• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Optik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Optik"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH FISIKA

ALAT OPTIK

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK V :

DWI SEPTIANI

CHITRA PUTRI UTAMI BAHAN SUBU BAHAR

ABDUL AZIS

YULIANUS B KARURUKAN MUH. FADLY ESA A.FIRMAN ALI SAFAAT

PRODI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2011

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ALAT OPTIK, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Fisika kami yang membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun karya tulis ilmiah dan berbagai materi yang disajikan setiap minggunya.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Makassar, 09 Mei 2011

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………... DAFTAR ISI……….... PENDAHULUAN I. Latar balakang………... II. Tujuan……… PEMBAHASAN I. Konsep Optika………. II. Optika Geometris………..

III. Pemantulan Dan Pembiasan Cahaya………. IV. Alat Optik………..

1. Kamera……… 2. Mata……… 3. Lup………..

V. Aplikasi Alat Optik Di Bidang Pertanian……… PENUTUPAN

I. Kesimpulan………. II. Saran………... DAFTAR PUSTAKA………...

(4)

PENDAHULUAN

I.

Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita dapat menemukan banyak contoh alat optik yang bermanfaat bagi kehidupan kita. Misalnya saja cermin. Dapat kita ketahui bahwa cermin banyak memberikan manfaat yang beragam, seperti pada pengendara mobil atau sepeda motor menjaminkan sebagian keselamatannya pada apa yang dilihat pada kaca spion, para pengamat astronom menggunakan teropong pantul dalam mengamati benda-benda langit, mikroskop yang digunakan para ilmuan untuk meneliti organisme berukuran mikro, dan lain sebagainya tergantung pemanfaatannya.

Di dalam mempelajari alat optik kita sering mendengar istilah optika geometri. Di dalam optika geometri dipelajari sifat-sifat cahaya dengan menggunakan alat-alat yang ukurannya relatif lebih besar dibandingkan dengan panjang gelombang cahaya. Dua hal yang terpenting pada optika geometri dan perlu Anda kuasai dengan baik adalah cermin dan lensa. Sebab dua hal inilah yang mendasari pembuatan alat-alat optik seperti kacamata, lup, mikroskop dan teropong.

Selain itu akan dibahas juga mengenai lensa. Cermin dan lensa serta prinsip kerjanya memberikan sarana pemahaman bagi pemanfaatannya untuk mempermudah dan membantu kehidupan manusia. Alat-alat yang bekerja berdasarkan prinsip optik (cermin dan lensa) digolongkan sebagai alat optik.

Kaitannya dengan ilmu pertanian juga banyak. Seperti pada penggunaan rumah kaca, mikroskop, luop dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dslam makalah ini penulis akan membahas berbagai alat optik, mengenai pengaplikasiannya di bidang pertanian, serta pembahasan lainnya yang berhubungan dengan teori ini.

(5)

II.

Tujuan

Adapun tujuan setelah membuat dan membaca makalah ini, diantaranya adalah :

1. Mengetahui konsep optika.

2. Mempelajari berbagai istilah-istilah dalam optika geometri.

3. Menerapkan konsep alat optik pada bidang pertanian dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

(6)

PEMBAHASAN

I. Konsep Optika

Optika adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat cahaya dan interaksi cahaya dengan materi. Optika menerangkan dan diwarnai oleh gejala optis. Kata optik berasal dari bahasa Latin ὀπτική, yang berarti tampilan.

Bidang optika biasanya menggambarkan sifat cahaya tampak, inframerah dan ultraviolet; tetapi karena cahaya adalah gelombang elektromagnetik, gejala yang sama juga terjadi di sinar-X, gelombang mikro, gelombang radio, dan bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan juga gejala serupa seperti pada sorotan partikel muatan (charged beam). Optik secara umum dapat dianggap sebagai bagian dari keelektromagnetan. Beberapa gejala optis bergantung pada sifat kuantum cahaya yang terkait dengan beberapa bidang optika hingga mekanika kuantum. Dalam prakteknya, kebanyakan dari gejala optis dapat dihitung dengan menggunakan sifat elektromagnetik dari cahaya, seperti yang dijelaskan oleh persamaan Maxwell.

Bidang optika memiliki identitas, masyarakat, dan konferensinya sendiri. Aspek keilmuannya sering disebut ilmu optik atau fisika optik. Ilmu optik terapan sering disebut rekayasa optik. Aplikasi dari rekayasa optik yang terkait khusus dengan sistem iluminasi (iluminasi) disebut rekayasa pencahayaan. Setiap disiplin cenderung sedikit berbeda dalam aplikasi, keterampilan teknis, fokus, dan afiliasi profesionalnya. Inovasi lebih baru dalam rekayasa optik sering dikategorikan sebagai fotonika atau optoelektronika. Batas-batas antara bidang ini dan "optik" sering tidak jelas, dan istilah yang digunakan berbeda di berbagai belahan dunia dan dalam berbagai bidang industri.

Karena aplikasi yang luas dari ilmu "cahaya" untuk aplikasi dunia nyata, bidang ilmu optika dan rekayasa optik cenderung sangat lintas disiplin. Ilmu optika merupakan bagian dari berbagai disiplin terkait termasuk elektro, fisika, psikologi, kedokteran (khususnya optalmologi dan optometri), dan lain-lain. Selain itu, penjelasan yang paling lengkap tentang perilaku optis, seperti dijelaskan dalam fisika, tidak selalu rumit untuk kebanyakan masalah, jadi model sederhana dapat digunakan.

(7)

Model sederhana ini cukup untuk menjelaskan sebagian gejala optis serta mengabaikan perilaku yang tidak relevan dan / atau tidak terdeteksi pada suatu sistem.

Di ruang bebas suatu gelombang berjalan pada kecepatan c = 3×108 meter/detik. Ketika memasuki medium tertentu (dielectric atau nonconducting) gelombang berjalan dengan suatu kecepatan v, yang mana adalah karakteristik dari bahan dan kurang dari besarnya kecepatan cahaya itu sendiri (c). Perbandingan kecepatan cahaya di dalam ruang hampa dengan kecepatan cahaya di medium adalah indeks bias n bahan sebagai berikut : n = c⁄v

II. Optika Geometris

Optika geometris, atau optika sinar, menjelaskan propagasi cahaya dalam bentuk "sinar". Sinar dibelokkan di antarmuka antara dua medium yang berbeda, dan dapat berbentuk kurva di dalam medium yang mana indeks-refraksinya merupakan fungsi dari posisi. "Sinar" dalam optik geometris merupakan objek abstrak, atau "instrumen", yang sejajar dengan muka gelombang dari gelombang optis sebenarnya. Optik geometris menyediakan aturan untuk penyebaran sinar ini melalui sistem optis, yang menunjukkan bagaimana sebenarnya muka gelombang akan menyebar. Ini adalah penyederhanaan optik yang signifikan, dan gagal untuk memperhitungkan banyak efek optis penting seperti difraksi dan polarisasi. Namun hal ini merupakan pendekatan yang baik, jika panjang gelombang cahaya tersebut sangat kecil dibandingkan dengan ukuran struktur yang berinteraksi dengannya. Optik geometris dapat digunakan untuk menjelaskan aspek geometris dari penggambaran cahaya (imaging), termasuk aberasi optis.

Optika geometris sering disederhanakan lebih lanjut oleh pendekatan paraksial, atau "pendekatan sudut kecil." Perilaku matematika yang kemudian menjadi linear, memungkinkan komponen dan sistem optis dijelaskan dalam bentuk matrik sederhana. Ini mengarah kepada teknik optik Gauss dan penelusuran sinar paraksial, yang digunakan untui order pertama dari sistem optis, misalnya memperkirakan posisi dan magnifikasi dari gambar dan objek. Propagasi sorotan

(8)

Gauss merupakan perluasan dari optik paraksial yang menyediakan model lebih akurat dari radiasi koheren seperti sorotan laser. Walaupun masih menggunakan pendekatan paraksial, teknik ini memperhitungkan difraksi, dan memungkinkan perhitungan pembesaran sinar laser yang sebanding dengan jarak, serta ukuran minimum sorotan yang dapat terfokus. Propagasi sorotan Gauss menjembatani kesenjangan antara optik geometris dan fisik.

III. Pemantulan Dan Pembiasan Cahaya

a. Pemantulan Cahaya

Refleksi atau pantulan cahaya terbagi menjadi 2 tipe: specular reflection

dan diffuse reflection. Specular reflection menjelaskan perilaku pantulan sinar cahaya pada permukaan yang mengkilap dan rata, seperti cermin yang memantulkan sinar cahaya ke arah yang dengan mudah dapat diduga. Kita dapat melihat citra wajah dan badan kita di dalam cermin karena pantulan sinar cahaya yang baik dan teratur. Menurut hukum refleksi untuk cermin datar, jarak subyek terhadap permukaan cermin berbanding lurus dengan jarak citra di dalam cermin namun parity inverted, persepsi arah kiri dan kanan saling terbalik. Arah sinar terpantul ditentukan oleh sudut yang dibuat oleh sinar cahaya insiden terhadap normal permukaan, garis tegak lurus terhadap permukaan pada titik temu sinar insiden. Sinar insiden dan pantulan berada pada satu bidang dengan masing-masing sudut yang sama besar terhadap normal.

Citra yang dibuat dengan pantulan dari 2 (atau jumlah kelipatannya) cermin tidak parity inverted. Corner retroreflector memantulkan sinar cahaya ke arah datangnya sinar insiden.

Diffuse reflection menjelaskan pemantulan sinar cahaya pada permukaan yang tidak mengkilap (Inggris:matte) seperti pada kertas atau batu. Pantulan sinar dari permukaan semacam ini mempunyai distribusi sinar terpantul yang bergantung pada struktur mikroskopik permukaan. Johann Heinrich Lambert dalam Photometria pada tahun 1760 dengan hukum kosinus Lambert (atau

(9)

cosine emission law atau Lambert’s emission law) menjabarkan intensitas

radian luminasi sinar terpantul yang proposional dengan nilai kosinus sudut θ antara pengamat dan normal permukaan Lambertian dengan persamaan:

Ada 3 buah bentuk cermin pemantul, yaitu : cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung. Pada ketiga cermin itu berlaku persamaan umum yang digunakan untuk menghitung jarak bayangan (s`) dari suatu benda yang terletak pada jarak tertentu (s) dari cermin itu.

s = jarak benda ; s’ = jarak bayangan ; f = jarak titk api (fokus) Sedang pembesarannya :

h’ = tinggi (besar) bayangan ; h = tinggi (besar) benda

b. Pembiasan cahaya

Pada peristiwa pembiasan, cahaya yang datang akan diteruskan namun mengalami pembiasan atau pembelokan arah. Besarnya sudut yang dibentuk oleh sinar bias dengan garis normal dinamakan sebagai sudut bias. Besar kecilnya sudut bias dipengaruhi oleh sifat dari medium yang biasa disebut sebagai indeks bias ( n ). Indeks bias merupakan perbandingan antara laju

(10)

cahaya dalam ruang hampa ( c ) dengan laju cahaya dalam medium ( v ) atau bila dirumuskan secara matematis :

n =c/v

Dari rumusan di atas terlihat bahwa indeks bias n berbanding terbalik dengan v. Artinya semakin besar n maka v semakin kecil. Hal ini yang menyebabkan cahaya yang datang dari medium dengan n besar ke medium dengan n lebih kecil akan dibiaskan menjauhi garis normal. Sebaliknya cahaya yang datang dari medium dengan n lebih kecil ke medium dengan n lebih besar akan dibiaskan mendekati garis normal.. Lihat gambar di bawah ini.

Sudut pantul : Sudut yang dibentuk oleh sinar pantul dengan garis normal Sudut bias : Sudut yang dibentuk oleh sinar bias dengan garis normal

(11)

IV. Alat Optik

Cermin dan lensa serta prinsip kerjanya memberikan sarana pemahaman bagi pemanfaatannya untuk mempermudah dan membantu kehidupan manusia. Alat-alat yang bekerja berdasarkan prinsip optik (cermin dan lensa) digolongkan sebagai alat optik.Benda optik/alat optik adalah benda yang menggunakan lensa optik untuk melakukan fungsinya dalam membantu kegiatan tertentu. Lensa optik bisa terbuat dari bahan kaca, plastik, fiber, dan lain sebagainya. Berikut di bawah ini merupakan arti definisi / pengertian dari beberapa benda / alat optik yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa alat optik antara lain kamera, lup, mikroskop, teleskop, proyektor, dan episkop.

1. Kamera

Order gambar kamera dan pembentukan bayangan pada kamera Aperture berfungsi mengatur diafragama, sedangkan diafragma berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke kamera.

Pada kamera terdapat sebuah lensa cembung untuk membiaskan sinar dari benda himgga bayangan jatuh di film sebagai layer. Benda yang akan dipotret ditempatkan pada jarak lebih besar dari 2f (2 kali jarak titik api) di depan lensa. Ingatkah di mana bayangan benda akan didapatkan dan bagaimana sifat-sifat bayangan itu? Tentu saja bayangan akan jatuh antara f dan 2f yang memiliki sifat diperkecil, nyata, dan terbalik.

(12)

Prinsip kerja kamera dan mata adalah sama. Apabila mata melihat benda, sinar dari benda yang masuk ke mata dibiaskan lensa mata. Bayangan jatuh di layer mata atau retina. Sifat bayangan yang terjadi nyata, diperkecil, dan terbalik. Tersusun dari apakah pelat film itu? Pelat film berupa selluloid. Pelat itu dilapisi perak bromide dan sangat peka terhadap cahaya. Apabila bayangan objek mengenai pelat film akan tercetak sebagai gambar negative. Setelah proses pencucian, film dapat dicetak sebagai gambar positif pada kertas foto.

2. Mata

a. Lensa Mata sebagai Alat Optik

Mengapa mata dikatakan sebagai alat optik? Untuk menjawab pertanyaan itu, perhatikan Gambar.

Bentuk mata menyerupai bola. Pada bola mata terdapat benda bening yang disebut lensa mata. Lensa mata bersifat tembus cahaya.Apa jenis lensa mata? Apa pula fungsi lensa mata itu? Lensa mata berupa lensa cembung. Lensa mata memiliki fungsi membiaskan sinar-sinar yang datang ke mata. Dengan demikian, bayangan benda dapat tepat jatuh di retina mata. Jadi, mata memiliki fungsi seperti pada kamera. Oleh karena itu, mata disebut alat optik.

(13)

Apakah fungsi pupil, retina, dan bintik kuning? Bagaimana proses melihat benda itu terjadi? Pupil adalah bagian mata yang berfungsi mengatur besar kecilnya cahaya yang masuk ke bola mata. Retina adalah selaput tipis di bagian belakang bola mata. Lapisan itu paling banyak mengandung saraf penglihatan. Fovea atau bintik kuning adalah bagian retina, tempat berkumpulnya ujing-ujung saraf penglihatan sehingga paling peka terhadap rangsang (impuls) cahaya.

Syarat kita dapat melihat benda adalah harus ada cayaha. Cahaya dapat berasal langsung dari sumber cahaya atau berasal dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang ada di sekeliling kita. Cahaya masuk menembus kornea, terus melewati lensa mata, dan akhirnya sampai ke retina. Bayangan benda jatuh tepat di bintik kuning, bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil. Bayangan itu merupakan rangsangan atau informasi yang dibawa oleh syaraf penglihatan menuju pusat syaraf penglihatan di otak. Di otak, rangsangan ditafsirkan dan barulah kemudian kita mendapat kesan melihat benda.

Bagaimanakah cara lensa mata mengatur agar bayangan benda tepat jatuh di retina? Lensa mata mengatur penyesuaian terhadap jarak benda dengan jalan mengatur cembung dan pipihnya lensa sehingga bayangan jatuh di retina. Proses itu disebut berakomodasi. Apabila jarak benda sangat dekat, lensa akan mencembung. Sebaliknya, apabila jarak benda jauh, lensa mata akan memipih.

Lensa mata dalam keadaan secembung-cembungnya, dikatakan berakomodasi maksimum. Sebaliknya, lensa mata dalam keadaan sepipih-pipihnya, dikatakan berakomodasi minimum atau tidak berakomodasi.

c. Cacat Mata

 Rabun jauh dan cara memperbaikinya

Orang yang menderita rabun jauh atau miopi tidak mampu melihat dengan jelas objek yang jauh tapi tetap mampu melihat dengan jelas

(14)

objek di titik dekatnya (pada jarak 25 cm). titik jauh mata orang yang menderita rabun jauh berada pada jarak tertentu (mata normal memiliki titik jauh tak berhingga).

Rabun jauh dapat diperbaiki dengan menggunakan lensa divergen yang bersifat menyebarkan (memencarkan) sinar. Lensa divergen atau lensa cekung atau lensa negatif dapat membantu lensa mata agar dapat memfokuskan bayangan tepat di retina.

Jarak fokus lensa dan kuat lensa yang digunakan untuk memperbaiki mata yang mengalami rabun jauh dapat ditentukan berdasarkan persamaan lensa tipis dan rumus kuat lensa.

Di sini jarak s adalah jarak tak hingga (titik jauh mata normal), dan s’ adalah titik jauh mata (PR). Prinsip dasarnya adalah lensa negatif digunakan untuk memindahkan (memajukan) objek pada jarak tak hingga agar menjadi bayangan di titik jauh mata tersebut sehingga mata dapat melihat objek dengan jelas.

(15)

Orang yang menderita rabun dekat atau hipermetropi tidak mampu melihat dengan jelas objek yang terletak di titik dekatnya tapi tetap mampu melihat dengan jelas objek yang jauh (tak hingga). Titik dekat mata orang yang menderita rabun dekat lebih jauh dari jarak baca normal (PP > 25 cm).

Cacat mata hipermetropi dapat diperbaiki dengan menggunakan lensa konvergen yang bersifat mengumpulkan sinar. Lensa konvergen atau lensa cembung atau lensa positif dapat membantu lensa mata agar dapat memfokuskan bayangan tepat di retina.

Jarak fokus lensa dan kuat lensa yang digunakan untuk memperbaiki mata yang mengalami hipermetropi dapat ditentukan berdasarkan persamaan lensa tipis dan rumus kuat lensa.

Di sini jarak s adalah jarak titik dekat mata normal (25 cm), dan s’ adalah titik dekat mata (PP). Prinsip dasarnya adalah lensa positif digunakan untuk memindahkan (memundurkan) objek pada jarak baca normal menjadi bayangan di titik dekat mata tersebut sehingga mata dapat melihat objek dengan jelas.

(16)

Kaca pembesar atau lup digunakan untuk melihat benda kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata secara langsung. Lup menggunakan sebuah lensa cembung atau lensa positif untuk memperbesar objek menjadi bayangan sehingga dapat dilihat dengan jelas.

Bayangan yang dibentuk oleh lup bersifat maya, tegak, dan diperbesar. Untuk mendapatkan bayangan semacam ini objek harus berada di depan lensa dan terletak diantara titik pusat O dan titik fokus F lensa. untuk menghasilkan bayangan yang diinginkan, lup dapat digunakan dalam dua macam cara, yaitu dengan mata berakomodasi maksimum dan dengan mata tidak berakomodasi.

Lup dapat digunakan dengan mata berakomodasi maksimum untuk mendapatkan perbesaran bayangan yang diinginkan. Agar mata berakomodasi maksimum, bayangan yang terbentuk harus tepat berada di titik dekat mata (s’ =

sn = jarak titik dekat mata).

Perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh lup dengan mata berakomodasi maksimum adalah :

(17)

Dimana P adalah perbesaran lup, sn adalah jarak titik dekat mata (sn = 25 cm

untuk mata normal), dan f adalah jarak fokus lup.

Menggunakan lup dalam keadaan mata berakomodasi maksimum membuat mata menjadi cepat lelah. Agar mata relaks dan tidak cepat lelah, lup digunakan dalam keadaan mata tidak berakomodasi. Untuk mendapatkan perbesaran bayangan yang diinginkan dalam keadaan mata tidak berakomodasi, bayangan yang terbentuk harus berada sangat jauh di depan lensa (jarak tak hingga). dalam hal ini objek harus berada di titik fokus lensa (s = f).

Perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh lup dengan mata tidak berakomodasi adalah

Dimana P adalah perbesaran lup, sn adalah jarak titik dekat mata (sn = 25 cm untuk

mata normal), dan f adalah jarak fokus lup.

Selain alat-alat optic di atas, ada banyak lagi alat optic lainnya yang berguna bagi kehidupan kita sehari hari, seperti mikroskop, teropong, teleskop, kaca spion kendaraan, kaca mata, dan lain – lain.

(18)

V. Aplikasi Alat Optik Di Bidang Pertanian

Dalam bidang pertanian, alat optik yang sering digunakan adalah mikroskop. Mikroskop merupakan suatu alat untuk melihat benda atau organisme yang ukurannya mikro atau tidak bisa diliat oleh mata telanjang.

Dalam pengaplikasiannya, mikroskop di gunakan di laboratorium penelitian atau praktikum yang sehari – hari dilakukan oleh mahasiswa pertanian di kampus. Di gunakan untuk meneliti sel atau jaringan serta berbagai pathogen atau penyebab penyakit pada tanaman seperti bakteri, cendawan, dan virus. Selain itu, alat ini di gunakan dalam penelitian kultur jaringan tanaman, rekayasa genetika, dan biologi molekuler.

Alat ini mampu melakukan perbesaran hingga lebih 20x. ada banyak macam dari mikroskop tergantung dari penggunaannya, seperti mikroskop electron untuk meneliti atom, mikroskop biasa untuk meneliti sel atau jaringan, dan lain-lain.

(19)

PENUTUP

I. Kesimpulan

Bidang optika memiliki identitas, masyarakat, dan konferensinya sendiri. Aspek keilmuannya sering disebut ilmu optik atau fisika optik. Ilmu optik terapan sering disebut rekayasa optik. Aplikasi dari rekayasa optik yang terkait khusus dengan sistem iluminasi (iluminasi) disebut rekayasa pencahayaan. Setiap disiplin cenderung sedikit berbeda dalam aplikasi, keterampilan teknis, fokus, dan afiliasi profesionalnya. Inovasi lebih baru dalam rekayasa optik sering dikategorikan sebagai fotonika atau optoelektronika.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia telah banyak banyak terbantu kegiatannya oleh adanya alat-alat optik. Seperti contohnya kaca mata, alat ini digunakan oleh mereka yang menderita rabun, kamera yang digunakan oleh photographer, mikroskop yang digunakan dalam penelitian, dan lain sebagainya.

Dalam bidang pertanian, mikroskop adalah salah satu contoh alat optik yang sangat mendukung untuk jalannya sebuah penelitian. Seperti dalam kultur jaringan, rekayasa genetika dan biologi molekuler.

II. Saran

Dalam penggunaan alat optik dalam kehidupan, sebaiknya setiap individu memahami dampak dari setiap alat yang digunakan, seperti pada lup. Lup dapat menyebabkan terjadinya kebakaran oleh cahaya yang difokuskan pada satu titik oleh pantulan sinar matahari. Oleh sebab itu, pelajarilah dampak sebuah alat yang mungkin ditimbulkannya sebelum menggunakannya.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009. Dunia Fisika.htm/Alat Optik. Di akses pada hari senin 09

mei 2011, pada pukul 19.00 WITA-selesai.

Anonim, 2011. Fisika-Ceria.com/Alat Optik. Di akses pada hari senin 09

mei 2011, pada pukul 19.00 WITA-selesai.

Anonym, 2011. http//: Wikipedia.com/optika. Di akses pada hari senin 09

mei 2011, pada pukul 19.00 WITA-selesai.

Referensi

Dokumen terkait

bertindak atau bersikap sebagai hasil penilaian terhadap suatu objek atau peristiwa yang terjadi. Dengan demikian, budaya/kebudayaan merupakan unsur pokok dalam

Selanjutnya, yang dimaksud dengan himpunan terurut parsial sangat sederhana adalah hipunan terurut parsial yang tidak mempunyai dua elemen yang berbeda yang dapat

Ber- dasarkan analisis hasil hubungan motivasi konsumen terhadap impulsive buying dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi hedonic mitivation, cool motivation dan

Citra tertentu dapat disimpan dengan baik (dalam arti ukuran file lebih kecil dan kualitas gambar tidak berubah) pada format file citra tertentu, apabila disimpan pada format

Sesuai pencarian data akan muncul pada form penilaian karyawan, semua aktifitas yang sudah diinput pada master aktifitas berdasarkan divisi dan dicari pada penilaian karyawan akan

Usia ibu yang kurang dari 20 tahun memiliki rentang usia reproduksi yang panjang sehingga penggunaan injeksi DMPA sebagai metode kontrasepsi yang bertujuan untuk

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, penilaian standar pengelolaan dan standar sarana prasarana laboratorium/ bengkel yang dilaksanakan oleh pengawas pada

Berpedoman pada Pepres RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah beserta Perubahan dan Aturan Turunannya serta Dokumen Pengadaan dan berdasarkan Berita