PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA II
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA II
MATERI
MATERI
KARBOHIDRAT
KARBOHIDRAT
Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
Kelompok
Kelompok : VI / SENIN
: VI / SENIN SIANG
SIANG
Nama
Nama
:
: 1.
1. ARDI
ARDI WIJAYA
WIJAYA
L2C007011
L2C007011
2.
2. DINI
DINI SEKAR
SEKAR LANGIT
LANGIT
L2C007033
L2C007033
3. ENRICO
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENGESAHAN
Laporan
Laporan resmi resmi Karbohidrat ini Karbohidrat ini telah telah disahkan disahkan pada pada :: Hari :
Hari : Tanggal
Tanggal : : Juni Juni 20082008
Laporan ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti responsi
Laporan ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti responsi Dasar Teknik Kimia II.Dasar Teknik Kimia II.
Semarang,
Semarang, Juni Juni 20082008 Asisten Asisten Dina Lesdantina Dina Lesdantina L2C005248 L2C005248
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Daftar Gambar ... iii
Daftar Isi ... iv INTISARI ... 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2 1.2 Tujuan Percobaan ... 2 1.3 Manfaat Percobaan ... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 3
BAB III PELAKSANAAN PERCOBAAN 3.1 Bahan dan Alat ... 5
3.2 Gambar Alat Utama ... 5
3.3 Prosedur Percobaan ... 6
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN... 8
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 12 5.2. Saran ... 12 DAFTAR PUSTAKA... 13 LAMPIRAN LAPORAN SEMENTARA... 14 LEMBAR PERHITUNGAN... 18
INTISARI
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar karbohidrat (pati) pada suatu bahan sesuai dengan prosedur yang benar, agar mahasiswa dapat menyusun rangkaian alat analisa kadar karbohidrat serta mengoperasikannya dan mampu memahami reaksi – reaksi yang terjadi pada senyawa karbohidrat.
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid / polihidroksi keton, yang mempunyai rumus umum C n H 2m O m . Karbohidrat dapat digolongkan menjadi monosakarida,
disakarida, dan polisakarida. Monosakarida merupakan karbohidrat yang paling sederhana daripada karbohidrat yang lain. Disakarida tersusun dari 2 molekul monosakarida. Sedangkan polisakarida mempunyai susunan kompleks dengan berat molekul yang besar dan terdiri dari minimal 8 monosakarida. Pati terdiri dari 2 macam senyawa, yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa punya sifat larut dalam air panas, sedangkan amilopektin mempunyai sifat tidak larut dalam air.
Prosedur yang dilakukan yaitu standarisasi Fehling dengan glukosa standar. Larutan fehling dibuat dengan mencampurkan 5 ml Fehling A dan 5 ml Fehling B. Glukosa anhidris 1,25 gr dilarutkan dalam 500 ml aquades. Kemudian reagen Fehling ditambahkan 15 ml glukosa standar dari buret, pinaskan, ditambahkan indikator MB, lalu titrasi dilanjutkan sampai terbentuk warna merah bata. Penentuan kadar pati dilakukan dengan melarutkan 8,95 gr sampel ke dalam 100 ml HCl 0,1 N, dipanaskan pada suhu konstan 80 o C selama 1 jam. Setelah diencerkan, ditambah 5 ml Fehling A dan 5 ml Fehling B, ditambah 15 ml glukosa standar dari buret, dipanaskan sampai mendidih, ditambah 3 tetes MB. Kemudian titrasi dilanjutkan dengan glukosa standar sampai warna merah bata.
Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh kadar pati sebesar 2,464 gr. Kadar pati sebenarnya dalam sampel adalah sebesar 5,222 gr. Sehingga didapat % eror 52,81 %.
Kesimpulan yang kami dapat adalah kadar pati ditemukan 2,464 gr. Kadar asli 5,222 gr. % eror 52,81%. Kesalahan ini disebabkan antara lain 3 hal, yang pertama adalah kualitas kedelai dan jagung yang digunakan berbeda – beda. Kedua, suhu pemanasan yang kurang optimum, dan yang ketiga adalah kesulitan pengamatan TAT karena perubahan warna yang kurang mencolok.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karbohidrat adalah senyawa organik yang memiliki banyak fungsi penting dalam kehidupan manusia, hewan, ataupun tumbuhan, yaitu sebagai salah satu sumber energi penting. Karbohidrat merupakan polihidroksi aldehid, polihidroksi keton atau zat yang memberi senyawa seperti itu jika dihidroli sis.
Percobaan analisa karbohidrat ini perlu dilakukan sebab karbohidrat sangat penting dalam kebutuhan gizi sehari – hari. Misal dalam percobaan ini kami menganalisa suatu produk makanan yaitu tempe dari jagung dan kedelai. Maka kami dapat mengetahui karbohidrat yang terkandung di dalamnya dan dapat membandingkannya dengan bahan makanan lain. Sehingga analisa karbohidrat berguna dalam penentuan bahan makanan sesuai gizi yang kita perlukan.
1.2 Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat menyusun rangkaian alat analisa karbohidrat dan mengoperasikannya
Mahasiswa dapat memahami reaksi – reaksi yang terjadi pada senyawa karbohidrat
Mahasiswa dapat menentukan kadar karbohidrat (pati) pada suatu bahan sesuai prosedur yang benar
1.3 Manfaat Percobaan
Dengan melakukan percobaan analisa karbohidrat maka kita dapat menentukan kadar karbohidrat dari suatu bahan dan dari pengetahuan itu berguna dalam penentuan bahan makanan yang cocok / sesuai gizi yang kita perlukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan senyawa organik yang banyak dijumpai di alam yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Rumus empiris dari senyawa karbohidrat adalah CH2O. Senyawa karbohidrat merupakan polihidroksi aldehid dan keton
/ turunannya. Menurut ukuran molekulnya, karbohidrat dibagi menjadi : 1. monosakarida : merupakan karbohidrat yang paling sederhana
Contoh : glukosa, galaktosa, fruktosa, ribosa 2. disakarida : terdiri dari 2 satuan monosakarida
Contoh : sukrosa, maltosa, selobiosa, laktosa
3. polisakarida : terdiri dari banyak satuan (lebih dari 8) Contoh : pati, selulosa, pektin, kitin, dll.
Sifat umum karbohidrat :
Senyawa karbohidrat dari tingkat yang lebih tinggi dapat diubah menjadi
tingkat yang lebih rendah dengan cara menghidrolisa
Gugus hemiasetal (keton maupun aldehid) mempunyai sifat pereduksi
Gugus – gugus hidroksi pada karbohidrat juga bertabiat serupa dengan yang
terdapat pada gugus alkohol lain.
PATI
Pati terdiri dari 2 macam senyawa yaitu : a. amilosa (+ 20%)
yang mempunyai sifat larut dalam air panas.
Amilosa merupakan polimer linier dari α – D glukosa yang dihubungkan secara
Tiap molekul amilosa terdapat + 250 satuan glukosa.
Hidrolisis parsial menghasilkan maltosa (dan oligomer lain) sedangkan hidrolisis lengkap hanya menghasilkan D – glukosa.
Molekul amilosa terbentuk spiral disekitar molekul I2 dan antaraksi keduanya akan menimbulkan warna biru. Hal ini digunakan sebagai dasar uji Iod pada pati.
b. amilopektin (+ 80%)
mempunyai sifat tidak larut dalam air. Struktur bangun dari senyawa amilopektin punya percabangan.
Rantai utama amilopektin mengandung 1 – 4’ - α – D glukosa dan percabangan rantai mengandung 1 – 6’ - α –D glukosa.
Tiap molekul mengandung + 1000 satuan glukosa.
Hidrolisa parsial dari amilopektin dapat menghasilkan oligosakarida yang disebut dekstrin, yang sering digunakan sebagai perekat (lem), pasta, kanji te kstil.
Hidrolisa lanjut dari dekstrin dapat menghasilkan maltosa dan isomaltosa. Hidrolisa lengkap amilopektin hanya menghasilkan D – glukosa.
Amilopektin dekstrin maltosa+isomaltosa D-glukosa H2O, H+ H2O, H+ H2O, H+
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN
3.1 Bahan dan Alat Bahan :
Sampel (tempe dari jagung dan kedelai) : 8,95 gram
HCl 0,1 N : 100 ml
Fehling A dan B : @ 10 ml
Methylen Blue : secukupnya
NaOH 0,1 N : 100 ml
Glukosa anhidris : 1,25 gram
Aquades : 500 ml
Alat :
Timbangan
Buret, statif, klem
Magnetic stirrer + heater Waterbath
Labu leher tiga Thermometer Pendingin balik Pipet volume 3.2 Gambar Alat Utama
Keterangan :
1. Magnetic stirrer + heater 2. Waterbath
3. Labu leher tiga 4. Thermometer 5. Pendingin balik 6. Klem
7. Statif
3.3 Cara Kerja
1. Pembuatan Larutan Fehling a. Larutan Fehling A
Dibuat dengan melarutkan 34,639 gram CuSO4.5H2O dalam 500 ml aquades. Zat padat yang tidak larut disaring.
b. Larutan Fehling B
Dibuat dengan melarutkan 172 gram Kalium Natrium Tartrat (KNaC4H4O6.4H2O) dan 50 gram NaOH dalam aquades sampai volumenya menjadi 500 ml lalu dibiarkan selama 2 hari. Selanjutnya larutan disaring dengan wolglass.
2. Pembuatan Glukosa Standar
Dibuat dengan melarutkan 1,25 gram glukosa anhidris dengan air suling sampai 500 ml.
3. Persiapan Bahan
Timbang 10 gram contoh yang berupa bahan padat yang telah dihaluskan dalam gelas piala 250 ml, tambah 100 ml aquades dan aduk 1 jam. Suspensi disaring dengan kertas saring dan cuci dengan aquades sampai 250 ml. Filtrat dibuang. Untuk bahan yang mengandung lemak, padatan yang telah disaring dicuci dengan 5 kali dengan 10 ml eter. Biarkan eter menguap, kemudian cuci lagi dengan 150 ml alkohol 10%.
4. Standarisasi Larutan Fehling
ditambah 2-4 tetes indikator metilen blue, dan titrasi dilanjutkan sampai terbentuk warna merah. Volume glukosa standar yang dibutuhkan (F).
5. Penentuan Kadar Pati
10 gram pati dilarutkan dalam 100 ml HCl 0,1 N. Larutan dipanaskan pada suhu + 80° C selama 1 jam. Setelah itu didinginkan, diencerkan dengan aquades sampai 500 ml dan dinetralkan. Diambil 5 ml, diencerkan sampai 100 ml, diambil 5 ml. Kemudian dititrasi 5 ml sampel + 5 ml fehling A + 5 ml fehling B + 15 ml glukosa standar, dipanaskan sampai mendidih ditambahkan 3 tetes indikator MB. Larutan dititrasi dengan glukosa standar hingga warna berubah jadi merah bata. Catat volume titran (M ml). Hitung kadar pati.
( ) ()
x = hasil glukosa, dalam bagian berat pati F = larutan glukosa standar yang diperlukan
M = larutan glukosa standar yang digunakan untuk menitrasi sampel N = gram glukosa/ml larutan standar = 0,0025 gram/L
W = berat pati yang dihidrolisis, gram
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
a. Standarisasi Larutan Fehling
Volume larutan glukosa standar yang dibutuhkan : F = 27,4 ml b. Penentuan Kadar Pati
Volume titran (glukosa standar) : M = 22,5 ml Berat pati yang ditemukan dalam percobaan : x = 2,464 gram Berat pati sebenarnya dalam kacang kedelai
kering dan jagung kuning pipil lama : x = 5,222 gram
% kesalahan : 52,81%
4.2 Pembahasan
1. Reaksi reagen Fehling
Pereaksi Fehling terdiri atas 2 larutan : a. Fehling A, larutan CuSO4dalam air
b. Fehling B, larutan garam KNa tartrat dan NaOH dalam air
Kedua larutan ini disimpan terpisah dan baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat.
Pereaksi ini dapat direduksi oleh selain karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi, juga oleh reduktor lain.
Dalam reagen ini Cu2+ direduksi menjadi Cu+, yang dalam suasana basa diendapkan sebagai Cu2O.
→ ()
Dengan larutan glukosa 1%, Fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata.
(Pudjiati, 40)
Glukosa sebagai suatu aldoheksosa merupakan gula pereduksi. Uji Fehling :
(David, 195)
2. Keuntungan uji Fehling dibandingkan uji yang lain :
Reagen Fehling terdiri dari Fehling A dan B, yaitu CuSO4.5H2O dan Kalium Natrium tartrat + NaOH dalam air, merupakan reagen yang lebih murah dan mudah didapat dibandingkan misalnya uji Tollens yang menggunakan reagen AgNO3yang mahal.
Pada uji Fehling, endapan yang terbentuk (Cu2O) yaitu merah bata, tidak tergantung konsentrasi karbohidrat. Pada uji Benedict, warna endapan berbeda-beda tergantung konsentrasinya, misalnya warna hijau, kuning, atau merah bata.
(Pudjiati, 40)
Dilakukan pada suasana netral, sedangkan uji dengan pereaksi Bartoed harus dilakukan pada suasana asam.
(Pudjiati, 41)
Tidak memerlukan pemanasan dengan asam kuat pekat, misalnya seperti pada pembentukan furfural.
(Pudjiati, 41)
3. % kesalahan sebesar 52,81% disebabkan oleh : a. Perbedaan kualitas jagung dan kedelai
Setiap kacang kedelai dan jagung memiliki kadar karbohidrat yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat disebabkan kondisi tempat kedelai tersebut ditanam. Ditambah dengan kemajuan teknologi bidang pangan menciptakan berbagai jenis jagung dan kedelai dengan berbagai kualitas. Dengan demikian terdapat berbagai perbedaan dala pemakaian bahan percobaan untuk data teoritis.
(http://id.wikipedia.org/wiki/jagung) (http://id.wikipedia.org/wiki/kedelai)
Dari tabel didapat karbohidrat kedelai kering 34,8 gr/100 gr sampel sedangkan karbohidrat jagung kuning pipil lama 73,7 gr/90 gr sampel. b. Suhu saat titrasi tidak optimal
Berdasarkan metode Lane-Eynon, saat titrasi campuran harus dalam keadaan panas, yaitu larutan harus dididihkan 2 menit, kemudian ditambahkan metilen blue 3-4 tetes 5 detik sebelum mendidih.
Titrasi harus diselesaikan 3 menit dari mendidih, hal ini untuk menghindari suhu turun terlalu banyak.
(Pearson, 196-197)
Dalam percobaan, campuran dititrasi tidak dalam keadaan mendidih, maka gula dalam sampel terdekstruksi sebagian (rusak). Hal ini ditimbulkan dengan timbulnya bau gula hangus. Akibatnya gula yang teranalisa menjadi lebih kecil. Kadar pati yang ditemukan pun lebih kecil.
c. Suhu saat hidrolisis tidak optimal
Saat hidrolisis, suhu harus dijaga + 90°C. Tapi pada kenyataannya, suhu sulit dijaga untuk tetap konstan (lebih rendah) sehingga laju reaksi hidrolisis menjadi kecil karena laju reaksi sebanding dengan konstanta laju reaksi yang sebanding dengan suhu.
Di mana
Jadi pengaruh suhu yang lebih rendah itulah yang menyebabkan reaksi menjadi lambat, sehingga kadar yang ditemukan pun menjadi kecil pula.
Pada penambahan ini, TAT sulit diamati karena setelah pemanasan yang dilakukan pada sampel dan penambahan Fehling A, Fehling B, dan glukosa standar telah terbentuk warna merah bata endapan Cu2O hasil reaksi
Fehling + glukosa standar.
→ () (merah bata)
(David, 195)
Cu2+ berasal dari Fehling A. Fehling A dibuat dengan cara melarutkan CuSO4.5H2O dalam aquades. Sedangkan OH- berasal dari NaOH dari
Fehling B. Terbentuknya Cu2O berasal dari reaksi Fehling :
→ ()
Ketika Fehling A + Fehling B dicampur, Cu2+ direduksi menjadi Cu+ yang dalam suasana basa diendapkan menjadi Cu2O.
(Pudjiadi, 40)
4. Metilen Blue digunakan sebagai indikator titrasi Lane-Eynon, yaitu memberikan warna biru. TAT diamati ketika warna campuran berubah dari biru yang diberikan metilen blue menjadi merah bata, yaitu saat terbentuknya endapan Cu2O ketika reaksi oksidasi glukosa menjadi asam
glukonat berjalan sempurna. (Pearson, 197)
5. Fungsi glukosa anhidris adalah sebagai salah satu monosakarida guna standarisasi larutan Fehling A + B. Penentuan gula pereduksi dengan titrasi Fehling adalah metode empiris yang harus distandarisasi prosedur eksperimennya.
Prosedur klasik mensyaratkan banyaknya gula pereduksi tersebut (glukosa) ekuivalen dengan volume Fehling sebagai volume zat yang tereduksi.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Kadar pati yang ditemukan dalam sampel = 2,464 gram Kadar pati sebenarnya = 5,222 gram
% kesalahan = 52,81%
2. Terjadi kesalahan sebesar 52,81% disebabkan perbedaan kualitas jagung dan kedelai, suhu saat titrasi tidak optimal, dan kesulitan pengamatan TAT.
5.2 Saran
1. Saat titrasi dengan glukosa standar, sebaiknya dijaga supaya mendidih 2. Teliti saat mengamati TAT
DAFTAR PUSTAKA
Kirk, Ronald. 1991. Pearson Composition and Analysis of Foods. England : London Page, David. 1997. Prinsip – Prinsip Biokimia.Jakarta : Erlangga
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar – Dasar Biokimia. Jakarta : US Press http://id.wikipedia.org/wiki/jagung
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA II
MATERI
KARBOHIDRAT
KELOMPOK
: VI / SENIN SIANG
ANGGOTA
: 1. ARDI WIJAYA
L2C007011
2. DINI SEKAR LANGIT
L2C007033
3. ENRICO YUSHARDI HAMDANI
L2C007038
LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II
TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat menyusun rangkaian alat analisa karbohidrat dan
mengoperasikannya
Mahasiswa dapat memahami reaksi – reaksi yang terjadi pada senyawa
karbohidrat
Mahasiswa dapat menentukan kadar karbohidrat (pati) pada suatu bahan
sesuai prosedur yang benar II. PERCOBAAN
2.1 Bahan yang Digunakan
Sampel (tempe dari jagung dan kedelai) : 8,95 gram
HCl 0,1 N : 100 ml
Fehling A dan B : @ 10 ml
Methylen Blue : secukupnya
NaOH 0,1 N : 100 ml
Glukosa anhidris : 1,25 gram
Aquades : 500 ml
2.2 Alat yang Dipakai
Timbangan
Buret, statif, klem
Magnetic stirrer + heater Waterbath
Labu leher tiga Thermometer Pendingin balik Pipet volume
2.3 Cara Kerja
2. Pembuatan Glukosa Standar
Dibuat dengan melarutkan 1,25 gram glukosa anhidris dengan air suling sampai 500 ml.
3. Persiapan Bahan
Timbang 10 gram contoh yang berupa bahan padat yang telah dihaluskan dalam gelas piala 250 ml, tambah 100 ml aquades dan aduk 1 jam. Suspensi disaring dengan kertas saring dan cuci dengan aquades sampai 250 ml. Filtrat dibuang. Untuk bahan yang mengandung lemak, padatan yang telah disaring dicuci dengan 5 kali dengan 10 ml eter. Biarkan eter menguap, kemudian cuci lagi dengan 150 ml alkohol 10%.
4. Standarisasi Larutan Fehling
Larutan Fehling A sebanyak 5 ml dan larutan Fehling B 5 ml dicampur, lalu ditambah 15 ml larutan glukosa standar dari buret. Campuran dididihkan selama 2 menit. Kemudian masih dalam keadaan mendidih, penetesan glukosa dilanjutkan sampai warna biru hampir hilang. Setelah itu campuran ditambah 2-4 tetes indikator metilen blue, dan titrasi dilanjutkan sampai terbentuk warna merah. Volume glukosa standar yang dibutuhkan (F).
5. Penentuan Kadar Pati
10 gram pati dilarutkan dalam 100 ml HCl 0,1 N. Larutan dipanaskan pada suhu + 80° C selama 1 jam. Setelah itu didinginkan, diencerkan dengan aquades sampai 500 ml dan dinetralkan. Diambil 5 ml, diencerkan sampai 100 ml, diambil 5 ml. Kemudian dititrasi 5 ml sampel + 5 ml fehling A + 5 ml fehling B + 15 ml glukosa standar, dipanaskan sampai mendidih ditambahkan 3 tetes indikator MB. Larutan dititrasi dengan glukosa standar hingga warna berubah jadi merah bata. Catat volume titran (M ml). Hitung kadar pati.
( ) ()
x = hasil glukosa, dalam bagian berat pati F = larutan glukosa standar yang diperlukan
M = larutan glukosa standar yang digunakan untuk menitrasi sampel N = gram glukosa/ml larutan standar = 0,0025 gram/L
M = volume titran untuk sampel = 22,5 ml 1. Kadar karbohidrat ditemukan :
( )
( )
2. Kadar karbohidrat teoritis :
Jagung kuning, pipil lama 50%
Kadar karbohidrat 73,7 gram / 90 gram
Kacang kedelai kering 50%
Kadar karbohidrat 34,8 gram / 100 gram
Total karbohidrat tempe teoritis = 5,222 gram 3. %kesalahan
LEMBAR PERHITUNGAN
F = 27,4 ml M = 22,5 ml
4. Kadar karbohidrat ditemukan : ( )
( )
5. Kadar karbohidrat teoritis :
Jagung kuning, pipil lama 50%
Kadar karbohidrat 73,7 gram / 90 gram
Kacang kedelai kering 50%
Kadar karbohidrat 34,8 gram / 100 gram
Total karbohidrat tempe teoritis = 5,222 gram 6. %kesalahan
LEMBAR KUANTITAS REAGEN
LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO Praktikum ke : III Materi : Karbohidrat Hari : Senin Tanggal : 31 Maret 2008 Kelompok : 6
Nama : 1. Ardi Wijaya
2. Dini Sekar Langit
3. Enrico Yushardi Hamdani
Asisten : Dina Lesdantina
KUANTITAS REAGEN
No. Jenis Reagen Kuantitas
1. Sampel 10 gram
2. HCl 100 ml
3. Fehling A dan B @ 10 ml
4. MB Secukupnya
5. NaOH Secukupnya
6. Glukosa anhidris 1,25 gram
7. Aquades 500 ml
Semarang, 27 Maret 2008 Asisten