• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA ID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA ID"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

SUKRON NI’AM O 121 14 016

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS TADULAKO

(2)

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA

Di susun Sebagai Salah SatuSyarat Dalam Menyelesaikan Mata Kuliah

Biokimia

Oleh :

SUKRON NI’AM O 121 14 016

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS TADULAKO

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Lengkap Praktikum Bahan Makanan Ternak

Nama : Sukron Ni’am

Stambuk : O 121 14 016

Kelompok : II ( Dua )

Program Studi : Peternakan

Fakultas : Peternakan dan Perikanan

Universitas : Tadulako

Palu, Desember 2015

Penyusun

Menyetujui,

Koordinator Asisten Praktikum Asisten Praktikum

Ibrahim Hamzah Ibrahim Hamzah O 121 12 036 O 121 12 036

Mengetahui,

Dosen Koordinator Mata Kuliah Mikrobiologi

(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji skukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpah rahmat

serta karunia-Nya kepada penulis untuk menyelasikan laporan praktikum

mengenai “Uji karbohidrat, Protein, Lipid dan Enzim’’ yang dapat terlaksana

dengan baik. Tak lupa penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua

pihak yang telah banyak berperan penting dalam membantu penyusunan laporan

ini. Khususnya kepada Prof. Dr. Ir. Hj. Asriani Hasanuddin, MS selaku dosen

pembimbing mata kuliah biokimia yang banyak memberikan semangat dan

masukan baik dalam teori maupun pelaksanaannya, dan terima kasih juga kepada

kakak asisten dosen yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama

kegiatan praktik hingga sampai saat penyusunan laporan ini.

Dalam penyusunan laporan lengkap ini penulis menyadari bahwa masih

sangat jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, oleh karana itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangaun sehingga dapat

dijadikan pedoman agar memperbaiki penyusunan laporan selnjutnya. Dan

semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama kepada penulis

sendiri, baik sekarang maupun di masa yang akan datang.

Palu, November 2015

(5)
(6)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Alat dan Bahan Pada Uji Karbohidrat... 10

2. Alat dan Bahan Pada Uji Asam Amino dan Protein... 11

3. Alat dan Bahan Pada Uji Lipid... 11

4. Alat dan Bahan Pada Uji Enzim... 12

5. Pengamatan Percobaan B Karbohidrat... 12

(7)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

(8)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen

selular, seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi

termediasi enzim dan sifat-sifat protein. Secara biokimia karbohidrat adalah

polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan

senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi

karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya,

istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus

(CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh

molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki

rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.

Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup.

Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Misalnya, pada

vertebrata, glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel

tubuh.

Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang

tersimpan di dalam molekul tersebut pada proses respirasi selular untuk

menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka karbon monosakarida juga

berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis molekul organik kecil lainnya,

(9)

karbohidrat memiliki nilai energi 4 Kalori. Dalam menu makanan orang Asia

Tenggara termasuk Indonesia, umumnya kandungan karbohidrat cukup tinggi,

yaitu antara 70–80%. Bahan makanan sumber karbohidrat ini misalnya

padi-padian atau serealia (gandum dan beras), umbi-umbian (kentang, singkong, ubi

jalar), dan gula.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum biokimia pembuatan ekstra amilum, uji karbohidrat,

asam amino dan protein, uji biuret, dan penentuan angka penyabunan, penentuan

FFA,pengeruh konsentrasi enzim, dan pengaruh suhu adalah supaya mahasiswa

mengetahui dan memahami bagaimana cara yang baik dan melakukan percobaan

karbohidrat, protein, lipid, dan enzim agar manghasilkan hasil percobaan yang

benar dalam melakukan penelitian tersebut.

1.3 Kegunaan

Menentukan ekstrak pati dari umbi-umbian atau kentang untuk melihat

perubahan pada kentang setelah di panaskan dengan mengunakan uji kuantitatif

dan kwalitatif karbohidrat yang telah di peroleh, pada protein untuk menentukan

uji kualitatif dalam asam amino dan protein sedangkan lipid dan enzim yaitu

menentukan asam lemak bebas dan angka penyabunan serta dalam enzim

(10)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karbohidrat

Karbohidrat atau hidrat arang atau zat pati, berasal dari bahan baku nabati.

Kadar karbohidrat dalam pakan ikan, dapat berkisar antara 10 –50%.

Kemampuan ikan untuk memanfaatkan karbohidrat ini tergantung pada

kemampuannya untuk menghasilkan enzim pemecah karbohidrat (amilase).

Ikan karnivora biasanya membutuhkan karbohidrat sekitar 12%, sedangkan

untuk omnivora kadar karbohidratnya dapat mencapai50% (Teguh, 2009).

Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom Karbon,

Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen clan oksigen

dalam komposisi menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat

dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan

tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang

dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang berasal dari

tumbuh-tumbuhan. Sumber karbohidrat nabati dalam glikogen bentuk glikogen,

hanya dijumpai pada otot dan hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya

dijumpai di dalam susu. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat di bentuk dari

basil reaksi CO2 dan H2O melalui proses foto sintese di dalam sel-sel

tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil). Matahari

merupakan sumber dari seluruh kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda dari

(11)

Karbohidrat merupakan sumber karbon untuk organisme hidup.

serealia maupun dalam batang tanaman. Selain dari sumber nabati, karbohidrat

juga berasal dari pangan hewani yang terbentuk dalam jumlah yang kecil melalui

proses biosintesa glikogen dan sintesa secara kimiawi. Karbohidrat dapat

dioksida menjadi energi, misalnya glukosa dalam sel jaringan manusia dan

hewan. Dalam tubuh, karbohidrat mengalami perubahan atau metabolisme yang

menghasilkan antara lain glukosa yang terdapat dalam darah. Sedangkan

karbohidrat yang disintesa dalam hati berupa glikogen digunakan oleh sel-sel

pada jaringan otot sebagai sumber energy (Pujianto, 2008).

2.2 Protein

Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang

merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan

satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon,

hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein

berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.

(12)

berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang

membentuk batang dan sendi sitoskeleton (Desrizal, 2011).

Tidak semua protein adalah enzim. Keratin protein struktural pada rambut

hewan dan hormon insulinmerupakan contoh protein bukan enzim. Setiap

polipeptida dari suatu protein juga memiliki monomer yang tersusun

dalam tatanan linear tertentu (struktur primer protein) tetapi monomernya adalah

kedua puluh asam amino tersebut. Dengan demikian, asam nukleat dan protein

berisi informasi yang ditulis dalam dua bahasa kimia yang berbeda (Campbell,

2002).

Denaturasi protein adalah kondisi di mana struktur sekunder, tersier

maupun kuartener dari suatu protein mengalami modifikasi tanpa ada pemecahan

ikatan peptida. Denaturasi dapat berupa rusaknya struktur tiga matra dari suatu

protein. Denaturasi protein ada dua macam, yaitu pengembangan rantai peptide

(terjadi pada polipeptida) dan pemecahan protein menjadi unit yang lebih kecil

tanpa disertai pengembangan molekul (terjadi pada ikatan sekunder)

(Anugrah, 2011).

Selain sifat-sifat yang umum, kebanyakan protein alam masih mempunyai

satu atau lebih sifat khusus. Sifat khusus tersebut mempunyai daya

angkut oksigen, mempunyai daya sebagai alat pengangkut lipida; mempunyai

kelarutan tertentu dalam garam encer atau asam encer; dan mempunyai

aktivitas sebagai enzim. Protein tersebut yang dipengaruhi oleh pemanasan,

sinar ultraviolet, gelombang ultrasonik dan pengocokan yang kuat atau

(13)

sendiri dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan konfigurasi tiga dimensi

molekul protein tanpa menyebabkan kerusakan ikatan peptida (Sumardjo, 2006).

2.3 Lipid

Lipid didefinisikan sebagai senyawa yang tak larut dalam air yang

diektraksi dari makhluk hidup dengan menggunakan pelarut yang kurang

polar atau pelarut non polar. Istilah lipid mencangkup golongan

senyawa-senyawa yang memiliki keanekragaman struktur, dan tidak ada skema

penggolongan lipid yang bisa diterima diseluruh dunia. Ciri khas yang

umum dijumpai disemua lipid adalah kamdungan hidrokarbonnya diturunkan

dari polimerasi asetat yang diikuti dengan reduksi rantai segera setelah rantai

itu terbentuk (Kuchel dkk, 2002).

Lipid sangat penting di dalam tubuh, baik untuk struktur maupun fungsi

tubuh. Simpanan lemak memberikan cadangan energi, menyekat dan

memberi beberapa perlindungan. Lipid lain merupakan konstituen penting

membran sel (fosfolipid), merupakan prekursor untuk hormon steroid, bekerja

sebagai molekul pengatur (misalnya leukotrin, protoglandin, tromboksan

dan transpor lemak seluruh tubuh (lipoprotein), serta lemak pelarut

vitamin berfungsi dalam pembekuan darah, fungsi penglihatan dan antioksidan

(Brooker, 2005).

Lipid merupakan bentuk energi tubuh yang paling pekat. Sel-sel otak

hanya menggunakan glukosa tetapi jaringan tubuh lainnya seperti otot jantung

lebih memilih lipid sebagai sumber energi. Asam lemak akan mengalami oksidasi

(14)

krebs, tidak perlu melalui jalur glikolisis. Reaksi ini disebut sebagai reaksi

oksidasi-beta karena yang dioksidasi adalah atom karbon kedua (James,

dkk., 2008).

Lipid terkonjugasiterbentuk dari pengikatan gugus fosfat atau gula ke

molekul lemak. Fosfolid dan Glikolipid ini merupakan konstituen intgral struktur

dinding sel. Sterol juga berfungsi sebagai building block. Struktural di sel

dan membran serta sebagai konstituen hormon dan metabolit lain. Karena tidak

larut dalam air, lipid memerlukan mekanisme pengangkutan khusus agar

bersirkulasi dalam darah. Asam lemak bebas hanya terdapat dalam jumlah

kecil di dalam darah dan umumnya berikatan secara longgar dengan

albumin. Komponen-komponen lipid utama yang dijumpai dalam plasma

adalah trigliserida, koleterol, dan fosfolipid. Ketiganya terdapat dan diangkut

dalam darah sebagai lipoprotein, suatu kompleks makromolekul yang sangat

besar dari lipid dan protein khusus (apolipoprotein) yang membantu

pengemasan, kelarutan, dan metabolisme lemak (Sacher dan Ricard, 2005).

Oksidasi asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan

selanjutnya akan terbentuk aldehida. Inilah yang menyebabkan terjadinya bau dan

rasa yang tidak enak atau tengik. Kelembaban udara, cahaya, suhu tinggi dan

adanya bakteri perusak adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

ketengikan. Gliserol yang diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak

adalah suatu zat cair yang tidak berwarna dan mempunyai rasa yang

(15)

2.4 Enzim

Enzim adalah suatu kelompok protein yang menjalankan dan mengatur

perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologi. Zat ini dihasilkan oleh

organ-organ hewan dan tanaman, yang secara katalik menjalankan berbagai

reaksi, seperti pemecahan hidrolisis, oksidasi, reduksi, isomerisasi, adisi, transfer

radikal dan kadang-kadang pemutusan rantai karbon. Kebanyakan enzim yang

terdapat di dalam alat-alat atau organ-organ organisme hidup berupa larutan

koloidal dalam cairan tubuh, seperti air ludah, darah, cairan lambung dan

cairan pankreas (Sumardjo, 2006).

Kekhususan suatu enzim berhubungan dengan adanya kesesuaian antara

bentuk tempat aktifnya dengan bentuk substratnya. Namun demikian, tempat

aktif itu bukanlah suatu tempat penerima yang kaku bagi substrat tersebut.

Ketika substrat memasuki tempat aktif, maka enzim akan terinduksi untuk

mengubah bentuknya sedikit sehingga tempat aktif akan lebih pas mengelilingi

substrat itu (Campbell, 2002).

Pada suhu yang lebih tinggi, kecepatan molekul substrat meningkat,

sehingga pada saat bertumbukan dengan enzim, energi molekul substrat

berkurang. Hal ini memudahkan terikatnya molekul substrat pada sisi aktif

enzim. Aktifitas enzim meningkat dengan meningkatnya suhu sampai pada titik

tertentu (Aryulina, dkk., 2006).

Enzim sebagai katalisator, suatu enzim berikatan dengan substrat rekasi

dan mengubah substrat menjadi prodak. Substrat berikatan dengan

(16)

dengan residu asam amino enzim. Geometri ruang yang diperlukan untuk semua

interaksi antara substrat dan enzim menyebabkan setiap enzim selektif bagi

substratnya, dan memastikan bahwa yang dihasilkan hanyalah prodak spesifik

(Marks, dkk., 2000).

Enzim memiliki kemampuan katalis yang sangat efisien dan kuat

meskipun dalam konsentrasi yang rendah. Enzim adalah protein spesifik

yang dapat dimanfaatkan kembali karena enzim akan selalu muncul kembali

dalam keadaan utuh setelah substrat diubah menjadi produk. Untuk mempercepat

reaksi-reaksi dapat dilakukan dengan menaikkan suhu, namun hal tersebut tidak

sesuai sebagai sumber energi pengaktif bagi organisme (Setiowati dan Furqonita,

(17)

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

3.1.1 Praktikum Karbohidrat dan Protein

Praktikum Biokimia Pengujian Karbohidrat dan Protein dilaksanakan pada

hari Jum’at, 16 Oktober 2015 pukul. 13.00 WITA bertempat di Laboratorium

Perikanan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu.

3.1.2 Pratikum Lipid dan Enzim

Praktikum Biokimia Pengujian Karbohidrat dan Protein dilaksanakan pada

hari Sabtu, 23 oktober 2015 pikul. 13.00 WITA bertempat di Laboratorium

Perikanan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Karbohidrat

1. Isolasi Amilum Dari Kentang

Tabel 1. Alat Dan Bahan Isolasi Amilum Dari Kentang

Alat Bahan

Pisau + blender Kentang 500 gr

Kain saringan Gelas piala 500 ml

Gelas ukur 250 ml Etanol 95 %

(18)

3.3 Prosedur Kerja

300 gr kentang dikupas dan dicuci lalu dipotong – potong, kemudian

dihomogenisasi dengan 200 ml air dalam belender dalam 1 menit. Bubur kentang

yang diperoleh disaring dengan mengunakan kain saringan didapatkan cairan

berwarna keruh yang di tampung dala gelas piala 500 ml, residu yang tersisa kain

di buang.

Setelah diperoleh semua cairan dikocok dan campuran diberikan

mengendap beberapa waktu sehingga akan terjadi diendapan amilum. Larutan

bagian atas didekantasi dan endapan ditambakan lagi 200 ml air, aduk secara

sempurna dan setelah itu dibiarkan seperti diatas dan larutan bagian atas dibuang,

pekerjaan terahir adalah menambakan laruran etanol 95 % kedalam endapan

sebanyak 100 ml lalu didekantasi lagi setelah itu disaring endapan dengan corong

lalu dikeringkan dengan cara penyebaran pada suhu kamar. Setelah itu ditimbang

beratnya.

2. Uji Iodida Pada Amilum

Tabel 2 alat dan bahan Uji Iodida Pada Amilum

Alat Bahan

Tabung Reaksi Larutan Amilum 1%

(19)

A) Cara Kerja

Iodium 0,01 M 1 Tetes 1 tetes 1 tetes

Campuran yang berwarna dipanaskan, catat adanya perubahan warna, dinginkan dan catat lagi terjadinya perubahan warna.

3.2.2 Protein

Masukan kedalam masing-masing tabung reaksi tambakan larutan protein

dan asam amino sebanyak 3 ml. Setelah itu ditambahkan 1 ml NaOH campurkan

dengan baik, selanjutnya masukan setetes CuSO4 kocok amati perubahan ya ng

terjadi .jika timbul warna tambahkan lagi setetes atau lebih CuSO4 dan amati

perubahan yang terjadi.

(20)

Alat Bahan

Pendingin tegak Minyak kelapa

Erlemeyer 250 ml Minyak bimoli

Buret NaOH 1 M

Timbangan Indikator Pp

Pipetetessumbat gabus / karet HCL 1 M

C) Prosedur kerja

1. Penentuan Angka Penyabunan

a. Timbang 2,5 ml minyak dengan teliti kedalam erlemeyer 250 ml,

tambahkan 25 ml NaOH. Setelah itu tutup dengan pendingin balik,

didihkan dengan hati-hati selam 15 menit.

b. Setelah itu dinginkan dan tambahkan dengan beberapa tetes indikator pp

dan titrasi dengan HCL untuk mengetahui kelebihan NaOH.

c. Lakukan hal yang sama terhadap larutan blanko (NaOH) dan titrasi dengan

HCL 1 M .

d. Hitung angka penyabunan dengan rumus Sbb.

Angka penyabunan = 28,05x(Titrasi Blanko- Sample) Berat Sampel

2. Penentuan Asam Lemak Bebas

a. Timbang sample sebanyak 10 gr kedalam elenmeyer, kemudian tambahkan alcohol panas sebanyak 25 ml. selanjutnya tambahkan idikator pp

sebanyak 4 tetes.

b. Titrasi dengan NaOH 0,1 M sampai larutan tampak berubah menjadi merah muda dan tidak tidak hilang selama 30 detik.

(21)

Catatan : Untuk minyak Bimoli adalah oleat dengan BM = 256 dan

minyak kelapa asam larut dengan BM = 200.

3.2.4 Enzim

Tabel 5. Alat Dan Bahan Percobaan Enzim

Alat Bahan

1. Siapkan 3 buah tabung reaksi, tambahkan masing-masing 2 ml larutan

amilum 1% kedalam setiap tabung masukan 5 tetes larutan iodium.

2. Setelah itu masukan ekstrak enzim sebanyak 2 ml,3 ml dan 4 ml, pada

masing-masing tabung reaksi. Catat berapa lama waktu yang

diperlukan sehinga larutan tidak berwarna biru lagi.

B. Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim Cara kerja:

1. Siapkan 3 buah tabung reaksi, tambahkan masing-masing 2 ml larutan

(22)

2. Tabung reaksi kemudian disiapkan dalam berbagai suhu yaitu suhu

kamar 45o C dan 50o C.

3. Setelah 5 menit tambahkan larutan enzim, selanjutnya catat waktu

perubahan warna larutan dari amilum.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

(23)

4.1.1 Percobaan I : Karbohidrat Pengamatan Percobaan A

1. Berat kentang (sampel) = 297gr

2. Kentang setelah diblender akan terjadi Hancur menjadi bubur kentang

berwarna coklat mudah keruh.

3. Amilum dalam suspensi alkohol bewarna Putih keruh setelah kering

bewarna putih susu.

4. Berat amilum setelah kering = 2,57 gr.

5. % kadar amilum dalam kentang = 20 %

Pengamatan Percobaan B

Perubahan Tabung

I II III

Warna sebelum ditambahkan iodium Bening Bening Bening Warna setelah ditambhakan iodium Bening Biru Bening

Warna setelah pemanasan Bening Bening Bening

Warna setelah didinginkan Bening Biru Bening

4.1.2 Percobaan II : Uji Asam Amino Dan Protein Pengamatan Percobaan A

Larutan sampel NaOH 2,5 M CuSO40,01 M CuSO40,01 M berlebihan

Larutan Protein 2 ml 1 tetes 8 Tetes

Cystein 3 ml 3 tetes 3 tetes

4.1.3 Percobaan III : Lipid Pengamatan Percobaan A

Volume HCl pada titrasi blanko = 2 4,8 ml

(24)

Perubahan yang diamati pada waktu titrasi adalah dari warna merah muda ke

warna bening

Nilai angka penyabunan : MB = 12. MK 17,1

Pengamatan Percobaan B

Volume NaOH pada titrasi 1 = 5 ml

Volume NaOH pada titrasi 2 = ...ml

Volume rata-rata = ,,,ml

Perubahan yang diamati pada waktu titrasi adalah dari warna bening Ke warna

merah muda

Nilai % FFA = MB = 0,020736 x MK = 0,0064

4.1.4 Percobaan IV : Enzim Pengamatan Percobaan A

1. Waktu yang diperlukan terjadinya perubahan warna tabung 1 = 1710 detik.

2. Waktu yang diperlukan terjadinya perubahan warna tabung 2 = 1652 detik.

3. Waktu yang diperlukan terjadinya perubahan warna tabung 3 = 1600 detik.

4. Perubahan warna disebabkan oleh apa adanya tambahan ekstrak touge kedalam masing-masing tabung reaksi.

5. Perubahan warna dari biru perak ke putih.

(25)

30 (28 menit 30 detik)

(27 menit 40 detik)

20 (26 menit 30 detik)

10

ml 1ml 2ml 3ml 4m

Pengamatan Percobaan B

1. Waktu yang diperlukan terjadinya perubahan warna tabung 1 = (suhu 450= 46 detik dan suhu 50 0 = 26 detik ).

2. Waktu yang diperlukan terjadinya perubahan warna tabung 2 = ( suhu 450 = 39 detik dan suhu 50 0 = 25 detik ).

3. Waktu yang diperlukan terjadinya perubahan warna tabung 3 = ( suhu 450 = 134 detik dan suhu 500 = 33 detik ).

4. Kenapa suhu dapat mempengaruhi aktivitas enzim kerna enzim sangat peka dan terpengaruh pada suhu.

Gambar 2. Grafik Pngaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim (menit)

35

Waktu 30

(26)

20

15 ( oc)

10 20 30 40 50

Suhu

4.2 Pembahasan 4.2.1 Karbohidrat

Pengamatan Percobaan A

Pada saat dblender, struktur kentang akan hancur dan akan tersisa patinya,

menurut Girindra, (1986) pati merupakan gula cadangan yang terdapat dalam

tumbuhan, atau buah-buahan. Pati terdiri atas amilosa dan amilopektin.

Kandungan pati akan terlepas dari ampas kentang pada saat dilakukan

penyaringan dengan kain saring, selanjutnya pada saat didiamkan beberapa menit

pati akan mengendap pada dasar air. Selanjutnya pati akan diberi alcohol sehingga

warnanya menjadi putih keruh, penambahan alcohol akan mempercepat proses

pengeringan, sehingga larutan amilum yang disuspensi dengan alcohol akan

menyebapkan air mudah menguap dan tersisa bubuk amilum yang berwarna putih

Pengamatan Percobaan B

Pada tabung satu penambahan amilum, air dan iodium akan menyebapkan

perubahan warna dari bening menjadi biru pekat, sedangkan pada tabung dua

penamban amilum dan HCL serta Iodium akan menyebapkan perubahan warna

(27)

penambahan HCL sebanyak tiga tetes, HCL mnyebapkan kerja iodium terhambat

selai itu tidak adanya penambahan air menyebapkan iodium lambat bereaksi

sehingga warnanya menjadi biru keunguan. Sedangkan tabung tiga penambahan

amilum, NaOH dan iodium, Iodim tidak bereaksi pada amilum karena adanya

penambahan larutan NaOH. Amilum akan memberikan warna biru dengan adanya

penambahan iodium, penambahan iodium akan dapat masuk dan menduduki

posisi dalam gelung helical yang terbentuk jika amilosa berada pada air (Girindra,

1986)

Pemanasan dengan suhu tinggi akan menyebapkan larutan tidak berubah

warna, perubahan warna hanya terjadi pada pemanasan dengan suhu tinggi karena

air akan menguap dan reaksi iodium terhambat sehingga warna menjadi bening

sedangkan pada saat ddidinginkan kembali warna larutan kembali menjadi biru.

4.2.2 Asam Amino dan Protein

Pada tepung ikan penambahan NaOH 2,3 m pada tepung ikan sebanyak

satu tetes, CuSO4 0,01 m sebanyak satu tetes dan CuSO4 0,01 m berlebih tidak

menyebapkan perubahan warna pada sampel tepung ikan, artinya pada sampel

tepung ikan tidak mengandung protein.

Pada putih telur penambahan NaOH 2,3 m pada tepung ikan sebanyak

satu tetes, CuSO4 0,01 m sebanyak satu tetes dan CuSO4 0,01 m berlebih dapat

menyebapkan perubahan warna sampel putih telur manjadi berwarna ungu pada

saat ditambahkan CuSO4 0,01 m berlebih, hal ini menandakan bahwa putih telur

mengandung protein.

(28)

berlebih tidak menyebapkan perubahan warna yang signifikan pada sampel asam

amino Cystein. Uji biuret merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi

adanya protein, dalam larutan basa biuret memberikan warna violet dengan

CuSO4 karena akan terbentuk kompleks Cu2+ dengan gugus CO dan gugus NH

dari rantai peptida dalam suasana basa

4.2.3 Lipid

Percobaan A

Adanya perbedaan volume titrasi blanko dengan volume titrasi sampel

disebapkan adanya kandungan lemak pada larutan sampel, sehingga menyebapkan

pada saat dititrasi dengan menggunakan HCL akan menimbulkan warna

Berdasarkan hasil pengamatan pada pengaruh suhu terhadap aktifitas

enzim, dihasilkan perbedaan penampakan hasil reaksi. Dimana terjadi

perubahan warna dan struktur enzim pada penambahan masing masing 2 ml

(29)

terjadinya perubahan warna pada tabung 1 yaitu 46 detik pada suhu 450 C dan 26

detik pada suhu 500 C, Sedangkan pada tabung 2 yaitu 39 detik ada suhu 450 C dan

25 detik ada suhu 50 0 C Dan pada tabung 3 membutuhkan waktu 134 detik ada

suhu 450 C dan 33 detik ada suhu 500 C. Hal ini disebabkan oleh pekanya enzim

terhada perubahan suhu.

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat di peroleh

kesimpulan :

1. Pada pengujian karbohidrat dengan larutan etanol, dalam tabung I dan II

tidak dapat bereaksi karena tidak menghasilkan warna kuning, Sedangkan

(30)

2. Pada percobaan protein di dapatkan warna ungu, hal ini di sebabkan

penambahan CuSO4 sehingga terbentuk kompleks antar Cu2+ dengan gugus

amino dari protein. Makin kuat intensitas warna ungu yang di hasilkan ini

menunjukkan makn panjang ikatan peptidanya.

3. Pada pengujian lemak untuk penyabunan lemak atau minyak harus di

panaskan dengan larutan alkali.

4. Pada penyabunan enzim di dapatkan bahwa konsentrasi dan suhu

memegang peranan penting bagi aktifitas enzim.

5.2 Saran

Saran yang dapat diajukan pada praktikum kali ini adalah sebaiknya dalam

setiap hasil reaksi dijelaskan dengan hubungan sebab-akibat, sehingga

praktikan dapat memahami hasil praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Abercrombie,M. dan M.Thain.1993.Kamus Lengkap Biologi. Jakarta: Erlangga.

Anugrah. 2011. Denaturasi Protein. Vol. 3 (1) : 17-18

Aryulina, Diah., Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf, Endang W. Winarni. 2006.

Biologi. Erlangga. Jakarta.

Azis, Pradhana. 2007. Enzim dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Kerja Enzim. FIK Biochemical Experiment Class. Jakarta.

Brooker, Chris. 2005. Ensiklopedia Keperawatan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta

(31)

Desrizal. 2011. Fungsi Protein Bagi Tubuh. Vol. 7 (1) : 19-20. Desrizal. 2011. Fungsi Protein BagiTu buh. Vol. 9 (1) : 14-16.

Hutagalung, Haloman. 2004. Karbohidrat. Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Sumatera.

Irawan, M. Anwari. 2007. Karbohidrat. Sport Science Brief. 1 (03) : 2-5. James, Joyce. Colin Baker, dan Helen Swain. 2008. Prinsip-Prinsip Sains Untuk Keperawatan. Erlangga. Jakarta Suryani. 2008. Penentuan Lipid. FMIPA UI. Jakarta

Koesnandar. 2001. Biokonversi. Jurnalmikrobiologiindonnesia. Vol. 6 (1) : 15-18

Kuchel, Philip, dan Ralston B. Gregory. 2002. Biokimia. Erlangga. Jakarta.

Marks, Dawn B., Allan D. Marks, Collen M. Smith. 2000. Biokimia. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Mutiara, Indah. 2008. Enzim. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Sumatera.

Petrucci, Winarno, 1995.penelitian pratikum lipid saponifikas.jakarta : erlangga

Pujianto, Agus. 2008. Kimia Makanan. Pendidikan Tata Boha. Universitas Sumatera. Sumatera.

Rachman, Riyan Syah., Tampico P., Viona M., Tri Nanda., Ervansyah. 2012.

Enzim Kinetik dan Inhibitor. Universitas Brawijaya. Malang.

Sacher, A. Ronald., dan Richard A. 2005. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Samsuri, Istamar dkk. 2004. Biologi SMA kelas XI. Erlangga : Malang

Sari., M. 2011. SkripsiIdentifikasi Protein Menggunakan Fourier Transform Infrared (FTIR). Fakultasteknik. Universitas Indonesia. Depok

Setiowati, Tetty., dan Deswaty Furqonita. 2007. Biologi Interaktif. Azka Press. Jakarta.

(32)

Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa

Sunarya, Yayan. (2003). Kimia Dasar 2 Bandung:Alkemi Grafisindo Press

Teguh. 2009. Kebutuhan Nutrisi Pakan Ikan Dan Udang. Vol. 6 (1) : 21-22.

(33)
(34)

RIWAYAT PENULIS

Penulis bernama lengkap SUKRON NI’AM

lahir di Desa Rio Mukti. Pada tanggal 23

Februari 1996. Penulis adalah putra kedua dari

tiga bersaudara dari pasangan AHMAD FATONI

dan MASRIAH. Pada tahun 2002 penulis memulai pendidikan di SD Impres 5 Rio Pakava,

Desa Rio Mukti, kecamatan Rio Pakava,

Kabupaten Donggala.

Pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikannya ke SMPI

Langensari dan lulus pada tahun 2009 kemudian melanjutkan pendidikan ke MA

AN-NUR Panca Mukti dan lulus pada tahun 2014. Pada tahun 2014 penulis

melanjutkan study ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Universitas Tadulako melalui

jalur SBMPTN dan diterima sebagai mahasiswa baru di Universitas Tadulako,

Fakultas Peternakan Dan Perikanan , Jurusan Peternakan. Dan saat ini penulis

(35)

Gambar

Tabel 1. Alat Dan Bahan Isolasi Amilum Dari Kentang
Tabel 2 alat dan bahan Uji Iodida Pada Amilum
Tabel 4. Alat Dan Bahan Percobaan Lipid
Gambar 2. Grafik Pngaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim

Referensi

Dokumen terkait

Pada tabung III ini yang mempengaruhi kesetimbangan adalah volume dari Fe(NO3)3 yang merubah warna yang sebelumnya merah bata menjadi merah bata lebih pekat dibandingkan tabung I

Pati dalam suasana asam bila dipanaskan dapat terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana, hasilnya diuji dengan iodium yang akan memberikan warna biru

Perubahan warna yang terjadi adalah menjadi kuning, kemudian terjadi perubahan warna lagi setelah larutan NaOH dan HCl ditetesi fenoftalein dari

Pada percobaan larutan aseton mula-mula larutan berwarna bening, setelah ditambahkan pereaksi Fehling A dan Fehling B warna larutan menjadi biru donker atau biru

Bahan makanan yang mengandung amilum adalah roti karena perubahan warna yang terjadi saat gerusan roti di tetesi lugol/kalium iodida warnanya berubah menjadi biru kehitaman. Bahan

Pada percobaan selanjutnya yaitu ion triiodida ditambahkan ke dalam air + amilum, dari hasil pengamatan terlihat warna larutan tersebut menjadi merah tua pekat

Perlakuan kedua yaitu fenol yang direaksikan dengan NaOH tidak terjadi perubahan yang signifikan dari warna merah muda pekat menjadi sedikit bening, hal ini tidak sesuai dengan

3.4.3 Percobaan 3: Identifikasi Anion dengan Cara Reaksi Basah 1 mL larutan 1% BaCl2 Perubahan warna dan endapan yang terbentuk - dimasukkan ke dalam tabung reaksi.. - diamati apa