 5

3.3 Prosedur Percobaan ... 6

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN... 8

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 12 5.2. Saran ... 12 DAFTAR PUSTAKA... 13 LAMPIRAN LAPORAN SEMENTARA... 14 LEMBAR PERHITUNGAN... 18

(5)

INTISARI 

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar karbohidrat (pati)  pada suatu bahan sesuai dengan prosedur yang benar, agar mahasiswa dapat menyusun  rangkaian alat analisa kadar karbohidrat serta mengoperasikannya dan mampu  memahami reaksi – reaksi yang terjadi pada senyawa karbohidrat.

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid / polihidroksi keton, yang mempunyai  rumus umum C n H 2m O m . Karbohidrat dapat digolongkan menjadi monosakarida,

disakarida, dan polisakarida. Monosakarida merupakan karbohidrat yang paling  sederhana daripada karbohidrat yang lain. Disakarida tersusun dari 2 molekul  monosakarida. Sedangkan polisakarida mempunyai susunan kompleks dengan berat  molekul yang besar dan terdiri dari minimal 8 monosakarida. Pati terdiri dari 2 macam  senyawa, yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa punya sifat larut dalam air panas, sedangkan amilopektin mempunyai sifat tidak larut dalam air.

Prosedur yang dilakukan yaitu standarisasi Fehling dengan glukosa standar. Larutan fehling dibuat dengan mencampurkan 5 ml Fehling A dan 5 ml Fehling B. Glukosa anhidris 1,25 gr dilarutkan dalam 500 ml aquades. Kemudian reagen Fehling  ditambahkan 15 ml glukosa standar dari buret, pinaskan, ditambahkan indikator MB, lalu  titrasi dilanjutkan sampai terbentuk warna merah bata. Penentuan kadar pati dilakukan  dengan melarutkan 8,95 gr sampel ke dalam 100 ml HCl 0,1 N, dipanaskan pada suhu  konstan 80 o C selama 1 jam. Setelah diencerkan, ditambah 5 ml Fehling A dan 5 ml  Fehling B, ditambah 15 ml glukosa standar dari buret, dipanaskan sampai mendidih, ditambah 3 tetes MB. Kemudian titrasi dilanjutkan dengan glukosa standar sampai warna  merah bata.

Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh kadar pati sebesar 2,464 gr. Kadar pati  sebenarnya dalam sampel adalah sebesar 5,222 gr. Sehingga didapat % eror 52,81 %.

Kesimpulan yang kami dapat adalah kadar pati ditemukan 2,464 gr. Kadar asli  5,222 gr. % eror 52,81%. Kesalahan ini disebabkan antara lain 3 hal, yang pertama  adalah kualitas kedelai dan jagung yang digunakan berbeda  –  beda. Kedua, suhu  pemanasan yang kurang optimum, dan yang ketiga adalah kesulitan pengamatan TAT  karena perubahan warna yang kurang mencolok.

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karbohidrat adalah senyawa organik yang memiliki banyak fungsi penting dalam kehidupan manusia, hewan, ataupun tumbuhan, yaitu sebagai salah satu sumber energi penting. Karbohidrat merupakan polihidroksi aldehid, polihidroksi keton atau zat yang memberi senyawa seperti itu jika dihidroli sis.

Percobaan analisa karbohidrat ini perlu dilakukan sebab karbohidrat sangat penting dalam kebutuhan gizi sehari  – hari. Misal dalam percobaan ini kami menganalisa suatu produk makanan yaitu tempe dari jagung dan kedelai. Maka kami dapat mengetahui karbohidrat yang terkandung di dalamnya dan dapat membandingkannya dengan bahan makanan lain. Sehingga analisa karbohidrat berguna dalam penentuan bahan makanan sesuai gizi yang kita perlukan.

1.2 Tujuan Percobaan

 Mahasiswa dapat menyusun rangkaian alat analisa karbohidrat dan mengoperasikannya

 Mahasiswa dapat memahami reaksi  – reaksi yang terjadi pada senyawa karbohidrat

 Mahasiswa dapat menentukan kadar karbohidrat (pati) pada suatu bahan sesuai prosedur yang benar

1.3 Manfaat Percobaan

Dengan melakukan percobaan analisa karbohidrat maka kita dapat menentukan kadar karbohidrat dari suatu bahan dan dari pengetahuan itu berguna dalam penentuan bahan makanan yang cocok / sesuai gizi yang kita perlukan.

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat merupakan senyawa organik yang banyak dijumpai di alam yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Rumus empiris dari senyawa karbohidrat adalah CH2O. Senyawa karbohidrat merupakan polihidroksi aldehid dan keton

 / turunannya. Menurut ukuran molekulnya, karbohidrat dibagi menjadi : 1. monosakarida : merupakan karbohidrat yang paling sederhana

Contoh : glukosa, galaktosa, fruktosa, ribosa 2. disakarida : terdiri dari 2 satuan monosakarida

Contoh : sukrosa, maltosa, selobiosa, laktosa

3. polisakarida : terdiri dari banyak satuan (lebih dari 8) Contoh : pati, selulosa, pektin, kitin, dll.

Sifat umum karbohidrat :

 Senyawa karbohidrat dari tingkat yang lebih tinggi dapat diubah menjadi

tingkat yang lebih rendah dengan cara menghidrolisa

 Gugus hemiasetal (keton maupun aldehid) mempunyai sifat pereduksi

 Gugus – gugus hidroksi pada karbohidrat juga bertabiat serupa dengan yang

terdapat pada gugus alkohol lain.

PATI

Pati terdiri dari 2 macam senyawa yaitu : a. amilosa (+ 20%)

yang mempunyai sifat larut dalam air panas.

  Amilosa merupakan polimer linier dari α – D glukosa yang dihubungkan secara

(8)

Tiap molekul amilosa terdapat + 250 satuan glukosa.

Hidrolisis parsial menghasilkan maltosa (dan oligomer lain) sedangkan hidrolisis lengkap hanya menghasilkan D – glukosa.

Molekul amilosa terbentuk spiral disekitar molekul I2 dan antaraksi keduanya akan menimbulkan warna biru. Hal ini digunakan sebagai dasar uji Iod pada pati.

b. amilopektin (+ 80%)

mempunyai sifat tidak larut dalam air. Struktur bangun dari senyawa amilopektin punya percabangan.

Rantai utama amilopektin mengandung 1 – 4’ - α – D glukosa dan percabangan rantai mengandung 1 – 6’ - α –D glukosa.

Tiap molekul mengandung + 1000 satuan glukosa.

Hidrolisa parsial dari amilopektin dapat menghasilkan oligosakarida yang disebut dekstrin, yang sering digunakan sebagai perekat (lem), pasta, kanji te kstil.

Hidrolisa lanjut dari dekstrin dapat menghasilkan maltosa dan isomaltosa. Hidrolisa lengkap amilopektin hanya menghasilkan D – glukosa.

  Amilopektin dekstrin maltosa+isomaltosa D-glukosa H2O, H+ H2O, H+ H2O, H+

(9)

BAB III

PELAKSANAAN PERCOBAAN

3.1 Bahan dan Alat Bahan :

 Sampel (tempe dari jagung dan kedelai) : 8,95 gram

 HCl 0,1 N : 100 ml

 Fehling A dan B : @ 10 ml

 Methylen Blue : secukupnya

 NaOH 0,1 N : 100 ml

 Glukosa anhidris : 1,25 gram

   Aquades : 500 ml

 Alat :

 Timbangan

 Buret, statif, klem

 Magnetic stirrer + heater  Waterbath

 Labu leher tiga  Thermometer  Pendingin balik   Pipet volume 3.2 Gambar Alat Utama

(10)

Keterangan :

1. Magnetic stirrer + heater 2. Waterbath

3. Labu leher tiga 4. Thermometer 5. Pendingin balik  6. Klem

7. Statif 

3.3 Cara Kerja

1. Pembuatan Larutan Fehling a. Larutan Fehling A 

Dibuat dengan melarutkan 34,639 gram CuSO4.5H2O dalam 500 ml aquades. Zat padat yang tidak larut disaring.

b. Larutan Fehling B

Dibuat dengan melarutkan 172 gram Kalium Natrium Tartrat (KNaC4H4O6.4H2O) dan 50 gram NaOH dalam aquades sampai volumenya menjadi 500 ml lalu dibiarkan selama 2 hari. Selanjutnya larutan disaring dengan wolglass.

2. Pembuatan Glukosa Standar

Dibuat dengan melarutkan 1,25 gram glukosa anhidris dengan air suling sampai 500 ml.

3. Persiapan Bahan

Timbang 10 gram contoh yang berupa bahan padat yang telah dihaluskan dalam gelas piala 250 ml, tambah 100 ml aquades dan aduk 1 jam. Suspensi disaring dengan kertas saring dan cuci dengan aquades sampai 250 ml. Filtrat dibuang. Untuk bahan yang mengandung lemak, padatan yang telah disaring dicuci dengan 5 kali dengan 10 ml eter. Biarkan eter menguap, kemudian cuci lagi dengan 150 ml alkohol 10%.

4. Standarisasi Larutan Fehling

(11)

ditambah 2-4 tetes indikator metilen blue, dan titrasi dilanjutkan sampai terbentuk warna merah. Volume glukosa standar yang dibutuhkan (F).

5. Penentuan Kadar Pati

10 gram pati dilarutkan dalam 100 ml HCl 0,1 N. Larutan dipanaskan pada suhu + 80° C selama 1 jam. Setelah itu didinginkan, diencerkan dengan aquades sampai 500 ml dan dinetralkan. Diambil 5 ml, diencerkan sampai 100 ml, diambil 5 ml. Kemudian dititrasi 5 ml sampel + 5 ml fehling A + 5 ml fehling B + 15 ml glukosa standar, dipanaskan sampai mendidih ditambahkan 3 tetes indikator MB. Larutan dititrasi dengan glukosa standar hingga warna berubah jadi merah bata. Catat volume titran (M ml). Hitung kadar pati.

(  )      () 

x = hasil glukosa, dalam bagian berat pati F = larutan glukosa standar yang diperlukan

M = larutan glukosa standar yang digunakan untuk menitrasi sampel N = gram glukosa/ml larutan standar = 0,0025 gram/L

W = berat pati yang dihidrolisis, gram

(12)

BAB IV 

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

a. Standarisasi Larutan Fehling

 Volume larutan glukosa standar yang dibutuhkan : F = 27,4 ml b. Penentuan Kadar Pati

  Volume titran (glukosa standar) : M = 22,5 ml Berat pati yang ditemukan dalam percobaan : x = 2,464 gram Berat pati sebenarnya dalam kacang kedelai

kering dan jagung kuning pipil lama : x = 5,222 gram

% kesalahan : 52,81%

4.2 Pembahasan

1. Reaksi reagen Fehling

Pereaksi Fehling terdiri atas 2 larutan : a. Fehling A, larutan CuSO4dalam air

b. Fehling B, larutan garam KNa tartrat dan NaOH dalam air

Kedua larutan ini disimpan terpisah dan baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat.

Pereaksi ini dapat direduksi oleh selain karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi, juga oleh reduktor lain.

Dalam reagen ini Cu2+ direduksi menjadi Cu+, yang dalam suasana basa diendapkan sebagai Cu2O.

  → () 

Dengan larutan glukosa 1%, Fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata.

(Pudjiati, 40)

Glukosa sebagai suatu aldoheksosa merupakan gula pereduksi. Uji Fehling :

(13)

(David, 195)

2. Keuntungan uji Fehling dibandingkan uji yang lain :

 Reagen Fehling terdiri dari Fehling A dan B, yaitu CuSO4.5H2O dan Kalium Natrium tartrat + NaOH dalam air, merupakan reagen yang lebih murah dan mudah didapat dibandingkan misalnya uji Tollens yang menggunakan reagen AgNO3yang mahal.

 Pada uji Fehling, endapan yang terbentuk (Cu2O) yaitu merah bata, tidak  tergantung konsentrasi karbohidrat. Pada uji Benedict, warna endapan berbeda-beda tergantung konsentrasinya, misalnya warna hijau, kuning, atau merah bata.

(Pudjiati, 40)

 Dilakukan pada suasana netral, sedangkan uji dengan pereaksi Bartoed harus dilakukan pada suasana asam.

(Pudjiati, 41)

 Tidak memerlukan pemanasan dengan asam kuat pekat, misalnya seperti pada pembentukan furfural.

(Pudjiati, 41)

(14)

3. % kesalahan sebesar 52,81% disebabkan oleh : a. Perbedaan kualitas jagung dan kedelai

Setiap kacang kedelai dan jagung memiliki kadar karbohidrat yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat disebabkan kondisi tempat kedelai tersebut ditanam. Ditambah dengan kemajuan teknologi bidang pangan menciptakan berbagai jenis jagung dan kedelai dengan berbagai kualitas. Dengan demikian terdapat berbagai perbedaan dala pemakaian bahan percobaan untuk data teoritis.

(http://id.wikipedia.org/wiki/jagung) (http://id.wikipedia.org/wiki/kedelai)

Dari tabel didapat karbohidrat kedelai kering 34,8 gr/100 gr sampel sedangkan karbohidrat jagung kuning pipil lama 73,7 gr/90 gr sampel. b. Suhu saat titrasi tidak optimal

Berdasarkan metode Lane-Eynon, saat titrasi campuran harus dalam keadaan panas, yaitu larutan harus dididihkan 2 menit, kemudian ditambahkan metilen blue 3-4 tetes 5 detik sebelum mendidih.

Titrasi harus diselesaikan 3 menit dari mendidih, hal ini untuk menghindari suhu turun terlalu banyak.

(Pearson, 196-197)

Dalam percobaan, campuran dititrasi tidak dalam keadaan mendidih, maka gula dalam sampel terdekstruksi sebagian (rusak). Hal ini ditimbulkan dengan timbulnya bau gula hangus. Akibatnya gula yang teranalisa menjadi lebih kecil. Kadar pati yang ditemukan pun lebih kecil.

c. Suhu saat hidrolisis tidak optimal

Saat hidrolisis, suhu harus dijaga + 90°C. Tapi pada kenyataannya, suhu sulit dijaga untuk tetap konstan (lebih rendah) sehingga laju reaksi hidrolisis menjadi kecil karena laju reaksi sebanding dengan konstanta laju reaksi yang sebanding dengan suhu.

    

Di mana   

Jadi pengaruh suhu yang lebih rendah itulah yang menyebabkan reaksi menjadi lambat, sehingga kadar yang ditemukan pun menjadi kecil pula.

(15)

Pada penambahan ini, TAT sulit diamati karena setelah pemanasan yang dilakukan pada sampel dan penambahan Fehling A, Fehling B, dan glukosa standar telah terbentuk warna merah bata endapan Cu2O hasil reaksi

Fehling + glukosa standar.

     →      ()  (merah bata)

(David, 195)

Cu2+ berasal dari Fehling A. Fehling A dibuat dengan cara melarutkan CuSO4.5H2O dalam aquades. Sedangkan OH- berasal dari NaOH dari

Fehling B. Terbentuknya Cu2O berasal dari reaksi Fehling :

 → () 

Ketika Fehling A + Fehling B dicampur, Cu2+ direduksi menjadi Cu+ yang dalam suasana basa diendapkan menjadi Cu2O.

(Pudjiadi, 40)

4. Metilen Blue digunakan sebagai indikator titrasi Lane-Eynon, yaitu memberikan warna biru. TAT diamati ketika warna campuran berubah dari biru yang diberikan metilen blue menjadi merah bata, yaitu saat terbentuknya endapan Cu2O ketika reaksi oksidasi glukosa menjadi asam

glukonat berjalan sempurna. (Pearson, 197)

5. Fungsi glukosa anhidris adalah sebagai salah satu monosakarida guna standarisasi larutan Fehling A + B. Penentuan gula pereduksi dengan titrasi Fehling adalah metode empiris yang harus distandarisasi prosedur eksperimennya.

Prosedur klasik mensyaratkan banyaknya gula pereduksi tersebut (glukosa) ekuivalen dengan volume Fehling sebagai volume zat yang tereduksi.

(16)

BAB V  PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Kadar pati yang ditemukan dalam sampel = 2,464 gram Kadar pati sebenarnya = 5,222 gram

% kesalahan = 52,81%

2. Terjadi kesalahan sebesar 52,81% disebabkan perbedaan kualitas jagung dan kedelai, suhu saat titrasi tidak optimal, dan kesulitan pengamatan TAT.

5.2 Saran

1. Saat titrasi dengan glukosa standar, sebaiknya dijaga supaya mendidih 2. Teliti saat mengamati TAT

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Kirk, Ronald. 1991. Pearson Composition and Analysis of Foods. England : London Page, David. 1997. Prinsip – Prinsip Biokimia.Jakarta : Erlangga

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar – Dasar Biokimia. Jakarta : US Press http://id.wikipedia.org/wiki/jagung

(18)

LAPORAN SEMENTARA 

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA II

MATERI

KARBOHIDRAT

KELOMPOK

: VI / SENIN SIANG

 

ANGGOTA

: 1. ARDI WIJAYA

L2C007011

2. DINI SEKAR LANGIT

L2C007033

3. ENRICO YUSHARDI HAMDANI

L2C007038

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II

TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK 

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

(19)

I. TUJUAN PERCOBAAN

 Mahasiswa dapat menyusun rangkaian alat analisa karbohidrat dan

mengoperasikannya

 Mahasiswa dapat memahami reaksi  – reaksi yang terjadi pada senyawa

karbohidrat

 Mahasiswa dapat menentukan kadar karbohidrat (pati) pada suatu bahan

sesuai prosedur yang benar II. PERCOBAAN

2.1 Bahan yang Digunakan

 Sampel (tempe dari jagung dan kedelai) : 8,95 gram

 HCl 0,1 N : 100 ml

 Fehling A dan B : @ 10 ml

 Methylen Blue : secukupnya

 NaOH 0,1 N : 100 ml

 Glukosa anhidris : 1,25 gram

   Aquades : 500 ml

2.2  Alat yang Dipakai

 Timbangan

 Buret, statif, klem

 Magnetic stirrer + heater  Waterbath

 Labu leher tiga  Thermometer  Pendingin balik   Pipet volume

2.3 Cara Kerja

(20)

2. Pembuatan Glukosa Standar

Dibuat dengan melarutkan 1,25 gram glukosa anhidris dengan air suling sampai 500 ml.

3. Persiapan Bahan

Timbang 10 gram contoh yang berupa bahan padat yang telah dihaluskan dalam gelas piala 250 ml, tambah 100 ml aquades dan aduk 1 jam. Suspensi disaring dengan kertas saring dan cuci dengan aquades sampai 250 ml. Filtrat dibuang. Untuk bahan yang mengandung lemak, padatan yang telah disaring dicuci dengan 5 kali dengan 10 ml eter. Biarkan eter menguap, kemudian cuci lagi dengan 150 ml alkohol 10%.

4. Standarisasi Larutan Fehling

Larutan Fehling A sebanyak 5 ml dan larutan Fehling B 5 ml dicampur, lalu ditambah 15 ml larutan glukosa standar dari buret. Campuran dididihkan selama 2 menit. Kemudian masih dalam keadaan mendidih, penetesan glukosa dilanjutkan sampai warna biru hampir hilang. Setelah itu campuran ditambah 2-4 tetes indikator metilen blue, dan titrasi dilanjutkan sampai terbentuk warna merah. Volume glukosa standar yang dibutuhkan (F).

5. Penentuan Kadar Pati

10 gram pati dilarutkan dalam 100 ml HCl 0,1 N. Larutan dipanaskan pada suhu + 80° C selama 1 jam. Setelah itu didinginkan, diencerkan dengan aquades sampai 500 ml dan dinetralkan. Diambil 5 ml, diencerkan sampai 100 ml, diambil 5 ml. Kemudian dititrasi 5 ml sampel + 5 ml fehling A + 5 ml fehling B + 15 ml glukosa standar, dipanaskan sampai mendidih ditambahkan 3 tetes indikator MB. Larutan dititrasi dengan glukosa standar hingga warna berubah jadi merah bata. Catat volume titran (M ml). Hitung kadar pati.

(  )      () 

x = hasil glukosa, dalam bagian berat pati F = larutan glukosa standar yang diperlukan

M = larutan glukosa standar yang digunakan untuk menitrasi sampel N = gram glukosa/ml larutan standar = 0,0025 gram/L

(21)

M = volume titran untuk sampel = 22,5 ml 1. Kadar karbohidrat ditemukan :

 (  )         

 (  )         

     2. Kadar karbohidrat teoritis :

Jagung kuning, pipil lama 50%

Kadar karbohidrat 73,7 gram / 90 gram     

   

    

Kacang kedelai kering 50%

Kadar karbohidrat 34,8 gram / 100 gram    

  

    

Total karbohidrat tempe teoritis = 5,222 gram 3. %kesalahan

   

    

(22)

LEMBAR PERHITUNGAN

F = 27,4 ml M = 22,5 ml

4. Kadar karbohidrat ditemukan :  (  )        

 (  )         

     5. Kadar karbohidrat teoritis :

 Jagung kuning, pipil lama 50%

Kadar karbohidrat 73,7 gram / 90 gram    

   

    

 Kacang kedelai kering 50%

Kadar karbohidrat 34,8 gram / 100 gram    

  

     Total karbohidrat tempe teoritis = 5,222 gram 6. %kesalahan

   

(23)

LEMBAR KUANTITAS REAGEN

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK 

UNIVERSITAS DIPONEGORO Praktikum ke : III Materi : Karbohidrat Hari : Senin Tanggal : 31 Maret 2008 Kelompok : 6

Nama : 1. Ardi Wijaya

2. Dini Sekar Langit

3. Enrico Yushardi Hamdani

  Asisten : Dina Lesdantina

KUANTITAS REAGEN

No. Jenis Reagen Kuantitas

1. Sampel 10 gram

2. HCl 100 ml

3. Fehling A dan B @ 10 ml

4. MB Secukupnya

5. NaOH Secukupnya

6. Glukosa anhidris 1,25 gram

7. Aquades 500 ml

Semarang, 27 Maret 2008  Asisten

Referensi

Dokumen terkait

(3) Bagi Satuan Pendidikan tingkat SMP, SMA dan SMK yang menyelenggarakan PPDB Online melalui seleksi TPA, dapat dilaksanakan setelah proses verifikasi pendaftaran

Menurut Bonczek dkk, (1980) dalam buku “Decission Support System and intelligent system (Turban 2005:137) mendefinisikan Sistem pendukung keputusan (SPK) sebagai

Instrumen ini menggunakan sensor laser yang dipancarkan pada LDR (Light Dependent Resistor) / receiver sinar laser yang fungsinya mendeteksi halangan yang memotong

Pemberian air mengalir selama 1 hari ideal untuk indeks vigor benih kopi Arabika sedangkan pada pemberian air mengalir selama 2 sampai 3 hari akan menyebabkan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang bertujuan untuk mengungkap karakteristik dan tahapan-tahapan perubahan interior ruang jual

dan Helicotylenchus sp masingmasing 14,8x10 ,22xl0, dan 5,4x10 Dalam kaitan tersebut di at as, populasi cendawan Fusarium dan hasil pengamatan minggu ke-2, ke-4, dan

Fungsi utama dari bahasa pemrograman adalah mengubah perintah-perintah dalam bahasa manusia menjadi bahasa yang dimengerti oleh mesin, atau lebih singkatnya disebut bahasa

PN karena dari sekian banyaknya pengendalian mutu yang dilakukan dari kebun sampai proses pengolahan, nantinya proses ini yang akan menentukan hasil akhir biji kopi yang