• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN LENGKAP IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI KIMIA DASAR LANJUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN LENGKAP IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI KIMIA DASAR LANJUT"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN LENGKAP IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI KIMIA DASAR

LANJUT

A. JUDUL PERCOBAAN

Identifikasi Gugus Fungsi

B. TUJUAN PERCOBAAN

Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat senyawa organik melalui indentifikasi senyawa organik melalui identifikasi gugus fungsinya.

C. LANDASAN TEORI

1. hidrokarbon Jenuh dan Tak Jenuh

Hidrokarbon adalah senyawa organik yang molekulnya tersusun dari atom-atom karbon dan hydrogen. Ada tiga golongan senyawa yang termasuk hidrokarbon, yaitu hidrokarbon alifatik (alkana, alkena dan alkuna), hidrokarbon alisiklik (sikloalkana, sikloalkena) dan hidrokarbon aromatik ( benzena dan turunanya). Dalam hidrokarbon alifatik dikenal adanya hidrokarbon alifatik jenuh dan hidrokarbon tidak jenuh (Parlan,2003: 11).

Alkana dan sikloalkana disebut hidrokarbon tidak jenuh, artinya “jenuh dengan hidrogen”. Senyawa ini tak bereaksi dengan hidrokarbon senyawa yang mengandung ikatan-pi disebut tak jenuh; dalam kondisi reaksi yang tepat, senyawa ini bereaksi dengan hydrogen menghasilkan produk jenuh.

Hidrokarbon jenuh

Hidrokarbon tak jenuh

(Fessenden, 1991: 84-85).

(2)

Alcohol merupakan nama suatu golongan senyaw organik yang tersusun dari unsure-unsur C,H dan O dengan struktur yang khas. Rumus umum golongan alcohol monohidroksi adalah ROH dengan ketentuan bahwa R dapat berupa gugus alkil, gugus alkil tak jenuh, gugus alkil tersubtitusi dan mungkin pula rantai siklik. Manfaat golongan alkohol dalam sintesis senyawa organik sangat besar, karena dapat digunakan untuk mrmbut senyawa golongan lain, misalnya aldehida, keton dan asam karboksilat. Sifat-sifat alcohol ditentukan oleh dua unit struktrunya, yaitu R- (gugus alkil) yang bersifat lipofilik dan gugus –OH (hidroksil) yang bersifat hidrofilik. Kedua unit struktur ini mempengaruhi sifat-sifat fisika alcohol, yaitu dalam hal kelarutannya dalam air, titik didih dan viskositasnya. Reaksi pada alcohol dapat dibedakan menjadi, penggantian H dalam gugus –OH oleh atom/gugus, penggantian gugus –OH oleh halogen, perubahan pada gugus -C-OH karena adanya oksidasi, dan dehidrasi (Parlan,2003:121,137,138).

Alkohol dapat membentuk ikatan hydrogen antara molekul-molekulnya, maka titik didih alcohol lebih tinggi draipada titik didih halide atau eter, yang berat molekulnya yang sebanding. Alcohol berbobot molekul rendah larut dalam air, sedangkan alkil halide padanannya tidak larut. Kelarutan dalam air ini langsung disebabkan oleh ikatan hydrogen antara alkohol dan air (Fessenden,1991:260)

Fenol mempunyai dua macam arti, yaitu sebagai nama senyawa organik yang mempunyai rumus C6H5OH dan sebagai nama golongan senyawa organik yang rumus umumnya ArOH (Ar

adalah gugus aril). Bila dibandingkan dengan golongan alcohol terbukti bahwa keduanya mempunyai gugus –OH. Yang menjadi perbedaannya yaitu bahwa gugus –OH pada golongan alcohol terikat pada reaksi alifatik, sedangkan pada golongan fenol terikat langsung pada cincin aromatik. Diantara golongan alcohol dan golongan fenol terdapat persamaan dan juga perbedaan sifat kimia (Parlan,2003: 149).

Sama halnya dengan air, alcohol dan fenol adalah asam-asam lemah. Alcohol mempunyai keasaman 10-100 kali lebih lemah dari air. (tetapan ionisasi untuk kesetimbangan H2O H+ + OH

-adalah 10-14. Untuk kebanyakan alcohol, tetapan ionisasi untuk ROH H+ + OR- kira-kira 10-15

sampai 10-16). Alcohol bereaksi dengan logam seperti natrium atau kalium dengan membebaskan

(3)

Penelitian menunjukkan perlakuan pH 3-lama perebusan 35 menit tidak mengakibatkan perubahan jenis monomer sakarida SP, tetapi mengakibatkan perubahan kadar monomer. Pada perlakuan pH 3-lama perebusan 35 menit, ikatan Fe dengan lignin maupun selulosa pada gugus fungsi –OH; sedangkan terhadap hemiselulosa tidak terjadi pengikatan. Pada perlakuan pH 7-lama perebusan 0 menit, ikatan Fe dengan lignin pada gugus –OH, -COOH; terhadap selulosa pada gugus fungsi –OH, -CH2-O-CH2- dan –COO; sedangkan terhadap hemiselulosa pada gugus

fungsi –OH (Yuanita, 2009: 94).

3. Aldehid dan Keton

Aldehid dan keton adalah nama dua golongan senyawa organik yang masin-masing mengandung unsure-unsur C,H dan O. kedua golongan senyawa ini mempunyai gugus fungsi karbonil () oleh karena itu diantara keduanya terdapat yang menjadi persamaan sifat. Rumus umum aldehida adalah RCOH dan untuk keton

RCOR. Dari rumus umum tersebut dapat diketahui perbedaan antara aldehid dan keton. Perbedaan inilah yang mengakibatkan aldehida dan keton meskipun kduanya merupakan senyawa-senyawa yang mengandung gugus karbonil, tetapi keduanya merupakan terdapat yang membedakan. Gugus karbonil pada keton mengikat dua buah gugus alkil, sedangkan pada aldehida mengikat sebuah gugus alkil dan sebuah atom H (Parlan,2003:163,177).

Reaksi yang sering dipakai untuk membedakan aldehid dan keton adalah reaksi pemebntukan cermin perak dengan pereaksi tollens. Selain itu, reaksi lain yang digunakan adalah oksidasi dengan menggunakan ion tembaga (II) di dalam larutan alkali. Aldehid akan mereduksi tembaga dalam kompleks Cu (II) (reagen Fehling atau reagen Benedict) yang berwarna biru menghasilkan endapan tembaga (I) oksida (Cu2O) yang berwarna merah bata. Keton yang

sederhana tidak menjalankan reaksi ini.

(Tim Dosen, 2016:21)

(4)

Asam karboksilat adalah karbon yang memiliki gugus fungsional COOH. Gugus fungsi ini dinamakan karboksil terdiri atas satu gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil. Kelompok senyawa ini cukup penting karena dalam kehidupan sehari-hari banyak digunakan dalam industry maupun laboratorium. Beberapa contoh senyawanya yang banyak terdapat di alaam diantaranya adalaha lemak hewan dan minyak tumbuhan. Secara umum struktur asam karboksilat dituliskan:

(Rasyid,2009:167)

Secara umum dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat fisika asam karboksilat adalah antara molekulnya terjadi asosiasi melalui ikatann hydrogen, titik didihnya lebih tinggi daripada senyawa lain yang mempunyai berat molekul yang sebanding, kelarutan asam karboksilat dalam air lebih besar daripada senyawa lain yang berat molekulnya sebanding (Parlan,2003: 201-202)

Asam karboksilat dapat bereaksi dengan alkohol yang dapat membentuk air dan ester. Ester adalah senyawa yang dianggap diturunkan dari asam karboksilat dengan menggantikan hidrogen dari gugus hidroksilnya suatu hidrokarbon. Ester mengalami hidrolisis dan menghasilkan asam karboksilat dan alkohol (Tim dosen, 2016: 22).

Penelitian dengan analisis fungsi sampel bensin menunjukkan bahwa terdapat gugus fungsi metil (CH3) gugus alkana, senyawa benzene yang ditunjukkan dengan vibrasi aluran C-H

dan cincin aromatik (C=C) dan gugus lain yang tdak dapat diidentifikasi dengan tepat. Analisis gugus fungsi pada sampel spiritus menujujjan adanya gugus hidroksil dari senyaw alcohol dengan munculnya pia lebar diatas 3000-3500 cm-1dan pada pita 1000-1100 cm-1. Pita uluran

C-H kemungkinan tertutup dan uluran gugus hidroksil, sehingga muncul sebagai pita dengan intensitas yang lemah. Analisis pada gugus fungsi pada sampel uji mengandung gugus hidroksil (O-H) dari jenis alcohol primer, gugus alkil yang kemungkinan adalah metil (CH3) ikatan

rangkap tiga ( ), gugus nitril (z), ikatan rangkap dua C=C dan C-N ( Anam, 2007: 84-85)

Penelitian lainnya yaitu berdasarkan hasil analisis gugus fumgsi dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat gugus perbedaan gugus fungsi antara kitin, kitin koloidal dan kitin superfine. Hal ini sesuai dengan hasil spectra IR dan masing-masing substrat yang menunjukkan adanya

(5)

serapan gugus fungsi –OH, -NH, C-H, C=O dan C-O pada daerah yang hampir sama (Tamimi, 2013:51)

D. ALAT DAN BAHAN 1. Alat

a. Tabung reaksi 12 buah

b. Rak tabung reaksi 1 buah

c. Gelas ukur 10 mL 2 buh

d. Gelas kimia 500 mL 1 buah

e. Lampu spiritus, kaki tiga dan kasa @ 1 buah

f. Botol semprot 1 buah

g. Pipet tetes 10 buah

h. Lap kasar 1 buah

2. Bahan a. Sikloheksena

b. Larutan Kalium Permanganat1%

c. Fenol pekat dan 5%

d. Natrium Hidroksida (NaOH) 2M

e. Asam klorida (HCl) pekat

f. Etanol

g. Besi (III) klorida 0,2 M

h. Reagen Benedict/Fehling (A dan B)

i. Formaldehid/asetaldehid j. Aseton k. Asam asetat 0,1 M\ l. Benzena m. Aquades n. Korek api o. Tissue p. Label E. PROSEDUR KERJA

1. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan terlebih dahulu

2. Alat dicuci dengan air sampai bersih, lalu dikeringkan

a. Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh

1) Sikloheksena dimasukkan 5 tetes kedalam tabung reaksi I kemudian ditambahkan 7 tetes larutan

1%

2) Tabung reaksi digoyangkan selama 2 menit dan diamati apa yang terjadi

3) Benzena dimasukkan 5 tetes kedalam tabung reaksi II kemudian ditambahkan 7 tetes larutan 1%

4) Tabung reaksi digoyangkan selama 2 menit dan diamati apa yang terjadi.

b. Alkohol dan Fenol

1) Reaksi dengan NaOH

a) Etanol dimasukkan kedalam tabung reaksi I sebanyak 3 mL

b) 10 tetes larutan NaOH 2 M ditambahkan kedalam tabung I dengan setiap penambahan 1 tetes

(6)

c) Fenol pekat dimasukkan kedalam tabung reaksi II

d) 10 tetes larutan NaOH 2 M ditambahkan kedalam tabung II dengan setiap penambahan 1 tetes

NaOH, tabung reaksi digoyangkan dan diamati perubahan warna yang terjadi

e) Kedalam tabung II ditambahkan 5 tetes HCl pekat dan diamati perubahan warnanya.

2) Reaksi dengan

a) 1 mL etanol dimasukkan kedalam tabung reaksi I

b) 5 tetes larutan 0,2 M ditambahkan kedalam tabung I dan diamati perubahan warnanya

c) 1 mL fenol 5% dimasukkan kedalam tabung reaksi II

d) 5 tetes larutan 0,2 M ditambahkan kedalam tabung II dan diamati perubahan warnanya

c. Aldehid dan Keton

1) Air 400 mL dipanaskan diatas kaki tiga dan kasa dengan pembakar spiritus

2) 2 mL fehling dimasukkan kedalam tabung reaksi I

3) 5 tetesformaldehid ditambahkan kedalam tabung I

4) 2 mL fehling dimasukkan kedalam tabung reaksi II

5) 5 tetes asetaldehid ditambahkan kedalam tabung II

6) 2 mL benedict dimasukkan kedalam tabung reaksi III

7) 5 tetes formaldehid ditambahkan kedalam tabung III

8) 2 mL benedeict dimasukkan kedalam tabung reaksi IV

9) 5 tetes asetaldehid ditambahkan kedalam tabung IV

10) 2 mL benedict dimasukkan kedalam tabung reaksi V

11) 5 tetes aseton ditambahkan kedalam tabung V

12) 2 mL fehling dimasukkan kedalam tabung reaksi VI

13) 5 tetes aseton ditambahkan kedalam tabung VI

14) Keenam tabung reaksi dimasukkan kedalam gelas kimia 500 mL yang berisi 400 mL air yang

dipanaskan kemudian diamati perubahan yang terjadi pada keenam tabung d. Asam Karboksilat

1) 5 mL asam asetat dimasukkan kedalam tabung reaksi

2) 5 mL etanol ditambahkan kedalam tabung reaksi tersebut

3) Perubahan yang terjadi diamati

4) 5 mL NaOH ditambahkan kedalam larutan tersebut dan diamati perubahan yang terjadi.

F. HASIL PENGAMATAN

1. Hidrokarbon jenuh dan tak jenuh

Tabung

ke- Keadaan mula-mula

Perubahan yang terjadi

(7)

I 5 tetes sikloheksena (tak berwarna) + larutan KMnO4(ungu) 7 tetes Terbentuk 2 lapisan yaitu endapan hitam paling bawah dan coklat paling atas

II 5 tetes benzena (tak berwarna) + 7 tetes larutan KMnO4 (ungu) Tidak bereaksi dan tidak terjadi perubahan warna yaitu warna ungu warna larutan KMnO4

2. Alkohol dan fenol

a. Reaksi dengan NaOH

Tabung ke-Keadaan mula-mula Perubahan yang terjadi

Reaksi yang terjadi

I

Etanol (tak berwarna) + 10 tetes NaOH (tak berwarna) Etanol yang awalnya bening setelah ditetesi NaOH tetap bening

(8)

II Fenol pekat (merah muda) + 10 tetes larutan NaOH Larutan + 5 tetes HCl pekat Tidak terjadi perubahan yang signifikan dari warna merah muda pekat menjadi sedikit bening. Terjadi endapan putih dibawah

b. Reaksi dengan (FeCl3)

Tabung ke-Keadaan mula-mula Perubahan yang terjadi

Reaksi yang terjadi

I 1 mol etanol + 5 tetes FeCl3 Etanol yang awalnya bening setelah direaksikan dengan FeCl3berubah menjadi warna kuning

(9)

II

1 mL fenol 5% (merah muda) + 5 tetes FeCl3

Tidak bereaksi dan tidak terjadi perubahan warna yaitu warna ungu warna larutan KMnO4

3. Aldehid dan Keton

Tabung ke-Reaksi mula-mula Perubahan yang kerja

Reaksi yang terjadi

I 2 mL reagen benedict + 5 tetes formaldehid Tidak terjadi perubahan warna yaitu tetap warna fehling warna biru II 2 mL reagen benedict + 5 tetes asetaldehid (tak berwarna) Terjadi perubahan warna yaitu warna biru III 2 mL fehling (biru) + 5 tetes formaldehid tak berwarna Terjadi perubahan warna yaitu warna ungu

(10)

IV 2 mL fehling (biru) + 5 tetes asetaldehid tak berwarna Terjadi perubahan warna dan terbentuk 2 endapan yaitu bagian bawah warna hitam dan atas warna hijau bening V 2 mL reagen benedict (biru) + 5 tetes aseton (tak berwarna) Tidak terjadi reaksi atau perubahan warna yaitu warnanya tetap warna biru (fehling) VI 2 mL fehling (biru) + 5 tetes aseton tak berwarna Terjadi perubahan warna dan terbentuk endapan dimana bagian bawah warna biru dan dibagian atas warna hijau bening.

(11)

Tabung

ke- Keadaan mula-mula

Perubahan yang terjadi

Reaksi yang terjadi

I 5 mL asam asetat (tak berwarna) + 5 mL etanol 95% tak berwarna Terjadi perubahan warna yaitu warna kuning II + NaOH 2 M 5 mL Tidak terjadi perubahan warna G. PEMBAHASAN

1. Hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tidak jenuh

Penggolongan senyawa hidrokarbon dapat dikelompokkan berdasarkan kejenuhan ikatannya, yakni senyawa hidrokarbon jenuh da senyawa hidrokarbon tak jenuh. Senyawa hidrokarbon jenuh mempunyai cirri antar atom C berikatan tunggal (C-C). senyawa-senyawa yang termasuk kelompok ini antara lain: senyawa etana (C2H6). Senyawa hidrokarbon tak jenuh

mempunyai cirri antara atom C berikatan rangkap (C=C), yaitu ikatan rangkap dua atau ikatan rangkap tiga ( ) . Senyawa- senyawa yang termasuk kelompok ini antara lain: senyawa etena ( C2H5) (Marzuki,2010:152). Fungsi dari percobaan ini yaitu untuk mengidentifikasi reaksi

senyawa hidrokarbon.

Pengujian senyawa hidrokarbon jenuh dan tak jenuh dilakukan dengan mereaksikan senyawa hidrokarabon yang menjadi sampel pada percobaan ini yaitu benzene dan sikloheksena dengan larutan kalium permanganat (KMnO4 ). Sikloheksena merupakan salah satu senyawa

alkena yang berebentuk siklik dan mengandung enam atom karbon. Percobaan ini, sikloheksena yang tak berwarna direaksikan dengan KMnO4 yang berwarna ungu. KMnO4 yang ditambahkan

(12)

bermaksud untuk mengadisi ikatan rangkap pada sikloheksena. Siklohekasena bereaksi dengan larutan KMnO4 yang ditandai dengan adanya perubahan warna dan terbentuk 2 lapisan yaitu

endapan hitam paling bawah dan endapan coklat paling atas. Sikloheksena dapat bereaksi dengan KMnO4 karena putusnya ikatan rangkap dua pada sikloheksena. Percobaan ini sesuai dengan

teori bahwa berlangsungnya reaksi adisi pada hidrokarbon tidak jenuh seperti alkena ditandai dengan hilangnya warna KMnO4 (Tim Dosen, 2016:19) . Hal ini dapat dikatakan bahwa

sikloheksena merupakan hidrokarbon tidak jenuh, karena sikloheksena mudah dioksidasi oleh larutan KMnO4 . Reaksi yang terjadi :

Benzene merupakan senyawa yang mengandung enam atom karbon dan memiliki struktur yang sangat mantap. Percobaan ini benzene direaksikan dengan kalium permanganate (KMnO4 ) dan tidak mengalami perubahan warna pada KMnO4 yang mana warnanya tetap

berwarna ungu. Penambahan KMnO4 berfungsi untuk mengadisi ikatan rangkap pada benzene.

Tidak terjadi reaksi pada kedua larutan tersebut karena benzene termasuk golongan alkana aromatik dan mengalami reaksi adisi yang memiliki karakteristik dapat mengalami reaksi subtitusi dan biasanya diperlukan kondisi yang lebih drastis misalnya konsentrasi dan temperature lebih tinggi serta dengan katalis yang lain (Tim Dosen, 2016:19). Selain itu, benzena sangat sulit dioksidasi oleh KMnO4 karena melibatkan sejumlah zat antara dari oksidatornya baik

dalam bentuk radikal maupun ion. Benzene sukar untuk diadisi karena ikatan rangkap dua karbon-karbon dalam benzene dapat terdelokalisasi (berpindah-pindah) dan membentuk cincin yang kokoh terhadap serangan KMnO4 , sehingga tidak mudah teroksidasi . Reaksi yang terjadi:

2. Alkohol dan Fenol

Hidrokarbon yang molekulnya mengandung satu gugus hidroksil (-OH) dikenal sebagai alcohol. Alcohol mempunyai rumus umum R-OH dengan R adalah gugus alkil. Sedangkan fenol merupakan senyawa yang mempunyai suatu gugus hidroksil yang terikat pada suatu cincin benzene. Fenol biasa juga disebut asam karbolat atau alcohol aromatik dengan rumus Ar-OH (Tim Dosen, 2016:20).

(13)

Reaksi dengan NaOH bertujuan untuk mengidentifikasi gugus fungsi alcohol dan fenol dengan cara mereaksikan etanol dan fenol dengan NaOH. Digunakan NaOH karena merupakan basa kuat dan termasuk larutan alkali, sehingga NaOH dapat dijadikan sebagai pereaksi. Percobaan ini terdiri dari dua perlakuan yaitu:

1) Etanol direaksikan dengan NaOH

Perlakuan pertama, etanol direaksikan dengan NaOH. Setelah direaksikan tidak terjadi perubahan warna. Hal ini ditandai bahwa etanol dan NaOH tidak bereaksi, yang disebabkan oleh NaOH merupakan basa kuat dan alcohol memiliki sifat keaasaman yang jauh lebih lemah dari pada air yaitu keaasaman 10-100 kali lipat dari air, derajat ionisasi air (Kw= 10-14) sedangkan

alcohol sekitar 10-5-10-16. Gugus fungsi dari alcohol adalah asam lemah sehingga sulit bereaksi

dengan basa kuat. Reaksi yang terjadi:

2) Fenol direaksikan dengan NaOH

Perlakuan kedua yaitu fenol yang direaksikan dengan NaOH tidak terjadi perubahan yang signifikan dari warna merah muda pekat menjadi sedikit bening, hal ini tidak sesuai dengan teori yaitu fenol dapat bereaksi dengan NaOH yang ditandai dengan perubahan warna menjadi bening. Hal ini disebabkan kurangnya ketelitian praktikan dalam menambahkan etanol ke dalam tabung reaksi dan kondisi serta kualitas bahan yang digunakan sudah tidak bagus. Selain itu kesalahan lain yaitu adanya air yang bercampur dengan larutan pada tabung reaksi yang sudah dicuci tidak terlalu kering. Fenol yang bersifat asam lemah akan bereaksi dengan NaOH membentuk garamnya larut dalam air , dimana fenol dan senyawa padanannya memiliki tingkat keasaman 10.000 kali lebih kuat dari pada air sehingga dapat dengan mudah bereaksi dengan larutan basa. Reaksi yang terjadi :

Apabila larutan yang telah terbentuk direaksikan dengan HCl pekat perubahan yang terjadi ditandai dengan terbentuknya endapan putih pada dasar tabung. Dari perubahan itu dapat dikatakan bahwa percobaan ini tidak sesuai dengan teori yang seharusnya apabila garam fenol direaksikan dengan HCl pekat maka akan berubah kembali menjadi fenol. Reaksi seharusnya yang terjadi:

(14)

b. Reaksi dengan FeCl3

Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi sifat senyawa alkohol dan fenol dengan mereaksikan FeCl3 dengan etanol dan fenol. Pada perlakuan pertama yaitu dengan mereaksikan

FeCl3 dengan etanol menghasilkan warna kuning. Hal ini menandakan bahwa etanol tidak dapat

bereaksi dengan FeCl3 , karena etanol (alcohol) merupakan larutan alkali atau basa kuat dan pada

etanol tidak memiliki cincin yang mampu beresonansi dan merupakan senyawa alifatis yang tidak dapat bereaksi dengan FeCl3 . Reaksi yang terjadi:

Perlakuan yang kedua yaitu dengan mereaksikan fenol dengan FeCl3 .Pada reaksi ini

mengalami peubahan warna biru kehitaman. Hal ini menujukkan bahwa fenol dapat bereaksi dengan FeCl3 . Karena fenol mengandung gugus –OH yang terikat pada suatu karbon tak jenuh

(enol), sehingga dapat membentuk senyawa kompleks. Fenol yang mengandung gugus –OH yang terikat pada cincin aromatik dapat terdelokalisasi pada posis orto dan para pada cincin benzene melalui resonansi, sehingga fenol dapat lebih mudah bereaksi dengan FeCl3. Reaksi

yang terjadi:

3. Aldehid dan Keton

Aldehid dan keton adalah nama dua golongan senyawa organik yang masing-masing mengandung unsure-unsur C,H dan O. kedua golongan senyawa ini mempunyai gugus fungsi karbonil (C=O). oleh karena diantara keduanya terdapat beberapa persamaan sifat (Parlan, 2013: 163). Pada percobaan ini terdiri atas dua perlakuan. Perlakuan pertama reagent benedict direaksikan dengan formaldehid, asetaldehid dan aseton. Perlakuan kedua reagent fehling dengan formaldehid, asetaldehid dan aseton. Penambahan reagen benedit dan fehing digunakan untuk dapat membedakan gugus karbonil keton dan aldehida. Kedua perlakuan ini setelah direaksikan selanjutnya dipanaskan. Pemanasan bertujuan untu mempercepat reaksi reaksi terjadi.

Perlakuan pertama yaitu mereaksikan larutan benedit dan fehling dengan formaldehid dan asetaldehid. Dari hasil reaksi tidak menunjukkan perubahan warna pada larutan benedit dengan formaldehid dan asetaldehid yaitu tetap berwarna biru, tetapi pada larutan fehling dengan formaldehid dan asetaldehid terjadi perubahan warna menjadi warna ungu pada formaldehid dan warna hitam pada bagian bawah dan warna hijau bening pada bagian atas. Hal ini menandakan

(15)

formaldehid dan asetaldehid bereaksi dengan reagen fehling. Adanya endapan warna hitam tersebut karena formldehid dan asetaldehid mereduksi tembaga dalam kompleks Cu(II) yang berwarna biru. Hal ini sesuai dengan teori yang mana formaldehid dan asetaldehid yang direaksikan dengan reaagen benedit akan menghasilkan endapan tembaga (I) oksida (Cu2O) yang

berwarna merah bata karena aldehid dapat mereduksi tembaga dalam kompleks Cu(II) (Tim Dosen, 2016: 21)

Formaldehid dapat teroksidasi karena memiliki atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonilnya. Kekeliruan ataupun keasalahan pada reaksi benedit ini bisa saja disebabkan oleh kesalahan praktikan yang kurang teliti dan kualitas bahan yang digunakan sudah tidak bagus lagi. Reaksi yang harusnya terjadi pada fehling dan benedit :

Perlakuan kedua yaitu mereaksikan larutan benedit dengan aseton. Pada reaksi ini tidak terjadi reaksi atau perubahan warna pada reaksi reagen benedit dan aseton yang menandakan tidak terjadi reaksi. Lain halnya dengan reaksi reagen fehling dan aseton terjadi perubahan warna dan terbentuk endapan dimana pada bagian bawah warna biru dan dibagian atas warna hijau bening. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang mana aseton tidak dapat beraksi dengan reagen benedit dan fehling, karena keton tidak dapat mereduksi tembaga dalam dalam kompleks Cu (II) dalam larutan fehling dan benedit. Selain itu, pada keton gugus karbonilnya diapit oleh dua alkil yang saling menguatkan sehingga sukar untuk bereaksi. Kesalahan pada percobaan ini disebabkan karena kurangnya ketelitian dari praktikan danbahan yang digunakan sudah rendah kualitasnya. Reaksi yang harusnya terjadi :

4. Asam Karboksilat

Asam karboksilat adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung gugus karbonil (-COOH) dengan sebuah atom karbon (C) yang mempunyai ikatan rangkap ke okisgen dengan sebuah gugus hidroksil (-OH). Gugus karboksil dapat mengikat gugus alkil (-R) atau gugus aril (-Ar). Asam karboksilat adalah asam lemagh (Tim Dosen, 2016: 21). Reaksi antara asam karboksilat dengan etanol. Reaksi ini mengalami perubahan warna yaitu warna kuning dan terdapat bau yang khas. Hal ini menandakan bahwa asam asetat bereaksi dan etanol bereaksi

(16)

membentuk ester dan air. Reaksi ini merupakan reaksi esterifikasi, diaman terjadi perubahan dari suatu asam karboksilat dan alcohol menjadi suatu ester. Reaksi yang terjadi:

Kemudian ester yang terbentuk direaksikan dengan NaOH. Tujuan dari penambahan NaOH yaitu untuk melihat apakah ester dapat mengalami reaksi hidroslisis.berdasarkan hasil pengamatan ester yang direaksikan dengan NaOH tidak mengalami perubahan warna, akan tetapi bau yang khas dari ester tersebut hilang. Hal tersebut dapat terjadi karena ester terhidrolisis menghasilkan garam dari asam karboksilat dan alkohol. Reaksi yang terjadi :

H. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan percoban yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat senyawa hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh dapat diidentifikasikan melalui reaksinya dengan KMnO4. Hidrokarbon jenuh teroksidasi maupun tereduksi sedangakan senyawa hidrokarbon

tidak jenuh mudah teroksidasi. Alkohol dan fenol, sifat-sifat senyawa organiknya dapat diidentifikasi melalui reaksinya dengan NaOH dan FeCl3. Alkohol tidak dapat bereaksi dengan

NaOH dan FeCl3. Aldehid dan keton, sifat-sifat senyawanya dapat diidentifikasi melalui

reaksinya dengan reagent benedit atau fehling. Aldehid dapat bereaksi, karena aldehid dapat mereduksi tembaga dalam kompleks Cu(II) (reagen Benedit atau Fehling) sedangkan keton tidak dapat mereduksi tembaga dalam kompleks Cu (II) dalam reagen Benedit atau Fehling. Asam karboksilat, sifat-sifat senyawanya dapat diidentifikasi melalui reaksinya denganalkohol yang akan membentuk ester dengan air. Ester mengalami hidrolisis akan mengalami hidrolisis akan menghasilkan asam karboksilat dan alcohol, dengan mereaksikannya deengan NaOH.

2. Saran

a. Untuk Praktikan

Diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar lebih meguasai semua materi teruma prosedur kerja dan fungsi dari setiap alat dan bahansehingga yang diperoleh dapat sesuai dengan teori.

(17)

b. Untuk Asisten

Diharapkan kepada asisten lebih memperhatikan praktikan saat melakukan percobaan dan membimbing dari tahap ke tahap apalagi pada percobaan ini terdapat bahan yang cukup berbahaya.

c. Untuk Laboran

Diharapkan Laboran dapat mengganti alat-alat yang sudah tidak layak pakai lagi di Laboratorium dan memeriksa bahan yang sudah tidak berkualitas dan tidak bisa lagi digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Anam, Choirul., Sirjuddin dan K Sofjan Firdausi. 2007. Analisis Gugus Fungsi pada Sampel Uji, Bensin dan Spiritus Menggunakan Metode Spektroskopi Ftir. Jurnal Berkala Fisika. Vol. 10. No.1

Fessenden, R.J., Fessenden, J.S dan Pudjaatmaka, A.H. 1992. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga

Hart, Harold.1983. Kimia Organik Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga Parlan dan Wahjudi. 2003. Kimia Organik I. Malang: JICA

Rasyid, Muhaidah. 2009. Kimia Organik I. Makassar: Badan Penerbit UNM

Tamimi, Mizan dan Nuniek Herdsyastuti. 2013. Analisi Gugus Fungsi dengan Menggunakan Spektroskopi FT-IR Dari Variasi Kitin sebagai Substart Kitinase Bakteri Pseudomonas Sp. TNH_54. Jurnal Kimia UNESA. Vol. 2 No. 2

Tim Dosen. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Dasar Lanjut. Makassar: Jurusan Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Yuanita, Leny. 2009. Analisis Monomer Sakarida dan Gugus Fungsi Kompleks Fe-Serat Pangan pada Perebusan Kondisi Asam. Jurnal ilmu dasar. Vol. 10. No. 1

(18)

Diposkan oleh Catatan Rahmawati di 04.15

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

Label: laporan lengkap

Tidak ada komentar: Poskan Komentar

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya

Catatan Rahmawati Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

 ▼ 2016 (16)

(19)

 LAPORAN LENGKAP REAKSI PENGENALAN KARBOHIDRAT LEMA...

 LAPORAN LENGKAP IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI KIMIA DA...

 ASAM KARBOKSILAT DAN DERIVATNYA

o ► Maret (4) o ► Februari (9)

Referensi

Dokumen terkait