• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR DIAGNOSA KEGUGURAN PADA IBU HAMIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PAKAR DIAGNOSA KEGUGURAN PADA IBU HAMIL"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Diterima 22 Februari 2017; Revisi 07 Maret 2017; Disetujui 15 Maret, 2017

SISTEM PAKAR DIAGNOSA KEGUGURAN PADA IBU

HAMIL

Fintri Indriyani

AMIK BSI JAKARTA e-mail: fintri.fni@bsi.ac.id

Abstrak

Perdarahan pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus (keguguran).

Abortus sering terjadi karena kurangnya informasi ibu hamil mengenai perdarahan pada

kehamilan muda. Oleh karena itu perlu adanya alat bantu atau media untuk membantu ibu hamil mengerti tentang abortus sehingga dapat memberi penanganan yang cepat dan tepat. Objek penelitian dilakukan pada Poliklinik Kebidanan di Rumah Sakit Bhayangkara Tk.I R.Said Sukanto. Teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah observasi, wawancara dan studi pustaka. Metode pengembangan pakar menggunakan forward chaining. Penelitian ini menghasilkan sistem pakar untuk mendiagnosa terjadinya abortus pada ibu hamil berbasis web. Terdapat beberapa jenis kelainan yang disertai perdarahan yang sering muncul dimasa kehamilan muda antara lain, Abortus Iminens, Abortus Insipiens, Abortus Kompletus, Abortus

Inkompletus, Missed Abortion, Abortus Habitualis, Abortus Infeksiosus, Kehamilan Ektopik, Mola Hidatidosa.

Key Word: Perdarahan Pada Kehamilan Muda, Abortus, Sistem Pakar, Forward

Chaining, PHP

1. Pendahuluan

Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan adalah terjadinya perdarahan. Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Perdarahan pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan

abortus (keguguran). Pada tahun 1998

rata-rata terjadi 114 kasus abortus per jam. Sebagian besar studi menyatakan kejadian abortus spontan antara 15–20% dari semua kehamilan. Kalau di kaji lebih jauh kejadian abortus sebenarnya bisa mendekati 50%. Pada tahun 1998 Wilcox dan kawan-kawan melakukan studi terhadap 221 perempuan yang di ikuti selama 707 siklus haid total. Di dapatkan total 198 kehamilan, dimana 43 (22%) mengalami abortus sebelum saat haid berikutnya (Prawirohardjo, 2010:460).

.

Masalah abortus dikaitkan dengan tingginya angka kematian ibu melahirkan. Menurut data WHO persentase kemungkinan terjadinya abortus cukup tinggi. Sekitar 15–40%, diketahui pada ibu yang sudah dinyatakan positif hamil, dan 60–75% abortus terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu. Lebih dari 90% abortus di negara-negara sedang berkembang dilakukan tidak aman,

sehingga berkontribusi 11-13% terhadap kematian maternal di dunia. Di Indonesia, diperkirakan 2–2,5 % juga mengalami

abortus setiap tahun, sehingga secara

nyata dapat menurunkan angka kelahiran menjadi 1,7 pertahunnya. Abortus di Indonesia masih cukup tinggi dibanding dengan negara-negara maju di dunia, yakni 2,3 juta abortus per tahun. Sulit untuk mengidentifikasi dengan tepat seberapa sering abortus terjadi. Hal ini diperkirakan merupakan bagian kecil dari kejadian yang sebenarnya, sebagai akibat ketidakterjangkauan pelayanan kedokteran modern yang ditandai oleh kesenjangan informasi (Prawirohardjo, 2010:505).

Untuk alasan tersebut, maka perlu dibuat sebuah sistem yang dapat membantu untuk mendiagnosa terjadinya

abortus pada ibu hamil. Sistem yang dapat

melakukan tugas tersebut termasuk dalam kategori sistem pakar. Sehingga setiap orang dapat menggunakannya untuk menentukan solusi yang tepat dari permasalahan yang ada, dalam hal ini untuk menentukan jenis abortus di masa kehamilan berdasarkan gejala yang diderita. Metode yang digunakan adalah

(2)

KNiST, 30 Maret 2017 620

forward chaining untuk melakukan proses

pengolahan data yang di-input-kan oleh pengguna (user). Dari fakta-fakta yang ada tersebut dapat diperoleh kesimpulan jenis

abortus yang diderita ibu di masa

kehamilan muda. 2. Metode Penelitian A. Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan merupakan ilmu komputer yang diimplementasikan melalui sebuah mesin komputer dan dilakukan oleh manusia ( Kusrini,2006:3 ). Menurut Kusumadewi (2003:1) mendefinisikan bahwa “Kecerdasan buatan atau artificial intelligence merupakan salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia”.

B. Definisi Sistem Pakar

Menurut Kusumadewi (2003:109) ”Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar

komputer dapat

menyelesaikan masalah seperti yang bia sa dilakukan oleh para ahli”. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli.

Dengan sistem pakar ini, orang awam dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman.

Sedangkan menurut Martin dan Oxman dalam Kusrini (2006:11) “Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut”.

3. Pembahasan

A. Pengumpulan Data Pakar

Pakar yang di wawancarai sebanyak lima orang dokter spesialis kandungan. Dari hasil kuisioner yang telah disebar ke lima pakar, ada pertanyaan yang kesemua pakar menjawab ya artinya pertanyaan tersebut valid, tetapi ada juga yang menjawab berbeda sehingga harus dilakukanlah proses menvalidasi pertanyaan menggunakan software SPSS dengan metode analisis korelasi untuk menjelaskan hubungan antar variabel yang ada. Berikut daftar pertanyaan yang sudah valid.

Tabel 1. Daftar pertanyaan Valid Kuesioner Pre-Test No Pertanyaan Skor Dokter Sp.OG Ket A B C D E 1.

Apakah benar Abortus Iminens memiliki gejala sebagai berikut:

a. Terlambat haid kurang dari 20 minggu 1 0 0 0 0 Valid b. Usia kehamilan kurang dari 20 minggu 1 1 1 1 1 Valid

c. Perdarahan pervaginam 1 1 1 1 1 Valid

d. Hasil konsepsi masih baik di dalam

kandungan 1 1 1 1 1 Valid

e. Mulas sedikit 1 1 1 0 1 Valid

f. Tes kehamilan/HCG masih positif 1 1 1 1 1 Valid

g. Mulut rahim/cervix masih dalam

kondisi menutup 1 1 1 1 1 Valid

h.

Nyeri perut bagian bawah 1 1 1 1 1 Valid

2.

(3)

KNiST, 30 Maret 2017 621 a. Terlambat haid kurang dari 20 minggu 1 0 0 0 0 Valid b. Usia kehamilan kurang dari 20 minggu 1 1 1 1 1 Valid

c. Mulut rahim/cervix terbuka. 1 1 1 1 1 Valid

d. Hasil konsepsi masih berada dalam kavum uteri dan dalam proses pengeluaran

1 1 1 0 1 Valid

e. Mulas karena kontraksi yang sering

dan kuat 1 1 1 0 1 Valid

f. Kehamilan tak dapat dipertahankan 1 1 1 0 1 Valid g. Teraba jaringan kehamilan di mulut

rahim 1 0 0 0 0 Valid

h. Perdarahan lebih banyak/sesuai umur

kehamilan 1 1 1 0 0 Valid

i. Nyeri lebih kuat 1 1 1 0 1 Valid

j. Tes kehamilan/HCG masih positif 1 1 1 1 1 Valid

3. Apakah benar Abortus Inkompletus memiliki gejala sebagai berikut:

a. Terlambat haid kurang dari 20 minggu 1 0 0 0 0 Valid b. Usia kehamilan kurang dari 20 minggu 1 1 1 1 1 Valid c. Sebagian hasil konsepsi telah keluar

dan masih ada yang tertinggal 1 1 1 1 1 Valid

d. Teraba jaringan kehamilan di mulut

rahim 1 1 1 1 1 Valid

e. Tes kehamilan/HCG masih positif 1 1 1 1 1 Valid

f. Perdarahan hebat 1 1 1 1 0 Valid

g. Sering menyebabkan syok 1 1 0 1 0 Valid

h. Mulut rahim/cervix sudah terbuka 1 1 1 1 1 Valid i. Buah kehamilan/hasil konsepsi

sebagian sudah keluar dari rongga rahim.

1 1 1 1 1 Valid

j. Nyeri lebih kuat 1 1 1 1 1 Valid

4. Apakah benar Abortus Kompletus memiliki gejala sebagai berikut:

a. Terlambat haid kurang dari 20 minggu 1 0 0 0 0 Valid b. Usia kehamilan kurang dari 20 minggu 1 1 1 1 1 Valid

c. Mulut rahim/cervik tertutup 1 1 0 1 1 Valid

d. Perdarahan sedikit-sedikit/berkurang 1 1 1 0 1 Valid e. Seluruh hasil konsepsi telah

dikeluarkan 1 1 1 1 1 Valid

f. Nyeri perut berkurang 1 1 1 1 1 Valid

g. Tes kehamilan/HCG biasanya masih positif sampai 7-10 hari setelah abortus

1 1 1 1 1 Valid

h. Uterus/rahim mengecil 1 1 1 1 1 Valid

5. Apakah benar Abortus Infeksiosus/Septik memiliki gejala sebagai berikut:

a. Terlambat haid kurang dari 20 minggu 1 0 0 0 0 Valid b. Usia kehamilan kurang dari 20 minggu 1 1 1 1 1 Valid

c. Tes kehamilan/HCG masih positif 1 1 1 1 1 Valid

d. Panas tinggi 1 1 1 1 1 Valid

e. Tampak sakit dan lelah 1 1 1 1 1 Valid

f. Takikardi/jantung

berdebar-debar/denyut jantung cepat 1 1 1 1 1 Valid

g. Perdarahan pervaginam 1 1 1 1 1 Valid

h. Cairan atau jaringan berbau busuk 1 1 1 1 1 Valid

i. Nyeri tekan 1 1 1 1 1 Valid

(4)

KNiST, 30 Maret 2017 622

k. Menggigil 1 1 1 1 1 Valid

6. Apakah benar Abortus Habitualis memiliki gejala sebagai berikut:

a. Terlambat haid kurang dari 20 minggu 1 0 0 0 0 Valid b. Usia kehamilan kurang dari 20 minggu 1 1 1 1 1 Valid c. Seluruh hasil konsepsi/janin telah

dikeluarkan 1 1 0 0 1 Valid

d. Tanpa disertai rasa mules/kontraksi 1 1 0 0 0 Valid e. Tes kehamilan/HCG biasanya masih

positif sampai 7-10 hari setelah abortus

1 1 1 1 1 Valid

f. Keguguran berturut-turut 3 kali atau

lebih 1 1 1 1 1 Valid

7. Apakah benar Missed Abortion memiliki gejala sebagai berikut:

a. Terlambat haid kurang dari 20 minggu 1 0 0 0 0 Valid b. Usia kehamilan kurang dari 20 minggu 1 1 1 1 0 Valid c. Janin telah mati dalam kandungan

selama 6-8 minggu tapi belum keluar 1 1 1 0 1 Valid d. Perdarahan sedikit-sedikit/berkurang 1 1 1 1 0 Valid

e. Nyeri perut berkurang 1 1 1 1 1 Valid

f. Umumnya para ibu merasa heran, karena kandungannya tidak juga membesar

1 1 1 1 1 Valid

g. Bila kehamilan di atas 14 minggu sampai 20 minggu pasien justru merasakan rahimnya semakin mengecil

1 1 1 0 1 Valid

h. Tes kehamilan/HCG negatif 1 1 1 0 1 Valid

8. Apakah benar Mola Hidatidosa memiliki gejala sebagai berikut:

a. Usia kehamilan kurang dari 20 minggu 1 1 1 1 1 Valid

b. Mual hebat 1 1 1 1 0 Valid

c. Muntah hebat 1 1 1 1 0 Valid

d. Pusing hebat 1 1 1 1 0 Valid

e. Perkembangan lebih pesat, sehingga umumnya uterus/rahim lebih besar dari usia kehamilan

1 1 1 1 1 Valid

f. Perdarahan sedikit-sedikit atau

sekaligus banyak 1 1 1 1 1 Valid

g. Sering menyebabkan syok 0 1 0 1 0 Tidak

h. Keluarnya gelembung-gelembung

putih/bening dari vagina 1 1 1 1 1 Valid

i. Gejala perdarahan antara rata-rata

usia kehamilan 12-14 minggu. 1 1 0 1 0 Valid

9. Apakah benar Kehamilan Ektopik memiliki gejala sebagai berikut:

a. Terlambat haid kurang dari 20 minggu 1 0 0 0 0 Valid b. Usia kehamilan kurang dari 20 minggu 1 0 1 1 1 Valid

c. Tes kehamilan/HCG masih positif 1 1 1 1 1 Valid

d. Nyeri perut bagian bawah 1 1 1 1 1 Valid

e. Sakit perut/nyeri mendadak yang

kemudian disusul syok atau pingsan 1 1 1 1 1 Valid f.

Perdarahan tidak banyak dan

berwarna coklat tua 1 1 1 1 1 Valid

Sumber: Hasil Penelitian (2016) B. Algorithma Sistem Pakar

(5)

KNiST, 30 Maret 2017 623 Berikut ini adalah algoritma

konsultasi yang digunakan dalam sistem pakar. Pemakai program ini diberikan form data pasien sebelum mejawab pertanyaan. Untuk lebih jelasnya perhatikan psedecode berikut ini:

C. Rule Pakar dan Pohon Pakar

Dari daftar pertanyaan yang diajukan ke pakar dan sudah di validasi dihasilkan sembilan rule. Berikut data rule pakar: Rule 1 : IF Terlambat haid kurang dari 20 minggu and Usia kehamilan kurang dari 20 minggu and Perdarahan pervaginam and Hasil konsepsi masih baik dalam kandungan and Mulas sedikit and Tes kehamilan/HCG masih positif and Mulut rahim/cervix masih dalam kondisi menutup and Nyeri perut bagian bawah THEN Anda di diagnosa mengalami sakit Abortus

Imminens ELSE Anda tidak mengalami

sakit Abortus Imminens END

Rule 2 : IF Terlambat haid kurang dari 20 minggu and Usia kehamilan kurang dari 20 minggu and Tes kehamilan/HCG masih positif and Mulut rahim/cervix terbuka and Hasil konsepsi masih berada dalam kavum uteri dan dalam proses pengeluaran and Mulas karena kontraksi yang sering dan kuat and Kehamilan tidak dapat dipertahankan and Teraba jaringan kehamilan di mulut rahim and Perdarahan lebih banyak/sesuai umur kehamilan and Nyeri lebih kuat THEN Anda di diagnosa mengalami sakit Abortus Insipiens ELSE Anda tidak mengalami sakit Abortus

Insipiens END

Rule 3 : IF Terlambat haid kurang dari 20 minggu and Usia kehamilan kurang dari 20 minggu and Tes kehamilan/HCG masih

positif and Mulut rahim/cervix terbuka and Nyeri lebih kuat and Sebagian hasil konsepsi telah keluar dan masih ada yang tertinggal and Teraba jaringan kehamilan di mulut rahim and Perdarahan hebat and Sering menyebabkan syok and Buah kehamilan/hasil konsepsi sebagian sudah keluar dari rongga rahim THEN Anda di diagnosa mengalami sakit Abortus Inkompletus ELSE Anda tidak mengalami

sakit Abortus Inkompletus END

Rule 4: IF Terlambat haid kurang dari 20 minggu and Usia kehamilan kurang dari 20 minggu and Mulut rahim/cervix tertutup and Perdarahan sedikit-sedikit/berkurang and Seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan and Nyeri perut berkurang and Tes kehamilan/HCG masih positif sampai 7-10 hari setelah abortus and Uterus/rahim mengecil THEN Anda di diagnosa mengalami sakit Abortus Kompletus ELSE Anda tidak mengalami sakit Abortus

Kompletus END

Rule 5 : IF Terlambat haid kurang dari 20 minggu and Usia kehamilan kurang dari 20

minggu and Perdarahan pervaginam and Tes kehamilan/HCG masih positif and Sering menyebabkan syok and Panas tinggi and Tampak sakit dan lelah and Takikardi/jantung berdebar-debar/denyut jantung cepat and Cairan/jaringan berbau busuk and Nyeri tekan and Menggigil THEN Anda di diagnosa mengalami sakit Abortus Infeksiosus/Septik ELSE Anda tidak mengalami sakit Abortus

Infeksiosus/Septik END

Rule 6 : IF Terlambat haid kurang dari 20 minggu and Usia kehamilan kurang dari 20 minggu and Seluruh janin telah dikeluarkan and Tanpa disertai mules/kontraksi and Tes kehamilan/HCG masih positif sampai 7-10 hari setelah abortus and Keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih THEN Anda di diagnosa mengalami sakit Abortus

Habitualis ELSE Anda tidak mengalami

sakit Abortus Habitualis END

Rule 7 : IF Terlambat haid kurang dari 20 minggu and Usia kehamilan kurang dari 20 minggu and Perdarahan sedikit-sedikit/berkurang and Nyeri perut berkurang and Umumnya para ibu merasa heran karena kandungannya tidak juga membesar and Janin telah mati dalam kandungan selama 6-8 minggu tapi belum keluar and Bila kehamilan diatas 14 minggu sampai 20 minggu pasien justru merasakan rahimnya semakin mengecil and Tes kehamilan/HCG negatif THEN Anda di diagnosa mengalami sakit Missed Abortion ELSE Anda tidak mengalami sakit Missed

Abortion END

Buka menu konsultasi

input nama pengguna

input jenis kelamin pengguna

input tanggal lahir pengguna

input alamat pengguna

input pekerjaan pengguna

input nomor telepon pengguna

If pilih = Proses then

tampil form pilihan gejala yang harus diisi.

If gejala= terisi then

Tampil hasil analisa

Else kembali ke pertanyaan selanjutnya

End

(6)

KNiST, 30 Maret 2017 624 Rule 8 : IF Usia kehamilan kurang dari 20

minggu and Mual hebat and Muntah hebat and Pusing hebat and Perkembangan lebih pesat, sehingga umumnya uterus/rahim lebih besar dari usia kehamilan and Perdarahan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak and Sering menyebabkan syok and Keluarnya gelembung-gelembung putih/bening dari vagina and Gejala perdarahan antara rata-rata usia kehamilan 12-14 minggu THEN Anda di diagnosa mengalami sakit Mola Hidatidosa ELSE Anda tidak mengalami sakit Mola Hidatidosa END

Rule 9 : IF Terlambat haid kurang dari 20 minggu and Usia kehamilan kurang dari 20 minggu and Tes kehamilan/HCG masih positif and Nyeri perut bagian bawah and Sakit perut/nyeri mendadak yang kemudian dususul syok atau pingsan and Perdarahan tidak banyak dan berwarna coklat tua THEN Anda di diagnosa mengalami sakit

Kehamilan Ektopik ELSE Anda tidak

mengalami sakit Kehamilan Ektopik END Dan secara sederhana permasalahan dan pemcahan masalah diatas digambarkan dengan metode forward chaining sebagai berikut: Diagnosa G001 G002 G003 G007 G008 G009 G019 G018 G017 P002 P002 G020 P002 P002 P002 G022 G021 G010 P003 P003 G023 P003 P003 P003 G040 G043 G042 G041 P008 P008 P008 G044 P008 P008 P008 G038 G039 P008 P008 G010 P008 G005 G015 G011 G006 P001 P001 P001 G016 P001 P001 P001 G002 G003 P001 P001 G026 G029 G028 G027 P005 P005 P005 G030 P005 P005 P005 G011 G025 P005 P005 G002 G010 G003 P005 P005 P005 G002 G032 G031 G013 P006 P006 P006 G033 P006 P006 P006 G005 G014 G013 G012 P004 P004 P004 G024 P004 P004 P004 G002 G004 P004 P004 G002 G045 G006 G003 P009 P009 P009 G046 P009 P009 P009 G012 G036 G035 G034 P007 P007 P007 G037 P007 P007 P007 G002 G004 P007 P007

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Gambar 1. Pohon Keputusan Pakar Abortus D. Implementasi dalam aplikasi

1. Analisa kebutuhan sistem Halaman User :

1. Pasien bisa melihat daftar penyakit, definisi, ciri-ciri, penyebab dan solusinya.

(7)

KNiST, 30 Maret 2017 625 2. Pasien bisa melakukan konsultasi

sesuai dengan gejala/ciri-ciri yang di deritanya.

3. Pasien bisa melihat hasil diagnosa sesuai dengan konsultasi.

4. Pasien bisa melihat informasi tentang Abortus.

5. Pasien bisa melihat menu bantuan jika kesulitan dalam melakukan konsultasi.

6. Pasien bisa melihat profil nara sumber/pakar/dokter ahli kandungan.

Halaman Admin :

1. Admin dapat mengelola data gejala.

2. Admin dapat mengelola data penyakit.

3. Admin dapat mengelola data pasien.

4. Admin dapat mengelola data relasi 5. Admin dapat mengelola data

(8)

KNiST, 30 Maret 2017 626 2. Usecase Diagram

Sumber: hasil penelitian (2016)

Gambar 2. Usecase Diagram User

Sumber: hasil penelitian (2016)

Gambar 3. Usecase Diagram Admin

3. ERD Pasien

Konsultasi

Isi Form Biodata Pilih Gejala

Hasil Analisa

<<include>>

<<include>> <<include>>

Admin

Lihat Daftar Penyakit

Input Data Penyakit

Ubah Data Penyakit

Delete Data Penyakit

<<extend>>

<<extend>>

(9)

KNiST, 30 Maret 2017 627 Penyakit nm_penyakit definisi kd_penyakit Gejala kd_gejala nm_gejala Punya kd_penyakit kd_gejala Memiliki Analisa_hasil kd_gejala kd_penyakit id pekerjaan tanggal noip id telp tgllahir alamat M N 1 M solusi ciri_ciri penyebab jenis_kelamin nama kd_penyakit

Sumber: hasil penelitian (2016)

Gambar 4. ERD 4. user interface

Sumber: hasil penelitian (2016)

Gambar 5. Menu Konsultansi

(10)

KNiST, 30 Maret 2017 628 Penyakit nm_penyakit definisi kd_penyakit Gejala kd_gejala nm_gejala Punya kd_penyakit kd_gejala Memiliki Analisa_hasil kd_gejala kd_penyakit id pekerjaan tanggal noip id telp tgllahir alamat M N 1 M solusi ciri_ciri penyebab jenis_kelamin nama kd_penyakit

Sumber: hasil penelitian (2016)

Gambar 4. ERD 4. user interface

Sumber: hasil penelitian (2016)

(11)

KNiST, 30 Maret 2017 629 4. Simpulan

Dari hasil riset dan wawancara kepada dokter ahli Kebidanan, maka dapat penulis simpulkan beberapa hal:

1. Pembuatan aplikasi Sistem pakar untuk mendiagnosa Abortus

berbasis web ini dapat membantu masyarakat mengetahui secara cepat dan tepat mengenai kemungkinan menderita Abortus sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk cepat melakukan langkah antisipasi. 2. Pengolahan data dengan

menggunakan metode forward

chaning menghasilkan

aturan-aturan penentuan Abortus yang akurat karena data dikelompokan berdasarkan kebutuhan.

3. Dari Hasil pengujian penerimaan

user terhadap sistem pakar ini

menunjukkan bahwa Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Abortus sangat baik dan mudah di gunakan.

4. Dari hasil pengujian tingkat akurasi menunjukkan bahwa Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Abortus ini mempunyai data yang valid sehingga menghasilkan diagnosa penyakit abortus yang akurat. 5.Referensi

Anhar. 2010. Panduan Menguasai PHP&MYSQL Secara Otodidak. Jakarta : Media Kita.

Fowler, Martin. 2005. UML Distilied Panduan Singkat Bahasa Pemodelan Objek Standar. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan

Aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Kusumadewi, Sri. 2003. Artifical

Intelligence: Teknik dan

Aplikasinya. Yogyakarta: Graha ilmu.

Madcoms. 2008. Aplikasi Web Database

Menggunakan Adobe

Dreamweaver CS3 & Pemrograman PHP + MySQL. Yogyakarta : Andi Offset.

Rosa dan Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur

dan Berorientasi Objek). Bandung: Modula.

Roger S. Pressman.2001. Software

Engineering, A Beginner’s

Guide, Mc. Graw Hill.

Saputra, Agus. 2012. Web Trik: PHP, HTML5, dan CSS3. Jakarta : Jasakom.

Sarwono Prawirohardjo. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka-Sarwono Prawirohardjo.

Susrama, I Gede. 2007. Memanfaatkan Sistem Pakar Untuk Membantu Analisa Diagnosa Penyakit Obstetri Dan Ginekologi. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2007 (SNATI 2007), ISSN : 1907 – 5022. Yogyakarta : 16 Juni 2007 : Diambil dari : http://journal.uii.ac.id/index.php/ Snati/article/view/1745/1524 Sugiyono. 2005. Pemrograman Terstuktur

untuk Pelajar dan Mahasiswa. Jakarta: Panji Gumilang Press. Yulianti, Eva dan Eka Gusriani. 2013.

Rekayasa Perangkat Lunak Konsultasi Penyakit Kehamilan Berbasis Kasus (Case Based

Reasoning) Di Puskesmas

Gunung Talang Menggunakan Visual Basic 6.0. Jurnal Teknologi Informasi & Pendidikan, ISSN : 2086-4981, Vol 6, No 1 Maret 2013: Diambil dari : http://jurnal-tip.net/jurnal- resource/file/4- Vol6No1Mar2013- Eva%20Yulianti-Eka%20Gusriani.pdf.

Whenty H, Birgitta, Rosa Delima, dan Joko Purwadi. 2010. Program Bantu Diagnosa Gangguan Kesehatan Kehamilan dengan Metode

Forward Chaining. Jurnal

Teknologi Informasi-Aiti, Vol 7, No 1 Februari 2010 : 1 – 100. Diambil dari :

http://repository.library.uksw.edu /handle123456789/96.

(12)

KNiST, 30 Maret 2017 630 Wahana Komputer. 2010. Shortcourse SQL

Server 2008 Express.

Semarang: Wahana Komputer; Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Gambar

Tabel 1. Daftar pertanyaan Valid  Kuesioner Pre-Test  No  Pertanyaan  Skor  Dokter Sp.OG  A  B  C  D  E  Ket
Gambar 1. Pohon Keputusan Pakar Abortus  D. Implementasi dalam aplikasi
Gambar 2. Usecase Diagram User
Gambar 4. ERD  4. user interface
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam membangun sebuah sistem multiagen, perancang aplikasi harus mengerti beberapa hal berikut yaitu: (1) bagaimana agen dan teknik dalam sistem cerdas dapat diaplikasikan

Perkembangan juga telah menyebabkan  perubahan-perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh informasi

Dalam membentuk kepercayaan pada konsumen, seorang celebrity endorser yang memiliki banyak penggemar harus dapat meyakinkan masyarakat untuk menggunakan produk Rabbani

Pengembangan sektor hasil kelautan dan perikanan diKabupaten Pulang Pisau dengan luas wilayah yang umumnya berupa laut, sungai, danau dan rawa pasang surut maupun pesisir

dan penyelamat berada di atas mangsa dengan muka mengadap antara satu sama lain. Penyelamat menyauk tangan mangsa yang berikat pada lehernya.. iv.Penyelamat merangkak

Apabila bagian waktu yang dibutuhkan oleh molekul sampel pada fase gerak dikalikan dengan kecepatan linier (u) dari fase gerak maka diperoleh laju pemisahan (rate

Pondok Pesantren dan atau yang semisal (dayah, Surau, madrasah) adalah lembaga pendidikan Islam tertua di Nusantara yang telah berperan aktif sebagai salah satu pusat

Tujuan dari perancangan mesin pengerol pipa ini adalah: (1) membuat detail gambar kerja dan bagian-bagiannya, (2) merencanakan konstruksi yang aman yang mampu mengerol dengan