• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lama)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lama)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

DRAFT

DRAFT

GRAND DESIGN

GRAND DESIGN KADER

KADERISASI

ISASI

MTM ITB

MTM ITB

(2)

PENGANTAR 

“Kader adalah rahasia kehidupan bangsa-bangsa dan sumber kebangkitan mereka. Sejarah  bangsa–bangsa seluruhnya tidak lain adalah sejarah para kader yang berjiwa besar dan  berkemauan kuat. Kuat dan lemahnya suatu bangsa diukur dengan tingkat kesuburannya dalam melahirkan para kader yang memenuhi syarat kaderisasi yang benar itu. Dan sejarah telah membuktikan bahwa seorang kader saja dapat membangun bangsa jika kaderisasinya menuju arah yang benar. Ia juga mampu menghancurkan bangsa itu jika kaderisasinya diarahkan ke tujuan destruktif, bukan konstruktif.”

 Hasan Al Banna

Walaupun ungkapan diatas dalam konteks kebangsaan, tidaklah salah apabila kita memahaminya sebagai urgensi pengkaderan (pewarisan dan regenerasi) yang konstruktif dan  bukan destruktif dalam suatu organisasi karena negara juga dapat diartikan sebagai suatu

organisasi besar. Ungkapan diatas pun meggambarkan bagaimana kader dan penerus bangsa menjadi perangkat penting dalam membangun masyarakat dan bangsanya. Tantangan ini sudah semestinya dijawab oleh institusi-institusi dan lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia terutama perguruan tinggi karena disinilah akan lahir pemimpin bangsa masa depan dan  pejuang kemaslahatan masyarakat.

Sesungguhnya peran perguruan tinggi ini sudah disadari seperti yang tersirat dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Oleh karena itu, masa disaat menjadi mahasiswa adalah sangat penting untuk menentukan jati diri dan membangun karakter seorang mahasiswa. Karena urgensi inilah, maka proses pengkaderan  pun harus dirasakan oleh seluruh khalayak mahasiswa secara berkelanjutan dan terus-menerus

untuk menjawab tantangan masa depan. Karena sesungguhnya kaderisasi yang dimaksud bukan untuk menyeleksi seseorang yang berkualitas atau tidak berkualitas, tapi bagaimana ia menyadari tentang hakikat dirinya dan berbuat yang terbaik dalam perannya masing-masing.

Pewarisan dan regenerasi dari suatu generasi ke generasi berikutnya haruslah benar  dan tepat sesuai dengan kaidah zamannya. Setiap generasi ada zamannya dan setiap zaman memiliki tantangannya sendiri. Secara teoritis pewarisan tidak akan berjalan mulus hanya dengan melalui penyampaian materi dan diskusi. Agar pewarisan ini benar maka mau tidak  mau harus melalui ko-eksistensi dan regenerasi antar setiap generasi. Karena itu keteladanan akan berpengaruh efektif di dalam perubahan dan pewarisan. Sebab dengan keteladanan akan

(3)

menanamkan karakter yang tangguh dan kebersamaan yang tulus. Oleh karena itu tidaklah efektif dan bijak apabila bentuk doktrinasi, justifikasi, agitasi dan sejenisnya masih tetap dipakai dalam proses kaderisasi. Selain itu kita pun berupaya untuk menghargai mahasiswa sebagai manusia dewasa dan manusia pembelajar.

Sudah saatnya MTM sebagai salah satu organisasi kemahasiswaan yang bergerak  dalam bidang keprofesian ilmu dan teknik material harus memiliki sistem pengkaderan yang cerdas dan lebih bermanfaat untuk diri kader, MTM, dan lingkungan. MTM harus memiliki sistem kaderisasi yang mampu memberi bekal kepada mahasiswa teknik material agar mampu menjawab tantangan masa depan baik dari segi akademis maupun non-akademis. Kaderisasi yang selama ini berjalan di MTM seperti hanya bersifat tradisi belaka. Semakin mempertahankan tradisi itu yang lahir bukanlah objektifitas dalam berpikir tapi hanya  pembenaran-pembenaran yang sifatnya sangat dangkal dan cenderung emosional.

Berikut ini beberapa alasan untuk merubah sistem kaderisasi di MTM :

1. MTM membutuhkan kader yang mampu memberikan kontribusi yang nyata untuk  kemajuan organisasi tidak hanya ditunjukkan dengan emosi belaka. Tidak bijak rasanya  jika kecintaan seseorang terhadap himpunannya dinilai dari suara yang keras,

keberaniannya untuk menghina himpunan lain, dan merasa diri paling hebat (arogansi). Alangkah indahnya jika kecintaan seseorang terhadap himpunan dilihat dari seberapa  besar karya positif yang disumbangkan untuk kemajuan MTM. Bentuk arogansi tidak 

ditunjukkan dengan sikap merasa paling hebat tapi ditunjukkan dengan prestasi, baik  yang bersifat akademik maupun non-akademik.

2. Dari beberapa tahun terakhir yang memiliki pola kaderisasi yang sama ternyata tidak  memberikan sumbangan yang berarti dalam pembentukan kader yang handal dan tidak  menjadi solusi bagi permasalahan MTM.

3. Tantangan MTM kedepan sudah berubah. MTM dituntut untuk menjadi organisasi keprofesian yang mempu menyiapkan anggotanya agar siap menghadapi tantangan dunia keprofesian yang penuh dengan persaingan. Di luar sana mahasiswa-mahasiswa kampus lain terus berusaha untuk menjadi lebih baik lagi bahkan dari ITB.

4. MTM harus menjadi himpunan yang beretika dan berbudaya dalam segala kehidupan dan kegiatannya.

5. Proses pengkaderan di MTM harus berlandaskan pendidikan manusia dewasa, dimana setiap orang bebas untuk mengikutinya dan merasa merdeka dalam menjalani proses kaderisasi (pendidikan manusia merdeka).

(4)

6. Telah banyak kasus-kasus yang sangat mencoreng dunia kemahasiswaan yang  berhubungan dengan pengkaderan anggota. Sehingga pihak rektorat pun mengeluarkan kebijakan yang melarang keras pelaksanaan kaderisasi oleh himpunan dan sikap orang tua yang lebih protektif terhadap anak-anaknya.

7. Sudah terbukti bahwa himpunan yang jelas orientasinya akan tetap bertahan.

Menyadari akan hal tesebut di atas, maka dibuatlah Grand Design Kaderisasi (GDK) MTM. GDK ini diharapkan menjadi acuan dan landasan kaderisasi di MTM. Namun untuk  melaksanakannya diperlukan perangkat hukum (AD/ART) MTM yang jelas dan mapan. Seperti dikatakan di atas bahwa kaderisasi harus menyentuh seluruh mahasiswa, bertahap, dan  berkelanjutan, maka GDK ini berupaya untuk merangkum dan meramunya. Namun dengan keterbatasan waktu, bagian yang lebih banyak dibahas adalah kaderisasi tahap pertama. Semoga GDK ini bermanfaat dan menjadi langkah kedepan untuk mewujudkan MTM yang lebih baik, berprestasi, dan beretika

DRAFT GRAND DESIGN KADERISASI

MAHASISWA TEKNIK MATERIAL ITB

(5)

KARAKTER MTM

MTM mempunyai karakter tersendiri dalam menjalankan fungsinya sebagai salah satu organisasi kemahasiswaan yang berbasiskan mahasiswa Teknik Material di kampus ITB. Karakter tersebut meliputi karakter sistem dan karakter pelaku sistem. Suatu sistem akan  berjalan dengan baik apabila ditopang oleh pelaku sistem yang baik pula. Karakter sistem dan  pelaku sistem yang dimiliki MTM adalah sebagai berikut :

Karakter sistem

Karakter sistem yang dimaksud disini adalah karakter yang harus dimiliki oleh MTM sebagai suatu organisasi kemahasiswaan di ITB. Adapun karakter yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1.Bertanggung jawab terhadap Tuhan YME, Bangsa, dan Almamater

• Perwujudan tanggung jawab terhadap Tuhan YME :

o Menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan moral dalam setiap aktivitas o Setiap aktivitas tidak bertentangan dengan norma agama

• Perwujudan tanggung jawab terhadap bangsa :

o Tumbuhnya nasionalisme

o Mengamalkan posisi, potensi, dan peran mahasiswa sebagai Agent of 

Change, Guardian of Value, dan Iron Stock 

o Mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian,

 pengabdian masyarakat)

o Peka, kritis, dan menjadi solusi terhadap permasalahan bangsa

• Perwujudan tanggung jawab terhadap almamater :

o Menjaga nama baik almamater 

o Berkontribusi terhadap kemajuan almamater 

o Menempatkan kepentingan almamater ITB di atas kelompok dan

individu secara proporsional dan bertanggung jawab

o Menjunjung Integrasi ITB

(6)

• Berjiwa keprofesian Teknik Material

• Kegiatan yang dominan adalah yang berkaitan dengan Ilmu dan Teknik 

Material

• Memanfaatkan fasilitas pendidikan dan pembelajaran yang ada di lingkungan

Program Studi khususnya, dan ITB umumnya

• Tertib dalam manajemen sumber daya dan manajemen organisasi

3.Kekeluargaan

• Saling menjaga hak dan kewajiban sebagai manusia dan sebagai mahasiswa • Sifat kedekatan se-angkatan dan lintas angkatan

• Menjunjung Integrasi MTM

• Menjalin hubungan baik dengan berbagai elemen kampus ITB umumnya, dan Program

Studi khususnya

Karakter pelaku sistem

Karakter pelaku sistem yang dimaksud disini adalah karakter yang harus dimiliki oleh SDA (Sumber Daya Anggota) MTM dalam rangka mewujudkan karakter sistem yang telah disebutkan sebelumnya. Adapun karakter yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Untuk mewujudkan MTM yang bertanggung jawab terhadap Tuhan YME, dibutuhkan anggota MTM yang :

• Beragama dan sadar akan kewajibannya sebagai umat beragama • Mengetahui dan memiliki nilai-nilai agama dan moral

• Memiliki itikad baik untuk mengamalkan nilai-nilai agama dan moral

2. Untuk mewujudkan MTM yang bertanggung jawab terhadap bangsa, dibutuhkan anggota MTM yang :

• Berorientasi kebangsaan

• Mengetahui dan menyadari posisi, potensi, dan 3 peran mahasiswa • Mengetahui dan berupaya mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi • Peduli dan tergerak hatinya untuk menjadi solusi permasalahan bangsa

3. Untuk mewujudkan MTM yang bertanggung jawab terhadap almamater, dibutuhkan anggota MTM yang :

(7)

• Selalu berusaha untuk menjaga nama baik almamater  • Mengikuti dan mentaati peraturan-peraturan ITB

• Mendukung kegiatan kemahasiswaan ITB secara proporsional dan

 bertanggung jawab

• Ikut serta dan berperan dalam mewujudkan cita-cita integrasi ITB

4. Untuk mewujudkan MTM yang profesional dalam bidang Teknik Material dan organisasi, dibutuhkan anggota MTM yang :

• Memiliki keterampilan dan wawasan dalam bidang ilmu teknik material dan

organisasi serta mampu untuk mengaplikasikannya

• Memiliki tekad untuk berkarya di bidang Ilmu dan Teknik Material • Mempunyai etos kerja yang baik 

• Mempunyai rasa cinta, bangga dan kepemilikan terhadap MTM

• Bertanggung jawab serta kritis terhadap kondisi dan permasalahan MTM

5. Untuk mewujudkan MTM yang kekeluargaan, dibutuhkan anggota MTM yang :

• Terbuka baik sikap maupun pikiran (open minded)

• Ramah, bersahabat, dan bergaul dengan elemen kampus ITB umumnya, dan

Program Studi khususnya

• Memiliki jiwa penolong dan peka terhadap permasalahan yang ada disekitarnya • Menghormati serta menghargai hak dan kewajiban sesama anggota

PROFIL KADER MTM TINGKAT I

Untuk mencapai kualifikasi kader ideal seperti tersebut diatas diperlukan tahapan-tahapan dalam pencapaiannya. Adapun profil kader MTM pada tingkat pertama adalah sebagai berikut :

1. Beragama dan sadar akan kewajibannya sebagai umat beragama 2. Mengenal jati diri (mencari konsep diri)

• Potensi diri

• Karakter (tidak membatasi pandangan seseorang tentang diri) • Visi dan misinya di MTM

(8)

3. Mengetahui dan memiliki iktikad baik untuk mengamalkan nilai-nilai agama dan moral  Keterangan untuk poin 1 dan 3 :

Poin-poin tersebut normatif karena parameter-parameternya tidak bisa diukur  oleh orang lain, tetapi oleh diri sendiri dan Tuhan Yang Maha Esa. Yang penting untuk  dilakukan adalah bagaimana memberikan stimulus atau lingkungan yang kondusif agar  kriteria-kriteria tersebut dapat dicapai oleh kader. Rekomendasi untuk poin tersebut adalah :

• Memasukkan sesi kegiatan keagamaan dalam kegiatan kaderisasi misalnya,

mentoring masing-masing agama

• Mengadakan kegiatan yang dapat mengembangkan nilai-nilai agama dan moral • Kegiatan organisasi atau kaderisasi tidak mengganggu kewajiban beribadah

masing-masing agama

4. Kader yang memiliki rasa kekeluargaan dengan anggota lainnya

• Kader yang terbuka

Terbuka artinya mau menerima dan mengenal lingkungannya (tidak  menutup diri terhadap lingkungannya, jika menemukan keburukan maka ia akan  berusaha untuk memperbaikinya).

• Kader yang saling membantu

• Kader yang peka dan peduli akan hak dan kewajiban sebagai manusia (dalam

lingkup sesama anggota MTM)

5. Mengenal lingkungan kampus

Yang dimaksud dengan lingkungan kampus disini adalah:

• Lingkungan kampus secara struktural

o Kemahasiswaan (e.g : HMD, UKM, KM ITB)

o Birokrasi kampus (e.g : departemen/prodi, fakultas, rektorat, Majelis Guru

Besar, Senat Akademik, MWA, TPB)

o Aturan-aturan akademik dan kemahasiswaan (e.g : jam malam, SP, tentang

kegiatan OSPEK)

(9)

o Sejarah kemahasiswaan (e.g : Dewan Mahasiswa (Dema), NKK/BKK) o Kegiatan kemahasiswaan (e.g : Pemilu Raya, Olimpiade)

o Kultur akademis (e.g : kecenderungan SO)

o Kultur birokrasi kampus (e.g : gaya keputusan rektorat) o Memahami Tri Dharma Perguruan Tinggi

6. Mengenal himpunan MTM

• Struktur organisasi

• Kegiatan organisasi (rutin dan insidental) • Kultur organisasi (realita positif dan negatif) • Aturan-aturan (AD/ART,dll)

• Visi dan misi kepengurusan • Sejarah

7. Mengetahui profil Teknik Material

• Dasar dan sub jurusan prodi Teknik Material ITB • Keprofesian

• Peran Teknik Material ITB

8. Mengetahui peran mahasiswa terhadap lingkungannya (yaitu, peran sebagai Iron Stock, Agent of Change, dan Guardian of Value) dan mengenal aplikasi peran mahasiswa pada lingkungannya ( yang meliputi MTM, kampus, dan bangsa).

9. Mengetahui keadaan bangsa saat ini (isu-isu utama)

• Budaya (kebiasaan dalam masyarakat) • Politik 

• Ekonomi

• Sosial (permasalahan di masyarakat) • Pertahanan dan keamanan

• Teknologi

Urutan prioritas dari aspek-aspek diatas dirasakan tidak perlu, karena setiap aspek tersebut saling berhubungan. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa setiap aspek yang tercakup mendapatkan porsi yang pas dengan isu yang sedang hangat saat itu. Hal-hal yang harus ada untuk dibahas pada setiap aspek adalah sebagai berikut :

(10)

oSolusi (merangsang kepedulian dan latihan merumuskan solusi)

oTantangan (saat ini dan tantangan di masa depan), yaitu

masalah-masalah yang ada saat ini serta kemungkinan masalah-masalah yang akan terjadi di masa depan.

10. Memiliki kesiapan manajerial dan pengorganisasian

• Mampu bekerja dalam tim

• Memiliki kemampuan teknis sebagai eksekutor 

Eksekutor disini bukan hanya divisi lapangan dalam suatu kepanitiaan tapi sebagai pelaksana acara secara keseluruhan

DEFINISI KADERISASI

Agar sebuah organisasi terpenuhi kebutuhannya akan kader-kader yang berkualitas, maka diperlukan sebuah sistem pendidikan atau dalam lingkup organisasi disebut sebagai kaderisasi.

Istilah kaderisasi yang didefinisikan oleh MTM adalah suatu proses pembelajaran yang dilakukan secara berjenjang dan berkelanjutan sesuai dengan koridor yang telah ditetapkan untuk regenerasi dan transfer nilai dan cita-cita dalam suatu organisasi.

Penjelasan dari definisi tersebut adalah sebagai berikut :

• Proses pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Suatu upaya perubahan menuju ke arah yang lebih baik 

2. Belajar adalah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi paham, dan dari  paham menjadi menjadi melakukan

3. Cara pandang positif kepada seorang pembelajar adalah mutlak karena setiap orang adalah subjek pembelajaran

4. Belajar meliputi belajar tentang, belajar melakukan, dan belajar menjadi

• Berjenjang dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Sistematis, memiliki tahapan atau urutan

2. Output proses sebelumnya adalah input untuk proses selanjutnya. 3. Terdapat mekanisme evaluasi pada setiap proses

(11)

1. Terdapat suatu kontinuitas

2. Harus terwacanakan bahwa kaderisasi memiliki tahapan-tahapan mulai dari tahapI, II, dan III

3. Materi proses sebelumnya menentukan kesadaran untuk mengikuti proses  berikutnya

4. Proses kaderisasi akan terus berkelanjutan sampai dengan seorang anggota MTM lulus dari ITB

• Koridor yang telah ditetapkan adalah Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga MTM,

Grand Design Kaderisasi MTM, dan peraturan-peraturan lain yang berlaku di lingkungan ITB

• Regenerasi dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Regenerasi berlaku umum, namun tidak terbatas hanya dalam aspek structural 2. Setiap generasi tidak dituntut untuk menjadi seragam. Hanya aspek-aspek atau

nilai-nilai dasar saja yang dipertahankan. Pendidikan setiap generasi disesuaikan dengan tuntutan zaman saat itu

• Transfer nilai dan cita-cita dapat dijabarkan sebagi berikut

1. Nilai-nilai bersumber dari norma-norma universal, nilai-nilai kemanusiaan, dan AD/ART .

2. Hal-hal yang berkaitan dengan cara pencapaian cita-cita dan mengembangkan nilai-nilai dimungkinkan untuk berubah

• Organisasi dalam hal ini jelas, yaitu MTM

INFRASTRUKTUR KADERISASI

Seperti halnya suatau proses pendidikan, proses kaderisasi membutuhkan dukungan dan lingkungan yang kondusif agar mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Oleh karena itu, kaderisasi MTM membutuhkan beberapa perangkat yang dipandang perlu untuk mendukung proses kaderisasi di MTM. Perangkat-perangkat kaderisasi tahap I tersebut adalah:

1. Interaksi

Fase ini adalah fase yang bertujuan untuk :

• Mengetahui minat mahasiswa baru Teknik Material menjadi anggota MTM • Analisis input proses kaderisasi selanjutnya

(12)

• Peserta mengetahui pengetahuan dasar mengenai MTM

2. Steering Comitee kaderisasi awal

Steering Comitee adalah suatu lembaga yang berperan sebagai konsultan bagi panitia kaderisasi yang anggotanya diusulkan dan disepakati oleh PSDA dan panitia kaderisasi awal saat itu.

3. Badan pengawas kaderisasi

Badan pengawas adalah sebuah lembaga yang beranggotakan anggota DPA yang  berfungsi sebagai evaluator dan pengawas panitia kaderisasi awal untuk memastikan  bahwa mekanisme penerimaan anggota MTM berjalan sesuai AD/ART dan GDK.

4. Divisi kaderisasi

Divisi kaderisasi berjenjang adalah sebuah lembaga di bawah PSDA BP MTM yang  bertugas untuk menjamin (mengawasi, mengkoordinasikan, menyelenggarakan)

kaderisasi berjenjang berjalan sesuai dengan GDK MTM ITB.

METODE KADERISASI MTM

♦ Tahap I

Tahap I ini adalah tahap yang berfungsi untuk memberikan pengetahuan dasar tentang MTM. Mahasiswa-mahasiswa baru program studi Teknik Material diberikan penjelasan mengenai makna, esensi, dan tujuan akan diadakannya kegiatan kaderisasi yang diselenggarakan oleh MTM. Dan dijelaskan pula mengenai status keanggotaan yang mereka terima, serta hak dan kewajibannya. Bila perlu dijelaskan juga seluruh status keanggotaan yang ada di MTM, hak dan kewajibannya, dan syarat-syarat atau parameter apa saja yang harus dicapai dan dilalui mereka untuk memperoleh status keanggotaan tersebut.

Kemudian apabila mereka sudah mengerti dan paham akan makna, esensi, dan tujuan diselenggarakannya kegiatan kaderisasi MTM, serta penjelasan mengenai status keanggotaan MTM. Maka MTM mengajukan kontrak belajar Tahap I yang harus ditandatangani oleh masing-masing dari mereka. Di dalam kontrak belajar Tahap I tersebut terdapat peraturan- peraturan dalam menjalani proses kaderisasi Tahap I.

Seorang anggota muda dinyatakan berhasil menjalani tahap ini apabila memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh panitia dan atau BP. Dengan demikian status keanggotaanya menjadi Anggota Biasa.

(13)

Pada kaderisasi tahap III diadakan kegiatan Magang/Staff di salah satu department/divisi yang ada di MTM. Penjelasan mengenai program kerja, serta visi dan misi dari tiap departemen/divisi yang ada di MTM bisa diperoleh dari Muker (musyawarah kerja).

Seorang anggota biasa dinyatakan berhasil menjalani tahap ini apabila memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh departemen/divisi yang bersangkutan. Kegiatan Magang/Staff ini juga sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan kesempatan menjadi BP MTM.

Catatan : Proses kaderisasi ini merupakan syarat untuk mendapatkan jenjang status keanggotaan berikutnya. Kegagalan dalam proses setiap tahapnya tidak akan menghilangkan status keanggotaannya yang semula.

Rangkaian alur tahapan kaderisasi MTM dan jenjang status keanggotaan MTM : Penjelasan makna, esensi, dan tujuan kaderisasi (sosialisasi GDK) → Anggota Muda MTM → Kontrak belajar Tahap I → Training Kaderisasi → Anggota Biasa MTM → Kontrak belajar  Tahap II → Magang/Staff → Anggota Biasa MTM → BP MTM → Anggota Kehormatan MTM.

(14)

■ Status keanggotaan di MTM terbagi atas 3 tingkat : 1. Anggota Muda MTM 2. Anggota Biasa MTM 3. Anggota Kehormatan MTM

 Keterangan :

1. Anggota Muda

Anggota Mula adalah status keanggotaan yang diberikan kepada mahasiswa baru Prodi Teknik Material. Dimana Anggota Mula ini belum dan sedang menjalani proses kaderisasi Tahap I yang dilaksanakan oleh MTM. Proses kaderisasi tahap I ini meliputi interaksi serta latihan kepemimpinan dan organisasi.

2. Anggota Biasa

Anggota Biasa adalah status keanggotaan yang diberikan kepada Anggota Muda yang telah menjalani proses kaderisasi Tahap I yang dilaksanakan oleh MTM.

Catatan : Status Anggota Mula, Anggota Muda, dan Anggota Biasa diberikan/diputuskan oleh  Badan Pengurus (BP) MTM ITB.

3. Anggota Kehormatan

Anggota Kehormatan adalah status keanggotaan yang diberikan kepada Anggota Biasa yang telah menjalani proses kaderisasi Tahap I dan Tahap II. Status keanggotaan ini belum bisa diberikan kepada Anggota Biasa, sebelum Anggota Biasa telah menjalankan peran dan fungsinya sebagai BP (Badan Pengurus), dan atau mempunyai sumbangsih yang nyata bagi MTM.

(15)

HAK DAN KEWAJIBAN

◙ Anggota Muda Hak :

1. Mengikuti kegiatan-kegiatan MTM dalam koridor kaderisasi atas persetujuan BP

2. Mewakili MTM dalam kegiatan-kegiatan eksternal atas persetujuan BP

3. Memiliki hak pilih dalam pemilu MTM apabila telah 1 tahun menjadi anggota muda 4. Memiliki hak bicara dalam Rapat Anggota (RA) apabila telah 1 tahun menjadi anggota

muda

5. Memperoleh bantuan dan atau advokasi apabila menghadapi masalah-masalah yang  berkaitan dengan akademik maupun non akademik 

6. Mengikuti kegiatan Kaderisasi tingkat I MTM Kewajiban :

1. Menjaga nama baik MTM

2. Mentaati semua peraturan yang berlaku di MTM

3. Menghormati dan menghargai semua elemen yang terdapat di MTM

4. Berkomitmen dan bertanggungjawab atas amanah sesuai dengan status keanggotaannya 5. Mengenal semua elemen dan lingkungan MTM

6. Mengembangkan diri dan organisasi

◙ Anggota Biasa Hak :

1. Memakai fasilitas dan atribut MTM

2. Mengikuti kegiatan-kegiatan MTM

3. Mewakili MTM dalam kegiatan-kegiatan eksternal 4. Memiliki hak pilih dan hak dipilih dalam pemilu MTM 5. Mempunyai hak suara dalam RA (Rapat Anggota)

6. Memperoleh bantuan dan atau advokasi apabila menghadapi masalah-masalah yang  berkaitan dengan akademik maupun non akademik 

7. Menjadi anggota DPA (Dewan Perwakilan anggota)

8. Menduduki jabatan penting dalam struktur kepanitiaan suatu kegiatan intern dan ekstern yang diselenggarakan oleh MTM

(16)

9. Menjadi pengurus departemen/divisi yang ada di MTM

10. Mengadakan kegiatan yang mengatasnamakan MTM dengan izin ketua himpunan Kewajiban :

1. Menjaga nama baik, fasilitas, dan inventaris MTM

2. Berkomitmen dan bertanggungjawab atas amanah sesuai dengan status keanggotaannya 3. Mentaati semua peraturan yang berlaku di MTM

4. Menghormati dan menghargai semua elemen yang terdapat di MTM 5. Mengenal semua elemen dan lingkungan MTM

6. Menjadi pengurus/staff department/divisi yang ada di MTM 7. Mengembangkan diri dan organisasi

◙ Anggota Kehormatan Hak :

1. Memakai fasilitas MTM dan atribut MTM 2. Mengikuti kegiatan-kegiatan MTM

3. Mewakili MTM dalam kegiatan-kegiatan eksternal 4. Memiliki hak pilih dalam pemilu MTM

5. Mempunyai hak suara dan hak bicara dalam Rapat Anggota (RA)

6. Memperoleh bantuan dan atau advokasi apabila menghadapi masalah-masalah yang  berkaitan dengan akademik maupun non akademik 

7. Menjadi anggota DPA (Dewan Perwakilan Anggota)

8. Diundang dan memberi masukan dalam pertemuan yang menghasilkan kebijakan strategis MTM

Kewajiban :

1. Menjaga nama baik, fasilitas, dan inventaris MTM

2. Berkomitmen dan bertanggungjawab atas amanah sesuai dengan status keanggotaannya 3. Mentaati semua peraturan yang berlaku di MTM

4. Menghormati dan menghargai semua elemen yang terdapat di MTM 5. Memberikan teladan dan masukan bagi MTM

Lampiran

Latar Belakang adanya Anggota Muda MTM

(17)

Usulan mengenai pemberlakuan status keanggotaan Anggota Mula dan Anggota Muda MTM tercetus karena dilandasi oleh hal-hal sebagai berikut :

1. Peran MTM yang bukan sekedar organisasi dalam lingkungan mahasiswa Program Studi Teknik Material, melainkan juga sebagai  student government  pada tingkat Program Studi. Peran tersebut membuat MTM menjadi wadah yang paling cocok bagi mahasiswa Program Studi Teknik Material untuk menyalurkan aspirasi dan memperoleh perlindungan atas hak dan kewajibannya sebagai mahasiswa.

2. Perubahan paradigma, beban akademik, dan tantangan masa depan telah menyebabkan  bergesernya antusiasme mahasiswa untuk berorganisasi. Jika hal tersebut tidak segera disikapi, maka bukan tidak mungkin bahwa suatu saat nanti eksistensi MTM sebagai organisasi akan terancam.

3. Proses kaderisasi yang berjalan di MTM selama ini dinilai kurang efektif karena  beberapa sebab. Salah satu sebab utama yang dianalisis adalah besarnya rasa keterpaksaan peserta kaderisasi dalam mengikuti kegiatan kaderisasi MTM. Keterpaksaan adalah hal yang menghambat seseorang untuk belajar dan berkembang, apabila keterpaksaan tersebut tidak dapat dijelaskan arah dan tujuannya.. Oleh karena itu, dicetuskan suatu ide untuk membuat tingkatan-tingkatan dalam keanggotaan MTM agar setiap orang dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya bukan disamaratakan.

4. Perubahan pada struktur organisasi ITB telah turut menyebabkan berubahnya kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan ITB. Pada  beberapa sisi, perubahan tersebut telah membatasi ruang gerak kemahasiswaan ITB.

Maka dari itu, MTM harus melakukan perubahan untuk menyikapi hal tersebut apabila ingin tetap eksis sebagai organisasi.

Referensi

Dokumen terkait

Fakultas Ilmu Komputer Progran Studi Teknik Informatika Jl. WINDA adalah salah satu usaha di bidang rental atau persewaan buku bacaan. WINDA seperti taman bacaan

Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (BEM STIKes NAN TONGGA ), sebagai salah satu bentuk organisasi kemahasiswaan di tingkat Kampus dan merupakan bagian

Hima Otomotif (Himpunan Mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif) adalah organisasi yang bergerak dalam bidang akademis di Universitas  Negeri Yogyakarta.. Berada di bawah

Perusahaan asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan non bank yang bergerak dalam bidang jasa dan dapat dijadikan sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi

Akademik Teknik Soroako (ATS) merupakan salah satu institusi yang bergerak di bidang pendidikan dan produksi, Saat ini di Akademi Teknik Soroako khususnya pada

Jabatan : Pembantu Dekan 3 (Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan, Fakultas

PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa kebandarudaraan menjadi salah satu dari sebagian

Pada obyek material, antara bidang ilmu yang satu dengan bidang ilmu yang lain dapat Pada obyek material, antara bidang ilmu yang satu dengan bidang ilmu yang