• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Business Plan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proposal Business Plan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL BUSINESS PLAN

PENGANTAR TECHNOPRENEURSHIP (IG - 091311) KELAS 17

LOGO SEPATU SUKA-SUKA TAGLINE

DISUSUN OLEH :

DENINTA GIZKA Z. W. 3211100XXX

CAHYANINGRUM LATHIFA 3211100112

SARAH INASSARI SANTOSO 3211100061

ANINDHITA NURMALA PUTRI 3211100009 ARSITEKTUR

DOSEN : ENDAH YUSWARINI

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dewasa ini kebutuhan sandang atau lebih terkenal dengan kata fesyen merupakan kebutuhan yang sangat bersaing dengan kebutuhan pangan. Perkembangan dunia fesyen terbilang cukup merata diseluruh penjuru dunia dan menjamur di berbagai lapiran masyarakat dari yang muda hinga yang tua. Dari segala perkembangannya sandang kini tidak hanya berhenti pada kain yang digunakan sebagai penutup badan yaitu baju dan celana atau rok. Kini kebutuhan penduku ng fesyen seperti aksesoris, tas, sepatu, hingga tampilan rambut juga sangat diperhatikan bahkan menjadi mata pencaharian yang menjanjikan.

Tidak hanya pemerhati fesyen, kalangan anak sekolah hingga mahasiswa kini telah memiliki gaya hidup baru, yaitu gaya hidup yang peduli dengan fesyen. Hal tersebut juga didukung oleh adanya media sosial saat ini yang memfasilitasi pengguna untuk mempublikasikan foto keseharian mereka, dan dari fenomena ini mau tidak mau hal yang paling sering dilihat adalah pakaian dari pengguna media sosial tersebut.

Bagi seorang mahasiswi yang setiap hari berpakaian bebas, tentunya kebutuhan akan sandang cukup besar. Setidaknya mereka memiliki 5 baju rapih yang digunakan setiap kuliah. Jika kita berbicara mengenai mahasiswi yang mementingkan penampilan, tentunya baju yang mereka gunakan akan di mix and match dengan barang pendukung lainnya seperti tas juga sepatu. hal tersebut mengartikan bahwa kebutuhan barang pendukung fesyen merupakan hal yang dibutuhkan dalam jumlah lebih dari satu. Hal tersebutlah yang menginspirasi kami untuk membuat suatu bisnis plan di bidang fesyen utamanya penggunaan sepatu. Bagaimana sepatu dapat sering digunakan namun dapat tetap cocok atau serasi dengan pakaian yang digunakan.

Apabila kita bicara mengenai bisnis fesyen terutama sepatu, maka yang paling sesuai untuk target pasar mahasiswi adalah penggunaan sepatu dengan hak datar atau sering kita sebut flat shoes. Flat shoes merupakan sepatu cantik untuk perempuan yang nyaman digunakan sehari hari juga sesuai dengan kondisi mahasiswi yang aktif bergerak.

Kebutuhan akan sepatu bertambah jika telah memasuki musim hujan. Bagaimana tidak, musim hujan sering kali membuat kondisi jalan di Surabaya menggenang. Kondisi tersebut membuat sepatu mahasiswa mau tidak mau basah bahkan bisa mengalami kerusakan

(3)

dalam jangka waktu yang pendek. Maka dari itu adanya sepatu dengan kualitas baik dan warna yang gelap dibutuhkan untuk menghindari tampang sepatu yang kotor dikarenakan basah di musim hujan ataupun debu di musim kemarau.

1.2 Rumusan masalah

Melihat latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan antara lain:

1. Bagaimana menciptakan suatu sepatu yang dapat dengan mudah di mix and match dengan pakaian yang berganti-ganti setiap harinya?

2. Bagaimana membuat sepatu yang sesuai dengan kantong mahasiswa? 1.3 Tujuan

Melihat latar perumusan masalah di atas, maka karya ini kedepannya akan memiliki tujuan antara lain:

1. Menciptakan suatu sepatu yang dapat dengan mudah di mix and match dengan berbagai pakaian.

2. Membuat sepatu yang sesuai dengan kantong mahasiswa namun tetap dengan kualitas yang baik.

1.4 Luaran

Adapun luaran yang diharapkan dari pelaksanaan program ini adalah :

1. Adanya usaha mahasiswa dengan kreatifitas di bidang desain yang menghasilkan profit.

2. Melatih mahasiswa untuk mengambangkan pengetahuan bisnis yang nantinya akan membuka lapangan kerja baru.

3. Meningkatkan daya kreativitas baik dari perancang hingga konsumen sepatu. 1.5 Manfaat

Manfaat dari program ini adalah:

1. Untuk team, adanya bisnis sepatu yang memacu kreatifitas yang menghasilkan profit.

2. Untuk masyarakat, Memperkenalkan adanya sepatu yang fashionable yang dapat digunakan di beragam model baju sehingga tidak perlu mengeluarkan budget yang tinggi untuk membeli banyak sepatu.

3. Untuk pemerintah, Kegiatan ini membantu program pemerintah dalam pengembangan industri local.

4. Untuk perkembangan fesyen, Membantu menumbuhkan rasa peka masyarakat terhadap adanya suatu keindahan dalam berkeseharian.

(4)

BAB II

ANALISA PRODUK 2.1 Analisa produk

Produk ini bergerak dalam bidang fesyen. Produk ini merupakan produk fesyen yang praktis, serba guna dan bermanfaat untuk para konsumen yang segmentasinya adalah mahasiswi. Produk yang ditawarkan adalah sepatu yang menjawab kebutuhan masyarakat kini yang suka mengekspresikan dirinya. Sepatu dengan base warna dan bahan yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan untuk kemudian dapat dipadu-padankan dengan aksesoris beragam varian yang dapat dengan mudah diganti dengan bantuan velcro.

Tampilan sepatu menjadi lebih personal karena akan selalu berbeda sesuai dengan suasana hati atau pun tema fashion yang dikenakan. Bahan-bahan yang digunakan adalah bahan yang aman, nyaman dan berkualitas.

Berikut karakteristik dari produk Shoessuka dibandingkan dengan produk sejenis lainnya , antara lain :

1) Desain. Karena para konsumen bisa dengan bebas menentukan seperti apa desain sepatu yang diinginkan dan tentu saja nilai eksklusivitasnya tinggi karena desainnya terbatas (limited edition).

2) Fleksibel. Karena sepatu dapat digunakan ke berbagai acara dengan format heels yang bisa diatur sesuai kebutuhan konsumen.

3) Unik. Karena dalam sepasang produk Shoessuka, konsumen bisa merasakan berbagai macam jenis sepatu (flat shoes, wedges, high heels, boot, etc) hanya dengan membeli sepasang sepatu produk Shoessuka.

(5)

2.2 Analisa kompetitor

Keberhasilan bisnis salah satunya ditentukan oleh kemampuan memahami pesaing. Output dari kemampuan tersebut, menopang manajemen dalam memutuskan dimana akan bersaing dan bagaimana posisi diantara pesaing. Demikian dari hal tersebut, analisis dilakukan dengan cara identifikasi industri dan karakteristiknya. Analisa persaingan merupakan sebuah usaha untuk mengidentifikasi ancaman (threats), kesempatan (opportunities), kelebihan (strengths), dan kelemahan (weaknesses) yang terjadi sebaga akibat dari perubahan persaingan potensial, serta kekuatan dan kelemahan pesaing. Berikut merupakan analisa kompetitor Shoessuka dibandingkan dengan kompetitor:

No Kategori Shoessuka Produk Sejenis

1 Bahan

2 Brand Belum terkenal sehingga akan sulit di awal pemasaran produk Shoessuka karena belum memiliki jaminan kepuasan dari konsumen

Produk sejenis sudah memiliki konsumen yang loyal dan produk mereka sudah dikenal masyarakat luas

3 Desain Tidak terbatas karena tampilan akan sesuai dengan keinginan konsumen

Terbatas sehingga terkadang konsumen merasa kurang cocok dengan desain, warna, atau pun aksesorisnya 4 Produksi Aksesoris diproduksi dengan

memanfaatkan barang-barang bekas dan baru sehingga tampilannya akan selalu berbeda tiap produksi

Sepatu diproduksi secara massal sehingga aksesoris yang menempel tidak eksklusif karena sama

5 Harga Lebih ekonomis Cenderung mahal

6 Teknologi Pembuatan Sepatu dan aksesoris diproduksi dengan cara

handmade sehingga kualitas

dan detailnya dapat terkontrol

Dengan teknologi mesin dan dibuat secara massal

7 Aspek Lain Memiliki nilai tambah tersendiri karena konsumen menjadi bagian dari penciptaan tampilan sepatu. Sepatu dapat menjadi lebih personal sesuai dengan karakter pemakai,

Sepatu diproduksi secara massal sehingga konsumen cenderung akan memiliki sepatu yang sama dengan konsumen lain

Tabel di atas menjelaskan posisi produk Shoessuka dibandingkan dengan sejumlah kompetitor penting dalam 6 atribut, yaitu bahan, brand, desain, produksi, harga, teknologi pembuatan dan aspek khusus. Dapat dilihat di tabel tersebut bahwa produk Shoessuka tertinggal pada atribut brand. Hal ini dapat dijelaskan karena produk Shoessuka ini masih belum memiliki nama besar, sehingga beberapa konsumen yang memiliki

(6)

karakterisik loyalitas tinggi terhadap sebuah brand akan sulit untuk dijangkau produk Shoessuka. Sementara itu di sisi lain produk Shoessuka mengungguli produk-produk sejenis yang ada di pasaran. Hal tersebut dijelaskan dari sisi desain bahwa produk Shoessuka ini memiliki desain yang sangat beragam dan unik (limited edition) karena mengutamakan keinginan dari para konsumen yang ingin agar produk sepatu mereka unik dan tidak pasaran. Sedangkan dari segi harga produk Shoessuka relatif lebih ekonomis dari produk sejenis. Karena memang segmentasi pasar yang diinginkan adalah perempuan remaja (pelajar- mahasiswi) yang memiliki keterbatasan penghasilan/uang.

Dari analisa perbandingan dengan kompetitor tersebut, dapat disimpulkan bahwa arah pengembangan produk Shoessuka harus memperhatikan aspek desain, harga serta proses produksi dan teknologi pembuatannya. Karena di aspek tersebut, produk Shoessuka. Ini dapat bersaing dengan para kompetitor. Hal ini dimaksudkan agar pengembangan produk difokuskan pada aspek-aspek tersebut sehingga nilai-nilai keunggulan produk tetap terjaga.

2.3 Analisa SWOT

Analisa SWOT adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu internal dan eksternal yang mempengaruhi kemampuan kita dalam memasarkan produk kita.

• Kelebihan (strengths) :

1. Mudah di mix and match dengan berbagai macam pakaian, merupakan cetusan dan identitas terkuat dari produk kami

2. Design asesoris dapat dipesan secara custom,baik dari segi design, bahan, hingga budget yang diinginkan

3. Pembelian asesoris terjangkau oleh kalangan mahasiswa, mahasiswa dalam hal ini merupakan pasar pertama produk kami

4. Kualitas sepatu terjaga karena diawasi dan di olah oleh pengerajin terpercaya kami

5. Design sepatu custom dapat dipesan secara custom,baik dari segi design, bahan, tinggi heels, hingga budget yang diinginkan

6. Target pasar, dapat menjangkau ke semua umur (perempuan) namun jika dapat berkembang dengan baik tidak menutup kemungkinan merambah ke fesyen laki-laki

• Kelemahan (weaknesses) : 1. Harga sesuai dengan kualitas

(7)

2. Sepatu harga murah cenderung tidak tahan lama karena bahan yang memang kurang baik dibanding bahan dengan harga lebih tinggi

3. Perlu menjaga kebersihan sepatu, karena sepatu ini dirancang akan sering dipakai bahkan setiap hari

• Kesempatan (opportunites):

1. Banyak link terlebih pada kelompok kami berasal dari daerah yang berbeda beda sehingga memiliki link dari teman yang cukup banyak 2. Rasa mudah bosan merupakan suatu hal yang biasa yang dianggap

sangat berpeluang bagi produk kami

3. Pasar luas selain karena kami mahasiswa, tetapi juga karena kami menjangkau harga yang sesuai dengan berbagai kalangan

4. Pasar yang kuat dalam hal ini adalah pasar dari konsumen yang memiliki sikap mudah bosan, sehingga konsumen tersebut akan sering kembali untuk meminta desain asesoris lanjutan sesuai dengan pakaian yang ia punya

5. Online serve merupakan pasar yang sedang ramai saat ini karena dapat diakses dimanampun juga kapanpun dan dapat mendisplay produk dengan jumlah banyak

• Ancaman (threats) :

1. Plagiat dari pebisnis baru yang merasa memiliki pasar yang belum terjamah oleh prosuk kami

2. Industri kreatif yang sejenis yang sudah ada di lokasi lain namun dengan konsep penempel magnet dan kurang terpublikasi di masyarakat

3. Peminat berkurang dimusim hujan karena produk kami bukan lah sepatu yang tahan air

Matriks TOWS adalah metode untuk merumuskan strategi bisnis sebuah perusahaan berdasarkan analisa SWOT. TOWS adalah singkatan dari Threat, Opportunities, Weakness, dan Strength. SO strategy (Strength Opportunity), WO strategy (Weakness Opportunity), ST strategy (Strength Threat), dan WT strategy (Weakness Threat). Berikut adalah analisa dengan menggunakan matriks TOWS pada produk kami.

(8)

Tabel Matriks TOWS

Pemetaan strategi sebuah bisnis adalah yang bisa diterapkan perusahaan yaitu dengan analisa kondisi eksternal dan internal dari suatu bisnis. Dari pemetaan TOWS matriks strategi bisnis dibagi ke dalam 4 kategori, yaitu S-O strategy, S-T strategy, W-O strategy, dan W-T strategy. Berikut ini adalah penjelasan dari masing – masing kategori strategi tersebut:

 S-O Strategy adalah bagaimana memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada.

Kami dapat memanfaatkan rasa mudah bosan dengan kreatidifitas desain kami dan juga dapat mencerminkan pribadi konsumen sehingga konsumen merasa produk kami sangat ramah dan paham atas keinginan konsumen. Desain yang disajikan juga dapat turut mengajak konsumen berpikir kreatif dari segi desain maupun harga. Dengan konsep ini, produk akan mudah dipasarkan secara tidak langsung oleh konsumen.

 S-T Strategy adalah bagaimana memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk menghindari ancaman yang ada.

(9)

Hand made dan original pada desain esesoris akan meminimalisir kemungkinan plagiat ataupun industri kreatif sejenis. harga juga dapat disesuaikan dengan kualitas sepatu maupun asesoris.

 W-O Strategy adalah bagaimana meminimalisir kelemahan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada.

Produk kami memang menjual kualitas sepatu yang biasa hingga yang terjamin kualitasnya. Meskipun demikian, kualitas akan terbayar dengan harga yang kami tawarkan. Dengan pembelian sepatu yang sedikit mahal namun akan awet digunakan dalam jangka waktu lama dan tidak akan bosan dengan kreasi asesoris yang kami tawarkan. Selain itu system bongkar pasang ini nantinya akan menjadi modal karakter yang akan diingat pasar.

 W-T Strategy adalah bagaimana perusahaan meminimalisir kelemahan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada.

Execution quality is high, mengapa? karena kami lebih mengutamakan dan memprioritaskan sepatu berkualitas baik karena sangat sesuai dengan jonsep kami yang nantinya akan sering dipakai. Kami juga akan menjaga kepercayaan client yang telah menggunakan produk kami dengan mengagendakan acara-acara yang akan menarik pasar. Karakter bongkar-pasang pada konsep barang sangat mudah di igat pasar .

(10)

BAB III ANALISA PASAR 3.1 Profil konsumen

Produk Shoessuka ini hadir di masyarakat untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang sering berubah-ubah. Namun selama ini belum ada sepatu yang mampu mewadahi pola selera konsumen yang sering berubah-ubah. Sepatu ini hadir dengan konsep yang baru di mana menyajikan sebuah sepatu sebagai kanvas media para konsumen menuangkan kreasinya melalui aksesoris yang dapat diganti sesuai selera. Produk Shoessuka hadir untuk para mahasiswi yang membutuhkan sepatu yang praktis namun tetap fashionable. Karena tingginya mobilitas dan padatnya kegiatan, mahasiswi cenderung memilih menggunakan sepatu yang praktis, nyaman dan harganya terjangkau. Mengingat daya beli konsumen masih terpengaruh oleh daya beli orang tuanya (bukan daya beli konsumen langsung).

3.2 Potensi dan segmentasi pasar

Pasar yang diincar oleh produk Shoessuka (mahasiswi) memiliki berbagai potensi penjualan. Yang pertama adalah kebutuhan manusia akan gaya hidup (life-style). Banyaknya kegiatan mahasiswi di kampus akan semakin memicu seseorang untuk menggunakan alas kaki yang praktis dan nyaman untuk media mobilitasnya.

Potensi kedua adalah keterjangkauan harga dari produk. Mahasiswi lebih menyukai harga yang murah dengan kualitas yang sepadan (tidak terlalu buruk). Sehingga produk ini akan mudah masuk pasar.

Potensi ketiga adalah kecenderungan mahasiswi untuk mencoba hal baru dan mencoba sesuatu yang menarik. Sehingga brand baru dari Shoessuka tidak akan menimbulkan suatu handicap, melainkan justru relatif menjadi kekuatan dari produk. Ditambah dengan eksklusivitas desain dan warna yang menarik, maka tidak sulit bagi produk ini untuk bersaing di pasar.

Sementara itu, pasar dari produk ini dibagi kedalam segmen utama, yaitu mahasiswi dengan daya beli tingkat menengah. Selain itu tidak ada lagi segmen yang signifikan diproyeksikan oleh produk ini.

(11)

3.3 Pesaing dan peluang pasar

Ancaman terbesar dari produk ini adalah sudah mulai banyaknya produk handmade shoes yang ada di pasar. Produk – produk kompetitor ini bahkan sudah mempunyai kepercayaan dan loyalitas tersendiri bagi pasarnya. Lebih jauh lagi, produk – produk pesaing ini secara tidak langsung membuat segmen – segmen pasar yang terbentuk karena keberagaman harga dari produk – produk pesaing tersebut. Produk – produk pesaing tersebut antara lain xxxxxx dan lain- lain.

3.4 Media promosi yang akan digunakan

Membuat sebuah promotion event (pameran)

Dalam promotion event ini, akan dibuat sebuah acara yang bertujuan untuk akselerasi pengenalan produk ini ke pasar. Isi dari acara ini adalah rangkaian acara hiburan sederhana yang menampilkan proses pembutan produk Shoessuka secara singkat yang disertai dengan kuis dengan hadiah produk Shoessuka gratis.

Mouth to mouth

Sebagai produk yang baru dan belum memiliki brand yang besar. Hal ini terbilang efektif karena kecepatan informasi yang tersebar cukup tinggi.  Internet

Menampilkan profil Shoessuka di media sosial (facebook, twitter instagram) sehingga diketahui masyarakat luas khususnya mahasiswi yang menjadi pasar utama produk ini.

3.5 Strategi pemasaran yang akan diterapkan 1) Pengembangan produk

Pengembangan produk yang berlangsung secara kontinyu dan berkelanjutan. Dari periode ke periode akan dilakukan evaluasi terkait pengembangan apa saja yang perlu dilakukan untuk penyesuaian keinginan pasar terhadap produk. aspek tempat juga turut menjadi pertimbangan utama kesuksesan produk ini. Tempat-tempat yang dirasa akan memiliki potensi nilai penjualan terbanyak adalah tempat di mana konsentrasi tertinggi segmen masyarakat berada, yaitu di kampus dan di sekolah. Penjualan dapat memanfaatkan event-event yang diadakan

(12)

kampus maupun sekolah atau dengan cara yang lebih mobile yaitu melalui kios yang dibuka dengan memanfaatkan bagasi mobil.

2) Pengembangan wilayah pemasaran

Keberlanjutan usaha dalam jangka pendek dapat dilakukan dengan pembuatan seasonal edition yang menawarkan aksesoris baru atau base sepatu model baru (tidak hanya flat shoes). Hal ini bertujuan untuk memfokuskan pemasaran pada awal beridirinya produk (produk masih belum stabil). Kemudian interaksi dengan konsumen melalui posting tips melalui media sosial dalam memadu-madankan aksesoris dengan pakaian juga dilakukan untuk memberi masukan kepada konsumen dalam memilih padu-padan aksesoris dengan pakaian yang dikenakan. Dalam jangka panjang, pemasaran diperluas dengan membuka toko nyata berupa gerai di pusat perbelanjaan Surabaya. Menciptakan inovasi melalui workshop pembuatan aksesoris yang akan memberikan pengalaman terjun langsung kepada para konsumen dalam membuat sepatu miliknya sendiri. Langkah selanjutnya dalam jangka waktu tertentu (diproyeksikan 3-6 bulan) produk akan mulai dijual di secara online dan melalui store (toko) sehingga dapat semakin memperluas jaringan pemasaran dengan membuka gerai-gerai cabang di kota-kota besar di Indonesia.

(13)

BAB IV

ANALISA FINANSIAL

Analisa Finansial dilakukan dengan tujuan mengetahui kondisi keuangan perusahaan selama berlangsungnya masa operasi perusahaan. Output dari analisa finansial ini adalah sebuahhasil studi kelayakan usaha secara finansial.

4.1 HORIZON WAKTU PERENCANAAN

4.2 HARGA POKOK PRODUKSI

4.3 PERHITUNGAN PENDAPATAN

(14)

BAB V

PERSONALIA DAN JADWAL KEGIATAN 5.1 Personalia

Business plan ini terdiri 1 orang ketua tim dan 3 anggota tim. Di bawah ini akan dijelaskan siapa-siapa yang terkait dengan business plan ini, berikut nama mahasiswa sebagai berikut :

Ketua Tim dan Anggota  Ketua Tim

Nama : Deninta Gizka Zyahrina Widya NRP : 3211100xxx

 Anggota I

Nama : Cahyaningrum Lathifa NRP : 3211100112

 Anggota II

Nama : Sarah Inassari Santoso NRP : 3211100061

 Anggota III

Nama : Anindhita Nurmala Putri NRP : 3211100009

5.2 Struktur organisasi

Dalam melakukan bisnis diperlukan adanya struktur organisasi yang jelas untuk mengetahui peran dan tugas masing-masing dalam bisnis yang dijalankan serta untuk menghindarkan kesalapahaman antar masing-masing anggota dalam bisnis. Berikut struktur organisasi bisnis Shoessuka (Sepatu Suka-suka)

(15)

Peran ketua adalah memberikan arahan kepada divisi marketing, produksi dan manajemen serta bertanggungjawab atas berjalannya bisnis Shoessuka ini. Divisi marketing berperan untuk memasarkan Shoessuka ke konsumen dan memasarkan produk secara online melalui situs media sosial. Divisi produksi berperan dalam proses produksi Shoessuka serta controlling dalam proses pembuatannya. Divisi manajemen berperan dalam mengatur dan menyusun jadwal kegiatan bulanan bisnis Shoessuka sehingga terjadi integrasi antara proses produksi dan marketing. Diharapkan kerja sama antara ketua, divisi marketing dan divisi produksi serta divisi manajemen akan berjalan dengan baik dan sesuai rencana.

5.3 Jadwal kegiatan

Dalam menjalankan bisnis ini, diperlukan adanya perencanaan jadwal kegiatan yang harus dilakukan sebagai penunjang keberhasilan produk Shoessuka di segmentasi pasar yang dituju.

Berikut gambaran jadwal kegiatan yang akan dilakukan : Bulan 1 :

Menangkap peluang lalu menentukan segmentasi pasar yang akan dituju kemudian mengidentifikasi peluang yang ada dengan ide produk yang diusulkan.

Bulan 2 :

Mencari referensi (preseden) dari produk sejenis lalu membuat inovasi dan karakteristik yang berbeda dengan kompetitor sehingga diharapkan produk yang diusulkan akan mampu bertahan di segmentasi pasar yang dituju.

(16)

Bulan 3 :

Mulai menentukan partner untuk memulai proses produksi produk Shoessuka. Menentukan bahan yang akan digunakan, memulai proses desain sehingga kualitas produk Shoessuka di pemasaran perdana akan berkualitas.

Bulan 4 :

Strategi pemasaran produk shoessuka dimulai dengan mengikuti event/pameran yang ada di surabaya. Kemudian mouth to mouth promotion yang selanjutnya pemasaran melalui media sosial.

Bulan 5 :

Menghitung laba-rugi dari proses produksi pertama produk shoessuka. Sehingga di masa yang akan datang akan lebih bisa meminimalisasikan rugi dan mendapatkan banyak keuntungan.

Bulan 6 :

Melakukan cross-check keuangan dan jika mempertimbangkan untuk membuka gerai (store) yang bertujuan untuk lebih dekat dengan konsumen dan sebagai langkah awal mengembangkan bisnis ke level yang lebih tinggi.

Gambar

Tabel  di    atas    menjelaskan    posisi    produk    Shoessuka  dibandingkan    dengan  sejumlah  kompetitor  penting  dalam  6  atribut,  yaitu  bahan,  brand,  desain,  produksi,  harga,  teknologi  pembuatan  dan  aspek  khusus
Tabel Matriks TOWS
Gambar 5.1 Struktur Organisasi Shoessuka

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang Pajak Penghsilan No.36 tahun 2008 pasal 4 ayat 1, menuliskan bahwa yang menjadi objek pajak penghasilan adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis

Pada model Vertical Wall Abutment untuk arah C terjadi fenomena yang berbeda dengan arah A, seperti tampak pada Gambar 5 (b). Pada Arah C, saat dilakukan simulasi

Kebiasaan-kebiasaan ada yang bersifat tradisional dan ada pula yang bersifat modern. Kebiasaan tradisional dapat berupa kebiasaan menghormati dan memberi salam

Vijayasekaran D, dalam penelitian peran test mantoux dan kontak positif pada berbagai bentuk tuberkulosis anak dimana peran uji tuberkulin dan riwayat kontak TB dewasa

Cost Driver, sehinggan sistem Activity-Based Costing mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap produk secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas.Perbedaan

Perkembangan struktur perekonomian Provinsi Aceh baik dengan migas maupun tanpa migas antara triwulan IV-2013 dan triwulan I-2014 mengalami sedikit perubahan,

Ditinjau dari kerjasama secara efektif seorang dokter gigi harus mampu menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien, tanggap terhadap keluhan yang dirasakan

 Adalah cara terminasi kabel serat optik dengan menggunakan konektor (tanpa menggunakan pig tail dan end closure).  Dengan demikian dari segi ekonomis, terminasi ini