LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (TPK 18225)
PERCOBAAN III
IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI SENYAWA ORGANIK MELALUI KELARUTAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Praktikum Kimia Organik (TPK 18225)
Dosen Pengampu:
Ratna Kartika Irawati, S.Pd., M.Pd.
Penyusun:
Siti Fatimah 180101090549
PROGRAM STUDI TADRIS KIMIA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN ANTASARI BANJARMASIN
MARET 2020
PERCOBAAN III
Judul : Penentuan Sifat Fisik dari Senyawa Organik
Tujuan : Mengidentifikasi Gugus Fungsi Senyawa Organik Melalui Kelarutannya dengan Percobaan yang Tepat.
Hari/Tanggal : Rabu / 11 Maret 2020
Tempat : Laboratorium Kimia FTK UIN Antasari Banjarmasin
I.
DASAR TEORI
Gugus fungsi (functional group) adalah sekelompok atom yang menyebabkan perilaku kimia molekul induk. Molekul berbeda yang mengandung gugus (atau gugus-gugus) fungsi yang sama mengalami reaksi yang serupa. Jadi, dengan mempelajari sifat-sifat khas beberapa gugus fungsi, kita dapat belajar dan memahami sifat-sifat dari banyak senyawa organik. (Chang, 2004).
Senyawa organik mengikuti tiga ketentuan dalam kelarutan: pertama, Molekul organik kecil lebih mudah larut dalam air daripada molekul organik besar. Kedua molekul organik polar, terutama yang mampu mengikat hidrogen, lebih mudah larut dalam air daripada molekul nonpolar. Ketiga senyawa dalam bentuk ionik mereka lebih mudah larut dalam air daripada bentuk netralnya. Contohnya, asam benzoat tidak larut dalam air, namun dapat larut dalam larutan hidroksida dan larutan hydrogen karbonat karena basa-basa ini bereaksi dengan asam benzoate untuk membentuk ion benzoate yang dapat larut dalam air. Kelarutan asam karboksilat dan amina sangat khas sehingga uji kelarutan sendiri dapat membedakan kelompok fungsional ini dari yang lainnya dalam percobaan.
Salah satu cara mudah untuk menentuka kelarutan senyawa polar umumnya larut dalam senyawa polar lainnya, sedangkan senyawa non-polar umumnya larut dalam senyawa non-polar lainnya. Molekul yang bisa membentuk ikatan hidrogen umumnya larut dengan molekul lain yang bisa membentuk ikatan hidrogen dan sebagainya. Kemampuan zat terlarut membentuk ikatan hidrogen merupakan faktor yang jauh lebih berpengaruh dibandingkan dengan polaritas.
Kelarutan gugus fungsi pada setiap pelarut memberikan hasil yang berbeda-beda dan diberikan bagan berikut:
larut Water tidak larut
test solution with pH paper 5% NaOH
5% NaHCO3 tidak larut larut
5% HCl 6% NaHCO3 Larut/ Tidak larut/ larut larut/ tidak larut ada gelembung no bubbles bubbles no bubbles
Larut/ tidak larut perubahan warna no color change
unknown unknown
Asam karbosilat
Mol rendah, seperti Alkohol, aldehid, ketone, atau amina
amina
Asam karboksilat
Fenol
Alkana, alkohol, aldehid, keton
Alkana, alkil halida
A. Alkohol
Semua alkohol mengandung gugus fungsi hidroksil, ─OH, beberapa alkohol yang umum seperti metanol, (CH3OH) biasanya digunakan dalam komponen utama dalam spiritus, etanol, (CH3CH2OH) digunakan dalam minuman keras, 2-propanol (CH3)2CHOH digunakan sebagai zat pembunuh kuman, fenol dan etilen glikol. (Chang, 2004).
Alkohol merupakan asam yang sangat lemah, alkohol tidak bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH. Logam alkali bereaksi dengan alkohol menghasilkan hydrogen:
2CH3OH + 2Na → 2CH3ONa + H2 natrium metoksida
Tetapi, reaksinya jauh kurang hebat dibanding reaksi antara Na dan air : 2H2O + 2Na → 2NaOH + H2
B. Eter
Eter mengandung ikatan R─ O ─ R’, dimana R dan R’ adalah gugus hidrokarbon (aromatik atau alifatik). Eter dihasilkan oleh reaksi antara dua alkohol
CH3OH + HOCH3 H2SO4
CH3OCH3 + H2O katalis
Reaksi ini adalah salah satu contoh reaksi kondensasi, yang ditandai dengan penggabungan dua molekul dan pelepasan molekul kecil, biasanya air. (Chang, 2004).
C. Aldehida dan Keton
Pada kondisi oksidasinya lemah, alkohol mungkin diubah menjadi aldehida dan keton CH3OH + O2 → H2C = O + H2O
Formaldehida
H3C
C2H5OH + O2 → C = O + H2O H3C
asetaldehida
H3C
CH3 ─ C ─ CH3 + O2 → C = O + H2O
H aseton
Gugus fungsi dalam senyawa ini adalah gugus karbonil, >C=O. pada aldehida sedikitnya satu atom hydrogen terkait pada karbon dalam gugus karbonil. Pada keton, atom karbon pada gugus karbonil terikat pada dua gugus hidrokarbon. (Chang, 2004).
Aldehida yang paling sederhana, formaldehida (H2C=O) mempunyai kecenderungan untuk berpolimerisasi, yaitu setiap molekul bergabung satu sama lain untuk membentuk senyawa dengan masa molar tinggi. Reaksi ini banyak kalor dan seringkali meledak, sehingga formaldehida biasanya dibuat dan disimpan dalam larutan air (untuk mengurangi konsentrasi).
Cairan yang baunya agak tidak enak ini digunakan sebagai bahan dasar dalam industry polimer dan di laboratorium sebagai bahan pengawet untuk contoh binatang. Yang menarik, aldehida yang massa molarnya lebih tinggi, seperti aldehida sinamat mempunyai bau yang menyenangkan dan digunakan dalam pembuatan parfum. (Chang, 2004).
Keton biasanya kurang reaktif dibandingkan aldehida. Keton paling sederhanaadalah aseton, suatu cairan berbau sedap yang digunakan terutama sebagai pelarut untuk senyawa organik dan pembersih cat kuku. (Chang, 2004).
E. Asam Karboksilat
Pada kondisi-kondisi yang sesuai baik alkohol maupun aldehida dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat asam yang mengandung gugus karbonil, ─COOH: asam format, asam asetat, asam butirat, asam benzoat, glisin, asam oksalat dan asam sitrat. (Chang, 2004).
Asam karboksilat tersebar luas di alam, asam ini dapat ditemukan baik dalam tumbuhan maupun binatang. Semua molekul protein terbuat dari asam amino, jenis khusus asam karboksilat yang mengandung gugus amino (─NH2) dan gugus karboksil (─COOH).
tidak seperti asam anorganik HCl, HNO3 dan H2SO4. Asam karboksil pada umumnya merupakan asam lemah. Asam karboksil pada umunya merupakan asam lemah. Asam karboksilat bereaksi dengan alkohol untuk membentuk esteryang baunya sedap: (Chang, 2004).
Reaksi umum yang lain dari asam karboksilat adalah penetralan CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O
F. Ester
Ester mempunyai rumus umum R’COOR, dimana R’ dapat berupa H, suatu gugus alkill, atau suatu gugus hidrokarbon aromatik dan R adalah gugus alkil atau gugus hidrokarbon aromatic. Ester diguanakan dalam pembuatan parfum dan pemberi rasa dalam industry gula-gula dan minuman ringan. Bau khas dan rasa dari banyak buah-buahan ditentukan oleh keberadaan ester-ester ini. Sebagai contoh jeruk mengandung okil asetat (CH3COOC8H17). Gugus fungsi pada ester adalah ─COOR. Dengan adanya katalis asam, seperti HCl, ester bereaksi dengan air (reaksi hidrolisis) untuk menghasilkan asam akrboksilat dan alkohol. (Chang, 2004).
G. Amina
Amina adalah basa organik. Amina mempunyai rumus R3N dengan R adalah gugus alkil atau gugus hidrokarbon aromatic. Seperti ammonia, amina adalah basa bronsted yang bereaksi dengan air sebagai berikut:
RNH2 + H2O → RNH3+
+ OH-
Seperti semua basa, amina membentuk garam bila bereaksi dengan asam CH3NH2 + HCl → CH3NH3+
CL-
metilamina metilamonium klorida
Pada percobaan kelarutan ini, kita dapat menentukan apakah senyawa organik memiliki gugus fungsi amina,alkohol, asam karboksilat, keton, aldehida, ester dan eter. Pelarut yang digunakan dalam percobaan ini adalah Larutan NaOH 5% , Larutan HCl 5%, H2SO4 pekat dan aquades. (Chang, 2004).
II. HIPOTESIS
1. Gugus fungsi yang terkandung dalam larutan cuka apel adalah asam karboksilat 2. Gugus fungsi yang terkandung dalam larutan pembersih kuku adalah keton 3. Gugus fungsi yang terkandung dalam larutan pembersih tangan adalah alkohol 4. Gugus fungsi yang terkandung dalam desinfektan adalah fenol
5. Gugus fungsi yang terkandung dalam larutan pengawet mayat adalah aldehida
III. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
1) Tabung reaksi 10 buah
2) Pipet tetes 8 buah
3) Kertas indikator Universal 5 buah 4) Rak tabung reaksi 1 buah 2. Bahan
1) Aquades
2) Larutan cuka apel (A) 3) Larutan pembersih kuku (B) 4) Larutan pembersih tangan (C) 5) Desinfektan (D)
6) Larutan pengawet mayat (E) 7) Larutan NaOH 5%
8) Larutan HCl 5%
9) H2SO4 pekat
IV. PROSEDUR KERJA
PERCOBAAN 1 : UJI KELARUTAN AIR
1. Pertama-tama menambahkan 10 tetes larutan sampel (A,B,C,D atau E secara bergantian) ke dalam 1 mL air dalam tabung reaksi.
2. Kemudian, mengocok secara perlahan
3. Setelah itu, mengamati apakah sampel larut atau tidak larut
4. Jika sampel larut, uji pH dengan indikator universal uji juga pH air sebagai kontrolnya.
PERCOBAAN 2 : UJI KELARUTAN DALAM NaOH 5 % 1. Jika sampel larut dalam air, lanjut ke langkah percobaan 3
2. Jika sampel tidak larut di air, tambahkan 10 tetes larutan sampel (A,B,C,D atau E secara bergantian) ke dalam 1 mL NaOH 5%
3. Kemudian, mengocok secara perlahan
4. Setelah itu, mengamati apakah sampel larut atau tidak larut
5. Jika sampel tidak larut, menambahkan HCl 5% ke dalam tabung reaksi tersebut sampai asam.
6. Lalu, mencatat apakah terbentuk endapan (kekeruhan).
PERCOBAAN 3 : UJI KELARUTAN DALAM NaHCO3 5%
1. Pertama-tama Menambahkan 10 tetes sampel dalam tabung reaksi 2. Kemudian menambahkan 1 mL NaHCO3 5%
3. Setelah itu amati gelembung pada permukaan larutan dan mengocok larutan secara perlahan
4. Mencatat apakah sampel terlarut atau tidak terlarut PERCOBAAN 4 : UJI KELARUTAN DALAM HCl5%
Untuk sampel yang tidak larut dalam air dan NaOH 5%
1. Pertama-tama, menambahkan HCl 5% sebanyak 1 mL secara berturut-turut hingga 3 mL pelarut ke dalam 10 tetes sampel.
2. Kemudian, jika sampel tidak larut, memisahkan cairan supernatant dengan menggunakan pipet
3. Setelah itu, menambahkan NaOH 5% sampai bersifat basa.
PERCOBAAN 5 : UJI KELARUTAN DALAM H2SO4 (gunakan lemari asam) 1. Pertama-tama, memasukkan 3 mL H2SO4 ke dalam tabung reaksi kering.
2. Kemudian, menambahkan 10 tetes mL cairan sampel 3. Setelah itu, mengocok beberapa lama
4. Lalu, mengamati perubahan yang terjadi, apakah sampel terjadi perubahan warna atau endapan.
V. HASIL PENGAMATAN
NO PERLAKUAN HASIL PENGAMATAN
1
PERCOBAAN 1 : UJI KELARUTAN AIR 1. Menambahkan 10 tetes larutan sampel(A,B,C,D atau E secara bergantian) ke dalam 1 mL air dalam tabung reaksi 2. Mengocok secara perlahan
3. Mengamati apakah sampel larut atau tidak larut
4. Jika sampel larut, uji pH dengan indikator universal uji juga pH air sebagai kontrolnya.
Terdapat 10 tetes larutan sampel (A,B,C,D atau E) + 1 mL air dalam tabung reaksi
Sampel (A) cuka apel = larut dalam air
Sampel (B) larutan pembersih kuku = larut dalam air
Sampel (C) larutan pembersih tangan = larut dalam air
Sampel (D) desinfektan = Tidak larut dalam air (mengendap)
Sampel (E) larutan pengawet mayat = larut dalam air
Sampel (A) cuka apel = pH 3
Sampel (B) larutan pembersih kuku = pH 7
Sampel (C) larutan pembersih tangan = pH >6
Sampel (E) larutan pengawet mayat = pH > 5
Air = pH 7
2
PERCOBAAN 2 : UJI KELARUTAN DALAM NaOH 5 %1. Jika sampel tidak larut di air, tambahkan 10 tetes larutan sampel (A,B,C,D atau E secara bergantian) ke dalam 1 mL NaOH 5%
2. Kemudian, mengocok secara perlahan 3. Setelah itu, mengamati apakah sampel
larut atau tidak larut.
10 tetes sampel (D) desinfektan = larut dalam 1 mL air + 1 mL NaOH 5%
3
PERCOBAAN 3 : UJI KELARUTAN DALAM NaHCO3 5 %1. Menambahkan 10 tetes sampel dalam tabung reaksi
2. Menambahkan 1 mL NaHCO3 5%
3. mengamati gelembung pada permukaan larutan dan mengocok larutan secara perlahan
4. Mencatat apakah sampel terlarut atau tidak terlarut
Berdasarkan literatur yang ada hasil percobaan UJI kelarutan dalam NaHCO3 5 %
Terdapat 10 tetes sampel dalam tabung reaksi
Sampel (A) cuka apel = larut dalam 1mL NaHCO3 5 % dan ada terdapat gelembung- gelembung gas
Sampel (B) larutan pembersih kuku = tidak larut dalam 1mL NaHCO3 5 % dan tidak terdapat gelembung-gelembung gas
Sampel (C) larutan pembersih tangan = tidak larut dalam 1mL NaHCO3 5 % dan tidak terdapat gelembung-gelembung gas
Sampel (D) desinfektan = tidak larut dalam 1mL NaHCO3 5 % dan tidak terdapat gelembung-gelembung gas
Sampel (E) larutan pengawet mayat = tidak larut dalam 1mL NaHCO3 5 % dan tidak terdapat gelembung-gelembung gas
4.
PERCOBAAN 5 : UJI KELARUTAN DALAM H2SO4 (gunakan lemari asam)1. Memasukkan 3 mL H2SO4 ke dalam tabung reaksi kering.
2. Menambahkan 10 tetes mL cairan sampel 3. Mengocok beberapa lama
4. Mengamati perubahan yang terjadi, apakah sampel terjadi perubahan warna atau endapan
Terdapat 3 mL H2SO4 di dalam tabung reaksi kering.
Terdapat 10 tetes larutan sampel (A,B,C,D atau E) + 3 mL H2SO4 dalam tabung reaksi
Sampel (A) cuka apel = berwarna agak keruh dan tidak ada endapan
Sampel (B) larutan pembersih kuku = kuning muda dan tidak ada endapan
Sampel (C) larutan pembersih tangan = kuning keruh atau pink transparan dan tidak ada endapan
Sampel (D) desinfektan = merah cokelat dan ada endapan hitam diatas ?
Sampel (E) larutan pengawet mayat = tidak berwarna dan tidak ada endapan.
VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan pertama yaitu menentukan gugus fungsi dengan menguji kelarutannya dalam air. Sampel yang digunakan yaitu cuka apel, larutan pembersih kuku, larutan pembersih tangan, desinfektan dan larutan pengawet mayat.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut didapat bahwa sampel (A) cuka apel larut dalam air. Kemudian ketika sampel larut dalam air, dilanjutkan dengan mengukur pHnya yaitu pH 3.
Ini menunjukkan bahwa sampel A bersifat asam. Setelah itu langsung dengan uji kelarutan dalam NaHCO3 . Ketika di tambahkan NaHCO3 sampel A larut dan terdapat gelembung-
gelembung gas. Ini menunjukkan bahwa sampel A itu mengandung asam karboksilat yang ditandai dengan larut dalam air dan NaHCO3 serta terdapat gelembung-gelembung gas.
RCOOH(aq) + NaHCO3(l) → RCOONa(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Reaksi ketika asam karboksilat bereaksi dengan NaHCO3(l) yaitu membebaskan gas CO2 sehingga terbentuknya gelembung-gelembung gas. Asam karboksilat merupakan asam lemah karena sedikit terionisasi dalam air, sehingga ketika di ukur pHnya benar adalah pH 3 yang merupakan asam lemah. Ketika diuji dengan mencampurkan H2SO4 dalam sampel A terjadi perubahan warna yang mula-mula tidak berwarna menjadi keruh dan tidak ada endapan. Jadi berdasarkan hipotesis saya, benar bahwa sampel A itu gugus fungsinya adalah asam karboksilat Sampel (B) larut dalam air. Kemudian ketika sampel larut dalam air, dilanjutkan dengan mengukur pHnya yaitu pH 7. Ini menunjukkan bahwa sampel B bersifat netral. Setelah itu langsung dengan uji kelarutan dalam NaHCO3 . Ketika di tambahkan NaHCO3 sampel B tidak larut dan tidak terdapat gelembung-gelembung gas. Ini menunjukkan bahwa sampel B itu molnya rendah. Sehingga kemungkinan mengandung alkohol, aldehida, keton atau amina.
Selanjutnya, ketika diuji dengan mencampurkan H2SO4 dalam sampel B terjadi perubahan warna yang mula-mula tidak berwarna menjadi kuning muda dan terlarut (tidak ada endapan). Ini menunjukkan bahwa sampel B adalah keton, yang ditandai dengan munculnya warna kuning muda dan terlarut ketika dicampurkan H2SO4. Jadi berdasarkan hipotesis saya, benar bahwa sampel B itu gugus fungsinya adalah keton
Keton gugus karbonilnya bersifat polar, oksigen gugus karbonil mempunyai dua pasang elektron menyendiri, dengan adanya elektron menyendiri pada oksigen, suatu senyawa karbonil dapat mengadakan ikatan hydrogen (tetapi tidak dengan senyawa karbonil lain, kecuali senyawa ini mempunyai suatu hydrogen asam untk ikatan hydrogen). Akibat kemampuan membentuk ikatan hydrogen ini sehingga dapat larutnya keton yang bebobot molekul rendah dalam air.
Sampel (C) larut dalam air . Kemudian ketika sampel larut dalam air, dilanjutkan dengan mengukur pHnya yaitu pH >6 . Ini menunjukkan bahwa sampel C bersifat asam lemah.
Setelah itu langsung dengan uji kelarutan dalam NaHCO3 . Ketika di tambahkan NaHCO3 sampel C tidak larut dan tidak terdapat gelembung-gelembung gas. Ini menunjukkan bahwa sampel C itu molnya rendah. Sehingga kemungkinan mengandung alkohol, aldehida, keton atau
amina. Selanjutnya, ketika diuji dengan mencampurkan H2SO4 dalam sampel C terjadi perubahan warna yang mula-mula tidak berwarna menjadi pink transparan dan terlarut (tidak ada endapan). Ini menunjukkan bahwa sampel C adalah alkohol, karena dilihat dari pHnya yaitu pH>6, yaitu asam lemah dan ditandai dengan munculnya warna pink transparan dan terlarut ketika dicampurkan H2SO4. Alkohol mempunyai sifat larut dalam air disebabkan gugus fungsinya OH, yang merupakan ikatan hydrogen antara alkohol dan air ). Akibat kemampuan membentuk ikatan hydrogen ini sehingga dapat larutnya alkohol yang bebobot molekul rendah dalam air. Jadi berdasarkan hipotesis saya, benar bahwa sampel C itu gugus fungsinya adalah alkohol.
Sampel (D) tidak larut dalam air ditandai dengan adanya endapan putih. Kemudian ketika sampel tidak larut dalam air, dilanjutkan dengan uji kelarutan dalam NaOH 5%. Ketika di tambahkan NaOH 5% sampel D dapat larut dalam air. Lalu, dilanjutkan dengan mengukur pHnya yaitu pH >12 . Setelah itu diuji dengan uji kelarutan dalam NaHCO3. Ketika di tambahkan NaHCO3 sampel D tidak larut dan tidak terdapat gelembung-gelembung gas. Ini menunjukkan bahwa sampel D itu adalah Fenol. Selanjutnya ketika diuji dengan mencampurkan H2SO4 dalam sampel D terjadi perubahan warna yang mula-mula tidak berwarna menjadi merah kecokelatan dan ada terdapat endapan hitam sedikit diatasnya. Fenol merupakan bagian dari alkohol tetapi agak sedikit berbeda dari alkohol alifatik. Fenol (ArOH) ialah suatu gugus OH yang terikat pada cincin aromatic. karena ikatan sp2 lebih kuat daripada ikatan oleh karbon sp3, maka ikatan C─O dari suatu fenol tidak mudah terputuskan. Meskipun ikatan C─O dari suatu fenol tidak mudah patah, ikatan OH mudah putus , sehingga ia tidak dapat bereaksi dengan air. Jadi berdasarkan hipotesis saya, benar bahwa sampel D itu gugus fungsinya adalah fenol.
Sampel (E) larut dalam air. Kemudian ketika sampel larut dalam air, dilanjutkan dengan mengukur pHnya yaitu pH >5. Ini menunjukkan bahwa sampel E bersifat asam. Setelah itu langsung dengan uji kelarutan dalam NaHCO3 . Ketika di tambahkan NaHCO3 sampel E tidak larut dan tidak terdapat gelembung-gelembung gas. Ini menunjukkan bahwa sampel E itu molnya rendah. Sehingga kemungkinan mengandung alkohol, aldehida, keton atau amina.
Selanjutnya, ketika diuji dengan mencampurkan H2SO4 dalam sampel E tidak terjadi perubahan warna (bening) dan terlarut (tidak ada endapan). Ini menunjukkan bahwa sampel E adalah
aldehida. Aldehida memiliki kemiripan sifat fisis dengan keton. Perbedaanya aldehid memiliki sebuah atom hydrogen yang terikat dengan gugus karbonilnya. Sedangkan keton tidak memiliki atom hydrogen yang terikat dengan gugus karbonilnya tersebut sehingga tidak mudah dioksidasi.
Aldehid gugus karbonilnya bersifat polar, oksigen gugus karbonil mempunyai dua pasang elektron menyendiri, dengan adanya elektron menyendiri pada oksigen, suatu senyawa karbonil dapat mengadakan ikatan hydrogen (tetapi tidak dengan senyawa karbonil lain, kecuali senyawa ini mempunyai suatu hydrogen asam untk ikatan hydrogen). Akibat kemampuan membentuk ikatan hydrogen ini sehingga dapat larutnya keton yang bebobot molekul rendah dalam air. Jadi berdasarkan hipotesis saya, benar bahwa sampel E itu gugus fungsinya adalah aldehida.
VII. KESIMPULAN
Berdasrkan percobaan tersebut diperoleh data
Kelarutan Air NaOH NaHCO3 HCl H2SO4
Sampel A Larut - Larut dan ada
gelembung- gelembung gas
- Terjadi perubahan warna menjadi agak keruh dan larut (tidak ada endapan) Sampel B Larut - Tidak larut dan
tidak ada
gelembung
- Terjadi perubahan warna menjadi kuning dan larut (tidak ada endapan)
Sampel C Larut - Tidak larut dan
tidak ada
gelembung- gelembung gas
- Terjadi perubahan warna menjadi pink transparan dan larut (tidak ada endapan)
Sampel D Tidak larut Larut Tidak larut dan
tidak ada
gelembung
- Terjadi perubahan warna menjadi merah cokelat dan larut (tidak ada endapan) Sampel E Larut - Tidak larut dan
tidak ada
gelembung- gelembung gas
- Tidak terjadi perubahan warna dan larut (tidak ada endapan)
1. Sampel A asam cuka gugus fungsinya adalah asam karboksilat 2. Sampel B pembersih kuku gugus fungsinya adalah keton 3. Sampel C pembersih tangan gugus fungsinya adalah alkohol 4. Sampel D desinfektan gugus fungsinya adalah fenol
5. Sampel E larutan pengawet mayat gugus fungsinya adalah aldehida.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti. Ed. Ke-3. Jakarta : Erlangga.
Fessenden, R.J. dan J.S. Fessenden. 1997. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jilid 1. Terjemahan oleh A.H. Pudjaatmaka. Jakarta: Erlangga.
Pine. 1998. Kimia Organik 1. Bandung: ITB
http://www1.udel.edu/chem/chem322/handouts/unknowns_lab_handout.pdf http://www.chemhelper.com/solubility.html
LAMPIRAN FOTO PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
UJI KELARUTAN DALAM AIR
UJI KELARUTAN DALAM NaOH 5 %
UJI KELARUTAN H2SO4