• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

6.1. Umum

Era globalisasi akan membawa dampak ganda, disatu sisi akan membuka kesempatan kerjasama yang seluas-luasnya antar Negara dan disisi lain akan membawa persaingan yang semakin ketat dan tajam, dimana nantinya akan terjadi arus barang, jasa dan tenaga ahli yang melintas batas negara tanpa hambatan dalam rangka memenangkan persaingan di pasar terbuka.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, peningkatan daya saing dan keunggulan kompetitif di semua sektor industri dan sektor jasa menjadi prioritas yang harus dilakukan, dengan mengandalkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, manajemen, sikap mental dan etos kerja yang tinggi.

Pengembangan sumber daya manusia di sektor Ketenagalistrikan berbasis Kompetensi merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan, karena hal tersebut sudah tercantum dalam Peraturan Pemerintah No.3 Tahun 2005 Pasal 21 ayat (9) yang menyatakan bahwa ”setiap tenaga teknik yang bekerja dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat kompetensi”, dan hal ini sudah sejalan juga dengan pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Sertifikat kompetensi tersebut sangat penting, karena tenaga listrik mempunyai potensi bahaya bagi keselamatan manusia sehingga pembangunan dan pengoperasian instalasi tenaga listrik harus dilakukan oleh tenaga teknik yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan. Pengembangan sumber daya manusia melalui pelaksanaan sertifikasi kompetensi tenaga teknik tersebut adalah untuk meningkatkan daya saing tenaga teknik kita di tingkat internasional.

(2)

Tujuan dari sertifikasi tenaga teknik tersebut adalah :

pertama : untuk menunjang usaha ketenagalistrikan dalam mewujudkan penyediaan tenaga listrik yang andal, aman, dan akrab lingkungan serta efisien;

kedua : mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan pada usaha di bidang ketenagalistrikan;

ketiga : mewujudkan peningkatan kompetensi tenaga teknik di bidang ketenagalistrikan.

Sampai dengan saat ini tenaga teknik di bidang ketenagalistrikan yang telah memiliki sertifikat kompetensi di Bidang Pembangjitan Tenaga Listrik sub Bidang Operasi dan Pemeliharaan sudah mencapai 5.042 orang; di Bidang Distribusi Tenaga Listrik sub Bidang Operasi dan Pemeliharaan 1.898 orang; di Bidang Transmisi Tenaga Listrik sub Bidang Operasi dan Pemeliharaan 398 orang.

Peraturan-peraturan pelaksanaan di bidang Tenaga Teknik Ketenagalistrikan meliputi :

a. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan

b. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 Tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik

c. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2052.K/40/MEM/2001 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan

d. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1273.K/30/MEM/2002 tentang Komisi Akreditasi Kompetensi Ketenagalistrikan

(3)

e. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1149.K/34/MEM/2004 tentang Keanggotaan Komisi Akreditasi Kompetensi Ketenagalistrikan

f. Keputusan Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Nomor 1898/40/600.4/2001 tentang Persyaratan dan Tata Cara Akreditasi Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan

g. Keputusan Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Nomor 1899/40/600.4/2001 tentang Persyaratan dan Tata Cara Sertifikasi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan

Peraturan-peraturan ini menjadi dasar dalam melakukan kegiatan-kegiatan di bidang standardisasi kompetensi ketenagalistrikan.

6.2. Standar Kompetensi

Berdasar pada berbagai referensi yang berkaitan dengan standar kompetensi, dinyatakan bahwa standar kompetensi adalah peryataan tentang ketrampilan dan pengetahuan serta sikap yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Dengan dikuasainya kompetensi tersebut oleh seseorang, maka yang bersangkutan akan mampu :

§ bagaimana mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan

§ bagaimana mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan;

§ apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula;

§ bagaimana menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda.

(4)

Berdasar pada berbagai referensi dan pertimbangan keterbacaan kemudahan dalam penggunaannya, disepakati struktur standar kompetensi sebagai berikut :

Gbr. 6.1. Deskripsi Standar Kompetensi STANDAR KOMPETENSI

Sejumlah unit kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan melakukan pekerjaan tertentu

UNIT KOMPETENSI

Merupakan uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya standar kompetensi

SUB KOMPETENSI

Merupakan sejumlah fungsi tugas atau pekerjaan yang mendukung ketercapaian unit kompetensi dan

merupakan aktivitasyang dapat diamati

KRITERIA UNJUK KERJA Merupakan pernyataan sejauh mana sub kompetensi yang dipersyaratkan tersebut terukur

berdasarkan pada tingkat yang diinginkan

PERSYARATAN UNJUK KERJA Pernyataan-pernyataan kondisi atau konteks dimana kriteria unjuk kerja tersebut diaplikasikan

ACUAN PENILAIAN

Pernyataan-pernyataan kondisi atau konteks sebagai acuan dalam melaksanakan penilaian

(5)

1.2.2. Format Unit Kompetensi

Kode Unit

Terdiri dari berapa huruf dan angka yang disepakati oleh para pengembang dan industri terkait

Judul Unit

Merupakan fugsi tugas/pekerjaan suatu unit kompetensi yang mendukung sebagian atau keseluruhan standar kompetensi. Judul unit biasanya menggunakan kalimat aktif yang diawali dengan kata kerja aktif.

Uraian Unit

Penjelasan singkat tentang unit tersebut berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilakukan

Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Merupakan elemen-elemen yang

dibutuhkan untuk tercapainya unit kompetensi tersebut diatas (untuk setiap unit biasanya terdiri dari 2 hingga 6 Sub Kompetensi)

Pernyataan-pernyataan tentang hasil atau output yang diharapkan untuk setiap elemen/Sub Kompetensi yang dinyatakan dalam kalimat pasif dan terukur

Persyaratan Unjuk Kerja

Menjelaskan kontek unit kompetensi dengan kondisi pekerjaan unit yang akan dilakukan, prosedur atau kebijakan yang harus dipatuhi pada saat melakukan pekerjaan tersebut serta informasi tentang peralatan dan fasilitas yang diperlukan

Acuan Penilaian

§ Menjelaskan prosedur penilaian yang harus dilakukan

§ Persyaratan awal yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit yang dimaksud tersebut

§ Informasi tentang pengetahuan yang diperlukan terkait dan mendukung tercapainya kompetensi dimaksud

§ Aspek-aspek kritis yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi yang dimaksud

(6)

6.2.3. Kompetensi Kunci

Yang dimaksud dengan kompetensi kunci adalah kemampuan kunci atau generik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan. Kompetensi-kompetensi kunci tersebut diformulasikan ke dalam unit-unit kompetensi, dimana jumlah dan komposisi kompetensi kunci yang dibutuhkan tergantung dari tingkat kesulitan unit kompetensi dimaksud.

Berdasarkan pada rangkuman dari referensi yang ada, dirumuskan terdapat 7 (tujuh) kompetensi kunci sebagai berikut :

1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi 2. Mengkomunikasikan ide dan informasi

3. Merencanakan dan mengatur kegiatan

4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 5. Menggunakan ide dan teknik matematika 6. Memecahkan persoalan/masalah

7. Menggunakan teknologi

6.2.4. Jenjang/Level Unit Kompetensi

Level Kompetensi adalah pengelompokan unit-unit kompetensi berdasarkan pada tingkat kesukaran atau kompleksitas serta tingkat persyaratan yang harus dipenuhinya. Diskripsi level unit kompetensi sebagai berikut :

Level 1

Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan tugas/pekerjaan yang bersifat rutin berdasar pada pemahaman prosedur/instruksi kerja dibawah pengawasan atasan langsung.

Level 2

Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan tugas/pekerjaan yang bersifat rutin berdasar pada penerapan

(7)

prosedur/instruksi dan melaksanakan tugas dan pekerjaan yang menuntut adanya :

§ Kemampuan penanggulangan masalah.

§ Kemampuan mengajukan gagasan kepada atasan.

Level 3

Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan tugas/pekerjaan yang bersifat rutin berdasar pada prosedur/instruksi dan melaksanakan tugas dan pekerjaan yang menuntut adanya : § Kemampuan analisa masalah.

§ Kemampuan pemecahan masalah.

§ Kemampuan mengajukan gagasan kepada atasan.

§ Kemampuan koordinasi dan supervisi kepada bawahannya.

6.2.5. Pengelompokan Unit-Unit Kompetensi

Unit-unit kompetensi dapat dikelompokkan berdasar pada sifat tugas/pekerjaan yang ditanganinya :

§ Unit Kompetensi Umum (General Units)

Pada kelompok ini tuntutan kemampuan bersifat mendasar dan dibutuhkan pada hampir pada semua sub bidang pekerjaan pada bidang pekerjaan tertentu (misal ketenagalistrikan), yang termasuk dalam kelompok antara lain unit kompetensi yang mencakup tentang :

- Keselamatan dan kesehatan kerja. - Mengoperasikan komputer

- Menangani peralatan dan tempat kerja - Membaca gambar

- Menggunakan hand & power tools

- Berkomunikasi di tempat kerja dan sebagainya § Unit Kompetensi Inti (Common Core Units)

Pada kelompok ini tuntutan kemampuan pada tingkat dasar dan menengah dan dibutuhkan pada beberapa sub bidang pekerjaan

(8)

pada bidang pekerjaan tertentu (misal dibutuhkan untuk pengoperasian pembangkitan listrik dengan penggerak diesel dan dengan turbin gas atau pekerjaan pemeliharaan), yang termasuk dalam kelompok ini antara lain unit kompetensi yang mencakup tentang :

- Mengoperasikan panel pembangkit

- Memasang dan merawat pompa air sentrifugal - Melakukanalignmen, dan sebagainya

§ Unit Kompetensi Berdasar Fungsi (Function Units)

Pada kelompok ini tuntutan kemampuan dibutuhkan pada spesifik sub bidang pekerjaan pada bidang pekerjaan tertentu (misal hanya berlaku/dibutuhkan untuk pengoperasian hidrogen plant atau pekerjaan spesifik lainnya), yang termasuk dalam kelompok ini antara lain unit kompetensi yang mencakup tentang :

- Merencanakan operasi HRSG

- Merawat dan meperbaiki steam economizer , dan sebagainya

6.2.6. Bidang dan Jenis Pekerjaan Ketenagalistrikan

Berdasar pada hasil identifikasi bidang dan jenis pekerjaan ketenagalistrikan, diperoleh 5 (lima) bidang dan masing-masing memiliki sub-bidang masing-masing untuk perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan serta inspeksi. Adapun rincian bidang dan sub-bidang adalah sebagai berikut :

Bidang dan Sub Bidang Ketenagalistrikan

Jenis Jasa

Bidang Perencanaan Konstruksi

Operasi & pemeliharaan Inspeksi Pembangkit V V V V Transmisi V V V V Distribusi V V V V Instalasi pemanfaatan V V V V

(9)

6.3. Kualifikasi Jabatan Berbasis Kompetensi

Kualifikasi menjelaskan penjejangan kualifikasi dalam bentuk keluasan dan kedalaman pencapaian penguasaan seseorang atas pengetahuan hasil dari proses sebuah program pendidikan dan pelatihan. Sedangkan kualifikasi jabatan berbasis kompetensi merupakan pengelompokan kompetensi-kompetensi sejenis yang dapat dikelompokkan dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas pekerjaan berjenjang yang terlatih dan terdidik secara komprehensif.

6.3.1. Level Kualifikasi Kompetensi

Level Kualifikasi Kompetensi adalah kelompok standar kompetensi yang dipaketkan menjadi kesatuan dalam suatu tugas berdasarkan pada kebutuhan organisasi/jabatan.

Sedangkan berdasarkan kualifikasi kompetensi dapat dikelompokkan Level Kualifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan sebagai berikut :

§ Level 1

Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan tugas/pekerjaan yang bersifat berulang dan biasa dilaksanakan serta mempunyai ruang lingkup yang terbatas.

§ Level 2

Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan tugas/pekerjaan yang bersifat sudah mapan dan biasa dilaksanakan, lingkup cukup luas dan pilihan yang terbatas.

§ Level 3

Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan tugas/pekerjaan yang bersifat mampu menggunakan sejumlah

(10)

prosedur, untuk sejumlah konteks yang sudah biasa, dan lingkup yang luas dan memerlukan keterampilan yang baku.

§ Level 4

Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan tugas/pekerjaan yang bersifat mampu menggunakan sejumlah prosedur, dalam berbagai konteks yang sudah biasa maupun yang tidak biasa, dan lingkup yang luas serta memerlukan keterampilan penalaran secara teknis.

§ Level 5

Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan tugas/pekerjaan yang bersifat dengan pilihan-pilihan yang sangat luas terhadap sejumlah prosedur yang baku dan tidak baku, memerlukan banyak pilihan prosedur standar maupun non standar, dalam konteks yang rutin maupun tidak rutin, dan lingkup yang luas serta memerlukan keterampilan penalaran teknis khusus (spesialisasi).

§ Level 6

Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan tugas/pekerjaan yang bersifat dengan pilihan-pilihan yang sangat luas terhadap sejumlah prosedur yang baku dan tidak baku serta kombinasi prosedur yang tidak baku, dalam konteks rutin dan tidak rutin yang berubah-ubah sangat tajam, dan melakukan kegiatan dalam lingkup yang sangat luas serta memerlukan keterampilan penalaran teknis khusus.

§ Level 7

Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan tugas/pekerjaan yang bersifat melaksanakan kajian, penelitian dan kegiatan intelektual secara mandiri di suatu bidang, menunjukkan kemandirian intelektual serta analisis yang tajam dan komunikasi

(11)

yang baik, serta mampu menjelaskan secara sistematik dan koheren atas prinsip-prinsip utama dari suatu bidang.

§ Level 8

Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan tugas/pekerjaan yang bersifat mampu merencanakan dan melaksanakan proyek penelitian dan kegiatan intelektual secara original berdasarkan standar-standar yang diakui secara internasional, dan menunjukkan penguasaan suatu bidang.

§ Level 9

Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan tugas/pekerjaan yang bersifat mampu menyumbangkan pengetahuan original melalui penelitian dan kegiatan intelektual yang dinilai oleh ahli independen berdasarkan standar internacional.

6.4. Pengujian Kompetensi dan Sertifikasi 6.4.1. Asesor/Penguji

Sesuai ketentuan yang berlaku maka pelaksanaan asesmen/pengujian kompetensi tenaga teknik dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi yang telah mempunyai tenaga asesor. Para asesor tersebut sebelumnya harus mengikuti pelatihan sehingga mampu asesmen pengujian mulai persiapan awal hingga penyusunan laporan akhir hasil pengujian. Dalam pelaksanaan pengujian kompetensi direkomendasikan dilaksanakan oleh lebih dari satu penguji yang secara umum masing-masing telah memiliki kualifikasi sebagai penguji dalam bidang ketenagalistrikan sesuai dengan kompetensi yang dikuasainya.

Persyaratan yang harus dimiliki oleh penguji antara lain:

§ semua penguji harus telah menguasai unit-unit kompetensi yang akan diujikan.

(12)

§ semua penguji harus memiliki pengetahuan tentang pelaksanaan dan peran bidang ketenagalistrikan yang berlaku saat ini.

§ semua penguji harus memiliki pengetahuan yang berlaku saat ini di industri tentang unjuk kerja atau perfermonce yang diujikan.

§ semua penguji harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam melaksanakan pengujian, yang meliputi: perencanaan, penyelenggaraan dan pengkajian pengujian.

Penguji yang memenuhi persyaratan dilatih/mengajukan diri kepada Lembaga Pengujian dan Sertifikasi/Departemen Teknis, untuk memperoleh sertifikat sebagai penguji dan kepadanya diberikan sertifikat sebagai penguji terdaftar (registered assessor) setelah melalui pelatihan dan pengujian.

6.4.2. Prosedur Pengujian dan Penerbitan Sertifikat

Pengujian dilaksanakan di lokasi unit pembangkitan dan lamanya tergantung jumlah tenaga teknik yang diuji. Materi uji adalah uji tertulis (pengetahuan), uji ketrampilan (praktik) dan interview sesuai dengan standar kompetensi yang diajukan. Para asesor umumnya terdiri dari 5 (lima) orang dan hasil uji akhir diajukan kepada komisi teknik lembaga sertifikasi untuk disahkan. Disamping hasil uji tersebut juga dilakukan monitoring unjuk kerja selama 3 (tiga) bulan setelah pengujian untuk bahan penetapan penerbitan sertifikat kompetensi tenaga teknik tersebut. Setiap sertifikat yang diterbitkan dicatatkan nomor registrasinya di Ditjen LPE.

Selanjutnya dalam melakukan sertifikasi, skema-skema berikut ini memberikan gambaran mengenai tata cara suatu proses pemberlakuan standar kompetensi dan sertifikasi kompetensi tenaga teknik di bidang ketenagalistrikan

(13)

Tenaga Teknik Belum Berpengalaman Lembaga Pelatihan Pengujian Lulus Uji Tenaga Teknik Berpengalaman Lembaga Sertifikasi Pemeriksaan Administrasi Penilaian/Pengujian Bidang Teknik oleh Asesor Memenuhi Syarat dan Lulus Uji Pemberian Sertifikat Kompetensi Tenaga Teknik

Warga Negara Asing

Tidak Ya

Ya

Tidak

Gbr. 6.2. Proses Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Bidang Ketenagalistrikan

(14)

6.5. Hasil Pelaksanaan di Bidang Standardisasi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan:

Tabel 6.1.

Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan SUB BIDANG BIDANG KET PEREN CANAAN KONST RUKSI OPE RASI PEMELI

HARAAN INSPEKSI TOTAL

S 0 0 83 262 0 345 PEMBANGKIT ST 48 321 0 72 253 694 S 12 112 23 66 7 220 SR 0 7 0 0 0 7 TRANSMISI ST 20 9 5 31 14 79 S 15 32 37 51 35 170 SR 10 0 35 49 10 104 DISTRIBUSI ST 0 0 11 20 10 41 INSTALASI PEMANFAAT AN TENAGA LISTRIK S 12 10 8 34 18 82 TOTAL 117 491 202 585 347 1742 Tabel 6.2.

Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan SUB BIDANG BIDANG KET PERAN CANG AN PROD UKSI MANUFA KTUR PENGE NDALI AN DAN JAMIN AN MUTU PEMAS TIAN DAN PENGE NDALI AN MUTU PENUN JANG KOOR DINASI PERAWA TAN, PERBAIK AN DAN PEMASA NGAN PERAWA TAN DAN PERBAIK AN MESIN PRODUK SI TOTAL INDUS TRI PEMAN FAATAN TENAGA LISTRIK S 12 12 0 0 14 12 3 26 0 79 INDUS TRI PERALAT AN TENAGA LISTRIK S 12 0 44 27 0 2 0 0 6 91 TOTAL 24 12 44 27 14 14 3 26 0 170 Keterangan :

S : Standar Kompetensi yang sudah ditetapkan dan diberlakukan oleh Menteri ESDM

SR : Standar Kompetensi yang telah direvisi, sudah ditetapkan dan diberlakukan oleh Menteri ESDM ST : Standar Kompetensi Tambahan

(15)

Tabel 6.3.

Hasil Pelaksanaan Uji Kompetensi Bidang Pembangkit oleh Ikatan Ahli Teknik Ketenagalistrikan Indonesia

Periode 01 Januari 2001 – 31 Desember 2004

No Unit Penyelenggara Peserta Uji Kompeten padasub Bidang Operasi Kompeten pada sub Bidang Pemeliharaan 1 PT. PJB 1059 590 414 2 PT. IP 2493 1418 878 3 Politeknik 18 0 18 4 Jasa Tirta II 20 20 0 5 PLN. S2JB 157 127 13 6 Batam 36 21 12 7 Emomi 177 117 51 8 Powergen 109 109 0 9 PLN. Sumbagut 109 92 16 10 PLN. Sumbar 30 25 0 11 PLN. Kalimantan 112 88 16 12 PLN. Sulawesi 63 47 0 13 Unocal 21 19 0 14 PT. KDL 22 21 0 15 Amoseas 16 16 0 16 Wayang Windu 17 15 0 T O T A L 4459 2725 1418 Tabel 6.4.

Hasil Pelaksanaan Uji Kompetensi Bidang Transmisi, DistribusiPDKB-TM oleh Gema PDKB Periode 01 Januari 2004 – 31 Desember 2005 No Unit Penyelenggara Bidang Peserta

Uji

Peserta Kompeten

Peserta Belum kompeten 1 Bapeluk Region V Transmisi 109 100 9 2 Bapeluk Region V Distribusi 197 197 0

(16)

Tabel 6.5

Hasil Pelaksanaan Uji Kompetensi Bidang Distribusi oleh Ikatan Ahli Teknik Ketenagalistrikan Indonesia

Periode 01 Januari 2001 – 31 Desember 2004

No

Unit Penyelenggara

Peserta Uji

Kompeten

Operasi

Kompeten

Pemeliharaan

1 Distribusi

Jawa

Barat

570

77

385

2

IATKI

WIL

S2JB

135

39

35

3

IATKI

BATAM

50

0

32

4

IATKI DKI

345

146

4

5

IATKI BALI

84

44

27

6

IATKI

Jawa

Tengah

44

24

16

7

IATKI

Jawa

Timur

399

85

236

8

Banten

22

0

18

9

Sumbar

48

12

25

10

Kalbar

20

15

0

11

Sulsera

21

15

0

Referensi

Dokumen terkait

Bank Umum adalah lembaga keuangan yang menawarkan berbagai layanan produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan sebagai berikut Perusahan CV Aneka Usaha harus mampu mengevaluasi keinginan dari konsumen yang akan melakukan pembelian produk

Faktor Sistem Manajemen Perusahaan dapat meliputi jadwal penerbangan yang telah ditentukan atau diatur oleh perusahaan perusahaan (operator) harus berdasarkan ketentuan

Pengujian yang dilakukan pada server failover cluster dengan platform Windows Server 2008 R2, sama dengan pengujian yang dilakukan pada server stand alone,

Pada saat dilakukan studi pendahuluan pada Februari 2019 di wilayah kerja Puskesmas Lepasan Kabupaten Barito Kuala, setelah melakukan wawancara didapatkan hasil

ii. dan telah ditetapkan, dengan alokasi digunakan untuk memaksimumkan laba perusahaan dengan kendala teknologi produksi. Poin i sampai poin iv merupakan asumsi

Pengujian keseluruhan dilakukan untuk memastikan apakah semua elemen yang terlibat sudah bekerja dengan baik atau belum pengujian ini dilakukan dengan cara menguji semua

Dalam penelitian ini peneliti mencoba melakukan penerapan tax planning melalui tax lawdengan memanfaatkan celah dalam peraturan perpajakan salah satunya yang