• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 10 (Deflection Tools)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 10 (Deflection Tools)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB X

PERALATAN PEMBUAT SUDUT (DEFLECTION TOOL) PADA PEMBORAN BERARAH

10.1. DASAR TEORI

Pemboran berarah adalah seni membelokkan lubang sumur untuk kemudian diarahkan ke suatu sasaran tertentu di dalam formasi yang tidak terletak vertikal di bawah mulut sumur. Didalam membor suatu formasi, sebenarnya selalu diinginkan lubang yang vertikal, karena dengan lubang yang vertikal operasinya lebih mudah, juga umumnya biayanya lebih murah daripada pemboran berarah. Jadi pemboran berarah hanya dilakukan karena alasan-alasan dan keadaan yang khusus saja.

Pemboran berarah dapat dikerjakan dengan peralatan pemboran konvensional, dimana pipa bor diputar dari permukaan untuk memutar mata bor di bawah. Kelemahannya, sudut yang dapat dibentuk sangat terbatas. Pemboran berarah sekarang lebih umum dilakukan dengan memakai motor berpenggerak lumpur (mud motor) yang akan memutar mata bor dan dipasang di ujung pipa pemboran. Seluruh pipa pemboran dari permukaan tidak perlu diputar, pipa pemboran lebih dapat “dilengkungkan” sehingga lubang sumur dapat lebih fleksibel untuk diarahkan. Tujuan dari pemboran berarah adalah sebagai berikut:

 Meningkatkan laju produksi sumur.  Meningkatkan recovery sumur.

 Membuat reservoar yang sudah tidak ekonomis bila dikembangkan dengan pemboran tegak, menjadi ekonomis kembali bila dikembangkan dengan pemboran horizontal.

 Memperkecil terjadinya “water and gas coning”.

Beberapa alasan dilakukannya pemboran berarah adalah sebagai berikut: a. Kondisi Permukaan:

 Reservoar berada di bawah kota yang mempunyai bengunan-bangunan bersejarah, lalu lintas yang ramai ataupun di bawah lingkungan perumahan yang padat.

 Reservoar berada di bawah danau, rawa, atau sungai dimana bila dilakukan

(2)

 Reservoar berada di bawah daerah bertebing terjal yang mana apabila dilkukan pemboran tegak akan mengalami kesulitan.

b. Alasan geologis:

 Adanya patahan dimana bila dilakukan pemboran yang melewati zona patahan tersebut akan terjadi mud loss dan kerugian dikemudian hari apabila patahan ini aktif.

 Adanya kubah garam dimana bila dilakukan pemboran lurus yang melewati kubah garam ini, maka akan timbul problema lumpur yang mana lumpur akan melarutkan garam dan dapat menyebabkan caving yang dapat mengakibatkan runtuhnya formasi.

Sebelum melakukan pemboran berarah, terlebih dahulu ditentukan kedalaman titik beloknya (kick off point) dimana dari titik tersebut lubang bor mulai diarahkan dengan sudut kemiringan tertentu menuju target yang telah ditentukan. Dalam pembelokan lubang ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat sebagai berikut :

a. Badger bit b. Spud bit c. Knuckle joint d. Whipstock e. Turbo drill f. Dyna drill 10.1.1. Badger Bit

Prinsip kerja dari alat ini adalah adanya salah satu nozzle pada bit yang ukurannya lebih besar dari yang lainnya. Hal ini akan mengakibatkan semburan lumpur yang lebih besar sehingga lubang akan membelok kearah dimana ukuran

nozzle yang lebih besar.

10.1.2. Spud Bit

Alat ini berupa bit tanpa roller, bentuknya seperti baji dan mempunyai

nozzle. Secara umum cara kerja alat ini sama dengan badger bit tapi pada spud bit

(3)

10.1.3. Knuckle Joint

Merupakan suatu drill string yang diperpanjang dengan sendi peluru, sehingga memungkinkan putaran bersudut antara drill string dan bitnya.

10.1.4. Whipstock

Adalah alat yang terbuat dari besi tuang yang berbentuk baji dengan saluran yang melengkung tempat bergeraknya bit.

10.1.5. Bent Sub

Merupakan sub yang pendek yang sedikit bengkok dengan sudut 1-3 derajat. Bila dipasang diatas Downhole Hydarulic Turbin Motor akan

membelokkan lubang sumur. 10.1.6. Dyna Drill

Merupakan down hole mud motor, prinsipnya sama dengan turbo drill.

10.1.7. Turbo Drill

Merupakan down hole mud turbin yang dapat memutar bit tanpa memutar

drill string. Kecepatan putarnya sangat tergantung pada volume lumpur dan

tekanan sirkulasi di permukaan.

10.2. DESKRIPSI ALAT

10.2.1. Nama Alat : Badger Bit

Fungsi : Menghancurkan dan menembus lapisan lapisan formasi dengan cara memberi beban dan tenaga putar pada mata bor. Digunakan pada pemboran berarah.

Mekanisme : Badger bit merupakan bit yang memiliki salah satu nozzle dengan ukuran yang lebih besar dari yang

(4)

lain. Pada saat pembelokan lubang, drill string tidak diputar, sehingga memberikan semburan lumpur yang tidak merata dan mengakibatkan lubang membelok kearah ukuran nozzle yang lebih besar dengan tekanan jet yang lebih keras. Setelah lubang dibelokkan, barulah diganti dengan bit semula. Digunakan pada formasi yang lunak.

Gambar :

10.2.2. Nama Alat : Spud Bit

Fungsi : Mengahancurkan dan menembus lapisan formasi dengan cara memberi beban dan tenaga putar pada mata bor. Digunakan pada pemboran berarah. Mekanisme : Spud bit merupakan bit yang berbentuk baji,tanpa

roller dan mempunyai satu nozzle. Dioperasikan

dengan memberikan tekanan yang tinggi pada lumpur sehingga menimbulkan tenaga jet ditambah

Gambar 10.1. Badger Bit

(5)

dengan tenaga tumbukan. Setelah lubang dibelokkan sedalam 15-20 meter dari lubang awal, barulah diganti dengan bit semula. Digunakan pada formasi yang lunak.

Gambar :

10.2.3. Nama Alat : Knuckle Joint

Fungsi : Memungkinkan bit untuk bergerak kearah yang baru.

Mekanisme : Knuckle joint merupakan suatu rangkaian drill

string yang diperpanjang dengan sendi peluru, yang

memungkinkan melakukan putaran bersudut antara

drill string dan bitnya. Sudutnya diset dulu

dipermukaan. Alat ini dipasang langsung pada drill Gambar 10.2.

Spud Bit

(6)

pipe tanpa drill collar. Lubang yang dibentuk oleh

alat ini mempunyai diameter yang lebih kecil sebagai pilot hole, kemudian barulah diganti dengan

reamer untuk memperbesar lubang tersebut.

Gambar :

10.2.4. Nama Alat : Whipstock

Fungsi : Membelokkan bit dengan salurannya yang melengkung.

Mekanisme : Pada saat pengoperasian whipstock, whipstock harus ditempatkan pada dasar yang keras agar tidak ikut berputar atau melesak kedalam formasi pada saat

drill string diputar. Untuk itu dasar lubang harus

bebas dari cutting dan kalau perlu dipasang landasan Gambar 10.3.

Knuckle Joint

(7)

semen. Whipstock dilengkapi peralatan jangkar dan peralatan untuk mengangkatnya dari lubang bila diinginkan.

Gambar :

10.2.5. Nama Alat : Bent Sub

Fungsi : Membelokkan lubang sumur.

Mekanisme : Merupakan sub yang pendek yang sedikit bengkok dengan sudut 1-3 drajat. Bila dipasang diatas

Downhole Hydarulic Turbin Motor akan

membelokkan lubang sumur. Bent sub biasanya di Gambar 10.4.

Whipstock

(8)

pasang pada bagian atas dari turbo drill atau dyna

drill untuk membantu membelokkan arah mata bor.

Gambar :

10.2.6. Nama Alat : Dyna Drill.

Fungsi : Memutar bit tanpa harus memutar drill string.

Mekanisme : Dyna drill merupakan down hole mud motor yang digerakkan oleh tenaga aliran lumpur. Prinsip kerjanya sama dengan turbo drill. Dengan adanya

Gambar 10.5. Bent Sub

(9)

bent sub pada dyna drill akan menghasilkan

lengkungan yang halus dan kontinu.

Gambar :

10.2.7. Nama Alat : Turbo Drill

Fungsi : Memutar bit tanpa harus memutar drill string.

Mekanisme : Turbo drill merupakan down hole mud turbin yang memutar bit tanpa harus memutar drill string. Kecepatannya bergantung pada volume lumpur dan

Gambar 10.6. Dyna Drill

(10)

tekanan sirkulasi mud di permukaan. Pembelokannya disebabkan adanya bent sub pada

turbo drill.

Gambar :

10.3. PEMBAHASAN

Pada minggu terakhir Pratikum Peragaan Peralatan Pemboran ini dibahas tentang Peralatan Pembuat Sudut (Deflection Tool) pada Pemboran Berarah. Pemboran berarah adalah seni membelokkan lubang sumur untuk kemudian diarahkan ke suatu sasaran tertentu di dalam formasi yang tidak terletak vertikal di

Gambar 10.7. Turbo Drill

(11)

bawah mulut sumur. Maksud dan tujuan dilakukannya pemboran berarah adalah untuk meningkatkan laju produksi sumur, meningkatkan recovery sumur, membuat reservoir yang sudah tidak ekonomis bila dikembangkan dengan pemboran tegak menjadi ekonomis bila dikembangkan dengan pemboran horizontal, dan yang terakhir adalah memperkecil terjadinya water and gas

coning.

Pemboran berarah pada umumnya dikenal 3 macam pemboran, yaitu:

Shallow deviation type, Deep deviation type dan Return to vertical type.

Pemilihan tipe ini didasarkan pada lokasi koordinat permukaan dan jarak dengan sasaran. Berdasarkan pertambahan sudut pada lubang, maka pemboran horizontal dibagi menjadi 4 tipe yaitu Long radius system, Medium radius system, Short

radius system dan Ultra short radius system. Kemudian alat-alat yang digunakan

untuk membelokkan arah pemboran yaitu spud bit, badger bit, knuckle joint,

whipstock, turbo drill, dan dyna drill, dan alat-alat penunjang pada pembentukan

sudut adalah down hole motor, bent sub, non magnetic drill collar, stabilizer dan peralatan pendukung lainnya.

Pada pemboran berarah, di titik kedalaman tertentu lubang bor diarahkan ke sasaran yang dikehendaki dengan sudut kemiringan tertentu menggunakan

deflection tools. Sewaktu membelokkan lubang bor dengan alat pembelok, lubang

bor harus selalu ke arah dimana sudut tersebut dapat mencapai sasaran. Pengarahan ini dapat dilakukan pada titik belok atau setelahnya apabila ternyata lubang yang dibuat telah menyimpang dari sasaran yang dikehendaki. Setelah mencapai sudut tertentu maka digunakan bottomhole assembly baik untuk menambah sudut atau memantapkan sudutnya.

Dalam pemboran berarah dikenal konsep sliding dan rotating. Dimana prinsip sliding adalah drillstring tidak berputar, hanya mata bor yang berputar. Sedangkan dalam prinsip rotating seluruh rangkian drill string akan berputar. Dalam operasi pemboran, kedua konsep ini akan menghasilkan lubangbor yang berbeda. Dimana pada prinsip sliding cenderung mempertahankan inklinasi sudut arah pemboran dan pada prinsip rotating memberikan tambahan sudut inklinasi arah pemboran. Dari dua kombinasi prinsip ini akan didapat hasil pemboran

(12)

dengan directional arah yang diinginkan seperti s trajectory, buld, hold trajectory, dan lainnya.

10.4. KESIMPULAN

Dari praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa:

1. Tujuan dilakukannya pemboran berarah adalah meningkatkan laju produksi sumur, meningkatkan recovery sumur, membuat reservoir yang

(13)

sudah tidak ekonomis menjadi ekonomis kembali, dan memperkecil terjadinya water and gas coning.

2. Berdasarkan lokasi koordinat permukaan dan jarak dengan sasaran, pemboran berarah pada umumnya dikenal 3 macam pemboran, yaitu

Shallow deviation type, Deep deviation type dan Return to vertical type.

3. Berdasarkan pertambahan sudut pada lubang, pemboran horizontal dibagi menjadi 4 tipe yaitu Long radius system, Medium radius system, Short

radius system, dan Ultra short radius system.

4. Alat-alat yang digunakan untuk membelokkan arah pemboran meliputi:

spud bit, badger bit, knuckle joint, whipstock, turbo drill, dyna drill. Alat

penunjang pada pembentukan sudut, antara lain: down hole motor,bent

sub,non magnetic drill collar, stabilizer dan peralatan pendukung

lainnya.

5. Dalam pemboran berarah dikenal konsep sliding dan rotating. Dimana prinsip sliding adalah drillstring tidak berputar, hanya mata bor yang berputar. Sedangkan dalam prinsip rotating seluruh rangkian drill string akan berputar.

Referensi

Dokumen terkait

penyusunan naskah promkes dengan pihak terkait • 0askah o Menyusun materi penyuluhan untuk media ,etak dalam bentuk alat peraga penyuluhan. Langkah menyusun materi ,eramah :

Jenis penelitian ini adalah penelitian library research dengan pendekatan pendekatan deskriptif analitik, sumber data primer berupa Kitab Al-Umm, karya Imam Syafi‟I dan

Kondisi umum Provinsi Jawa Tengah ditinjau dari aspek pemerintahan, wilayah, kependudukan dan ketenagakerjaan antara lain sebagai berikut :.. Administrasi Pemerintah,

Menurut Pintrich (2014, dalam Yunas dan Rachmawati 2018) motivasi belajar dapat diartikan sebagai memunculkan usaha yang lebih, selama pelajaran berlangsung dan

Data yang terdapat pada tabloid Nova edisi Juli 2012 berupa paduan leksem atau calon kata majemuk yang disebut sebagai kompositum.. Data ditemukan sebanyak 81

Evaluasi yang dilakukan adalah dengan melihat perubahan dari hasil penyuluhan yang telah diberikan mengenai kriteria rumah sehat sehingga memenuhi kebutuhan fisiologis antara

Seharusnya pemerintah Probolinggo harus menyediakan tempat pemasaran batik agar pendapatan masyarakat khususnya pengrajin batik lebih meningkat dan Penbatik di kota

S26 - Jika kontak dengan mata, segera bilas dengan air yang banyak dan minta saran medis S39 - Kenakan pelindung mata/wajah.. S24 - Hindari kontak