PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Latar Belakang
The 7 QC
The 7 QC tools adalah alat bantu tools adalah alat bantu yang bermanfaat untuk yang bermanfaat untuk memetakan lingkupmemetakan lingkup pe
persorsoalaalan, n, menmenyusyusun un datdata a daldalam am diadiagragram-dm-diagiagram ram agaagar r leblebih ih mudmudah ah untuntuk uk di
dipapahahamimi, , memenenelulususuri ri beberbrbagagai ai kekemumungngkikinanan n pepenynyebebab ab pepersrsoaoalalan n dadann mem
memperperjelajelas s kenkenyatyataan aan atau atau fenfenomeomena na yanyang g oteotentintik k daldalam am suasuatu tu perpersoasoalanlan.. Kemampuan 7 QC tools yang dalam mengemukakan fakta/fenomena inilah yang Kemampuan 7 QC tools yang dalam mengemukakan fakta/fenomena inilah yang menyebabkan para pakar dalam setiap proses kegiatan mutu sangat tergantung menyebabkan para pakar dalam setiap proses kegiatan mutu sangat tergantung pada alat
pada alat bantu ini. Meskipubantu ini. Meskipun demikian, keberhasilan n demikian, keberhasilan dalam menggunakan 7 dalam menggunakan 7 QCQC tools sangat dipen
tools sangat dipengaruhi oleh seberapa garuhi oleh seberapa massif pengetahuan si massif pengetahuan si pengguna akan pengguna akan alatalat bantu yang dipakainya. Semakin baik pengetahuan yang dimiliki, akan semakin bantu yang dipakainya. Semakin baik pengetahuan yang dimiliki, akan semakin tepat dalam memilih alat bantu yang akan digunakan. Itulah sebabnya, ada 2 hal tepat dalam memilih alat bantu yang akan digunakan. Itulah sebabnya, ada 2 hal pokok yang perlu menjadi pedoman, sebelum menggunakan 7 QC tools, yaitu : pokok yang perlu menjadi pedoman, sebelum menggunakan 7 QC tools, yaitu :
EFISIEN
EFISIEN (tepat) (tepat) dan dan EFEKTIF EFEKTIF (benar). (benar). EFISIEN, EFISIEN, maksudnya maksudnya adalah adalah ketepatanketepatan dalam memilih alat bantu yang sesuai dengan karakteristik persoalan yang akan dalam memilih alat bantu yang sesuai dengan karakteristik persoalan yang akan dibahas. EFEKTIF, artinya bahwa penggunaan 2 alat bantu tersebut dilakukan dibahas. EFEKTIF, artinya bahwa penggunaan 2 alat bantu tersebut dilakukan dengan “benar”, sehingg persoalan menjadi lebih jelas, mudah dimengerti dan dengan “benar”, sehingg persoalan menjadi lebih jelas, mudah dimengerti dan memberikan peluang untuk diperbaiki. Karena itulah penulis menggunakan salah memberikan peluang untuk diperbaiki. Karena itulah penulis menggunakan salah satu metode perbaikan ini untuk mengetahui dan memperbaiki kesalahan dalam satu metode perbaikan ini untuk mengetahui dan memperbaiki kesalahan dalam mengidentifikasi Produk A yang bermasalah.
mengidentifikasi Produk A yang bermasalah.
Sejarah Perusahaan
Sejarah Perusahaan
Di Indonesia, kiprah bisnis Cognis dimulai pada
Di Indonesia, kiprah bisnis Cognis dimulai pada 1974 dengan didirikannya PT1974 dengan didirikannya PT Zeta Aneka Kimia sebagai agen tunggal Henkel yang kemudian diikuti dengan Zeta Aneka Kimia sebagai agen tunggal Henkel yang kemudian diikuti dengan pe
pembmbangangunaunan n pabpabrik rik PT PT HenHenkel kel IndIndoneonesia sia yanyang g berberstastatus tus PMA PMA padpada a 1971976.6. Produ
Produk k utama Cognis Indonesia (dahulu Henkel utama Cognis Indonesia (dahulu Henkel IndonIndonesia) adalah esia) adalah surfaksurfaktan,tan, misalnya fatty alcohol sulfate (bahan baku foaming agent dan pembersih untuk misalnya fatty alcohol sulfate (bahan baku foaming agent dan pembersih untuk p
pasasta ta gigigigi) ) dadan n fatfatty ty alalcocohohol l etetheher r susulflfatate e (b(bahahan an babaku ku fofoamamining g agagenent t dadann pemb
pembersih untuk ersih untuk shampshampoo). Kedua oo). Kedua prodproduk uk yang dibuat yang dibuat sendsendiri iri ini, dan ini, dan berbaberbagaigai bahan kimia dasar lainnya yang diimpor dari Cognis Jerman, telah menjadikan bahan kimia dasar lainnya yang diimpor dari Cognis Jerman, telah menjadikan
Cog
Cognis nis IndIndoneonesia sia pe¬pe¬ma¬ma¬sok sok utautama ma care care chechemicmicals als untuntuk uk indindustustri ri proproduk duk konsumsi personal care, seperti kosmetika, toiletries, serta detergens dan produk konsumsi personal care, seperti kosmetika, toiletries, serta detergens dan produk pembersih untuk rumah tangga (household cleansers).
pembersih untuk rumah tangga (household cleansers). dip
dipisaisahkahkannynnya a SegSegmen men BisBisnis nis KimKimia ia GruGrup p HenHenkel kel menmenjadjadi i CogCognis nis yanyangg merupakan badan usaha tersendiri, bisnis produk kimia PT Henkel Indonesia kini merupakan badan usaha tersendiri, bisnis produk kimia PT Henkel Indonesia kini be
beradrada a dibdibawaawah h PT PT CogCognis nis IndIndoneonesia sia yanyang g memmemfokfokuskuskan an bidbidang ang usausaha ha padpadaa manu
manufaktur dan faktur dan distridistribusi bahan busi bahan kimia kimia khuskhusus us bernibernilai lai tinggtinggi: i: OleochOleochemicalemicals,s, Care Chemicals, Nutrition&Health, Functional Products, dan Process Chemicals. Care Chemicals, Nutrition&Health, Functional Products, dan Process Chemicals.
45 45
Bersamaan dengan itu, PT Zeta Aneka Kimia yang sebelumnya merupakan distributor produk Henkel, berubah menjadi PT Henkel Indonesien yang memfokuskan usaha pada manufaktur dan distribusi produk adhesive dan surface technologies.
Struktur Organisasi
Secara struktural Henkel Plant dipimpin oleh seorang managing director dan membawahi beberapa departemen yang dipimpin oleh Manager. Setiap departemen ini kemudian membawahi seksi-seksi yang dipimpin oleh seorang supervisor. Masing-masing departemen mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap kegiatan tertentu. Departemen-departemen yang terdapat di Henkel Plant adalah sebagai berikut :
1. Director Managing membawahi Manager Operational
2. Henkel Plant dipimpin oleh seorang Manager Operational. 3. Department dipimpin oleh masing – masing Supervisor.
4. Masing – masing Department membawahi Staffs.
Latar Belakang Masalah
Topik permasalahan perlu ditentukan terlebih dahulu agar penelitian ini dapat dilakukan lebih terarah. Topik permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana memperbaiki kandungan Kadar Alkalinity antara 23% -25% untuk menurunkan rasio produk yang out of spec dan mengidentifikasi sebab-sebab terjadinya produk yang out of spec tersebut.
Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan mutu Produk A, yaitu pada proses pengujian kadar Alkali dan merumuskan langkah-langkah perbaikan dari masalah mutu tersebut.
BAB 2
METODOLOGI
Susunan Cara Seven QC Tools
Langkah-langkah peningkatan proses secara terus menerus yang banyak diterapkan beberapa perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perbaikan adalah dengan mengikuti siklus PDSA (Plan, Do, Study, Action) yang dilakukan secara berkelanjutan separti terlihat pada Gambar 2.1 dan menggunakan alat bantu pemecahan masalah yaitu seven QC tools (Besterfield, 2003).
Hubungan antara siklus PDSA dengan peningkatan proses secara terus menerus dapat dilihat pada Gambar 2.2. Sedangkan tujuh alat bantu (seven QC tools) tersebut adalah :
1) Diagram Pareto
2) Histogram
3) Lembar Pengecekan (Check Sheet)
4) Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram)
5) Stratifikasi (Stratification)
6) Diagram Sebar (Scatter Diagram)
7) Peta Kendali (Control Chart)
Plan Menetapkan sebuah rencana atau standar
untuk mencapai sasaran Action
Melakukan perbaikan apabila hasilnya tidak sesuai dengan yang direncanakan semula Do Melaksanakan rencana atau pekerjaan Study Mengevaluasi hasil solusi masalah atau
perbaikan kualitas
Skema Penelitian
Gambar 2.2 Bagan alir metodologi penelitian
Mulai
Topik permasalahan :
Bagaimana memperbaiki kandungan Alkali Produk A antara 23 % - 25 % untuk menurunkan rasio produk yang out of spec dan mengidentifikasi sebab-sebab
terjadinya produk out of spec tersebut.
Pengolahan dan analisis data dengan metode PDSA, pembuatan peta kontrol proses (peta s dan peta x), uji kenormalan distribusi dengan Kolmogorov-Smirnov
dan mengukur analisis kemampuan proses Pengumpulan data :
- Wawancara dengan pihak terkait
- Data sekunder yang meliputi : data out of spec kadar Alkali dan mesin-mesin yang digunakan pada proses pembuatan Produk Tersebut
Penentuan obyek dan tujuan penelitian :
- Objek penelitian : pengendalian mutu pada pengujian kadar Alkali
- Tujuan penelitian : mengidentifikasi dan menganalisa proses pengujian kadar Alkali dan merumuskan langkah perbaikannya
Studi pendahuluan terbagi dua tahap :
- Studi lapangan
- Studi pustaka
Kesimpulan dan saran
Selesai Usulan perbaikan
BAB 3
PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan Data Penelitian
Pengumpulan data yang dilakukan penulis dilakukan dengan tiga cara, yaitu sebagai berikut :
1) Observasi langsung dilapangan
Observasi langsung di lapangan dilakukan dengan mengamati proses produksi pembuatan Produk A, termasuk di dalamnya mengamati mesin-mesin yang
digunakan untuk memeriksa produk jadi Produk A. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan pihak yang terkait, dalam hal ini bagian formulasi dan bagian RnD ( Research and development ).
2) Studi pustaka
Selain melakukan observasi langsung dan melakukan wawancara, untuk mendukung penelitian ini adalah dengan melakukan studi literatur karena dapat membantu penulis dalam melengkapi teori-teori yang berhubungan dengan apa yang diinginkan
oleh penulis.
3) Pengumpulan data
Pengumpulan data yang diperoleh dalam penelitian yaitu sebagai berikut : - Dataout of specyang terjadi pada proses pengujian Appeareance Produk - Dataout of spec terjadi pada proses pengujian kadar Alkali Produk A
Proses Pembuatan Produk A
Proses pembuatan Produk A secara garis besar terdiri dari lima tahap, dimulai dari proses penyiapan dan peminbangan bahan baku, pencampuran bahan baku, proses pencampuran bahan untuk menjadi produk A, serta proses pengisian produk A kedalam
kemasan ( Bag ). Skema proses pembuatan Produk Al dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini
Tidak
Ya
Tidak
Gambar 2.1 Proses pembuatan Produk A
Keterangan pada proses pembuatan Produk A tersebut adalah sebagai berikut : 1) Weighing , yaitu proses penimbangan bahan baku untuk membuat produk A. 2) Mixing,yaitu proses pencampuran bahan dengan bahan yang lain untuk membuat produk A. Weighing Mixing Sampling Checking QA Packaging Warehause Bahan baku Pemeriksaan kondisi fisik dan quantity
3) Sampling , yaitu Pengambilan sample produk A untuk di check parameternya dan jika terdapat parameter yang Out Of Spec maka dilakukan Adjustment .
4) Checking QA, yaitu proses pengecheckan produk untuk di check parameternya apakah ada yang Out Of Spec.
5) Filling, yaitu proses pengisian produk ke dalam kemasan ( drum,bag,dll ). 6) Packaging , yaitu proses pengepakan
3.1.2.
Pengumpulan data kandungan kadar Alkali
Setelah diketahui bahwa jenis cacat pada identifikasi kadar Alkali Produk A mendominasi jumlah cacat yang paling tinggi, maka penulis mengamati cacat pada uji kadar Alkali dengan sistem pengambilan sampling random sebanyak 10 sample setiap pengamatan. Data pengamatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 2.2 Data pengamatan pada identifikasi kadar Produk A
No Tanggal Pengamatan Hasil Kadar Alkali Pada Sample
ke-1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 23 Oktober 2011 24,43 24,7 25,2 25,9 24,82 24,86 24,88 24,78 24,48 25,37 2 24 Oktober 2011 23,87 24,95 24,85 24,54 24,95 24,82 25,44 25,36 25,25 25,79 3 25 Oktober 2011 24,64 24,56 25,3 24,94 24,97 24,55 25,42 25,27 24,6 24,72 4 26 Oktober 2011 24,88 24,88 25,33 25,41 24,77 24,81 24,81 25,21 24,97 24,99 5 27 Oktober 2011 24,88 24,93 24,58 24,27 24,97 24,51 25,32 25,33 25,37 25,24 6 28 Oktober 2011 25,28 24,55 25,23 25,11 25,31 24,91 24,8 24,96 24,82 25,19 7 29 Oktober 2011 25,33 24,74 24,78 24,36 24,86 25,17 24,74 24,75 24,63 24,7 8 30 Oktober 2011 24,56 24,6 24,83 25,35 24,86 24,58 25,24 25,37 25,22 25,24 9 31 Oktober 2011 24,88 24,23 24,86 25,09 25,19 25,26 25,14 24,91 24,98 24,81 10 01 Nopember 2011 24,38 24,75 24,85 25,12 24,88 24,98 25,22 25,12 25,37 25,14 11 02 Nopember 2011 24,46 24,16 24,92 24,73 25,26 24,72 24,83 25,3 24,78 25,26 12 03 Nopember 2011 25,27 25,26 24,74 24,73 24,62 24,92 24,72 24,96 24,36 24,46 13 04 Nopember 2011 25,19 25,19 25,36 24,94 25,41 24,1 24,88 24,94 24,93 24,75 14 05 Nopember 2011 25,14 25,36 25,16 25,19 24,7 24,85 24,94 24,61 23,95 24,48 15 06 Nopember 2011 25,16 24,39 25,31 24,73 24,8 24,88 24,96 24,85 24,69 24,62
16 07 Nopember 2011 25,31 25,25 24,8 24,89 25,16 25,16 24,7 24,78 24,6 24,24 17 08 Nopember 2011 24,63 24,82 25,36 25,16 25,24 24,97 24,84 24,86 25,33 24,98 18 09 Nopember 2011 24,65 25,26 24,83 24,82 25,3 24,75 24,81 24,58 25,14 24,63 19 10 Nopember 2011 24,81 24,75 25,16 25,36 25,27 24,85 25,29 24,94 24,78 24,65 20 11 Nopember 2011 25,37 24,86 24,93 24,92 24,85 24,81 25,38 24,78 24,84 24,81
BAB 3
HASIL dan PEMBAHASAN
Pengolahan dan Analisis Data
Pada tahap pengolahan dan analisis data ini, penulis mengikuti tahapan-tahapan dalam siklus PDSA ( Plan, Do, Study, Action), yaitu dengan menggunakan metode 7 langkah pemecahan masalah dan menggunakan alat bantu yaitu seven QC tools. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :
3.1.2.
Langkah 1 : Menentukan Prioritas Masalah
Menentukan prioritas masalah merupakan langkah awal dari program peningkatan kualitas dalam siklus PDSA. Dalam melakukan perbaikan pada proses pembuatan Produk A ini diperlukan penetapan prioritas masalah atau masalah utama yang akan diselesaikan. Masalah utama ini dapat diketahui dengan menggunakan diagram pareto yang dapat menyusun tingkat masalah yang ditemukan dari yang tertinggi hingga masalah terendah. Diagram pareto digunakan untuk melihat dan mengidentifikasi penyebab yang paling dominan pada suatu masalah, sehingga kita dapat memprioritaskan pada masalah yang paling dominan.
Untuk mengidentifikasi permasalahan utama yang menjadi objek penelitian ini, langkah yang harus dilakukan adalah mencari jenis permasalahan yang mempunyai rasio
of spec dengan rasio tertinggi tersebut akan dianalisis faktor penyebabnya untuk dapat merumuskan upaya pemecahan permasalahannya.
Untuk mengetahui masalah utama dalam proses, alat bantu yang digunakan adalah :
a) Lembar Periksa (Check Sheet )
Pada proses trial tentu saja ada masalah yang dialami dan akan berdampak pada produk yang dihasilkan. Berikut data yang diambil pada tahun 2011.
Gambar 3.1. Tabel presentasi Out of Spec pada produk A
No Sample
Uji kadar (%) Uji kekerasan (N)
Agustus September Oktober Agustus September Oktober 2011 2011 2011 2011 2011 2011 1 24.88 24.43 25.9 82 89 99 2 25.44 23.87 24.54 86 92 92 3 25.42 24.64 24.94 82 91 83 4 24.81 24.88 25.41 77 91 81 5 25.32 24.88 24.27 101 43 84 6 24.8 25.28 25.11 61 92 84 7 24.74 25.33 24.36 55 92 94 8 25.24 24.56 25.35 99 89 90 9 25.14 24.88 25.09 92 99 90 10 25.22 24.38 25.12 83 92 89 11 24.83 24.46 24.73 81 83 78 12 24.72 25.27 24.73 84 81 75 13 24.88 25.19 24.94 84 84 99 14 24.94 25.14 25.19 94 84 92 15 24.96 25.16 24.73 90 94 83 16 24.7 25.31 24.89 90 90 81 17 24.84 24.63 25.16 89 90 84 18 24.81 24.65 24.82 85 86 84 19 25.29 24.81 25.36 85 92 94 20 25.38 25.37 24.92 89 85 90 21 25.37 25.2 24.86 89 89 90 22 25.79 24.85 24.82 99 91 86 23 24.72 25.3 24.55 92 90 92 24 24.99 25.33 24.81 83 90 85 25 25.24 24.58 24.51 81 92 89 26 25.19 25.23 24.91 84 88 91 27 24.7 24.78 25.17 84 90 90 28 25.24 24.83 24.58 94 99 90 29 24.81 24.86 25.26 90 92 92 30 25.14 24.85 24.98 90 83 88 31 25.26 24.92 24.72 86 81 90
32 24.46 24.74 24.92 92 84 99 33 24.75 25.36 24.1 85 84 92 34 24.48 25.16 24.85 89 94 83 35 24.62 25.31 24.88 91 90 81 36 24.24 24.8 25.16 90 90 84 37 24.98 25.36 24.97 90 76 84 38 24.63 24.83 24.75 92 85 94 39 24.65 25.16 24.85 88 85 90 40 24.81 24.93 24.81 90 88 90 Jumlah out of spec 15 17 12 3 2 2 Outofspec 37.5 42.5 30 7.5 5 5 Rata-rata 36.66666667 5.833333333 out of spec
Check sheet merupakan alat bantu untuk memudahkan proses pengumpulan data. Bentuk dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan maupun kondisi kerja yang ada. Pada Gambar
Gambar 3.2. Check sheet pada pemeriksaan Produk A
Berdasarkan Gambar 3.2. pada check sheet pemeriksaan Produk A, dapat diketahui bahwa data out of spec pada Produk A paling banyak terjadi pada identifikasi uji kadar yaitu sebesar 36.66 %. Banyaknya data out of spec yang terjadi pada identifikasi uji kadar Produk A inilah yang akan menjadi prioritas masalah dari penelitian ini.
b) Diagram Batang ( Histogram)
Check Sheet
Nama produk : Produk A Pengamatan : Per 3 Bulan Pemeriksaan Kadar : Alkali (Na2O) Nama pabrik : PT. xyd Ind. Jumlah yang diperiksa : 40 Sample
Jenis Pemeriksaan
Jumlah Pemeriksaan
Setiap Bulan
Jumlah Out of Spec (Tahun 2009)
Rata-rata Out of Spec Januari Februari Maret
App. 40 Sample 15 17 12 36.66 % Kekerasan 40 Sample 3 2 2 5.83 %
Histogram merupakan grafik yang merangkum variasi dalam suatu kumpulan data. Sifat dasarnya yang berupa gambar, memudahkan orang melihat pola-pola yang sulit dilihat dalam suatu tabel angka sederhana. Pada Gambar 3.3. berikut ini disajikan histogram pada pemeriksaan Produk A.
Diagram Batang ( Histogram )
0 5 10 15 20 25 30 35 40 P arameter Kadar Alkali Kekerasan
Gambar 3.3. Diagram Batang ( Histogram )
c) Diagram Pareto
Diagram pareto dibuat untuk menemukan masalah atau penyebab yang merupakan kunci dalam penyelesaian masalah dan perbandingan terhadap keseluruhan. Dengan mengetahui penyebab yang dominan, maka kita akan bisa menetapkan prioritas perbaikan. Pada Gambar 3.4. berikut ini disajikan diagram pareto pada pemeriksaan
Diagram Pareto
0 5 10 15 20 25 30 35 40 KadarAlkali Kekerasan 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Value CumGambar 3.4. Diagram Pareto
Berdasarkan Gambar 3.4. dapat diketahui bahwa data out of spec pada identifikasi uji kadar Produk A mempunyai persentase out of spec paling tinggi, sehingga out of spec
pada identifikasi uji kadar Produk A inilah yang akan menjadi masalah utama yang harus diperbaiki.
Sebelum mencari akar penyebab masalah (langkah ke dua), penulis melakukan pengukuran untuk menganalisis kondisi proses yang sedang berjalan terkait dengan
masalah kadar Produk A ini. Pengukuran-pengukuran yang dilakukan meliputi peta kontrol proses (control chart ) yang digunakan untuk mengetahui apakah proses yang sedang berlangsung masih dalam batas kendali (data in control ) atau diluar kendali (data
out of control ), uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk membandingkan serangkaian data pada sampel terhadap distribusi normal serangkaian nilai dengan mean dan standar deviasiyang sama dan menghitung analisis kemampuan proses pada uji kadar Produk A.
Membuat Peta Kontrol Proses
Peta kontrol proses yang dibuat adalah peta kontrol s dan peta kontrol x dari kadar Produk A dengan menggunakan data Tabel 4.1 pada BAB IV. Hasil serta perhitungan nilai kadar rata-rata dan nilai simpangan bakunya dapat dilihat pada Tabel