ASUHAN KEPERAWATAN MIOPI
ASUHAN KEPERAWATAN MIOPI
Kelainan refraksi.
Kelainan refraksi.
Refraksi adalah keadaan bayangan tidak tegas tidak dibentuk pada retina.
Refraksi adalah keadaan bayangan tidak tegas tidak dibentuk pada retina.
Secara umum terjadi ketidakseimbangan sistem penglihatan pada mata
Secara umum terjadi ketidakseimbangan sistem penglihatan pada mata
sehingga menghasilkan bayangan yang kabur. Sinar
sehingga menghasilkan bayangan yang kabur. Sinar
tidak dibiaskan tepat
tidak dibiaskan tepat
pada retina, tetapi dapat di depan atau I
pada retina, tetapi dapat di depan atau I belakang retina dan tidak terletak
belakang retina dan tidak terletak
pada satu titik fokus. Kalainan refraksi dapat diakibatkan terjadinya kelainan
pada satu titik fokus. Kalainan refraksi dapat diakibatkan terjadinya kelainan
kelengkungan kornea dan lensa, perubahan indeks bias, dan kelainan p
kelengkungan kornea dan lensa, perubahan indeks bias, dan kelainan p
anjang
anjang
sumbu bola mata.
sumbu bola mata.
Kelainan refraksi terdiri dari :
Kelainan refraksi terdiri dari :
1. Miopi
1. Miopi
2. Hipermetropi
2. Hipermetropi
3. Astigmatisma
3. Astigmatisma
1.1.1 MiopiaMiopia disebut rabun jauh karena
1.1.1 MiopiaMiopia disebut rabun jauh karena berkurangnya kemampuan
berkurangnya kemampuan
melihat jauh tapi dapat melihat dekat dengan lebiih
melihat jauh tapi dapat melihat dekat dengan lebiih
baik. Miopia terjadi jika
baik. Miopia terjadi jika
kornea (terlalu cembung) dan lensa (kecembungan kuat)
kornea (terlalu cembung) dan lensa (kecembungan kuat)
berkekuatan lebih
berkekuatan lebih
atau bola mata terlalu panjang sehingga
atau bola mata terlalu panjang sehingga titik fokus sinar yang dibiaskan akan
titik fokus sinar yang dibiaskan akan
terletak didepan retina.
terletak didepan retina.
a. Etiologi
a. Etiologi
1. aksial : aksis memanjang
1. aksial : aksis memanjang
2. Refraktif :
2. Refraktif :
a. Kelainan lensa, misalnya bisa lensa cembung pada katarak
a. Kelainan lensa, misalnya bisa lensa cembung pada katarak
b. Cairam mata meningkat
b. Cairam mata meningkat
c. Kelainan cornea, misal keratotonus
c. Kelainan cornea, misal keratotonus
b. Gambaran klinik
b. Gambaran klinik
1. Subyektif
1. Subyektif
a. Bila melihat dekat jelas, tapi melihat jauh kabur
a. Bila melihat dekat jelas, tapi melihat jauh kabur
b. Bila miopia cukup tinggi, penderita
b. Bila miopia cukup tinggi, penderita harus membaca dekat sekali
harus membaca dekat sekali yang
yang
menyebabkan astheno vergens
menyebabkan astheno vergens
c. Pada miopi aksial, korpus vitreus mencair, dan meng
c. Pada miopi aksial, korpus vitreus mencair, dan meng
alami degenerasi
alami degenerasi
(Vitrous foatus) sehingga penderita terkadang melihat bintik
(Vitrous foatus) sehingga penderita terkadang melihat bintik
-bintik/titik-titik.
-bintik/titik-titik.
2. Obyektif
2. Obyektif
a. CO A dalam
a. CO A dalam
b. Pupil midriasis
b. Pupil midriasis
c. Retina harus mengisi ruang yang lebih luas, sehingga atropi, dan koroid
c. Retina harus mengisi ruang yang lebih luas, sehingga atropi, dan koroid
menjadi lebih jelas pada funduskopi dengan gambaran kulit seperti kulit
menjadi lebih jelas pada funduskopi dengan gambaran kulit seperti kulit
macan.
macan.
c. Penatalaksanaan
c. Penatalaksanaan
Berikan lensa spheris negatif ( - ) terkecil, yang memberikan visus terbaik
Berikan lensa spheris negatif ( - ) terkecil, yang memberikan visus terbaik
1.1.2 Hipermetropi
1.1.2 Hipermetropi
Yaitu sinar sejajar tanpa
a. Etiologi
a. Etiologi
1. Sebab Aksial
1. Sebab Aksial
a. Mata terlalu kecil sehingga sumbu mata pendek
a. Mata terlalu kecil sehingga sumbu mata pendek
b. Mata normal, tapi retina terlepas
b. Mata normal, tapi retina terlepas
2. Sebab Refraktif
2. Sebab Refraktif
a. Sebab pada kornea (keratitis, lekoma)
a. Sebab pada kornea (keratitis, lekoma)
b. Sebab pada lensa (Katarak a
b. Sebab pada lensa (Katarak afhakia)
fhakia)
c. Sebab pada cairan mata
c. Sebab pada cairan mata
b. Gambaran klinik
b. Gambaran klinik
Secara subyektif mata terasa lelah, karena penderita hipermetropi
Secara subyektif mata terasa lelah, karena penderita hipermetropi
harus
harus
berakomodasi terus meneru
berakomodasi terus meneru
s, supaya penglihatan jelas.
s, supaya penglihatan jelas. (“Asthenopia
(“Asthenopia
Accomodative”)
Accomodative”)
Gejala lainnya : Ngantuk, pegal, pusing, sakit kepala.
Gejala lainnya : Ngantuk, pegal, pusing, sakit kepala.
c. Penatalaksanaan
c. Penatalaksanaan
Dengan lensa sferis positif ( + ) terbesar, yang memberikan penglihatan
Dengan lensa sferis positif ( + ) terbesar, yang memberikan penglihatan
terbaik tanpa akomodasi
terbaik tanpa akomodasi
1.1.3 Astigmatisma
1.1.3 Astigmatisma
Bila sinar sejajar tidak dibias pada satu titik, tapi dibias p
Bila sinar sejajar tidak dibias pada satu titik, tapi dibias p
ada banyak titik, dan
ada banyak titik, dan
tidak terletak pada satu
tidak terletak pada satu aksis/tidak teratur, maka disebut astigmatismus
aksis/tidak teratur, maka disebut astigmatismus
ireguler. Bila tiap bidang mempunyai titik
ireguler. Bila tiap bidang mempunyai titik
tepi sendiri, tapi semua terletak
tepi sendiri, tapi semua terletak
pada aksis, disebut astigmatismus reguler.
pada aksis, disebut astigmatismus reguler.
a. Etiologi
a. Etiologi
1. Kelainan Kornea, superfisialis/profunda
1. Kelainan Kornea, superfisialis/profunda
2. Kelainan lensa
2. Kelainan lensa
b. Penatalaksanaan
b. Penatalaksanaan
Kelainan kornea Superfisialis diatasi dengan lensa kontak
Kelainan kornea Superfisialis diatasi dengan lensa kontak
Kelainan kornea Profunda : h
Kelainan kornea Profunda : h
anya diatasi dengan mengganti tebalnya kornea
anya diatasi dengan mengganti tebalnya kornea
dengan suatu kornea yang jernih (Keratoplastik perforata)
dengan suatu kornea yang jernih (Keratoplastik perforata)
Kelainan lensa diatasi dengan : ekstraksi lentis
Kelainan lensa diatasi dengan : ekstraksi lentis
ASUHAN KEPERAWATAN KELAINAN REFRAKSI
ASUHAN KEPERAWATAN KELAINAN REFRAKSI
(MIOPIA)
(MIOPIA)
1. Pengkajian
1. Pengkajian
a. Keluhan Utama
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan pandangannya kabur pada jarak jauh
Klien mengatakan pandangannya kabur pada jarak jauh dan jelas pada jarak
dan jelas pada jarak
dekat
dekat
b. Riwayat Penyakit sekarang
b. Riwayat Penyakit sekarang
Klien datang ke RS dengan k
Klien datang ke RS dengan k
eluhan pandangan kabur pada jarak jauh
eluhan pandangan kabur pada jarak jauh dan
dan
jelas pada jarak de
jelas pada jarak de
kat, klien mengatakan pada
kat, klien mengatakan padangan kabur setiap saat.
ngan kabur setiap saat.
c. Riwayat penyakit dahulu
c. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan, sebelumnya belum pernah mengalami hal seperti ini.
Klien mengatakan, sebelumnya belum pernah mengalami hal seperti ini.
d. Riwayat Penyakit keluarga
d. Riwayat Penyakit keluarga
klien mengatakan ibu klien mengalami hal y
klien mengatakan ibu klien mengalami hal y
ang sama seperti yang dialami
ang sama seperti yang dialami
klien.
klien.
e. Riwayat Kebiasaan
e. Riwayat Kebiasaan
lien mengatakan sering membaca buku dengan jarak y
lien mengatakan sering membaca buku dengan jarak y
ang sangat dekat dan
ang sangat dekat dan
dalam keadaan tidak terlalu terang.
dalam keadaan tidak terlalu terang.
2. Pemeriksaan Diagnostik
2. Pemeriksaan Diagnostik
Kartu snellen mesin telebinokuler (tes ketajaman penglihatan
Kartu snellen mesin telebinokuler (tes ketajaman penglihatan
dan sentral
dan sentral
penglihatan): mungkin terganggu dengan kerusakan kornea lensa
penglihatan): mungkin terganggu dengan kerusakan kornea lensa aquous atau
aquous atau
vitreus humor, kesalahan refrak
vitreus humor, kesalahan refraksi atau penyakit syaraf atau penglihatan
si atau penyakit syaraf atau penglihatan
keretina atau jalan optik.
keretina atau jalan optik.
3. Diagnosa
3. Diagnosa
Gangguan persepsi sensori penglihatan b.d gangguan
Gangguan persepsi sensori penglihatan b.d gangguan
penerimaan: gangguan
penerimaan: gangguan
status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif.
status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif.
4. Interfensi
4. Interfensi
Koreksi mata miopi dengan memakai lensa minus atau ng
Koreksi mata miopi dengan memakai lensa minus atau ng
atif ukuran teringan
atif ukuran teringan
yang sesuai untuk mengurangi ke
yang sesuai untuk mengurangi kekuatan daya pembiasan di
kuatan daya pembiasan di dalam mata.
dalam mata.
Tujuan:
Tujuan:
Bayang jatuh tepat pada retina agar penglihatan tampak jelas.
Bayang jatuh tepat pada retina agar penglihatan tampak jelas.
5. Implementasi
5. Implementasi
Dilakukan pada satu mata secara bergantian, biasanya dimulai dari mata
Dilakukan pada satu mata secara bergantian, biasanya dimulai dari mata
kanan lalu mata kiri. Dilakukan setelah tajam penglihatan
kanan lalu mata kiri. Dilakukan setelah tajam penglihatan
dilakukan dan
dilakukan dan
diketahui terdapat kelainan refraksi. Caranya adalah :
diketahui terdapat kelainan refraksi. Caranya adalah :
1. Pasien duduk dengan jarak 6 meter dari karti snellen
1. Pasien duduk dengan jarak 6 meter dari karti snellen
2. satu mata ditutup, dengan mata yang
2. satu mata ditutup, dengan mata yang terbuka pasien diminta membaca dari
terbuka pasien diminta membaca dari
baris terkecil yang masih bisa te
baris terkecil yang masih bisa terbaca.
rbaca.
3. pada mata yang terbuka letakkan lensa negatif (-) 0,50 untuk
3. pada mata yang terbuka letakkan lensa negatif (-) 0,50 untuk
menghilangkan akomodasi pada saat pemeriksaan.
menghilangkan akomodasi pada saat pemeriksaan.
6. Evaluasi
6. Evaluasi
Subjektif : klien mengatakan bisa melihat jelas dengan m
Subjektif : klien mengatakan bisa melihat jelas dengan m
emakai lensa negatif
emakai lensa negatif
skala 0,50.
skala 0,50.
Objektif : Klien membaca buku dengan jarak yang pas (30 cm)
Objektif : Klien membaca buku dengan jarak yang pas (30 cm)
ASKEP MIOPI ASKEP MIOPI BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1
1.1 Latar Latar Belakang Belakang MasalahMasalah Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat berharga dan penting bagi setiap insan manusia. Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat berharga dan penting bagi setiap insan manusia. Kesehatan tidak hanya meliputi kesehatan tubuh semata tetapi juga bagian tubuh lainnya seperti Kesehatan tidak hanya meliputi kesehatan tubuh semata tetapi juga bagian tubuh lainnya seperti mata.
mata.
Mata merupakan jendela dunia, kita dapat mengenal dunia dan megetahui berbagai hal dengan Mata merupakan jendela dunia, kita dapat mengenal dunia dan megetahui berbagai hal dengan mata. Berawal dari melihat mata, kita a
mata. Berawal dari melihat mata, kita akan berusaha memahami seluk beluk tentang suakan berusaha memahami seluk beluk tentang suatu benda.tu benda. Mata selain berperan sebagai jendela dunia juga berperan sebagai
Mata selain berperan sebagai jendela dunia juga berperan sebagai salah satu organ yang berperansalah satu organ yang berperan sebagai indra penglihatan. Mata dapat digunakan untuk mengetahui seberapa berat suatu sebagai indra penglihatan. Mata dapat digunakan untuk mengetahui seberapa berat suatu penyakit terjadi meskipun secara umum belun tampak tanda-tanda adanya komplikasi dari suatu penyakit terjadi meskipun secara umum belun tampak tanda-tanda adanya komplikasi dari suatu penyakit.
penyakit.
Mata merupakan organ yang penting bagi kita, menjaga dan merawat kesehatan mata merupakan Mata merupakan organ yang penting bagi kita, menjaga dan merawat kesehatan mata merupakan salah satu bentuk rasa syukur kita pada Sang Pencipta. Namun tidak setiap orang sadar arti salah satu bentuk rasa syukur kita pada Sang Pencipta. Namun tidak setiap orang sadar arti
pentingnya menjaga kesehatan mata.
pentingnya menjaga kesehatan mata.
Akibat dari kelalaian dalam menjaga kesehatan mata ini bisa menimbulkan berbagai penyakit Akibat dari kelalaian dalam menjaga kesehatan mata ini bisa menimbulkan berbagai penyakit mata dimulai dari kurangnya konsumsi vitamin A, kelainan pada organ-organ mata bawaan, mata dimulai dari kurangnya konsumsi vitamin A, kelainan pada organ-organ mata bawaan, kelainan refraksi dan yang lainnya. Diantara kelainan refraksi ini adalah miopia. kelainan refraksi dan yang lainnya. Diantara kelainan refraksi ini adalah miopia. Faktor genetik pada miopia merupakan hal yang kompleks. Miopia dapat diturunkan secara Faktor genetik pada miopia merupakan hal yang kompleks. Miopia dapat diturunkan secara dominan, resesif, dan sporadik. Anak dengan kedua orang tua menderita miopia akan lebih dominan, resesif, dan sporadik. Anak dengan kedua orang tua menderita miopia akan lebih beresiko menderita miopia dibanding anak dengan salah satu orang tua menderita miopia atau beresiko menderita miopia dibanding anak dengan salah satu orang tua menderita miopia atau kedua orang tua tanpa miopia. Pada penelitian anak usia 6-12 th didapatkan angka kejadian kedua orang tua tanpa miopia. Pada penelitian anak usia 6-12 th didapatkan angka kejadian miopia pada anak dengan kedua orang tua miopia sebesar 12,2%. Sedangkan angka kejadian miopia pada anak dengan kedua orang tua miopia sebesar 12,2%. Sedangkan angka kejadian miopia pada anak dengan salah satu orang tua miopia sebesar 8,2%, dan pada anak dengan miopia pada anak dengan salah satu orang tua miopia sebesar 8,2%, dan pada anak dengan
kedua orang tua normal sebesar 2,7%.
kedua orang tua normal sebesar 2,7%.
Miopi dapat menyebabkan gangguan pada penglihatan, dimana penglihatnya kesulitan melihat Miopi dapat menyebabkan gangguan pada penglihatan, dimana penglihatnya kesulitan melihat benda yang jaraknya jauh, kepala sering pusing, dimana hal ini dapat mengganggu aktivitas benda yang jaraknya jauh, kepala sering pusing, dimana hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari klien. Diharapkan dengan dibuatnya makalah asuhan keperawatan dengan klien sehari-hari klien. Diharapkan dengan dibuatnya makalah asuhan keperawatan dengan klien dengan miopi ini dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan benar bagi penderita dengan miopi ini dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan benar bagi penderita miopia dan dapat mengurangi keparahan berkelanjutan pada penderita. miopia dan dapat mengurangi keparahan berkelanjutan pada penderita. 1.2
1.2 Tujuan Tujuan PenulisanPenulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: a.
a. Tujuan Tujuan UmumUmum
1)
1) Mahasiswa Mahasiswa mampu mmampu memahami emahami konsep konsep asuhan asuhan keperawatan keperawatan pada pasien pada pasien dengan dengan gangguangangguan
mata khususnya miopi
mata khususnya miopi
b.
b. Tujuan Tujuan KhususKhusus
1)
1) Memaparkan Memaparkan konsep konsep penyakit penyakit yang myang meliputi aneliputi anatomi fisioatomi fisiologi sislogi sistem perstem persepsi sensepsi sensori, definori, definisi,isi, etiologi, patofisiologi, komplikasi, penatalaksanaan yang meliputi medis, keperawatan dan etiologi, patofisiologi, komplikasi, penatalaksanaan yang meliputi medis, keperawatan dan
manajemen diet
manajemen diet
2)
2) Memahami Memahami asuhan asuhan keperawatan keperawatan pada pasien pada pasien dengan dengan gangguan gangguan mata (miopia) mata (miopia) menggunmenggunakanakan
metodologi asuhan keperawatan yang benar
BAB II
BAB II
TINJAUAN TEORI
TINJAUAN TEORI
2.1
2.1 Anatomi Anatomi Fisiologi Fisiologi MataMata
Bagian-bagian mata:
Bagian-bagian mata:
a. Alis
a. Alis
Alis adalah dua potong kulit tebal melengkung yang ditumbuhi bulu. Alis dikaitkan pada otot-otot Alis adalah dua potong kulit tebal melengkung yang ditumbuhi bulu. Alis dikaitkan pada otot-otot sebelah bawahnya, serta berfungsi melindungi mata dari sinar matahari yang terlalu terik. sebelah bawahnya, serta berfungsi melindungi mata dari sinar matahari yang terlalu terik. b.
b. Kelopak Kelopak matamata
Kelopak mata merupakan dua lempengan, yaitu lempeng tarsal yang terdiri atas jaringan fibrus Kelopak mata merupakan dua lempengan, yaitu lempeng tarsal yang terdiri atas jaringan fibrus yang sangat padat, serta dilapisi kulit dan dibatasi konjungtiva. Jaringan di bawah kulit ini tidak yang sangat padat, serta dilapisi kulit dan dibatasi konjungtiva. Jaringan di bawah kulit ini tidak mengandung lemak. Kelopak mata atas lebih besar daripada kelopak mata bawah, serta mengandung lemak. Kelopak mata atas lebih besar daripada kelopak mata bawah, serta digerakkan ke atas oleh otot levator palpebrae. Kelopak-kelopak itu ditutup otot-otot melingkar, digerakkan ke atas oleh otot levator palpebrae. Kelopak-kelopak itu ditutup otot-otot melingkar, yaitu muskulus orbikularis okuli. Bulu mata dikaitkan pada pinggiran kelopak mata, serta yaitu muskulus orbikularis okuli. Bulu mata dikaitkan pada pinggiran kelopak mata, serta
melindungi mata dari debu dan cahaya.
melindungi mata dari debu dan cahaya.
c.
c. Bola Bola matamata
Umumnya mata kita dilukiskan sebagai bola, tetapi sebetulnya lonjong dan bukan bulat seperti Umumnya mata kita dilukiskan sebagai bola, tetapi sebetulnya lonjong dan bukan bulat seperti bola. Bola mata mempunyai garis menengah kira-kira 2,5 cm, bagian depannya bening, serta bola. Bola mata mempunyai garis menengah kira-kira 2,5 cm, bagian depannya bening, serta terdiri atas serta terdiri atas tiga lapisan, yaitu: terdiri atas serta terdiri atas tiga lapisan, yaitu: 1)
1) Lapisan Lapisan luar, luar, fibrus fibrus yang yang merupakan merupakan lapisan lapisan penyangga.penyangga. 2)
2) Lapisan Lapisan tengah, tengah, vaskulervaskuler 3)
3) Lapisan Lapisan dalam, dalam, sarafsaraf
Ada enam otot penggerak mata, empat diantaranya lurus, sementara dua yang lain agak serong. Ada enam otot penggerak mata, empat diantaranya lurus, sementara dua yang lain agak serong. Otot-otot ini terletak di sebelah dalam orbita, dan bergerak dari dinding tulang orbita untuk Otot-otot ini terletak di sebelah dalam orbita, dan bergerak dari dinding tulang orbita untuk dikaitkan pada pembungkus sklerotik mata sebelah belakang kornea. Otot-otot lurus terdiri atas dikaitkan pada pembungkus sklerotik mata sebelah belakang kornea. Otot-otot lurus terdiri atas otot rektus mata superior, inferior, medial, dan lateral. Otot-otot ini menggerakan mata ke atas, otot rektus mata superior, inferior, medial, dan lateral. Otot-otot ini menggerakan mata ke atas, ke bawah, ke dalam dan k e sisi luar bergantian. ke bawah, ke dalam dan k e sisi luar bergantian. Otot-otot oblik adalah otot inferior dan superior. Otot oblik superior menggerakkan mata ke bawah Otot-otot oblik adalah otot inferior dan superior. Otot oblik superior menggerakkan mata ke bawah dan ke sisi luar, sementara otot oblik inferior menggerakkan mata ke atas dan juga ke sisi luar. dan ke sisi luar, sementara otot oblik inferior menggerakkan mata ke atas dan juga ke sisi luar. Mata bergerak serentak, dalam arti
Mata bergerak serentak, dalam arti kedua mata bergerak bersamaan ke kanan atau ke kedua mata bergerak bersamaan ke kanan atau ke kir, ke ataskir, ke atas atau ke bawah, dan seterusnya. Serabut-serabut saraf yang melayani otot-otot ini adalah nervi atau ke bawah, dan seterusnya. Serabut-serabut saraf yang melayani otot-otot ini adalah nervi motores okuli, yaitu saraf cranial ketiga, keenpat dan keenam. motores okuli, yaitu saraf cranial ketiga, keenpat dan keenam. Biasanya, sumbu kedua mata mengarah secara serentak pada satu titik yang sama, tetapi adanya Biasanya, sumbu kedua mata mengarah secara serentak pada satu titik yang sama, tetapi adanya akibat paralisa pada sebuah atau beberapa otot, maka tidak dapat
akibat paralisa pada sebuah atau beberapa otot, maka tidak dapat mengarah secara serentak lagi,mengarah secara serentak lagi, maka timbullah apa yang dinamakan mata juling atau strabismus. Keadaan demikian dapat maka timbullah apa yang dinamakan mata juling atau strabismus. Keadaan demikian dapat berupa bawaan atau diperoleh kemudian. Apabila penderita tidak dapat tertolong dengan berupa bawaan atau diperoleh kemudian. Apabila penderita tidak dapat tertolong dengan menggunakan kacamata ataupun dengan pendidikan kembali, operasi dapat dilaksanakan, yang menggunakan kacamata ataupun dengan pendidikan kembali, operasi dapat dilaksanakan, yang harus diikuti latihan-latihan dan pendidikan kembali. harus diikuti latihan-latihan dan pendidikan kembali.
d. Sclera
d. Sclera
Sclera adalah pembungkus yang kuat dan fibrus. Sclera membentuk putih mata dan bersambung Sclera adalah pembungkus yang kuat dan fibrus. Sclera membentuk putih mata dan bersambung pada bagian depan dengan jendela membran yang bening, yaitu kornea. Sclera melindungi pada bagian depan dengan jendela membran yang bening, yaitu kornea. Sclera melindungi struktur mata yang sangat halus, serta membantu mempertahankan bentuk biji mata. struktur mata yang sangat halus, serta membantu mempertahankan bentuk biji mata.
e. Koroid
e. Koroid
Koroid atau lapisan tengah berisi pembuluh darah, yang merupakan ranting-ranting arteria Koroid atau lapisan tengah berisi pembuluh darah, yang merupakan ranting-ranting arteria oftalmika, cabang dari arteria karotis
oftalmika, cabang dari arteria karotis interna. Lapisan vaskuler ini mebentuk iris yang berlubang diinterna. Lapisan vaskuler ini mebentuk iris yang berlubang di tengahnya, atau y
tengahnya, atau yang disebut pupil (manang disebut pupil (manik) mata. ik) mata. Selaput berpigmen sebSelaput berpigmen sebelah belakang iriselah belakang iris memancarkan warnanya, dan dengan demikian menentukan apakah sebuah mata itu berwarna memancarkan warnanya, dan dengan demikian menentukan apakah sebuah mata itu berwarna
biru, coklat, kelabu, dan seteru
biru, coklat, kelabu, dan seterusnya. Koroid bersambusnya. Koroid bersambung pada bagian depannya ng pada bagian depannya dengan iris, dandengan iris, dan tepat di belakang iris selaput ini menebal guna membentuk korpus siliare, sehingga korpus siliare tepat di belakang iris selaput ini menebal guna membentuk korpus siliare, sehingga korpus siliare terletak antara koroid dan iris. Korpus siliare itu berisi serabut otot sirkular dan serabut-serabut terletak antara koroid dan iris. Korpus siliare itu berisi serabut otot sirkular dan serabut-serabut yang letaknya seperti jari-jari sebuah lingaran. Kontraksi otot sirkular menyebabkan pupil mata yang letaknya seperti jari-jari sebuah lingaran. Kontraksi otot sirkular menyebabkan pupil mata juga
juga berkontraksi.berkontraksi.
Semuanya ini bersama-sama membentuk traktus uvea, yang terdiri atas iris, korpus siliare, dan Semuanya ini bersama-sama membentuk traktus uvea, yang terdiri atas iris, korpus siliare, dan selaput koroid. Peradangan pada masing-masing bagian berturut-turut disebut iritis, siklitis, dan selaput koroid. Peradangan pada masing-masing bagian berturut-turut disebut iritis, siklitis, dan koroiditis atau bersama-sama disebut uveitis. Bila salah satu bagian dari traktus ini mengalami koroiditis atau bersama-sama disebut uveitis. Bila salah satu bagian dari traktus ini mengalami peradangan, penyakitnya akan segera menjalar ke bagian traktus lain di sekitarnya. peradangan, penyakitnya akan segera menjalar ke bagian traktus lain di sekitarnya.
f. Retina
f. Retina
Retina adalah lapisan saraf pada mata, yang terdiri atas sejumlah lapisan serabut, yaitu sel-sel Retina adalah lapisan saraf pada mata, yang terdiri atas sejumlah lapisan serabut, yaitu sel-sel saraf, batang-batang dan kerucut. Semuanya termasuk dalam konstruksi retina, yang merupakan saraf, batang-batang dan kerucut. Semuanya termasuk dalam konstruksi retina, yang merupakan jaringan
jaringan saraf saraf halus halus yang yang menghantarkmenghantarkan an impuls impuls saraf saraf dari dari luar luar menuju menuju diskus diskus optic, optic, yangyang merupakan titik tempat saraf optic meninggalkan biji mata. Titik ini disebut bintik buta karena merupakan titik tempat saraf optic meninggalkan biji mata. Titik ini disebut bintik buta karena tidak mempunyai retina. Bagian yang paling peka pada retina adalah makula, yang terletak tepat tidak mempunyai retina. Bagian yang paling peka pada retina adalah makula, yang terletak tepat eksternal terhadap diskus optic, persis berhadapan dengan pusat pupil. eksternal terhadap diskus optic, persis berhadapan dengan pusat pupil.
Jika kita teliti biji mata mulai dari depan hingga belakang akan terlihat bagian-bagian berikut: Jika kita teliti biji mata mulai dari depan hingga belakang akan terlihat bagian-bagian berikut:
a. Kornea
a. Kornea
Kornea merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung dengan sclera yang putih dan Kornea merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung dengan sclera yang putih dan tidak tembus cahaya. Kornea terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan tepi adalah epitelium berlapis tidak tembus cahaya. Kornea terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan tepi adalah epitelium berlapis
yang bersambung dengan konjungtiva.
yang bersambung dengan konjungtiva.
b.
b. Bilik Bilik anterior anterior (kamera (kamera okuli okuli anterior)anterior)
Yang terletak antara kornea dan iris.
Yang terletak antara kornea dan iris.
c. Iris
c. Iris
Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput koroid. Iris berisi dua Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput koroid. Iris berisi dua kelompok serabut otot tak sadar atau otot polos, kelompok yang satu mengecilkan ukuran pupil, kelompok serabut otot tak sadar atau otot polos, kelompok yang satu mengecilkan ukuran pupil, sementara kelompok lain melebarkan ukuran pupil itu. sementara kelompok lain melebarkan ukuran pupil itu.
d. Pupil
d. Pupil
Bintik tengah yang berwarna hitam, yang merupakan celah dalam iris,
Bintik tengah yang berwarna hitam, yang merupakan celah dalam iris, tempat cahaya masuk gunatempat cahaya masuk guna
mencapai retina.
mencapai retina.
e.
e. Bilik Bilik posterior posterior (kaletalmera (kaletalmera okula okula posterior)posterior) Terletak diantara iris dan lensa. Baik bilik anterior maupun bilik posterior diisi dengan akueus Terletak diantara iris dan lensa. Baik bilik anterior maupun bilik posterior diisi dengan akueus humor.
humor. f.
f. Akueus Akueus humorhumor
Cairan ini berasal dari korpus siliare dan diserap kembali ke dalam aliran darah pada sudut antara Cairan ini berasal dari korpus siliare dan diserap kembali ke dalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran schlemm. iris dan kornea melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran schlemm.
g. Lensa
g. Lensa
Lensa adalah sebuah benda transparan bikonvers (cembung depan belakang) yang terdiri atas Lensa adalah sebuah benda transparan bikonvers (cembung depan belakang) yang terdiri atas beberapa lapisan. Lensa terletak persis dibelakang iris. Membrane yang dikenal sebagai beberapa lapisan. Lensa terletak persis dibelakang iris. Membrane yang dikenal sebagai ligamentum suspensorium terdapat di depan maupun di belakang lensa itu, yang berfungsi ligamentum suspensorium terdapat di depan maupun di belakang lensa itu, yang berfungsi mengaitkan lensa itu pada korpus silisre.
mengaitkan lensa itu pada korpus silisre. Bila ligamentum , lensa Bila ligamentum , lensa suspensorium mengensuspensorium mengendur, lensadur, lensa mengerut dan menebal, se
mengerut dan menebal, sebalikknya ligamentum suspensorium meneganbalikknya ligamentum suspensorium menegang, lensa g, lensa menjadi gepeng.menjadi gepeng. Mengendurnya lensa dikendalikan kontraksi otot silisre. Mengendurnya lensa dikendalikan kontraksi otot silisre. h.
h. Viteus Viteus humorhumor
Darah sebelah belakang biji mata, mulai dari lensa hingga retina, diisi cairan penuh albumen Darah sebelah belakang biji mata, mulai dari lensa hingga retina, diisi cairan penuh albumen
berwarna keputih-putihan seperti agar-agar, yaitu vitreus humor. Vitreus humor berfungsi berwarna keputih-putihan seperti agar-agar, yaitu vitreus humor. Vitreus humor berfungsi memberi bentuk dan kekokohan mata, serta mempertahankan hubungan antara retina dan memberi bentuk dan kekokohan mata, serta mempertahankan hubungan antara retina dan sklerotik.
sklerotik.
Saraf optikus atau urat saraf kranial kedua adalah saraf sensorik untuk penglihatan. Saraf ini Saraf optikus atau urat saraf kranial kedua adalah saraf sensorik untuk penglihatan. Saraf ini timbul dari sel-sel ganglion dalam retina yang bergabung membentuk saraf optikus. Saraf ini timbul dari sel-sel ganglion dalam retina yang bergabung membentuk saraf optikus. Saraf ini bergerak ke belakang secara medial dan melintasi kanalis optikus memasuki rongga cranium, bergerak ke belakang secara medial dan melintasi kanalis optikus memasuki rongga cranium,
lantas menuju kiasma optikum.
lantas menuju kiasma optikum.
Mata adalah indra penglihat. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya Mata adalah indra penglihat. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lantas dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus mengalihkan rangsangan pada retina, lantas dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus mengalihkan rangsangan ini rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan. ini rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan. Kelenjar air mata terdiri atas kelenjar mejemuk. Yang terletak pada sudut luar, sebelah atas Kelenjar air mata terdiri atas kelenjar mejemuk. Yang terletak pada sudut luar, sebelah atas rongga orbita. Kelenjar-kelenj
rongga orbita. Kelenjar-kelenjar ini mengeluarkan air mata yang berada ar ini mengeluarkan air mata yang berada pada pinggir atas dan luarpada pinggir atas dan luar mata, lantas dituangkan pada konjungtiva dari saluran kelenjar lakrimalis. Bila kelopak mata mata, lantas dituangkan pada konjungtiva dari saluran kelenjar lakrimalis. Bila kelopak mata dikedipkan, air mata akan mengenangi seluruh permukaan bola mata. Sebagian besar cairan itu dikedipkan, air mata akan mengenangi seluruh permukaan bola mata. Sebagian besar cairan itu menguap, sementara selebihnya mengalirkan dari sudut dalam mata menuju saluran lakrimalis, menguap, sementara selebihnya mengalirkan dari sudut dalam mata menuju saluran lakrimalis, kemudian memasuki hidung melalui saluran nasolakrimal. Aliran air mata bertambah karena kemudian memasuki hidung melalui saluran nasolakrimal. Aliran air mata bertambah karena adanya adanya zat perangsang (seperti gas air mata misalnya) dan karena emosi (Evelyn C. adanya adanya zat perangsang (seperti gas air mata misalnya) dan karena emosi (Evelyn C.
Pearce, 2010 : 380-388).
Pearce, 2010 : 380-388).
2.2
2.2 Definisi Definisi MiopiMiopi
Miopi adalah yang disebabkan oleh lensa mata terlalu cembung sehingga bayangan dari benda Miopi adalah yang disebabkan oleh lensa mata terlalu cembung sehingga bayangan dari benda yang jauh jatuh d
yang jauh jatuh di depan retina. Miopi disebut jui depan retina. Miopi disebut juga rabun jauh, karenga rabun jauh, karena tidak dapat a tidak dapat melihat bendamelihat benda jauh
jauh dengan dengan jelas. jelas. Penderita Penderita miopi miopi yang yang mampu mampu jelas jelas benda benda yang yang dekat. dekat. Untuk Untuk menolongmenolong penderita miopi dipakai kaca mata lensa cekung (lensa negatif). (Abdullah, Mikrajuddin, dkk, penderita miopi dipakai kaca mata lensa cekung (lensa negatif). (Abdullah, Mikrajuddin, dkk, 2007. IPA Terpadu SMP dan MTS.Tanpa Kota. ESIS, 87). 2007. IPA Terpadu SMP dan MTS.Tanpa Kota. ESIS, 87). Miopia adalah suatu kelainan refraksi karena kemampuan refraktif mata terlalu kuat untuk Miopia adalah suatu kelainan refraksi karena kemampuan refraktif mata terlalu kuat untuk panjang anteroposterior mata sehingga sinar datang sejajar sumbu mata tanpa akomodasi panjang anteroposterior mata sehingga sinar datang sejajar sumbu mata tanpa akomodasi difokuskan di depan retina. Hal ini menyebabakan kesulitan melihat objek jauh dan disebut difokuskan di depan retina. Hal ini menyebabakan kesulitan melihat objek jauh dan disebut nearsightedness (Indriani Istiqomah, 2004: 204). nearsightedness (Indriani Istiqomah, 2004: 204). 2.3
2.3 Klasifikasi Klasifikasi MiopiMiopi
Pada miopia panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar atau kekuatan pembiasan Pada miopia panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar atau kekuatan pembiasan
media refraktif terlalu kuat.
media refraktif terlalu kuat.
Dikenal beberapa bentuk miopia seperti :
Dikenal beberapa bentuk miopia seperti :
a.
a. Miopia Miopia refraktifrefraktif
Bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti terjadi pada katarak intumesen dimana lensa Bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti terjadi pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat. Sama dengan miopia bias atau miopia menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat. Sama dengan miopia bias atau miopia indeks, miopia yang terjadi akibat pembiasan media penglihatan kornea dan lensa yang lebih indeks, miopia yang terjadi akibat pembiasan media penglihatan kornea dan lensa yang lebih
terlalu kuat.
terlalu kuat.
b.
b. Miopia Miopia aksialaksial
Miopia akibat panjangnya sumbu bola mata,
Miopia akibat panjangnya sumbu bola mata, dengan kelengkungdengan kelengkungan kornea dan an kornea dan lensa yang normal.lensa yang normal. Menurut derajat beratnya miopia dibagi dalam : Menurut derajat beratnya miopia dibagi dalam : a.
a. Miopia Miopia ringan, ringan, dimana dimana miopia miopia kecil kecil daripada daripada 1-3 1-3 ddioptriioptri b.
b. Miopia Miopia sedang, sedang, dimana dimana miopia miopia lebih lebih antara antara 3-6 3-6 ddioptriioptri c.
Menurut perjalanan miopia dikenal bentuk :
Menurut perjalanan miopia dikenal bentuk :
a.
a. Miopia Miopia stasionerstasioner
Miopia yang menetap setelah dewasa
Miopia yang menetap setelah dewasa
b.
b. Miopia Miopia progresifprogresif
Miopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambah panjangnya bola mata Miopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambah panjangnya bola mata c.
c. Miopia Miopia malignamaligna
Miopia yang berjalan progresif yang dapat mengakibatkan ablasi retina dan kebutaan atau sama Miopia yang berjalan progresif yang dapat mengakibatkan ablasi retina dan kebutaan atau sama dengan miopia pernisiosa = miopia maligna = miopia degeneratif (Sidarta Ilyas, 2010 : 76). dengan miopia pernisiosa = miopia maligna = miopia degeneratif (Sidarta Ilyas, 2010 : 76).
2.4 Etiologi
2.4 Etiologi
Kelainan refraksi adalah suatu kondisi ketika sinar datang sejajar pada sumbu mata dalam Kelainan refraksi adalah suatu kondisi ketika sinar datang sejajar pada sumbu mata dalam keadaan tidak berakomodasi yang seharusnya direfraksikan tepat pada retina (makula lutea) keadaan tidak berakomodasi yang seharusnya direfraksikan tepat pada retina (makula lutea) sehingga tajam penglihatan maksimal tidak direfraksikan oleh mata tepat pada retina (makula sehingga tajam penglihatan maksimal tidak direfraksikan oleh mata tepat pada retina (makula lutea) baik itu di depan, di belaknag maupun tidak di biaskan padan satu titik. Kelainan ini lutea) baik itu di depan, di belaknag maupun tidak di biaskan padan satu titik. Kelainan ini merupakan bentuk kelainan visual yang paling sering dan dapat
merupakan bentuk kelainan visual yang paling sering dan dapat terjadi akibat kelainan pada lensaterjadi akibat kelainan pada lensa
ataupun bentuk bola mata.
ataupun bentuk bola mata.
Miopia dapat disebabkan karena :
Miopia dapat disebabkan karena :
a.
a. Bertambahnya Bertambahnya indeks indeks bias media bias media penglihatan penglihatan yang terjyang terjadi pada adi pada katarak dimankatarak dimana lensa a lensa matamata menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat. menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat. b.
b. Pembiasan Pembiasan media media penglihatan penglihatan kornea kornea dan dan lensa lensa yang yang terlalu terlalu kuat.kuat. c.
c. Akibat Akibat ppanjangnya anjangnya bola bola ssumbu umbu bola bola mmata ata (Sidarta (Sidarta Ilyas, Ilyas, 2010 2010 : : 76).76).
2.5 Patofisiologi
2.5 Patofisiologi
Terjadinya elongasi sumbu yang berlebihan pada miopia patologi masih belum diketahui. Sama Terjadinya elongasi sumbu yang berlebihan pada miopia patologi masih belum diketahui. Sama halnya terhadap hubungan antara elongasi dan komplikasi penyakit ini, seperti degenerasi halnya terhadap hubungan antara elongasi dan komplikasi penyakit ini, seperti degenerasi chorioretina, ablasio retina dan glaucoma. Columbre dan rekannya, tentang penilaian chorioretina, ablasio retina dan glaucoma. Columbre dan rekannya, tentang penilaian perkembangan mata anak ayam yang di dalam pertumbuhan normalnya, tekanan intraokular perkembangan mata anak ayam yang di dalam pertumbuhan normalnya, tekanan intraokular meluas ke rongga mata dimana sklera berfungsi sebagai penahannya. meluas ke rongga mata dimana sklera berfungsi sebagai penahannya. Jika kekuatan yang berlawanan ini merupakan penentu pertumbuhan ocular post natal pada mata Jika kekuatan yang berlawanan ini merupakan penentu pertumbuhan ocular post natal pada mata manusia, dan tidak ada bukti yang menentangnya maka dapat pula disimpulkan dua mekanisme manusia, dan tidak ada bukti yang menentangnya maka dapat pula disimpulkan dua mekanisme patogenesa terhadap elongasi berlebihan pada myopia. patogenesa terhadap elongasi berlebihan pada myopia.
Menurut perjalanan miopia dikenal bentuk:
Menurut perjalanan miopia dikenal bentuk:
a.
a. Myopia Myopia stasioner, stasioner, myopia myopia yang yang menetap menetap setelah setelah dewasadewasa b.
b. Myopia pMyopia progresif, rogresif, myopia myopia yang yang bertambah bertambah terus padterus pada usia a usia dewasa akdewasa akibat bertamibat bertambahbah
panjangnya bola mata
panjangnya bola mata
c.
c. Myopia maligMyopia maligna, mna, myopia yanyopia yang berjalan g berjalan progresif, progresif, yang yang dapat mendapat mengakibatkan gakibatkan ablasi retina ablasi retina dandan kebutaan atau sama dengan myopia pernisiosa sama dengan myopia maligna sama dengan kebutaan atau sama dengan myopia pernisiosa sama dengan myopia maligna sama dengan
myopia degeneratif.
myopia degeneratif.
d.
d. Myopia degMyopia degenertif atenertif atau myau myopia malignopia maligna biasanya biasanya bila a bila myopia myopia lebih lebih dari 6 dari 6 dioptri ddioptri disertaiisertai kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata sampai terbentuk stafiloma postikum kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata sampai terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai dengan atrofi karioretina. yang terletak pada bagian temporal papil disertai dengan atrofi karioretina. Atrofi retina berjalan kemudian setelah terjadinya atrofi sclera dan kadang-kadang terjadi rupture Atrofi retina berjalan kemudian setelah terjadinya atrofi sclera dan kadang-kadang terjadi rupture membrane Bruch yang dapat menimbulkan rangsangan untuk terjadinya neovaskularisasi membrane Bruch yang dapat menimbulkan rangsangan untuk terjadinya neovaskularisasi subretina. Pada myopia dapat
subretina. Pada myopia dapat terjadi bercak Fuch berupa biperplasi pigmen epitel terjadi bercak Fuch berupa biperplasi pigmen epitel dan perdarahan,dan perdarahan, atropi lapis sensoris retina luar, dan dewasa akan terjadi degenerasi papil saraf optic. atropi lapis sensoris retina luar, dan dewasa akan terjadi degenerasi papil saraf optic.
(Sidarta Ilyas, 2010 : 77).
2.6 Komplikasi
2.6 Komplikasi
Penyulit yang dapat timbul pada pasien miopia adalah terjadinya ablasi retina dan juling. Juling Penyulit yang dapat timbul pada pasien miopia adalah terjadinya ablasi retina dan juling. Juling biasanya esotropia atau juling ke dalam akibat mata konvergensi terus menerus (Sidarta Ilyas, biasanya esotropia atau juling ke dalam akibat mata konvergensi terus menerus (Sidarta Ilyas,
2010 : 78).
2010 : 78).
2.7
2.7 Manifestasi Manifestasi KlinisKlinis
Pasien dengan miopia akan menyatakan melihat jelas bila dekat malahan melihat terlalu dekat, Pasien dengan miopia akan menyatakan melihat jelas bila dekat malahan melihat terlalu dekat, sedangkan melihat jauh kabur atau disebut pasien adalah rabun jauh. sedangkan melihat jauh kabur atau disebut pasien adalah rabun jauh. Pasien dengan miopia akan memberikan keluhan sakit kepala, sering disertai dengan juling dan Pasien dengan miopia akan memberikan keluhan sakit kepala, sering disertai dengan juling dan celah kelopak yang sempit. Seseorang miopia mempunyai kebiasaan menyerngitkan matanya celah kelopak yang sempit. Seseorang miopia mempunyai kebiasaan menyerngitkan matanya untuk mencegah aberasi sferis atau untuk mendapatkan efek pinhole (lubang kecil). (Sidarta untuk mencegah aberasi sferis atau untuk mendapatkan efek pinhole (lubang kecil). (Sidarta Ilyas,Ilyas,
2010 : 77).
2010 : 77).
Gejala klinis miopia :
Gejala klinis miopia :
a.
a. Subjektif Subjektif ::
1)
1) Kabur Kabur bila bila melihat melihat jauhjauh 2)
2) Seperti Seperti melihat melihat benang benang atau atau nyamuk nyamuk di di lapang lapang pandangpandang 3)
3) Mata Mata cepat cepat lelah, lelah, pusing pusing dan dan mengantuk mengantuk (astenopia (astenopia astenovergenastenovergen)) b.
b. Objektif Objektif ::
1)
1) Papil Papil agak agak midriasismidriasis 2)
2) Bilik Bilik mata mata depan depan lebih lebih dalamdalam
3) Eksoftalmus
3) Eksoftalmus
4)
4) Retina Retina tipis, tipis, tampak tampak seperti seperti macan macan (tigeroid). (tigeroid). (Indriani (Indriani Istiqomah, Istiqomah, 2004 2004 : 204).: 204). 2.8
2.8 Pemeriksaan Pemeriksaan PenunjanPenunjangg Menurut Indriani Istiqomah (2004 : 208) Pemeriksaan yang dapat membantu mengetahui miopi Menurut Indriani Istiqomah (2004 : 208) Pemeriksaan yang dapat membantu mengetahui miopi
adalah sebagai berikut :
adalah sebagai berikut :
a.
a. Refraksi subjektif, metode “trial and error” dengan menggunakan kartu snellen, mataRefraksi subjektif, metode “trial and error” dengan menggunakan kartu snellen, mata diperiksa satu persatu, ditentukan visus masing-masing mata, pada dewasa dan visus tidak 6/6 diperiksa satu persatu, ditentukan visus masing-masing mata, pada dewasa dan visus tidak 6/6
dikoreksi dengan lensa sferis negatif.
dikoreksi dengan lensa sferis negatif.
Refraksi onjektif, retinoskop dengan lensa kerja S +2.00 pemeriksaan mengawasi reaksi fundus Refraksi onjektif, retinoskop dengan lensa kerja S +2.00 pemeriksaan mengawasi reaksi fundus yang bergerak berlawanan dengan gerakan retinoskop (against movement) kemudian dikoreksi yang bergerak berlawanan dengan gerakan retinoskop (against movement) kemudian dikoreksi dengan lensa sferis negative samapai tercapai netralisasi, autorefraktometer (computer). dengan lensa sferis negative samapai tercapai netralisasi, autorefraktometer (computer).
2.9 Penatalaksanaan
2.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan miopia adalah dengan mengusah
Penatalaksanaan miopia adalah dengan mengusahakan sinar yang masuk mata akan sinar yang masuk mata difokuskan tepat didifokuskan tepat di retina. Penatalaksanaan miopia dapat dilakukan dengan cara : retina. Penatalaksanaan miopia dapat dilakukan dengan cara : a.
a. Cara Cara opticoptic
1)
1) Kacamata Kacamata (lensa (lensa konkaf)konkaf) Koreksi miopia dengan kacamata, dapat dilakukan dengan menggunakan lensa konkaf Koreksi miopia dengan kacamata, dapat dilakukan dengan menggunakan lensa konkaf (cekung/negatif) karena berkas cahaya yang melewati suatu lensa cekung akan menyebar. Bila (cekung/negatif) karena berkas cahaya yang melewati suatu lensa cekung akan menyebar. Bila permukaan refraksi mata mempunyai daya bias terlalu tinggi atau bila bola mata terlalu panjang permukaan refraksi mata mempunyai daya bias terlalu tinggi atau bila bola mata terlalu panjang seperti pada miopia, keadaan ini dapat dinetralisir dengan meletakkan lensa sferis konkaf di depan seperti pada miopia, keadaan ini dapat dinetralisir dengan meletakkan lensa sferis konkaf di depan mata. Lensa cekung yang
mata. Lensa cekung yang akan mendivergensikan berkas cahaya sebelum masuk ke mata, akan mendivergensikan berkas cahaya sebelum masuk ke mata, dengandengan demikian fokus bayangan dapat dimundurkan ke arah retina (Guyton, 1997) demikian fokus bayangan dapat dimundurkan ke arah retina (Guyton, 1997) 2)
2) Lensa Lensa kontakkontak
Alat ini merupakan bentuk kedua untuk koreksi kelainan refraksi. Alat ini
Alat ini merupakan bentuk kedua untuk koreksi kelainan refraksi. Alat ini diletakkan di atas korneadiletakkan di atas kornea dan dibelakang kelopak mata. Perawatan harus dilakukan untuk memberikan cukup oksigen pada dan dibelakang kelopak mata. Perawatan harus dilakukan untuk memberikan cukup oksigen pada kornea. Cairan airmata dialirkan di bawah lensa kontak untuk melembabkan kornea dan kornea. Cairan airmata dialirkan di bawah lensa kontak untuk melembabkan kornea dan
mengangkat debris pada saat berkedip. Alat ini memperbaiki kelainan refraksi dengan cara mengangkat debris pada saat berkedip. Alat ini memperbaiki kelainan refraksi dengan cara mengubah bentuk kornea yang akan meningkatkan kemampuan refraksi, dan
mengubah bentuk kornea yang akan meningkatkan kemampuan refraksi, dan dengan memberikandengan memberikan kekuatan refraktif spesifik dan bentuk yang diinginkan pada bagian depan mata sehingga sinar kekuatan refraktif spesifik dan bentuk yang diinginkan pada bagian depan mata sehingga sinar yang masuk dapat secara tepat difokuskan pada retina (Inriani Istiqomh, 2004 : 211-212). yang masuk dapat secara tepat difokuskan pada retina (Inriani Istiqomh, 2004 : 211-212). b.
b. Cara Cara operasioperasi
Ada beberapa cara, yaitu :
Ada beberapa cara, yaitu :
1)
1) Radikal Radikal keratotomy keratotomy (dengan (dengan pisau) yaitu pisau) yaitu operasi denoperasi dengan mengan menginsisi ginsisi kornea kornea perifer sehinperifer sehinggagga kornea sentral menjadi datar. Hal ini menyebabkan sinar yang masuk ke mata
kornea sentral menjadi datar. Hal ini menyebabkan sinar yang masuk ke mata menjadi lebih dekatmenjadi lebih dekat
ke retina.
ke retina.
2)
2) Excimer Excimer laser (denlaser (dengan singan sinar laser) ar laser) yaitu oyaitu operasi denperasi dengan mgan menggunakan enggunakan tenaga lastenaga laser untuer untukk mengurangi kecembungannya dan dilengketkan kembali. mengurangi kecembungannya dan dilengketkan kembali. 3)
3) Keratomileusis Keratomileusis yaitu yaitu bila kbila kornea yanornea yang terlalu g terlalu cembung cembung di insdi insisi kemuisi kemudian dikdian dikurangiurangi
kecembungannya dan dilengketkan kembali.
kecembungannya dan dilengketkan kembali.
Cara operasi di atas masih mempunyai kekurangan
Cara operasi di atas masih mempunyai kekurangan –– kekurangan, oleh karena itu para ahli kekurangan, oleh karena itu para ahli mencoba untuk mencari jalan lain yang dapat mengatasi kekurangan tersebut dengan jalan mencoba untuk mencari jalan lain yang dapat mengatasi kekurangan tersebut dengan jalan mengambil lensa mata yang masih jernih (clear lens extraction/CLE). (Indriani Istiqomah : 2004). mengambil lensa mata yang masih jernih (clear lens extraction/CLE). (Indriani Istiqomah : 2004).
BAB III BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Riwayat Kesehatan 3.1 Riwayat Kesehatan
Melakukan pengkajian sebagai berikut :
Melakukan pengkajian sebagai berikut :
a.
a. Identitas Identitas pasien, pasien, meliputi meliputi :: 1)
1) Nama Nama ::
2)
2) Jenis Jenis kelamin kelamin ::
3) 3) Usia Usia :: 4) 4) Pekerjaan Pekerjaan :: 5) 5) Suku Suku :: 6) 6) Agama Agama :: 7) 7) Pendidikan Pendidikan :: 8)
8) Status Status perkawinan perkawinan ::
9)
9) Alamat Alamat ::
10)
10) PenanggunPenanggung g jawab jawab ::
b.
b. Keluhan Keluhan utamautama
Pandangan atau penglihatan yang kabur, kesulitan memfokuskan pandangan, epifora, pusing, Pandangan atau penglihatan yang kabur, kesulitan memfokuskan pandangan, epifora, pusing, sering lelah dan mengantuk, pada klien miopia terdapat astenopia astenovergen. sering lelah dan mengantuk, pada klien miopia terdapat astenopia astenovergen. c.
c. Riwayat Riwayat KesehatanKesehatan
1)
1) Riwayat Riwayat kesehatan kesehatan keluargakeluarga Umumnya didapatkan riwayat penyakit diabetes militus dan
Umumnya didapatkan riwayat penyakit diabetes militus dan pada miopia aksialis didapatkan faktorpada miopia aksialis didapatkan faktor herediter.
herediter. 2)
2) Riwayat Riwayat penyakit penyakit dahuludahulu Pada miopia mungkin terdapat retinitis sentralis dan ablasio
Pada miopia mungkin terdapat retinitis sentralis dan ablasio retina. Kaji pula adanya defisit retina. Kaji pula adanya defisit vitaminvitamin A yang dapat mengurangi sel batang dan kerucut serta produksi akueus humor dan kejernihan A yang dapat mengurangi sel batang dan kerucut serta produksi akueus humor dan kejernihan kornea.
kornea. 3)
3) Riwayat Riwayat penyakit penyakit sekarangsekarang 4)
4) Kebiasaan Kebiasaan sehari-hari sehari-hari : : nutrisi, nutrisi, istirahat, istirahat, olahragaolahraga 5)
6)
6) Riwayat Riwayat konsumsi konsumsi obatobat d.
d. Pemeriksaan Pemeriksaan fisikfisik
Pengkajian fisik indra penglihatan meliputi : Pengkajian fisik indra penglihatan meliputi : 1)
1) Pemeriksaan Pemeriksaan kelopak kelopak mata, mata, harus harus terletak terletak merata merata pada pada permukaan permukaan matamata 2)
2) Inspeksi Inspeksi bulu bulu mata, mata, posisi posisi dan dan distribusinyadistribusinya 3)
3) Inspeksi Inspeksi konjunkonjungtivagtiva
4)
4) Inspeksi Inspeksi warna warna sclerasclera 5)
5) Pemeriksaan Pemeriksaan kornea, kornea, normalnya normalnya kornea tamkornea tampak hpak halus denalus dengan pgan pantulan antulan cahaya cahaya sepertiseperti
cermin, terang, simetris dan tunggal
cermin, terang, simetris dan tunggal
6)
6) Pengkajian Pengkajian ketajaman ketajaman penglihatanpenglihatan Dilakukan di kamar yang tidak terlalu terang dengan kartu snellen Dilakukan di kamar yang tidak terlalu terang dengan kartu snellen 7)
7) Pengkajian Pengkajian gerakan gerakan matamata Satu mata pasien di tutup dengan karton atau tangan, kemudian pemeriksa dan pasien di minta Satu mata pasien di tutup dengan karton atau tangan, kemudian pemeriksa dan pasien di minta memfokuskan mata yang tidak tertutup pada satu benda diam sementara mata yang di tutup memfokuskan mata yang tidak tertutup pada satu benda diam sementara mata yang di tutup karton/tangan tetap terbuka. Kemudian karton atau tangan tiba-tiba di singkirkan, dan akan karton/tangan tetap terbuka. Kemudian karton atau tangan tiba-tiba di singkirkan, dan akan
nampak gerakan abnormal mata.
nampak gerakan abnormal mata.
e.
e. Pemriksaan Pemriksaan penunjangpenunjang
1)
1) Refraksi subjektif, metode “trial and error” dengan menggunakan kartu snellen, mataRefraksi subjektif, metode “trial and error” dengan menggunakan kartu snellen, mata diperiksa satu persatu, ditentukan visus masing-masing mata, pada dewasa dan visus tidak 6/6 diperiksa satu persatu, ditentukan visus masing-masing mata, pada dewasa dan visus tidak 6/6
dikoreksi dengan lensa sferis negatif.
dikoreksi dengan lensa sferis negatif.
2)
2) Refraksi onRefraksi onjektif, jektif, retinoskop retinoskop dengan dengan lensa klensa kerja S erja S +2.00 p+2.00 pemeriksaan emeriksaan mengawasi mengawasi reaksireaksi fundus yang bergerak berlawanan dengan gerakan retinoskop (against movement) kemudian fundus yang bergerak berlawanan dengan gerakan retinoskop (against movement) kemudian dikoreksi dengan lensa sferis
dikoreksi dengan lensa sferis negative samapai tercapai netralisasi, negative samapai tercapai netralisasi, autorefraktometer (computer).autorefraktometer (computer).
(Indriani Istiqomah, 204 : 208).
(Indriani Istiqomah, 204 : 208).
3)
3) Foto Foto fundus fundus atau atau retinaretina 4)
4) Pemeriksaan Pemeriksaan ketajaman ketajaman matamata 5)
5) Pemeriksaan Pemeriksaan lapang lapang pandang pandang atau atau campimetri campimetri (perimetri)(perimetri) 6)
6) Pemeriksaan Pemeriksaan kwalitas kwalitas retina retina ( ( ERG ERG = = electroretinogram)electroretinogram) 7)
7) USG ( uUSG ( ultrasonografi ) ltrasonografi ) bola mata bola mata dan kelidan keliling orgaling organ mata n mata missal pada missal pada tumor, tumor, panjang panjang bolabola
mata, kekentalan benda kaca (vitreous)
mata, kekentalan benda kaca (vitreous)
Retinometri ( maksimal kemungkinan tajam penglihatan mata yang tersisa) Retinometri ( maksimal kemungkinan tajam penglihatan mata yang tersisa)
3.2 Diagnosa Keperawatan
3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang dapat diambil pada kasus miopia adalah sebagai berikut : Diagnosa yang dapat diambil pada kasus miopia adalah sebagai berikut : a.
a. Gangguan Gangguan persepsi persepsi sensori sensori berhubungberhubungan denan dengan perugan perubahan bahan kemampuan kemampuan memfokuskmemfokuskan sinan sinarar
pada retina
pada retina
b.
b. Gangguan Gangguan rasa nyrasa nyaman (paman (pusing) using) berhubungan berhubungan dengan dengan usaha usaha memfokuskmemfokuskan panan pandangandangan c.
c. Risiko Risiko cidera cidera berhubungberhubungan an dengan dengan keterbatasan keterbatasan penglihatanpenglihatan
3.3 Intervensi
3.3 Intervensi
Intervensi dari masing-masing diagnosa di atas adalah sebagai berikut : Intervensi dari masing-masing diagnosa di atas adalah sebagai berikut : a.
a. Gangguan Gangguan persepsi persepsi sensori sensori berhubungberhubungan denan dengan perubahgan perubahan kan kemampuan emampuan memfokuskmemfokuskan sinan sinarar
pada retina
pada retina
Tujuan :
Tujuan :
1)
1) Ketajaman Ketajaman penglihatan penglihatan klien klien meningkat meningkat dengan dengan bantuan bantuan alatalat 2)
2) Klien Klien mengenal mengenal gangguan gangguan sensori sensori yang yang terjadi dan terjadi dan melakukan melakukan kompensasi kompensasi terhadapterhadap perubahan
perubahan
Intervensi :
1)
1) Jelaskan Jelaskan penyebab penyebab terjadinya terjadinya gangguan gangguan penglihatan. penglihatan. Rasional Rasional : pen: pengetahuan getahuan tentangtentang penyebab mengurangi kecemasan dan
penyebab mengurangi kecemasan dan meningkatkmeningkatkan pengetahuan klien an pengetahuan klien sehingga klien kooperatifsehingga klien kooperatif
dalam tindakan keperawatan.
dalam tindakan keperawatan.
2)
2) Lakukan Lakukan uji ketajuji ketajaman paman penglihatan. englihatan. Rasional Rasional : men: mengetahui vgetahui visus dasar isus dasar klien klien dandan
perkembangannya setelah diberikan tindakan.
perkembangannya setelah diberikan tindakan.
3)
3) Kolaborasi dKolaborasi dengan engan tim medis tim medis dalam pemdalam pemberian berian lensa konlensa kontak atau tak atau kacamata bankacamata bantu atautu atau
operasi (keratotomy radikal).
operasi (keratotomy radikal).
b.
b. Gangguan Gangguan rasa nyrasa nyaman (paman (pusing) using) berhubungan berhubungan dengan dengan usaha usaha memfokuskan memfokuskan pandanganpandangan
Tujuan :
Tujuan :
1)
1) Rasa Rasa nyaman nyaman klien klien terpenuhiterpenuhi
Kriteria hasil :
Kriteria hasil :
1)
1) Keluhan Keluhan klien klien (pusing, (pusing, mata mata lelah) lelah) berkurang berkurang atau atau hilanghilang 2)
2) Klien mKlien mengenal engenal gejala gangejala gangguan gguan sensori dsensori dan dapat an dapat berkompensberkompensasi terhadasi terhadap perubahap perubahan yanan yangg terjadi.
terjadi.
Intervensi :
Intervensi :
1)
1) Jelaskan Jelaskan penyebab penyebab pusing, pusing, mata lelah. mata lelah. Rasional Rasional : mengu: mengurangi kecrangi kecemasan emasan dan mendan meningkatkaningkatkan pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan keperawatan. pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan keperawatan. 2)
2) Anjurkan Anjurkan klien klien agar pasien agar pasien cukup cukup istirahat dan istirahat dan tidak melaktidak melakukan ukan aktivitas maktivitas membaca teruembaca teruss menerus. Rasional : mengurangi kelelahan mata sehingga pusing berkurang. menerus. Rasional : mengurangi kelelahan mata sehingga pusing berkurang. 3)
3) Gunakan Gunakan lampu lampu atau penatau penerangan erangan yang cyang cukup (dukup (dari atas ari atas dan dan belakang) belakang) saat membsaat membaca.aca. Rasional : mengurangi silau dan akomodasi berlebihan. Rasional : mengurangi silau dan akomodasi berlebihan. 4)
4) Kolaborasi Kolaborasi : pe: pemberiaan mberiaan kacamata kacamata untuk untuk meningkatkan meningkatkan tajam tajam penglihatan penglihatan klien.klien. c.
c. Risiko Risiko cidera cidera berhubungberhubungan an dengan dengan keterbatasan keterbatasan penglihatanpenglihatan
Tujuan :
Tujuan :
1)
1) Tidak Tidak terjadi terjadi cidera.cidera.
Kriteria hasil :
Kriteria hasil :
1)
1) Klien Klien dapat dapat melakukan melakukan aktivitas aktivitas tanpa tanpa mengalami mengalami cideracidera 2)
2) Klien Klien dapat dapat mengidentifikasi mengidentifikasi potensial potensial bahaya bahaya dalam dalam lingkunganlingkungan
Intervensi :
Intervensi :
1)
1) Jelaskan Jelaskan tentang tentang kemungkinkemungkinan yang an yang terjadi akibterjadi akibat penuat penurunan runan tajam pentajam penglihatan. glihatan. Rasional Rasional :: perubahan ketajaman penglihatan dan kedalaman persepsi dapat meningkatkan risiko cidera perubahan ketajaman penglihatan dan kedalaman persepsi dapat meningkatkan risiko cidera
sampai klien belajar untukmengkompensasi.
sampai klien belajar untukmengkompensasi.
2)
2) Beritahu Beritahu klien klien agar agar lebih lebih berhati-hati berhati-hati dalam dalam melakukmelakukan an aktivitas.aktivitas. 3)
3) Batasi Batasi aktivitas aktivitas seperti seperti mengendarai mengendarai kendaraan kendaraan pada malpada malam hari. am hari. Rasional Rasional : men: mengurangigurangi
potensial bahaya karena penglihatan kabur.
potensial bahaya karena penglihatan kabur.
4)
4) Gunakan Gunakan kacamata kacamata koreksi koreksi atau patau pertahankan ertahankan perlindungan perlindungan mata sesumata sesuai inai indikasi dikasi untukuntuk menghindari cidera (Indriani Istiqomah, 2004 : 208-211). menghindari cidera (Indriani Istiqomah, 2004 : 208-211).
BAB IV
BAB IV
PENUTUP PENUTUP
4.1 Simpulan
4.1 Simpulan
Dari makalah di atas dapat kami simpulkan bahwa miopi adalah suatu kelainan refraksi mata yan Dari makalah di atas dapat kami simpulkan bahwa miopi adalah suatu kelainan refraksi mata yan disebabkan lensa mata terlalu cembung yang mengakibatkan bayangan jatuh di depan retina. disebabkan lensa mata terlalu cembung yang mengakibatkan bayangan jatuh di depan retina. Penyebabnya belumlah diketahui secara pasti namun ada beberapa keadaan yang dapat Penyebabnya belumlah diketahui secara pasti namun ada beberapa keadaan yang dapat menimbulkan miopia seperti alergi, gangguan endokrin, kekurang
menimbulkan miopia seperti alergi, gangguan endokrin, kekurangan asupan vitamin dan an asupan vitamin dan gizi, sertagizi, serta
bawaan dari orang tua.
bawaan dari orang tua.
Pada penderita miopia dapat
Pada penderita miopia dapat mengalami tanda-tanda sering pusing, pandangan kabur saat mengalami tanda-tanda sering pusing, pandangan kabur saat melihatmelihat jauh,
jauh, kesulitan kesulitan membaca membaca dengan dengan jarak jarak jauh, jauh, menyipitkan menyipitkan mata mata saat saat melihat melihat jauh. jauh. AdapaunAdapaun penderita ini ditolong dengan jalan pemakaian lensa optik seperti kacamata dengan lensa negatif penderita ini ditolong dengan jalan pemakaian lensa optik seperti kacamata dengan lensa negatif dan lensa kontak. Serta dengan jalan operasi untuk mengurangi kecembungan lensa mata. dan lensa kontak. Serta dengan jalan operasi untuk mengurangi kecembungan lensa mata.
4.2 Saran
4.2 Saran
Miopi dapat terjadi pada siapapun tak terkecuali pada anak-anak, untuk itu disarankan untuk Miopi dapat terjadi pada siapapun tak terkecuali pada anak-anak, untuk itu disarankan untuk selalu menjaga kesehatan matanya dengan melakukan pemeriksaan mata secara rutin, selalu menjaga kesehatan matanya dengan melakukan pemeriksaan mata secara rutin, mengkonsumsi vitamin dan zat gizi yang banyak bermanfaat untuk kesehatan mata. mengkonsumsi vitamin dan zat gizi yang banyak bermanfaat untuk kesehatan mata. Meminimalkan risiko terjadinya miopia dengan mengistirahatkan mata saat mata sudah terasa Meminimalkan risiko terjadinya miopia dengan mengistirahatkan mata saat mata sudah terasa lelah dan bagi penderita miopia yang mengenakan lensa kontak sebaiknya selalu dirawat lelah dan bagi penderita miopia yang mengenakan lensa kontak sebaiknya selalu dirawat kebersihannya.