Studies Artisans Welfare webbing lapiak Pandan in Jorong sungai Gimuruh Nagari Padang Laweh District of Koto VII Sijunjung
Ciniarti*Dasrizal** Nefilinda***
Geography Education Students STKIP PGRI West Sumatra* Lecturer in Geography Education STKIPPGRI West Sumatra**
ABSTRACT
The purpose of this research to get the data, process, discuss, and analyze the data Studies Artisans Welfare webbing lapiak Pandan in Jorong sungai Gimuruh Nagari Padang Laweh District of Koto VII Sijunjung.
The type of this research is descriptive, population in this research is the community Craftsman Webbing Lapiak Pandan in Jorong Sungai Gimuruh Nagari Padang Laweh District of koto VII Sijunjung amounted to 269 heads of household samples were collected by Proportional Random Sampling that is equal to 30% so that the amount of sample 60 families, in collecting data researcher used questionnaires and reseacrher analized the data used descriptive statistics by using a percentage formula.
The results of this research show that: 1) the fulfillment of people's food needs of craftsmen with the ultimate answer to answer four healthy foods only and staple food such as rice, whereas in everyday life to the needs of the community eat craftsmen have been fulfilled. 2) The clothes are purchased every month with an average of 1 sets / month visiting shopping malls clothing that used only wear everyday clothes mediocre 3) ownership of the house is still owned by a parent with a spacious kitchen-owned erratic, type of house building societies craftsmen made of boards or the ground and the state of the house with a semi-permanent building is completed 50%. 4) craftsmen had suffered from an illness during the period 2015-2016 by type of fever and never recurred. 5) formal education in the travel is ever graduated from high school, barriers and obstacles that has not continuing education is no time for the community of craftsmen to help their parents.
PENDAHULUAN
Pembangunan Nasional adalah pembangunan yang dilakukan secara menyeluruh dan harapan agar dapat meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan seluruh masyarakat yang adil dan merata serta pembangunan dasar yang kuat untuk pembangunan yang berkelanjuttan, banyak pembangunan yang perlu di usahakan untuk menjadikan perekonomian Indonesia lepas dari landas kearah yang lebih baik diantaranya pembangunan tersebut adalah pembangunan dibidang Sumber Daya Manusia (SDM), pertanian,perhutanan, perkebunan, pertambangan dan perindustrian.
Memasuki perdagangan bebas, Indonesia berusaha berbenah diri dan meningkatkan pembangunan bebas, meningkatkan pembangunan segala bidang. Pembangunan tersebut meliputi dua aspek pokok yang harus dimiliki suatu negara yaitu daya alam dan daya manusia. Dari dua aspek tersebut sumber daya manusialah yang lebih penting dibandingkan sumber daya alam. Bagaimanapun melimpahnya sumber daya alam tampa adanya kemampuan sumber daya manusia untuk mengelolah, akan sia-sia usaha pembangunan tenaga kerja diindonesia merupakan serangkaiaan usaha sadar yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan. Tujuan nasional yang bersifat universal ialah meningkatkan taraf kehidupan rakyat, baik materi maupun spritual. Ini berarti untuk meningkatkan pendapatan-pendapatan nasional.
Menurut UU No 11 tahun 2009 kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan materil, spritual dan sosial warga agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialisasi.
Menurut solih dalam Rona (2010) kesejahteraan menggambarkan kemajuan
dan kesuksesan didalam hidup baik secara material, mental, dan sosial secara seimbang sehingga menimbulkan ketentaraman dan ketenangan hidup sehingga mengosongkan kehidupan mendatang, sebuah masyarakat dikatakan sejahtera apabila masyarakat tersebut telah mencapai kesuksesan didalam hidupnya disamping itu tampak pula didalamnya keselarasan, keseimbangan hidup dan dapat menjadi cermin masyarakat sekelilingnya.
Di Jorong Sungai Gimuruh Nagari Padang Laweh Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung sebagian besar masyarakat dulu bermata pencarian sebagai petani dan sekarang mulai bergerak di bidang pengrajin anyaman lapaik pandan yang terdapat di Jorong Sungai Gimuruh Nagari Padang Laweh kecamatan koto VII Kabupaten sijunjung.
Menurut sejarah anyaman lapiak pandan di Jorong Sungai Gimuruh awal mulanya Anyaman Lapiak Pandan tersebut pada tahun 1954 - saat sekarang ini. Anyaman Lapiak Pandan tersebut terwariskan secara turun temurun sampai saat ini. Barang-barang anyaman ini mulanya adalah untuk dipergunakan sendiri dan tidak untuk diperjual belikan. Namun, sebagai akibat dari pengaruh pembaharuan dan perkembangan zaman, sedikit demi sedikit seni kerajinan ini mulai dikembangkan dan di produksi untuk di perjual belikan dalam rangka menunjang perekonomian keluarga.
Hasil observasi awal pada tanggal 1 Januari 2016 yang peneliti lihat sekarang masih banyak terdapat kehidupan pengrajin yang hidup barada dibawah perekonomian menengah yang disebabkan tidak sesuai pendapatan dengan hasil kerja yang diterima oleh pengrajin yang terdapat di Jorong Sungai Gimuruh Nagari Padang Laweh selatan.
Kenyataan yang ada dilapangan masalah sebaliknya pengrajin anyaman lapiak pandan masih banyak yang belum
sejahtera. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Wali Nagari, dan warga setempat bahwa kesejahteraan pangrajin anyaman banyak berada pada garis kemiskinan. Fenomena ini tentu berpengaruh tehadap kehidupan pengrajin anyaman, baik dari segi untuk memenuhi kebutuhan sandang, kebutuhan pangan dan kebutuhan papan. Dengan demikian masih banyak petani yang pendapaatannya belum mencukupi untuk keperluan hidup sehari-hari.
Berdasarkan observasi dan pengalaman yang penulis alami maka penulis merasa tertarik dan ingin mengetahui bagaimana tingkat kesejahteraan para pengrajin anyaman lapiak pandan yang berada di Jorong Sungai Gimuruh Nagari Padang Laweh Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung dengan judul “Studi Tentang Kesejahteraan Pengrajin Anyaman Lapiak Pandan di Jorong Sungai Gimuruh Nagari Padang Laweh Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung”
METODE PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang, batasan dan perumusan masalah serta tujuan penelitian yang akan dicapai, maka penelitian ini tergolong pada jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif dalah.penelitian yang bermasud untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Dari uraian di atas dapat di ambil kesimpulan banwa penelitian Deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan pada masalah yang terjadi sekarang dan bertujuan untuk menggambarkan secara tepat suatu keadaan, sehingga pencapaiaan terhadap permasalahan lebih jelas. Hasil dari penelitian digunakan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas dari apa yang sedang diteliti ( Arikunto 2007) di Jorong Sungai Gimuruh Nagari Padang Laweh
Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertama pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat pengrajin dengan persentase tertinggi menjawab makanan 4 sehat saja sebesar 33,3%, dan makanan pokok berupa nasi dengan persentase sebesar 100%, sedangkan dalam kehidupan sehari-hari untuk kebutuhan makan tercukupi dengan persentase sebesar 75%.
Menurut Suharjo dkk (2012) pangan adalah bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan bagi pemeliharaan, pertumbuhan, kerja, penggantian jaringan dan mengatur proses- proses di dalam tubuh. Selain itu ada pula pengertian yang dimaksud dengan makanan pokok yaitu bahan pangan yang dimakan secara teratur oleh sekelompok penduduk dalam jumlah cukup besar, untuk menghasilkan sebaagian besar sumber energi.
Kedua pakaian yang dibeli setiap bulannya dengan rata-rata 1 stel/dan tidak menentu dengan persentase masing-masing sebesar 50%, mengunjungi pusat perbelanjaan pakaian yang di gunakan tidak menentu dengan persentase sebesar 51,7%, jenis pakaian yang dipakai sehari-hari pakaian biasa saja dengan persentase sebesar 61,7%,
Pakaian merupakan satu keperluan manusia yang penting dalam kehidupan selain makanan dn tempat tinggal. Sandang dalam penelitian ini adalah bagaimana pakaian yang dimiliki oleh anggota keluarga pengrajin Otman, 2009.
Ketiga kepemilikan rumah masih milik orang tua dengan persentase sebesar 63,3%, luas dapur yang dimiliki tidak menentu dengan persentase sebesar 58,3%, jenis bangunan rumah yang terbuat dari papan atau tanah dengan persentase sebesar 45%, keadaan rumah dengan bangunan semi permanen dan selesai 50% dengan persentase sebesar 53,3%.
Rumah adalah tempat tinggal yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan–kebutuhan jasmani dan rohani manusia, rumah harus berfungsi sebagai tempat untuk mememberikan perasaan aman dan tentaram bagi seluruh keluarga Gunawan, 2009.
Keempat pengrajin pernah menderita suatu penyakit selama periode 2015-2016 dengan persentase sebesar 36,7%, jenis penyakit demam dengan persentase sebesar 51,7%, keluarga yang pernah menderita penyakit DBD tidak menentu dengan persentase sebesar 43,3%, penyakit yang tidak pernah kambuh lagi dengan persentase sebesar 66,7%, pergi berobat sampai sembuh dengan persentase sebesar 71,7%, kondisi kesehatan keluarga kurang baik dengan persentase sebesar 51,7%.
Menurut Jusuf Hanafiah, (2009) Kesehatan adalah keadaan sejahttera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara sosial. Kondisi kesehatan dalam penelitian ini adalah kepedulian anggota untuk menjaga kesehatan.
Kelima jenjang pendidikan formal yang pernah di tempuh tamat SMA dengan persentase sebesar 41,7%, hambatan dan kendala yang menyebabkan tidak melanjutkan pendidikan yaitu tidak ada waktu membantu orang tua dengan persentase sebesar 36,7%.
Menurut Hamdani (2011) Penddikan adalah mendidik, membina, mengendalikan, mengawasi, mempengaruhi, dan mentransmisikan ilmu pengetahuan yang dilaksanakan oleh para pendidik kepada anak didik membebaskan kebodohan, meningkatkan pengetahuan dan membentuk kepribdiaan yang lebih baik dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pembahasan mengenai studi tentang kesejahteraan pengrajin anyaman lapiak pandan di Jorong Sungai Gimuruh Nagari Padang Laweh Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung dengan lima aspek yaitu pemenuhan
pangan, pemehun sandang, pemenuhan papan, tingkaat pendidikan, dan kondisi kesehatan didapatka hasil sebagai berikut 1) pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat pengrajin dengan jawaban tertinggi menjawab makanan 4 sehat saja dan makanan pokoknya berupa nasi, sedangkan dalam kehidupan sehari-hari untuk kebutuhan makan masyarakat pengrajin sudah tercukupi. 2) jumlah pengeluaran untuk membeli pakaian setiap bulannya tidak menentu, sumber biaya untuk membeli pakaian diperoleh dari biaya sendiri, dan masyarakat pengrajin membeli pakaian di pasar. 3) kepemilikan rumah masih milik orang tua dengan luas dapur yang dimiliki tidak menentu, jenis bangunan rumah masyarakat pengrajin yang terbuat dari papan atau tanah dan keadaan rumah dengan bangunan semi permanen selesai 50% . 4) pengrajin pernah menderita suatu penyakit selama periode 2015-2016 dengan jenis penyakit demam dan tidak pernah kambuh lagi. 5) jenjang pendidikan formal yang pernah di tempuh yaitu tamat SMA, hambatan dan kendala yang menyebabkan tidak melanjutkan pendidikan yaitu tidak ada waktu karena masyarakat pengrajin membantu orang tua.
Menurut BKKBN (2004) mengemukakan kesejahteraaan yang dimaksud adalah sebagai terpenuhunya kebutuhan mendasar (kebutuhaan fisik) mencakup pemenuhan kebutuhan pangan yaitu: paling kurang sekali seminggu keluagra menyediakan daging, ikan, telur sebagai lauk pauk dan umumnya anggota keluarga makan 2 kali sekali ataau lebih. Sandang yaitu: seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbada untuk dirumah, bekerja atau sekolah dan bepergian serta memperoleh paling kurang 1 stel pakaian pertahunnya. Papan yaitu bagian terluas dari lantai tidak lagi dari tanah dan luas rumah paling kurang 8 M 3 tiap penghuni rumah serta rumah milik sendiri, keseahatan yaitu seluruh keluarga dalam per 3 bulan dalam keadaan sehat dan jika mereka sakit berobat ke bidan,
rumah sakit tidak lagi ke dukun dan tingkat pendidikan yaitu: pada umumnya anak harus melanjutkan pendidikan sampai SMA dan melanjutkan ke perguruan tinggi sesui dengan pembahasan diatas bahwa dapat disimpulkan pengrajin tersebut belum sejahtara karena belum terpenuhinya kebutuhan makanan 4 sehat 5 sempurna, dari segi sandang sudah tercukupi karena masyarakat sudah membedaan pakaian baik untuk bekerja kesekolah dan dirumah, dari segi papan belum terpenuhi karena dilihat dari kepemilikan rumah masih milik orang tua sedangkan rumah belum permanen serta jenis lantai rumah sebagian dari tanah, kondisi kesehatan masih belum sejahtera karena masyarakat masih mengandalkan pengobatan dengan orang pintar atau duku, tingkat pendidikan masih belum tercapai karena anggota keluarga pengrajin hanya tamatan SMA tidak melanjutkan keperguruan tinggi dimana mereka takut tidak ada waktu untuk membantu orang tua.
KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN
Berdasarakan pembahasan variabel penelitian yang terdiri dari lima variabel yaitu: makanan (pangan), pakaian (sandang), perlngkapan (papan), tingkat pendidikan, kondisi kesehatan.
1. Pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat pengrajin dengan jawaban tertinggi menjawab makanan 4 sehat saja dan makanan pokoknya berupa nasi, sedangkan dalam kehidupan sehari-hari untuk kebutuhan makan masyarakat pengrajin sudah tercukupi.
2. pakaian yang dibeli setiap bulannya dengan rata-rata 1 stel/ bulannya mengunjungi pusat perbelanjaan pakaian yang di gunakan tidak menentu jenis pakaian yang dipakai sehari-hari pakaian biasa saja
3. kepemilikan rumah masih milik orang tua dengan luas dapur yang dimiliki tidak menentu, jenis bangunan rumah masyarakat pengrajin yang terbuat dari papan atau tanah dan keadaan rumah
dengan bangunan semi permanen selesai 50% .
4. Pengrajin pernah menderita suatu penyakit selama periode 2015-2016 dengan jenis penyakit demam dan tidak pernah kambuh lagi.
5. Jenjang pendidikan formal yang pernah di tempuh yaitu tamat SMA, hambatan dan kendala yang menyebabkan tidak melanjutkan pendidikan yaitu tidak ada waktu karena masyarakat pengrajin membantu orang tua.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran sebagai berikut
1. Diharapkan pada masyarakat Pengrajin Anyaman Lapiak Pandan untuk lebih memvariasikan warna anyaman lapiak pandannya agar lebih menarik konsumen untuk membelinya
2. Diharapkan kepada pemerintah untuk meningkatkan lagi kesejahteraan hidup masyarakat pengrajin Anyaman Lapiak Pandan
3. Peneliti berharap agar dapat membawa wawasan bagi peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : PT Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : PT Rineka Cipta Bkkbn. 2004 Kesejahteraan Keluarga (http://www.mdgspolman.org/definisi-dan- konsep-proporsi-penduduk- yang-termasuk-dalam-kategogi- pra-sejahtera-dan-sejahtera-i/diakses pada tanggal
Gunawan, Rudy. 2009. Rencana rumah sehat.Yokyakarta: Kanisus.
Hanafiah, jusuf. 2009 “Etika Kedokteran dan Hukum Kesejahteraan” Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan sosial
Othman, mumtazah. 2009. Pengurusan sumber keluarga. Malaisia. Dewan bahasa dan pustaka.