• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Seven QC Tools

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Seven QC Tools"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

 Latar Belakang 

 Latar Belakang 

The 7 QC

The 7 QC tools adalah alat bantu tools adalah alat bantu yang bermanfaat untuk yang bermanfaat untuk memetakan lingkupmemetakan lingkup   pe

  persorsoalaalan, n, menmenyusyusun un datdata a daldalam am diadiagragram-dm-diagiagram ram agaagar r leblebih ih mudmudah ah untuntuk uk  di

dipapahahamimi, , memenenelulususuri ri beberbrbagagai ai kekemumungngkikinanan n pepenynyebebab ab pepersrsoaoalalan n dadann mem

memperperjelajelas s kenkenyatyataan aan atau atau fenfenomeomena na yanyang g oteotentintik k daldalam am suasuatu tu perpersoasoalanlan.. Kemampuan 7 QC tools yang dalam mengemukakan fakta/fenomena inilah yang Kemampuan 7 QC tools yang dalam mengemukakan fakta/fenomena inilah yang menyebabkan para pakar dalam setiap proses kegiatan mutu sangat tergantung menyebabkan para pakar dalam setiap proses kegiatan mutu sangat tergantung  pada alat

 pada alat bantu ini. Meskipubantu ini. Meskipun demikian, keberhasilan n demikian, keberhasilan dalam menggunakan 7 dalam menggunakan 7 QCQC tools sangat dipen

tools sangat dipengaruhi oleh seberapa garuhi oleh seberapa massif pengetahuan si massif pengetahuan si pengguna akan pengguna akan alatalat  bantu yang dipakainya. Semakin baik pengetahuan yang dimiliki, akan semakin  bantu yang dipakainya. Semakin baik pengetahuan yang dimiliki, akan semakin tepat dalam memilih alat bantu yang akan digunakan. Itulah sebabnya, ada 2 hal tepat dalam memilih alat bantu yang akan digunakan. Itulah sebabnya, ada 2 hal  pokok yang perlu menjadi pedoman, sebelum menggunakan 7 QC tools, yaitu :  pokok yang perlu menjadi pedoman, sebelum menggunakan 7 QC tools, yaitu :

EFISIEN

EFISIEN (tepat) (tepat) dan dan EFEKTIF EFEKTIF (benar). (benar). EFISIEN, EFISIEN, maksudnya maksudnya adalah adalah ketepatanketepatan dalam memilih alat bantu yang sesuai dengan karakteristik persoalan yang akan dalam memilih alat bantu yang sesuai dengan karakteristik persoalan yang akan dibahas. EFEKTIF, artinya bahwa penggunaan 2 alat bantu tersebut dilakukan dibahas. EFEKTIF, artinya bahwa penggunaan 2 alat bantu tersebut dilakukan dengan “benar”, sehingg persoalan menjadi lebih jelas, mudah dimengerti dan dengan “benar”, sehingg persoalan menjadi lebih jelas, mudah dimengerti dan memberikan peluang untuk diperbaiki. Karena itulah penulis menggunakan salah memberikan peluang untuk diperbaiki. Karena itulah penulis menggunakan salah satu metode perbaikan ini untuk mengetahui dan memperbaiki kesalahan dalam satu metode perbaikan ini untuk mengetahui dan memperbaiki kesalahan dalam mengidentifikasi Produk A yang bermasalah.

mengidentifikasi Produk A yang bermasalah.

 Sejarah Perusahaan

 Sejarah Perusahaan

Di Indonesia, kiprah bisnis Cognis dimulai pada

Di Indonesia, kiprah bisnis Cognis dimulai pada 1974 dengan didirikannya PT1974 dengan didirikannya PT Zeta Aneka Kimia sebagai agen tunggal Henkel yang kemudian diikuti dengan Zeta Aneka Kimia sebagai agen tunggal Henkel yang kemudian diikuti dengan   pe

  pembmbangangunaunan n pabpabrik rik PT PT HenHenkel kel IndIndoneonesia sia yanyang g berberstastatus tus PMA PMA padpada a 1971976.6. Produ

Produk k utama Cognis Indonesia (dahulu Henkel utama Cognis Indonesia (dahulu Henkel IndonIndonesia) adalah esia) adalah surfaksurfaktan,tan, misalnya fatty alcohol sulfate (bahan baku foaming agent dan pembersih untuk  misalnya fatty alcohol sulfate (bahan baku foaming agent dan pembersih untuk    p

  pasasta ta gigigigi) ) dadan n fatfatty ty alalcocohohol l etetheher r susulflfatate e (b(bahahan an babaku ku fofoamamining g agagenent t dadann  pemb

 pembersih untuk ersih untuk shampshampoo). Kedua oo). Kedua prodproduk uk yang dibuat yang dibuat sendsendiri iri ini, dan ini, dan berbaberbagaigai  bahan kimia dasar lainnya yang diimpor dari Cognis Jerman, telah menjadikan  bahan kimia dasar lainnya yang diimpor dari Cognis Jerman, telah menjadikan

Cog

Cognis nis IndIndoneonesia sia pe¬pe¬ma¬ma¬sok sok utautama ma care care chechemicmicals als untuntuk uk indindustustri ri proproduk duk  konsumsi personal care, seperti kosmetika, toiletries, serta detergens dan produk  konsumsi personal care, seperti kosmetika, toiletries, serta detergens dan produk   pembersih untuk rumah tangga (household cleansers).

 pembersih untuk rumah tangga (household cleansers). dip

dipisaisahkahkannynnya a SegSegmen men BisBisnis nis KimKimia ia GruGrup p HenHenkel kel menmenjadjadi i CogCognis nis yanyangg merupakan badan usaha tersendiri, bisnis produk kimia PT Henkel Indonesia kini merupakan badan usaha tersendiri, bisnis produk kimia PT Henkel Indonesia kini  be

 beradrada a dibdibawaawah h PT PT CogCognis nis IndIndoneonesia sia yanyang g memmemfokfokuskuskan an bidbidang ang usausaha ha padpadaa manu

manufaktur dan faktur dan distridistribusi bahan busi bahan kimia kimia khuskhusus us bernibernilai lai tinggtinggi: i: OleochOleochemicalemicals,s, Care Chemicals, Nutrition&Health, Functional Products, dan Process Chemicals. Care Chemicals, Nutrition&Health, Functional Products, dan Process Chemicals.

45 45

(2)

Bersamaan dengan itu, PT Zeta Aneka Kimia yang sebelumnya merupakan distributor produk Henkel, berubah menjadi PT Henkel Indonesien yang memfokuskan usaha pada manufaktur dan distribusi produk adhesive dan surface technologies.

 Struktur Organisasi 

Secara struktural Henkel Plant dipimpin oleh seorang managing director dan membawahi beberapa departemen yang dipimpin oleh Manager. Setiap departemen ini kemudian membawahi seksi-seksi yang dipimpin oleh seorang supervisor. Masing-masing departemen mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap kegiatan tertentu. Departemen-departemen yang terdapat di Henkel Plant adalah sebagai berikut :

1. Director Managing membawahi Manager Operational

2. Henkel Plant dipimpin oleh seorang Manager Operational. 3. Department dipimpin oleh masing – masing Supervisor.

4. Masing – masing Department membawahi Staffs.

 Latar Belakang Masalah

Topik permasalahan perlu ditentukan terlebih dahulu agar penelitian ini dapat dilakukan lebih terarah. Topik permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana memperbaiki kandungan Kadar Alkalinity antara 23% -25% untuk menurunkan rasio produk yang out of spec dan mengidentifikasi sebab-sebab terjadinya produk yang out of spec tersebut.

(3)

Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan mutu Produk A, yaitu pada proses pengujian kadar  Alkali dan merumuskan langkah-langkah perbaikan dari masalah mutu tersebut.

(4)

BAB 2

METODOLOGI

 Susunan Cara Seven QC Tools

Langkah-langkah peningkatan proses secara terus menerus yang banyak  diterapkan beberapa perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perbaikan adalah dengan mengikuti siklus PDSA (Plan, Do, Study, Action) yang dilakukan secara  berkelanjutan separti terlihat pada Gambar 2.1 dan menggunakan alat bantu  pemecahan masalah yaitu seven QC tools (Besterfield, 2003).

Hubungan antara siklus PDSA dengan peningkatan proses secara terus menerus dapat dilihat pada Gambar 2.2. Sedangkan tujuh alat bantu (seven QC tools) tersebut adalah :

1) Diagram Pareto

2) Histogram

3) Lembar Pengecekan (Check Sheet)

4) Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram)

5) Stratifikasi (Stratification)

6) Diagram Sebar (Scatter Diagram)

7) Peta Kendali (Control Chart)

Plan Menetapkan sebuah rencana atau standar 

untuk mencapai sasaran Action

Melakukan perbaikan apabila hasilnya tidak sesuai dengan yang direncanakan semula Do Melaksanakan rencana atau pekerjaan Study Mengevaluasi hasil solusi masalah atau

perbaikan kualitas

(5)

 Skema Penelitian

Gambar 2.2 Bagan alir metodologi penelitian

Mulai

Topik permasalahan :

Bagaimana memperbaiki kandungan Alkali Produk A antara 23 % - 25 % untuk menurunkan rasio produk yang out of spec dan mengidentifikasi sebab-sebab

terjadinya produk out of spec tersebut.

Pengolahan dan analisis data dengan metode PDSA, pembuatan peta kontrol proses (peta s dan peta x), uji kenormalan distribusi dengan Kolmogorov-Smirnov 

dan mengukur analisis kemampuan proses Pengumpulan data :

- Wawancara dengan pihak terkait

- Data sekunder yang meliputi : data out of spec kadar Alkali dan mesin-mesin yang digunakan pada proses pembuatan Produk Tersebut

Penentuan obyek dan tujuan penelitian :

- Objek penelitian : pengendalian mutu pada pengujian kadar Alkali

- Tujuan penelitian : mengidentifikasi dan menganalisa proses pengujian kadar Alkali dan merumuskan langkah perbaikannya

Studi pendahuluan terbagi dua tahap :

- Studi lapangan

- Studi pustaka

Kesimpulan dan saran

Selesai Usulan perbaikan

(6)

BAB 3

PENGUMPULAN DATA

 Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data yang dilakukan penulis dilakukan dengan tiga cara, yaitu sebagai berikut :

1) Observasi langsung dilapangan

Observasi langsung di lapangan dilakukan dengan mengamati proses produksi   pembuatan Produk A, termasuk di dalamnya mengamati mesin-mesin yang

digunakan untuk memeriksa produk jadi Produk A. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan pihak yang terkait, dalam hal ini bagian formulasi dan bagian RnD ( Research and development ).

2) Studi pustaka

Selain melakukan observasi langsung dan melakukan wawancara, untuk mendukung   penelitian ini adalah dengan melakukan studi literatur karena dapat membantu  penulis dalam melengkapi teori-teori yang berhubungan dengan apa yang diinginkan

oleh penulis.

3) Pengumpulan data

Pengumpulan data yang diperoleh dalam penelitian yaitu sebagai berikut : - Dataout of specyang terjadi pada proses pengujian Appeareance Produk  - Dataout of spec terjadi pada proses pengujian kadar Alkali Produk A

Proses Pembuatan Produk A

Proses pembuatan Produk A secara garis besar terdiri dari lima tahap, dimulai dari proses penyiapan dan peminbangan bahan baku, pencampuran bahan baku, proses  pencampuran bahan untuk menjadi produk A, serta proses pengisian produk A kedalam

(7)

kemasan ( Bag ). Skema proses pembuatan Produk Al dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini

Tidak 

Ya

Tidak 

Gambar 2.1 Proses pembuatan Produk A

Keterangan pada proses pembuatan Produk A tersebut adalah sebagai berikut : 1) Weighing , yaitu proses penimbangan bahan baku untuk membuat produk A. 2) Mixing,yaitu proses pencampuran bahan dengan bahan yang lain untuk membuat  produk A. Weighing  Mixing  Sampling  Checking QA Packaging  Warehause Bahan baku Pemeriksaan kondisi fisik dan quantity

(8)

3) Sampling , yaitu Pengambilan sample produk A untuk di check parameternya dan  jika terdapat parameter yang Out Of Spec maka dilakukan Adjustment .

4) Checking QA, yaitu proses pengecheckan produk untuk di check parameternya apakah ada yang Out Of Spec.

5)  Filling, yaitu proses pengisian produk ke dalam kemasan ( drum,bag,dll ). 6)  Packaging , yaitu proses pengepakan

3.1.2.

Pengumpulan data kandungan kadar Alkali

Setelah diketahui bahwa jenis cacat pada identifikasi kadar Alkali Produk  A mendominasi jumlah cacat yang paling tinggi, maka penulis mengamati cacat  pada uji kadar Alkali dengan sistem pengambilan sampling random sebanyak 10 sample setiap pengamatan. Data pengamatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 2.2 Data pengamatan pada identifikasi kadar Produk A

 No Tanggal Pengamatan Hasil Kadar Alkali Pada Sample

ke-1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 23 Oktober 2011 24,43 24,7 25,2 25,9 24,82 24,86 24,88 24,78 24,48 25,37 2 24 Oktober 2011 23,87 24,95 24,85 24,54 24,95 24,82 25,44 25,36 25,25 25,79 3 25 Oktober 2011 24,64 24,56 25,3 24,94 24,97 24,55 25,42 25,27 24,6 24,72 4 26 Oktober 2011 24,88 24,88 25,33 25,41 24,77 24,81 24,81 25,21 24,97 24,99 5 27 Oktober 2011 24,88 24,93 24,58 24,27 24,97 24,51 25,32 25,33 25,37 25,24 6 28 Oktober 2011 25,28 24,55 25,23 25,11 25,31 24,91 24,8 24,96 24,82 25,19 7 29 Oktober 2011 25,33 24,74 24,78 24,36 24,86 25,17 24,74 24,75 24,63 24,7 8 30 Oktober 2011 24,56 24,6 24,83 25,35 24,86 24,58 25,24 25,37 25,22 25,24 9 31 Oktober 2011 24,88 24,23 24,86 25,09 25,19 25,26 25,14 24,91 24,98 24,81 10 01 Nopember 2011 24,38 24,75 24,85 25,12 24,88 24,98 25,22 25,12 25,37 25,14 11 02 Nopember 2011 24,46 24,16 24,92 24,73 25,26 24,72 24,83 25,3 24,78 25,26 12 03 Nopember 2011 25,27 25,26 24,74 24,73 24,62 24,92 24,72 24,96 24,36 24,46 13 04 Nopember 2011 25,19 25,19 25,36 24,94 25,41 24,1 24,88 24,94 24,93 24,75 14 05 Nopember 2011 25,14 25,36 25,16 25,19 24,7 24,85 24,94 24,61 23,95 24,48 15 06 Nopember 2011 25,16 24,39 25,31 24,73 24,8 24,88 24,96 24,85 24,69 24,62

(9)

16 07 Nopember 2011 25,31 25,25 24,8 24,89 25,16 25,16 24,7 24,78 24,6 24,24 17 08 Nopember 2011 24,63 24,82 25,36 25,16 25,24 24,97 24,84 24,86 25,33 24,98 18 09 Nopember 2011 24,65 25,26 24,83 24,82 25,3 24,75 24,81 24,58 25,14 24,63 19 10 Nopember 2011 24,81 24,75 25,16 25,36 25,27 24,85 25,29 24,94 24,78 24,65 20 11 Nopember 2011 25,37 24,86 24,93 24,92 24,85 24,81 25,38 24,78 24,84 24,81

BAB 3

HASIL dan PEMBAHASAN

 Pengolahan dan Analisis Data

Pada tahap pengolahan dan analisis data ini, penulis mengikuti tahapan-tahapan dalam siklus PDSA (  Plan, Do, Study, Action), yaitu dengan menggunakan metode 7 langkah pemecahan masalah dan menggunakan alat bantu yaitu seven QC tools. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :

3.1.2.

Langkah 1 : Menentukan Prioritas Masalah

Menentukan prioritas masalah merupakan langkah awal dari program   peningkatan kualitas dalam siklus PDSA. Dalam melakukan perbaikan pada proses   pembuatan Produk A ini diperlukan penetapan prioritas masalah atau masalah utama yang akan diselesaikan. Masalah utama ini dapat diketahui dengan menggunakan diagram  pareto yang dapat menyusun tingkat masalah yang ditemukan dari yang tertinggi hingga masalah terendah. Diagram pareto digunakan untuk melihat dan mengidentifikasi  penyebab yang paling dominan pada suatu masalah, sehingga kita dapat memprioritaskan  pada masalah yang paling dominan.

Untuk mengidentifikasi permasalahan utama yang menjadi objek penelitian ini, langkah yang harus dilakukan adalah mencari jenis permasalahan yang mempunyai rasio

(10)

of spec dengan rasio tertinggi tersebut akan dianalisis faktor penyebabnya untuk dapat merumuskan upaya pemecahan permasalahannya.

Untuk mengetahui masalah utama dalam proses, alat bantu yang digunakan adalah :

a) Lembar Periksa (Check Sheet )

Pada proses trial tentu saja ada masalah yang dialami dan akan berdampak pada  produk yang dihasilkan. Berikut data yang diambil pada tahun 2011.

Gambar 3.1. Tabel presentasi Out of Spec pada produk A

 No Sample

Uji kadar (%) Uji kekerasan (N)

Agustus September Oktober Agustus September Oktober   2011 2011 2011 2011 2011 2011 1 24.88 24.43 25.9 82 89 99 2 25.44 23.87 24.54 86 92 92 3 25.42 24.64 24.94 82 91 83 4 24.81 24.88 25.41 77 91 81 5 25.32 24.88 24.27 101 43 84 6 24.8 25.28 25.11 61 92 84 7 24.74 25.33 24.36 55 92 94 8 25.24 24.56 25.35 99 89 90 9 25.14 24.88 25.09 92 99 90 10 25.22 24.38 25.12 83 92 89 11 24.83 24.46 24.73 81 83 78 12 24.72 25.27 24.73 84 81 75 13 24.88 25.19 24.94 84 84 99 14 24.94 25.14 25.19 94 84 92 15 24.96 25.16 24.73 90 94 83 16 24.7 25.31 24.89 90 90 81 17 24.84 24.63 25.16 89 90 84 18 24.81 24.65 24.82 85 86 84 19 25.29 24.81 25.36 85 92 94 20 25.38 25.37 24.92 89 85 90 21 25.37 25.2 24.86 89 89 90 22 25.79 24.85 24.82 99 91 86 23 24.72 25.3 24.55 92 90 92 24 24.99 25.33 24.81 83 90 85 25 25.24 24.58 24.51 81 92 89 26 25.19 25.23 24.91 84 88 91 27 24.7 24.78 25.17 84 90 90 28 25.24 24.83 24.58 94 99 90 29 24.81 24.86 25.26 90 92 92 30 25.14 24.85 24.98 90 83 88 31 25.26 24.92 24.72 86 81 90

(11)

32 24.46 24.74 24.92 92 84 99 33 24.75 25.36 24.1 85 84 92 34 24.48 25.16 24.85 89 94 83 35 24.62 25.31 24.88 91 90 81 36 24.24 24.8 25.16 90 90 84 37 24.98 25.36 24.97 90 76 84 38 24.63 24.83 24.75 92 85 94 39 24.65 25.16 24.85 88 85 90 40 24.81 24.93 24.81 90 88 90 Jumlah out of spec 15 17 12 3 2 2 Outofspec 37.5 42.5 30 7.5 5 5 Rata-rata 36.66666667 5.833333333 out of spec

Check sheet merupakan alat bantu untuk memudahkan proses pengumpulan data. Bentuk dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan maupun kondisi kerja yang ada. Pada Gambar 

Gambar 3.2. Check sheet pada pemeriksaan Produk A

Berdasarkan Gambar 3.2. pada check sheet  pemeriksaan Produk A, dapat diketahui bahwa data out of spec pada Produk A paling banyak terjadi pada identifikasi uji kadar yaitu sebesar 36.66 %. Banyaknya data out of spec yang terjadi pada identifikasi uji kadar Produk A inilah yang akan menjadi prioritas masalah dari penelitian ini.

 b) Diagram Batang ( Histogram)

Check Sheet

Nama produk : Produk A Pengamatan : Per 3 Bulan Pemeriksaan Kadar : Alkali (Na2O) Nama pabrik : PT. xyd Ind. Jumlah yang diperiksa : 40 Sample

Jenis Pemeriksaan

Jumlah Pemeriksaan

Setiap Bulan

Jumlah Out of Spec  (Tahun 2009)

Rata-rata Out of Spec  Januari Februari Maret

App. 40 Sample 15 17 12 36.66 % Kekerasan 40 Sample 3 2 2 5.83 %

(12)

 Histogram merupakan grafik yang merangkum variasi dalam suatu kumpulan data. Sifat dasarnya yang berupa gambar, memudahkan orang melihat pola-pola yang sulit dilihat dalam suatu tabel angka sederhana. Pada Gambar 3.3. berikut ini disajikan histogram pada pemeriksaan Produk A.

Diagram Batang ( Histogram )

0 5 10 15 20 25 30 35 40 P arameter Kadar Alkali Kekerasan

Gambar 3.3. Diagram Batang ( Histogram )

c) Diagram Pareto

Diagram pareto dibuat untuk menemukan masalah atau penyebab yang merupakan kunci dalam penyelesaian masalah dan perbandingan terhadap keseluruhan. Dengan mengetahui penyebab yang dominan, maka kita akan bisa menetapkan prioritas  perbaikan. Pada Gambar 3.4. berikut ini disajikan diagram pareto pada pemeriksaan

(13)

Diagram Pareto

0 5 10 15 20 25 30 35 40 KadarAlkali Kekerasan 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Value Cum

Gambar 3.4. Diagram Pareto

Berdasarkan Gambar 3.4. dapat diketahui bahwa data out of spec pada identifikasi uji kadar Produk A mempunyai persentase out of spec paling tinggi, sehingga out of spec

 pada identifikasi uji kadar Produk A inilah yang akan menjadi masalah utama yang harus diperbaiki.

Sebelum mencari akar penyebab masalah (langkah ke dua), penulis melakukan   pengukuran untuk menganalisis kondisi proses yang sedang berjalan terkait dengan

masalah kadar Produk A ini. Pengukuran-pengukuran yang dilakukan meliputi peta kontrol proses (control chart ) yang digunakan untuk mengetahui apakah proses yang sedang berlangsung masih dalam batas kendali (data in control ) atau diluar kendali (data

out of control ), uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk membandingkan serangkaian data pada sampel terhadap distribusi normal serangkaian nilai dengan mean dan standar  deviasiyang sama dan menghitung analisis kemampuan proses pada uji kadar Produk A.

Membuat Peta Kontrol Proses

Peta kontrol proses yang dibuat adalah peta kontrol s dan peta kontrol x dari kadar  Produk A dengan menggunakan data Tabel 4.1 pada BAB IV. Hasil serta perhitungan nilai kadar rata-rata dan nilai simpangan bakunya dapat dilihat pada Tabel

Gambar

Gambar 2.1 Evaluasi PDSA.
Gambar 2.2 Bagan alir metodologi penelitianMulai
Gambar 2.1 Proses pembuatan Produk A
Tabel 2.2 Data pengamatan pada identifikasi kadar Produk A  No Tanggal Pengamatan Hasil Kadar Alkali Pada Sample
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tahapan ini berguna untuk melakukan pengecekan atau pendefinisian terhadap keadaan universitas berdasarkan kinerja yang ada. Pada tahap ini, keadaan yang didefinisikan adalah

Analisa dan perancangan dalam penentuan Guru Berprestasi digunakan untuk membantu dalam pemilihan Guru Berprestasi, yang menggunakan beberapa kriteria yaitu

Namun akan membahas suatu metode untuk memperkecil ukuran matriks biaya yang ada pada masalah QAP simetris, yang akan memperkecil ukuran matriks arus dan matriks

membangsakan ia kepadanya dan suatu juapun dan tiada berpaling ia kepada segala ibarat seperti bahawa dibilangkannya perbuatan yang baik itu daripadanya dan tiada berpaling ia

Untuk meminimalkan pengaruh negatif dari lingkungan ekonomi dunia yang tidak stabil, pemerintah melakukan campur tangan dalam mengendalikan kondisi pasar domestik bagi input

Dalam hal ini nasabah dapat mendalilkan bahwa syarat perjanjian gadai yang memberi kewenangan kepada PT Pegadaian (Persero) untuk menetapkan suku bunga itu

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa dengan jarak tempuh yang sama tetapi untuk beban yang berbeda akan mempengaruhi pada kecepatan dan waktu tempuh,

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya kebutuhan. Pembeli menyadari adanya perbedaan antara kondisi sesungguhnya dan kondisi yang diinginkannya. Kenbutuhan ini dapat